Advertisement
Advertisement

More Related Content

Advertisement

PPT FPM BAB 6 Kel 5.pptx

  1. KELOMPOK 5 1. ANASTASYA SARI(212110067) 2. HARDIANUS TOMI(212110066) 3. HENDRIK FENIBER(212110065) DOSEN PENGAMPU: BUCHARI, M.Pd
  2. A SIKAP EPISTEMOLOGIS DAN ETIKA • IDEOLOGI Ideologi adalah suatu filsafat yang bernilai kaya atau pandangan dunia yang menyeluruh, suatu sistem ide dan keyakinan yang saling mengunci satu dengan lainnya. Tujuan-tujuan dan Ideologi-ideologi Pendidikan Matematika
  3. • DUALISME Dualisme sederhana adalah penataan bercabang dari dunia antara baik dan buruk, benar dan salah, kami dan lainnya. Pandangan dualistik dicirikan oleh dikotomi sederhana dan ketergantungan yang kuat pada keabsolutan dan otoritas sebagai sumber kebenaran, nilai, dan kontrol. Sehingga dalam hal keyakinan epistemologis, Dualisme menyiratkan pandangan absolutis terhadap pengetahuan yang dibagi menjadi dua yaitu kebenaran dan kepalsuan, bergantung pada otoritas (penguasa) sebagai arbiter/wasit. Pengetahuan tidak dinilai secara rasional, tetapi dinilai dengan mengacu pada otoritas. Dalam hal keyakinan etika, Dualisme berarti bahwa semua tindakan hanya dinilai atas benar atau salah.
  4. • Keserbaragaman/Multiplisitas Sebuah pluralitas 'jawaban', sudut pandang atau evaluasi, dengan mengacu pada topik atau masalah yang sama. Pluralitas ini dianggap sebagai kumpulan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri (discrete) tanpa struktur internal maupun hubungan eksternal, dalam artian ‘orang memiliki hak untuk memiliki pendapatnya sendiri', dengan implikasi bahwa tidak ada penilaian dapat dibuat terhadap pendapat-pendapat tersebut. • Relativisme Sudut pandang pluralitas, interpretasi, kerangka acuan, sistem nilai dan kontingensi (ketidaktentuan) yang mana sifat-sifat struktural dari konteks dan bentuk memungkinkan adanya berbagai macam analisis, perbandingan dan evaluasi dalam Multiplisitas.
  5. B FILOSOFI MATEMATIKA PRIBADI Menerapkan teori Perry terhadap filosofi pribadi matematika, pandangan. matematika dapat dibedakan pada masing-masing dari ketiga tingkat tersebut. Pandangan dualistik terhadap matematika menganggapnya berhubungan dengan fakta, aturan, prosedur yang benar dan kebenaran sederhana yang ditentukan oleh otoritas mutlak. Multiplistik, Pandangan ini juga memandang matematika sebagai set fakta yang tidak dipertanyakan, aturan dan metode, tetapi tidak memandang bahwa pilihan dan penggunaannya diantara set-set tersebut ditentukan secara mutlak oleh otoritas atau sumber lainnya.
  6. C PANDANGAN ETIKA Pandangan etis individu juga dijelaskan oleh teori Perry. • Dualisme Etika Dualisme merupakan pandangan etika ekstrim, karena menghubungkan isu-isu moral dengan otoritas mutlak tanpa alasan rasional, dan menyangkal legitimasi nilai-nilai alternatif atau perspektif. • Multiplisitas Etika Pandangan Multiplistik etika mengakui bahwa adanya perspektif moral berbeda pada setiap masalah yang ada, tetapi tidak memiliki landasan rasional atau prinsip untuk pilihan atau pembenaran.
  7. • Posisi Relativistik etika Sama seperti sejumlah besar dari filosofi pribadi adalah sesuai/kompatibel dengan Relativisme, terdapat juga berbagai pandangan etis yang sesuai dengan Relativisme.
  8. D MENGGABUNGKAN PERBEDAAN Berbagai perbedaan: kerangka epistemologis dari teori Perry, filosofi matematika pribadi, dan nilai-nilai moral dibagian ini akan dikombinasikan untuk memberikan model dari ideology-ideologi yang berbeda.. • Absolutisme dualistic Menggabungkan Dualisme dengan absolutisme, pandangan ini melihat matematika sebagai sesuatu yang pasti, terdiri dari kebenaran mutlak dan sangat tergantung pada otoritas. Perspektif keseluruhannya ditandai oleh dua ciri: (1) penataan dunia kedalam dikotomi sederhana, seperti kami dan mereka, baik dan buruk, benar dan salah, dan dikotomi sederhana lainnya; (2) tingkat kepentingan yang diberikan, dan identifikasi terhadap otoritas.
  9. • Absolutism multiplistic Pandangan ini menggabungkan Multiplisitas dengan absolutisme, yang mana memandang matematika sebagai sesuatu yang pasti, badan kebenaran yang tidak meragukan, dan dapat diterapkan atau digunakan dalam aneka ragam cara. • Absolutism relativistik Berbagai perspektif sesuai dengan kategori ini, memiliki fitur- fitur berikut yang sama. Matematika dipandang sebagai tubuh pengetahuan benar, tetapi kebenaran ini tergantung pada struktur dalam dari matematika yaitu logika dan bukti) bukan otoritas. • Absolutisme relativistic terpisah. Nilai-nilai moral terpisah yang dikombinasikan dengan absolutisme relativistik menyebabkan penekanan pada objektivitas dan aturan.
  10. • Absolutisme relativistik terhubung. Ideologi ini menggabungkan pandangan matematika absolutis dan Relativisme kontekstual dengan nilai-nilai terhubung. • Fallibilisme relativistik Posisi ini menggabungkan pandangan fallibilist atas pengetahuan matematika (construtivism sosial) dan nilai-nilai terkait dengan keadilan sosial, dalam kerangka relativistik, dengan menerima adanya kebergandaan perspektif intelektual dan moral. E. Penilaian Teori Perry dan Alternatif-nya Asumsi dari teori Perry membutuhkan justifikasi dan penilaian kritis. Survei terhadap alternatif berikut ini berfungsi untuk menempatkan teori Perry dalam konteks yang lebih luas.
  11. TUJUANPENDIDIKAN:SUATUTINJAUAN A. Sifat Tujuan Pendidikan Fitur penting dari pendidikan adalah bahwa pandidikan merupakan kegiatan yang disengaja (Oakshott 1967; Hirst dan Peters, 1970). Niat yang mendasari kegiatan ini, dinyatakan dalam tujuan dan hasil yang diinginkan, merupakan tujuan pendidikan. 02
  12. Pendidikan adalah kegiatan yang disengaja, dan pernyataan dari niat yang mendasari merupakan tujuan pendidikan. Namun niat tidak ada dalam abstrak, dan untuk menganggap bahwa mereka menyebabkan adanya objetifikasi palsu. Poin utama yang dibawa oleh gagasan sarana sebagai tujuan konstitutif adalah, bagaimanapun, bahwa nilai pertanyaan bukan hanya pertanyaan akan tujuan. . . Alat mungkin merupakan tujuan konstitutif dari kegiatan (mengajar), dalam nilai-nilai tertentu yang tertanam dalam kegiatan ini, isinya, dan prosedurnya
  13. Tujuan pendidikan matematika adalah niatan yang mendasari pendidikan matematika dan lembaga-lembaga yang melaluinya pendidikan tersebut terpengaruh. Tujuan tersebut mewakili salah satu komponen dari tujuan umum pendidikan, dan bergabung dengan tujuan lainnya untuk membentuk tujuan keseluruhan. Tujuan pengajaran matematika: 1.1 Terdapat tujuan penting yang harus menjadi bagian penting dari pernyataan maksud umum dalam pengajaran matematika. 1.2 Matematika sebagai unsur penting dari komunikasi. B.TUJUAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
  14. 1.3 matematika sebagai alat yang ampuh [mereka harus mengembangkan] 1.4 Apresiasi hubungan dalam matematika 1.5 Kesadaran akan daya tarik matematika 1.6 Imajinasi, inisiatif dan fleksibilitas pemikiran dalam matematika [mereka harus mendapatkan kualitas pribadi dari] 1.7 Bekerja Dengan cara yang sistematis 1.8 Bekerja secara independen 1.9 bekerja secara kooperatif [dan dua hasil lain yang diinginkan lebih lanjut adalah] 1.10 pembelajaran matematika yang mendalam 1.11 kepercayaan diri murid atas kemampuan matematika mereka.
  15. Analisis Williams Williams (1961) menyebutkan 3 kelompok: industrial trainer (pelatih industri), humanis, dan pendidik masyarakat, yang mana ideologinya telah mempengaruhi pendidikan, baik di masa lalu dan di masa sekarang. Sejumlah ideologi pendidikan matematika dan kerangka intelektual dan etika secara keseluruhan telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan kelompok-kelompok sosial dan tujuan matematika mereka. Tujuan tersebut, seperti telah dikemukakan sebelumnya, tidak dapat dipisahkan dari bagaimana cara merealisasikannya. C. TUJUAN PENDIDIKAN KELOMPOK SOSIAL D. UNSUR-UNSUR IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
  16. Ideologi program konstrutivis salah satunya adalah merekonstruksi pengetahuan matematika ( dan reformasi praktek matematika) dalam rangka agar matematika tidak kehilangan makna dan dari kontradiksi kebenaran mutlak dalam matematika masih kemungkinan. Kita tidak dapat menetapkan kepastian matematika tanpa membuat asumsi-asumsi, yang dengan demikian gagal menjadi kepastian yang mutlak. Posisi sebagai pandangan aksioma hanya sebagai hipotesis dari mana Teorema matematika bersifat sementara, logika dan penggunaan logika untuk menurunkan Teorema dari aksioma menjamin pengembangan yang aman matematika meskipun dari basis diasumsikan. Untuk logika menyediakan aturan dari inferensi yang benar dengan yang Teorema yang berasal dari matematika. Memuat semua asumsi logis dan matematis ke dalam bagian 'hipotetiko' tidak ada dasar untuk bagian dari metode deduktif . Deduksi menitikberatkan pada 'inferensi benar' dan ini pada gilirannya didasarkan pada gagasan kebenaran. KESIMPULAN
Advertisement