Successfully reported this slideshow.
Your SlideShare is downloading. ×

Peta Politik Kota Serang 2021

Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad

Check these out next

1 of 27 Ad

More Related Content

Slideshows for you (20)

Similar to Peta Politik Kota Serang 2021 (20)

Advertisement

More from Deddy Rahman (20)

Recently uploaded (20)

Advertisement

Peta Politik Kota Serang 2021

  1. 1. PETA POLITIK DI KOTA SERANG 2021
  2. 2. Outline Materi 1. Fakta Pilkada Kota Serang 2. Data Pemilih Tetap Kota Serang 3. Kekuatan Politik 4. Permasalahan 5. Peran Media Sosial 6. Rekomendasi 1. Bagaimana kondisi aktual politik di Kota Serang, Banten? 2. Bagaimana data dan fakta pilkada 2018? 3. Bagaimana peranan media sosial dalam konteks politik di Kota Serang? 4. Bagaimana proyeksi pilkada Kota Serang 2023 mendatang dan apa rekomendasi calon yang akan maju? Permasalahan
  3. 3. Profil Kota Serang ü Kota Serang memiliki luas wilayah 266,77 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 523.384 jiwa. ü Kota Serang diresmikan pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang, setelah sebelumnya RUU Kota Serang disahkan pada 17 Juli 2007. ü Penjabat Walikota Serang pertama yang ditunjuk adalah Asisten Daerah I Pemprov Banten yaitu Asmudji HW. ü Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Serang Provinsi Banten. Sebagai ibukota provinsi, kehadirannya adalah sebuah konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi Banten. Sumber: BPS Kota Serang ü Pada 5 Desember 2008 melalui pemilihan kepala daerah langsung dilantiklah Walikota dan Wakil Walikota Serang definitif. Tahun 2008-2013, kota Serang dipimpin oleh duet kepemimpinan H. Bunyamin dan Tb. Haerul Jaman. ü Tahun 2013 pasangan Tb. Haerul Jaman dan Sulhi Choir memenangkan pemilukada periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota Kota Serang 2013-2018. ü Tahun 2018-2023 dimpimpin oleh Syafrudin dan Subandri sebagai walikota dan wakil walikotanya yang dipilih melalui pilkada langsung dan serentak.
  4. 4. ü Kompleksitas masalah di Kota Serang tidak saja dari sisi dinasti yang banyak tersandung kasus korupsi, akan tetapi pembangunan yang berjalan semrawut, berdampak pada kondisi tata kota yang tidak teratur, infrastruktur yang kurang memadai, dan kompleksitas masalah lingkungan hasil dari berbagai ekativitas dan kegiatan. ü Kedudukan Kota Serang menjadi Ibu Kota Provinsi Banten secara tidak langsung menjadi perhatian khusus masyarakatnay, karena masyarakat akan membandingkan Ibu Kota Banten dengan ibu kota provinsi-provinsi lain di Indonesia, khususnya di Jawa. Artinya ekspektasi masyarakat agar kotanya menjadi semakin tertata, sangat tinggi. ü Isu pembangunan di Kota Serang yang masih rendah semakin menjadi perhatian warga. Ekspektasi masyarakat juga demikian tinggi, karena kedekatan Kota Serang dengan Jakarta, Ibu Kota Negara. Isu Kota Serang Dalam Ranah Politik ü Pada Pilkada 2018, Dinasti Atut yang memajukan Vera-NurChasan, kalah menghadapi koalisi pasangan Syafrudin - Subandri, yang menandai babak baru kepemimpinan dan politik di Kota Serang dengan tagline “Aje Kendor”. ü Jika pada periode ini, tidak ada kemajuan berarti, maka masyarakat berpotensi mengubah pandangan politiknya, untuk kembali pada dinasti lama, sebagai rasionalitas dari masyarakat, yang ternyata kondisi tidak banyak berubah. Kekalahan Dinasti Atut Pada Pilkada 2018 1. FAKTA PILKADA KOTA SERANG
  5. 5. Pasangan pemenang Pilkada Syafrudin-Subadri adalah orang-orang yang maju di kancah Pilkada berawal dari kekecewaan. 1. Syafrudin adalah mantan birokrat yang tidak mendapat tempat di mata Walikota Serang Tb Hairul Jaman 2. Subadri adalah mantan anggota partai Golkar yang dipecat dari partainya. Lawan Politik Dinasti Atut di Kota Serang 1. Kondisi Infrastruktur yang tidak tertata 2. Kondisi Banjir 3. Kondisi Sosial Ekonomi Lainnya Persoalan-persoalan di Kota Serang ü Para Jawara memegang peranan dan jabatan penting di dalam birokrasi pemerintahan daerah juga dalam penguasaan ekonomi dan bisnis di Banten. ü Peran jawara dalam kehidupan sosial politik di atas ternyata membawa implikasi pada kehidupan birokrasi dan pengelolaan pemerintahan daerah saat ini. ü Demikian pula dalam lingkungan politik, sudah barang tentu para Jawara memainkan posisi, kalau dahulu berfungsi menjaga keamanan desa, maka saat ini peran dan fungsinya jauh lebih maju, tidak saja pada simbol-simbol lokal dan kultural, tapi juga pada proses-proses politik karena kemudahan mempengaruhi masa. Kondisi Sosial Kultural
  6. 6. 3. Data Pemilih Tetap
  7. 7. 1. CIPOCOK JAYA DAN CURUG
  8. 8. 3. KASEMEN & 4. SERANG
  9. 9. 5. TAKTAKAN & 6. WALANTAKA
  10. 10. ü Perolehan Suara Pilkada 2018 terlihat Pemenang Pasangan Syafrudin – Subadri adalah pasangan melawan kubu petahana, yakni Istri Wali Kota sebelumnya, Tubagus Haerul Jaman, yang merupakan adik dari Ratu Atut Chosiyah (Dinasti Atut). ü Pasangan independen cukup memperoleh suara yang signifikan, mencapai 29,21%. Suara sebanyak ini sangat mempengaruhi potensi perubahan suara pada Pilkada 2023. SUMBER: KPU.GO.ID Data Perolehan Suara Pilkada 2018
  11. 11. 1. Memastikan saksi ada di tiap TPS 2. Memastikan jumlah suara yang digunakan Jumlah Suara Yang Tidak Digunakan Cukup Tinggi 1. Partisipasi pemilih perempuan cukup tinggi, sangat wajar, karena sebagian besar perempuan memilihi waktu yang cukup untuk terlibat dan ikut memilih. 2. Jumlah total partisipasi mencapai 68%. Partisipasi Pemilih Surat Suara SUMBER: KPU.GO.ID
  12. 12. ü Kelompok Disabilitas memahami hak Politiknya menjadi amat penting dan menentukan nasib dan masa depannya. ü Angka partisipasinya yang mencapai 56,12% adalah angka tinggi, yang dapat memberi pengaruh pada isu disabilitas di Kota Serang. Kelompok Disabilitas Tidak Signifikan Jumlahnya, Tapi Tinggi Partisipasinya. Partisipasi Kelompok Disabilitas Yang Tinggi SUMBER: KPU.GO.ID
  13. 13. Merujuk pada Pilkada Kota Serang 2018, kekuatan politik di Kota Serang sbb: Kubu Dinasti Kontra Atut 1. Partai Pendukung (4 Partai) 2. Anggota DPR RI dari Partai Pendukung 3. Anggota DPRD 02 Kubu Dinasti Atut 1. Partai Pendukung (8 Partai) 2. Anggota DPR RI 3. Anggota DPRD 01 Kubu Perseorangan 1. Bancground Calon Perseorangan 2. Potensi Calon Perseorangan 3. Jaringan Calon Perseorangan 03 2. KEKUATAN POLITIK Presentasi hasil survei calon Wali Kota Serang periode 2018-2023 yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan calon yang diusung Golkar, Vera Nurlaela Jaman pada tingkat elektabilitas atau keterpilihan masyarakat lebih unggul. Hasil survei memperlihatkan sebanyak 12,5 persen masyarakat memilih Vera. Hasil Survei Pilkada
  14. 14. 1. Dinasti Atut adalah kelanjutan dari dinasti ayahnya, yang menguasai Jawara- Jawara dan terorganisir. Kekuatan Jawara ini kemudian dikapitalisasi untuk tujuan Politik. 2. Dinasti Atut di Kota Serang sudah semakin mengecil. Kekuatan politik dan narasi yang digunakan sudah tidak sekuat dahulu. Bahkan di Kota Serang sendiri, Haerul Jaman yang memajukan istrinya, kalah pada Pilkada 2018, yang menandai kekuatan politik Dinastinya juga melemah, pasca berbagai kasus mendera Dinasti ini. DINASTI ATUT DI KOTA SERANG Dinasti ATUT KRONOLOGI BERKEMBANGNYA DINASTI 1. Organisasi Jawara di banten antara lain Terumbu, TTKKDH, dan juga P3SBBI (persatuan pendekar persilatan dan seni budaya Banten) sebagai pusat komando bagi organisasi-organisasi persilatan lainnya. 2. Organisasi ini cukup besar karena sejak tahun 1974 dipimpin oleh H. Hasan Sohib (ayah dari Ratu Atut) seorang sesepuh Jawara yang sangat dikenal dan dihormati di masyarakat Banten.
  15. 15. BANTEN Anggota DPR RI ü PDIP 5 Kursi, ü Gerindra 4 kursi, ü Golkar 3 kursi, ü PKS 3 kursi, ü Demokrat 3 kursi, ü PAN 2 kursi, ü PPP 1 Kursi ü PKB 1 kursi. 3. BASIS KEKUATAN Dapil II Banten DPR RI Banten II (Kota Serang-Kabupaten Serang-Cilegon) 1. Desmond J Mahesa (Gerindra): 103.837 2. Tb Haerul Jaman (Golkar): 76.147 3. Jazuli Juwaeni (PKS): 37.534 4. Nuraeni (Demokrat): 52.065 5. Ichsan Soelistio (PDIP): 25.651 6. Yandri Susanto (PAN): 62.509 KOTA SERANG ü Kekuatan konstituen dimiliki oleh Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, PDIP dan PAN secara nasional. Kondisi ini biasanya mempengaruhi peta dan politik lokal di Kota Serang. ü Kekuatan lainnya akan terlihat dari Jumlah Kursi di DPRD dan DPRD Kota ü Karena biasanya pada Pemilu Legislatif ada kecenderungan pemilih memilih dengan paket baik di pusat, di provinsi dan kab/kota ANALISIS
  16. 16. DPRD BANTEN 3. BASIS KEKUATAN DPRD KOTA SERANG Analisis ü Dari kursi DPRD Provinsi Banten, tiga partai dengan jumlah kursi terbanyak berurutan yaitu Gerindra (16), PDI Perjuangan (13), dan Demokrat (11) dari 85 total kursi. ü Sedangkan untuk DPRD Kota Serang berurutan yaitu Gerindra (7), Golkar (7), Nasdem (6). ü Kekuatan lokal yang jelas tampak adalah Partai Gerindra, baik di DPRD provinsi dan DPRD Kota Serang. Dengan demikian, basis kekuatan Gerindra juga layak diperhitungkan, dalam konteks Pilkada Kota Serang. SUMBER: WIKIPEDIA.COM
  17. 17. 1. Bagian dari Dinasti Atut, yang merupakan adik. 2. Anggota DPR RI dari Partai Golkar 3. Berpengalaman memimpin kota serang sampai 2 periode. Secara Politik Haerul Jaman memiliki kekuatan, baik sebagai anggota DPR RI dari Golkar, juga bagian dari Dinasti Atut, yang telah lama berkuasa di Banten, khususnya Kota Serang. Jazuli Juwaini adalah tokoh PKS yang cukup dikenal secara nasional. Posisinya sebagai anggota Dewan dari dapil Banten II, tentu memberi posisi dan pengaruh yang kuat. Faktanya kursi PKS sama dengan Golkar di Banten, dan dari Kota Serang sama –sama satu anggota. Desmon juga tokoh yang cukup dikenal secara nasional. Momentum Pilpres dan Pilkada DKI mengkonsolidasi basis masa gerindra, termasuk di Banten. Kekuatan politik Gerindra di Banten cukup tinggi. KEKUATAN TOKOH Tb. Haerul Jaman (Golkar, 76.147 suara) Desmond J Mahesa (Gerindra, 103.837) Jazuli Juwaeni (PKS, 37.534) Peranan PKS dalam pemerintahan Kota Serang dan aktivitasnya sebagai kader yang memperkuat karakter partai dakwah seperti, mewajibkan belajar pendidikan dasar agama Islam dengan cara melindungi keberadaan Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Al-qur’an di Kota Serang. Selain itu ditemukan peran kader dalam berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat di Kota Serang. (Sumber: http://digilib.uin-suka.ac.id/31754/)
  18. 18. Nur’aeni adalah politisi partai Demokrat. Ia termasuk tokoh perempuan atau sering mendeklarasikan diri “Wadon Banten.” Yandri Susanto adalah Anggota DPR RI Komisi VIII. Ia juga pernah menjabat sebagai: 1. DPP BM PAN, Sebagai: Ketua Umum. Tahun: 2010 - 2015 2. DPP KNPI, Sebagai: Ketua Bidang Pariwisata. Tahun: 2008 - 2011 3. DPP BM PAN, Sebagai: Sekretaris Jenderal. Tahun: 2006 - 2011 4. DPP BM PAN, Sebagai: Wakil Sekretaris Jenderal. Tahun: 2004 - 2006 Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, yang merupakan caleg nomor urut 1. Basis kekuatan masanya di Kota Serang cukup tinggi, ditandai dengan kunjungan ke beberapa titik di Kota Serang pada saat kampanye. KEKUATAN TOKOH Nuraeni (Demokrat): 52.065 Ichsan Soelistio (PDIP): 25.651 Yandri Susanto (PAN): 62.509
  19. 19. KEKUATAN LOKAL ANALISIS KEKUATAN DPRD KOTA SERANG ü Partai dengan jumlah kursi di DPRD yang cukup besar adalah Gerindra, Golkar, Nasdem, dan PKS. ü Parati kelas menengah PDI Perjuangan, PAN, Demokrat (Masing-Masing 4 Kursi), sedangkan PKB dan PPP (masing- masing 3 Kursi) ü Partai Kecil Hanura dan Partai Berkarya 1 (Masing-Masing 1 Kursi) Analisis ü Dari unsur Pimpinan DPRD, maka nama-nama pimpinan seperti Budi Rustadi, Ratu Mia Maryana (Golkar), Roni Alfanto (Nasdem), dan Hasan Basri layak diperhitungkan menjadi bagian dari kekuatan lokal. ü Para pimpinan DPRD ini, yang biasanya memiliki basis masa di Kota Serang yang paling riil, yang akan sangat menentukan peta kekuatan politik pada Pilkada berikutnya yaitu 2023.
  20. 20. Dinasti Melemah 1. Tahun 2018, Pasangan Vera – Nur Chasan, yang didukung partai besar, dan didukung Dinasti Ratu Atut ternyata kalah di Pilkada Kota Serang 2018. 2. Ada Faktor Komunikasi Politik Dinasti yang salah dengan Jargon Kota Serang Cantik ditengah kesemrawutan Infrastruktur Kota Serang. 3. Figur personal Vera yang dinilai tidak banyak mengenal Kondisi lokal Kota Serang juga menjadi catatan tersendiri. 4. Koalisi pengusung Vera adalah Golkar, Gerindra, PDIP, PKB, Demokrat, PKPI, PBB dan Partai Nasdem. PILKADA 2018
  21. 21. ü Vera menghasilkan kejutan-kejutan hasil Pilkada Kota Serang berupa kekalahan Vera-Nurhasan. ü Koalisai delapan partai politik: Golkar, Gerindra, PDIP, PKB, Demokrat, PKPI, PBB dan Partai Nasdem ternyata kalah melawan partai oposisi. ü Kekalahan ini juga memberi sinyal terbukanya calon-calon lain di luar Dinasti, yang berpotensi sama, yakni memenangkan kontestasi pilkada selanjutnya. Faktor Kekalahan Dinasti (1) ü Vera sebagai calon Walikota Serang yang juga istri Walikota incumbent, serta Nurhasan seorang pengusaha sekaligus politisi Partai Gerindra dengan intensitas kampanye melalui program-program SKPD, ditambah dukungan delapan partai politik, tidak menjamin kemenangan Vera-Nurhasan. ü Walau sudah disupport dari dalam, namun pasangan yang diusung dinasti tetap kalah, ini menunjukkan kelemahan dari pada sistem Dinasti yang sekarang ada di Banten, Khsusunya di Kota Serang, Nampak dinasti perlahan mulai luntur dan melemah. Faktor Kekalahan Dinasti (2)
  22. 22. ü Sebagai komunikator politik, Vera belum cakap berpolitik apalagi memahami situasi pemerintahan Kota Serang. Vera juga dianalogikan sebagai bayang- bayang Tb. Hairul Jaman yang dianggap belum membawa pembangunan yang signifikan bagi Masyarakat Kota Serang. ü Sedangkan konsolidasi delapan partai politik dinilai gagal karena mereka lemah menganalisis kekuatan lawan politik.,Pesan politik yang diusung tim Vera- Nurhasan dengan Jargon “Menuju Kota Serang Cantik” dinilai kurang tepat karena tidak mencerminkan kondisi Kota Serang yang sebenarnya dengan kesemrawutan infrastrukturnya. Faktor Kekalahan Dinasti (3) ü Para pemilih yang merupakan khalayak perkotaan ternyata rasional dengan membandingkan perkembangan infrastruktur maupun kesejahteraan masyarakatnya dengan wilayah perkotaan lain. ü Khalayak ini bukan lagi khalayak yang loyal terhadap pemerintahan dinasti dengan mempertahankan mitos keberadaannya, namun khayalak yang berpartisipasi serta bertindak dalam perpolitikan Kota Serang dengan mengedepankan rasionalitas terhadap realitas kualitas kepemimpinan sebelumnya. Faktor Kekalahan Dinasti (4)
  23. 23. 4. PERMASALAHAN Pasca kekalahan Dinasti Atut di Kota Serang, dengan beragam faktor, maka Masyarakat Kota Serang mengharap perubahan pada kemenangan Pasangan Non-Dinasti. 1. Jika pasangan saat ini lebih baik memimpin Kota Serang, maka potensi besarnya, pilkada berikutnya dipastikan non- Dinasti akan menang kembali. 2. Jika pasangan saat ini menang karena melawan narasi Korupsi Dinasti, dan tidak ada korupsi pada kepemimpinan kali ini, maka potensinya kemenangan pada pilkada berikutnya Non-Dinasi lagi. 3. Jargon “Aje Kendor” yang bermakna jangan lemas/loyo dinaikkan oleh kubu Kontra Dinasti, dengan harapan publik memiliki semangat kebersamaan membangun. Isu-Isu krusial politik di Kota Serang Banten menurut beberapa studi: 1. Lingkungan 2. Infrastruktur Di bidang lingkungan, air bersih menjadi masalah penting untuk Banten. Banyak penduduknya masih memanfaatkan air sungai untuk MCK (mandi cuci kakus) walaupun pada musim kemarau kualitas airnya menjadi sangat buruk. Contohnya di daerah Pontang dan di Kota Serang dan Sawah Luhur yang bahkan tidak jauh dari pusat Pemerintahan Provinsi Banten. (Handoyo, 2018) Persoalan Politik dan Lingkungan di Provinsi Banten. 1) Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dengan “backing” elit politik; 2) Tidak terintegrasinya rencana pembangunan antar kabupaten; 3) Pembiaran pencemaran lingkungan oleh industri besar; dan 4) Terhambatnya “scaling up” proyek-proyek edukasi lingkungan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) (Handoyo, 2018)
  24. 24. MEMORI KOLEKTIF § Lebih rasional lebih baik § Lebih baik yang tidak korupsi § Lebih baik pilih yang dekat dengan rakyat § Lebih baik yang mau bekerja, saat ini, bukan uforia masa lalu. § Pemimpin juga manusia, yang harus bekerja dengan ukuran rasional. ü Penguatan Posisi Jawara pada Ranah Politik Sejalan dengan Kebijakan Orba, yang meminggirkan peran kiai dari kancah politik. Maka sangat wajar keberadaan Golkar dan Orba berjalan beriringan termasuk di Banten, Khususnya Kota Serang. Ini memori lama, yang tentu bisa menjadi kesadaran bersama, dengan menguatkan peran kiai, agar peran dan posisi Kiai dan Tokoh Agama juga mendapat tempat yang tepat. ü Jika peran ulama dan kiai sentral dalam menopang dan mendorong berjalannya pemerintahan saat ini, yang kebetulan sedang dipimpin non- dinasti, insyaallah kemajuan dan perkembangan masyarakat, akan dapat dirasakan, sehingga peran penyeimbang dari kalangan ulama, akan semakin tampak. ü Perkembangan kepemimpinan era Syafrudin-Subandri ternyata menghadapi polemik yang sama. Isu Korupsi juga mendera pasangan Kontra Dinasti. ü Ini berpotensi memicu terbangunnya opini publik, pada akhirnya semua berpotensi korupsi. Ini dapat mengubah kontestasi yang berkembang untuk pemilu mendatang. ISU UPDATE ü Kalau syarat-syarat itu terpenuhi, tugas non-Dinasti lebih ringan yakni menjaga memori kolektif masyarakat, lalu rakyat akan percaya lagi pada non-dinasti, akan tetapi sebaliknya, jika kepemimpinan kontra Dinasti sama saja, rakyat akan kembali pada pola bebas memilih. Preferensi dinasti atau bukan tidak menjadi pertimbangan utama.
  25. 25. 5. PERAN MEDIA SOSIAL ü Potensi pengguna media sosial di Kota serang mencapai 1,300.000 jiwa, sementara jumlah penduduk kota serang berkisar 523.384 jiwa. Maknanya, pengguna media sosial di Kota Serang lebih besar dari jumlah penduduknya, sehingga narasi apapun, sangat penting untuk disampaikan lewat media sosial (facebook, twitter, Instagram dan youtube) untuk menyampaikan gagasan kepada masyarakat. ü Pengguna media sosial dengan karakteristik rasional, lebih berdampak apabila gagasan dan pesan disampaikan lewat media sosial. ü Para tokoh dan politisi, yang hendak memperebutkan hati pemilih, dengan menyampaikan gagasannya lewat media sosial, akan menjadi sangat efektif dan tentunya berdampak lebih cepat bagi masyarakat.
  26. 26. Rekomendasi Kerja Media Sosial Kuatkan Brand ü Kondisi Politik lokal masih dimainkan oleh para Tokoh dan Jawara lokal, yang sesuai dengan pemilih irasional. ü Pemilih rasional di perkotaan condong memilih yang sesuai dengan rasionalitas calon. ü Perkembangan Politik dan dinamika di Kota Serang perlu terus diikuti, agar momentum memahami harapan dan keinginan warga dapat terus dipantau. ü Perlu perangkat media sosial, yang memiliki kekuatan menjangkau masyarakat luas dengan skema dan timeline yang ditentukan, untuk tetap menjaga rasionalitas pemilih, agar lebih mudah dalam mentransfer gagasan. ü Tool media sosial perlu digunakan maksimal, terutama bagi yang ingin maju menjadi calon walikota berikutnya, mengingat pengguna media sosial lebih besar dari jumlah penduduknya. Siapkan Platform Siapkan Tools Menangkan Brand 6. REKOMENDASI
  27. 27. TERIMA KASIH

×