Successfully reported this slideshow.
Your SlideShare is downloading. ×

Akut Abdomen-Anas.pdf

Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Upcoming SlideShare
AKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdf
Loading in …3
×

Check these out next

1 of 103 Ad

More Related Content

Similar to Akut Abdomen-Anas.pdf (20)

Recently uploaded (20)

Advertisement

Akut Abdomen-Anas.pdf

  1. 1. Acute Abdomen at a glance Muhammad Al Anas Clinical prep for Dept. of Surgery 2022
  2. 2. • Akut Abdomen : - Sering disebut ’emergensi abdomen‘ - Suatu keadaan atau kasus nyeri abdomen yang hebat yang berlangsung hingga 6 jam atau lebih, pada penderita yang sebelumnya baik-baik saja, dikarenakan kondisi atau kasus bedah. • Kondisi atau kasus bedah ini sering dikenal dengan istilah “ 4 P”: - Peradangan / infeksi - Perforasi / bocor - Penyumbatan / obstruksi - Perdarahan / hemorrhagi • Semua keadaan diatas memerlukan tindakan/ penatalaksanaan segera dan pada umumnya diakhiri dengan Keputusan Bedah Emergensi, sambil dilakukan tindakan Stabilisasi pasien terlebih dahulu sebelum atau durante operasi di meja operasi.
  3. 3. • Semua usaha harus dilakukan untuk mendiagnosa problema akut abdomen tersebut secepat mungkin; dengan Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang cermat. • Pemeriksaan pendukung seperti : - Test Laboratorium - Test Radiologik dapat membantu untuk menegakkan Diagnosa dan pengambilan keputusan Tindakan yang akan dilakukan.
  4. 4. A. Riwayat 1. Usia à usia dapat bermakna menentukan penyebab akut abdomen 2. Nyeri - bilamana dan bagaimana nyeri ( tanyakan juga kapan makan terakhir) - Sifat ( tumpul, rasa terbakar, kolik) - Berat/hebat nyeri - Kesinambungan (menetap, hilang timbul) - Lokasi pada awal mulanya dan saat ini - Penjalaran nyerinya bagaimana - Reaksinya pada pernafasan, gerak, posisi, makan, defekasi, mikturisi
  5. 5. 3. Muntah Anoreksia, nausea dan vomitus adalah merupakan manifestasi yang berbeda-beda tingkatannya, dari mekanisme yang sama. Amati tehadap sifat-sifat ini : a. Waktu mulainya b. Frekwensi dan persistensinya c. Sifat ; hati-hati jika cenderung berulangkali muntahnya ( catat : ada tidaknya Hematemesis ) 4. Defekasi a. Diare ( frekwensi, konsistensi, sifat, kontinensia, hematoskesia) b. Konstipasi ( bekurangnya gerakan usus besar) Obstipasi ( berhentinya gerakan usus besar sama sekali ) INGAT....è Kegagalan mengeluarkan feses atau flatus dalam waktu 24 jam à adanya obstruksi Intestinal
  6. 6. 5. Demam - perhatikan waktu timbulnya - ada tidak Rigor/ menggigil à tanda terjadinya bacteremia/ viremia - Bagaimana kaitan demam dengan nyeri yang timbul 6. Riwayat Penyakit Dahulu a. Penyakit atau operasi abdomen b. Penyakit sitemik dan organik yang lain c. Trauma terdahulu, atau sebelumnya d. Riwayat Menstruasi ( bagi wanita ) : - Daur menstruasi yang terakhir - penggunaan kontrasepsi oral e. Riwayat penggunaan obat-obatan
  7. 7. PANDUAN UNTUK ANAMNESE dan PEMERIKSAAN FISIK • Lokasi/ Topografi organ : Pembagian 9 Regio Abdomen EPIGASTRIUM LEFT HYPOCHONDRIUM RIGHT HYPOCHONDRIUM RIGHT LUMBAL LEFT LUMBAL UMBILICAL RIGHT ILIAC LEFT ILIAC HYPO GASTRIUM
  8. 8. B. Pemeriksaan Fisik 1. Kesan Umum a. Ekspresi wajah ( merah, pucat, cuping hidung ) b. Posisi dan kegiatan di tempat tidur. 2. Tanda-tanda vital ( Suhu, RR. HR, BP ) 3. Dada ada tidak tanda-tanda pneumonitis 4. Abdomen Pengamatan dan pemeriksaan pada abdomen akan memberikan banyak informasi tentang akut abdomen : 1. Inspeksi 2. Auskultasi 3. Palpasi 4. Perkusi ( catt: urutan pemeriksaan berbeda dengan Pem. Fisik rutin) 5. Colok Dubur / digital rectal examination à wajib pada kelainan abdomen.
  9. 9. 1. INSPEKSI • TEGAK / BERDIRI • TIDUR TELENTANG – BERDIRI • TIDAK SELALU MUNGKIN, TERGANTUNG KEADAAN PASIEN • BISA MELIHAT ADANYA TONJOLAN PADA DINDING ABDOMEN – HERNIA UMBILIKALIS, HERNIA INGUINALIS,HERRNIA CICATRICALIS – Ada tidak luka di dinding perut – TIDUR TERLENTANG • SECARA SISTEMATIS DIPANDANG KESELURUHAN DINDING ABDOMEN • SECARA ANATOMIS DIPANDANG MULAI DARI HYPOCHONDRIUM KANAN, EPIGASTRIUM, HYPOCHONDRIUM KIRI, LUMBAL KIRI, UMBILICAL, LUMBAL KANAN, ILIACA KANAN, HYPOGASTRIUM, ILIACA KIRI, TANPA ADA DAERAH YANG TERLEWATI • Ada tidak Distensi/ kembung, luka (dengan atau tanpa usus yang keluar)
  10. 10. TUJUAN • MELIHAT KELAINAN BENTUK • KELAINAN PERGERAKAN PERNAFASAN • BENJOLAN • BEKAS JARINGAN PARUT
  11. 11. 2. AUSKULTASI • MENGGUNAKAN STETOSKOP • MENDENGAR SUARA BISING USUS DENGAN MELETAKKAN STETOSKOP PADA DINDING ABDOMEN • MERUPAKAN SUARA CAIRAN ALIRAN USUS YANG BERGERAK SESUAI ALIRAN PERISTALTIK • SUARA AKAN MENINGGI PADA ILEUS OBSTRUKTIF (SUMBATAN PADA ISI USUS) TERJADI HYPERPERISTALTIK DIMANA BISING USUS MENJADI SANGAT NYARING DISEBUT BORBORYGMI ATAU SIGNE DE SOUX • PADA ILEUS OBSTRUKTIF JUGA BISA DIJUMPAI SUARA SEPERTI LOGAM BERDENTING (METALIC SOUND) • SUARA PERISTALTIK BISA MELEMAH SAMPAI MENGHILANG PADA – DIFFUSE PERITONITIS – ILEUS PARALYTIC
  12. 12. 3. PALPASI / PERABAAN • MENGGUNAKAN 4 JARI TANGAN KANAN (2-5) • WITH ‘LADIES HAND’ • PENEKANAN / PERABAAN DINDING ABDOMEN DENGAN UJUNG-UJUNG JARI • ARAH MULAI DARI HYPOCHONDRIUM KANAN à EPIGASTRIUM à HYPOCHONDRIUM KIRI à LUMBAL KIRI à UMBULIKAL à LUMBAL KANAN à ILIAKA KANAN à HYPOGASTRIUM à ILIAKA KIRI • APAKAH ADA NYERI TEKAN, BENJOLAN, TEGANG OTOT (DEFENSE MUSCULAIR) • BILA PERLU PALPASI BIMANUAL DENGAN DUA TANGAN UNTUK MENDORONG BENJOLAN KEATAS • TENTUKAN BESAR BENJOLAN, PERMUKAAN, KONSISTENSINYA, NYERI, TIDAK NYERI
  13. 13. LOKASI • PERUT KANAN ATAS : LIVER, GALL BLADDER • EPIGASTRIUM : STOMACH • KIRI ATAS : LIMPA, FLEXURA LIENALIS • PERUT KANAN : GINJAL KANAN, ASCENDING KOLON • PERUT KIRI : GINJAL KIRI, DESCENDING KOLON • BAWAH KANAN : CAECUM, APPENDIX, OVARIUM KANAN • BAWAH KIRI : RECTUM, OVARIUM KIRI • HYPOGASTRIUM : UTERUS, BULI-BULI (URINARY BLADDER)
  14. 14. 4. PERKUSI • MENGETOK RUAS AKHIR / SENDI ANTARA RUAS 2-3 JARI TENGAH TANGAN KIRI DENGAN JARI TENGAH TANGAN KANAN • ARAH KETOKAN SESUAI TOPOGRAFI DI ATAS • TYMPHANI – SUARA NYARING PADA KETOKAN DISEBABKAN ADANYA UDARA PADA USUS – TIDAK DIJUMPAI SUARA TYMPHANI; BILA ADA BENDA PADAT/ TUMOR PADA USUS • SUARA PEKAK HATI NORMAL SELALU BEDA – BILA ADA PERFORASI DARI USUS, GASTER, MAKA UDARA AKAN BERADA DI CAVUM ABDOMEN BAGIAN ATAS à MAKA SECARA BEDA BERUBAH JADI TYMPHANI
  15. 15. PERKUSI • NYERI KETOK BISA DIJUMPAI PADA ADANYA PERADANGAN DALAM RONGGA ABDOMEN • PERKUSI ABDOMEN BISA MENENTUKAN ADANYA CAIRAN BEBAS DALAM RONGGA ABDOMEN. MISALNYA PADA ASCITES ATAU PERDARAHAN DALAM CAVUM ABDOMEN – CARA : • PASIEN BARING BIASA à PERKUSI KE LATERAL SAMPAI SUARA TYMPHANI MENJADI BEDA • KEMUDIAN PASIEN DIMIRINGKAN KESEBELAHNYA DAN DIPERKUSI MAKA SECARA BEDA AKAN MENJADI TYPHANI LAGI
  16. 16. 5. RECTAL TOUCHER / COLOK DUBUR • UNTUK MENGETAHUI ADANYA KELAINAN PADA RECTUM DAN ANAL CANAL • PENILAIAN : – PERINEUM / ANUS SEKITARNYA – TONUS SPHINCTER ANI / MUCOSA – DAERAH NYERI – PROSTAT (PADA LAKI) – MASSA : TUMOR – ISI AMPULA RECTI • FECES • LENDIR • DARAH
  17. 17. • ........kelalaian melaksanakan RT/ DHN è tidak terdeteksi suatu tumor/ karsinoma recti àtiadak dapat dimaafkan bagi seorang dokter apalagi seorang surgeon !! • .......merupakan pemeriksaan rutin/ wajib è pada pemeriksaan abdomen di bagian bedah.
  18. 18. Tanda-tanda Lain : 1. Tanda Iliopsoas à adanya peradangan pada otot iliopsoas dan sekitarnya. Baik posisi terlentang atau berbaring miring. 2. Tanda Obturator à adanya peradangan pada otot obturator internus. 3. Tanda Murphy ( murphy’s sign ) à memeriksa adanya peradangan acut pada kandung empedu 4. Dan beberapa tanda-tanda lain seperti : Mc Burney, Rovsign sign, dll.
  19. 19. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium 1. Darah (rutin / lengkap) a. Hematokrit à perdarahan atau dehidrasi b. Jumlah dan Hitung jenis Leukosit à bermakna bila nilainya abnormal ( nilai normal tak menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah) c. Amilase Dapat meningkat pada beberapa keadaan selain pankreatitis, seperti : perforasi, obstruksi intestinal, dan iskemia intestinal. d. Elektrolit, kreatinin, bilirubin, dll , berguna pula. 2. Urinalisa ; meliputi : BJ, Glukosa, Albumin, darah, lekosit, silinder, dan bakteria 3. Pemeriksaan Cairan Peritoneal à diperiksa terhadap adanya kemungkinan : darah, bakteria, amilase Cara pengambilannya dengan DPL / parasintesis
  20. 20. 2. Radiologi a. Plain foto abdomen/ BNOànon zat kontras # 3 posisi ( supine, ereck dan LLD) b. Ba-sulfat (=barium enema)à zat kontras c. Urografi Intravena / IVP double kontras à curiga cedera saluran kemih
  21. 21. Foto Polos Abdomen 3 posisi • Supine / telentang • Left lateral decubitus • Erect / tegak
  22. 22. Foto Polos Abdomen 3 posisi Air fluid level
  23. 23. 3. Pemeriksaan khusus 1. Endoskopi 2. Sigmoidoskopi dan colonoskopi 3. USG abdomen (upper/ lower) 4. CT Scan Abdomen (kontras dan non kontras) 5. Angiografi 6. Scan Radionuklir à ex: Diagnosa Cholecistitis acut
  24. 24. Early unenhanced CT was a good indicator of severity of acute pancreatitis Warko Karnadihardja, Bandung 2005
  25. 25. 4. Pemeriksaan Tambahan lain - Diagnostic Peritoneal Lavage / DPL * sering dilakukan pada pasien trauma curiga perdarahan abdomen “ dimasukkan lar NaCl fisiologis ke dalam rongga abdomen melalui jarum abbocat à melihat warna cairan è bercampur darah atau tidak ( secara makro atau mikro )” 5. Teknik Laparoskopi ...(sebelumnya sering pada Obgyn) Disamping sebagai teknik operatif juga untuk diagnostik
  26. 26. PENATALAKSANAAN AKUT ABDOMEN 1. Bila diagnosa belum pasti/tegak à nilailah berulang kali (diagnosa harus segera mungkin ditegakkan). Sambil menegakkan diagnosa segera secara sekuensial dan simultan dilakukan ‘ NIDA ‘ ; (tindakan stabilisasi pasien) - Nuchter / Puasa - Infus à pasang IV line ( resusitation ) - Decompression à NGT , DC ( untuk Drainage dan Monitor ) - Antibiotika , jika diperlukan ( pada akut abdomen sering terjadi invasi kuman / infeksi). Analgetika , HATI-HATI DIBERIKAN !!! à karena dapat mengakibatkan hilangnya tanda-tanda obyektif (nyeri) penderita è sering mengaburkan pemeriksaan à Diagnosa sulit ditegakkan 2. Keputusan penting lainnya adalah à Menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah Kasus Bedah atau Non bedah. Bila yaa è penderita dilakukan tindakan stabilisasi secepat mungkin, harus dipersiapkan sesegera mungkin dan ditangani sebaik mungkin, bila perlu operasi Emergensi. Bila Non Bedah è penderita tetap dilakukan tindakan stabilisasi sesegera mungkin dan segera dilakukan konsultasi kepada ahli nya yang berkompeten. 3. Bila perlu pasien dipersiapkan ICU / HCU à baik preop atau post op
  27. 27. Kelainan atau Penyakit penyebab Akut Abdomen I. PERADANGAN / Infeksi Infeksi atau peradangan tanpa disebabkan suatu trauma pada abdomen dapat terjadi pada : 1. Sebagian dari usus seperti pada : - appendicitis - divertikulitis 2. Suatu organ abdomen seperti pada : - pankreatitis - kantong empedu 3. Dinding rongga peritoneum seperti peritonitis karena penyebaran fokus infeksi seperti dari: appendiks à appendicitis kantong empedu à cholecystitis pankreas à pankreatitis divertikula à divertikulitis è è è PERITONITIS atau DIFUS PERITONITIS
  28. 28. 1. APPENDICITIS -Radang pada appendix vermicularis/ umbai cacing/ usus buntu Appendicitis is the most common cause of abdominal sepsis Appendicectomy is the most common emergency surgical operation -Appendicitis : 1. Acut 2. Kronis -Appendicitis Akut : - biasa usia 20 – 30 thn - laki-laki >> wanita - jarang pada anak < 2 thn - pada anak > thn dan orang tua gampang bocor (proximal menyempit) - Penyebab : 1. Non Obstruktif 2. Obstruktif/ sumbatan pada appendix -Fungsi dari appendix belum diketahui è jika meradang (total) è peritonitis & komplikasi
  29. 29. Kardinal Sign dari Akut Appendicitis • Abdominal pain for less than 72 hours • Vomiting 1-3 times • Facial flush • Tenderness concentrated in the right iliac fossa • Rebound tenderness in the right iliac fossa • Anterior tenderness on rectal examination (9-11 positions) • Fever between 37,3 and 38,5 C • No evidence of UTI on urine microscopy
  30. 30. Appendix locations
  31. 31. Tanda Khas Lainnya Appendicitis Akut • 1. Mc. Burney Sign nyeri tekan daerah caecum/ Mc Burney • 2. Blumberg Sign nyeri lepas pada fossa iliaka kanan • 3. Rovsing Sign nyeri tekan pada kontra lateral • 4. Obturator Sign • 5. Psoas Sign
  32. 32. Tindakan Operasi pada appendicitis adalah Appendectomy (= Appendisectomy)
  33. 33. 2. Cholecystitis • Infeksi pada kantong empedu • Sering disertai dengan adanya batu kandung empedu (cholelithiasis) • Nyeri di daerah epigastrium kanan yang menetap disertai tanda-tanda peritonitis lokal • Bila masih dijumpai bising ususà perforasi usus disingkirkan • Umumnya Konservatif dulu, setelah tenang 9-12 minggu kemudian operasi • Operasinya : - Open Cholecistektomi - Laparoskopi Cholecistektomi
  34. 34. 3. Pankreatitis • Timbul agak lambat (pankreas retroperitoneal lokasinya) • Keluhan Utama : - Muntah – muntah - nyeri epigastrium yang tidak berpindah dan makin parah - nyeri tekan tetapi kejang otot jarang • Penanganannya: - konservatif - puasa untuk istrahat - diet - Antibiotika • Operasi, pada beberapa kasus yang indikasi operasi (berat)
  35. 35. II. Perforasi (Saluran Cerna) • Jenis-jenis : 1. Perforasi ulkus peptikum 2. Perforasi ileitis terminalis pada tifoid 3. Perforasi Divertikulitis 4. Perforasi akibat obstruksi tumor Maligna 5. Perforasi Appendicitis 6. Perforasi akibat Trauma - Tajam (penetrate) - Tumpul (blunt) • Perforasi è Peritonitis (Diffus)
  36. 36. GEJALA & TANDA PERITONITIS Lokal → rangsangan peritoneal - nyeri tekan - nyeri lepas - tegang - defance musculer - pekak hati menghilang - bising usus menghilang
  37. 37. Umum : Fungsi usus hilang - muntah hijau - tdk b.a.b / flatus Pemeriksaan colok dubur: - Spincter ani : longgar - Mukosa : nyeri tekan seluruh lapangan - Sarung tangan : kadang-kadang bisa dijumpai darah
  38. 38. GEJALA SISTEMIK - gelisah, kesadaran menurun - shock, takikardi - demam tinggi - gejala septic shock - gejala gangguan pernafasan - gejala gangguan fungsi ginjal
  39. 39. GAMBARAN RADIOLOGIS - distensi udara dalam usus halus / besar - dinding usus menebal o.k cairan dan eksudat - preperitoneal fat menghilang - bayangan psoas menghilang - adanya udara bebas pneumoperitoneum - subdiaphragma - fossa iliaca - adanya batas udara-cairan / air fluid level
  40. 40. Pneumoperitoneum akibat Perforasi • Foto thorax erect. • Tampak gambaran udara bebas subdiafragma kanan dan kiri. • Pneumoperitoneum àemergency surgery
  41. 41. GAMBARAN LABORATORIUM - Leukositosis 17.000 - 25.000 / mm3 - shift to the left - hemokonsentrasi o.k dehidrasi - Acidosis metabolik / respiratori
  42. 42. PENATALAKSANAAN - total bed rest - puasa - NGT → decompresi - atasi shock → infus cairan & elektrolit - beri oksigen - beri AB broadspektrum
  43. 43. TINDAKAN PEMBEDAHAN Tujuan : - stop kontaminasi - bersihkan rongga perut dari benda asing - drainase cairan Stop kebocoran → reparasi simple atau eksisi reparasi
  44. 44. Bersihkan rongga perut - dari nanah / feses - lavase banyak untuk mengurangi jumlah kuman Drain : utk mengalirkan onggokan pus, darah atau sisa cairan pencuci
  45. 45. PROGNOSA Waktu : Interval perforasi → operasi < 24 jam mort. rate : 5% > 4 hari mort. rate : 8% Keadaan umum - jelek : 100 % † - baik : 4 % †
  46. 46. Usia : tua è jelek muda è baik Perbaikan prognosa : - diagnosa cepat ditegakkan - pengelolaan yang tepat - operasi segera...!!!
  47. 47. III. Penyumbatan / Obstruksi
  48. 48. HAMBATAN SALURAN PENCERNAAN = INTESTINAL/ COLON OBSTRUCTION (= ILEUS OBSTRUCTION) Definisi : hambatan total pada pasase isi usus Klinis : 2 jenis 1. Dynamic = mekanik = obstruksi 2. Adynamic = paralytic = neurogenic
  49. 49. Dynamic Obstruction « penyebab : 1. intralumen : faecolith, cacing, batu empedu, biji (markisa) 2. dinding : atresia, striktura (peny. Crohn), tumor 3. luar dinding: hernia incarcerata, adhesie, volvulus, intussuception. « Klinis dibagi 3 type : 1. Akut obstruksi Ø Sering pada usus kecil Ø Rasa nyeri tiba-tiba di daerah pusat Ø Muntah-muntah Ø Distensi Ø Konstipasi
  50. 50. Causes Intestinal Strangulation (obstruction) Intestinal strangulation (cutting off of the blood supply to the intestine) usually results from one of three causes.
  51. 51. 2. Kronik obstruksi Ø Sering pada usus besar Ø Nyeri kolik pada perut bgn bawah dgn konstipasi absolut Ø Distensi datang belakangan 3. Obstruksi kronik yg tiba-tiba jadi akut = Chronic exacerbation acute Ø Dimulai dr sumbatan pada usus besar yg merambat ke usus kecil
  52. 52. Patologi Ø Usus di atas sumbatan berusaha mengatasi sumbatan dgn meninggikan peristaltik è bisa beberapa hari. Lama-lama usus letih è flaccid & paralyse Ø Usus di bawah sumbatan mula-mula normal sampai dengan 2-3 jam è isi bisa dikeluarkan. Lama-lama usus ini (yg kosong) menjadi immobil, contracted dan pucat è bila berketerusan è mati Ø Distensi. Terjadi pada bgn proximal segera setelah terjadi sumbatan. Terjadi ok : - penumpukan gas - cairan ( saliva 3500 cc, gastri 2500 cc, bile+pancreatic 1000 cc, succus entericus 3000 cc. Total 8000 cc.) Terjadi perubahan pertukaran cairan dan elektrolit pd bgn atas sumbatan shg trjadi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan. Gangguan peredaran pembuluh darah pd dinding usus akibat tekanan intraluminal á à terjadi ischemic pd end arteri dinding usus
  53. 53. Ø Transmigrasi bakteri & usus Dengan terganggunya dinding usus è toxin & produk dr tissue autolysis è menembus rongga peritoneum è peritonitis Ø Close loop obstruction Terjadi pada intestinal strangulasi. Bisa dijumpai pada : stricture ok tumor pada colon è aliran usus terhambat, Sedangkan ileocaecal valve menahan agar isi usus tidak kembali ke ileum è tek áá è menekan pembuluh darah pada dinding usus è ulcerasi è gangrene è perforasi.
  54. 54. Tanda-tanda Klinis : 1. Abdominal pain § datang tiba-tiba (kolik) interval 3 – 5 mnt. § Nyeri terutama daerah umbilikus è menyebar ke seluruh abdomen. 2. Muntah § Ileus letak tinggi è muntah sangat menonjol terutama sehabis minum – makan § Muntah mula berwarna hijau § Bila obstruksi berlangsung lama è muntah kental dan coklat è menandakan keadaan umum berat
  55. 55. 3. Distensi abdomen § Besar distensi tergantung lokasi § Makin rendah / lama è makin besar distensi 4. Konstipasi § Pada obstruksi total setelah bgn distal dari sumbatan dikeluarkan, maka akan dijumpai konstipasi dimana tidak dijumpai faeces dan flatus è Absolut Constipation 5. Dehidrasi § Muntah – muntah hebat § Kegagalan absorbsi isi usus è kulit kering, lidah kering, mata cekung, urine output â, urine pekat.
  56. 56. Pemeriksaan Fisik Inspeksi § Abdomen distensi § Perhatikan adanya Hernia Incarcerata § Darmsteifung : gerakan peristaltik usus yang terlihat pada dinding abdomen Palpasi § Dilakukan sistematis sesuai dengan topografi § Apakah ada nyeri tekan § Kemungkinan teraba massa tumor
  57. 57. Perkusi § Tidak banyak memberi petunjuk Auskultasi § Suara peristaltik áá nyaring = Borborygmi § Terdengar suara metalic sound ( logam berdenting ) Rectal Examination / Rectal Toucher / Colok Dubur § Sphincter : tonus melemah § Ampula recti : kosong § Kemungkinan teraba tumor pada rectum
  58. 58. Pemeriksaan Tambahan § Lab : Hb á, hematokrit á ok dehidrasi. § Radiologi : « Plain abdominal foto posisi tegak è gambaran fluid level « Barium Enema è gambaran tumor è gambaran invaginasi
  59. 59. Ileus Obstruksi • Foto polos abdomen posisi erect • Tampak gambaran batas udara-air yang multipel dan bertingkat-tingkat (multiple air-fluid level) à step ladder appearance
  60. 60. Plain film of sigmoid volvulus. (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.) • “Coffee bean” appearance
  61. 61. Barium enema of sigmoid volvulus. • Contrast agent and air fills rectum and distal sigmoid colon. The contrast agent stops abruptly at the point of torsion. (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital
  62. 62. Caecum Volvulus • The contrast stops abruptly at the proximal end of the hepatic flexure (arrowhead). The dilated, air-filled cecum crosses the midline of the abdomen toward the left upper quadrant (arrows). (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.)
  63. 63. complete small bowel obstruction. • Upright film shows multiple, short, air- fluid levels arranged in a stepwise pattern. (Courtesy of Melvyn H. Schreiber, M.D., The University of Texas Medical Branch
  64. 64. complete small bowel obstruction. • Supine film shows dilated loops of small bowel in an orderly arrangement, without evidence of colon gas.
  65. 65. constricting carcinoma. • Barium enema demonstrating “apple core” or “napkin ring” lesion, caused by a constricting carcinoma.
  66. 66. polypoid carcinoma • Barium enema demonstrating a polypoid carcinoma arising in the cecum of a 35-year-old woman (arrows). (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.)
  67. 67. Penanggulangan Darurat § Perbaiki dehidrasi & elektrolit è infus Ringer Laktat memperbaiki hipovolemic - mengoreksi & mempertahankan elektrolit dalam darah è dimonitor dengan melihat banyaknya urine yang keluar setelah rehidrasi § Decompresi è NGT. Catheter.
  68. 68. Definitif Operatif è ditujukan pada penyebab obstruksi § Hernia è Herniotomy § Penyebab intraabdomen è Laparotomy - membebaskan adhesi - mereposisi volvulus - reseksi tumor è tergantung penyebabnya.
  69. 69. Surgical management of adenocarcinoma • A, Malignant tumors should be resected • B, End-to-end anastomosis • (Adapted from Thompson JC: Atlas of Surgery of the Stomach, Duodenum and Small Bowel. St. Louis, Mosby–Year Book, 1992, p 299.)
  70. 70. Adenocarcinoma Rectum
  71. 71. Hernia inguinalis lateralis dextra
  72. 72. Hernia inguinalis lateralis Stranggulata
  73. 73. Jika usus tidak bisa dimasukkan ke dalam cavum abdomen è dilakukan ‘Bogata bag’ dgn plastic Sheet
  74. 74. IV. Perdarahan / Hemorrhagi
  75. 75. PENYEBAB 1. MEKANIK 2. CHEMIS 3. THERMIC 4. ELECTRIC 5. RADIASI
  76. 76. DEFENISI • TRAUMA ABDOMEN : Kekerasan dari luar yang mengenai abdomen dan dapat menimbulkan kerusakan dari organ-organ. JENIS TRAUMA : 1. Tumpul 2. Tajam/ Tembus (menembus dinding abdomen)
  77. 77. TUMPUL : Blunt Abdominal Trauma Dapat menyebabkan terjadinya robekan pada : a. Alat intraperitoneal - Padat : Liver, limpa - Berongga : Usus, kandung empedu b. Alat-alat RetroPeritoneal : - Padat : Ginjal - Berongga : Duodenum Part 2, Asending Colon, Desending Colon, Vesica Urinaria
  78. 78. TAJAM ØLuka tajam /tembus : menembus dinding Abdomen § Stab Wound : Vulnus Abdominis Penetrating § Gun Shot Wound : Luka Tembak.
  79. 79. A. BLUNT ABDOMINAL TRAUMA Anamese : - Trauma pada Abdomen - Trafic Accident - Trauma Olah raga - Harus ada nyeri pada abdomen, Nyeri bisa menjalar ke bahu, bila ada iritasi pada diafragma akibat robekan pada liver atau limpa.
  80. 80. • Pemeriksaan Fisik v Status Generalisata: - Keadaan umum pasien terlihat kesakitan ,gelisah ,pucat, berkeringat dingin - Tanda Vital : Tek. Darah turun, Nadi cepat, Pernafasan Thoracal, cepat dan dangkal v Status Lokalisata : Keadaan Lokal Abdomen
  81. 81. a. Inspeksi : Abdomen distensi : merupakan gejala buruk, bisa dijumpai pada : - Liver/limpa Rupture - Perdarahan Aorta/Vena Cava - Perforasi Organ Berongga : lambung,usus. - Trauma pada Organ Retro peritoneal ( ginjal) Pernafasan Thoracal : - Karena rasa nyeri yang hebat pada abdomen.
  82. 82. Bisa terlihat adanya hematoma pada dinding abdomen atau bekas ban mobil. b. Palpasi : - Nyeri sangat hebat - Abdominal Rigidity = tegang otot = defans muscular Ini terjadi akibat adanya iritasi pada Peritoneum c. Perkusi : - Nyeri ketok pada abdomen terutama bila terjadi peritonitis atau adanya tanda-tanda perdarahan dalam rongga abdomen - Pekak hati menghilang bila ada kebocoran pada organ berongga.
  83. 83. d. Auscultasi : Suara pertistaltik melemah sampai menghilang hingga terjadi Ileus Paralitik e. Pemeriksaan Tambahan Rontgen Foto : - Plain Abdominal foto yaitu posisi tegak ,telentang dan miring. - IVP dilakukan bila ada persangkaan gangguan ginjal atau saluran kencing. - Dengan rontgen foto biasanya bisa dilihat adanya : udara bebas di rongga peritoneum, udara di rongga retroperitoneal , Foreign Body.
  84. 84. • Pemeriksaan dengan Ultrasonografi/ USG à dikenal sebagai FAST (Focused Abdominal Sonography in Trauma) ex : cedera Limpa
  85. 85. Cedera Pankreas
  86. 86. CT : cedera Hepar
  87. 87. The lost Morrison’s pouch
  88. 88. Perdarahan Intraperitoneal hari ke-2
  89. 89. f. PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Hb dan leukosit diperiksa setiap 1-2 jam , bila Hb turun dan Leukosit naik à Von Slayny Test (+) • Serum Amylase meningkat pada trauma dari pankreas.
  90. 90. g. ABDOMINAL PARACENTHESIS/ DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL) • Mengetahui adanya perubahan intra peritoneal. Caranya : è dimasukkan 100-200 cc NaCl 0,9% ke dalam rongga abdomen ,ditunggu 5-10 menit ,kemudian diaspirasi cairan intra abdominal, dilihat dibawah mikroskop ,bila dijumpai erytrocit 100.000/ mm3 maka Test (+).
  91. 91. Diagnostic Peritoneal Lavage Methods
  92. 92. Diagnostic Peritoneal Lavage Sangat akurat : - Darah - Cairan empedu - Serat
  93. 93. B. TAJAM • Luka Tembus : Stab Wound • Luka Tembak : Gun Shot Wound Luka menembus dinding abdomen. Tergantung besarnya luka, bisa terjadi prolapsus dari organ-organ intra abdominal (usus, omentum dll).
  94. 94. PENANGULANGAN • a. Darurat : - Perbaiki sistem Cardiovascular atasi Shock dengan memasang Infus NaCl 0.9% atau Ringer Lactat. - Perbaiki atau pertahankan jalan nafas yang bebas dengan cara pemasangan NGTuntuk mengurangi tekanan intra abdominal dan untuk mencegah terjadinya aspirasi muntahan.
  95. 95. • Perawatan Luka : - Bersihkan luka dan luka ditutup dengan kain kasa steril untuk mencegah pertambahan kontaminasi. - Obat-obatan analgesik harus diberikan bila diagnosa sudah dapat dipastikan - Bila ada luka, boleh diberikan suntikan Antibiotik dan pemberian ATS sebagai profilaksis.
  96. 96. b. Defenitif • Dilakukan di Rumah sakit Rujukan • Dilakukan Explorasi Laparotomy dengan tujuan : mencari sumber perdarahan dan sumber Perforasi • Perdarahan : Bisa berasal dari pembuluh darah organ organ intra abdominal dan dilakukan penjahitan. • Bila berasal dari liver bila perdarahan kecil dijahit, bila agak luas dilakukan reseksi partial.
  97. 97. • Bila Limpa yang robek pada orang dewasa limpa dibuang, sedang pada anak-anak diusahakan dijahit. • Perforasi a. Usus halus : kalau lubang perforasi kecil dilakukan eksisi kemudian di jahit. Bila besar atau banyak tapi berdekatan maka dilakukan reseksi dan anastomose end to end.
  98. 98. • b. Perforasi Colon - Dilakukan Eksteriorisasi dengan pembuatan Colostomy. Bila keadaan umum pasien sudah baik maka daat dilakukan Relaparotomy untuk menyambung usus yang robek dan usus dikembalikan ke rongga abdomen.
  99. 99. Beberapa Keadaan yang Menyerupai Akut Abdomen • 1. Penyakit-penyakit pulmonal. Pneumonia, pleritis è mengiritasi diafragma à nyeri abdomen bagian atas • 2. Infark Miocardial Sering gejala nyeri epigastrial tetapi à nyeri tekan dan spasme nya tak ada • 3. Porfirin à dapat muncul sakit abdomen hebat. Porfobilinogen ditemukan dalam urin
  100. 100. TERIMAKASIH

×