Berdasarkan grafik di atas, emisi dari kebakaran lahan gambut dan dekomposisi gambut merupakan kontributor terbesar emisi GRK dari sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pengendalian kebakaran lahan gambut dan rehabilitasi lahan gambut sangat penting untuk mencapai target pengurangan emisi sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan dalam NDC Indonesia
Presented by Budiharto, Direktorat Inventarisasi GRK dan MPV at 'Understanding the role of climate in Indonesian fires, to better support fire management interventions' workshop, Jakarta, 25th July 2019
Similar to Berdasarkan grafik di atas, emisi dari kebakaran lahan gambut dan dekomposisi gambut merupakan kontributor terbesar emisi GRK dari sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pengendalian kebakaran lahan gambut dan rehabilitasi lahan gambut sangat penting untuk mencapai target pengurangan emisi sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan dalam NDC Indonesia
Similar to Berdasarkan grafik di atas, emisi dari kebakaran lahan gambut dan dekomposisi gambut merupakan kontributor terbesar emisi GRK dari sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pengendalian kebakaran lahan gambut dan rehabilitasi lahan gambut sangat penting untuk mencapai target pengurangan emisi sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan dalam NDC Indonesia (20)
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
Berdasarkan grafik di atas, emisi dari kebakaran lahan gambut dan dekomposisi gambut merupakan kontributor terbesar emisi GRK dari sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pengendalian kebakaran lahan gambut dan rehabilitasi lahan gambut sangat penting untuk mencapai target pengurangan emisi sektor penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan dalam NDC Indonesia
9. Activity Data: NFMS (National Forest Monitoring System)
23 Classes of Land Cover – for data of Above Ground Biomass
Kelas
Berhutan
KelasTidak
Berhutan
SNI 8033:2014
SNI 7645:2010
10. Activity Data (Land Cover Transition Matrix)
ST
Hutan Lahan Kering Primer
Hutan Lahan Kering Sekunder
Hutan Mangrove Primer
Hutan Rawa Primer
Hutan Mangrove Sekunder
Hutan Rawa Sekunder
Hutan Tanaman
Perkebunan
Pertanian Lahan Kering
Pertanian Lahan Kering Campur
Sawah
Transmigrasi
Belukar
Belukar Rawa
Rumput
Bandara
Pertambangan
Tambak
Tanah Kosong
Pemukiman
Rawa
Air
Hutan Lahan Kering Primer √ √ √ √ √ √
Hutan Lahan Kering Sekunder √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Hutan Mangrove Primer √ √ √ √ √ √
Hutan Rawa Primer √ √ √ √ √ √ √ √
Hutan Mangrove Sekunder √ √ √ √ √ √
Hutan Rawa Sekunder √ √ √ √ √ √ √
Hutan Tanaman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Perkebunan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pertanian Lahan Kering √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pertanian Lahan Kering Campur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sawah √
Transmigrasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Belukar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Belukar Rawa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Rumput √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bandara √ √ √ √ √ √ √
Pertambangan √ √ √ √ √ √
Tambak √ √ √ √ √ √ √
Tanah Kosong √ √ √ √
ST Pemukiman √ √ √
Rawa √ √ √ √ √ √ √ √ √
Air √
CL
GL
OL
WL
Tabel Transisi Pengunaan Lahan dari tahun ke‐1
(2011) ke tahun ke‐2 (2012)
Tahun 2 (2012)
Tahun ke‐2 (2011)
FL CL GL OL WL
FL
11. Faktor Emisi dihitung dari selisih
cadangan karbon berdasarkan data
aktivitas pentutupan lahan dan
dihitung dalam satuan CO2e/ha
Contoh :
Hutan Rawa Primer yang berubah
menjadi Belukar Rawa,
Maka EF = 96.35 – 30
= 66.35 t C/ha
= 66.35 * 44/12 t CO2e/ha
= 243,28 t CO2e/ha
Jika Hutan Rawa Primer yang
berubah menjadi Belukar Rawa
(Data aktivitas) seluas 100 ha maka
emisinya = 24.328 t CO2e
Cadangan Karbon Per Hektar Untuk 23 Tipe Penutupan Lahan Nasional
13. 13
(1) Sumatera
(3) Papua
• Produced by the Ministry of Agriculture (MoAg), based on
several related maps, field survey and verified by ground
check (Ritung et al. 2011)
• The map is published in the One Map WebGIS,
at http://tanahair.indonesia.go.id
Activity Data: Peat Land Map (Soil Condition)
Emission Factor
from peat
(adopted from
IPCC Supplement,
2013)
(2) Kalimantan
Provide information on Peat Decomposition
14. Perhitungan Emisi GRK dari dekomposisi Gambut
• Ed = Ad * hd * BD * C *3.67
o Ad area of decomposed peat,
o hd is depth of peat subsidence,
o BD is peat bulk density, and
o C is peat C content
• hd depend on height of water table (m). Different crop required different
height water table. Thus the component, hd * BD * C *3.67 converted into
emission factor for different land uses
Kebutuhan data untuk IGRK kategori 3C8 Other –
Dekomposisi Gambut
16. Kebutuhan data untuk IGRK kategori 3C1 Biomass Burning – Peat
Fire
Lfire = A x MB x CF x Gef
Emisi dari
kebakaran
gambut
Luas area
kebakaran
gambut
Massa bahan
bakar
(gambut) yang
tersedia
Combustion factor
(default = 1.0)
Corg x 3.67
Rata‐rata
kedalaman
gambut
terbakar
(D)
Bulk
density
(BD)
0.33m
(Balhorn
2009)
0.153 ton/m3
(Mulyani
2012)
17. CO2 Emission from Peat Fire
Ek = Ak * hk * BD *CF *Corg *3.67
Ak area of burnt peat (ha),
hd is depth of burnt peat (m),
BD is peat bulk density (t/m3), and
CF is Combustion Factor
Corg is peat C content (weight basis)
Similar to peat decomposition,the component of hk * BD * CF*Corg *3.67 can be converted to emission
factor of 923.1 tCO2 with assumption hk is about 0.33 m and BD is 0.153 t/m3 CF is 1
The EF of 923.1 t/ha may change if we have field measurement data including hd and BD
18. Lfire = AD x EF
Emisi dari
kebakaran
gambut
Luas area
kebakaran
Faktor emisi
Landsat 7 ETM+/ LDCM
8 resolusi spasial 30 meter
(digitasi manual) Peta lahan
gambut
Luas area
kebakaran
di tanah
mineral
Luas area
kebakaran
di tanah
gambut
Faktor
Emisi
kebakaran
di tanah
mineral
Faktor
Emisi
kebakaran
di tanah
gambut
*AGB Hutan = FREL
*AGB Non Hutan = Bappenas 2010
*Gambut = 923,t CO2e/ha
19. Contoh Perhitungan Emisi Peat Fire
Data :
Faktor Emisi (FE) = 923,1 t CO2e/Ha
DataAktivitas Gambut yang terbakar = 150 Ha
Perhitungan :
Emisi = 150 ha x 923,1 t CO2e/Ha
= 138.465 t CO2e/Ha
= 0,14 Juta t CO2e/Ha
Data Faktor emisi yang selama ini dipakai sebesar 923,1 t CO2e/Ha
Terdapat publikasi Konecny et.al, (Nov 2015) tentang FE Kebakaran Gambut,
dengan nilai yang lebih kecil dari FE yang sudah diacu (923,1 Ton CO2/ha). Bila
diambil rata-rata FE dalam paper ini = 210,1 Ton CO2/ha
25. NDC-FORESTRY: MAIN AREAS OF ACTIONS
1. REDUCING DEFORESTATION
2. ENHANCED IMPLEMENTATION OF SUSTAINABLE MANAGEMENT PRINCIPLES IN
BOTH NATURAL PRODUCTION FORESTS (REDUCE DEGRADATION)* AND
PLANTATION PRODUCTION FORESTS
3. REHABILITATION OF DEGRADED LANDS OF 12 MILLION HA BY 2030 OR 800 000 HA
PER YEAR WITH 90 % SURVIVAL RATES
4. PEATLANDS RESTORATION OF 2 MILLION HA BY 2030 WITH 90 % SUCCESS
(TO AVOIDING PEAT FIRE)