2. HIPERHIDROSIS
Penderita mengeluarkan keringat yang berlebihan, yang bisa menghambat aktivitasnya sehari-hari.
Hal ini kadang dipicu oleh stres, emosi atau olah raga, tetapi juga bisa terjadi secara spontan.
Pada hiperhidrosis palmaris, tangan penderita lembab dan basah.
Pada hiperhidrosis aksilaris, penderita banyak mengeluarkan keringat di ketiaknya sehingga harus
sering berganti pakaian.
Pada hiperhidrosis plantaris, keringat yang berlebihan di kaki menyebabkan kaos kaki dan sepatu
menjadi lembab dan timbul bau yang tidak sedap (bromhidrosis), karena adanya bakteri atau jamur di
kulit yang basah.
Bagian tubuh yang mengalami hiperhidrosis sering berwarna merah muda atau putih kebiruan, dan
pada kasus yang lebih parah kulit dapat pecah-pecah dan bersisik, terutama pada kaki.
GEJALA
3. PENYEBAB HIPERHIDROSIS
• Hiperhidrosis disebabkan oleh kerja Hiperhidrosis disebabkan oleh kerja eccrineeccrine yang terlaluyang terlalu
aktif. aktif. Eccrine Eccrine adalah kelenjar keringat yang mengaturadalah kelenjar keringat yang mengatur
suhu tubuh. Kelenjar ini berlokasi di seluruh tubuhsuhu tubuh. Kelenjar ini berlokasi di seluruh tubuh
sehingga semua bagian tubuh dapat berkeringat,sehingga semua bagian tubuh dapat berkeringat,
namun hiperhidrosis terutama terjadi di telapaknamun hiperhidrosis terutama terjadi di telapak
tangan, telapak kaki, ketiak dan wajah. Kebanyakantangan, telapak kaki, ketiak dan wajah. Kebanyakan
hiperhidrosis adalah kelainan bawaan yang menurun dihiperhidrosis adalah kelainan bawaan yang menurun di
keluarga.keluarga.
6. MILIARIA
Miliaria crystallina
Sumbatan terjadi pada bagianSumbatan terjadi pada bagian
atas dari lapisan kulit, berisiatas dari lapisan kulit, berisi
cairan jernih seperti tetesan air,cairan jernih seperti tetesan air,
namun tanpa disertainamun tanpa disertai
munculnya kulit kemerahan.munculnya kulit kemerahan.
Lokasi: Dahi, leher, punggungLokasi: Dahi, leher, punggung
dan dada.dan dada.
Miliaria rubra
Sumbatan terjadi pada bagianSumbatan terjadi pada bagian
tengah lapisan kulit, berwarnatengah lapisan kulit, berwarna
merah, Disertai keluhanmerah, Disertai keluhan
sangat gatal dan pedih bilasangat gatal dan pedih bila
berkeringat. Lokasi: Bagian-berkeringat. Lokasi: Bagian-
bagian tubuh yang tertutupbagian tubuh yang tertutup
pakaian dan yang tergesekpakaian dan yang tergesek
pakaian.pakaian.
Miliaria profunda
Sumbatan terjadi padaSumbatan terjadi pada
bagian dalam dari lapisanbagian dalam dari lapisan
kulit, tidak disertai kulitkulit, tidak disertai kulit
yang kemerahan dan tidakyang kemerahan dan tidak
juga menimbulkan rasajuga menimbulkan rasa
gatal.gatal.
Lokasi: Badan, lengan danLokasi: Badan, lengan dan
tungkai.tungkai.
8. PENYEBAB MILIARIA
• Keringat yang berlebihan tapi tidak bisa keluar karena adanya
penyumbatan pada saluran kelenjar keringat.
• Bakteri Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus epidermidis
yang bercampur keringat menyebabkan iritasi (menusuk-nusuk),
gatal dan ruam lepuh yang sangat kecil, biasanya di daerah
lokal dari kulit.
• Panas, kondisi lembab.
10. EPISTAKSI
S
Epistaksis (mimisan)
adalah perdarahan yang
keluar dari lubang
hidung, rongga hidung
dan nasofaring.
Epistaksis ini
disebabkan oleh
kelainan lokal maupun
sistemik.
Pada umumnya terdapat
dua sumber perdarahan
yaitu dari bagian anterior
dan bagian posterior.
12. PENYEBAB EPISTAKSIS
Penyebab lokal:
Trauma: epistaksis dapat terjadi setelah trauma
ringan misalnya mengorek hidung, bersin,
mengeluarkan ingus dengan kuat, atau sebagai
akibat trauma yang hebat seperti terpukul,
jatuh, kecelakaan lalu lintas.
Iritasi: epistaksis juga timbul akibat iritasi gas
yang merangsang, zat kimia, udara panas pada
mukosa hidung.
Pengaruh lingkungan, misalnya tinggal di daerah
yang sangat tinggi, tekanan udara rendah atau
lingkungan udaranya sangat kering.
Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan
epistaksis ringan unilateral disertai ingus yang
berbau busuk.
Infeksi, misalnya pada rhinitis, sinusitis akut
maupun kronis serta vestibulitis.
Tumor, baik jinak maupun ganas yang terjadi di
hidung.
Iatrogenic, akibat pembedahan atau pemakaian
semprot hidung steroid jangka lama.
Penyebab sistemik:
Penyakit kardiovaskular, misalnya
hipertensi dan kelainan pembuluh darah.
Epistaksis juga dapat terjadi akibat
peninggian tekanan vena seperti pada
emfisema, bronchitis, pertusis, pneumonia,
tumor leher dan penyakit jantung.
Infeksi, biasanya infeksi akut pada demam
berdarah, influenza, demam tifoid.
Kelainan endokrin, misalnya pada
kehamilan, menarche, menopause.
Kelainan congenital, biasanya yang sering
menimbulkan epistaksis adalah hereditary
haemorrhagic teleangiectasis atau
penyakit Osler-Weber-Rendu.
13. PENCEGAHAN EPISTAKSIS
• Jangan mengorek hidung, terutama bila kuku panjang.
• Jangan terlalu keras bila sisih (mengeluarkan lendir dari
hidung).
• Menghindari trauma pada wajah.
• Menggunakan masker bila bekerja di laboratorium untuk
menghindari menghirup zat-zat kimia secara langsung.
• Hindari asap rokok karena asap dapat mengeringkan dan
mengiritasi mukosa.
• Stop pemakaian aspirin karena akan memudahkan
terjadinya mimisan dan membuat mimisan
berkepanjangan.
14. Dyschromatopsia/Achromat
opsia
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkanButa warna adalah suatu kelainan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatuketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu
spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis.spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis.
DyschromatopsiaDyschromatopsia
Mengacu pada kemampuanMengacu pada kemampuan
untuk melihat beberapauntuk melihat beberapa
warna.warna.
AchromatopsiaAchromatopsia
Mengacu padaMengacu pada
ketidakmampuan mataketidakmampuan mata
untuk melihat warna samauntuk melihat warna sama
sekali.sekali.
15.
16. PENYEBAB
Faktor keturunan:
Disebut juga dengan istilah buta warna
bawaan yang didapat dari orang tuanya. Hal
ini disebabkan oleh karena adanya mutasi
dalam kromosom X yang diturunkan ayah
atau ibu. Kasus buta warna lebih banyak
terjadi pada laki-laki. Hal ini karena laki-laki
yang terbentuk dari kromosom XY hanya
mempunyai satu kromosom X. Dengan
begitu maka jika kromosom X-nya terganggu
atau pun rusak, maka dia berpotensi lebih
besar mengalami buta warna. Di lain sisi,
perempuan yang terbentuk dari kromosom
XX, jika salah satu kromosom X-nya
mengalami gangguan, masih ada satu
kromosom X lagi sehingga ia hanya menjadi
pembawa sifat (carrier) buta warna. Maka
perempuan jarang yang menderita buta
warna. Tetapi wanita akan menjadi carrier
terjadinya buta warna kepada anaknya bila
menikah dengan seorang laki-laki yang sel
kromosomnya juga mengalami gangguan.
Faktor didapat:
• Karena faktor kecelakaan atau pun
cedera pada otak dan organ mata. Hal
ini biasanya terjadi ketika mengalami
kerusakan retina atau cedera (trauma)
pada otak yang menyebabkan
pembengkakan di lobus occipital.
Kerusakan akibat paparan sinar
ultraviolet karena tidak menggunakan
pelindung mata secara benar juga bisa
menyebabkan buta warna. Cedera otak
atau stroke dapat mengganggu
pengolahan warna di otak. Jika buta
warna baru terjadi di usia remaja atau
dewasa, penyebabnya adalah penyakit
di makula, misalnya karena degenerasi
makula atau kerusakan saraf optik di
belakangnya.
19. FIBRILASI
ATRIUM
Fibrilasi atrium adalahFibrilasi atrium adalah
kelainan padajantungkelainan padajantung
yang menyebabkanyang menyebabkan
aktivitaslistrik jantungaktivitaslistrik jantung
menjadi tidak teratur danmenjadi tidak teratur dan
cepat, sehinggaatriumcepat, sehinggaatrium
berkontraksi sangat cepatberkontraksi sangat cepat
dan membuat ventrikeldan membuat ventrikel
jugaberkontraksi denganjugaberkontraksi dengan
cepat, tidak teratur, dancepat, tidak teratur, dan
kurang efektifkurang efektif
dibandingkan normal.dibandingkan normal.
20. GEJALA FIBRILASI ATRIUM
Gejala-gejala fibrilasi atrium tergantung dari seberapa cepat ventrikel
berkontraksi. Jika ventrikel berkontraksi dengan sangat cepat, maka
bisa timbul rasa berdebar-debar atau tidak enak pada dada.
Gejala lain yang bisa ditemukan:
Denyut nadi terasa cepat dan tidak teratur.
Lemah, sesak napas, tidak dapat beraktivitas, kepala
terasa ringan, atau pingsan.
Gagal jantung atau timbul nyeri dada.
Syok, dimana tekanan darah menjadi sangat rendah.
21. PENYEBAB FIBRILASI ATRIUM
Beberapa gangguan atau kondisi yang seringkali
menyebabkan terjadinya fibrilasi atrium antara lain:
• Tekanan darah tinggi
• Penyakit arteri koroner
• Kelainan katup jantung
• Gagal jantung atau pembesaran jantung
• Serangan jantung
• Penyalahgunaan alkohol
• Kelainan jantung bawaan
• Peradangan pada selaput jantung
22. PENCEGAHAN
Kita dapat mencegah fibrilasi atrium (AF) dengan memimpin gaya hidup sehat
dan mengambil langkah-langkah untuk menurunkan resiko penyakit jantung.
Langkah-langkah ini meliputi:
Tidak merokok
Mengikuti diet jantung sehat yang rendah lemak jenuh, lemak trans, dan
kolesterol dan yang mencakup berbagai biji-bijian, buah dan sayuran setiap hari
Mendapatkan aktivitas fisik secara teratur
Menjaga berat badan yang sehat
Menghindari alkohol
Mengendalikan kadar glukosa (gula darah) darah jika memiliki diabetes
Mendapatkan pemeriksaan secara teratur