SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
PATOLOGI UMUM
ISTILAH-ISTILAH KELAINAN
AYU KARTIKA FEBRIANI
10011181320091
FKM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
HIPERHIDROSIS
 Penderita mengeluarkan keringat yang berlebihan, yang bisa menghambat aktivitasnya sehari-hari.
Hal ini kadang dipicu oleh stres, emosi atau olah raga, tetapi juga bisa terjadi secara spontan.
 Pada hiperhidrosis palmaris, tangan penderita lembab dan basah.
 Pada hiperhidrosis aksilaris, penderita banyak mengeluarkan keringat di ketiaknya sehingga harus
sering berganti pakaian.
 Pada hiperhidrosis plantaris, keringat yang berlebihan di kaki menyebabkan kaos kaki dan sepatu
menjadi lembab dan timbul bau yang tidak sedap (bromhidrosis), karena adanya bakteri atau jamur di
kulit yang basah. 
 Bagian tubuh yang mengalami hiperhidrosis sering berwarna merah muda atau putih kebiruan, dan
pada kasus yang lebih parah kulit dapat pecah-pecah dan bersisik, terutama pada kaki. 
GEJALA
PENYEBAB HIPERHIDROSIS
• Hiperhidrosis disebabkan oleh kerja Hiperhidrosis disebabkan oleh kerja eccrineeccrine yang terlaluyang terlalu
aktif. aktif. Eccrine Eccrine adalah kelenjar keringat yang mengaturadalah kelenjar keringat yang mengatur
suhu tubuh. Kelenjar ini berlokasi di seluruh tubuhsuhu tubuh. Kelenjar ini berlokasi di seluruh tubuh
sehingga semua bagian tubuh dapat berkeringat,sehingga semua bagian tubuh dapat berkeringat,
namun hiperhidrosis terutama terjadi di telapaknamun hiperhidrosis terutama terjadi di telapak
tangan, telapak kaki, ketiak dan wajah. Kebanyakantangan, telapak kaki, ketiak dan wajah. Kebanyakan
hiperhidrosis adalah kelainan bawaan yang menurun dihiperhidrosis adalah kelainan bawaan yang menurun di
keluarga.keluarga.
PENCEGAHAN HIPERHIDROSIS
MILIARIA
Miliaria crystallina
Sumbatan terjadi pada bagianSumbatan terjadi pada bagian
atas dari lapisan kulit, berisiatas dari lapisan kulit, berisi
cairan jernih seperti tetesan air,cairan jernih seperti tetesan air,
namun tanpa disertainamun tanpa disertai
munculnya kulit kemerahan.munculnya kulit kemerahan.
Lokasi: Dahi, leher, punggungLokasi: Dahi, leher, punggung
dan dada.dan dada.
Miliaria rubra
Sumbatan terjadi pada bagianSumbatan terjadi pada bagian
tengah lapisan kulit, berwarnatengah lapisan kulit, berwarna
merah, Disertai keluhanmerah, Disertai keluhan
sangat gatal dan pedih bilasangat gatal dan pedih bila
berkeringat. Lokasi: Bagian-berkeringat. Lokasi: Bagian-
bagian tubuh yang tertutupbagian tubuh yang tertutup
pakaian dan yang tergesekpakaian dan yang tergesek
pakaian.pakaian.
Miliaria profunda 
Sumbatan terjadi padaSumbatan terjadi pada
bagian dalam dari lapisanbagian dalam dari lapisan
kulit, tidak disertai kulitkulit, tidak disertai kulit
yang kemerahan dan tidakyang kemerahan dan tidak
juga menimbulkan rasajuga menimbulkan rasa
gatal.gatal.
Lokasi: Badan, lengan danLokasi: Badan, lengan dan
tungkai.tungkai.
GEJALA MILIARIA
PENYEBAB MILIARIA
• Keringat yang berlebihan tapi tidak bisa keluar karena adanya
penyumbatan pada saluran kelenjar keringat.
• Bakteri Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus epidermidis
yang bercampur keringat menyebabkan iritasi (menusuk-nusuk),
gatal dan ruam lepuh yang sangat kecil, biasanya di daerah
lokal dari kulit.
• Panas, kondisi lembab.
PENCEGAHAN MILIARIA
EPISTAKSI
S
Epistaksis (mimisan)
adalah perdarahan yang
keluar dari lubang
hidung, rongga hidung
dan nasofaring.
Epistaksis ini
disebabkan oleh
kelainan lokal maupun
sistemik.
Pada umumnya terdapat
dua sumber perdarahan
yaitu dari bagian anterior
dan bagian posterior.
GEJALA EPISTAKSIS
PENYEBAB EPISTAKSIS
Penyebab lokal:
 Trauma: epistaksis dapat terjadi setelah trauma
ringan misalnya mengorek hidung, bersin,
mengeluarkan ingus dengan kuat, atau sebagai
akibat trauma yang hebat seperti terpukul,
jatuh, kecelakaan lalu lintas.
 Iritasi: epistaksis juga timbul akibat iritasi gas
yang merangsang, zat kimia, udara panas pada
mukosa hidung.
 Pengaruh lingkungan, misalnya tinggal di daerah
yang sangat tinggi, tekanan udara rendah atau
lingkungan udaranya sangat kering.
 Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan
epistaksis ringan unilateral disertai ingus yang
berbau busuk.
 Infeksi, misalnya pada rhinitis, sinusitis akut
maupun kronis serta vestibulitis.
 Tumor, baik jinak maupun ganas yang terjadi di
hidung.
 Iatrogenic, akibat pembedahan atau pemakaian
semprot hidung steroid jangka lama.
Penyebab sistemik:
 Penyakit kardiovaskular, misalnya
hipertensi dan kelainan pembuluh darah.
Epistaksis juga dapat terjadi akibat
peninggian tekanan vena seperti pada
emfisema, bronchitis, pertusis, pneumonia,
tumor leher dan penyakit jantung.
 Infeksi, biasanya infeksi akut pada demam
berdarah, influenza, demam tifoid.
 Kelainan endokrin, misalnya pada
kehamilan, menarche, menopause.
 Kelainan congenital, biasanya yang sering
menimbulkan epistaksis adalah hereditary
haemorrhagic teleangiectasis atau
penyakit Osler-Weber-Rendu.
PENCEGAHAN EPISTAKSIS
• Jangan mengorek hidung, terutama bila kuku panjang.
• Jangan terlalu keras bila sisih (mengeluarkan lendir dari
hidung).
• Menghindari trauma pada wajah.
• Menggunakan masker bila bekerja di laboratorium untuk
menghindari menghirup zat-zat kimia secara langsung.
• Hindari asap rokok karena asap dapat mengeringkan dan
mengiritasi mukosa.
• Stop pemakaian aspirin karena akan memudahkan
terjadinya mimisan dan membuat mimisan
berkepanjangan.
Dyschromatopsia/Achromat
opsia
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkanButa warna adalah suatu kelainan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatuketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu
spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis.spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis.
DyschromatopsiaDyschromatopsia
Mengacu pada kemampuanMengacu pada kemampuan
untuk melihat beberapauntuk melihat beberapa
warna.warna.
AchromatopsiaAchromatopsia
Mengacu padaMengacu pada
ketidakmampuan mataketidakmampuan mata
untuk melihat warna samauntuk melihat warna sama
sekali.sekali.
PENYEBAB
Faktor keturunan:
 Disebut juga dengan istilah buta warna
bawaan yang didapat dari orang tuanya. Hal
ini disebabkan oleh karena adanya mutasi
dalam kromosom X yang diturunkan ayah
atau ibu. Kasus buta warna lebih banyak
terjadi pada laki-laki. Hal ini karena laki-laki
yang terbentuk dari kromosom XY hanya
mempunyai satu kromosom X. Dengan
begitu maka jika kromosom X-nya terganggu
atau pun rusak, maka dia berpotensi lebih
besar mengalami buta warna. Di lain sisi,
perempuan yang terbentuk dari kromosom
XX, jika salah satu kromosom X-nya
mengalami gangguan, masih ada satu
kromosom X lagi sehingga ia hanya menjadi
pembawa sifat (carrier) buta warna. Maka
perempuan jarang yang menderita buta
warna. Tetapi wanita akan menjadi carrier
terjadinya buta warna kepada anaknya bila
menikah dengan seorang laki-laki yang sel
kromosomnya juga mengalami gangguan.
Faktor didapat:
• Karena faktor kecelakaan atau pun
cedera pada otak dan organ mata. Hal
ini biasanya terjadi ketika mengalami
kerusakan retina atau cedera (trauma)
pada otak yang menyebabkan
pembengkakan di lobus occipital.
Kerusakan akibat paparan sinar
ultraviolet karena tidak menggunakan
pelindung mata secara benar juga bisa
menyebabkan buta warna. Cedera otak
atau stroke dapat mengganggu
pengolahan warna di otak. Jika buta
warna baru terjadi di usia remaja atau
dewasa, penyebabnya adalah penyakit
di makula, misalnya karena degenerasi
makula atau kerusakan saraf optik di
belakangnya.
PENCEGAHAN
• Retina Achromatopsia • Retina Dyschromatopsia
FIBRILASI
ATRIUM
Fibrilasi atrium adalahFibrilasi atrium adalah
kelainan padajantungkelainan padajantung
yang menyebabkanyang menyebabkan
aktivitaslistrik jantungaktivitaslistrik jantung
menjadi tidak teratur danmenjadi tidak teratur dan
cepat, sehinggaatriumcepat, sehinggaatrium
berkontraksi sangat cepatberkontraksi sangat cepat
dan membuat ventrikeldan membuat ventrikel
jugaberkontraksi denganjugaberkontraksi dengan
cepat, tidak teratur, dancepat, tidak teratur, dan
kurang efektifkurang efektif
dibandingkan normal.dibandingkan normal.
GEJALA FIBRILASI ATRIUM
Gejala-gejala fibrilasi atrium tergantung dari seberapa cepat ventrikel
berkontraksi. Jika ventrikel berkontraksi dengan sangat cepat, maka
bisa timbul rasa berdebar-debar atau tidak enak pada dada.
Gejala lain yang bisa ditemukan:
 Denyut nadi terasa cepat dan tidak teratur.
 Lemah, sesak napas, tidak dapat beraktivitas, kepala
terasa ringan, atau pingsan.
 Gagal jantung atau timbul nyeri dada.
 Syok, dimana tekanan darah menjadi sangat rendah.
PENYEBAB FIBRILASI ATRIUM
Beberapa gangguan atau kondisi yang seringkali
menyebabkan terjadinya fibrilasi atrium antara lain:
• Tekanan darah tinggi
• Penyakit arteri koroner
• Kelainan katup jantung
• Gagal jantung atau pembesaran jantung
• Serangan jantung
• Penyalahgunaan alkohol
• Kelainan jantung bawaan
• Peradangan pada selaput jantung
PENCEGAHAN
Kita dapat mencegah fibrilasi atrium (AF) dengan memimpin gaya hidup sehat
dan mengambil langkah-langkah untuk menurunkan resiko penyakit jantung.
Langkah-langkah ini meliputi:
 Tidak merokok
 Mengikuti diet jantung sehat yang rendah lemak jenuh, lemak trans, dan
kolesterol dan yang mencakup berbagai biji-bijian, buah dan sayuran setiap hari
 Mendapatkan aktivitas fisik secara teratur
 Menjaga berat badan yang sehat
 Menghindari alkohol
 Mengendalikan kadar glukosa (gula darah) darah jika memiliki diabetes
 Mendapatkan pemeriksaan secara teratur
PATOLOGI UMUM (Istilah-istilah Kelainan)

More Related Content

What's hot

Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)
Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)
Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULITM.A.W.Khairurrijal
 
Jamur Fusarium
Jamur FusariumJamur Fusarium
Jamur Fusariumrufairah
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
jaringan dan sistem jaringan tanaman
jaringan dan sistem jaringan tanamanjaringan dan sistem jaringan tanaman
jaringan dan sistem jaringan tanamanPrasetiyo Prasetiyo
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannyasiska fiany
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Iva Maria
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)fikri asyura
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
ppt patofisiologi penuaan
ppt patofisiologi penuaanppt patofisiologi penuaan
ppt patofisiologi penuaanNINING14
 

What's hot (20)

Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)
Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)
Derivat kulit (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
 
Jamur Fusarium
Jamur FusariumJamur Fusarium
Jamur Fusarium
 
Do
DoDo
Do
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
jaringan dan sistem jaringan tanaman
jaringan dan sistem jaringan tanamanjaringan dan sistem jaringan tanaman
jaringan dan sistem jaringan tanaman
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 
Miliaria
MiliariaMiliaria
Miliaria
 
WOC penyakit mata Glaukoma
WOC penyakit mata GlaukomaWOC penyakit mata Glaukoma
WOC penyakit mata Glaukoma
 
ppt Kulit
ppt Kulitppt Kulit
ppt Kulit
 
Ppt perkecambahan
Ppt perkecambahanPpt perkecambahan
Ppt perkecambahan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
ppt patofisiologi penuaan
ppt patofisiologi penuaanppt patofisiologi penuaan
ppt patofisiologi penuaan
 
struktur histologis otot
struktur histologis ototstruktur histologis otot
struktur histologis otot
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 

Viewers also liked

Power Point Keganasan
Power Point KeganasanPower Point Keganasan
Power Point KeganasanFirdika Arini
 
Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologizipiklan
 
Penggolongan Obat
Penggolongan Obat Penggolongan Obat
Penggolongan Obat pjj_kemenkes
 
Pelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakit
Pelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakitPelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakit
Pelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakitHairullah Gazali
 
Modul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasmaModul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasmapjj_kemenkes
 
Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1Nova Ci Necis
 
Ca serviks kel.4
Ca serviks kel.4Ca serviks kel.4
Ca serviks kel.4Caen Mujib
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapirakkas
 
Mengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak diniMengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak dinichintyaa__01
 
Patologi radang
Patologi  radangPatologi  radang
Patologi radangBang Jay
 
Seminar+kanker+d.nurcahyo
Seminar+kanker+d.nurcahyoSeminar+kanker+d.nurcahyo
Seminar+kanker+d.nurcahyoagtheaa
 
Mengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudaraMengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudaraikakecilofficial
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganNur Angraini
 

Viewers also liked (20)

Presentasi seminar english
Presentasi seminar englishPresentasi seminar english
Presentasi seminar english
 
Neoplasma 1
Neoplasma 1Neoplasma 1
Neoplasma 1
 
onkologi umum
onkologi umumonkologi umum
onkologi umum
 
Power Point Keganasan
Power Point KeganasanPower Point Keganasan
Power Point Keganasan
 
Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
 
Penggolongan Obat
Penggolongan Obat Penggolongan Obat
Penggolongan Obat
 
DOC008
DOC008DOC008
DOC008
 
Pelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakit
Pelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakitPelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakit
Pelatihan handling sitostatika bagi petugas instalasi farmasi rumah sakit
 
Onkogenesis
Onkogenesis Onkogenesis
Onkogenesis
 
Modul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasmaModul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasma
 
Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1
 
Ca serviks kel.4
Ca serviks kel.4Ca serviks kel.4
Ca serviks kel.4
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Tumor dan kanker
Tumor dan kankerTumor dan kanker
Tumor dan kanker
 
Mengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak diniMengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak dini
 
Patologi radang
Patologi  radangPatologi  radang
Patologi radang
 
Seminar+kanker+d.nurcahyo
Seminar+kanker+d.nurcahyoSeminar+kanker+d.nurcahyo
Seminar+kanker+d.nurcahyo
 
Mengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudaraMengenal penyakit kanker payudara
Mengenal penyakit kanker payudara
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
 
Merissa
MerissaMerissa
Merissa
 

Similar to PATOLOGI UMUM (Istilah-istilah Kelainan)

Similar to PATOLOGI UMUM (Istilah-istilah Kelainan) (20)

Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020
 
alat indera manusia
alat indera manusiaalat indera manusia
alat indera manusia
 
Alat indera
Alat inderaAlat indera
Alat indera
 
Demam berdarah & hidrosefaulus
Demam berdarah & hidrosefaulusDemam berdarah & hidrosefaulus
Demam berdarah & hidrosefaulus
 
5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt
5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt
5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt
 
Ichtyosis
IchtyosisIchtyosis
Ichtyosis
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptxSistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
 
IPAS TKRA KELOMPOK 8.pptx
IPAS TKRA KELOMPOK 8.pptxIPAS TKRA KELOMPOK 8.pptx
IPAS TKRA KELOMPOK 8.pptx
 
Kelompok 4_Swamedikasi Bisul.pptx
Kelompok 4_Swamedikasi Bisul.pptxKelompok 4_Swamedikasi Bisul.pptx
Kelompok 4_Swamedikasi Bisul.pptx
 
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
 
Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
 
Gangguan pada sistem pernapasan 2017
Gangguan pada sistem pernapasan 2017Gangguan pada sistem pernapasan 2017
Gangguan pada sistem pernapasan 2017
 
Varisela
VariselaVarisela
Varisela
 
Dermatomikosis
DermatomikosisDermatomikosis
Dermatomikosis
 
Indra Mata dan Kulit
Indra Mata dan KulitIndra Mata dan Kulit
Indra Mata dan Kulit
 

PATOLOGI UMUM (Istilah-istilah Kelainan)

  • 1. PATOLOGI UMUM ISTILAH-ISTILAH KELAINAN AYU KARTIKA FEBRIANI 10011181320091 FKM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 2. HIPERHIDROSIS  Penderita mengeluarkan keringat yang berlebihan, yang bisa menghambat aktivitasnya sehari-hari. Hal ini kadang dipicu oleh stres, emosi atau olah raga, tetapi juga bisa terjadi secara spontan.  Pada hiperhidrosis palmaris, tangan penderita lembab dan basah.  Pada hiperhidrosis aksilaris, penderita banyak mengeluarkan keringat di ketiaknya sehingga harus sering berganti pakaian.  Pada hiperhidrosis plantaris, keringat yang berlebihan di kaki menyebabkan kaos kaki dan sepatu menjadi lembab dan timbul bau yang tidak sedap (bromhidrosis), karena adanya bakteri atau jamur di kulit yang basah.   Bagian tubuh yang mengalami hiperhidrosis sering berwarna merah muda atau putih kebiruan, dan pada kasus yang lebih parah kulit dapat pecah-pecah dan bersisik, terutama pada kaki.  GEJALA
  • 3. PENYEBAB HIPERHIDROSIS • Hiperhidrosis disebabkan oleh kerja Hiperhidrosis disebabkan oleh kerja eccrineeccrine yang terlaluyang terlalu aktif. aktif. Eccrine Eccrine adalah kelenjar keringat yang mengaturadalah kelenjar keringat yang mengatur suhu tubuh. Kelenjar ini berlokasi di seluruh tubuhsuhu tubuh. Kelenjar ini berlokasi di seluruh tubuh sehingga semua bagian tubuh dapat berkeringat,sehingga semua bagian tubuh dapat berkeringat, namun hiperhidrosis terutama terjadi di telapaknamun hiperhidrosis terutama terjadi di telapak tangan, telapak kaki, ketiak dan wajah. Kebanyakantangan, telapak kaki, ketiak dan wajah. Kebanyakan hiperhidrosis adalah kelainan bawaan yang menurun dihiperhidrosis adalah kelainan bawaan yang menurun di keluarga.keluarga.
  • 5.
  • 6. MILIARIA Miliaria crystallina Sumbatan terjadi pada bagianSumbatan terjadi pada bagian atas dari lapisan kulit, berisiatas dari lapisan kulit, berisi cairan jernih seperti tetesan air,cairan jernih seperti tetesan air, namun tanpa disertainamun tanpa disertai munculnya kulit kemerahan.munculnya kulit kemerahan. Lokasi: Dahi, leher, punggungLokasi: Dahi, leher, punggung dan dada.dan dada. Miliaria rubra Sumbatan terjadi pada bagianSumbatan terjadi pada bagian tengah lapisan kulit, berwarnatengah lapisan kulit, berwarna merah, Disertai keluhanmerah, Disertai keluhan sangat gatal dan pedih bilasangat gatal dan pedih bila berkeringat. Lokasi: Bagian-berkeringat. Lokasi: Bagian- bagian tubuh yang tertutupbagian tubuh yang tertutup pakaian dan yang tergesekpakaian dan yang tergesek pakaian.pakaian. Miliaria profunda  Sumbatan terjadi padaSumbatan terjadi pada bagian dalam dari lapisanbagian dalam dari lapisan kulit, tidak disertai kulitkulit, tidak disertai kulit yang kemerahan dan tidakyang kemerahan dan tidak juga menimbulkan rasajuga menimbulkan rasa gatal.gatal. Lokasi: Badan, lengan danLokasi: Badan, lengan dan tungkai.tungkai.
  • 8. PENYEBAB MILIARIA • Keringat yang berlebihan tapi tidak bisa keluar karena adanya penyumbatan pada saluran kelenjar keringat. • Bakteri Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus epidermidis yang bercampur keringat menyebabkan iritasi (menusuk-nusuk), gatal dan ruam lepuh yang sangat kecil, biasanya di daerah lokal dari kulit. • Panas, kondisi lembab.
  • 10. EPISTAKSI S Epistaksis (mimisan) adalah perdarahan yang keluar dari lubang hidung, rongga hidung dan nasofaring. Epistaksis ini disebabkan oleh kelainan lokal maupun sistemik. Pada umumnya terdapat dua sumber perdarahan yaitu dari bagian anterior dan bagian posterior.
  • 12. PENYEBAB EPISTAKSIS Penyebab lokal:  Trauma: epistaksis dapat terjadi setelah trauma ringan misalnya mengorek hidung, bersin, mengeluarkan ingus dengan kuat, atau sebagai akibat trauma yang hebat seperti terpukul, jatuh, kecelakaan lalu lintas.  Iritasi: epistaksis juga timbul akibat iritasi gas yang merangsang, zat kimia, udara panas pada mukosa hidung.  Pengaruh lingkungan, misalnya tinggal di daerah yang sangat tinggi, tekanan udara rendah atau lingkungan udaranya sangat kering.  Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan epistaksis ringan unilateral disertai ingus yang berbau busuk.  Infeksi, misalnya pada rhinitis, sinusitis akut maupun kronis serta vestibulitis.  Tumor, baik jinak maupun ganas yang terjadi di hidung.  Iatrogenic, akibat pembedahan atau pemakaian semprot hidung steroid jangka lama. Penyebab sistemik:  Penyakit kardiovaskular, misalnya hipertensi dan kelainan pembuluh darah. Epistaksis juga dapat terjadi akibat peninggian tekanan vena seperti pada emfisema, bronchitis, pertusis, pneumonia, tumor leher dan penyakit jantung.  Infeksi, biasanya infeksi akut pada demam berdarah, influenza, demam tifoid.  Kelainan endokrin, misalnya pada kehamilan, menarche, menopause.  Kelainan congenital, biasanya yang sering menimbulkan epistaksis adalah hereditary haemorrhagic teleangiectasis atau penyakit Osler-Weber-Rendu.
  • 13. PENCEGAHAN EPISTAKSIS • Jangan mengorek hidung, terutama bila kuku panjang. • Jangan terlalu keras bila sisih (mengeluarkan lendir dari hidung). • Menghindari trauma pada wajah. • Menggunakan masker bila bekerja di laboratorium untuk menghindari menghirup zat-zat kimia secara langsung. • Hindari asap rokok karena asap dapat mengeringkan dan mengiritasi mukosa. • Stop pemakaian aspirin karena akan memudahkan terjadinya mimisan dan membuat mimisan berkepanjangan.
  • 14. Dyschromatopsia/Achromat opsia Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkanButa warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatuketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis.spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis. DyschromatopsiaDyschromatopsia Mengacu pada kemampuanMengacu pada kemampuan untuk melihat beberapauntuk melihat beberapa warna.warna. AchromatopsiaAchromatopsia Mengacu padaMengacu pada ketidakmampuan mataketidakmampuan mata untuk melihat warna samauntuk melihat warna sama sekali.sekali.
  • 15.
  • 16. PENYEBAB Faktor keturunan:  Disebut juga dengan istilah buta warna bawaan yang didapat dari orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya mutasi dalam kromosom X yang diturunkan ayah atau ibu. Kasus buta warna lebih banyak terjadi pada laki-laki. Hal ini karena laki-laki yang terbentuk dari kromosom XY hanya mempunyai satu kromosom X. Dengan begitu maka jika kromosom X-nya terganggu atau pun rusak, maka dia berpotensi lebih besar mengalami buta warna. Di lain sisi, perempuan yang terbentuk dari kromosom XX, jika salah satu kromosom X-nya mengalami gangguan, masih ada satu kromosom X lagi sehingga ia hanya menjadi pembawa sifat (carrier) buta warna. Maka perempuan jarang yang menderita buta warna. Tetapi wanita akan menjadi carrier terjadinya buta warna kepada anaknya bila menikah dengan seorang laki-laki yang sel kromosomnya juga mengalami gangguan. Faktor didapat: • Karena faktor kecelakaan atau pun cedera pada otak dan organ mata. Hal ini biasanya terjadi ketika mengalami kerusakan retina atau cedera (trauma) pada otak yang menyebabkan pembengkakan di lobus occipital. Kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet karena tidak menggunakan pelindung mata secara benar juga bisa menyebabkan buta warna. Cedera otak atau stroke dapat mengganggu pengolahan warna di otak. Jika buta warna baru terjadi di usia remaja atau dewasa, penyebabnya adalah penyakit di makula, misalnya karena degenerasi makula atau kerusakan saraf optik di belakangnya.
  • 18. • Retina Achromatopsia • Retina Dyschromatopsia
  • 19. FIBRILASI ATRIUM Fibrilasi atrium adalahFibrilasi atrium adalah kelainan padajantungkelainan padajantung yang menyebabkanyang menyebabkan aktivitaslistrik jantungaktivitaslistrik jantung menjadi tidak teratur danmenjadi tidak teratur dan cepat, sehinggaatriumcepat, sehinggaatrium berkontraksi sangat cepatberkontraksi sangat cepat dan membuat ventrikeldan membuat ventrikel jugaberkontraksi denganjugaberkontraksi dengan cepat, tidak teratur, dancepat, tidak teratur, dan kurang efektifkurang efektif dibandingkan normal.dibandingkan normal.
  • 20. GEJALA FIBRILASI ATRIUM Gejala-gejala fibrilasi atrium tergantung dari seberapa cepat ventrikel berkontraksi. Jika ventrikel berkontraksi dengan sangat cepat, maka bisa timbul rasa berdebar-debar atau tidak enak pada dada. Gejala lain yang bisa ditemukan:  Denyut nadi terasa cepat dan tidak teratur.  Lemah, sesak napas, tidak dapat beraktivitas, kepala terasa ringan, atau pingsan.  Gagal jantung atau timbul nyeri dada.  Syok, dimana tekanan darah menjadi sangat rendah.
  • 21. PENYEBAB FIBRILASI ATRIUM Beberapa gangguan atau kondisi yang seringkali menyebabkan terjadinya fibrilasi atrium antara lain: • Tekanan darah tinggi • Penyakit arteri koroner • Kelainan katup jantung • Gagal jantung atau pembesaran jantung • Serangan jantung • Penyalahgunaan alkohol • Kelainan jantung bawaan • Peradangan pada selaput jantung
  • 22. PENCEGAHAN Kita dapat mencegah fibrilasi atrium (AF) dengan memimpin gaya hidup sehat dan mengambil langkah-langkah untuk menurunkan resiko penyakit jantung. Langkah-langkah ini meliputi:  Tidak merokok  Mengikuti diet jantung sehat yang rendah lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol dan yang mencakup berbagai biji-bijian, buah dan sayuran setiap hari  Mendapatkan aktivitas fisik secara teratur  Menjaga berat badan yang sehat  Menghindari alkohol  Mengendalikan kadar glukosa (gula darah) darah jika memiliki diabetes  Mendapatkan pemeriksaan secara teratur