Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Indonesia periode 1987-2016, kelompok heteroseksual merupakan kelompok dengan jumlah kasus AIDS terbanyak, yaitu sebesar 58.846 kasus atau 71% dari total kasus. Kelompok kedua beresiko tinggi adalah pengguna narkoba suntik (IDU) dengan 9.080 kasus atau 11% dari total. Hal ini mengingatkan akan pentingnya mempromosikan perilaku seksual yang aman untuk mencegah penyebar
2. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah infeksi yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan suatu penyakit yang menyerang sel-sel
kekebalan tubuh. Sebuahtemuan baru yang mengarah pada pertumbuhan, isolasi dan karakterisasi
dari sebuah virus herpes baru yang dikenaldengan kaposi’s sarcoma-associated herpes virus
(KSHV) atau human herpes virus type 8 (HHV-8) dari lesi sarkomakaposi (SK). Sarkoma kaposi
adalah kanker yang berkembang dari sel-sel yang melapisi kelenjar getah bening atau pembuluh
darah. Seseorang yang terinfeksi HIV mempunyai risiko 100 hingga 300 kali lebih sering terkena
SK. Lesi awal SK-AIDS tampak sebagai makula keunguan berbentuk oval kecil yang berkembang
dengan cepat menjadi plak dan nodul kecil, yang seringkali timbul di seluruh bagian tubuh dan
memiliki kecenderungan mengalami progresivitas yang cepat. Telah dilaporkan kasus seorang
laki-laki imunokompromais berusia 27 tahun datang dengan keluhan lemah letih lesu dan bentol-
bentol berwarna merah keunguan di dada, perut, punggung dan belakang telinga sejak 3bulan
sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya HIV-AIDS dengan
TB paru,candidiasis oral dan sarkoma kaposi. Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan
keluhan dan data klinis yaitu anti HIV positif dengan CD4 49 u/L dan biopsi kulit dengan hasil
sesuai dengan gambaran sarkoma kaposi.Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu dengan pemberian
OAT kategori I, ARV dan anti jamur. Pemberian ARV yangadekuat untuk HIV-AIDS merupakan
kunci dalam tatalaksana SK-AIDS.
3. No Faktor Resiko AIDS
1 Heteroseksual 58846
2 Biseksual 491
3 IDU (Injection Drug User) 9080
4 Transfusi Darah 222
5 Transmisi Perinatal 2587
6 Tak diketahui 11678
JUMLAH 82904
Sumber: Dinas Kesehatan 2016
4. 71%
1%
11%
0%3%
14%
Grafik Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut
Faktor Resiko Periode 1987 – 2016
Heteroseksual Biseksual
IDU (Injection Drug User) Transfusi Darah
Transmisi Perinatal Tak diketahui
5. Dari data diatas memberikan informasi bahwa kelompok
heteroseksual menjadi kelompok paling rentan atas kasus AIDS di
Indonesia selama periode 1987 – 2016 tercatat ada 58.846 kasus.
Kelompok kedua yang beresiko tinggi adalah IDU (Injection Dug
User) yang mencapai 9.080 kasus yang tercatat. Sayangnya ada
lebih dari 11 ribu kasus yang belum diketahui resiko penyebab
kasusnya.
Masih tingginya faktor resiko pada kelompok heteroseksual dapat
mengingatkan kembali apa yang harus digaris bawahi dari
penyebaran HIV-AIDS. Perilaku sesksual sebagai faktor resiko
terbesar dalam paparan HIV-AIDS menegaskan kembali soal
problema promikuitas, atau hubungan seksual antara sejumlah
wanita dan pria tanpa ada aturan yang mengikat. Seks dengan
lebih dari satu pasangan, tanpa pelindung, meningkatkan resiko
HIV-AIDS.
Terlepas dari persoalan moralitas, data di Indonesia di atas
setidaknya memperlihatkan bahwa problem ini mash terkait
dengan hal itu.