Pengabdian Masyarakat adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat
dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Secara umum,
program ini dirancang untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa, khususnya dalam
mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi tidak
hanya melaksanakan pendidikan bagi mahasiswanya, tetapi juga melaksanakan riset dan
mengembangkan inovasi, serta pelestarian dan pengembangan ilmu yang unggul dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Bentuk-bentuk kegiatan Pengabdian Masyarakat
1. Bakti Sosial
2. Mengajar
Tujuan Pengabdian Masyarakat di Perguruan Tinggi
1. Menciptakan inovasi teknologi untuk mendorong pembangunan ekonomi
Indonesia dengan melakukan komersialisasi hasil penelitian;
2. Memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan,
atau persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung;
3. Melakukan kegiatan yang mampu mengentaskan masyarakat tersisih
(preferential option for the poor) pada semua strata, yaitu masyarakat yang
tersisih secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya;
4. Melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk
pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam.
SASARAN
Masyarakat luar kampus yang memerlukan bantuan dan petunjuk untuk meningkatkan
kemampuan dalam pemecahan masalah untuk menunjang pembangunan. Yang
diutamakan adalah mereka yang memiliki kedudukan diutamakan strategis dalam lapiran
masyarakat, yaitu antara lain unsur-unsur pimpinan, pemuda atau remaja yang mampu
melipatgandakan dan menyebarluaskan hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat.
1. Masyarakat pendidikan khusus, yang sesuai dengan prioritas dalam bidang
sains, kependudukan dan lingkungan hidup, serta lembaga pendidikan dan
lembaga masyarakat yang memerlukan pembinaan dan pengembangan
secara khusus
Peningkatan self-image pada diri individu memang sangat penting dan
bahkan setiap manusia melakukannya. Kita mengenal teori atribusi dalam
psikologi sosial dimana manusia cenderung membuat kesan baik kepada
orang lain untuk merubah atau mempertahankan penialaian tersebut. Tak
dapat dipungkiri, remaja yang sedang berada dalam rentang usia 13-18
tahun sedang berada dalam tahap mencari identitas diri. Remaja
melakukan uji coba pada setiap identitas yang membuatnya nyaman.
Ketika suatu kondisi dengan peran yang sesuai bagi remaja maka remaja
cenderug akan tetap mempertahankan identitas tersebut. Tidak hanya
terjadi pada remaja, orang dewasa bahkan memiliki ego yang lebih tinggi
untuk mempertahankan eksistensi diri atas segala usaha, prestasi, dan
pencapaian yang telah diterima. Maka jangan heran ketika orang dewasa
merasa tersinggung jika ada salah satu hal dari dirinya yang dicela oleh
orang lain.
Kembali berbicara tentang kegiatan pengabdian itu, esensi melakukan
kegiatan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya untuk melatih jiwa
kepekaan manusia, sarana untuk berbagi apa yang telah dimiliki kepada
orang lain, melatih keterampilan atau soft skill untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat sasaran, dan sebagai bentuk pemenuhan salah satu
kebutuhan (need) dalam diri individu. Berbicara tentang need, terdapat
suatu teorema yang disebut dengan hierarki Maslow dimana hierarki itu
menggambarkan sebuah segitiga tingkatan kebutuhan manusia. Salah satu
tingkatannya adalah kebutuhan sosial atau kebutuhan rasa sayang dari
orang lain seperti dari pasangan, keluarga, saudara, kerabat, masyarakat,
dan sebagainya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kesi Widjajanti
tahun 2011 yang merumuskan model pemberdayaan masyarakat
menjelaskan bahwa model pemberdayaan masyarakat tidak akan berjalan
efektif ketika masyarakat yang menjadi pelaku tidak memberdayakan
dirinya terlebih dahulu. Istilah kasarnya “apa yang akan kita beri, kalau kita
sendiri tidak punya”. Berbicara tentang pemberdayaan masyarakat, tujuan
utamanya yaitu tumbuhnya budaya kemandirian masyarakat untuk dapat
meningkatkan taraf hidupnya dan mengoptimalkan sumber daya yang
dimilikinya.
Begitu mulia tujuan dan esensi dari salah satu tri dharma perguruan tinggi
itu, pengabdian kepada masyarakat. Sebagai manusia, kita perlu untuk
selalu merefleksikan diri apakah volunteering yang kita ikuti, kegiatan
pengabdian yang kita selenggarakan, santunan yang kita berikan kepada
mereka yang berada di kalangan ke bawah adalah wujud nyata dari
kepedulian kita kepada mereka. Kembali melihat ke dalam diri apakah
penggerak sosial kini telah memiliki esensi pemberdayaan di hatinya
ataukah hanya sekedar memperlihatkan eksistensi diri semata. Apakah
ketika melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, jiwa yang tulus dan
rasa ikhlas yang mengantarkan kita mendaki, melewati lembah, dan jalan
setapak untuk sampai pada mereka yang ada di daerah terpencil. Ataukah
hanya sekedar keceriaan, tertawa lepas tertangkap potret kamera, dan
pemberian santunan itu hanya sebagai suatu cerita indah dalam sebuah