Dampak prilaku seks bebas bagi kesehatan remaja kelompok periadi
1. Dampak Prilaku Seks Bebas Bagi
Kesehatan Remaja
Akhir-akhir ini berbagai pihak gencar melakukan semacam kampanye
memerangi AIDS dan bahaya narkoba yang dilakukan secara langsung
turun ke sekolah-sekolah ataupun kampus-kampus. Remaja dalam
perkembangannya memerlukan lingkungan adaptip yang menciptakan
kondisi yang nyaman untuk bertanya dan membentuk karakter
bertanggung jawab terhadap dirinya. Ada kesan pada remaja,seks itu
menyenangkan, puncak rasa kecintaan, yang serba membahagiakan
sehingga tidak perlu ditakutkan. Berkembang pula opini seks adalah
sesuatu yang menarik dan perlu dicoba.
Terlebih lagi ketika remaja tumbuh dalam lingkungan mal-adaptif, akan
mendorong terciptanya perilaku amoral yang merusak masa depan
remaja. Dampak pergaulan bebas mengantarkan pada kegiatan
menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal termasuk aborsi,
narkoba, serta berkembangnya penyakit menular seksual (PMS).
Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah
berhubungan seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah
mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan
57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah.
Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang
datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20
tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi.
Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta
per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK
Universitas Udayana, Bali ini.
2. Penelitian di Bandung tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP, 10,53
persen pernah melakukan ciuman bibir, 5,6 persen melakukan ciuman
dalam, dan 3,86 persen pernah berhubungan seksual. Dari aspek medis,
menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas memiliki banyak
konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga
infeksi, infertilitas dan kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus
kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit kelamin
maupun penyakit menular seksual di kalangan remaja (termasuk
HIV/AIDS). Di Denpasar sendiri, menurut guru besar Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang
dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari
pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang dari
keluarga baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami
penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS
menyerang anak dan bayi yang dilahirkannya.
Tindakan remaja yang seringkali tanpa kendali menyebabkan bertambah
panjangnya problem sosial yang dialaminya. Menurut WHO, di seluruh
dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak
menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan
500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar
30-50 % diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak
aman dan 90 % terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
Dampak Seks Bebas terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis
Remaja.
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah.
Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya
angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta
kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja.
Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak
hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari
terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak
hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak
tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis,
penyakit gonorhoe meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di
negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian, incest, orgy, bistiability,
merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang menghasilkan
keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi
pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi
dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang
membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan
oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek
secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai
kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan
sampai terjadinya infertilitas. Secara psikologis seks pra nikah
memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa,
3. perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang
menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap
masyarakat.
Bagaiamana Remaja Bersikap?
Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa
tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang
menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan
aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi
pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan. Kehidupan keluarga
yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak
tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang jauh dari sendi-sendi
agama. Aktifitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang
pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan
alam berfikirnya. Meminimalkan hal-hal yang merangsang, mengekang
ledakan nafsu dan menguasainya. Masa remaja memang sangat
memperhatikan masalah seksual. Banyak remaja yang menyukai bacaan
porno, melihat film-film porno. Semakin bertambah jika mereka
berhadapan dengan rangsangan seks seperti suara, pembicaran, tulisan,
foto, sentuhan, dan lainnya. Hal ini akan mendorong remaja terjebak
dengan kegiatan seks yang terlarang.
Perawatan organ reproduksi tidak identik dengan pemanfaatan tanpa
kendali. Sistem organ reproduksi dalam pertumbuhannya sebagaimana
organ lainnya, memerlukan masa tertentu yang berkesinambungan
sehingga mencapai petumbuhan maksimal. Disinilah letak pentingnya
pendampingan orang tua dan pendidik untuk memberi pemahaman yang
benar tentang pertumbuhan organ reproduksi. Pemahaman remaja
berkaitan dengan organ reproduksinya tentunya ditanamkan sesuai
dengan kadar kemampuan logika dan umur mereka. Dengan demikian
remaja tidak akan cemas ketika menghadapi peristiwa haid pertama,
melewati masa premenstrual syndrome dengan aman, memahami hukum
fiqh terkait dengan haid serta peristiwa lain yang mengiringi masa
pubertas remaja.
Remaja juga harus bisa menjaga diri. Hal ini mampu dilakukan pada
remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam menjalani
hidupnya. Orang tua sejak usia dini harus menanamkan dasar yang kuat
pada diri anak bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk taqwa kepada-
Nya. Jika konsep hidup yang benar telah tertanam maka remaja akan
memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya,
mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Kualitas akhlak akan
terus terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan
tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai
di rumah yang terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami
di antara sesama keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua
dan pendidik akan menghindarkan dari pergaulan bebas, komitmen
terhadap aturan baik dalam pakaian, pergaulan antar lawan jenis,
menghindari hal-hal yang dilarang dan sebagainya. Bagaimana dengan
anda
4. cara Mencegah Prilaku Seks Bebas
Pada Remaja
Dewasa ini, permasalahan remaja kita merupakan persoalan yang sangat serius. Jika
permasalahan remaja yang ada di negeri ini tidak dikurangi dan diselesaikan dengan cepat
maka dapat menyebabkan hancurnya tatanan bangsa di masa depan. Beberapa faktor yang
mendorong anak remaja usia sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar nikah
diantaranya adalah pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan dan
faktor keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut serta pengaruh dari media
massa. Seks bebas adalah perilaku seks di luar hubungan pernikahan. Menurut Sigmund
Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah ada sejak manusia lahir. Sejak lahir, manusia
sudah menjadi mahluk yang seksual atau memiliki libido (enerji seksual) yang mengalami
perkembangan melalui fase yaitu: oral, anal, falik dan genital.
Berikut beberapa saran yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah prilaku seks
bebas pada remaja:
Adanya kasih sayang, perhatian dari orang tua dalam hal apapun serta pengawasan
yang tidak bersifat mengekang.
Salah satu faktor terbesar yang mengakibatkan remaja kita terjerumus ke dalam prilaku seks
bebas adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Perilaku seks
bebas pada remaja saat ini sudah cukup parah. Peranan agama dan keluarga sangat penting
untuk mengantisipasi perilaku remaja tersebut. Sebagai makhluk yang mempunyai sifat
5. egoisme yang tinggi maka remaja mempunyai pribadi yang sangat mudah terpengaruh oleh
lingkungan di luar dirinya akibat dari rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Tanpa adanya
bimbingan maka remaja dapat melakukan perilaku menyimpang. Untuk itu, diperlukan
adanya keterbukaan antara orang tua dan anak dengan melakukan komunikasi yang efektif.
Mungkin seperti menjadi tempat curhat bagi anak-anak anda, mendukung hobi yang
diinginkan selama kegiatan tersebut positif untuk dia.
Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi.
Pada usia remaja, mereka selalu mempunyai keinginan untuk mengetahui, mencoba dan
mencontoh segala hal. Seperti dari media massa dan elektronik yang membuat remaja
seringkali terpicu untuk mengikuti seperti yang ada dalam tayangan tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan adanya pengawasan dalam hal tersebut. Mungkin dengan mendampingi mereka
saat melihat tayangan tersebut.
Menambah kegiatan yang positif di luar sekolah, misalnya kegiatan olahraga.
Selain menjaga kesehatan tubuh, kesibukan di luar sekolah seperti olahraga dapat membuat
perhatian mereka tertuju ke arah kegiatan tersebut. Sehingga, memperkecil kemungkinan bagi
mereka untuk melakukan penyimpangan prilaku seks bebas.
Perlu dikembangkan model pembinaan remaja yang berhubungan dengan kesehatan
produksi.
Perlu adanya wadah untuk menampung permasalahan reproduksi remaja yang sesuai dengan
kebutuhan. Informasi yang terarah baik secara formal maupun informal yang meliputi
pendidikan seks, penyakit menular seksual, KB dan kegiatan lain juga dapat membantu
menekan angka kejadian perilaku seks bebas di kalangan remaja.
Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku
seks bebas.
Dengan memberikan hukuman yang sesuai bagi pelaku seks bebas, diharapkan mereka tidak
mengulangi perbuatan tersebut.
6. Contoh Skripsi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Pergaulan Bebas Generasi Muda
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Pada Remaja
faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang dikalangan
para remaja. Di antaranya adalah sebagai
berikut: Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama . Sudah menjadi
tragedi dari dunia maju, dimana
segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga
keyakinan beragam mulai terdesak,
kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan
suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan
lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka
hilanglah kekua ... generasi muda
sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga,
sekolah dan masyarakat dalam pembinaan
moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak
belakang, tidak seirama, dan tidak
kondusif bagi pembinaan moral. Ketiga, dasarnya harus budaya
materialistis, hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar
tentang anak-anak sekolah menengah
yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-o ... mudah
pula meniru melakukan
pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang teguh
keyakinannya kepada Tuhan serta
7. menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya
pengaewasan yang ketat, karena setiap
orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-
hukum dan ketentuan-ketentuan
Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama,
semakin sudah memelihara moral orang
dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin b
...
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang
dikalangan para remaja. Di antaranya adalah
sebagai berikutPertama, longgarnya pegangan terhadap agama .Sudah
menjadi tragedi dari dunia maju, dimana
segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga
keyakinan beragam mulai terdesak,
kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan
suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan
lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka
hilanglah kekuatan pengontrol yang
ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan
pengatur moral yang dimilikinya adalah
masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya
pengawasan masyarakat itu tidak sekuat
pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu
datang dari luar, jika orang luar tidak
8. tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka
dengan senang hati orang itu akan berani
melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila
dalam masyarakat itu banyak ornag
yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang
yangkurang iman tadi tidak akan mudah pula
meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.Tetapi jika setiap
orang teguh keyakinannya kepada
Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu
lagi adanya pengaewasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau
melanggar hukum-hukum dan
ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya
masyarakat dari agama, semakin sudah
memelihara moral orang ...
Read Article Contoh Skripsi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Pergaulan Bebas Generasi Muda
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Pada Remaja
faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang dikalangan
para remaja. Di antaranya adalah sebagai
berikut: Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama . Sudah menjadi
tragedi dari dunia maju, dimana
segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga
keyakinan beragam mulai terdesak,
9. kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan
suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan
lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka
hilanglah kekua ... generasi muda
sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga,
sekolah dan masyarakat dalam pembinaan
moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak
belakang, tidak seirama, dan tidak
kondusif bagi pembinaan moral. Ketiga, dasarnya harus budaya
materialistis, hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar
tentang anak-anak sekolah menengah
yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-o ... mudah
pula meniru melakukan
pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang teguh
keyakinannya kepada Tuhan serta
menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya
pengaewasan yang ketat, karena setiap
orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-
hukum dan ketentuan-ketentuan
Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama,
semakin sudah memelihara moral orang
dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin b
...
10. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang
dikalangan para remaja. Di antaranya adalah
sebagai berikutPertama, longgarnya pegangan terhadap agama .Sudah
menjadi tragedi dari dunia maju, dimana
segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga
keyakinan beragam mulai terdesak,
kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan
suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan
lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka
hilanglah kekuatan pengontrol yang
ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan
pengatur moral yang dimilikinya adalah
masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya
pengawasan masyarakat itu tidak sekuat
pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu
datang dari luar, jika orang luar tidak
tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka
dengan senang hati orang itu akan berani
melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila
dalam masyarakat itu banyak ornag
yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang
yangkurang iman tadi tidak akan mudah pula
meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.Tetapi jika setiap
orang teguh keyakinannya kepada
11. Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu
lagi adanya pengaewasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau
melanggar hukum-hukum dan
ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya
masyarakat dari agama, semakin sudah
memelihara moral orang ...
Read Article