SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, BI RATE DAN NILAI TUKAR
DI INDONESIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
SEKTOR KEUANGAN
(Kajian Empiris Pada BEI Periode 2007 – 2011)

Disusun Oleh
Feby Haikal
NIM : 0932060003
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa indeks sektoral. Kesemua Indeks
saham sektoral yang tercatat di BEI diklasifikasikan kedalam sembilan sektor
menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI dan diberi nama JASICA
(Jakarta Industrial Classification). Salah satu sektor tersebut adalah sektor keuangan.
Sektor ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara makro, faktorfaktor tersebut antara lain PDB, Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar. Hal ini
menunjukkan eratnya pengaruh indikator makro Indonesia terhadap pergerakan
harga saham sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.
1.2

Batasan Masalah

1.Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Indeks Harga Saham
Gabungan Sektor Keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.Indikator-indikator makro ekomomi negara Indonesia yang di analisa antara lain
adalah data bulanan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan harga konstan 2000
menurut lapangan usaha dari data yang bersumber dari situs Badan Pusat Statistik
(BPS) www.bps.go.id , data bulanan laju inflasi bersumber dari situs Badan Pusat
statistik www.bps.go.id, data bulanan tingkat suku bunga yang di teliti adalah
tingkat BI Rate yang bersumber dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id, dan data
bulanan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dollar Amerika adalah nilai kurs
tengah yang bersumber dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id.
3.Periode Variabel makro yang diteliti hanya 4 variabel dari 7 variabel makro (PDB,
Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, Anggaran Defisit, Investasi Swasta dan
Neraca Pembayaran – Perdagangan).
4.Periode pengamatan di batasi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
1.3

Perumusan Masalah

1.Bagaimana trend perkembangan PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan
IHSG sektor keuangan yang menjadi objek penelitian pada periode waktu penelitian
tahun 2007 sampai dengan 2011?
2.Apakah PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di Indonesia secara
bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham gabungan sektor keuangan di
BEI periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011?
3.Apakah PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di Indonesia secara
parsial berpengaruh terhadap harga saham gabungan sektor keuangan di BEI
periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011?
1.4

Tujuan Penelitian

1.Untuk mengetahui bagaimana trend perkembangan PDB, Inflasi, Tingkat Suku
Bunga, Nilai Tukar dan IHSG sektor keuangan yang menjadi objek penelitian pada
periode waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2011.
2.Untuk mengetahui bagaimana PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di
Indonesia secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham gabungan
sektor keuangan di BEI periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
3.Untuk mengetahui bagaimana PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di
Indonesia secara parsial berpengaruh terhadap harga saham gabungan sektor
keuangan di BEI periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
BAB 2
LANDASAN TEORI
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Dalam tesis ini, penulis menggunakan dua jenis penelitian yaitu penelitian
deskriptif dan penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dalam tesis ini adalah
dengan menjelaskan tren atau pola perkembangan variabel-variabel yang di teliti
selama periode penelitian. Sedangkan jenis penelitian asosiatif dalam tesis ini
adalah untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang di
teliti.
3.2
Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian tesis ini, yang menjadi
variabel bebasnya antara lain adalah Produk Domestik Bruto (PDB), Tingkat Inflasi,
Tingkat Suku Bunga (BI Rate), dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Dalam hal ini menjadi variabel terikat adalah Indeks Harga
Saham Gabungan Sektor Keuangan.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Data yang di gunakan dalam tesis ini adalah merupakan data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang sudah tersedia yang kemudian di kutip oleh penulis.
Data di peroleh melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan
Bank Indonesia (BI). Sedangkan metode pengumpulan data, dilakukan penelitian
secara kepustakaan. Penelitian ini di gunakan untuk mendukung data sekunder
yang telah penulis peroleh.
3.4
Teknik Analisis Data
Analisis Deskriptif : Penelitian deskriptif dalam tesis ini adalah dengan menjelaskan
tren atau pola perkembangan variabel-variabel yang di teliti selama periode
penelitian.
Analisis Asosiatif : Sementara itu jenis penelitian asosiatif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan
deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat di bangun suatu
teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik dengan perangkat lunak (aplikasi) PASW 18+ for windows.
Sedangkan untuk interpolasi data PDB triwulan kedalam data bulanan
menggunakan aplikasi Eviews 7.1
Analisis Regresi
- Uji Asumsi Klasik : Untuk mendapatkan data yang valid, maka telebih
dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data yang akan di olah.
Analisis ini dapat juga disebut sebagai uji prasyarat dari model regresi linier
berganda yang akan diujikan. Uji tersebut antara lain
- uji normalitas,
- uji multikolinearitas,
- uji heterokedastisitas, dan
- uji autokorelasi.
- Persamaan Regresi Berganda :
Metode analisis yang digunakan adalah regresi Model Linier berganda
dengan model sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel–
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Pedoman intepretasi koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
R2 > 0,5 Variabel X dapat menjelaskan Variabel Y dengan baik / kuat
R2 = 0,5 Variabel X dapat menjelaskan Variabel Y cukup baik / kuat
R2 < 0,5 Variabel X dapat menjelaskan Variabel Y kurang baik / kuat
b. Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel
dependen.
Perumusan Hipotesis :
H0 : variasi perubahan nilai variabel-variabel independen secara bersamasama tidak dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. (H0 = 0)
Ha : variasi perubahan nilai variabel-variabel independen secara bersamasama dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. (Ha ≠ 0)
Membandingkan Sig. F dengan alpha :
Jika Sig. F > alpha artinya variabel-variabel independen dalam persamaan
regresi yang digunakan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Jika Sig. F < alpha artinya variabel-variabel independen dalam persamaan
regresi yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen.
c. Uji t
Uji statistik - t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel independen lainnya konstan.
Perumusan Hipotesis :
PDB
: H0 : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
BI Rate : H0 : b3 = 0
Ha : b3 ≠ 0

Inflasi
Kurs

: H0 : b2 = 0
Ha : b2 ≠ 0
: H0 : b4 = 0
Ha : b4 ≠ 0

Membandingkan Sig. t dengan alpha :
Jika Sig. t > alpha artinya variabel independen secara individu dalam
persamaan regresi yang digunakan tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Jika Sig. t < alpha artinya variabel independen secara individu dalam
persamaan regresi yang digunakan berpengaruh terhadap variabel
dependen.
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Deskriptif
4.1.1
Data PDB dan Tren Perkembangannya
Bulan

2007

2008

2009

2010

2011

Jan

157,481.20

166,981.80

174,860.70

185,006.20

197,026.70

Feb

158,476.50

168,380.40

175,970.00

186,371.30

198,321.20

Mar

159,684.10

169,856.60

177,225.80

187,901.70

199,879.40

Apr

161,104.00

171,245.10

178,411.80

189,606.60

201,835.50

May

162,736.30

173,000.90

180,123.00

191,460.30

203,820.70

Jun

164,580.80

174,958.60

182,143.00

193,472.10

205,969.10

Jul

168,506.60

179,297.80

186,568.30

197,218.30

209,944.00

Aug

169,374.10

180,024.60

187,633.50

198,364.30

211,171.40

Sep

169,052.20

179,318.60

187,435.10

198,486.30

211,314.40

Oct

164,696.40

173,890.90

183,105.20

195,360.00

210,373.20

Nov

164,129.20

172,785.90

182,530.60

195,102.20

208,347.80

Dec

164,505.90

172,714.80

182,843.30

195,488.70

205,238.00
Secara berturut-turut perkembangan PDB di Indonesia terus mengalami
peningkatan, seperti yang terjadi pada PDB akhir tahun 2010 mencatat kenaikan
pertumbuhan sebesar 6,9 persen dari tahun sebelumnya. PDB akhir tahun 2011
juga mencetak peningkatan meskipun tidak sebesar periode sebelumnya yaitu
sekitar 4,98 persen.
4.1.2

Data Inflasi dan Tren Perkembangannya

BULAN

2007

2008

2009

2010

2011

Jan

1.04

1.77

-0.07

0.84

0.89

Feb

0.62

0.65

0.21

0.3

0.13

Mar

0.24

0.95

0.22

-0.14

-0.32

Apr

-0.16

0.57

-0.31

0.15

-0.31

Mei

0.1

1.41

0.04

0.29

0.12

Jun

0.23

2.46

0.11

0.97

0.55

Jul

0.72

1.37

0.45

1.57

0.67

Agt

0.75

0.51

0.56

0.76

0.93

Sep

0.8

0.97

1.05

0.44

0.27

Okt

0.79

0.45

0.19

0.06

-0.12

Nov

0.18

0.12

-0.03

0.6

0.34

Des

1.1

-0.04

0.33

0.92

0.57
Tekanan inflasi yang tinggi pertengahan tahun 2008 sampai dengan akhir tahun
2008. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga komoditi dunia terutama minyak dan
pangan. Lonjakan harga tersebut berdampak pada kenaikan harga barang yang
ditentukan pemerintah (administered prices) seiring dengan kebijakan pemerintah
menaikkan harga BBM bersubsidi
Setelah tahun 2008, tingkat inflasi mulai turun karena turunnya harga komoditi
internasional, pangan dan energi dunia. Penyebab lain dari terus menurunnya
tingkat inflasi adalah kebijakan Pemerintah menurunkan harga BBM jenis solar dan
premium pada Desember 2008, dan produksi pangan dalam negeri yang relatif
bagus.
4.1.3

Data BI Rate dan Tren Perkembangannya

Bulan

2007

2008

2009

2010

2011

Jan

9.50%

8.00%

8.75%

6.50%

6.50%

Feb

9.25%

8.00%

8.25%

6.50%

6.75%

Mar

9.00%

8.00%

7.75%

6.50%

6.75%

Apr

9.00%

8.00%

7.50%

6.50%

6.75%

May

8.75%

8.25%

7.25%

6.50%

6.75%

Jun

8.50%

8.50%

7.00%

6.50%

6.75%

Jul

8.25%

8.75%

6.75%

6.50%

6.75%

Aug

8.25%

9.00%

6.50%

6.50%

6.75%

Sep

8.25%

9.25%

6.50%

6.50%

6.75%

Oct

8.25%

9.50%

6.50%

6.50%

6.50%

Nov

8.25%

9.50%

6.50%

6.50%

6.00%

Dec

8.00%

9.25%

6.50%

6.50%

6.00%
Kebijakan dalam sektor moneter di Indonesia, Bank Indonesia mengarahkan
kebijakannya pada penurunan tekanan inflasi yang didorong oleh tingginya
permintaan agregat dan dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM yang sempat
mendorong inflasi mencapai 2,46 persen pada bulan Juni 2008. Untuk
mengantisipasi berlanjutnya tekanan inflasi, BI menaikkan BI rate dari 8 persen
secara bertahap menjadi 9,5 persen pada Oktober 2008. Dengan kebijakan moneter
tersebut ekspektasi inflasi masyarakat tidak terakselerasi lebih lanjut dan tekanan
neraca pembayaran dapat dikurangi.
4.1.4

Data Kurs dan Tren Perkembangannya

Bulan

2007

2008

2009

2010

2011

Jan

9,090

9,291

11,355

9,365

9,057

Feb

9,160

9,051

11,980

9,335

8,823

Mar

9,118

9,217

11,575

9,115

8,709

Apr

9,083

9,234

10,713

9,012

8,574

May

8,828

9,318

10,340

9,180

8,537

Jun

9,054

9,225

10,225

9,083

8,597

Jul

9,186

9,118

9,920

8,952

8,508

Aug

9,410

9,153

10,060

9,041

8,578

Sep

9,137

9,378

9,681

8,924

8,823

Oct

9,103

10,995

9,545

8,928

8,835

Nov

9,376

12,151

9,480

9,013

9,170

Dec

9,419

10,950

9,400

8,991

9,068
Titik terendah Rupiah terdepresiasi terhadap dollar Amerika adalah ketika bulan
Nopember 2009, dimana krisis global masih berlangsung, Rupiah pada saat itu
menembus level 12.151 per 1 dollar Amerika. Pada masa krisis global yang terjadi
sejak beberapa waktu yang lalu, terjadi keketatan likuiditas global, dengan demikian
supply dollar relatif sangat menurun. Hal inilah yang memeberikan efek depresiasi
terhadap Rupiah
4.1.4

Data IHSG sektor Keuangan dan Tren Perkembangannya

Bulan

2007

2008

2009

2010

2011

Jan

201,118

244,619

161,237

311,656

422,034

Feb

189,109

248,468

145,309

305,476

432,286

Mar

197,420

232,270

172,708

345,504

482,764

Apr

213,778

215,906

215,732

373,160

511,415

May

226,403

217,813

227,649

357,304

501,572

Jun

223,136

203,740

243,662

377,184

506,868

Jul

249,490

228,238

272,789

395,524

543,191

Aug

234,418

224,928

280,456

396,515

507,120

Sep

246,494

203,366

304,671

447,698

466,597

Oct

268,574

151,790

288,315

467,683

509,929

Nov

260,238

150,898

293,480

452,975

482,967

Dec

260,568

176,334

301,424

466,669

491,776
Titik penurunan terendah indeks sektor keuangan berada pada saat akhir tahun
2008 sampai dengan awal tahun 2009 dimana indeks sempat menyentuh level
145,309, atau turun sekitar 32,3 persen jika di bandingkan akhir tahun 2007.
Setelah tahun 2008 indeks mulai perlahan beranjak naik ke level 304,671 bulan
September 2009 atau meningkat sekitar 49,8 persen jika di bandingkan pada
periode yang sama pada tahun 2008. Indeks terus meningkat ke level 466,669 pada
akhir tahun 2010 atau naik sekitar 54,8 persen dari tahun sebelumnya pada periode
yang sama. Indeks sempat mengalami sedikit stagnansi pada tahun 2011 yang
hanya mencatat kenaikan sekitar 5,4 persen jika di bandingkan dengan tahun 2010.
4.2
4.2.1

Analisa Asosiatif
Uji Asumsi Klasik

1.Uji Normalitas

Terlihat pada Gambar histogram dan grafik probabilitas di atas menunjukkan data
terdistribusi normal karena distribusi data residualnya terlihat mengikuti garis
diagonalnya. Pengujian normalitas data selain dengan analisa grafik dapat juga
dilakukan dengan analisis statistik melalui Uji Kolmogorov Smirnov.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N
60
a,b
Normal Parameters
Mean
.0000000
Std. Deviation
.96550680
Most Extreme
Absolute
.053
Differences
Positive
.053
Negative
-.049
Kolmogorov-Smirnov Z
.412
Asymp. Sig. (2-tailed)
.996
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Pada hasil pengujian Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai signifikansi uji
tersebut yakni sebesar 0,996 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa
data yang digunakan dalam regresi berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Model
1

(Constant)
PDB
INFLASI
BUNGA
KURS

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.353
.895
.343
.785

2.837
1.118
2.919
1.274

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai tolerance untuk ketiga variabel
menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari
0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih
dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal
yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini tidak terdapat gejala
multikolonieritas.
3. Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan gambar scatterplot di atas tampak bahwa titik-titik tersebar secara
acak dan tidak membentuk sebuah pola yang jelas, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
mengetahui struktur variasi IHSG berdasarkan masukan dari variabel
independennya.
Coefficientsa
Model

1

(Constant)
lnPDB
lnINFLASI
lnBUNGA
lnKURS

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-108.306
104.906
6.485
.171
.691
5.250

7.064
.392
4.228
4.860

Standardized
Coefficients
Beta
.232
.067
.042
.173

t
-1.032

Sig.
.307

.918
.436
.163
1.080

.363
.665
.871
.286

a. Dependent Variable: lnU2

Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.8 Uji Park di atas nampak
bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil nilai signifikansi nya lebih
besar dari pada 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel
bebas tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardize
d Residual
a
Test Value
.32079
Cases < Test Value
25
Cases >= Test Value
26
Total Cases
51
Number of Runs
23
Z
-.988
Asymp. Sig. (2-tailed)
.323
a. Median

Berdasarkan output tabel 4.9 diatas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,323 lebih
besar dari 0,05 sehingga hipotesis nihil (H0) yang menyatakan nilai residual
menyebar secara acak dapat di terima. Dengan demikian tidak terdapat
autokorelasi dalam persamaan regresi tersebut.
4.2.2

Persamaan Regresi Berganda
Coefficientsa
Model

1

(Constant)
PDB
INFLASI
BUNGA
KURS

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B
Std. Error
Beta
-41462.719
137156.449
5.254
.459
.681
-20419.891
8231.657
-.093
-8786.435
6599.872
-.080
-56.597
5.723
-.395

t
-.302
11.436
-2.481
-1.331
-9.889

Sig.
.764
.000
.016
.189
.000

a. Dependent Variable: IHSG

IHSG = - 41.462,719 + 5,254 X1 + - 20.419,891 X2 – 8.786,435 X3 – 56,597 X4
1.
2.

3.

4.

5.

Konstanta menunjukan angka sebesar - 41.462,719 yang artinya
tanpa variabel independen IHSG sektor keuangan sudah mencapai
nilai - 41.462,719 .
Nilai PDB menunjukan nilai 5,254 yang mempunyai arti bahwa jika
variabel inflasi, kurs dan suku bunga konstan, maka setiap
peningkatan PDB sebesar Rp. 1 akan meningkatkan IHSG sektor
keuangan sebesar 5,254.
Nilai inflasi mendapatkan angka - 20.419,891 yang berarti bahwa jika
variabel independen yang lain ( PDB, Kurs & Suku Bunga) bernilai
konstan, maka setiap peningkatan inflasi sebesar 1% maka akan
menurunkan IHSG sektor keuangan sebesar - 20.419,891 .
Nilai suku bunga menunjukan angka sebesar – 8.786,435 yang
berarti bahwa jika variabel-variabel independen lain (PDB, Inflasi &
Kurs) bernilai konstan maka setiap peningkatan nilai suku bunga
sebesar 1%, maka akan menurunkan IHSG sektor keuangan sebesar – 8.786,435.
Nilai kurs mendapatkan angka sebesar – 56,597 yang berarti bahwa
jika variabel-variabel independen lain (PDB, Inflasi & Suku Bunga)
bernilai konstan maka setiap peningkatan nilai kurs sebesar Rp. 1
akan menurunkan IHSG sektor keuangan sebesar – 56,597 .
a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.11 menunjukkan nilai R square sebesar 0,931. Hal ini berarti 93,1 persen
variasi IHSG sektor keuangan dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas
yang ada di dalam model regresi ini antara lain yaitu PDB, Inflasi, Kurs dan Suku
Bunga. Model regresi ini mempunyai variabel-variabel bebas yang dapat
menjelaskan variabel terikat secara baik, karena nilai R2 > 0,5. Sedangkan
sisanya 6,9 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model.
b. Uji-F
ANOVAb

Model
1

Regression
Residual

Sum of
Squares
7.635E11
5.642E10

Total

8.199E11

df

4
55

Mean
Square
F
1.909E11 186.063
1.026E9

Sig.
.000a

59

a. Predictors: (Constant), KURS, INFLASI, PDB, BUNGA
b. Dependent Variable: IHSG

Dari tabel 4.12 dapat diketahui signifikasi uji tersebut sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari derajat kesalahan yaitu sebesar 5 persen. Dari hasil uji F ini maka
hipotesis nol (H0) ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang dapat di
artikan bahwa variabel independen yaitu PDB, Inflasi, Bunga dan Kurs secara
bersama-sama berpengaruh signifikan dalam terhadap variasi tingkat IHSG sektor
keuangan di Indonesia
c. Uji-t
Coefficientsa
Model

1

(Constant)
PDB
INFLASI
BUNGA
KURS

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-41462.719
137156.449
5.254
.459
-20419.891
8231.657
-8786.435
6599.872
-56.597
5.723

Standardized
Coefficients
Beta
.681
-.093
-.080
-.395

t

-.302
11.436
-2.481
-1.331
-9.889

Sig.
.764
.000
.016
.189
.000

a. Dependent Variable: IHSG

1.PDB secara individu berpengaruh signifikan terhadap IHSG sektor keuangan di BEI.
2.Inflasi berpengaruh signifikan terhadap variasi pergerakan IHSG sektor keuangan
di BEI.
3.Suku bunga BI Rate tidak berpengaruh terhadap IHSG sektor keuangan di BEI.
4.Nilai tukar mempunyai pengaruh signifikan terhadap IHSG sektor keuangan di BEI.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.Tren perkembangan indikator makro ekonomi Indonesia yang menjadi objek penelitian pada
periode waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2011 adalah ,
-Perkembangan PDB Indonesia selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2007 sampai dengan
2011 terus mengalami peningkatan sekitar 6% setiap tahunnya.
-Perkembangan Inflasi Indonesia mengalami peningkatan khusus nya yang terjadi pada pertengahan
sampai akhir tahun 2008 angka yang cukup besar di bandingkan dengan tahun-tahun sebelum dan
sesudahnya.
-Perkembangan suku bunga BI Rate terlihat tingkat suku bunga BI rate sampai ke level 9,5 persen
pada Oktober dan Nopember 2008 merupakan level tertinggi selama periode penelitian, dan setelah
itu BI Rate relatif stabil dan cenderung menurun.
-Perkembangan kurs Dollar Amerika terhadap Rupiah Secara umum, nilai tukar rupiah bergerak
relatif stabil kecuali pertengahan September 2008 terjadi depresiasi karena krisis global.
-Perkembangan IHSG sektor keuangan selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2007 sampai
dengan 2011 memperlihatkan Indeks Harga Saham Gabungan sektor keuangan pada tahun 2007
menunjukan indeks yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dan sempat mengalami stagnasi pada
akhir pada tahun 2008.
2.Dari Dari hasil analisis diperoleh bahwa nilai R square sebesar 0,931. Hal ini berarti 93,1% persen
variasi IHSG sektor keuangan dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yang ada di dalam model
regresi ini. Sedangkan sisanya 6,9 persen dipengaruhi oleh faktor- faktor lain di luar model. Lalu
berdasarkan hasil dari uji F yang dilakukan didapatkan hasil bahwa variabel dependen yang diuji
memberikan pengaruh secara signifikan secara statistik terhadap IHSG sektor keuangan.
3.Dari hasil analisis parsial atau individu menggunakan Uji-t di peroleh bahwa variabel PDB, inflasi,
dan Nilai Tukar yang memberikan pengaruh secara signifikan terhadap variasi IHSG sektor
keuangan, sedangkan variabel suku bunga BI Rate yang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
IHSG sektor keuangan.
5.2 Saran-saran
1.Dalam penelitian ini variabel-variabel independen mendapatkan nilai R Square
yang cukup tinggi, walaupun mampu menerangkan 93,1 % variasi perubahan
variabel dependen. namun untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menambah variabel-variabel makro ekonomi lainnya agar mendapatkan hasil
penelitian yang lebih optimal.
2.Kepada para investor yang berkepentingan terhadap variasi perubahan harga
indeks saham gabungan khususnya pada sektor keuangan, diharapkan selalu
memperhatikan tingkat pertumbuhan PDB, inflasi dan nilai tukar Dollar terhadap
Rupiah untuk memudahkan para investor dalam pengambilan keputusan.
3.Periode penelitian yang cukup singkat hanya dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011. Oleh karena itu disarankan untuk penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan periode yang lebih panjang lagi sehingga lebih hasil yang didapatkan
baik.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisNardiman SE.,MM
 
Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Hadi Nugroho
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar StatistikaESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar StatistikaAncilla Kustedjo
 
Statistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar Statistika
Statistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar StatistikaStatistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar Statistika
Statistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar StatistikaZombie Black
 
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota SolokKajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota SolokRusman R. Manik
 
Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...
Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...
Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...Osama Alfatheen
 
Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Yunita Dwi Jayanti
 
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauwJurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauwAgung Trianto
 
Statistik Ekonomi
Statistik EkonomiStatistik Ekonomi
Statistik EkonomiSelfia Dewi
 
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)Jogo Hera
 
Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana Indeks Harga dan Infla...
Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana  Indeks Harga dan Infla...Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana  Indeks Harga dan Infla...
Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana Indeks Harga dan Infla...Fahar Arizky
 

What's hot (18)

Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnis
 
Statistik Ekonomi
Statistik EkonomiStatistik Ekonomi
Statistik Ekonomi
 
Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar StatistikaESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 1: Konsep Dasar Statistika
 
Statistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar Statistika
Statistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar StatistikaStatistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar Statistika
Statistika Deskriptif - Bab 01 - Konsep Dasar Statistika
 
Pengertian statistika
Pengertian statistikaPengertian statistika
Pengertian statistika
 
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota SolokKajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
 
Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...
Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...
Tugas Ekonomi Osama Alfatheen Ranti Pusriana Indeks Harga dan Inflasi SMA Neg...
 
01 statistika 12
01 statistika 1201 statistika 12
01 statistika 12
 
Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)
 
Bab 1 pengantar statistika
Bab 1 pengantar statistikaBab 1 pengantar statistika
Bab 1 pengantar statistika
 
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauwJurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauw
 
Statistik Ekonomi
Statistik EkonomiStatistik Ekonomi
Statistik Ekonomi
 
Pengantar Dasar Statistika
Pengantar Dasar StatistikaPengantar Dasar Statistika
Pengantar Dasar Statistika
 
ukuran statistik
 ukuran statistik ukuran statistik
ukuran statistik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK)
 
Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana Indeks Harga dan Infla...
Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana  Indeks Harga dan Infla...Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana  Indeks Harga dan Infla...
Tugas Ekonomi Fahar Muharram Arizky Bu Ratni Pusriana Indeks Harga dan Infla...
 

Viewers also liked

70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-ну
70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-ну70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-ну
70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-нуolgaskrip
 
Kaisoooooooooooooo
KaisooooooooooooooKaisoooooooooooooo
Kaisooooooooooooooikasizhazi
 
พระคาถาเงินล้าน
พระคาถาเงินล้านพระคาถาเงินล้าน
พระคาถาเงินล้านRose Banioki
 
QUE DEBES COMER Y CUANDO
QUE DEBES COMER Y CUANDOQUE DEBES COMER Y CUANDO
QUE DEBES COMER Y CUANDODistripronavit
 
ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE ...
ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE  ...ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE  ...
ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE ...sandicstefan
 
Amigos del turismo ibon
Amigos del turismo ibonAmigos del turismo ibon
Amigos del turismo ibonnelson romero
 
Технологический цикл и соблюдение фаз производства.
Технологический цикл и соблюдение фаз производства.Технологический цикл и соблюдение фаз производства.
Технологический цикл и соблюдение фаз производства.Сергей Сторожев
 
Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013
Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013
Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013Nord-Capital
 
ประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัวประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัวSine Saruta
 
Ngư tiều y thuật vấn đáp
Ngư tiều y thuật vấn đápNgư tiều y thuật vấn đáp
Ngư tiều y thuật vấn đápBác sĩ Thạch
 
Grand design kkm 2012
Grand design kkm 2012Grand design kkm 2012
Grand design kkm 2012windayanti95
 
도민Sns과정
도민Sns과정도민Sns과정
도민Sns과정상희 이
 
Stereotype to my mv.docx 2
Stereotype to my mv.docx 2Stereotype to my mv.docx 2
Stereotype to my mv.docx 2theajas
 

Viewers also liked (20)

70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-ну
70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-ну70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-ну
70 річчя битви за Дніпро та визволення Верхньодніпровського р-ну
 
Kaisoooooooooooooo
KaisooooooooooooooKaisoooooooooooooo
Kaisoooooooooooooo
 
24
2424
24
 
พระคาถาเงินล้าน
พระคาถาเงินล้านพระคาถาเงินล้าน
พระคาถาเงินล้าน
 
QUE DEBES COMER Y CUANDO
QUE DEBES COMER Y CUANDOQUE DEBES COMER Y CUANDO
QUE DEBES COMER Y CUANDO
 
ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE ...
ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE  ...ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE  ...
ELUCIDAREA FACTORILOR GENETICI DE BAZĂ AI FORMĂRII TRANSGRESIILOR VALOROASE ...
 
урок20
урок20урок20
урок20
 
Mind set perubahan
Mind set perubahanMind set perubahan
Mind set perubahan
 
Amigos del turismo ibon
Amigos del turismo ibonAmigos del turismo ibon
Amigos del turismo ibon
 
Технологический цикл и соблюдение фаз производства.
Технологический цикл и соблюдение фаз производства.Технологический цикл и соблюдение фаз производства.
Технологический цикл и соблюдение фаз производства.
 
Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013
Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013
Структурированные продукты от "Норд-Капитал" 12.11.2013
 
ประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัวประวัติส่วนตัว
ประวัติส่วนตัว
 
printCertificate.do
printCertificate.doprintCertificate.do
printCertificate.do
 
Ngư tiều y thuật vấn đáp
Ngư tiều y thuật vấn đápNgư tiều y thuật vấn đáp
Ngư tiều y thuật vấn đáp
 
Grand design kkm 2012
Grand design kkm 2012Grand design kkm 2012
Grand design kkm 2012
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
Śniadanie Daje Moc
Śniadanie Daje MocŚniadanie Daje Moc
Śniadanie Daje Moc
 
Enverumar
EnverumarEnverumar
Enverumar
 
도민Sns과정
도민Sns과정도민Sns과정
도민Sns과정
 
Stereotype to my mv.docx 2
Stereotype to my mv.docx 2Stereotype to my mv.docx 2
Stereotype to my mv.docx 2
 

Similar to IHSG_KEUANGAN

191600288 andika putra setiawan
191600288 andika putra setiawan191600288 andika putra setiawan
191600288 andika putra setiawansahabatKopma
 
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...I Gusti Ngurah Komang Suadnyana
 
Makalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasiMakalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasiJohn Leyy
 
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga sahamPengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga sahamRaden Yoke
 
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)Gilang Antono
 
11160246 irfan cahno pandri
11160246 irfan cahno pandri11160246 irfan cahno pandri
11160246 irfan cahno pandriirfancahno
 
analisis manova.ppt
analisis manova.pptanalisis manova.ppt
analisis manova.pptlade laiyo
 
Analisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiah
Analisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiahAnalisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiah
Analisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiahRifa Khairunnisa
 
TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...
TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...
TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...Gitrif Qostolanisota
 
Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...
Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...
Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...ocha alfiano
 
Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...
Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan  Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan  Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...
Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...ErlanggaSetiyawan
 
Analisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risikoAnalisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risikochaniagoputra
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresiAyah Irawan
 
Otonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastuti
Otonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastutiOtonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastuti
Otonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastutiAGUS SETIYONO
 

Similar to IHSG_KEUANGAN (20)

Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
191600288 andika putra setiawan
191600288 andika putra setiawan191600288 andika putra setiawan
191600288 andika putra setiawan
 
1
11
1
 
1
11
1
 
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
 
Makalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasiMakalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasi
 
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga sahamPengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
 
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
 
11160246 irfan cahno pandri
11160246 irfan cahno pandri11160246 irfan cahno pandri
11160246 irfan cahno pandri
 
analisis manova.ppt
analisis manova.pptanalisis manova.ppt
analisis manova.ppt
 
Tugas proyek
Tugas proyekTugas proyek
Tugas proyek
 
INDEKS HARGA DAN INFLASI [Autosaved].pptx
INDEKS HARGA DAN INFLASI [Autosaved].pptxINDEKS HARGA DAN INFLASI [Autosaved].pptx
INDEKS HARGA DAN INFLASI [Autosaved].pptx
 
Analisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiah
Analisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiahAnalisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiah
Analisis pengaruh tingkat suku bunga (sbi), nilai tukar (kurs) rupiah
 
TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...
TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...
TUGAS EKONOMI GITRIF QOSTOLANISOTA, RANTI PUSRIANA, PERPAJAKAN, SMAN 12 KOTA ...
 
Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...
Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...
Tugas makalah Ekonomi Ocha alfiano XI MIPA 5 Ranti pusriana Indeks harga dan ...
 
Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...
Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan  Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan  Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...
Tugas Ekonomi Erlangga setiyawan Ranti pusriana S.Pd Indeks harga dan inflas...
 
Analisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risikoAnalisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risiko
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 
PPT Studi kasus.pptx
PPT  Studi kasus.pptxPPT  Studi kasus.pptx
PPT Studi kasus.pptx
 
Otonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastuti
Otonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastutiOtonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastuti
Otonomi vol13no1jan2013-03. eni srihastuti
 

IHSG_KEUANGAN

  • 1. ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, BI RATE DAN NILAI TUKAR DI INDONESIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN SEKTOR KEUANGAN (Kajian Empiris Pada BEI Periode 2007 – 2011) Disusun Oleh Feby Haikal NIM : 0932060003
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa indeks sektoral. Kesemua Indeks saham sektoral yang tercatat di BEI diklasifikasikan kedalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI dan diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classification). Salah satu sektor tersebut adalah sektor keuangan. Sektor ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara makro, faktorfaktor tersebut antara lain PDB, Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar. Hal ini menunjukkan eratnya pengaruh indikator makro Indonesia terhadap pergerakan harga saham sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.
  • 3. 1.2 Batasan Masalah 1.Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2.Indikator-indikator makro ekomomi negara Indonesia yang di analisa antara lain adalah data bulanan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan harga konstan 2000 menurut lapangan usaha dari data yang bersumber dari situs Badan Pusat Statistik (BPS) www.bps.go.id , data bulanan laju inflasi bersumber dari situs Badan Pusat statistik www.bps.go.id, data bulanan tingkat suku bunga yang di teliti adalah tingkat BI Rate yang bersumber dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id, dan data bulanan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dollar Amerika adalah nilai kurs tengah yang bersumber dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id. 3.Periode Variabel makro yang diteliti hanya 4 variabel dari 7 variabel makro (PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, Anggaran Defisit, Investasi Swasta dan Neraca Pembayaran – Perdagangan). 4.Periode pengamatan di batasi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
  • 4. 1.3 Perumusan Masalah 1.Bagaimana trend perkembangan PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan IHSG sektor keuangan yang menjadi objek penelitian pada periode waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2011? 2.Apakah PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di Indonesia secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham gabungan sektor keuangan di BEI periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011? 3.Apakah PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di Indonesia secara parsial berpengaruh terhadap harga saham gabungan sektor keuangan di BEI periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011?
  • 5. 1.4 Tujuan Penelitian 1.Untuk mengetahui bagaimana trend perkembangan PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan IHSG sektor keuangan yang menjadi objek penelitian pada periode waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2011. 2.Untuk mengetahui bagaimana PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di Indonesia secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham gabungan sektor keuangan di BEI periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 3.Untuk mengetahui bagaimana PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar di Indonesia secara parsial berpengaruh terhadap harga saham gabungan sektor keuangan di BEI periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
  • 7. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam tesis ini, penulis menggunakan dua jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dalam tesis ini adalah dengan menjelaskan tren atau pola perkembangan variabel-variabel yang di teliti selama periode penelitian. Sedangkan jenis penelitian asosiatif dalam tesis ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang di teliti. 3.2 Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian tesis ini, yang menjadi variabel bebasnya antara lain adalah Produk Domestik Bruto (PDB), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga (BI Rate), dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini menjadi variabel terikat adalah Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Keuangan.
  • 8. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Data yang di gunakan dalam tesis ini adalah merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia yang kemudian di kutip oleh penulis. Data di peroleh melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Bank Indonesia (BI). Sedangkan metode pengumpulan data, dilakukan penelitian secara kepustakaan. Penelitian ini di gunakan untuk mendukung data sekunder yang telah penulis peroleh. 3.4 Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif : Penelitian deskriptif dalam tesis ini adalah dengan menjelaskan tren atau pola perkembangan variabel-variabel yang di teliti selama periode penelitian. Analisis Asosiatif : Sementara itu jenis penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat di bangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
  • 9. Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan perangkat lunak (aplikasi) PASW 18+ for windows. Sedangkan untuk interpolasi data PDB triwulan kedalam data bulanan menggunakan aplikasi Eviews 7.1 Analisis Regresi - Uji Asumsi Klasik : Untuk mendapatkan data yang valid, maka telebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data yang akan di olah. Analisis ini dapat juga disebut sebagai uji prasyarat dari model regresi linier berganda yang akan diujikan. Uji tersebut antara lain - uji normalitas, - uji multikolinearitas, - uji heterokedastisitas, dan - uji autokorelasi. - Persamaan Regresi Berganda : Metode analisis yang digunakan adalah regresi Model Linier berganda dengan model sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
  • 10. a. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel– variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Pedoman intepretasi koefisien determinasi adalah sebagai berikut : R2 > 0,5 Variabel X dapat menjelaskan Variabel Y dengan baik / kuat R2 = 0,5 Variabel X dapat menjelaskan Variabel Y cukup baik / kuat R2 < 0,5 Variabel X dapat menjelaskan Variabel Y kurang baik / kuat
  • 11. b. Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Perumusan Hipotesis : H0 : variasi perubahan nilai variabel-variabel independen secara bersamasama tidak dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. (H0 = 0) Ha : variasi perubahan nilai variabel-variabel independen secara bersamasama dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. (Ha ≠ 0) Membandingkan Sig. F dengan alpha : Jika Sig. F > alpha artinya variabel-variabel independen dalam persamaan regresi yang digunakan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika Sig. F < alpha artinya variabel-variabel independen dalam persamaan regresi yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
  • 12. c. Uji t Uji statistik - t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Perumusan Hipotesis : PDB : H0 : b1 = 0 Ha : b1 ≠ 0 BI Rate : H0 : b3 = 0 Ha : b3 ≠ 0 Inflasi Kurs : H0 : b2 = 0 Ha : b2 ≠ 0 : H0 : b4 = 0 Ha : b4 ≠ 0 Membandingkan Sig. t dengan alpha : Jika Sig. t > alpha artinya variabel independen secara individu dalam persamaan regresi yang digunakan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika Sig. t < alpha artinya variabel independen secara individu dalam persamaan regresi yang digunakan berpengaruh terhadap variabel dependen.
  • 13. BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Deskriptif 4.1.1 Data PDB dan Tren Perkembangannya Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 Jan 157,481.20 166,981.80 174,860.70 185,006.20 197,026.70 Feb 158,476.50 168,380.40 175,970.00 186,371.30 198,321.20 Mar 159,684.10 169,856.60 177,225.80 187,901.70 199,879.40 Apr 161,104.00 171,245.10 178,411.80 189,606.60 201,835.50 May 162,736.30 173,000.90 180,123.00 191,460.30 203,820.70 Jun 164,580.80 174,958.60 182,143.00 193,472.10 205,969.10 Jul 168,506.60 179,297.80 186,568.30 197,218.30 209,944.00 Aug 169,374.10 180,024.60 187,633.50 198,364.30 211,171.40 Sep 169,052.20 179,318.60 187,435.10 198,486.30 211,314.40 Oct 164,696.40 173,890.90 183,105.20 195,360.00 210,373.20 Nov 164,129.20 172,785.90 182,530.60 195,102.20 208,347.80 Dec 164,505.90 172,714.80 182,843.30 195,488.70 205,238.00
  • 14. Secara berturut-turut perkembangan PDB di Indonesia terus mengalami peningkatan, seperti yang terjadi pada PDB akhir tahun 2010 mencatat kenaikan pertumbuhan sebesar 6,9 persen dari tahun sebelumnya. PDB akhir tahun 2011 juga mencetak peningkatan meskipun tidak sebesar periode sebelumnya yaitu sekitar 4,98 persen.
  • 15. 4.1.2 Data Inflasi dan Tren Perkembangannya BULAN 2007 2008 2009 2010 2011 Jan 1.04 1.77 -0.07 0.84 0.89 Feb 0.62 0.65 0.21 0.3 0.13 Mar 0.24 0.95 0.22 -0.14 -0.32 Apr -0.16 0.57 -0.31 0.15 -0.31 Mei 0.1 1.41 0.04 0.29 0.12 Jun 0.23 2.46 0.11 0.97 0.55 Jul 0.72 1.37 0.45 1.57 0.67 Agt 0.75 0.51 0.56 0.76 0.93 Sep 0.8 0.97 1.05 0.44 0.27 Okt 0.79 0.45 0.19 0.06 -0.12 Nov 0.18 0.12 -0.03 0.6 0.34 Des 1.1 -0.04 0.33 0.92 0.57
  • 16. Tekanan inflasi yang tinggi pertengahan tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2008. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga komoditi dunia terutama minyak dan pangan. Lonjakan harga tersebut berdampak pada kenaikan harga barang yang ditentukan pemerintah (administered prices) seiring dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi Setelah tahun 2008, tingkat inflasi mulai turun karena turunnya harga komoditi internasional, pangan dan energi dunia. Penyebab lain dari terus menurunnya tingkat inflasi adalah kebijakan Pemerintah menurunkan harga BBM jenis solar dan premium pada Desember 2008, dan produksi pangan dalam negeri yang relatif bagus.
  • 17. 4.1.3 Data BI Rate dan Tren Perkembangannya Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 Jan 9.50% 8.00% 8.75% 6.50% 6.50% Feb 9.25% 8.00% 8.25% 6.50% 6.75% Mar 9.00% 8.00% 7.75% 6.50% 6.75% Apr 9.00% 8.00% 7.50% 6.50% 6.75% May 8.75% 8.25% 7.25% 6.50% 6.75% Jun 8.50% 8.50% 7.00% 6.50% 6.75% Jul 8.25% 8.75% 6.75% 6.50% 6.75% Aug 8.25% 9.00% 6.50% 6.50% 6.75% Sep 8.25% 9.25% 6.50% 6.50% 6.75% Oct 8.25% 9.50% 6.50% 6.50% 6.50% Nov 8.25% 9.50% 6.50% 6.50% 6.00% Dec 8.00% 9.25% 6.50% 6.50% 6.00%
  • 18. Kebijakan dalam sektor moneter di Indonesia, Bank Indonesia mengarahkan kebijakannya pada penurunan tekanan inflasi yang didorong oleh tingginya permintaan agregat dan dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM yang sempat mendorong inflasi mencapai 2,46 persen pada bulan Juni 2008. Untuk mengantisipasi berlanjutnya tekanan inflasi, BI menaikkan BI rate dari 8 persen secara bertahap menjadi 9,5 persen pada Oktober 2008. Dengan kebijakan moneter tersebut ekspektasi inflasi masyarakat tidak terakselerasi lebih lanjut dan tekanan neraca pembayaran dapat dikurangi.
  • 19. 4.1.4 Data Kurs dan Tren Perkembangannya Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 Jan 9,090 9,291 11,355 9,365 9,057 Feb 9,160 9,051 11,980 9,335 8,823 Mar 9,118 9,217 11,575 9,115 8,709 Apr 9,083 9,234 10,713 9,012 8,574 May 8,828 9,318 10,340 9,180 8,537 Jun 9,054 9,225 10,225 9,083 8,597 Jul 9,186 9,118 9,920 8,952 8,508 Aug 9,410 9,153 10,060 9,041 8,578 Sep 9,137 9,378 9,681 8,924 8,823 Oct 9,103 10,995 9,545 8,928 8,835 Nov 9,376 12,151 9,480 9,013 9,170 Dec 9,419 10,950 9,400 8,991 9,068
  • 20. Titik terendah Rupiah terdepresiasi terhadap dollar Amerika adalah ketika bulan Nopember 2009, dimana krisis global masih berlangsung, Rupiah pada saat itu menembus level 12.151 per 1 dollar Amerika. Pada masa krisis global yang terjadi sejak beberapa waktu yang lalu, terjadi keketatan likuiditas global, dengan demikian supply dollar relatif sangat menurun. Hal inilah yang memeberikan efek depresiasi terhadap Rupiah
  • 21. 4.1.4 Data IHSG sektor Keuangan dan Tren Perkembangannya Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 Jan 201,118 244,619 161,237 311,656 422,034 Feb 189,109 248,468 145,309 305,476 432,286 Mar 197,420 232,270 172,708 345,504 482,764 Apr 213,778 215,906 215,732 373,160 511,415 May 226,403 217,813 227,649 357,304 501,572 Jun 223,136 203,740 243,662 377,184 506,868 Jul 249,490 228,238 272,789 395,524 543,191 Aug 234,418 224,928 280,456 396,515 507,120 Sep 246,494 203,366 304,671 447,698 466,597 Oct 268,574 151,790 288,315 467,683 509,929 Nov 260,238 150,898 293,480 452,975 482,967 Dec 260,568 176,334 301,424 466,669 491,776
  • 22. Titik penurunan terendah indeks sektor keuangan berada pada saat akhir tahun 2008 sampai dengan awal tahun 2009 dimana indeks sempat menyentuh level 145,309, atau turun sekitar 32,3 persen jika di bandingkan akhir tahun 2007. Setelah tahun 2008 indeks mulai perlahan beranjak naik ke level 304,671 bulan September 2009 atau meningkat sekitar 49,8 persen jika di bandingkan pada periode yang sama pada tahun 2008. Indeks terus meningkat ke level 466,669 pada akhir tahun 2010 atau naik sekitar 54,8 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama. Indeks sempat mengalami sedikit stagnansi pada tahun 2011 yang hanya mencatat kenaikan sekitar 5,4 persen jika di bandingkan dengan tahun 2010.
  • 23. 4.2 4.2.1 Analisa Asosiatif Uji Asumsi Klasik 1.Uji Normalitas Terlihat pada Gambar histogram dan grafik probabilitas di atas menunjukkan data terdistribusi normal karena distribusi data residualnya terlihat mengikuti garis diagonalnya. Pengujian normalitas data selain dengan analisa grafik dapat juga dilakukan dengan analisis statistik melalui Uji Kolmogorov Smirnov.
  • 24. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N 60 a,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .96550680 Most Extreme Absolute .053 Differences Positive .053 Negative -.049 Kolmogorov-Smirnov Z .412 Asymp. Sig. (2-tailed) .996 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada hasil pengujian Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai signifikansi uji tersebut yakni sebesar 0,996 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa data yang digunakan dalam regresi berdistribusi normal.
  • 25. 2. Uji Multikolinearitas Model 1 (Constant) PDB INFLASI BUNGA KURS Collinearity Statistics Tolerance VIF .353 .895 .343 .785 2.837 1.118 2.919 1.274 Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai tolerance untuk ketiga variabel menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini tidak terdapat gejala multikolonieritas.
  • 26. 3. Uji Heterokedastisitas Berdasarkan gambar scatterplot di atas tampak bahwa titik-titik tersebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui struktur variasi IHSG berdasarkan masukan dari variabel independennya.
  • 27. Coefficientsa Model 1 (Constant) lnPDB lnINFLASI lnBUNGA lnKURS Unstandardized Coefficients B Std. Error -108.306 104.906 6.485 .171 .691 5.250 7.064 .392 4.228 4.860 Standardized Coefficients Beta .232 .067 .042 .173 t -1.032 Sig. .307 .918 .436 .163 1.080 .363 .665 .871 .286 a. Dependent Variable: lnU2 Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.8 Uji Park di atas nampak bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil nilai signifikansi nya lebih besar dari pada 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
  • 28. 4. Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardize d Residual a Test Value .32079 Cases < Test Value 25 Cases >= Test Value 26 Total Cases 51 Number of Runs 23 Z -.988 Asymp. Sig. (2-tailed) .323 a. Median Berdasarkan output tabel 4.9 diatas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,323 lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis nihil (H0) yang menyatakan nilai residual menyebar secara acak dapat di terima. Dengan demikian tidak terdapat autokorelasi dalam persamaan regresi tersebut.
  • 29. 4.2.2 Persamaan Regresi Berganda Coefficientsa Model 1 (Constant) PDB INFLASI BUNGA KURS Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -41462.719 137156.449 5.254 .459 .681 -20419.891 8231.657 -.093 -8786.435 6599.872 -.080 -56.597 5.723 -.395 t -.302 11.436 -2.481 -1.331 -9.889 Sig. .764 .000 .016 .189 .000 a. Dependent Variable: IHSG IHSG = - 41.462,719 + 5,254 X1 + - 20.419,891 X2 – 8.786,435 X3 – 56,597 X4
  • 30. 1. 2. 3. 4. 5. Konstanta menunjukan angka sebesar - 41.462,719 yang artinya tanpa variabel independen IHSG sektor keuangan sudah mencapai nilai - 41.462,719 . Nilai PDB menunjukan nilai 5,254 yang mempunyai arti bahwa jika variabel inflasi, kurs dan suku bunga konstan, maka setiap peningkatan PDB sebesar Rp. 1 akan meningkatkan IHSG sektor keuangan sebesar 5,254. Nilai inflasi mendapatkan angka - 20.419,891 yang berarti bahwa jika variabel independen yang lain ( PDB, Kurs & Suku Bunga) bernilai konstan, maka setiap peningkatan inflasi sebesar 1% maka akan menurunkan IHSG sektor keuangan sebesar - 20.419,891 . Nilai suku bunga menunjukan angka sebesar – 8.786,435 yang berarti bahwa jika variabel-variabel independen lain (PDB, Inflasi & Kurs) bernilai konstan maka setiap peningkatan nilai suku bunga sebesar 1%, maka akan menurunkan IHSG sektor keuangan sebesar – 8.786,435. Nilai kurs mendapatkan angka sebesar – 56,597 yang berarti bahwa jika variabel-variabel independen lain (PDB, Inflasi & Suku Bunga) bernilai konstan maka setiap peningkatan nilai kurs sebesar Rp. 1 akan menurunkan IHSG sektor keuangan sebesar – 56,597 .
  • 31. a. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.11 menunjukkan nilai R square sebesar 0,931. Hal ini berarti 93,1 persen variasi IHSG sektor keuangan dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yang ada di dalam model regresi ini antara lain yaitu PDB, Inflasi, Kurs dan Suku Bunga. Model regresi ini mempunyai variabel-variabel bebas yang dapat menjelaskan variabel terikat secara baik, karena nilai R2 > 0,5. Sedangkan sisanya 6,9 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model.
  • 32. b. Uji-F ANOVAb Model 1 Regression Residual Sum of Squares 7.635E11 5.642E10 Total 8.199E11 df 4 55 Mean Square F 1.909E11 186.063 1.026E9 Sig. .000a 59 a. Predictors: (Constant), KURS, INFLASI, PDB, BUNGA b. Dependent Variable: IHSG Dari tabel 4.12 dapat diketahui signifikasi uji tersebut sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari derajat kesalahan yaitu sebesar 5 persen. Dari hasil uji F ini maka hipotesis nol (H0) ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang dapat di artikan bahwa variabel independen yaitu PDB, Inflasi, Bunga dan Kurs secara bersama-sama berpengaruh signifikan dalam terhadap variasi tingkat IHSG sektor keuangan di Indonesia
  • 33. c. Uji-t Coefficientsa Model 1 (Constant) PDB INFLASI BUNGA KURS Unstandardized Coefficients B Std. Error -41462.719 137156.449 5.254 .459 -20419.891 8231.657 -8786.435 6599.872 -56.597 5.723 Standardized Coefficients Beta .681 -.093 -.080 -.395 t -.302 11.436 -2.481 -1.331 -9.889 Sig. .764 .000 .016 .189 .000 a. Dependent Variable: IHSG 1.PDB secara individu berpengaruh signifikan terhadap IHSG sektor keuangan di BEI. 2.Inflasi berpengaruh signifikan terhadap variasi pergerakan IHSG sektor keuangan di BEI. 3.Suku bunga BI Rate tidak berpengaruh terhadap IHSG sektor keuangan di BEI. 4.Nilai tukar mempunyai pengaruh signifikan terhadap IHSG sektor keuangan di BEI.
  • 34. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1.Tren perkembangan indikator makro ekonomi Indonesia yang menjadi objek penelitian pada periode waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2011 adalah , -Perkembangan PDB Indonesia selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2011 terus mengalami peningkatan sekitar 6% setiap tahunnya. -Perkembangan Inflasi Indonesia mengalami peningkatan khusus nya yang terjadi pada pertengahan sampai akhir tahun 2008 angka yang cukup besar di bandingkan dengan tahun-tahun sebelum dan sesudahnya. -Perkembangan suku bunga BI Rate terlihat tingkat suku bunga BI rate sampai ke level 9,5 persen pada Oktober dan Nopember 2008 merupakan level tertinggi selama periode penelitian, dan setelah itu BI Rate relatif stabil dan cenderung menurun. -Perkembangan kurs Dollar Amerika terhadap Rupiah Secara umum, nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil kecuali pertengahan September 2008 terjadi depresiasi karena krisis global. -Perkembangan IHSG sektor keuangan selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2011 memperlihatkan Indeks Harga Saham Gabungan sektor keuangan pada tahun 2007 menunjukan indeks yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dan sempat mengalami stagnasi pada akhir pada tahun 2008. 2.Dari Dari hasil analisis diperoleh bahwa nilai R square sebesar 0,931. Hal ini berarti 93,1% persen variasi IHSG sektor keuangan dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yang ada di dalam model regresi ini. Sedangkan sisanya 6,9 persen dipengaruhi oleh faktor- faktor lain di luar model. Lalu berdasarkan hasil dari uji F yang dilakukan didapatkan hasil bahwa variabel dependen yang diuji memberikan pengaruh secara signifikan secara statistik terhadap IHSG sektor keuangan. 3.Dari hasil analisis parsial atau individu menggunakan Uji-t di peroleh bahwa variabel PDB, inflasi, dan Nilai Tukar yang memberikan pengaruh secara signifikan terhadap variasi IHSG sektor keuangan, sedangkan variabel suku bunga BI Rate yang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai IHSG sektor keuangan.
  • 35. 5.2 Saran-saran 1.Dalam penelitian ini variabel-variabel independen mendapatkan nilai R Square yang cukup tinggi, walaupun mampu menerangkan 93,1 % variasi perubahan variabel dependen. namun untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel makro ekonomi lainnya agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih optimal. 2.Kepada para investor yang berkepentingan terhadap variasi perubahan harga indeks saham gabungan khususnya pada sektor keuangan, diharapkan selalu memperhatikan tingkat pertumbuhan PDB, inflasi dan nilai tukar Dollar terhadap Rupiah untuk memudahkan para investor dalam pengambilan keputusan. 3.Periode penelitian yang cukup singkat hanya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Oleh karena itu disarankan untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode yang lebih panjang lagi sehingga lebih hasil yang didapatkan baik.