SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Chafter 8, Labor Economics,
George J Borjas

[OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI]

STRUKTUR UPAH

Ketimpangan upah mencerminkan dua "fundamental" dari pasar tenaga kerja.
Pertama, terdapat perbedaan produktivitas di kalangan pekerja. Semakin besar perbedaan
produktivitas, semakin merata distribusi akan upah. Kedua, tingkat pengembalian
keterampilan akan berbeda-beda di pasar tenaga kerja dari waktu ke waktu, menanggapi
perubahan dalam penawaran dan permintaan keterampilan. Semakin besar imbalan untuk
keterampilan, semakin besar kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil,
dan semakin merata distribusi pendapatan.
Distribusi upah menunjukkan dua sifat penting. Pertama, ada banyak penyebaran upah
seluruh pekerja. ' Kedua, distribusi upah tidak simetris, dengan ekor yang tampak serupa di
kedua sisi distribusi. Sebaliknya, distribusi upah miring-secara positif memiliki ekor panjang
yang tepat. Sebuah distribusi upah positif miring menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja
mendapatkan upah yang relatif rendah dan bahwa sejumlah kecil pekerja di ekor atas
distribusi menerima bagian proporsional besar dari rewards.
Sebagian besar dari studi bentuk distribusi upah menggunakan model modal manusia
sebagai titik permulaan. Karena pendekatan ini membantu memahami karakteristik kunci dari
distribusi upah yang diamati pada pasar tenaga kerja modern. Misalnya, model modal
manusia membantu memahami sumber dari beberapa penyebaran upah di antara pekerja.
Secara khusus, perbedaan upah ada bukan hanya karena beberapa pekerja mengakumulasi
lebih banyak modal manusia daripada yang lain, tetapi juga karena pekerja muda masih
mengumpulkan keterampilan (dan berpantang laba), sedangkan pekerja yang lebih tua
mengumpulkan pengembalian dari investasi sebelumnya.
Model modal manusia juga memberikan penjelasan menarik bagi kemiringan positif
dalam distribusi upah. Bahwa seorang pekerja berinvestasi dalam modal manusia sampai ke
titik di mana tingkat marjinal pengembalian investasi sama dengan tingkat suku bunga.
Aturan ini berhenti menghasilkan distribusi upah positif miring jika kemampuan dalam
distribusi populasi simetris. Sebagai contoh sepertiga dari angkatan kerja terdiri dari pekerjakemampuan rendah, sepertiga terdiri dari pekerja berkemampuan rata-rata, dan sepertiga
sisanya terdiri dari pekerja berkemampuan tinggi dengan asumsi memiliki tingkat suku bunga
yang sama.
Chafter 8, Labor Economics,
George J Borjas

[OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI]

Pada gambar 1.1. kurva MRRL memberikan jadwal pengembalian tingkat marjinal
bagi pekerja berkemampuan rendah. Kelompok ini akan memperoleh efisiensi unit HL modal
manusia. Demikian pula, kurva MRR* memberikan jadwal bagi pekerja rata-rata, yang
memperoleh H* unit, dan MRRH kurva memberikan jadwal bagi pekerja kemampuan tinggi,
yang memperoleh HH unit. karena itu, Pekerja berkemampuan tinggi memiliki upah lebih
tinggi dari pekerja berkemampuan rendah untuk dua alasan yang berbeda. Pertama, pekerja
kemampuan tinggi akan mendapatkan lebih dari-pekerja berkemampuan rendah meskipun
kedua kelompok memperoleh jumlah yang sama modal manusia. Setelah semua, kemampuan
mereka sendiri merupakan karakteristik yang meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
Pekerja berkemampuan tinggi mendapatkan lebih banyak karena mereka mendapatkan modal
manusia lebih banyak daripada pekerja kurang mampu. Dengan kata lain, korelasi positif
antara kemampuan dan investasi modal manusia "membentang" upah dalam populasi,
menghasilkan distribusi upah positif miring.
Rate of
Interest

MRR*

MRRL

MRRH

r

HL

H*
Gambar 1.1.

HH

Human
Capital

Perubahan struktur upah terjadi karena adanya kesenjangan dan ketimpangan upah
antara pekerja yang berpendidikan (tinggi dan memiliki keterampilan) dan berpengalaman
(banyak) dengan pekerja yang tidak berpendidikan dan sedikit pengalaman.
Aplikasi kebijakan: mengapa meningkatkan ketimpangan upah?. Misalkan ada dua
jenis pekerja di pasar tenaga kerja, terampil dan tidak terampil. Anggap r adalah rasio upah
antara pekerja terampil dan tidak terampil, dan membiarkan p menjadi rasio jumlah pekerja
terampil untuk jumlah pekerja tidak terampil.
Chafter 8, Labor Economics,
George J Borjas

[OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI]

Pada gambar 1.2. kurva permintaan miring ke bawah memberikan permintaan untuk
pekerja terampil relatif terhadap permintaan untuk pekerja tidak terampil. Hal ini miring ke
bawah karena semakin besar kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil
(yaitu, semakin besar r), fraksi yang lebih rendah dari pekerja terampil bahwa majikan ingin
menyewa (lebih rendah p). anggaplah bahwa pasokan relatif pekerja terampil adalah inelastis
sempurna. Asumsi bahwa p adalah konstan berarti bahwa sebagian tertentu dari tenaga kerja
yang terampil terlepas dari kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil.
Dalam jangka panjang, asumsi ini salah karena peningkatan imbalan untuk keterampilan
kemungkinan akan mendorong lebih banyak pekerja untuk tetap bersekolah dan mendapatkan
lebih banyak modal manusia.
Pasokan relatif dan kurva permintaan diberikan oleh S0 dan D0. Pasar tenaga kerja
yang kompetitif kemudian mencapai keseimbangan pada titik A. Dalam keseimbangan,
sebuah P0 sebagian kecil dari tenaga kerja yang terampil dan upah relatif pekerja terampil
diberikan oleh r0. Model sederhana yang mendasari bisa meningkatkan kesenjangan upah
antara pekerja terampil dan tidak terampil. Yang pertama untuk kurva penawaran bergeser ke
kiri, menunjukkan penurunan dalam jumlah relatif kerja terampil dan karenanya menaikkan
upah relatif mereka. Yang kedua untuk kurva permintaan bergeser ke kanan, menunjukkan
peningkatan relatif dalam permintaan untuk kerja terampil dan lagi menaikkan upah relatif
mereka.
Dengan tidak adanya perubahan lain dalam pasar tenaga kerja, pergeseran supply
harus telah pindah pasar tenaga kerja untuk ekuilibrium titik B, mengurangi hubungan upah
pekerja terampil. Jika pergeseran permintaan cukup besar, keseimbangan akhir di titik C
ditandai dengan peningkatan jumlah pekerja terampil di pasar tenaga kerja dan oleh
kesenjangan upah yang lebih besar antara pekerja terampil dan tidak terampil.
Rate Wage
of Skilled
Workes

S1

S0

r1

C
A

r0

B

D1

D0
P0
Gambar 1.2.

P1

Relative Employment of
Skilled Workers
Chafter 8, Labor Economics,
George J Borjas

[OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI]

Beberapa perubahan dalam struktur upah dapat dijelaskan dalam hal pergeseran
pasokan (seperti imigrasi), meningkatnya globalisasi ekonomi AS, perubahan kelembagaan di
pasar tenaga kerja (termasuk deunionization dari angkatan kerja dan penurunan upah riil
minimum pada 1980-an), dan keterampilan bias perubahan teknologi. Tidak ada variabel
tunggal yang menjelaskan sebagian besar perubahan dalam struktur upah.
Fenomena superstars muncul hanya dalam beberapa profesi. Superstars menerima
bagian besar dari penghargaan dalam beberapa pekerjaan. Output yang dihasilkan oleh
pekerja sangat berbakat tidak sempurna disubstitusikan dengan output yang dihasilkan oleh
pekerja yang kurang berbakat. Superstar muncul ketika sangat berbakat dapat menjangkau
pasar yang sangat besar dengan harga yang sangat rendah.
Garis kemiringan regresi yang menghubungkan pendapatan ayah dan anak-anak
sering disebut sebagai korelasi antargenerasi. Jika kesenjangan pendapatan antara dua orang
tua adalah $ 1.000, pendapatan anak-anak mereka juga akan berbeda dengan $ 1.000. Jika
korelasi yang sama dengan 0,5, kesenjangan pendapatan $ 1.000 antara kedua orang tua
diterjemahkan menjadi $ 500 pendapatan kesenjangan antara anak-anak mereka. Sebagian
besar studi empiris menemukan bahwa korelasi antar generasi kurang dari 1 sehingga
perbedaan pendapatan antara setiap dua rumah tangga orang tua biasanya akan melebihi
perbedaan pendapatan ditemukan di antara anak-anak dari dua rumah tangga.
Kemungkinan pelemahan adanya perbedaan keterampilan atau pendapatan lintas
generasi dikenal sebagai regresi terhadap mean. Kecenderungan perbedaan pendapatan
karena berbagai keluarga bergerak menuju pendapatan rata-rata dalam populasi. Fenomena
regresi timbul karena orang tua tidak mencurahkan seluruh kekayaan mereka untuk
berinvestasi modal manusia pada anak-anak mereka melainkan beberapa dikonsumsi sendiri.
Semakin dekat korelasi antargenerasi sampai ke 0, semakin cepat regresi terhadap mean
lintas generasi. Jika korelasi antar generasi sama dengan 0, akan ada regresi lengkap terhadap
rata-rata karena tidak ada perbedaan keterampilan orangtua ditransmisikan ke anak-anak
mereka.
Chafter 8, Labor Economics,
George J Borjas

Earnings of
Children

[OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI]

A, Slope = 1

C, Slope is
between 0 and 1
B, Slope = 0

Earnings of Parents

Modal sosial, himpunan variabel yang mencirikan kualitas dari lingkungan di mana
seseorang tumbuh atau hidup, juga membantu menentukan modal manusia pekerja.
Lingkungan merupakan faktor eksternal diluar kontrol orang tua yang mempengaruhi proses
akumulasi modal manusia. Eksternalitas Modal manusia menipiskan regresi terhadap mean
seluruh generasi. Modal manusia anak-anak akan tergantung baik pada keterampilan orangtua
serta pada modal sosial yang ia terkena. Anak-anak dibesarkan di lingkungan yang
merugikan akan "ditarik" oleh eksternalitas modal manusia, sedangkan anak-anak di
lingkungan keterampilan tinggi akan "didorong" oleh eksternalitas.

More Related Content

What's hot

Pengertian pasar faktor produksi (power point)
Pengertian pasar faktor produksi (power point)Pengertian pasar faktor produksi (power point)
Pengertian pasar faktor produksi (power point)Gondo Madden
 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHOnal Lensun
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbukarusdiman1
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranGunawan Manalu
 
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksiJudianto Nugroho
 
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan full pembahasan
Wa 081575702292 full jawaban  uas the susulan full pembahasanWa 081575702292 full jawaban  uas the susulan full pembahasan
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan full pembahasanABDULKANGJOKI
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwYesica Adicondro
 
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianMulyana Natsir
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uangYusron Blacklist
 
Bahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomiBahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomiNardiman SE.,MM
 
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanAnalisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanVadhalna Zulkarnaen
 

What's hot (20)

Pengertian pasar faktor produksi (power point)
Pengertian pasar faktor produksi (power point)Pengertian pasar faktor produksi (power point)
Pengertian pasar faktor produksi (power point)
 
Tenaga kerja mankiw06
Tenaga kerja mankiw06Tenaga kerja mankiw06
Tenaga kerja mankiw06
 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguran
 
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
7 perekonomian internasional perpindahan faktor-produksi
 
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan full pembahasan
Wa 081575702292 full jawaban  uas the susulan full pembahasanWa 081575702292 full jawaban  uas the susulan full pembahasan
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan full pembahasan
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
 
Fungsi konsumsi
Fungsi konsumsiFungsi konsumsi
Fungsi konsumsi
 
Rasio Keuangan
Rasio KeuanganRasio Keuangan
Rasio Keuangan
 
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uang
 
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
 
Bahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomiBahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomi
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanAnalisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
 

Viewers also liked

Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)
Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)
Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)Nns Teo
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan firdafirgie
 
Etika Diskriminasi Pekerjaan
Etika Diskriminasi PekerjaanEtika Diskriminasi Pekerjaan
Etika Diskriminasi Pekerjaanzakiah yoan
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan firdafirgie
 
ESDM & TK
ESDM & TKESDM & TK
ESDM & TKazelia
 
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdmBab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm01051982
 
Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013
Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013
Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013Wanie Sabrie Ws
 

Viewers also liked (12)

Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)
Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)
Business Ethics and Etiquette (Age Discrimination)
 
Diskriminasi
DiskriminasiDiskriminasi
Diskriminasi
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
 
Etika Diskriminasi Pekerjaan
Etika Diskriminasi PekerjaanEtika Diskriminasi Pekerjaan
Etika Diskriminasi Pekerjaan
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
 
Diskriminasi Pendidikan di Sekolah
Diskriminasi Pendidikan di SekolahDiskriminasi Pendidikan di Sekolah
Diskriminasi Pendidikan di Sekolah
 
ESDM & TK
ESDM & TKESDM & TK
ESDM & TK
 
Sumber daya manusia (Angel)
Sumber daya manusia (Angel)Sumber daya manusia (Angel)
Sumber daya manusia (Angel)
 
Diskriminasi
DiskriminasiDiskriminasi
Diskriminasi
 
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdmBab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
Bab 3. perencanaan personel dan perekrutan sdm
 
Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013
Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013
Budaya dan kepelbagaian kelompok di malaysia assingment edu 2013
 
etika produksi dan pemasaran konsumen
etika produksi dan pemasaran konsumenetika produksi dan pemasaran konsumen
etika produksi dan pemasaran konsumen
 

Similar to struktur upah

Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxRazuAl1
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAfebi pristan
 
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptxPOWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptxSuryaSurya799164
 
Determinan Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Penduduk
Determinan Faktor Sosial dan EkonomiTerhadap Kemiskinan PendudukDeterminan Faktor Sosial dan EkonomiTerhadap Kemiskinan Penduduk
Determinan Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Kemiskinan PendudukNurulita Rahayu
 
Ketenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xiKetenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xiGalang Ihsan
 
Tenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguranTenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguranSri Win
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaTerminal Purba
 

Similar to struktur upah (16)

Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Makalah makro
Makalah makroMakalah makro
Makalah makro
 
Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
 
Serikat pekerja dan organisasi pengusaha di indonesia
Serikat pekerja dan organisasi pengusaha di indonesiaSerikat pekerja dan organisasi pengusaha di indonesia
Serikat pekerja dan organisasi pengusaha di indonesia
 
Ch6 summary
Ch6 summaryCh6 summary
Ch6 summary
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
 
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptxPOWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
 
Determinan Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Penduduk
Determinan Faktor Sosial dan EkonomiTerhadap Kemiskinan PendudukDeterminan Faktor Sosial dan EkonomiTerhadap Kemiskinan Penduduk
Determinan Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Penduduk
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Ketenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xiKetenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xi
 
Beatrice
BeatriceBeatrice
Beatrice
 
Bab 6 pengangguran
Bab 6 pengangguranBab 6 pengangguran
Bab 6 pengangguran
 
Tenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguranTenaga kerja dan pengangguran
Tenaga kerja dan pengangguran
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 

More from Opissen Yudisyus

Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Opissen Yudisyus
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalihOpissen Yudisyus
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganOpissen Yudisyus
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliOpissen Yudisyus
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelOpissen Yudisyus
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsOpissen Yudisyus
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Opissen Yudisyus
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alamOpissen Yudisyus
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashOpissen Yudisyus
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)Opissen Yudisyus
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetOpissen Yudisyus
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiOpissen Yudisyus
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theoryOpissen Yudisyus
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamOpissen Yudisyus
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianOpissen Yudisyus
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundOpissen Yudisyus
 
Cara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhanCara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhanOpissen Yudisyus
 

More from Opissen Yudisyus (20)

Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
 
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantangan
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazali
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panel
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviews
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviews
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian aset
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islam
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outbound
 
Cara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhanCara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhan
 

struktur upah

  • 1. Chafter 8, Labor Economics, George J Borjas [OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI] STRUKTUR UPAH Ketimpangan upah mencerminkan dua "fundamental" dari pasar tenaga kerja. Pertama, terdapat perbedaan produktivitas di kalangan pekerja. Semakin besar perbedaan produktivitas, semakin merata distribusi akan upah. Kedua, tingkat pengembalian keterampilan akan berbeda-beda di pasar tenaga kerja dari waktu ke waktu, menanggapi perubahan dalam penawaran dan permintaan keterampilan. Semakin besar imbalan untuk keterampilan, semakin besar kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil, dan semakin merata distribusi pendapatan. Distribusi upah menunjukkan dua sifat penting. Pertama, ada banyak penyebaran upah seluruh pekerja. ' Kedua, distribusi upah tidak simetris, dengan ekor yang tampak serupa di kedua sisi distribusi. Sebaliknya, distribusi upah miring-secara positif memiliki ekor panjang yang tepat. Sebuah distribusi upah positif miring menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja mendapatkan upah yang relatif rendah dan bahwa sejumlah kecil pekerja di ekor atas distribusi menerima bagian proporsional besar dari rewards. Sebagian besar dari studi bentuk distribusi upah menggunakan model modal manusia sebagai titik permulaan. Karena pendekatan ini membantu memahami karakteristik kunci dari distribusi upah yang diamati pada pasar tenaga kerja modern. Misalnya, model modal manusia membantu memahami sumber dari beberapa penyebaran upah di antara pekerja. Secara khusus, perbedaan upah ada bukan hanya karena beberapa pekerja mengakumulasi lebih banyak modal manusia daripada yang lain, tetapi juga karena pekerja muda masih mengumpulkan keterampilan (dan berpantang laba), sedangkan pekerja yang lebih tua mengumpulkan pengembalian dari investasi sebelumnya. Model modal manusia juga memberikan penjelasan menarik bagi kemiringan positif dalam distribusi upah. Bahwa seorang pekerja berinvestasi dalam modal manusia sampai ke titik di mana tingkat marjinal pengembalian investasi sama dengan tingkat suku bunga. Aturan ini berhenti menghasilkan distribusi upah positif miring jika kemampuan dalam distribusi populasi simetris. Sebagai contoh sepertiga dari angkatan kerja terdiri dari pekerjakemampuan rendah, sepertiga terdiri dari pekerja berkemampuan rata-rata, dan sepertiga sisanya terdiri dari pekerja berkemampuan tinggi dengan asumsi memiliki tingkat suku bunga yang sama.
  • 2. Chafter 8, Labor Economics, George J Borjas [OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI] Pada gambar 1.1. kurva MRRL memberikan jadwal pengembalian tingkat marjinal bagi pekerja berkemampuan rendah. Kelompok ini akan memperoleh efisiensi unit HL modal manusia. Demikian pula, kurva MRR* memberikan jadwal bagi pekerja rata-rata, yang memperoleh H* unit, dan MRRH kurva memberikan jadwal bagi pekerja kemampuan tinggi, yang memperoleh HH unit. karena itu, Pekerja berkemampuan tinggi memiliki upah lebih tinggi dari pekerja berkemampuan rendah untuk dua alasan yang berbeda. Pertama, pekerja kemampuan tinggi akan mendapatkan lebih dari-pekerja berkemampuan rendah meskipun kedua kelompok memperoleh jumlah yang sama modal manusia. Setelah semua, kemampuan mereka sendiri merupakan karakteristik yang meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Pekerja berkemampuan tinggi mendapatkan lebih banyak karena mereka mendapatkan modal manusia lebih banyak daripada pekerja kurang mampu. Dengan kata lain, korelasi positif antara kemampuan dan investasi modal manusia "membentang" upah dalam populasi, menghasilkan distribusi upah positif miring. Rate of Interest MRR* MRRL MRRH r HL H* Gambar 1.1. HH Human Capital Perubahan struktur upah terjadi karena adanya kesenjangan dan ketimpangan upah antara pekerja yang berpendidikan (tinggi dan memiliki keterampilan) dan berpengalaman (banyak) dengan pekerja yang tidak berpendidikan dan sedikit pengalaman. Aplikasi kebijakan: mengapa meningkatkan ketimpangan upah?. Misalkan ada dua jenis pekerja di pasar tenaga kerja, terampil dan tidak terampil. Anggap r adalah rasio upah antara pekerja terampil dan tidak terampil, dan membiarkan p menjadi rasio jumlah pekerja terampil untuk jumlah pekerja tidak terampil.
  • 3. Chafter 8, Labor Economics, George J Borjas [OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI] Pada gambar 1.2. kurva permintaan miring ke bawah memberikan permintaan untuk pekerja terampil relatif terhadap permintaan untuk pekerja tidak terampil. Hal ini miring ke bawah karena semakin besar kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil (yaitu, semakin besar r), fraksi yang lebih rendah dari pekerja terampil bahwa majikan ingin menyewa (lebih rendah p). anggaplah bahwa pasokan relatif pekerja terampil adalah inelastis sempurna. Asumsi bahwa p adalah konstan berarti bahwa sebagian tertentu dari tenaga kerja yang terampil terlepas dari kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil. Dalam jangka panjang, asumsi ini salah karena peningkatan imbalan untuk keterampilan kemungkinan akan mendorong lebih banyak pekerja untuk tetap bersekolah dan mendapatkan lebih banyak modal manusia. Pasokan relatif dan kurva permintaan diberikan oleh S0 dan D0. Pasar tenaga kerja yang kompetitif kemudian mencapai keseimbangan pada titik A. Dalam keseimbangan, sebuah P0 sebagian kecil dari tenaga kerja yang terampil dan upah relatif pekerja terampil diberikan oleh r0. Model sederhana yang mendasari bisa meningkatkan kesenjangan upah antara pekerja terampil dan tidak terampil. Yang pertama untuk kurva penawaran bergeser ke kiri, menunjukkan penurunan dalam jumlah relatif kerja terampil dan karenanya menaikkan upah relatif mereka. Yang kedua untuk kurva permintaan bergeser ke kanan, menunjukkan peningkatan relatif dalam permintaan untuk kerja terampil dan lagi menaikkan upah relatif mereka. Dengan tidak adanya perubahan lain dalam pasar tenaga kerja, pergeseran supply harus telah pindah pasar tenaga kerja untuk ekuilibrium titik B, mengurangi hubungan upah pekerja terampil. Jika pergeseran permintaan cukup besar, keseimbangan akhir di titik C ditandai dengan peningkatan jumlah pekerja terampil di pasar tenaga kerja dan oleh kesenjangan upah yang lebih besar antara pekerja terampil dan tidak terampil. Rate Wage of Skilled Workes S1 S0 r1 C A r0 B D1 D0 P0 Gambar 1.2. P1 Relative Employment of Skilled Workers
  • 4. Chafter 8, Labor Economics, George J Borjas [OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI] Beberapa perubahan dalam struktur upah dapat dijelaskan dalam hal pergeseran pasokan (seperti imigrasi), meningkatnya globalisasi ekonomi AS, perubahan kelembagaan di pasar tenaga kerja (termasuk deunionization dari angkatan kerja dan penurunan upah riil minimum pada 1980-an), dan keterampilan bias perubahan teknologi. Tidak ada variabel tunggal yang menjelaskan sebagian besar perubahan dalam struktur upah. Fenomena superstars muncul hanya dalam beberapa profesi. Superstars menerima bagian besar dari penghargaan dalam beberapa pekerjaan. Output yang dihasilkan oleh pekerja sangat berbakat tidak sempurna disubstitusikan dengan output yang dihasilkan oleh pekerja yang kurang berbakat. Superstar muncul ketika sangat berbakat dapat menjangkau pasar yang sangat besar dengan harga yang sangat rendah. Garis kemiringan regresi yang menghubungkan pendapatan ayah dan anak-anak sering disebut sebagai korelasi antargenerasi. Jika kesenjangan pendapatan antara dua orang tua adalah $ 1.000, pendapatan anak-anak mereka juga akan berbeda dengan $ 1.000. Jika korelasi yang sama dengan 0,5, kesenjangan pendapatan $ 1.000 antara kedua orang tua diterjemahkan menjadi $ 500 pendapatan kesenjangan antara anak-anak mereka. Sebagian besar studi empiris menemukan bahwa korelasi antar generasi kurang dari 1 sehingga perbedaan pendapatan antara setiap dua rumah tangga orang tua biasanya akan melebihi perbedaan pendapatan ditemukan di antara anak-anak dari dua rumah tangga. Kemungkinan pelemahan adanya perbedaan keterampilan atau pendapatan lintas generasi dikenal sebagai regresi terhadap mean. Kecenderungan perbedaan pendapatan karena berbagai keluarga bergerak menuju pendapatan rata-rata dalam populasi. Fenomena regresi timbul karena orang tua tidak mencurahkan seluruh kekayaan mereka untuk berinvestasi modal manusia pada anak-anak mereka melainkan beberapa dikonsumsi sendiri. Semakin dekat korelasi antargenerasi sampai ke 0, semakin cepat regresi terhadap mean lintas generasi. Jika korelasi antar generasi sama dengan 0, akan ada regresi lengkap terhadap rata-rata karena tidak ada perbedaan keterampilan orangtua ditransmisikan ke anak-anak mereka.
  • 5. Chafter 8, Labor Economics, George J Borjas Earnings of Children [OPISSEN YUDISYUS|20100430019|ESDM|ILMU EKONOMI] A, Slope = 1 C, Slope is between 0 and 1 B, Slope = 0 Earnings of Parents Modal sosial, himpunan variabel yang mencirikan kualitas dari lingkungan di mana seseorang tumbuh atau hidup, juga membantu menentukan modal manusia pekerja. Lingkungan merupakan faktor eksternal diluar kontrol orang tua yang mempengaruhi proses akumulasi modal manusia. Eksternalitas Modal manusia menipiskan regresi terhadap mean seluruh generasi. Modal manusia anak-anak akan tergantung baik pada keterampilan orangtua serta pada modal sosial yang ia terkena. Anak-anak dibesarkan di lingkungan yang merugikan akan "ditarik" oleh eksternalitas modal manusia, sedangkan anak-anak di lingkungan keterampilan tinggi akan "didorong" oleh eksternalitas.