SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
UPAYA PENINGKATAN IMTAQ MELALUI KARTU PEMANTAUAN
  IBADAH SISWA (KAPEIBWA) PADA SISWA KELAS V SDN 01
    JOSENAN KOTA MADIUN TAHUN AJARAN 2012/2013




                     PROPOSAL




                      Disusun oleh :

                 EMA SMEDYAH PUTRI

                       09141063

                      PGSD/ 7B



   PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

             FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

                  IKIP PGRI MADIUN

                         2012
KATA PENGANTAR

                        ‫ب سم اهلل ال رحمن ال رح يم‬

       Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul “Peningkatan IMTAQ Melalui kartu Pemantauan Ibadah Siswa
(KAPEIBWA) pada Siswa Kelas V Sdn 01 Josenan Kota Madiun Tahun
Ajaran 2012/2013. ”
       Proposal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta pembaca pada umumnya
untuk menanamkan sikap tertib dalam menjalankan ibadah sholat lima waktu
dan membaca Al-Qur‟an pada peserta didik.
       Proposal ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus
kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada :
1. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Penelitian
   Tindakan Kelas IKIP PGRI Madiun.
2. Bapak Suprijadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 01 Josenan Kecamatan
   Taman Kabupaten Madiun.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dan memberikan
   dorongan dalam penyusunan proposal ini.
       Proposal ini tentu masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
proposal ini.
       Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan
semoga proposal ini ada guna dan manfaatnya bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amiin
                                                     Madiun, Desember 2012


                                                           Penulis
BAB I

                              PENDAHULUAN




A.   Latar Belakang Masalah
             Keimanan merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang
     memegang peranan penting. Karena disamping mendasari seluruh ajaran
     Islam lainnya, keimanan juga menjadi sumber bagi timbulnya akhlak mulia.
     Iman yang mantap selanjutnya meghasilkan ketaqwaan sehingga timbullah
     istilah imtq. Dan imtaq inilah yag selanjutnya mendasari penggunaan ilmu
     pengetahuan dan teknologi (iptek).Keimanan dapat diibaratkan dengan
     sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu
     yang berada diatasnya, kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada
     kuat tidaknya pondasi tersebut.. Meskipun demikian, keimanan saja tidak
     cukup. Keimanan harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang
     sesuai dengan ajaran agama yang kita anut.
             Dalam pokok ajaran Islam ada tiga macam yaitu Iman, Islam dan
     Ihsan. Iman yang benar berarti mengikrarkan dengan lisan, membenarkan
     dengan hati, dan beramal dengan anggota badan. Ibadah yang benar adalah
     buah dari keimanan yang benar.       Ibadah merupakan kewajiban utama
     manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah ibadah shalat. Shalat
     adalah suatu peribadatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri
     dengan salam. Begitu pentingnya perintah shalat untuk umat Islam, hingga
     Allah memerintahkan kepada Rasullallah pada saat beliau Mi‟raj ke Sidrotul
     Muntaha. Disana baginda Rasullullah SAW mendapat perintah langsung
     untuk mengerjakan shalat. Shalat merupakan tiang agama, shalat juga
     adalah amalan pertama yang akan dihisab setelah kita meninggalkan.
     Sedangkan membaca Al-Qur‟an merupakan ibadah yang paling utama dan
     dicintai Allah. Hukum membaca Al-Qur‟an adalah wajib ‘ain. Maknanya,
setiap individu yang mengaku dirinya muslim harus mampu baca Al-Qur‟an
dengan baik dan benar. Kalau tidak, maka ia berdosa.
       Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi karena kurangnya
rasa keimanan dan ketaqwaan seseorang. Dalam Al-Qur‟an dan hadits Nabi
SAW dinyatakan bahwa agama (tauhid/keimanan kepada Allah SWT)
merupakan suatu fitrah atau potensi dasar manusia (anak). Sedangkan tugas
pendidik adalah mengembangkan dan membantu tumbuh kembangnya fitrah
tersebut pada manusia (anak). Peran sekolah baiknya menanamkan kebiasaan
berdisiplin dalam beribadah contohnya sholat wajib lima waktu di manapun
siswa berada dan membaca al-qur‟an. Program ini sebagai cara mengajarkan
kedisiplinan beribadah siswa. Banyak manfaat yang diperoleh seperti
menjauhkan diri dari perilaku yang keji dan munkar dan juga mendekatkan
diri pada sang pencipta.
          Kondisi perilaku siswa saat ini memang masih jauh dari yang
diharapkan.    Oleh        karena   itu,   sekolah   sebagai   lembaga   yang
mnyelenggarakan proses pendidikan perlu menerapkan strategi langkah
konkret untuk meningkatkan iman dan taqwa di kalangan pelajar
berdasarkan pertimbangan efektifitas, efisiensi dan kebijakan lainnya.
Sebagaimana pepatah mengatakan: “Tegak rumah karena budi, runtuh sendi
rumah binasa. Tegak bangsa karena budi, rusak budi, rusak budi bangsa
binasa.” Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang
biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama
sekali arti yang sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini
dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan
mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna
yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan
begitu saja.
       Sebagai seorang yang memiliki tugas mencerdaskan anak bangsa,
dalan hal IPTEK maupun IMTAQ. Guru berusaha mendidik dan
membiasakan pada siswa untuk shalat lima waktu dan membaca Al-Qur‟an
secara rutin melalui Kartu Pemantauan Ibadah Siswa. Sebenarnya
pembiasaan bukanlah suatu hal         yang baru dalam dunia pendidikan.
     Rasulullah dan juga para ulama‟ terdahulu juga menggunakan pembiasaan
     sebagai salah satu teknik untuk mendidik. Untuk itu pembiasaan perlu
     diterapkan dalam pendidikan modern.
               Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa alasan mengapa peneliti
     melakukan penelitian di SDN 01 Josenan, bahwa berdasarkan observasi dan
     informasi, sebuah fakta bahwa siswa kelas 5 di SDN 01 Josenan banyak
     yang kurang antusias dalam menjalankan sholat di sekolah dan juga siswa
     kesulitan dalam membaca Al-qur‟an. Hal ini disebabkan karena kurangnya
     kesadaran dari diri siswa sendiri ataupun dari pihak keluarga tentang
     pentingnya beribadah khususnya shalat dan membaca al-qur‟an. Diliat dari
     musholanya sendiri, letak dari mushola itu terlalu jauh kurang lebih ada 1/2
     km dalam menjangkau mushola dan mushola bukan milik sekolah sendiri
     tetapi milik warga masyarakat setempat. Diharapkan dengan adanya
     program kartu Pemantauan Ibadah Siswa / KAPEIBWA, siswa SDN 01
     Josenan terbiasa menjalankan sholat wajib lima waktu dan rajin membaca
     Al-Qur‟an yang dapat menumbuhkan sikap tertib menjalankan ibadah.


B.   Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
       1.   Rumusan Masalah
                   Berdasarkan uraian latar belakang, fokus penelitian dijabarkan
            sebagai berikut:
            a. Bagaimana pelaksanaan IMTAQ Melalui kartu Pemantauan Ibadah
               Siswa (KAPEIBWA) pada Siswa Kelas V SDN 01 Josenan Kota
               Madiun Tahun Ajaran 2012/2013?
            b. Apakah melalui KAPEIBWA dapat meningkatkan IMTAQ Siswa
               Kelas V SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013?
       2.   Pemecahan Masalah
                   Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah
            dapat diturunkan pemecahan masalah :
a.   Peneliti merancang kartu pemantauan ibadah siswa kelas V SDN
                 01 Josenan madiun.
            b.   Peneliti mengadakan pertemuan dengan wali murid tentang
                 adanya program KAPEIBWA supaya wali murid bisa ikut andil
                 dalam penelitian ini.
            c.   Guru membagikan KAPEIBWA kepada siswa kelas V SDN 01
                 Josenan    Madiun       setiap   hari   Senin   dan   Sabtu   untuk
                 pengumpulannya yang telah di tanda tangani oleh wali murid.
            d.   Guru melakukan pemantauan selama program berlangsung.
            e.   Guru melakukan refleksi jika program tersebut urang maksimal.



C.   Tujuan Penelitian
            Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
     berikut:
     1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan IMTAQ Melalui kartu
        Pemantauan Ibadah Siswa (KAPEIBWA) pada Siswa Kelas V Sdn 01
        Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013.
     2. Untuk mengetahui apakah dengan KAPEIBWA dapat meningkatkan
        IMTAQ Siswa Kelas V Sdn 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran
        2012/2013.


D.   Kegunaan Penelitian
            Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasilnya mempunyai
     kegunaan antara lain sebagai berikut :

     a. Bagi Peneliti
        1. Merupakan modal bagi peneliti sebagai calon guru untuk dijadikan
            referensi program yang dapat diterapkan disekolah dalam rangka
            mendisiplinkan ibadah siswa.
2. Merupakan sarana untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan
      yang di perolehnya serta untuk meningkatkan keimanan dan
      ketaqwaan .
   3. Dapat membangun kerjasama yang baik antara guru dan wali murid.
   4. Menumbuhkan kesadaran pentingnya kegiatan kerohanian saat berada
      dilingkungan manapun.
   5. Merupakan program untuk mengakumulasikan pengalaman belajar
      dalam menghadapi suatu masalah secara nyata, khususnya dalam
      pemecahan masalah dalam kedisiplinan beribadah.
   6. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
      acuan untuk melakukan penelitian sejenis.
b. Bagi Guru
   1. Sebagai langkah awal bagi guru untuk mengetahui peranan
      KAPEIBWA dalam peningkatkan IMTAQ Siswa Kelas V SDN 01
      Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013
   2. Sebagai bahan masukan dalam menentukan program yang tepat serta
      dalam upaya meningkatkan kedisiplinan sholat lima waktu dan
      membaca al-qur‟an khususnya serta kedisiplinan beribadah pada
      umumnya.
   3. Dapat meningkatkan profesionalisme, menggugah guru untuk
      membangkitkan kesadaran berpikir siswa bahwa menjalankan sholat
      lima waktu dan membaca al-qur‟an merupakan bagian wajib dari
      ibadah.
c. Bagi Siswa
   1. Melalui pembelajaran dalam penelitian ini diharapkan mampu
      meningkatkan ketertiban ibadah siswa.
   2. Melalui pembelajaran dalam penelitian ini diharapkan mampu
      meningkatkan amal shaleh dan menjauhkan dari hal-hal yang buruk.
   3. Dapat meningkatkan kreativitas berpikir siswa, sehingga siswa lebih
      kritis menanggapi suatu persoalan khususnya dalam bidang
      keagamaan.
d. Bagi Sekolah
   1. Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang adanya program
      pemantauan ibadah siswa / KAPEIBWA , sehingga dapat digunakan
      sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan program
      sekolah pada periode selanjutnya.
   2. Meskipun tidak secara langsung, akan tetapi siswa yang rajin dalam
      melaksanakan shalat, menciptakan lingkungan sekolah yang Islami.
      Karena memiliki siswa-siswa yang bertaqwa dan rajin beribadah
      yakni shalat. Maka dapat dipastikan berkurangnya siswa yang
      melanggar aturan sekolah.
BAB II

                            KAJIAN PUSTAKA




A. Tinjauan Tentang Iman
  1.   Pengertian Iman
               Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti
        kepercayaan atau keyakinan. Rassulullah SAW besabda: “Iman ialah
        Engkau percaya kepada Alah, percaya kepada malaikat-malaikatnya,
        percaya kepada kitab-kitab Allah, percaya kepada Rasul Allah, percaya
        pada hari akhir dan ketetapan Allah, baik dan buruk datang dari
        Allah”(A.Wahib Mu‟thi, 1998: 1).
               Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman
        didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
        diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Immaanu „aqdun bil qalbi
        waigraarun billisaani wa‟amalun bil arkaan). Imam Ahmad bin Hanbal
        mendefinisikannya dgn “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa tamassukun
        bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dgn
        berpegang teguh kepada Sunnah . Kata iman sangat berkaitan dengan
        kata mukmin.
               Menurut Moh.Manyur (1996: 3) secara harafiah mukmin berasal
        dari bahasa arab yang berakar pada kata aman, ayu‟minu, imanan,
        mukminun yang artinya orang yang percaya atau yang membenarkan,
        sedangkan menurut istilah mukmin adalah orang yang percaya rukun
        iman dan mengatakan arti mukmin secara sederhana adalah orang yang
        percaya kepada seluruh rukun iman serta terkait dengannya.
               Shalat secara bahasa maknanya adalah doa. Dinamakan demikian
        karena ibadah tersebut mencakup doa-doa didalamnya. Allah telah
        mewajibkan lima waktu sholat dalam sehari semalam: Shubuh, Zhuhur,
        Ashar, Maghrib dan Isya‟. Waktu sholat Zhuhur ketika matahari condong
sampai bayangan seseorang sama dengan tingginya sementara waktu
   Ashar belum masuk, sedangkan waktu Ashar hingga matahari belum
   menguning (di ufuk barat), waktu sholat Magrib adalah hingga hilangnya
   awan merah di ufuk barat, waktu sholat Isya‟ adalah sampai setengah
   malam yang pertengahan, dan waktu sholat Shubuh adalah dari terbitnya
   fajar hingga matahari belum terbit (Diriwayatkan dari „Abdullah bin
   „Amr). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan
   antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan
   sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.


2. Wujud Iman
          Akidah Islam dalam al-Qur‟an disebut iman. Iman bukan hanya
   berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
   untuk berbuat. Oleh karena itu rung lingkup iman sangat luas, bahkan
   yang mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim disebut
   amal saleh.
          Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap
   sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan
   dan   melakukan   sesuatu   sesuai   dengan   keyakinan   (http://miss-
   seliosa.blogspot.com/2012/03/wujud-iman.html diakses 27 desember
   pukul 16.04 WIB). Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau
   diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang
   dibuktikan dalam perbuatannya. Akidah Islam adalah bagian yang paling
   pokok dalam agama Islam. Ia merupakan keyakinan yang menjadi dasar
   dari segala sesuatu tindakan atau amal. Seseorang dipandang sebagai
   muslim atau bukan muslim tergantung pada akidahnya. Apabila ia
   berakidah Islam, maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai
   sebagai amaliah seorang muslim atau amal saleh. Apabila tidak
   beraqidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun
   perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.
Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia
       terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena
       itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala
       sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan
       pada ajaran Islam.
                 Wujud Iman menurut Hasan Al-Bana dalam di antaranya:
                  a. Ilahiyah yaitu Hubungan dengan Allah.
                  b. Nubuwwah yaitu Kaitan dengan Nabi, Rasul, kitab, dan
                    mukjizat.
                  c. Ruhaniyah yaitu Kaitan dengan alam metafisik; Malaikat,
                    Jin, Syetan, Ruh.
                  d. Sam‟iyah yaitu Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui
                    sam‟i.


B. Tinjauan Tentang Taqwa
   1. Pengertian Taqwa
                Kata taqwa (     ) dalam etimologi bahasa Arab berasal dari kata
      kerja (     ) yang memiliki pengertian menutupi, menjaga, berhati-hati dan
      berlindung. Imam Al Ashfahani menyatakan: Taqwa adalah menjadikan
      jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian
      rasatakut                 juga             dinamakan                taqwa
      (http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/ diakses tanggal 28
      Desember 2012 pukul 17.02 WIB).
                Dalam sebuah hadits pengertian tentang taqwa diterjemahkan
      bahwa “Taqwa adalah menjauhkan diri dari sesuatu yang mengakibatkan
      siksa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya” (Moh.
      Mansyur, 1996:252). Sedangkan taqwa memiliki deskripsi meliputi
      sebagai rasa takut dan tunduk kepada allah dengan ilmu dan amal,
      menjalankan       perintahnya     dan   menjauhi    larangannya    dengan
      mengindahkan tuntunan pemimpin (KE-PSM-AN, 2003:28). Al- Hasan
      Al-Bashri menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa
yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh
Allah           (http://unyuniia.wordpress.com/2012/04/26/keimanan-dan-
ketakwaan/Kalender Islam diakses tanggal 26 Desember 2012 pukul 12.09
WIB).
        Pengertian taqwa   mencakup banyak hal       yang susah dihitung
banyaknya. Pengertian taqwa sangat erat kaitannya dengan amal salih, dan
keduanya tidak bisa dipisahkan dengan ibadah. Semuanya berpangkal dari
adanya keimanan/ akidah. Lahirnya amal salih itu sebagai realisasi adanya
sikap dan rasa menjaga diri dari siksa dan adanya rasa tunduk kepada
keagungan Allah yang di ibadahi. Sikap dan rasa menjaga diri itu
bersemayamnya dalam hati. Realisasi dari taqwa adalah berupa ibadah
atau amal salih, tampak diluar secara lahir. Taqwa merupakan tindak lanjut
atau follow up dari keimanan yang tertanam dalam hati. (Moh. Mansyur,
1996: 253). Macam tingkatan taqwa ada 3 yaitu, taqwa dari syirik dan
bid‟ah, taqwa dari permusuhan dan durhaka kepada Allah, Taqwa untuk
setia kepada Allah semata (KE-PSM-AN, 2003: 28).
        Sedangkan banyak sekali tanda orang yang bertaqwa yaitu
Beriman kepada ALLAH dan yang ghaib(QS. 2:2-3), Sholat, zakat,
puasa(QS. 2:3, 177 dan 183), Infak disaat lapang dan sempit(QS. 3:133-
134), Menahan amarah dan memaafkan orang lain(QS. 3: 134), Takut
pada ALLAH(QS. 5:28), Menepati janji (QS. 9:4), Berlaku lurus pada
musuh ketika mereka pun melakkukan hal yang sama(QS. 9:7), Bersabar
dan menjadi pendukung kebenaran (QS. 3:146), Tidak meminta ijin untuk
tidak ikut berjihad (QS. 9:44), Berdakwah agar terbebas dari dosa ahli
maksiat (QS. 6:69) (http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/
diakses tanggal 26 Desember 2012 pukul 14.06 WIB)
        Jadi taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan
konsisten ( istiqomah ).
2. Iman dan taqwa serta hubungan antara keduanya
              Iman dan taqwa adalah dua unsur pokok bagi pemeluk agama.
       Keduanya merupakan elemen yang penting dalam kehidupan makhluk
       manusia dan sangat erat hubungannya dalam menentukan nasib
       hidupnya. Taqwa derajatnya lebih tinggi daripada iman, taqwa adalah
       keimanan yang sudah memberikan hasil. Taqwa dikatakan sebagai hasil
       dari keimanan. Dikatakan dalam sebuah hadits: “Iman itu, masih tidak
       berbusana”, dan busananya adalah taqwa.” (Moh. Mansyur, 1996:243).
              Jadi orang yang bertaqwa berarti ia telah beriman. Namun tidak
       setiap orang beriman itu bertaqwa. Oleh karena itu, orang yang beriman
       masih diperintahkan untuk bertaqwa.


C. Peranan Iman dalam membentuk amal ketaqwaan
          Manusia adalah makhluk yang membutuhkan keselamatan, bukan
   untuk sekedar beberapa tahun, namun untuk selama-lamanya. Keselamatan
   dalam artian ini adalah kebahagiaan didunia dan di alam baka. Faedah
   beriman kepada Allah meliputi tercapainya tauhid kepada Allah yang murni,
   timbul rasa kagum dan mengagungkan Allah, tercapainya pengabdian dan
   ibadah hanya kepada Allah sajam (Moh. Mansyur, 1996: 260).
          Dalam hal ini dibutuhkan peranan iman berupa menciptakan tekat
   berbuat baik bersama-sama peranan iman yang lain yang berfungsi secara
   integral. Keberhasilan keselamatan manusia tidak berkat usaha sendiri,
   namun masih tergantung dengan lainnya, karena realitasnya dia sebagai suatu
   titik yang kecil terletak dalam suatu kosmos yang maha besar dan tidak
   terhingga. Bahkan dalam kemerdekaannya dia masih terikat.
          Oleh karena itu dia membutuhkan dukungan sesamanya dan dukungan
   lingkungan. Tetapi ternyata tidak semuanya mendukung, bahkan menjadi
   penghambat karena masing-masing mempunyai keinginan dan kemampuan
   yang berbeda. Peranan iman berupa tumbuhnya keteguhan pendirian dan
   kekuatan pengendalian hawa nafsu mutlak dibutuhkan. Sudah barang tentu
   tidak semua keselamatan berhasil dengan memuaskan bahka sering terjadi
kegagalan. Dalam situasi ini tidak akan terjadi keputusasaan sebab sifat iman
   yang sebenarnya berperan menumbuhkan sifat tawakkal. Baik berhasil
   maupun       gagal   tetap   bersyukur   sebab    iman   yang sesungguhnya
   menumbuhkan rasa cinta dan bahagia dalam situasi apapun. Demikian
   gambaran     peranan iman yang mampu menumbuhkan ketaqwaan yang
   didambakan oleh kejayaan bangasa dan negara.


D. Tinjauan Tentang Kartu Pemantauan Ibadah Siswa
   1. Tertib Menjalankan Ibadah Sholat dan Membaca Al-qur’an
              Anak merupakan tanggung jawab kedua orangtua, karena anak
       merupakan amanat Allah SWT. Di sisi lain orangtua yang tidak mampu
       mendidik anaknya secara menyeluruh, akan melimpahkan sebagian
       tanggung sebagai pendidik. Sebagai pendidik harus melaksanakan
       tanggung jawab tersebut dengan baik dan hati-hati. Sesungguhnya dalam
       Islam pendidikan terhadap anak sangatlah lengkap, maka apabila
       pendidikan diberikan dengan sebaik-baiknya (sesuai dengan ajaran
       Islam), tentu akan tercapai apa yang diharapkan oleh setiap orang tua
       yakni mempunyai anak yang shalih dan shalihah. Selain itu perlu adanya
       dorongan dan pemantauan dari pihak keluarga siswa supaya anaknya
       memiliki perkembangan yang baik sesuai yang diharapkan. Dengan
       adanya kartu pemantauan ibadah siswa, maka siswa juga lebih antusian
       dan tertib dalam beribadah. Kartu Pemantauan Ibadah Siswa adalah
       Kartu yang dibuat untuk melihat suatu tindakan yang dilakukan secara
       terus menerus dalam waktu yang lama akan membekas pada diri
       seseorang dan menjadi kepribadian tertentu.
              Orang tua adalah contoh yang paling diteladani oleh anak dalam
       hal apapun termasuk ibadah. Anak menghabiskan kebanyakan waktunya
       berada dirumah. Apabila orangtua membiasakan tertib beribadah di
       rumah maka anak juga akan menirukan kebiasaan tersebut. Apabila anak
       sulit untuk diajak menjalankan ibadah sholat dan membaca al-qur‟an
       maka hal yang dapat dilakukan :
a.   Anak sering diajak untuk mengikuti langsung bagaimana tata cara
     sholat yang dikerjakan oleh orang tua, misal di masjid apabila takut
     membuat gaduh, maka orang tua memberikan contoh sholat
     berjama‟ah di rumah. Jika anak sudah mulai tertarik untuk
     mengikuti gerakan sholat yang di contohkan oleh orang tua,
     selanjutnya orang tua mengajarkan bacaan-bacaan di dalam sholat,
     membuat suasana yang menyenangkan agar anak tidak bosan
     dengan bacaan-bacaan yang panjang dan sulit untuk di lafalkan.
b.   Bimbingan dan nasehat-nasehat orang tua yang baik merupakan
     sarana untuk menghubungkan keinginan orang tua dan kemauan
     anak dengan cepat.
c.   Membiasakan untuk mengaji setelah melakukan sholat. Usahakan
     untuk dipantau supaya dalam membaca anak tahu dimana letak
     kesalahan dan pembenarannya. Hal itu akan memicu kelancaran
     dalam membaca al-qur‟an yang sesuai dengan cara membacanya.
d.   Menghormati waktu-waktu adzan dikumandangkan. Banyak cara
     yang di gunakan seperti mematikan televisi, radio atau suara-suara
     lain agar lantunan adzan terdengar dan memberitahukan kepada
     anak bahwa waktu sholat telah tiba. Terutama pada sholat magrib
     dan isya‟, dimana waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang
     banyak dipakai anak untuk menonton acara televisi seperti serial
     kartun dan acara anak lainnya.
e.   Membentuk jama‟ah sholat dalam keluarga yang dipimpin oleh
     Ayah,   anak juga perlu diikut sertakan untuk menggelar tikar,
     sajadah, atau mengumandangkan iqomat. Hal ini memacu anak
     untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan sholat.
f.   Metode Pembiasaan yaitu dengan membiasakan anak melakukan
     kebaikan. Sebab bila anak terbiasa mengerjakannya secara teratur,
     maka hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Dengan pembiasaan
     maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Menanamkan
     kepada anak kebiasaan melakukan sesuatu yang baik dan
membawa keberuntungan baginya dalam urusan dunia maupun
     agama. Baik itu ibadah, adab, tutur kata, sopan santun, rutinitas
     keseharian, dan lain sebagainya.
g.   Kisah dan Cerita. Memberikan anak cerita yang menarik tentang
     pahala dari mengerjakan sholat, tentang siksaan Allah, jika orang
     tidak mengerjakan sholat. Serta menceritakan kisah para sahabat
     nabi atau orang yang rajin sholat ketika mereka mendapatkan
     hikmah dari mengerjakan sholat tersebut. Kisah termasuk sarana
     pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan
     dengan kuat. Apalagi kisah nyata, sangat besar pengaruhnya pada
     jiwa anak, dapat memperkokoh ingatan anak dan kesadaran
     berfikirnya. Sebuah pelajaran akan lebih mudah dicerna dan
     difahami oleh anak bila diberi ilustrasi cerita. Kisah dan cerita juga
     dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak. Akan
     menciptakan kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan
     membantu kelancaran komunikasi.
h.   Memanfaatkan waktu luang ajak anak untuk mengisi waktu luang
     dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat. Memberikan
     pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan. Meluangkan waktu
     orang tua bersama anak untuk menemani, membimbing, dan
     beraktivitas bersama mereka. Sehingga anak akan terlepas dari
     sebab-sebab penyimpangan dan hal-hal yang tidak bermanfaat.
i.   Membiasakan anak-anak untuk bangun pagi, beri rangsangan
     kepada mereka dengan sesuatu yang menarik perhatian mereka.
     Umumnya anak pada waktu pagi hari sangat malas untuk bangun.
     Maka perlu penanganan khusus bagi orang tua untuk mengajari
     anak disiplin dengan memberi rangsangan atau motivasi berupa
     hadiah bagi anak yang paling rajin sholatnya. Orang tua membuat
     daftar catatan seberapa banyak anak melaksanakan sholat dalam
     satu bulan. Anak yang memiliki daftar catatan sholat terbanyak
     itulah yang mendapatkan hadiah lebih spesial dari lainnya.
j.       Pemberian hukuman metode pemberian sanksi baru digunakan
             apabila   seluruh   metode   mengalami     kegagalan.   Dan    saat
             menjatuhkan sanksi, perhatikan waktu yang tepat dan bentuk sanksi
             yang sesuai dengan kadar kesalahan. Bentuk sanksi ini bisa
             bervariasi dari yang teringan, misalnya mengurangi jatah harian
             anak, mengurangi jam bermain atau yang semisalnya. Bisa
             berbentuk sanksi sosial berupa pengacuhan sampai yang terberat,
             yaitu hukuman fisik (http://poltekba.ac.id/nilmi/?p=82 diakses pada
             tanggal 26 Desember 2012 pukul 19.10 WIB).

             Menumbuhkan dan mengajarkan anak untuk tertib beribadah
    memang tanggungjawab orang tua namun peran pendidik juga tidak
    kalah besar dalam membantu orang tua untuk membiasakan anak tertib
    beribadah sejak dini. Misalnya dengan mengajak anak sholat lima waktu
    secara berjama‟ah dan diikuti membaca al-qur;an setelah sholat.


2. Penciptaan Suasana Religius di Sekolah
         Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 3 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU.RI No.20 tahun
2003: 27).
         Untuk mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa serta
berakhlaq mulia sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional seperti
tersebut diatas perlu upaya dan wahana yang mampu untuk menciptakan
kondisi sehingga peserta didik memungkinkan dirinya dapat berkembang
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
         Banyak produk pendidikan hanya memperhatikan kecerdasan
intelektual (IQ), tetapi megabaikan kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ) yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu kecerdasan intelektual harus
diiringi dengan emosional dan kecerdasan spiritual (Ary Ginanjar Agustin:
2001: iii). Betapa indah dan anggunnya perilakudan tingkah seorang siswa
yang cerdas dan memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.Oleh karena itu,pendidikan iman dan takwa perlu ditumbuh kembangkan
kepada siswa,agar bisa mengelola kehidupan emosionalnya,sikap dan tingkah
lakunya,dikhawatirkan akan sering melampiaskan emosinya ke arah amarah
dan melakukan tindakan destruktif,seperti kenakalan dan tawuran antar siswa
di berbagai kota besar dan pelosok daerah.ini menunjukkan rndahnya kualitas
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
       Oleh karena itu kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang    Maha     Esa,bukan     hanya   merupakan      slogan   yang       bersifat
retoris,melainkan harus diwujudkan dalam bentuk program pendidikan yang
secara langsung dapat dirasakan olehy masyarakat (Chabib Thoha, 1996; 20)
pendidikan iman dan takwa akan membentuk siswa untuk bersikap empatik
dan simpatik kepaa sesama siswa, guru, orang tua, bahkan masyarakat luas
justru karena itu, pendidikn imtak tidak hanya tampak sekolah, tetapi harus
menyebar ke luar, reflektif, dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
       Hal itu dapat terwujud manakala peserta didik mendapatkan suatu
kondisi lingkungan pendidikan yang islami, karena lingkungan akan
memberikan     pengaruh    yang    sangat   besar   bagi   pertumbuhan        dan
perkembangan peserta didik. Upaya menyiapkan peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia merupakan tugas
yang cukup berat karena itu upaya yang harus ditempuh bukan hanya ada
pada pemerintah melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat sekitar
dimana peserta didik berada.
       Untuk menyikapi hal tersebut, Sekolah sebagai salah satu lembaga
institusi pendidikan harus dapat mengembangkan program pendidikan yang
dapat menuju kearah tersebut antara lain : Mengoptimalkan pendidikan
agama tidak hanya teori namun juga praktik misalnya anak diajarkan bacaan
sholat maka guru juga harus mempraktikkan dengan mengajak anak sholat
berjamaah di sekolah jadi ilmu yang diajarkan benar-benar diterapkan.
       Menurut Muhaimin (2001:303) penciptaan suasana religius di Sekolah
melalui berbagai jenis kegiatan keagamaan yang dilaksanakan secara
terprogram dengan baik. Pemimpin sekolah berperan penting dalam
menciptakan suasana religious di sekolah dengan menggunakan pendekatan
personal pada peserta didik. Penciptaan lingkungan religius dilakukan dengan
keterlibatan antara guru agama maupun guru lain. Kegiatan keagamaan
dilaksanakan diluar jam sekolah. Kegiatan-kegiatan keagamaan dan praktik
keagamaan yang di laksanakan secara terprogram dan rutin (istiqomah) dapat
mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai agama yang baik
sehingga menjadi pegangan dalam bersikap dan berperilaku.
BAB III

                          METODE PENELITIAN




A. Tempat dan Waktu Penelitian
   1. Tempat Penelitian
           Penelitian dilaksanakan di SDN 01 Josenan yang terletak di Desa
      Demangan Kecamatan Taman Kabupaten Madiun.

   2. Waktu Penelitian
           Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran
      2012/2013, yaitu bulan Februari sampai Juli 2012.

           Secara garis besar jadwal penelitian dapat dibagi menjadi 3 tahap
      sebagai berikut :

       a. Tahap Persiapan
          Pada tahap ini meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal,
          pembuatan istrument penelitian. Tahap ini dimulai pada bulan
          Februari sampai minggu ke tiga bulan Februari 2012.
       b. Tahap Penelitian
          Pada tahap ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan
          atau di kelas yaitu uji coba instrumen penelitian, pengambilan data
          dari sekolah. Tahap ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan
          Februari sampai minggu kedua Bulan Juli 2012.
       c. Tahap Penyelesaian

          Tahap ini meliputi analisis data, pengolahan data dan penyusunan

          laporan. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juli minggu ketiga Tahun

          2012.
B. Subyek Penelitian
        Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 SDN 01 Josenan Tahun Ajaran
 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa.

C. Sumber Data
        Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa dan guru, yang
 meliputi:

 1. Data yang di dapatkan selama penelitian berlangsung.
 2. Data penilaian kegiatan selama proses belajar mengajar.


D. Prosedur Penelitian
        Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
 kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2002:3) adalah prosedur
 penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
 dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar
 dan individu secara holistik (utuh). Menggunakan Pendekatan kualitatif karena
 analisis data akan diuraikan secara verbal yang menggambarkan perencanaan,
 pelaksanaan, dan hasil tindakan pada siklus I dan II yang bertujuan untuk
 meningkatkan tertib beribadah melalui sholat dhuhur berjamaah.
        Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah. Suharsimi
 Arikunto mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan
 terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
 dalam sebuah kelas secara besama (2006: 3).
        Kemmis (Zainal Arifin, 2011:97) mengartikan, action research as a form
 of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including
 educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their
 on social or educational practices, (b) their understanding of these practices,
 and (c) the situations in which practices are carried out.
Pada dasarnya, penelitian tindakan kelas meneliti masalah yang
bersumber dari kelas, sedang penelitian tindakan sekolah meneliti masalah yang
bersumber dari sekolah. Dalam penelitian ini, masalah muncul dari siswa kelas
IV yang berkaitan dengan masalah ibadah yaitu sholat dan mambaca al-qur‟an.
       Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian maka penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan (planning),
tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation) dan tahap refleksi
(reflection). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah
sebagai berikut:

                                       Perencanaan



                   Refleksi             SIKLUS 1            Pelaksanaan


                                       Pengamatan



                                       Perencanaan


                   Refleksi             SIKLUS 2            Pelaksanaan


                                       Pengamatan



                                       ?

              Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

                    (Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006:17)
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus,
yang dimana tiap siklus ada dua kali pertemuan. Adapun pelaksanaan
berbagai tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

Siklus I

    1. Persiapan Tindakan
               Tahap ini dilakukan beberapa perencanaan yang meliputi
       survei atau pengamatan dan wawancara dengan guru dan kepala
       sekolah. Perencanaan selanjutnya meliputi :
       a. Peneliti, kepala sekolah, dan guru menyusun penetapan waktu
           penelitian dengan jadwal kegiatan.
       b. Menyusun kartu pemantauan ibadah siswa serta absensi siswa.
       c. Menyusun daftar absensi pertemuan wali murid dan pendataan
           nomer yang bisa dihubungi supaya apabila ada kecurangan dalam
           pelaksaan kegiatan ini dapat cepat teratasi.
    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
               Melaksanakan tindakan meliputi proses kegiatan ibadah yang
       meliputi sholat dan membaca al-qur‟an dengan pantauan orang dan
       peneliti. Peneliti juga bisa melatih kejujuran dalam pengisian kartu
       pemantauan ibadah siswa dengan mengecek dengan berkomunikasi
       dengan orang tua siswa. Jadi sebelum pembagian kartu, peneliti dan
       wali murid mengadakan pertemuan untuk kegiatan yang akan
       diadakaan. Jadi antara pihak peneliti dan wali murid memiliki
       hubungan baik dan pemahaman yang cukup untuk belkal pelaksanaan
       kegiatan dan untuk kesukesan kegiatan.
    3. Tahap Pengamatan atau Observasi
               Observasi yaitu mengamati dampak atas tindakan yang
       dilakukan, observasi di lakukan setiap 1 bulan sekali oleh peneliti.
       Melakukan     pengamatan     terhadap    hasil     pelaksanaan   tindakan.
       Pengamatan     ini   bertujuan   untuk   mengumpulkan        bukti   hasil
pelaksanaan tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan
       melakukan refleksi. Tahap Refleksi
              Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui
       kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan,
       data dari hasil pengamatan tindakan dianalisa dan dikaji secara
       matang sehingga dapat diketahui apa yang harus dihilangkan dan apa
       yang harus diperbaiki dan dipertahankan. Kegiatan ini sebagai bahan
       acuan untuk membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan pada siklus
       berikutnya.
    4. Tahap refleksi
              Dalam kegiatan refleksi ini guru bersama peneliti (observer)
       mendiskusikan hasil penelitian siklus I. Hasil yang diperoleh
       didiskusikan,    dianalisis,   ditindaklanjuti   ketercapaian   tindakan
       penilaian. Apabila hasil yang diperoleh belum sesuai dengan indikator
       keberhasilan, maka dilanjutkan kembali dengan tindakan penelitian
       siklus II. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru sudah selesai
       melaksanakan kegiatan. Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan
       perbaikan pada siklus selanjutnya.
              Dalam tahap ini peneliti melihat apakah hasil penelitian
       menunjukkan adanya peningkatan tertib beribadah siswa atau tidak.
       Hal ini dapat dilihat dari hasil kartu pemantauan ibadah siswa dan
       laporan yang di sampaikan oleh wali murid.

Siklus II

     Tahap ini dilakukan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan siklus I,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan akan
dilakukan pada siklus II dengan beberapa perubahan analisis refleksi pada
siklus I dengan harapan pada siklus II akan lebih baik. Pelaksanaan siklus
kedua dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus 1. Tahap-
tahap siklus kedua sama dengan siklus pertama.
1. Persiapan Tindakan
                  Persiapan tindakan pada siklus kedua sama seperti pada
          persiapan tindakan siklus pertama tetapi dalam penyusunannya,
          memperhatikan kekurangan dan kelemahan yang ada pada siklus
          pertama dan berusaha memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang
          ada pada tindakan siklus pertama.
       2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
                  Melaksanakan tindakan untuk perbaikan dari tindakan
          sebelumnya yang kiranya kurang maksimal. Cara yang ditempuh yaitu
          engan adanya komunikasi yang lebih intensif dari pihak peneliti,
          murid dan wali murid. Selain itu peneliti melihat kemajuan antusias
          siswa dalam sholat dan kelancaran dalam membaca al-qur‟an. Dan
          meminta wali murid untuk mendokumentasikan kegiatan yang
          dilaksanakan.
       3. Tahap Pengamatan atau Observasi
                  Observasi kegiatan sama dengan tindakan pada siklus pertama.
          peneliti mengamati hasil kartu pemantauan ibadah siswa dan
          melakukan dokumentasi.
       4. Tahap Refleksi
                  Peneliti melihat kembali apakah hasil penelitian menunjukkan
          adanya peningkatan tertib beribadah siswa/tidak.



E. Indikator Keberhasilan
   Indikator Keberhasilan Siklus 1

          Aspek                Pencapaian Siklus 1           Cara Mengukur
Respon siswa menjalankan                              Dilihat dari sikap siswa
ibadah sholat lima waktu                              kelas V dalam
                                       70%
                                                      menjalankan sholat
                                                      ketika di sekolah.
Mengikuti sholat lima                                   Diamati melalui
 waktu sesuai waktunya                                   pengisian kartu ibadah
                                                         siswa dan dari hasil
                                          85%            dokumentasi atau
                                                         pelaporan dari pihak
                                                         wali murid.

 Kerutinan dalam membaca                                 Diamati melalui
 al-qur‟an                                               pengisian kartu ibadah
                                                         siswa dan dari hasil
                                          80%
                                                         dokumentasi atau
                                                         pelaporan dari pihak
                                                         wali murid.
 Ketertiban dalam membaca                                Diamati melalui
 al-qur‟an                                80%            pengisian kartu ibadah
                                                         siswa.
 Kelancaran dalam membaca                                Diamati dari hasil
 al-qur‟an dan kesesuaian                                penyimakan peneliti
                                          70%
 dengan cara bacanya.                                    ketika siswa membaca
                                                         al-qur‟an.
 Keberhasilan kegiatan                                   Dibuat grafik setiap 1
 sholat dhuhur berjamaah                  90%            bulan sekali kemudian
 selama 3 bulan                                          di analisis.



Indikator Keberhasilan Siklus II

             Aspek                 Pencapaian Siklus 1    Pencapaian Siklus II
 Respon siswa menjalankan                                             90%
                                          70%
 ibadah sholat lima waktu
Mengikuti sholat lima                                         95%
waktu sesuai waktunya

                                      85%




Kerutinan dalam membaca                                       90%
                                      80%
al-qur‟an
Ketertiban dalam membaca                                      90%
                                      80%
al-qur‟an
Kelancaran dalam membaca                                      90%
al-qur‟an dan kesesuaian              70%
dengan cara bacanya.
Keberhasilan kegiatan
sholat dhuhur berjamaah               90%                     95%
selama 3 bulan



F. Instrumen Penelitian
            Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Jadwal
   sholat lima waktu terutama untuk pengamatan yang dilakukan di sekolah
   ketika sholat dzuhur, buku penilaian sikap dan kartu pemantauan ibadah
   siswa, dan daftar absensi siswa. Buku penilaian sikap dan kartu pemantauan
   ibadah digunakan peneliti untuk mengetahui siswa ikut menjalankan sholat
   dhuhur berjamaah atau tidak dan juga membaca al-qur‟an atau tidak. Jadwal
   penelitian, penilaian sikap siswa dan kartu pemantauan ibadah siswa serta
   absensi disajikan pada lampiran.

G. Teknik Pengumpulan Data
            Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dan
   observasi. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui siswa tertib
menjalankan ibadah sholat lima waktu dan membaca al-qur‟an atau tidak,
   hasilnya bisa dilihat pada absensi dan jumlah tanda tangan wali murid atau
   wali kelas pada kartu pemantauan ibadah siswa. Teknik Observasi digunakan
   untuk mengetahui apakah disekolah telah ada mushalla yang memang milik
   sekolah sendiri atau masih menempati musholla masyarakat dalam
   menjalankan sholat disekolah, serta untuk mengetahui apakah sekolah dahulu
   sudah pernah menjalankan program sholat lima waktu dan membaca al-
   qur‟an dimanapun mereka berada namu tetap terpantau.

H. Teknik Analisis Data
          Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.
   Data berupa catatan hasil observasi, tanda tangan wali murid atau wali kelas
   di kartu pemantauan ibadah siswa, penilaian afektif serta absensi siswa
   kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan.

          Data yang dianalis dan dideskripsikan sesuai permasalahan dalam
   bentuk laporan hasil penelitian. Analisis data merupakan cara yang digunakan
   untuk mengolah data yang telah dikumpulkan sehingga dapat menghasilkan
   suatu pengolahan data yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
   Hasil pengumpulan data dianalisis melalui tiga tahapan yaitu :
   1. Reduksi Data
              Reduksi data adalah proses kegiatan memilih data yang tepat.
       Apabila data sudah terkumpul, baik dari hasil wawancara, maupun tes
       maka data direduksi. Reduksi ini berarti data yang dipilih sesuai dengan
       pertanyaan peneliti. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah merangkum,
       memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal-hal penting, dan membuang
       data yang tidak penting.
   2. Display Data
              Display data merupakan perakitan informasi yang terorganisis
       yang memungkinkan penarikan kesimpulan. Penyajian data dapat
       dilakukan dengan menyusun data berdasarkan pokok-pokok dalam
reduksi data dengan kalimat atau bahasa peneliti sehingga data mudah
               dipahami.
            3. Verifikasi Data
                       Verifikasi data merupakan kegiatan untuk menarik makna dari
               data yang ditampilkan. Cara-cara yang dilakukan dalam verifikasi data
               antara lain membandingkan, membuat pola-pola, mengelompokkan, dan
               memeriksa hasil penelitian.

        I. Jadwal Penelitian
                             Tabel 3.2 Jadwal penelitian Tahun 2012

                                                    Bulan Ke-
         Kegiatan          Februari   Maret     April       Mei         Juni       Juli
No.
         Minggu ke         1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4          1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3         4


1.
         Perencanaan

2        Persiapan

3.       Pelaksanaan
         Tindakan I

      4. Pelaksanaan
         Tindakan II

      5. Pengolahan
         Pengloahan
         Data

      6. Penyusunan
         Laporan
         laporan
DAFTAR PUSTAKA




Ary Ginanjar Agustian. 2002. Rahasia Kesuksesan Membangun Kecerdasan Emosi
        dan Spiritual. Jakarta: Arga.

A Wahib Mu‟thi. 1998. Materi Pokok Tasawuf. Jakarta: Direktorat Jenderal
        Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Chabib Thoha.1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
        Rosdakarya.
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Malang: Rosda
Mulyasa. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

                  . 2010. Penelitian Tindakan. Jogjakarta: Aditya Media.

Suroso. 2007. Classroom Action Research. Yogyakarta: Paraton Publishing.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem pendidikan
        Nasional), Cet I, Bandung: FokusMedia.

Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://poltekba.ac.id/nilmi/?p=82 diakses pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 19.10
        WIB

http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/ diakses tanggal 26 Desember
        2012 pukul 14.06 WIB

http://unyuniia.wordpress.com/2012/04/26/keimanan-dan-ketakwaan/Kalender     Islam
        diakses tanggal 26 Desember 2012 pukul 12.09 WIB)




                                          30
http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/ diakses tanggal 28 Desember
        2012 pukul 17.02 WIB).

http://miss-seliosa.blogspot.com/2012/03/wujud-iman.html diakses 27 desember pukul
        16.04 WIB).
Lampiran 1

                  KARTU PEMANTAUAN IBADAH SISWA SDN 01 JOSENAN KEC. TAMAN KAB. MADIUN

Nama :

Kelas :


                                                         Sholat

 No       Hari/        Baca       Surat/    Isya’ Subuh Dzuhur Ashar Magrib   Berjama’ah/ tidak   Ttd ortu   Ttd wali
                                 Ayat/Juz                                                                     murid
        Tanggal       Al-qu’an

   1.

   2.

   3.

   4.

   5.

   6.



                                                       32
7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.
21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.
Lampiran 2

Penilaian Afektif

                                              Aspek
                           Antusias dalam   Kekusyu’an     Kelancaran     Ttd Wali
     No.            Nama    menjalankan       dalam       dalam Membaca    Kelas
                               sholat       menjalankan     Al-Qur’an
                                              sholat
   1.
   2.
   3.
   4.
   5.
   6.
   7.
   8.
   9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Lampiran 3

             Daftar Perkembangan Kartu Pemantauan Ibadah Siswa

                          Kelas V SDN 01 Josenan



No.      Nama                               Bulan
         Siswa         Maret      April     Mei      Juni        Juli
1.    Aditya
2.    Anggi
3.    Bayu
4.    Berlin
5.    Dimas
6.    Dhea
7.    Devi
8.    Eka
9.    Faisha
10.   Fey
11.   Fungkichius
12.   Fitria
13.   Kharisma
14.   Khofifah
15.   Lousye
16.   Rico
17.   Olifian
18.   Olivia
19.   Johan
20.   Raka
21.   Redis
22.   Rita
23.   Robi
24.   Riyandini
25.   Wimsa
26.   Selpa
27.   Yusri
28.   Zani
29.   Zahra
30    Lala
Lampiran 4

                        Daftar Hadir Wali Murid

Hari, Tanggal:

                                                            Saran
 No.             Nama         Ttd Wali        Keluhan      Terhadap
                               Murid      Mengenai Siswa   Program
   1.
   2.
   3.
   4.
   5.
   6.
   7.
   8.
   9.
   10.
   11.
   12.
   13.
   14.
   15.
   16.
   17.
   18.
   19.
   20.
   21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Lampiran 5.

Jadwal pertemuan wali murid untuk pengevaluasi program

Evaluasi Pertama: Sabtu, 31 Maret 2012

Evaluasi Kedua :Sabtu, 28 April 2012

Evaluasi Ketiga: Sabtu, 26 Mei 2012

Evaluasi Keempat: Sabtu, 30 Juni 2012

Evaluasi Kelima: Sabtu, 7 Juli 2012




NB: Evaluasi diadakan untuk memantau kehadiran wali murid dan melihat
kepedulian wali murid terhadap program yang diadakan.

More Related Content

What's hot

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Qalby11
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahSistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahValencia Rizal
 
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Muhammad Apuadi
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESAida
 
Presentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darahPresentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darahAgoes Setyawan
 
PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI aakkiittaa
 
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika TernakAlel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika TernakLusia Komala Widiastuti
 
Reproduksi reptil
Reproduksi reptilReproduksi reptil
Reproduksi reptilmakaneat
 
Presentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi AvesPresentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi Avesarkhanprada
 
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidupKelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidupNanda Reda
 
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XISalma Maulida
 

What's hot (20)

Sistem2 amfibi
Sistem2 amfibiSistem2 amfibi
Sistem2 amfibi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Mekanisme evolusi
Mekanisme evolusiMekanisme evolusi
Mekanisme evolusi
 
Teori evolusi
Teori evolusiTeori evolusi
Teori evolusi
 
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahSistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
 
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
 
Phylum Annelids
Phylum AnnelidsPhylum Annelids
Phylum Annelids
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
 
Presentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darahPresentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darah
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI PORIFERA - BIOLOGI
PORIFERA - BIOLOGI
 
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika TernakAlel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
 
Reproduksi reptil
Reproduksi reptilReproduksi reptil
Reproduksi reptil
 
(2) MIKROSKOP.ppt
(2) MIKROSKOP.ppt(2) MIKROSKOP.ppt
(2) MIKROSKOP.ppt
 
Presentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi AvesPresentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi Aves
 
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidupKelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidup
 
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 
Jarinngan sekresi
Jarinngan sekresiJarinngan sekresi
Jarinngan sekresi
 

Viewers also liked

Tugas proposal penelitian
Tugas proposal penelitianTugas proposal penelitian
Tugas proposal penelitianMuhammad Hendra
 
Bab i,iv, daftar pustaka
Bab i,iv, daftar pustakaBab i,iv, daftar pustaka
Bab i,iv, daftar pustakadesti najla
 
Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...
Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...
Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...Excruciate Limited
 
Konsep pembelajaran scientific baru
Konsep pembelajaran scientific baruKonsep pembelajaran scientific baru
Konsep pembelajaran scientific baruPuryanto SS
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Ppt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi peserta
Ppt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi pesertaPpt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi peserta
Ppt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi pesertaIndahMSAA
 
7. kesadaran berbangsa dan bernegara
7. kesadaran berbangsa dan bernegara7. kesadaran berbangsa dan bernegara
7. kesadaran berbangsa dan bernegaraPuryanto SS
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Excruciate Limited
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatifapry_zogara
 
Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...
Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...
Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...Excruciate Limited
 
Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07
Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07
Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07teringatselalu
 
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anakpengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anakdian aprianty
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakterCoky Fauzi Alfi
 
Pengmb. sdm dan organisasi puryanto
Pengmb. sdm dan organisasi puryantoPengmb. sdm dan organisasi puryanto
Pengmb. sdm dan organisasi puryantoPuryanto SS
 
4. disiplin pelaksanaan program
4. disiplin pelaksanaan program4. disiplin pelaksanaan program
4. disiplin pelaksanaan programPuryanto SS
 
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)gdengurah
 
5. membangun pribadi teladan
5. membangun pribadi teladan5. membangun pribadi teladan
5. membangun pribadi teladanPuryanto SS
 

Viewers also liked (20)

Tugas proposal penelitian
Tugas proposal penelitianTugas proposal penelitian
Tugas proposal penelitian
 
Ueeee
UeeeeUeeee
Ueeee
 
Bab i,iv, daftar pustaka
Bab i,iv, daftar pustakaBab i,iv, daftar pustaka
Bab i,iv, daftar pustaka
 
Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...
Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...
Daftar isi proposal PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEM...
 
Konsep pembelajaran scientific baru
Konsep pembelajaran scientific baruKonsep pembelajaran scientific baru
Konsep pembelajaran scientific baru
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Buku kualitatif
Buku kualitatifBuku kualitatif
Buku kualitatif
 
Ppt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi peserta
Ppt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi pesertaPpt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi peserta
Ppt pengaruh religiusitas terhadap pola perilaku dan prestasi peserta
 
7. kesadaran berbangsa dan bernegara
7. kesadaran berbangsa dan bernegara7. kesadaran berbangsa dan bernegara
7. kesadaran berbangsa dan bernegara
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatif
 
Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...
Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...
Daftar isi proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN KONSUMEN TERHADAP ...
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07
Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07
Daftar Hadir Wali Murid 19 11 07
 
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anakpengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
 
Pengmb. sdm dan organisasi puryanto
Pengmb. sdm dan organisasi puryantoPengmb. sdm dan organisasi puryanto
Pengmb. sdm dan organisasi puryanto
 
4. disiplin pelaksanaan program
4. disiplin pelaksanaan program4. disiplin pelaksanaan program
4. disiplin pelaksanaan program
 
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
 
5. membangun pribadi teladan
5. membangun pribadi teladan5. membangun pribadi teladan
5. membangun pribadi teladan
 

Similar to Proposal ema

ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdfptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdfwahyuraman1
 
Buku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIII
Buku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIIIBuku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIII
Buku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIIIZufar Asyraf Al
 
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docxPROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docxPFathimah
 
Madrasah Unggulan
Madrasah UnggulanMadrasah Unggulan
Madrasah UnggulanHenQ
 
1 buku kurikulum k 13 paud-ok
1 buku kurikulum  k 13 paud-ok1 buku kurikulum  k 13 paud-ok
1 buku kurikulum k 13 paud-okEka Fadiyah Wati
 
1 buku kurikulum _k_13_paud_ok
1 buku kurikulum _k_13_paud_ok1 buku kurikulum _k_13_paud_ok
1 buku kurikulum _k_13_paud_okAbdul Rahman
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniahMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniahmahmudi moedy
 
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxPROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxEndangSulistiawaty
 
Tri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyataTri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyataDian Sari
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahmustazie
 
PPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptx
PPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptxPPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptx
PPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptxSunaryoTanggel1
 
Tugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayaniTugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayaniPitriHandayani5
 

Similar to Proposal ema (20)

ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdfptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
 
Materi PAI
Materi PAIMateri PAI
Materi PAI
 
Buku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIII
Buku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIIIBuku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIII
Buku Guru PAI Kurikulum 2013 Kelas VIII
 
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docxPROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
 
Ppt ptk
Ppt ptkPpt ptk
Ppt ptk
 
Madrasah Unggulan
Madrasah UnggulanMadrasah Unggulan
Madrasah Unggulan
 
1 buku kurikulum k 13 paud-ok
1 buku kurikulum  k 13 paud-ok1 buku kurikulum  k 13 paud-ok
1 buku kurikulum k 13 paud-ok
 
1 buku kurikulum _k_13_paud_ok
1 buku kurikulum _k_13_paud_ok1 buku kurikulum _k_13_paud_ok
1 buku kurikulum _k_13_paud_ok
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniahMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
 
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxPROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
 
Kem upsr ta edit
Kem upsr ta editKem upsr ta edit
Kem upsr ta edit
 
Tri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyataTri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyata
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolah
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
PERAN GURU.pdf
PERAN GURU.pdfPERAN GURU.pdf
PERAN GURU.pdf
 
PPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptx
PPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptxPPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptx
PPT Bimtek IKM PAI Juli 2022.pptx
 
Ptk asli
Ptk asliPtk asli
Ptk asli
 
Ptk asli
Ptk asliPtk asli
Ptk asli
 
Tugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayaniTugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayani
 
Proposal ptk ddy
Proposal ptk ddyProposal ptk ddy
Proposal ptk ddy
 

Proposal ema

  • 1. UPAYA PENINGKATAN IMTAQ MELALUI KARTU PEMANTAUAN IBADAH SISWA (KAPEIBWA) PADA SISWA KELAS V SDN 01 JOSENAN KOTA MADIUN TAHUN AJARAN 2012/2013 PROPOSAL Disusun oleh : EMA SMEDYAH PUTRI 09141063 PGSD/ 7B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012
  • 2. KATA PENGANTAR ‫ب سم اهلل ال رحمن ال رح يم‬ Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Peningkatan IMTAQ Melalui kartu Pemantauan Ibadah Siswa (KAPEIBWA) pada Siswa Kelas V Sdn 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013. ” Proposal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta pembaca pada umumnya untuk menanamkan sikap tertib dalam menjalankan ibadah sholat lima waktu dan membaca Al-Qur‟an pada peserta didik. Proposal ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada : 1. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas IKIP PGRI Madiun. 2. Bapak Suprijadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 01 Josenan Kecamatan Taman Kabupaten Madiun. 3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan dalam penyusunan proposal ini. Proposal ini tentu masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan semoga proposal ini ada guna dan manfaatnya bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin Madiun, Desember 2012 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keimanan merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang memegang peranan penting. Karena disamping mendasari seluruh ajaran Islam lainnya, keimanan juga menjadi sumber bagi timbulnya akhlak mulia. Iman yang mantap selanjutnya meghasilkan ketaqwaan sehingga timbullah istilah imtq. Dan imtaq inilah yag selanjutnya mendasari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).Keimanan dapat diibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut.. Meskipun demikian, keimanan saja tidak cukup. Keimanan harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang kita anut. Dalam pokok ajaran Islam ada tiga macam yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Iman yang benar berarti mengikrarkan dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan beramal dengan anggota badan. Ibadah yang benar adalah buah dari keimanan yang benar. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah ibadah shalat. Shalat adalah suatu peribadatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Begitu pentingnya perintah shalat untuk umat Islam, hingga Allah memerintahkan kepada Rasullallah pada saat beliau Mi‟raj ke Sidrotul Muntaha. Disana baginda Rasullullah SAW mendapat perintah langsung untuk mengerjakan shalat. Shalat merupakan tiang agama, shalat juga adalah amalan pertama yang akan dihisab setelah kita meninggalkan. Sedangkan membaca Al-Qur‟an merupakan ibadah yang paling utama dan dicintai Allah. Hukum membaca Al-Qur‟an adalah wajib ‘ain. Maknanya,
  • 4. setiap individu yang mengaku dirinya muslim harus mampu baca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Kalau tidak, maka ia berdosa. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi karena kurangnya rasa keimanan dan ketaqwaan seseorang. Dalam Al-Qur‟an dan hadits Nabi SAW dinyatakan bahwa agama (tauhid/keimanan kepada Allah SWT) merupakan suatu fitrah atau potensi dasar manusia (anak). Sedangkan tugas pendidik adalah mengembangkan dan membantu tumbuh kembangnya fitrah tersebut pada manusia (anak). Peran sekolah baiknya menanamkan kebiasaan berdisiplin dalam beribadah contohnya sholat wajib lima waktu di manapun siswa berada dan membaca al-qur‟an. Program ini sebagai cara mengajarkan kedisiplinan beribadah siswa. Banyak manfaat yang diperoleh seperti menjauhkan diri dari perilaku yang keji dan munkar dan juga mendekatkan diri pada sang pencipta. Kondisi perilaku siswa saat ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga yang mnyelenggarakan proses pendidikan perlu menerapkan strategi langkah konkret untuk meningkatkan iman dan taqwa di kalangan pelajar berdasarkan pertimbangan efektifitas, efisiensi dan kebijakan lainnya. Sebagaimana pepatah mengatakan: “Tegak rumah karena budi, runtuh sendi rumah binasa. Tegak bangsa karena budi, rusak budi, rusak budi bangsa binasa.” Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Sebagai seorang yang memiliki tugas mencerdaskan anak bangsa, dalan hal IPTEK maupun IMTAQ. Guru berusaha mendidik dan membiasakan pada siswa untuk shalat lima waktu dan membaca Al-Qur‟an secara rutin melalui Kartu Pemantauan Ibadah Siswa. Sebenarnya
  • 5. pembiasaan bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Rasulullah dan juga para ulama‟ terdahulu juga menggunakan pembiasaan sebagai salah satu teknik untuk mendidik. Untuk itu pembiasaan perlu diterapkan dalam pendidikan modern. Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa alasan mengapa peneliti melakukan penelitian di SDN 01 Josenan, bahwa berdasarkan observasi dan informasi, sebuah fakta bahwa siswa kelas 5 di SDN 01 Josenan banyak yang kurang antusias dalam menjalankan sholat di sekolah dan juga siswa kesulitan dalam membaca Al-qur‟an. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari diri siswa sendiri ataupun dari pihak keluarga tentang pentingnya beribadah khususnya shalat dan membaca al-qur‟an. Diliat dari musholanya sendiri, letak dari mushola itu terlalu jauh kurang lebih ada 1/2 km dalam menjangkau mushola dan mushola bukan milik sekolah sendiri tetapi milik warga masyarakat setempat. Diharapkan dengan adanya program kartu Pemantauan Ibadah Siswa / KAPEIBWA, siswa SDN 01 Josenan terbiasa menjalankan sholat wajib lima waktu dan rajin membaca Al-Qur‟an yang dapat menumbuhkan sikap tertib menjalankan ibadah. B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, fokus penelitian dijabarkan sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan IMTAQ Melalui kartu Pemantauan Ibadah Siswa (KAPEIBWA) pada Siswa Kelas V SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013? b. Apakah melalui KAPEIBWA dapat meningkatkan IMTAQ Siswa Kelas V SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah dapat diturunkan pemecahan masalah :
  • 6. a. Peneliti merancang kartu pemantauan ibadah siswa kelas V SDN 01 Josenan madiun. b. Peneliti mengadakan pertemuan dengan wali murid tentang adanya program KAPEIBWA supaya wali murid bisa ikut andil dalam penelitian ini. c. Guru membagikan KAPEIBWA kepada siswa kelas V SDN 01 Josenan Madiun setiap hari Senin dan Sabtu untuk pengumpulannya yang telah di tanda tangani oleh wali murid. d. Guru melakukan pemantauan selama program berlangsung. e. Guru melakukan refleksi jika program tersebut urang maksimal. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan IMTAQ Melalui kartu Pemantauan Ibadah Siswa (KAPEIBWA) pada Siswa Kelas V Sdn 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui apakah dengan KAPEIBWA dapat meningkatkan IMTAQ Siswa Kelas V Sdn 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013. D. Kegunaan Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasilnya mempunyai kegunaan antara lain sebagai berikut : a. Bagi Peneliti 1. Merupakan modal bagi peneliti sebagai calon guru untuk dijadikan referensi program yang dapat diterapkan disekolah dalam rangka mendisiplinkan ibadah siswa.
  • 7. 2. Merupakan sarana untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang di perolehnya serta untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan . 3. Dapat membangun kerjasama yang baik antara guru dan wali murid. 4. Menumbuhkan kesadaran pentingnya kegiatan kerohanian saat berada dilingkungan manapun. 5. Merupakan program untuk mengakumulasikan pengalaman belajar dalam menghadapi suatu masalah secara nyata, khususnya dalam pemecahan masalah dalam kedisiplinan beribadah. 6. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan penelitian sejenis. b. Bagi Guru 1. Sebagai langkah awal bagi guru untuk mengetahui peranan KAPEIBWA dalam peningkatkan IMTAQ Siswa Kelas V SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun Ajaran 2012/2013 2. Sebagai bahan masukan dalam menentukan program yang tepat serta dalam upaya meningkatkan kedisiplinan sholat lima waktu dan membaca al-qur‟an khususnya serta kedisiplinan beribadah pada umumnya. 3. Dapat meningkatkan profesionalisme, menggugah guru untuk membangkitkan kesadaran berpikir siswa bahwa menjalankan sholat lima waktu dan membaca al-qur‟an merupakan bagian wajib dari ibadah. c. Bagi Siswa 1. Melalui pembelajaran dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan ketertiban ibadah siswa. 2. Melalui pembelajaran dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan amal shaleh dan menjauhkan dari hal-hal yang buruk. 3. Dapat meningkatkan kreativitas berpikir siswa, sehingga siswa lebih kritis menanggapi suatu persoalan khususnya dalam bidang keagamaan.
  • 8. d. Bagi Sekolah 1. Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang adanya program pemantauan ibadah siswa / KAPEIBWA , sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan program sekolah pada periode selanjutnya. 2. Meskipun tidak secara langsung, akan tetapi siswa yang rajin dalam melaksanakan shalat, menciptakan lingkungan sekolah yang Islami. Karena memiliki siswa-siswa yang bertaqwa dan rajin beribadah yakni shalat. Maka dapat dipastikan berkurangnya siswa yang melanggar aturan sekolah.
  • 9. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Iman 1. Pengertian Iman Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Rassulullah SAW besabda: “Iman ialah Engkau percaya kepada Alah, percaya kepada malaikat-malaikatnya, percaya kepada kitab-kitab Allah, percaya kepada Rasul Allah, percaya pada hari akhir dan ketetapan Allah, baik dan buruk datang dari Allah”(A.Wahib Mu‟thi, 1998: 1). Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Immaanu „aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa‟amalun bil arkaan). Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dgn “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa tamassukun bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dgn berpegang teguh kepada Sunnah . Kata iman sangat berkaitan dengan kata mukmin. Menurut Moh.Manyur (1996: 3) secara harafiah mukmin berasal dari bahasa arab yang berakar pada kata aman, ayu‟minu, imanan, mukminun yang artinya orang yang percaya atau yang membenarkan, sedangkan menurut istilah mukmin adalah orang yang percaya rukun iman dan mengatakan arti mukmin secara sederhana adalah orang yang percaya kepada seluruh rukun iman serta terkait dengannya. Shalat secara bahasa maknanya adalah doa. Dinamakan demikian karena ibadah tersebut mencakup doa-doa didalamnya. Allah telah mewajibkan lima waktu sholat dalam sehari semalam: Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya‟. Waktu sholat Zhuhur ketika matahari condong
  • 10. sampai bayangan seseorang sama dengan tingginya sementara waktu Ashar belum masuk, sedangkan waktu Ashar hingga matahari belum menguning (di ufuk barat), waktu sholat Magrib adalah hingga hilangnya awan merah di ufuk barat, waktu sholat Isya‟ adalah sampai setengah malam yang pertengahan, dan waktu sholat Shubuh adalah dari terbitnya fajar hingga matahari belum terbit (Diriwayatkan dari „Abdullah bin „Amr). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. 2. Wujud Iman Akidah Islam dalam al-Qur‟an disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu rung lingkup iman sangat luas, bahkan yang mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim disebut amal saleh. Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan (http://miss- seliosa.blogspot.com/2012/03/wujud-iman.html diakses 27 desember pukul 16.04 WIB). Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya. Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal. Seseorang dipandang sebagai muslim atau bukan muslim tergantung pada akidahnya. Apabila ia berakidah Islam, maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau amal saleh. Apabila tidak beraqidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.
  • 11. Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam. Wujud Iman menurut Hasan Al-Bana dalam di antaranya: a. Ilahiyah yaitu Hubungan dengan Allah. b. Nubuwwah yaitu Kaitan dengan Nabi, Rasul, kitab, dan mukjizat. c. Ruhaniyah yaitu Kaitan dengan alam metafisik; Malaikat, Jin, Syetan, Ruh. d. Sam‟iyah yaitu Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui sam‟i. B. Tinjauan Tentang Taqwa 1. Pengertian Taqwa Kata taqwa ( ) dalam etimologi bahasa Arab berasal dari kata kerja ( ) yang memiliki pengertian menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung. Imam Al Ashfahani menyatakan: Taqwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasatakut juga dinamakan taqwa (http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/ diakses tanggal 28 Desember 2012 pukul 17.02 WIB). Dalam sebuah hadits pengertian tentang taqwa diterjemahkan bahwa “Taqwa adalah menjauhkan diri dari sesuatu yang mengakibatkan siksa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya” (Moh. Mansyur, 1996:252). Sedangkan taqwa memiliki deskripsi meliputi sebagai rasa takut dan tunduk kepada allah dengan ilmu dan amal, menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya dengan mengindahkan tuntunan pemimpin (KE-PSM-AN, 2003:28). Al- Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa
  • 12. yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah (http://unyuniia.wordpress.com/2012/04/26/keimanan-dan- ketakwaan/Kalender Islam diakses tanggal 26 Desember 2012 pukul 12.09 WIB). Pengertian taqwa mencakup banyak hal yang susah dihitung banyaknya. Pengertian taqwa sangat erat kaitannya dengan amal salih, dan keduanya tidak bisa dipisahkan dengan ibadah. Semuanya berpangkal dari adanya keimanan/ akidah. Lahirnya amal salih itu sebagai realisasi adanya sikap dan rasa menjaga diri dari siksa dan adanya rasa tunduk kepada keagungan Allah yang di ibadahi. Sikap dan rasa menjaga diri itu bersemayamnya dalam hati. Realisasi dari taqwa adalah berupa ibadah atau amal salih, tampak diluar secara lahir. Taqwa merupakan tindak lanjut atau follow up dari keimanan yang tertanam dalam hati. (Moh. Mansyur, 1996: 253). Macam tingkatan taqwa ada 3 yaitu, taqwa dari syirik dan bid‟ah, taqwa dari permusuhan dan durhaka kepada Allah, Taqwa untuk setia kepada Allah semata (KE-PSM-AN, 2003: 28). Sedangkan banyak sekali tanda orang yang bertaqwa yaitu Beriman kepada ALLAH dan yang ghaib(QS. 2:2-3), Sholat, zakat, puasa(QS. 2:3, 177 dan 183), Infak disaat lapang dan sempit(QS. 3:133- 134), Menahan amarah dan memaafkan orang lain(QS. 3: 134), Takut pada ALLAH(QS. 5:28), Menepati janji (QS. 9:4), Berlaku lurus pada musuh ketika mereka pun melakkukan hal yang sama(QS. 9:7), Bersabar dan menjadi pendukung kebenaran (QS. 3:146), Tidak meminta ijin untuk tidak ikut berjihad (QS. 9:44), Berdakwah agar terbebas dari dosa ahli maksiat (QS. 6:69) (http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/ diakses tanggal 26 Desember 2012 pukul 14.06 WIB) Jadi taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
  • 13. 2. Iman dan taqwa serta hubungan antara keduanya Iman dan taqwa adalah dua unsur pokok bagi pemeluk agama. Keduanya merupakan elemen yang penting dalam kehidupan makhluk manusia dan sangat erat hubungannya dalam menentukan nasib hidupnya. Taqwa derajatnya lebih tinggi daripada iman, taqwa adalah keimanan yang sudah memberikan hasil. Taqwa dikatakan sebagai hasil dari keimanan. Dikatakan dalam sebuah hadits: “Iman itu, masih tidak berbusana”, dan busananya adalah taqwa.” (Moh. Mansyur, 1996:243). Jadi orang yang bertaqwa berarti ia telah beriman. Namun tidak setiap orang beriman itu bertaqwa. Oleh karena itu, orang yang beriman masih diperintahkan untuk bertaqwa. C. Peranan Iman dalam membentuk amal ketaqwaan Manusia adalah makhluk yang membutuhkan keselamatan, bukan untuk sekedar beberapa tahun, namun untuk selama-lamanya. Keselamatan dalam artian ini adalah kebahagiaan didunia dan di alam baka. Faedah beriman kepada Allah meliputi tercapainya tauhid kepada Allah yang murni, timbul rasa kagum dan mengagungkan Allah, tercapainya pengabdian dan ibadah hanya kepada Allah sajam (Moh. Mansyur, 1996: 260). Dalam hal ini dibutuhkan peranan iman berupa menciptakan tekat berbuat baik bersama-sama peranan iman yang lain yang berfungsi secara integral. Keberhasilan keselamatan manusia tidak berkat usaha sendiri, namun masih tergantung dengan lainnya, karena realitasnya dia sebagai suatu titik yang kecil terletak dalam suatu kosmos yang maha besar dan tidak terhingga. Bahkan dalam kemerdekaannya dia masih terikat. Oleh karena itu dia membutuhkan dukungan sesamanya dan dukungan lingkungan. Tetapi ternyata tidak semuanya mendukung, bahkan menjadi penghambat karena masing-masing mempunyai keinginan dan kemampuan yang berbeda. Peranan iman berupa tumbuhnya keteguhan pendirian dan kekuatan pengendalian hawa nafsu mutlak dibutuhkan. Sudah barang tentu tidak semua keselamatan berhasil dengan memuaskan bahka sering terjadi
  • 14. kegagalan. Dalam situasi ini tidak akan terjadi keputusasaan sebab sifat iman yang sebenarnya berperan menumbuhkan sifat tawakkal. Baik berhasil maupun gagal tetap bersyukur sebab iman yang sesungguhnya menumbuhkan rasa cinta dan bahagia dalam situasi apapun. Demikian gambaran peranan iman yang mampu menumbuhkan ketaqwaan yang didambakan oleh kejayaan bangasa dan negara. D. Tinjauan Tentang Kartu Pemantauan Ibadah Siswa 1. Tertib Menjalankan Ibadah Sholat dan Membaca Al-qur’an Anak merupakan tanggung jawab kedua orangtua, karena anak merupakan amanat Allah SWT. Di sisi lain orangtua yang tidak mampu mendidik anaknya secara menyeluruh, akan melimpahkan sebagian tanggung sebagai pendidik. Sebagai pendidik harus melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan baik dan hati-hati. Sesungguhnya dalam Islam pendidikan terhadap anak sangatlah lengkap, maka apabila pendidikan diberikan dengan sebaik-baiknya (sesuai dengan ajaran Islam), tentu akan tercapai apa yang diharapkan oleh setiap orang tua yakni mempunyai anak yang shalih dan shalihah. Selain itu perlu adanya dorongan dan pemantauan dari pihak keluarga siswa supaya anaknya memiliki perkembangan yang baik sesuai yang diharapkan. Dengan adanya kartu pemantauan ibadah siswa, maka siswa juga lebih antusian dan tertib dalam beribadah. Kartu Pemantauan Ibadah Siswa adalah Kartu yang dibuat untuk melihat suatu tindakan yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama akan membekas pada diri seseorang dan menjadi kepribadian tertentu. Orang tua adalah contoh yang paling diteladani oleh anak dalam hal apapun termasuk ibadah. Anak menghabiskan kebanyakan waktunya berada dirumah. Apabila orangtua membiasakan tertib beribadah di rumah maka anak juga akan menirukan kebiasaan tersebut. Apabila anak sulit untuk diajak menjalankan ibadah sholat dan membaca al-qur‟an maka hal yang dapat dilakukan :
  • 15. a. Anak sering diajak untuk mengikuti langsung bagaimana tata cara sholat yang dikerjakan oleh orang tua, misal di masjid apabila takut membuat gaduh, maka orang tua memberikan contoh sholat berjama‟ah di rumah. Jika anak sudah mulai tertarik untuk mengikuti gerakan sholat yang di contohkan oleh orang tua, selanjutnya orang tua mengajarkan bacaan-bacaan di dalam sholat, membuat suasana yang menyenangkan agar anak tidak bosan dengan bacaan-bacaan yang panjang dan sulit untuk di lafalkan. b. Bimbingan dan nasehat-nasehat orang tua yang baik merupakan sarana untuk menghubungkan keinginan orang tua dan kemauan anak dengan cepat. c. Membiasakan untuk mengaji setelah melakukan sholat. Usahakan untuk dipantau supaya dalam membaca anak tahu dimana letak kesalahan dan pembenarannya. Hal itu akan memicu kelancaran dalam membaca al-qur‟an yang sesuai dengan cara membacanya. d. Menghormati waktu-waktu adzan dikumandangkan. Banyak cara yang di gunakan seperti mematikan televisi, radio atau suara-suara lain agar lantunan adzan terdengar dan memberitahukan kepada anak bahwa waktu sholat telah tiba. Terutama pada sholat magrib dan isya‟, dimana waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang banyak dipakai anak untuk menonton acara televisi seperti serial kartun dan acara anak lainnya. e. Membentuk jama‟ah sholat dalam keluarga yang dipimpin oleh Ayah, anak juga perlu diikut sertakan untuk menggelar tikar, sajadah, atau mengumandangkan iqomat. Hal ini memacu anak untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan sholat. f. Metode Pembiasaan yaitu dengan membiasakan anak melakukan kebaikan. Sebab bila anak terbiasa mengerjakannya secara teratur, maka hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Menanamkan kepada anak kebiasaan melakukan sesuatu yang baik dan
  • 16. membawa keberuntungan baginya dalam urusan dunia maupun agama. Baik itu ibadah, adab, tutur kata, sopan santun, rutinitas keseharian, dan lain sebagainya. g. Kisah dan Cerita. Memberikan anak cerita yang menarik tentang pahala dari mengerjakan sholat, tentang siksaan Allah, jika orang tidak mengerjakan sholat. Serta menceritakan kisah para sahabat nabi atau orang yang rajin sholat ketika mereka mendapatkan hikmah dari mengerjakan sholat tersebut. Kisah termasuk sarana pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Apalagi kisah nyata, sangat besar pengaruhnya pada jiwa anak, dapat memperkokoh ingatan anak dan kesadaran berfikirnya. Sebuah pelajaran akan lebih mudah dicerna dan difahami oleh anak bila diberi ilustrasi cerita. Kisah dan cerita juga dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak. Akan menciptakan kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran komunikasi. h. Memanfaatkan waktu luang ajak anak untuk mengisi waktu luang dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat. Memberikan pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan. Meluangkan waktu orang tua bersama anak untuk menemani, membimbing, dan beraktivitas bersama mereka. Sehingga anak akan terlepas dari sebab-sebab penyimpangan dan hal-hal yang tidak bermanfaat. i. Membiasakan anak-anak untuk bangun pagi, beri rangsangan kepada mereka dengan sesuatu yang menarik perhatian mereka. Umumnya anak pada waktu pagi hari sangat malas untuk bangun. Maka perlu penanganan khusus bagi orang tua untuk mengajari anak disiplin dengan memberi rangsangan atau motivasi berupa hadiah bagi anak yang paling rajin sholatnya. Orang tua membuat daftar catatan seberapa banyak anak melaksanakan sholat dalam satu bulan. Anak yang memiliki daftar catatan sholat terbanyak itulah yang mendapatkan hadiah lebih spesial dari lainnya.
  • 17. j. Pemberian hukuman metode pemberian sanksi baru digunakan apabila seluruh metode mengalami kegagalan. Dan saat menjatuhkan sanksi, perhatikan waktu yang tepat dan bentuk sanksi yang sesuai dengan kadar kesalahan. Bentuk sanksi ini bisa bervariasi dari yang teringan, misalnya mengurangi jatah harian anak, mengurangi jam bermain atau yang semisalnya. Bisa berbentuk sanksi sosial berupa pengacuhan sampai yang terberat, yaitu hukuman fisik (http://poltekba.ac.id/nilmi/?p=82 diakses pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 19.10 WIB). Menumbuhkan dan mengajarkan anak untuk tertib beribadah memang tanggungjawab orang tua namun peran pendidik juga tidak kalah besar dalam membantu orang tua untuk membiasakan anak tertib beribadah sejak dini. Misalnya dengan mengajak anak sholat lima waktu secara berjama‟ah dan diikuti membaca al-qur;an setelah sholat. 2. Penciptaan Suasana Religius di Sekolah Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 3 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU.RI No.20 tahun 2003: 27). Untuk mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa serta berakhlaq mulia sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional seperti tersebut diatas perlu upaya dan wahana yang mampu untuk menciptakan kondisi sehingga peserta didik memungkinkan dirinya dapat berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Banyak produk pendidikan hanya memperhatikan kecerdasan intelektual (IQ), tetapi megabaikan kecerdasan emosional (EQ) dan
  • 18. kecerdasan spiritual (SQ) yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu kecerdasan intelektual harus diiringi dengan emosional dan kecerdasan spiritual (Ary Ginanjar Agustin: 2001: iii). Betapa indah dan anggunnya perilakudan tingkah seorang siswa yang cerdas dan memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Oleh karena itu,pendidikan iman dan takwa perlu ditumbuh kembangkan kepada siswa,agar bisa mengelola kehidupan emosionalnya,sikap dan tingkah lakunya,dikhawatirkan akan sering melampiaskan emosinya ke arah amarah dan melakukan tindakan destruktif,seperti kenakalan dan tawuran antar siswa di berbagai kota besar dan pelosok daerah.ini menunjukkan rndahnya kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,bukan hanya merupakan slogan yang bersifat retoris,melainkan harus diwujudkan dalam bentuk program pendidikan yang secara langsung dapat dirasakan olehy masyarakat (Chabib Thoha, 1996; 20) pendidikan iman dan takwa akan membentuk siswa untuk bersikap empatik dan simpatik kepaa sesama siswa, guru, orang tua, bahkan masyarakat luas justru karena itu, pendidikn imtak tidak hanya tampak sekolah, tetapi harus menyebar ke luar, reflektif, dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dapat terwujud manakala peserta didik mendapatkan suatu kondisi lingkungan pendidikan yang islami, karena lingkungan akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Upaya menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia merupakan tugas yang cukup berat karena itu upaya yang harus ditempuh bukan hanya ada pada pemerintah melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat sekitar dimana peserta didik berada. Untuk menyikapi hal tersebut, Sekolah sebagai salah satu lembaga institusi pendidikan harus dapat mengembangkan program pendidikan yang dapat menuju kearah tersebut antara lain : Mengoptimalkan pendidikan agama tidak hanya teori namun juga praktik misalnya anak diajarkan bacaan
  • 19. sholat maka guru juga harus mempraktikkan dengan mengajak anak sholat berjamaah di sekolah jadi ilmu yang diajarkan benar-benar diterapkan. Menurut Muhaimin (2001:303) penciptaan suasana religius di Sekolah melalui berbagai jenis kegiatan keagamaan yang dilaksanakan secara terprogram dengan baik. Pemimpin sekolah berperan penting dalam menciptakan suasana religious di sekolah dengan menggunakan pendekatan personal pada peserta didik. Penciptaan lingkungan religius dilakukan dengan keterlibatan antara guru agama maupun guru lain. Kegiatan keagamaan dilaksanakan diluar jam sekolah. Kegiatan-kegiatan keagamaan dan praktik keagamaan yang di laksanakan secara terprogram dan rutin (istiqomah) dapat mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai agama yang baik sehingga menjadi pegangan dalam bersikap dan berperilaku.
  • 20. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 01 Josenan yang terletak di Desa Demangan Kecamatan Taman Kabupaten Madiun. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013, yaitu bulan Februari sampai Juli 2012. Secara garis besar jadwal penelitian dapat dibagi menjadi 3 tahap sebagai berikut : a. Tahap Persiapan Pada tahap ini meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal, pembuatan istrument penelitian. Tahap ini dimulai pada bulan Februari sampai minggu ke tiga bulan Februari 2012. b. Tahap Penelitian Pada tahap ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan atau di kelas yaitu uji coba instrumen penelitian, pengambilan data dari sekolah. Tahap ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Februari sampai minggu kedua Bulan Juli 2012. c. Tahap Penyelesaian Tahap ini meliputi analisis data, pengolahan data dan penyusunan laporan. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juli minggu ketiga Tahun 2012.
  • 21. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 SDN 01 Josenan Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa. C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa dan guru, yang meliputi: 1. Data yang di dapatkan selama penelitian berlangsung. 2. Data penilaian kegiatan selama proses belajar mengajar. D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2002:3) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Menggunakan Pendekatan kualitatif karena analisis data akan diuraikan secara verbal yang menggambarkan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil tindakan pada siklus I dan II yang bertujuan untuk meningkatkan tertib beribadah melalui sholat dhuhur berjamaah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah. Suharsimi Arikunto mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara besama (2006: 3). Kemmis (Zainal Arifin, 2011:97) mengartikan, action research as a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.
  • 22. Pada dasarnya, penelitian tindakan kelas meneliti masalah yang bersumber dari kelas, sedang penelitian tindakan sekolah meneliti masalah yang bersumber dari sekolah. Dalam penelitian ini, masalah muncul dari siswa kelas IV yang berkaitan dengan masalah ibadah yaitu sholat dan mambaca al-qur‟an. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation) dan tahap refleksi (reflection). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan Pengamatan ? Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006:17)
  • 23. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, yang dimana tiap siklus ada dua kali pertemuan. Adapun pelaksanaan berbagai tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : Siklus I 1. Persiapan Tindakan Tahap ini dilakukan beberapa perencanaan yang meliputi survei atau pengamatan dan wawancara dengan guru dan kepala sekolah. Perencanaan selanjutnya meliputi : a. Peneliti, kepala sekolah, dan guru menyusun penetapan waktu penelitian dengan jadwal kegiatan. b. Menyusun kartu pemantauan ibadah siswa serta absensi siswa. c. Menyusun daftar absensi pertemuan wali murid dan pendataan nomer yang bisa dihubungi supaya apabila ada kecurangan dalam pelaksaan kegiatan ini dapat cepat teratasi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan tindakan meliputi proses kegiatan ibadah yang meliputi sholat dan membaca al-qur‟an dengan pantauan orang dan peneliti. Peneliti juga bisa melatih kejujuran dalam pengisian kartu pemantauan ibadah siswa dengan mengecek dengan berkomunikasi dengan orang tua siswa. Jadi sebelum pembagian kartu, peneliti dan wali murid mengadakan pertemuan untuk kegiatan yang akan diadakaan. Jadi antara pihak peneliti dan wali murid memiliki hubungan baik dan pemahaman yang cukup untuk belkal pelaksanaan kegiatan dan untuk kesukesan kegiatan. 3. Tahap Pengamatan atau Observasi Observasi yaitu mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan, observasi di lakukan setiap 1 bulan sekali oleh peneliti. Melakukan pengamatan terhadap hasil pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti hasil
  • 24. pelaksanaan tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan melakukan refleksi. Tahap Refleksi Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan, data dari hasil pengamatan tindakan dianalisa dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui apa yang harus dihilangkan dan apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan. Kegiatan ini sebagai bahan acuan untuk membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan pada siklus berikutnya. 4. Tahap refleksi Dalam kegiatan refleksi ini guru bersama peneliti (observer) mendiskusikan hasil penelitian siklus I. Hasil yang diperoleh didiskusikan, dianalisis, ditindaklanjuti ketercapaian tindakan penilaian. Apabila hasil yang diperoleh belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka dilanjutkan kembali dengan tindakan penelitian siklus II. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru sudah selesai melaksanakan kegiatan. Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dalam tahap ini peneliti melihat apakah hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan tertib beribadah siswa atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari hasil kartu pemantauan ibadah siswa dan laporan yang di sampaikan oleh wali murid. Siklus II Tahap ini dilakukan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan akan dilakukan pada siklus II dengan beberapa perubahan analisis refleksi pada siklus I dengan harapan pada siklus II akan lebih baik. Pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus 1. Tahap- tahap siklus kedua sama dengan siklus pertama.
  • 25. 1. Persiapan Tindakan Persiapan tindakan pada siklus kedua sama seperti pada persiapan tindakan siklus pertama tetapi dalam penyusunannya, memperhatikan kekurangan dan kelemahan yang ada pada siklus pertama dan berusaha memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang ada pada tindakan siklus pertama. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan tindakan untuk perbaikan dari tindakan sebelumnya yang kiranya kurang maksimal. Cara yang ditempuh yaitu engan adanya komunikasi yang lebih intensif dari pihak peneliti, murid dan wali murid. Selain itu peneliti melihat kemajuan antusias siswa dalam sholat dan kelancaran dalam membaca al-qur‟an. Dan meminta wali murid untuk mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan. 3. Tahap Pengamatan atau Observasi Observasi kegiatan sama dengan tindakan pada siklus pertama. peneliti mengamati hasil kartu pemantauan ibadah siswa dan melakukan dokumentasi. 4. Tahap Refleksi Peneliti melihat kembali apakah hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan tertib beribadah siswa/tidak. E. Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan Siklus 1 Aspek Pencapaian Siklus 1 Cara Mengukur Respon siswa menjalankan Dilihat dari sikap siswa ibadah sholat lima waktu kelas V dalam 70% menjalankan sholat ketika di sekolah.
  • 26. Mengikuti sholat lima Diamati melalui waktu sesuai waktunya pengisian kartu ibadah siswa dan dari hasil 85% dokumentasi atau pelaporan dari pihak wali murid. Kerutinan dalam membaca Diamati melalui al-qur‟an pengisian kartu ibadah siswa dan dari hasil 80% dokumentasi atau pelaporan dari pihak wali murid. Ketertiban dalam membaca Diamati melalui al-qur‟an 80% pengisian kartu ibadah siswa. Kelancaran dalam membaca Diamati dari hasil al-qur‟an dan kesesuaian penyimakan peneliti 70% dengan cara bacanya. ketika siswa membaca al-qur‟an. Keberhasilan kegiatan Dibuat grafik setiap 1 sholat dhuhur berjamaah 90% bulan sekali kemudian selama 3 bulan di analisis. Indikator Keberhasilan Siklus II Aspek Pencapaian Siklus 1 Pencapaian Siklus II Respon siswa menjalankan 90% 70% ibadah sholat lima waktu
  • 27. Mengikuti sholat lima 95% waktu sesuai waktunya 85% Kerutinan dalam membaca 90% 80% al-qur‟an Ketertiban dalam membaca 90% 80% al-qur‟an Kelancaran dalam membaca 90% al-qur‟an dan kesesuaian 70% dengan cara bacanya. Keberhasilan kegiatan sholat dhuhur berjamaah 90% 95% selama 3 bulan F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Jadwal sholat lima waktu terutama untuk pengamatan yang dilakukan di sekolah ketika sholat dzuhur, buku penilaian sikap dan kartu pemantauan ibadah siswa, dan daftar absensi siswa. Buku penilaian sikap dan kartu pemantauan ibadah digunakan peneliti untuk mengetahui siswa ikut menjalankan sholat dhuhur berjamaah atau tidak dan juga membaca al-qur‟an atau tidak. Jadwal penelitian, penilaian sikap siswa dan kartu pemantauan ibadah siswa serta absensi disajikan pada lampiran. G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dan observasi. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui siswa tertib
  • 28. menjalankan ibadah sholat lima waktu dan membaca al-qur‟an atau tidak, hasilnya bisa dilihat pada absensi dan jumlah tanda tangan wali murid atau wali kelas pada kartu pemantauan ibadah siswa. Teknik Observasi digunakan untuk mengetahui apakah disekolah telah ada mushalla yang memang milik sekolah sendiri atau masih menempati musholla masyarakat dalam menjalankan sholat disekolah, serta untuk mengetahui apakah sekolah dahulu sudah pernah menjalankan program sholat lima waktu dan membaca al- qur‟an dimanapun mereka berada namu tetap terpantau. H. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data berupa catatan hasil observasi, tanda tangan wali murid atau wali kelas di kartu pemantauan ibadah siswa, penilaian afektif serta absensi siswa kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan. Data yang dianalis dan dideskripsikan sesuai permasalahan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan sehingga dapat menghasilkan suatu pengolahan data yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hasil pengumpulan data dianalisis melalui tiga tahapan yaitu : 1. Reduksi Data Reduksi data adalah proses kegiatan memilih data yang tepat. Apabila data sudah terkumpul, baik dari hasil wawancara, maupun tes maka data direduksi. Reduksi ini berarti data yang dipilih sesuai dengan pertanyaan peneliti. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal-hal penting, dan membuang data yang tidak penting. 2. Display Data Display data merupakan perakitan informasi yang terorganisis yang memungkinkan penarikan kesimpulan. Penyajian data dapat dilakukan dengan menyusun data berdasarkan pokok-pokok dalam
  • 29. reduksi data dengan kalimat atau bahasa peneliti sehingga data mudah dipahami. 3. Verifikasi Data Verifikasi data merupakan kegiatan untuk menarik makna dari data yang ditampilkan. Cara-cara yang dilakukan dalam verifikasi data antara lain membandingkan, membuat pola-pola, mengelompokkan, dan memeriksa hasil penelitian. I. Jadwal Penelitian Tabel 3.2 Jadwal penelitian Tahun 2012 Bulan Ke- Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli No. Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Perencanaan 2 Persiapan 3. Pelaksanaan Tindakan I 4. Pelaksanaan Tindakan II 5. Pengolahan Pengloahan Data 6. Penyusunan Laporan laporan
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Ary Ginanjar Agustian. 2002. Rahasia Kesuksesan Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga. A Wahib Mu‟thi. 1998. Materi Pokok Tasawuf. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Chabib Thoha.1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Malang: Rosda Mulyasa. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. . 2010. Penelitian Tindakan. Jogjakarta: Aditya Media. Suroso. 2007. Classroom Action Research. Yogyakarta: Paraton Publishing. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional), Cet I, Bandung: FokusMedia. Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. http://poltekba.ac.id/nilmi/?p=82 diakses pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 19.10 WIB http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/ diakses tanggal 26 Desember 2012 pukul 14.06 WIB http://unyuniia.wordpress.com/2012/04/26/keimanan-dan-ketakwaan/Kalender Islam diakses tanggal 26 Desember 2012 pukul 12.09 WIB) 30
  • 31. http://tafany.wordpress.com/2009/04/01/iman-takwa/ diakses tanggal 28 Desember 2012 pukul 17.02 WIB). http://miss-seliosa.blogspot.com/2012/03/wujud-iman.html diakses 27 desember pukul 16.04 WIB).
  • 32. Lampiran 1 KARTU PEMANTAUAN IBADAH SISWA SDN 01 JOSENAN KEC. TAMAN KAB. MADIUN Nama : Kelas : Sholat No Hari/ Baca Surat/ Isya’ Subuh Dzuhur Ashar Magrib Berjama’ah/ tidak Ttd ortu Ttd wali Ayat/Juz murid Tanggal Al-qu’an 1. 2. 3. 4. 5. 6. 32
  • 35. Lampiran 2 Penilaian Afektif Aspek Antusias dalam Kekusyu’an Kelancaran Ttd Wali No. Nama menjalankan dalam dalam Membaca Kelas sholat menjalankan Al-Qur’an sholat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
  • 38. Lampiran 3 Daftar Perkembangan Kartu Pemantauan Ibadah Siswa Kelas V SDN 01 Josenan No. Nama Bulan Siswa Maret April Mei Juni Juli 1. Aditya 2. Anggi 3. Bayu 4. Berlin 5. Dimas 6. Dhea 7. Devi 8. Eka 9. Faisha 10. Fey 11. Fungkichius 12. Fitria 13. Kharisma 14. Khofifah 15. Lousye 16. Rico 17. Olifian 18. Olivia 19. Johan 20. Raka 21. Redis 22. Rita 23. Robi
  • 39. 24. Riyandini 25. Wimsa 26. Selpa 27. Yusri 28. Zani 29. Zahra 30 Lala
  • 40. Lampiran 4 Daftar Hadir Wali Murid Hari, Tanggal: Saran No. Nama Ttd Wali Keluhan Terhadap Murid Mengenai Siswa Program 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
  • 42. Lampiran 5. Jadwal pertemuan wali murid untuk pengevaluasi program Evaluasi Pertama: Sabtu, 31 Maret 2012 Evaluasi Kedua :Sabtu, 28 April 2012 Evaluasi Ketiga: Sabtu, 26 Mei 2012 Evaluasi Keempat: Sabtu, 30 Juni 2012 Evaluasi Kelima: Sabtu, 7 Juli 2012 NB: Evaluasi diadakan untuk memantau kehadiran wali murid dan melihat kepedulian wali murid terhadap program yang diadakan.