SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA IKAN GURAME
( Osphronemus gouramy )

1.

SEJARAH SINGKAT
Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar,
bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae,
keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari
perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia,
Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat
dibanding ikan air tawar jenis lain.
Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan
kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris
menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai
mencapai berat 5 kg.

2.

SENTRA PERIKANAN
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan
Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.

Hal. 1/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

3.

JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas
: Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo
: Labyrinthici
Sub Ordo
: Anabantoidae
Famili
: Anabantidae
Genus
: Osphronemus
Species
: Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa,
gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak
dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,
porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap
sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu
10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan
paling banyak diunggulkan.

4.

MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5.

PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat
menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian 50-400 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam
tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia
beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang
mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan
gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air
yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan
secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.

Hal. 2/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

6.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara
lain:
a. Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan
kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam
tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm
dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b. Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan
kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi
(tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100
cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur
berupa injuk atau ranting-ranting.
c. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam
antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama
pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu,
pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam
pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah
penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e. Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian
bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air.
Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan
air.
d. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi.
Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan
tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam
dibuat miring ke arah pintu keluar air.

Hal. 3/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

e. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu
masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang
disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu,
agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta
menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan
gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
6.2. Pembibitan
1) Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran kepala relatif kecil
d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan normal dan lincah.
f. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
- Dahi meninjol.
Hal. 4/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2) Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam
kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan.
Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan
sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan
takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
3) Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam
penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam
kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai
berikut:
a. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan
dasar kolam.
b. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk
kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500
gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air
hingga kedalaman 75 cm.
e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30
ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari
induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang
kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan
sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan
berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
4) Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan
pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam
pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah,

Hal. 5/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan
pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30
ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan.
Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau
daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas
diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100
ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau
lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame
yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus
berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm)
diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
2) Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada
umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan,
dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada
saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk
tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai
ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk
buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100
m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap
dasar dan sudut kolam.
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun
di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan
alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun
pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun,
labu dan dadap.
Hal. 6/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi
dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk
gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali
setahun berturut-turut selama 5 tahun.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan
pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih
disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.

7.

HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang
disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit.
Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya
gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat
penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya
adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban
gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,
virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit
yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama
di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi
pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan
dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala
stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan
pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya,
dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)

Hal. 7/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak
penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60
menit dengan diawasi terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari
kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan
2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan
tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu
disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit
mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air
bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai
rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat
ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu
segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya
dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan
3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
7.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan
liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan
sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung
pemangsa.

8.

PANEN

8.1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya
dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung
benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang
pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada
saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang
diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3
tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat
0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35
cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat
mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air

Hal. 8/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari
cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.
8.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok
dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya
gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam
pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan
benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu
diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.

9.

PASCAPANEN
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam
keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke
konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat
C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang
perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi
kotak maksimum 50 cm.
3) Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es
lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian
juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen
benih adalah sebagai berikut:

Hal. 9/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan
tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong
plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2) Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap
keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar
5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu
lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer
Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang
diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam
kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan
kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan
ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga
(air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik
dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos
yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat
diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan
adalah sebagai berikut:
1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam
10 liter air bersih).
2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam
setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik
terjadi perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2
menit.

Hal. 10/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan
benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan
dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin
sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di
daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
a. Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan
b. Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,c. Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,d. Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,f. Lain-lain (pemeliharaan)
Jumlah biaya produksi

Rp. 480.000,Rp. 3.600.000,Rp.
Rp.

420.000,75.000,-

Rp
12.000,Rp.
40.000,Rp. 460.700,Rp. 5.089.700,-

2) Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,-

Rp. 9.600.000,-

3) Keuntungan

Rp. 4.510.300,-

4) Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio

= 1,89

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.
disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang.
Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi
syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu
sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai
menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang
murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari
ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000
tergantung keadaan pada saat itu.
Hal. 11/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

11. DAFTAR PUSTAKA
1) RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
2) SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
3) ____________. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997

12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829

Jakarta, Maret 2000
Sumber
Editor

: Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
: Kemal Prihatman

KEMBALI KE MENU

Hal. 12/ 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Program Kerjasama Wirausaha
disajikan oleh team wartawirausaha.com
wartawirausaha.com adalah sebuah situs yang membahas tentang kewirausahaan. Sebagai bagian dari
masyarakat menyambut baik program pemerintah dalam upaya memberdayakan masyarakat secara
lebih maksimal demi peningkatan kualitas dan taraf hidup masyarakat sendiri melalui dunia wirausaha,
kami yang sejak lama bergerak dalam bidang kewirausahaan mencoba ber-inovasi dengan membuka
kesempatan bagi siapa saja yang tertarik dalam bidang Agrobisnis, Budidaya, Peternakan dan
perkebunan dengan untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam bentuk Swakelola dan Investasi.
Kami memiliki team peternak dan lahan siap pakai, membutuhkan mitra investor untuk bekerjasama
dalam usaha agrobisnis dan peternakan dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan.
Produk Program Kerjasama Kemitraan
Beberapa Produk Program Kemitraan yang kami kembangkan adalah:





Budidaya Cacing Lumbricus
Budidaya Jeruk Purut 
Budidaya Lebah Madu 
Ternak Perkutut Putih 


Kerjasama Kemitraan yang kami tawarkan adalah sebuah solusi bagi anda untuk mulai merintis bisnis
investasi dalam bidang agro, peternakan dan perkebunan. Dengan konsep ini kiranya program-program
kami dapat menjadi solusi anda dalam berinvestasi tanpa terkendala dengan rutinitas kesibukan anda
sehari-hari.

Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan permintaan Proposal Kerjasama:
Website:
Email:

www.wartawirausaha.com
info@wartawirausaha.com
wartawirausaha@gmail.com

Contact Person:
1. Achmad Cahyanto
Telp. 0812-2735-2007, Pin 2983.61D9, WA 0896-6259-4077
2. Harry Budiarto
Telp. 0857-1857-0095

More Related Content

What's hot

Teknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan ITeknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan IIbnu Sahidhir
 
Pemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan lelePemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan leleLalu Firman
 
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...Putra putra
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasAlfani Kurniawan
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.pptAriyandiSyamsir
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangDeena dep
 
01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayan01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayanAbdul Aziz
 
Makalah colenterata
Makalah colenterataMakalah colenterata
Makalah colenterataSurya Ardi
 
chordata X IIS
chordata X IISchordata X IIS
chordata X IISTiora14
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikandadangsopian05
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaAinun Dita Febriyanti
 
Siklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmonSiklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmonHerry Mulyadie
 

What's hot (20)

Bri
BriBri
Bri
 
Crustacea
CrustaceaCrustacea
Crustacea
 
Teknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan ITeknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan I
 
Pemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan lelePemijahan buatan ikan lele
Pemijahan buatan ikan lele
 
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 Fekunditas
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayan01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayan
 
Makalah colenterata
Makalah colenterataMakalah colenterata
Makalah colenterata
 
chordata X IIS
chordata X IISchordata X IIS
chordata X IIS
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikan
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
 
Budidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIlaBudidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIla
 
7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc
 
Siklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmonSiklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmon
 

Viewers also liked

PPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa di
PPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa diPPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa di
PPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa diDoris Agusnita
 
MACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUT
MACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUTMACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUT
MACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUTAwanda Gita
 
Ikan hias air tawar
Ikan hias air tawarIkan hias air tawar
Ikan hias air tawarSri Dwiwati
 
Pengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hias
Pengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hiasPengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hias
Pengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hiasilham murdianto
 
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hiasPutra putra
 
management budidaya ikan nila
management budidaya ikan nila management budidaya ikan nila
management budidaya ikan nila nur rahman
 
Rahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat Pensiun
Rahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat PensiunRahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat Pensiun
Rahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat PensiunInfourlink Biz
 
Sistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan KoperasiSistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan KoperasiL Helmi Haris
 
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPBJurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPBM Maksum
 
Pokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikanPokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikanahmadbindjasman
 
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraAnggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraMustain Doang
 
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.pptMembangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.pptAbeng Fariz
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan MasPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan MasWarta Wirausaha
 
Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012IRpan IRpan
 
Budidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupangBudidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupangikarahma97
 
Jenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawarJenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawarhusnalutfi
 
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKMPEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKMBP4K
 
Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]
Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]
Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]Sudanis Hariyanto
 

Viewers also liked (20)

PPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa di
PPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa diPPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa di
PPT 10 jenis ikan air tawar yang bisa di
 
MACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUT
MACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUTMACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUT
MACAM-MACAM IKAN HIAS AIR TAWAR dan AIR LAUT
 
Ikan hias air tawar
Ikan hias air tawarIkan hias air tawar
Ikan hias air tawar
 
Pengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hias
Pengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hiasPengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hias
Pengenalan dasar kwalitas air untuk pemeliharaan ikan hias
 
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
 
management budidaya ikan nila
management budidaya ikan nila management budidaya ikan nila
management budidaya ikan nila
 
Pembenihan Ikan Karper
Pembenihan Ikan KarperPembenihan Ikan Karper
Pembenihan Ikan Karper
 
Rahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat Pensiun
Rahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat PensiunRahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat Pensiun
Rahasia formula Ampuh Sederhana Kaya di Usia Muda Menjadi Milyarder Saat Pensiun
 
Sistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan KoperasiSistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan Koperasi
 
Budidaya Ikan Nila
Budidaya Ikan NilaBudidaya Ikan Nila
Budidaya Ikan Nila
 
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPBJurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
 
Pokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikanPokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikan
 
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraAnggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
 
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.pptMembangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan MasPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
 
Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012
 
Budidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupangBudidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupang
 
Jenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawarJenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawar
 
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKMPEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
 
Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]
Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]
Ulangan harian otr xi genap 2015 [autosaved]
 

Similar to Budidaya Gurame

Peluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nilaPeluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nilaWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya MujairPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya MujairWarta Wirausaha
 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinWarta Wirausaha
 
Panduan teknis Budidaya kodok
Panduan teknis Budidaya kodokPanduan teknis Budidaya kodok
Panduan teknis Budidaya kodokWarta Wirausaha
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihWarta Wirausaha
 
Budidaya Lele
Budidaya LeleBudidaya Lele
Budidaya LeleAris Sam
 
Pedoman teknis budidaya lele
Pedoman teknis budidaya lelePedoman teknis budidaya lele
Pedoman teknis budidaya leleZul Rapi
 
Analisa Bisnis Budidaya Belut
Analisa Bisnis Budidaya BelutAnalisa Bisnis Budidaya Belut
Analisa Bisnis Budidaya BelutWarta Wirausaha
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patinOSIS
 
Bbudidaya Belut
Bbudidaya BelutBbudidaya Belut
Bbudidaya BelutHametea
 

Similar to Budidaya Gurame (20)

Budidayaikangurame
BudidayaikangurameBudidayaikangurame
Budidayaikangurame
 
Peluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nilaPeluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nila
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya MujairPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
 
Budidaya ikan nila
Budidaya ikan nilaBudidaya ikan nila
Budidaya ikan nila
 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patin
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
 
Panduan teknis Budidaya kodok
Panduan teknis Budidaya kodokPanduan teknis Budidaya kodok
Panduan teknis Budidaya kodok
 
Budidaya Ikan Mas
Budidaya Ikan MasBudidaya Ikan Mas
Budidaya Ikan Mas
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
 
Gurame -prakarya
Gurame -prakaryaGurame -prakarya
Gurame -prakarya
 
Ikan patin
Ikan patinIkan patin
Ikan patin
 
Ikan gabus
Ikan gabusIkan gabus
Ikan gabus
 
Budidaya Lele
Budidaya LeleBudidaya Lele
Budidaya Lele
 
Pedoman teknis budidaya lele
Pedoman teknis budidaya lelePedoman teknis budidaya lele
Pedoman teknis budidaya lele
 
Belut
BelutBelut
Belut
 
Analisa Bisnis Budidaya Belut
Analisa Bisnis Budidaya BelutAnalisa Bisnis Budidaya Belut
Analisa Bisnis Budidaya Belut
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patin
 
Budidayabelut
BudidayabelutBudidayabelut
Budidayabelut
 
Budidaya lele sangkuriang
Budidaya lele sangkuriangBudidaya lele sangkuriang
Budidaya lele sangkuriang
 
Bbudidaya Belut
Bbudidaya BelutBbudidaya Belut
Bbudidaya Belut
 

More from Warta Wirausaha

Analisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkokAnalisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkokWarta Wirausaha
 
Analisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe MerahAnalisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe MerahWarta Wirausaha
 
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang VanameAnalisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang VanameWarta Wirausaha
 
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaBudidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaWarta Wirausaha
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam BisnisMotivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam BisnisWarta Wirausaha
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis Warta Wirausaha
 
Pedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udangPedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udangWarta Wirausaha
 
Pedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringanPedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringanWarta Wirausaha
 
Pedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan lautPedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan lautWarta Wirausaha
 
Pedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandengPedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandengWarta Wirausaha
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lelePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan leleWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram Warta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan BaronangPedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan BaronangWarta Wirausaha
 
Analisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super Red
Analisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super RedAnalisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super Red
Analisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super RedWarta Wirausaha
 
Blackberry Messenger for Android
Blackberry Messenger for AndroidBlackberry Messenger for Android
Blackberry Messenger for AndroidWarta Wirausaha
 
Blackberry Messenger for iPhone
Blackberry Messenger for iPhoneBlackberry Messenger for iPhone
Blackberry Messenger for iPhoneWarta Wirausaha
 

More from Warta Wirausaha (20)

Analisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkokAnalisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkok
 
Analisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe MerahAnalisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe Merah
 
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang VanameAnalisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
 
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaBudidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam BisnisMotivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis
 
Pedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udangPedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udang
 
Pedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringanPedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringan
 
Pedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan lautPedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan laut
 
Pedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandengPedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandeng
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikan
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lelePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
 
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan BaronangPedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
 
Analisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super Red
Analisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super RedAnalisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super Red
Analisis Bisnis Budidaya Buah Naga Super Red
 
Blackberry Messenger for Android
Blackberry Messenger for AndroidBlackberry Messenger for Android
Blackberry Messenger for Android
 
Blackberry Messenger for iPhone
Blackberry Messenger for iPhoneBlackberry Messenger for iPhone
Blackberry Messenger for iPhone
 
Tanaman perkebunan
Tanaman perkebunanTanaman perkebunan
Tanaman perkebunan
 

Recently uploaded

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Budidaya Gurame

  • 1.
  • 2. TTG BUDIDAYA PERIKANAN BUDIDAYA IKAN GURAME ( Osphronemus gouramy ) 1. SEJARAH SINGKAT Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg. 2. SENTRA PERIKANAN Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina. Hal. 1/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 3. TTG BUDIDAYA PERIKANAN 3. JENIS Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut: Klas : Pisces Sub Kelas : Teleostei Ordo : Labyrinthici Sub Ordo : Anabantoidae Famili : Anabantidae Genus : Osphronemus Species : Osphronemus goramy (Lacepede) Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan. 4. MANFAAT Sebagai sumber penyediaan protein hewani. 5. PERSYARATAN LOKASI 1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. 2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. 3) Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl. 4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. 5) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik. 6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8. 7) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C. Hal. 2/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 4. TTG BUDIDAYA PERIKANAN 6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1) Kolam Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain: a. Kolam penyimpanan induk Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan. b. Kolam pemijahan Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting. c. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm. d. Kolam pembesaran Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. e. Kolam/tempat pemberokan Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut: a. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2). b. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m. c. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air. d. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air. Hal. 3/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 5. TTG BUDIDAYA PERIKANAN e. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm. f. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m. 2) Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 6.2. Pembibitan 1) Pemilihan Induk Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut: a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat. b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal). c. Ukuran kepala relatif kecil d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka. e. Gerakan normal dan lincah. f. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut. g. Berumur antara 2-5 tahun. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: a. Betina - Dahi meninjol. Hal. 4/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 6. TTG BUDIDAYA PERIKANAN - Dasar sirip dada terang gelap kehitaman. - Dagu putih kecoklatan. - Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak. - Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan. b. Jantan - Dahi menonjol. - Dasar sirip dada terang keputihan. - Dagu kuning. - Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik. - Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. 2) Pemeliharaan Induk Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian. 3) Pembenihan Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut: a. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam. b. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari. c. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng d. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm. e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas. 4) Pemeliharaan Bibit Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, Hal. 5/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 7. TTG BUDIDAYA PERIKANAN pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air. Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan. 6.3. Pemeliharaan Pembesaran 1) Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur. a) Polikultur Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat. b) Monokultur Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi 2) Pemupukan Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam. 3) Pemberian Pakan Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Hal. 6/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 8. TTG BUDIDAYA PERIKANAN Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun. 4) Pemeliharaan Kolam/Tambak Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat. 7. HAMA DAN PENYAKIT 7.1. Penyakit Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut: 1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip. 2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu 3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya: 1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK) Hal. 7/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 9. TTG BUDIDAYA PERIKANAN a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati. b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air. c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus. d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian. 2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari. 3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama. 7.2. Hama Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa. 8. PANEN 8.1. Penangkapan Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen. Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air Hal. 8/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 10. TTG BUDIDAYA PERIKANAN disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka. 8.2. Pembersihan Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih. 9. PASCAPANEN 1) Penanganan ikan hidup Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C. b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari. c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat. 2) Penanganan ikan segar Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain: a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka. b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir. c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm. 3) Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut: Hal. 9/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 11. TTG BUDIDAYA PERIKANAN 1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka). 2) Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam. 3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya. 4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Sistem terbuka Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm. b. Sistem tertutup Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut: 1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih). 2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan. 3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit. Hal. 10/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 12. TTG BUDIDAYA PERIKANAN 4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit. 5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. 10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 10.1. Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut: 1) Biaya produksi a. Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan b. Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,c. Pakan - Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,d. Obat - Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,f. Lain-lain (pemeliharaan) Jumlah biaya produksi Rp. 480.000,Rp. 3.600.000,Rp. Rp. 420.000,75.000,- Rp 12.000,Rp. 40.000,Rp. 460.700,Rp. 5.089.700,- 2) Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,- 3) Keuntungan Rp. 4.510.300,- 4) Parameter kelayakan usaha B/C Rasio = 1,89 10.2. Gambaran Peluang Agribisnis Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut. Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000 tergantung keadaan pada saat itu. Hal. 11/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 13. TTG BUDIDAYA PERIKANAN 11. DAFTAR PUSTAKA 1) RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987 2) SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999 3) ____________. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997 12. KONTAK HUBUNGAN Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS; Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829 Jakarta, Maret 2000 Sumber Editor : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas : Kemal Prihatman KEMBALI KE MENU Hal. 12/ 12 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
  • 14. Program Kerjasama Wirausaha disajikan oleh team wartawirausaha.com wartawirausaha.com adalah sebuah situs yang membahas tentang kewirausahaan. Sebagai bagian dari masyarakat menyambut baik program pemerintah dalam upaya memberdayakan masyarakat secara lebih maksimal demi peningkatan kualitas dan taraf hidup masyarakat sendiri melalui dunia wirausaha, kami yang sejak lama bergerak dalam bidang kewirausahaan mencoba ber-inovasi dengan membuka kesempatan bagi siapa saja yang tertarik dalam bidang Agrobisnis, Budidaya, Peternakan dan perkebunan dengan untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam bentuk Swakelola dan Investasi. Kami memiliki team peternak dan lahan siap pakai, membutuhkan mitra investor untuk bekerjasama dalam usaha agrobisnis dan peternakan dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan. Produk Program Kerjasama Kemitraan Beberapa Produk Program Kemitraan yang kami kembangkan adalah:     Budidaya Cacing Lumbricus Budidaya Jeruk Purut  Budidaya Lebah Madu  Ternak Perkutut Putih   Kerjasama Kemitraan yang kami tawarkan adalah sebuah solusi bagi anda untuk mulai merintis bisnis investasi dalam bidang agro, peternakan dan perkebunan. Dengan konsep ini kiranya program-program kami dapat menjadi solusi anda dalam berinvestasi tanpa terkendala dengan rutinitas kesibukan anda sehari-hari. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan permintaan Proposal Kerjasama: Website: Email: www.wartawirausaha.com info@wartawirausaha.com wartawirausaha@gmail.com Contact Person: 1. Achmad Cahyanto Telp. 0812-2735-2007, Pin 2983.61D9, WA 0896-6259-4077 2. Harry Budiarto Telp. 0857-1857-0095