Rumus fisika SMP meliputi 20 rumus penting beserta penjelasannya. Beberapa rumus utama meliputi rumus massa jenis, pemuaian panjang zat padat, kalor, gerak lurus beraturan, gaya, tekanan zat padat dan cair, getaran, cahaya, listrik statis dan dinamis, serta transformator. Rumus-rumus ini mencakup konsep dasar fisika yang relevan untuk pembelajaran siswa SMP.
1. RUMUS FISIKA SMP
(diurutkan berdasarkan SKL 2008)
NO RUMUS SIMBOL SATUAN INFORMASI PENTING
(SI)
1 Massa jenis ρ = massa jenis Kg/m3 1 g/cm3 =1000 Kg/m3
m m = massa Kg 1 Kg/m3 = 0,001 g/cm3
ρ=
V v = volum m3
2 Pemuaian panjang zat
padat
o. .T = pertambahan panjang m Khusus bagian ini dan
o = panjang mula-mula m o tidak harus dalam meter
= koefisien muai zat padat asalkan satuan keduanya sama
/oC atau /K
misal dalam cm
oC
t o ∆T = perubahan suhu
t = panjang akhir m
3 Kalor
a. Kalor untuk menaikan Q = kalor Joule 1 kalori = 4,2 Joule
suhu benda m = massa Kg 1 Joule = o,24 kalori
Q = m.c.∆T c = kalor jenis J/KgoC
b. Kalor untuk merubah L = kalor laten (kalor uap, kalor J/kg
wujud benda embun, kalor beku, kalor lebur)
Q = m.L
c. Asas Black
m1.c1.(T1-Tc) = m2.c2.(Tc-T2) T1>T2 (Benda yang mempunyai
suhu lebih diletakkan di ruas kiri)
d. Alat Pemanas P = daya alat pemanas
P.t m.c.T t = waktu untuk menaikan suhu watt
sekon
4 Gerak lurus beraturan s = jarak M 5
1 km/jam = 1 x m/s
s = v.t v = kecepatan m/s 18
t = waktu s
18
1 m/s = 1 x m/s
5
5 Gerak lurus berubah vo = kecepatan awal m/s Untuk perlambatan a bernilai negatif
beraturan Vt = kecepatan akhir m/s
Vt = vo+at a = percepatan m/s2
Vt2 = vo2 + 2as t = waktu sekon
S = vot+(1/2)a.t2 s = jarak m
6 Gaya F = gaya Newton Besarnya massa selalu tetap,
F = m.a m = massa kg namun berat tergantung percepatan
a = percepatan m/s2 gravitasi di mana benda tsb berada
Berat w = berat N
w = m.g g = percepatan gravitasi m/s2
7 Tekanan zat padat p = tekanan Pascal (Pa) 1 Pa = 1 N/m2
F F = gaya N
p
A A = luas permukaan bidang m2
8 Tekanan zat cair ρ = massa jenis cairan Kg/m3 Sistem hidrolik diaplikasikan pada
p .g.h g = percepatan gravitasi m/s2 mesin pengangkat mobil sehingga
2. h = kedalaman zat cair m beban yang berat dapat diangkat
Sistem hidrolik F1 = gaya pada penampang 1 N dengan gaya yang lebih kecil,
F1 F 2 F2 = gaya pada penampang 2 N satuan A1 harus sama dengan A2
A1 A2 A1 = Luas penampang 1 m dan satuan F1 harus sama dengan
A2 = Luas penampang 2 F2
Gaya apung / gaya ke atas
FA = wu – wf ρ.V.g merupakan berat zat cair yang
FA = Gaya ke atas N dipindahkan benda ketika benda
wu= berat benda ditimbang di udara N dicelupkan ke dalam suatu cairan
wf = berat benda dalam cairan N
FA = ρ.V.g
V = volum zat cair yang
dipindahkan
9 Tekanan gas pada ruang P = Tekanan atm Suhu gas dianggap tetap
tertutup V = Volume gas m3
P1.V1 = P2.V2
10 Energi potensial m = massa kg Pada saat buah kelapa jatuh dari
Ep = m.g.h g = percepatan gravitasi m/s2 pohon, buah mengalami perubahan
h = ketinggian m bentuk energi dari energi potensial
Energi Kinetik menjadi energi kinetik
1 2 v = kecepatan m/s
Ek = mv
2
11 Pesawat sederhana w = berat beban N Pada takal / sistem katrol, besarnya
Pengungkit F = gaya / kuasa N KM ditentukan oleh jumlah banyak
w. w = F. F w = lengan beban m tali yang menanggung beban atau
Keuntungan mekanis F = lengan kuasa m biasanya sama dengan jumlah
Pengungkit KM = keuntungan mekanis - katrol dalam sistem tsb.
w F s = panjang bidang miring m
KM = =
F w h = tinggi bidang miring dari m
Katrol permukaan tanah
w
KM =
F
Bidang miring
w s
KM = =
F h
12 Getaran f = frekuensi getaran / gelombang Hertz Hertz = 1/sekon
n 1 T = periode getaran / gelombang sekon
f= =
-
t T n = jumlah getaran / gelombang
t 1 m/s
T= = v = cepat rambat gelombang
n f m
= panjang (satu) gelombang
Gelombang
v = . f
13 Bunyi d = kedalaman m Rumus ini dapat digunakan untuk
v.t v = cepat rambat gelombang bunyi m/s mengukur kedalaman air atau
d=
2 sekon
3. t = selang waktu antara suara (atau kedalaman gua.
sonar) dikirim sampai didengar /
diterima kembali
14 Cahaya f = jarak fokus cermin cm f cermin cekung (+)
Cermin Lengkung (cekung R = jari-jari kelengkungan cermin cm f cermin cembung (-)
cm
dan cembung) So = jarak benda di depan cermin Si (+)=bayangannyata
cm
1 Si = jarak bayangan dari cermin Si (-)=bayangan maya
f R cm
2 Hi = Tinggi bayangan
cm
1 1 1 Ho = Tinggi benda M > 1 bay diperbesar
f So Si M = Perbesaran M = 1 bay sama besar
- (kai)
Si Hi M < 1 bay diperkecil
M
So Ho
Bayangan yang dibentuk cermin
Pada cermin cekung : cekung bersifat : nyata, terbalik,
Menentukan sifat Ruang Ruang Sifat Bayangan diperkecil.
bayangan cermin cekung Benda Bayangan
Ruang Benda+Ruang Bay = 5 I IV maya, tegak,
Bayangan yang dibentuk cermin
diperbesar
II III nyata, terbalik, cembung bersifat : maya (semu),
III II I IV
diperbesar tegak, diperkecil.
R f O
III II nyata, terbalik,
diperkecil
tepat tepat di R nyata, terbalik,
di R sama besar Untuk mencari kekuatan lensa,
tepat tepat di f tidak terbentuk jarak fokus harus dalam meter
di f bayangan f lensa cembung (+)
dioptri
f lensa cekung (-)
Lensa (cekung dan
P = kekuatan lensa Si (+)=bayangannyata
cembung)
f = jarak fokus lensa Si (-)=bayangan maya
1
P Pada lensa cembung :
f Ruang Ruang Sifat Bayangan
1 1 1 M > 1 bay diperbesar
Benda Bayangan
M = 1 bay sama besar
f So Si O-F2 di depan maya, tegak,
Si Hi lensa diperbesar M < 1 bay diperkecil
M F2 – di kanan nyata, terbalik,
So Ho
2F2 2F1 diperbesar
(depan) ( belakang )
2F2 2F1 nyata, terbalik,
sama besar
2F2 F2 O F1 2F1
tepat - -
di F2
15 Alat optik Ma = Perbesaran untuk mata - (kali) Lensa okuler merupakan lensa yang
A. Lup berakomodasi maksimum berada di dekat mata pengamat.
- (kali)
25cm Mt = Perbesaran untuk mata tidak
Ma= 1
f berakomodasi / rileks Lensa obyektif berada di dekat
25cm f = fokus lup obyek yang diamati.
Mt =
f
B. Mikroskop M = Perbesaran Mikroskop - (kali)
M = fob x fok fob = fokus lensa obyektif cm
fok = fokus lensa okuler cm
4. 16 Listrik statis F = gaya coulomb N
k .Q1Q2 k = konstanta coulomb Nm2/c2
F coulomb
d2 Q = muatan listrik
Q m
I d = jarak antar muatan
t ampere
I = arus listrik
sekon
t = waktu
17 Listrik dinamis
W V = beda potensial volt
V
joule
Q W = energi listrik
coulomb
Q = muatan listrik
ohm (Ω)
Hukum Coulomb R = hambatan
V = I.R
ρ = hambatan jenis ohm
Hambatan Penghantar = panjang kawat penghantar m
A = Luas penampang penghantar m2
R
A
Rangkaian Seri R
Rt = R1+R2+....+Rn
Rangkaian Paralel R
1 1 1 1
....
Rt R1 R2 Rn
Rangkaian Paralel terdiri
dari 2 Resistor
R1 xR2
Rt =
R1 R2
Hukum Kirchoff 1
I masuk = I keluar
Rangkaian Listrik dengan
hambatan dalam
a. Baterai Seri ampere
I = kuat arus GGL merupakan beda potensial
n. -
I n = jumlah elemen baterai yang dihitung saat rangkaian
n.r R Volt
E = GGL (gaya gerak listrik) terbuka atau beda potensial asli
b. Baterai Paralel ohm
r = hambatan dalam sumber baterai
E
I tegangan
r ohm
R R = hambatan luar total
n
5. 18 Energi listrik & daya listrik
a. Energi listrik
joule
W = Q.V W = Energi Listrik 1 kalori = 4,2 Joule
coulomb
W = V.I.t Q = Muatan Listrik 1 Joule = 0,24 kalori
volt
W = I2Rt V = tegangan / beda potensial
ampere
V 2
I = Kuat Arus Listrik
W= t watt
R P = Daya Listrik sekon
t = waktu
b. Daya listrik
P = V.I
P= I2R
V2
P=
R
W
P=
t
19 Gaya Lorentz F = Gaya Lorentz N
F = B.i. B = Kuat medan magnet Tesla
A
i = kuat arus listrik
m
= panjang kawat
20 Transformator
Np Vp Vp = tegangan primer / masukan V
V
Ns Vs Vs = teg. Sekunder / keluaran
Vp Is A
Ip = Arus primer / masukan
Vs Ip A
Is = Arus sekunder / keluaran
Np Is -
Np = jumlah lilitan primer
-
Ns Ip
Ns = Jumlah lilitan sekunder J
Ws = Energi keluaran J
Efisiensi Transformator
Wp = Energi masukan watt
Ws
x100% Ps = Daya keluaran watt
Wp
Pp = Daya masukan
Ps
x100%
Pp