SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
BAB.I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Preparasi Sampel adalah Suatu analisis suatu bahan pakan yang hanya
akan dicapai secara baik jika pengambilan sampel bahan dilakukan secara benar
dan reprentatif. Sampel merupakan bagian dari suatu bahan yang diambil secara
acak dari bahan tersebut untuk selanjutnya dievaluasi. Pengambilan sampel perlu
memperhatikan beberapa hal sepereti : Homogenitas sampel, Cara pengambilan
sampel, Jumlah sampel. Penangan sampel, Prosesing sampel, dan Penentuan
kadar sampel segar.
Homogenitas sampel.efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh
terhadap hemogenitas bahan.bagian yang berukuran dan mempunyai masa/berat
lebih besar cenderung akan terpisah (tersegregasi)dari bagian yang lebih kecil dan
ringan.oleh karena itu sebelum sampel diambil,bahan harus diaduk secara merata
atau sampel diambil secara acak dari beberapa bagian baik bagian dasar,bagian
tenggah maupun bagian atas sehingga diperoleh sampel yang refresentatif,
demikian juga pada hijauan disuatau lahan /area,kualitas hijauan pada tiap bagian
tanaman atau lahan yang mempunyai kualitas yang relatif berbeda..
Cara pengambilan sampel.sempel dari bahan dapat diambil secara aselektif
dan selektif. Aselektif adalah pengambilan sempel secara acak dari keseluruhan
sempel tanpa membedakan/memperhatikan atau memisahkan bagian dari sempel
tersebut.misalnya dalam pengambilan sempel rumput gajah,sempel diambil secara
keseluruhan tanpa memperhatikan bagian dari sempel tersebut. Selektif adalah
pengambilan sempel dari sebagian sempel tersebut.misalnya sempel rumput gajah
tersebut dipisahkan bagian dari bagian rumput tersebut yaitu bagian dari batang
atau daun.
Jumlah sempel.jumlah sempel yang diambil akan sangat berpengaruh
dalam tingkat refresentatif sampel yang diambil.jumlah sempel yang diambil
bergantung pada kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang diambil
2
sampelnya.sebagai pedoman jumlah sempel yang diambil adalah 10% dari jumlah
bahan.
Penanganan sempel.sempel yang diambil harus segerah di diamkan agar
tidak rusak atau berubah sehingga mempunyai sifat yang berbada dari mana
sempel tersebut diambil,misalnya terjadi penguapan air,pembusukan maupun
tumbuhnya jamur.sempel yang mempunyai kadar air rendah (kurang dari 15%)
sangat kecil kemungkinan untuk mengalami kerusakan.sampel demikian dapat
langsung dimasukkan didalam kantong plastik dan dibawa kelaboraturium.sampel
dengan kadar air tinggi seperti hijauan atau silase berpeluang besar mengalami
penguapan air,oleh sebab itu untuk mengontrol penguapan air sempel yang telah
diambil harus segera ditimbang,dimasukkan kedalam kantong plastik kedap
udara,dibawa kelaboraturium dan segerah dianalisis.kadar bahan keringnya.
Prosesing sempel.untuk tujuan evaluasi terutama evaluasi secara
mikroskopis,kimiawi,biologis,semua sempel harus digiling sehingga diperoleh
sempel yang halus.
Penentuan kadar air sempel segar.sempel dapat berasal dari tumbuh –
tumbuhan (seperti rumput – rumputan,biji – bijian,buah – buahan,hasil ikutan
produksi pertanian dean pangan).maupun hewan dan hasil ikutan.sebelim
dikeringkan sempel harus dipotong – potong terlebih dahulu agar lebih cepat
kering.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum bahan pakan dan formulasi ransum yang
berjudul prefarasi sempel adalah agar mahasiswa mengetahui atau menambah
wawasan mengenai cara atau persiapan sempel yang baik untuk ternak.dan
mahasiswa juga dapat memahami jenis sempel yang baik maupun kodisi sempel
yang bagaimana yang baik untuk kesehatan ternak.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan pratikum ini adalah mahasiswa mampu
menerapkan persiapan sempel yang baik untuk langsung diberikan untuk pakan
tenak. Dan mahasiswa juga dapat semakin memiliki wawasan yang jauh lebih
berpotensi dan berbobot untuk mencapai pakan yang benar dan refresentatif.
3
BAB.II
TINJAUAN PUSTAKA
(Berg,J.M.2009),menyatakan bahwasampel yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti rerumputan, biji-bijian, buah-buahan, hasil ikutan produksi
pertanian dan pangan maupun berasal dari hewan dan ikutan lainnya, sebelum
dikeringkan bahan segar dipotong-potong untuk mendapatkan partikel yang lebih
kecil agar dapat dengan cepat kering.
(Behrman,G.C.2009),menyatakan bahwa hijauan dengan kualitas yang
diunggulkan, untuk pemanfaatannya terhadap ternak akan menghasilkan vahan
kering yang kecil dibandingkan dengan vahan segarnya sekitar 80 %.
(Ella. H.2010), yang menyatakan bahwa zat pakan (zat makanan) adalah
bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna, dapat diserap dan bermanfaat bagi
tubuh (ada 6 macam zat pakan: air, mineral, karbohidrat, protein, lemak, dan
vitamin).
(Parakkari.2009 ),yang menyatakan bahwa Hijuan merupakan bahan
pakan ternak yang mempunyai kadar air yang tinggi sekitar 70-80% dari Hijauan.
(Retnowati.2010) yang menyatakan bahwa obat juga dapat terkontaminasi
oleh bakteri yang dapat menyebabkan atau menghambat oertumbuhan pada ternak
dan bahkan menyebabkan kematian pada ternak.
(Srigandono.2008), yang menyatakan bahwa dalam melakukan preparasi
sampel untuk kadar bahan kering feses sapi yang normal adalah sekitar 51,002-
79,153 %.
(Soekanto.2008), yang menyatakan bahwa dalam analisis pengambilan
sampel bahan pakan untuk ternak, dapat menggunakan 2 buah rumus preparasi
bahan yang secara benar dan representatif yaitu secara selektif dan aselektif.
(Susno.2009),yang menyatakan bahwa kadar air pada rumput gajah setelah
di jemur 48 jam atau dua hari hasil penelitian susno berkisar antara 150-160%
kadar air pada rumput gajah.
4
BAB.III
MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan tempat
Pratikun bahan pakan dan formulasi ransum yang berjudul preparasi
sempel ini dilaksanakan pada hari Rabutanggal 16April 2014,pukul 16.00 WIB
sampai dengan selesai. Yang bertempat di laboratorium fakultas peternakan
universitas jambi.
3.2 Materi
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum bahan pakan dan formulasi
ransum yang berjudul preparasi ransum adalahrumput benggala,rumputkumpei,
rumputgajah, rumput raja, legume leucaena, fesesayamkampung, fesesayam
broiler, feseskelinci, fesesitik, fesessapi, feseskuda, feseskambingdanterpal
3.3 Metoda
Adapun prosedur kerja dalam pratikum ini adalah sebagai berikut pertama
untuk jenis hijauan,setelah hijauan yang segar diambil, hijauan tersebut dipotong
– potong dengan partikel yang lebih kecil agar dalam proses pengeringan bahan
tersebut cepat kering,namun sebelum sempel dikeringkan sempel tersebut harus
ditimbang terlebih dahulu untuk memperoleh berat awal (Ag), kemudian dijemur
sampai kering dibawah sinar matahari atau dikeringkan dalam oven dengan
temperature 50 – 60 ºC selama 24 – 48 jam. Setelah kering sempel ditimbang
diproleh berat kedua (Bg) dan selisih antar berat sebelumnya dan setelah
dikeringkan merupakan kadar air (KA) dari sempel segar,dan selanjutnya dapat
ditentukan bahan kering (BK)sampel. Lakukan hal yang sama untuk jenis bahan
feses.
5
BAB.IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel merupakan bagian dari suatu bahan yang diambil secara acak dari
bahan tersebut untuk selanjutnya dievaluasi.Preparasi Sampel adalah Suatu
analisis bahan pakan yang hanya akan dicapai secara baik jika pengambilan
sampel bahan dilakukan secara benar dan reprentatif. Dalam pengambilan sampel
suatu bahan harus dilakukan secara benar agar diperoleh sampel yang benar-benar
representatif, yang mampu menggambarkan keadaan bahan yang diambil
sampelnya secara tepat.Pengambilan sampel perlu memperhatikan beberapa hal
seperti: Homogenitas sampel, Cara pengambilan sampel, Jumlah sampel,
Penangan sampel, Presesing sampel., dan Penentuan kadar sampel segar. Hal yang
akan dibahas pada praktikum ini yaitu: penentuan kadar air sampel segar. Sampel
segar tersebut yaitu rumput gajah, rumput raja, feses sapi, dan feses ayam.
Untuk jenis dari pada hijauan yang diri dari rumput benggala,rumput
raja,rumput kumpei,rumput gajah, legume leucaena.
Untuk rumput gajah
Pengambilan rumput gajah yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran
partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat
ini.namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sampel segar (Ag) adalah 500
gr. Setelah dilakukan proses pengeringan padasampel diperoleh berat sampel
yaitu 300 gr.
Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat
sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian
dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar
air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan
kadarbahan kering (BK)yaitusebesar 60%.
Untuk rumput kumpei
Pengambilan rumput kumpei yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran
partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini,
namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah 750 gr.
6
Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu
600 gr.
Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat
sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg). Kemudian
dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar
air (KA) adalah 20%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan
kadarbahan kering (BK) adalah 80%.
Untuk rumput raja
Pengambilan rumput raja yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran
partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini,
namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sampel segar (Ag) adalah 500 gr.
Setelah dilakukan proses pengeringan pada sampel diperoleh berat sempel yaitu
300gr.
Setelah berat awal yaitu sampel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat
sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian
dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar
air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sempel adalah 60%.
Untuk rumputbenggala
Pengambilan rumput benggalayang segar,kemudian dipotong dalam ukuran
partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini,
namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah 500 gr.
Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu
200 gr.
Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat
sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian
dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar
air (KA) adalah 60%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sempel udara adalah 40%.
Untuk legume leucaena
7
Pengambilan legume leucaenayang segar,kemudian dipotong dalam
ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih
cepat ini, namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag)
adalah 500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh
berat sempel yaitu 300 gr.
Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat
sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian
dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar
air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sempel udara adalah 60%.
Untuk rumput kumpei
Pengambilan rumput kumpei yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran
partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini,
namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah 500 gr.
Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu
300 gr.
Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat
sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian
dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar
air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sempel udara adalah 60%.Maka hal tersebut sesuai dengan
pendapat Berg,J.M., (2009),menyatakan bahwa sampel yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti rerumputan, biji-bijian, buah-buahan, hasil ikutan produksi
pertanian dan pangan maupun berasal dari hewan dan ikutan lainnya, sebelum
dikeringkan bahan segar dipotong-potong untuk mendapatkan partikel yang lebih
kecil agar dapat dengan cepat kering.
Untuk rumput kumpei
Pengambilan rumput kumpeiyang segar,kemudian dipotong dalam ukuran
partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat
ini.namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah
8
500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat
sempel yaitu 100 gr.
Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat
sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian
dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar
air (KA) adalah 80%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sempel udara adalah 20%.
Untuk jenis sempel dari pada feses adalah sebagai berikut yaitu feses
kuda, fesesayam kampung,feses ayam broiler, fesessapi,feseskelinci,feses
itik,feses kambing.
Untuk feseskuda
Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan
pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh berat sebelum
feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 675 grdan setelah di lakukan
pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 400 gr.
Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan
proses pengeringan (Bg). Selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag)
dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 41%. Selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) udara sempel yaitu 59%.
Untuk feses ayam kampung
Pengambilanfeses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses
pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh
berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 520 gr, dan setelah di
lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 470gr.
Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan
proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag)
dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 9%. Selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) udara sempel yaitu 90%
Untuk feses ayam broiler
9
Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses
pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh
berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 300 gr. Dan setelah di
lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 150gr.
Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan
proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag)
dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 50%. Selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sampel yaitu 50%
Untuk feses
Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses
pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh
berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 550 gr.dan setelah di
lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 300gr.
Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan
proses pengeringan (Bg). Selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag)
dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu45%. Selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) udara sempel yaitu 55%.
Untuk feses kelinci
Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses
pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh
berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 1000 gr. Dan setelah di
lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 500gr.
Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan
proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag)
dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 50%. Selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sampel yaitu 50%.
Untuk feses itik
Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses
pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh
10
berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 600 gr.Dan setelah di
lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 400gr.
Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan
proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag)
dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 33%. Selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sampel yaitu 67%.
Untuk feses kambing
Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses
pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh
berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 1000 gr.dan setelah di
lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 500 gr
Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan
proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag)
dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 50%. Selanjutnya dapat ditentukan
bahan kering (BK) sampel yaitu 50%.
Berikut ini adalahtabel dari hasil pengamatan/perhitungan dari (Ag)berat
awal/sempel segar,(Bg)berat setelah dilakukan pengeringan/sempel kering,(KA)
kadar air sampel segar,(BK) bahan kering udara sempel,maupun bahan kering
sempel ovendan (KA) segar(%) untuk (KA) total dan (BK) total yang di
perolehuntuk semua jenis sampel baik berupa feses maupun hijauan.
Kelo
mpok
Bahan Berat Awal (gr) Berat Kering
(gr)
Kadar
Air (%)
Kadar
Bahan
Kering
(%)
9 Rumput gajah 500 300 40 60
Feses kuda 675 400 41 59
10 Rumput kumpei 750 600 20 80
Feses ayam
kampung
520 470 10 90
11
11 Rumput raja 500 300 40 60
Feses ayam
broiler
300 150 50 50
12 Rumput benggala 500 200 60 40
Feses sapi 550 300 45 55
13 Legume leucaena 500 300 40 60
Feses kelinci 1000 500 50 50
14 Rumput kumpei 500 300 40 60
Feses itik 600 400 33 67
15 Rumput kumpei 500 100 80 20
Feses kambing 1000 500 50 50
12
BAB.V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pratikum bahan pakan dan formulasi ransum yang berjudul preparasi sampel
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam preparasi sampel (persiapan
sampel),sampel tersebut harus ditimbang terlebih dahulu.dan setiap sampel
hampir dari keseluruhan memiliki berat awal sama yaitu 1000gr,namun setelah
dilakukan proses pengeringan sampel tersebut memiliki berat yang berbeda –
beda. Sampel yang di amati juga memiliki kadar air,dan bahan kering yang
berbeda – beda.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan praktikan adalah kepada praktikan
sebaiknya sebelum praktikum dimulai sebaiknya semua hal yang berhubungan
dengan proses praktikum lebih dipersiapkan dengan baik agar praktikum ini dapat
berjalan dengan lancar dan tidak menghabiskan waktu dengan sia-sia sehingga
waktu praktikum menjadi lebih efisien dan juga diharapkan kepada seluruh
praktikan agar menjaga kedisiplinan dan mengikuti praktikum dengan sungguh-
sungguh untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang Bahan Pakan dan
Formulasi Ransum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Berg.J,M.2009 Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Gadjah Mada University
Berrman,G.C.2009Buku Pedoman Bahan Pakan Ternak Unggas . Feed Mix
Special. http:/www.alabio.cbn.net.
Ella.H.2010.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press Fakultas
Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Parrakani.A.2010.Rapid and Sensitive Methode for The Quantitation of
Microgram Quantities of Protein Utilizing The Principle of protein Dye-
Binding. Anal.Biochem.p 72:248-254
Retnowati.2010. Pengenalan Bahan Pakan Ternak. CABI Publishing. U.K
Soekarto.2008.Feed Non-Polisaccharides : Chemical Structure and Nutritional
Significance. Proceedings Feed Ingridients Asia . American Soybean
Association. Singapore.
Sri gandono,2008.Diterjemahkan oleh A. Saptorahardjo dan A. Nurhadi. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Susno.2009.Penggunaan Kultur Campuran terhadap Peningkatan Nilai Gizi
Onggok sebagai Pakan Broiler. Tesis. Program Pascasarjana
14
LAMPIRAN
Preparasi Sampel
 Penentuankadar air
Kelompok 9
Feses kuda
Berat awal (A) : 675 gr
Berat kering (B) : 400 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
675 gr−400 gr
675 gr
X 100%
= 41 %
Kadar Bahan Kering (%) =100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering (%) = 100%-41%
= 59%
Rumput gajah
Berat awal : 500 gr
Berat kering: 300 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
500 gr−300 gr
500 gr
X 100%
= 40%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40%
= 60%
Kelompok 10
Feses ayam kampung
Berat awal (A) : 520 gr
Berat kering (B) : 470 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
15
KA =
520 gr−470 gr
570 gr
X 100%
= 9%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 9%
= 90%
Rumput kumpei
Berat awal : 750 gr
Berat kering: 600 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
750 gr−600 gr
750 gr
X 100%
= 20%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 20%
= 80%
Kelompok 11
Feses ayam broiler
Berat awal (A) : 300 gr
Berat kering (B) : 150 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
300 gr−150 gr
300 gr
X 100%
= 50%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 50%
= 50%
Rumput raja
Berat awal : 500 gr
Berat kering: 300 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
16
KA =
500 gr−300 gr
500 gr
X 100%
= 40%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40%
= 60%
Kelompok 12
Feses sapi
Berat awal (A) : 550 gr
Berat kering (B) : 300 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
550 gr−300 gr
550 gr
X 100%
= 45%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 45%
= 55%
Rumput benggala
Berat awal : 500 gr
Berat kering: 200 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
500 gr−200 gr
500 gr
X 100%
= 60%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 60%
= 40%
17
Kelompok 13
Feses kelinci
Berat awal (A) : 1000 gr
Berat kering (B) : 500 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
1000 gr−500 gr
1000 gr
X 100%
= 50%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 50%
= 50%
Legume leucaena
Berat awal : 500 gr
Berat kering: 300 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
500 gr−300 gr
500 gr
X 100%
=40%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40%
= 60%
Kelompok 14
Feses itik
Berat awal (A) : 600 gr
Berat kering (B) : 400 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
600 gr−400 gr
600 gr
X 100%
= 33%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 33%
= 67%
18
Rumput kumpei
Berat awal : 500 gr
Berat kering: 300 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
500 gr−300 gr
500 gr
X 100%
= 40%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40%
= 60%
Kelompok 15
Feses kambing
Berat awal (A) : 1000 gr
Berat kering (B) : 500 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
1000 gr−500 gr
1000 gr
X 100%
= 50%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 50%
= 50%
Rumput kumpei
Berat awal : 500 gr
Berat kering: 100 gr
Kadar Air =
𝐴−𝐵
𝐴
X 100%
KA =
500 gr−100 gr
500 gr
X 100%
= 80%
Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air
Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 80%
= 20%

More Related Content

What's hot

Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7progsus6
 
1. bentuk dan ukuran revisi 2
1. bentuk dan ukuran   revisi 21. bentuk dan ukuran   revisi 2
1. bentuk dan ukuran revisi 2Noer Azza
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranFransiska Puteri
 
Kimia analitik
Kimia analitikKimia analitik
Kimia analitikdody
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokAgung Sugiharto
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumErnalia Rosita
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiIsponi Umayah
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)voni cherli
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 

What's hot (20)

Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
1. bentuk dan ukuran revisi 2
1. bentuk dan ukuran   revisi 21. bentuk dan ukuran   revisi 2
1. bentuk dan ukuran revisi 2
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
 
Kimia analitik
Kimia analitikKimia analitik
Kimia analitik
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 

Similar to PREPARASI SAMPEL

Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakanBahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakanDediKusmana2
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK Ilmianisa Azizah
 
Ramuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem ImunRamuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem ImunTrie Marcory
 
The Animal and its Food
The Animal and its FoodThe Animal and its Food
The Animal and its FoodKandhie Jaya
 
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,Arizqi Al-Ardy
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirMelina Eka
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanEzron Wenggo
 
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikKi5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikSyariful Rifa'i
 
Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3Caesalpinia Swartz
 
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologiBab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologialfanrizqi
 
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...Laura Vicka
 
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...Laura Vicka
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
 

Similar to PREPARASI SAMPEL (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
 
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakanBahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
Bahan ajar hands out pengujian kualitas pakan
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
 
Ramuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem ImunRamuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem Imun
 
The Animal and its Food
The Animal and its FoodThe Animal and its Food
The Animal and its Food
 
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
Pengolahan pakan ikan ( bandeng, kerapu,
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
 
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikKi5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
 
Metode sampling
Metode samplingMetode sampling
Metode sampling
 
Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3
 
Pounder Terifik
Pounder TerifikPounder Terifik
Pounder Terifik
 
Terafik Restorn
Terafik RestornTerafik Restorn
Terafik Restorn
 
Intern Terifik
Intern TerifikIntern Terifik
Intern Terifik
 
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologiBab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
 
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
 
Materi mpp
Materi mppMateri mpp
Materi mpp
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
 

PREPARASI SAMPEL

  • 1. 1 BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Preparasi Sampel adalah Suatu analisis suatu bahan pakan yang hanya akan dicapai secara baik jika pengambilan sampel bahan dilakukan secara benar dan reprentatif. Sampel merupakan bagian dari suatu bahan yang diambil secara acak dari bahan tersebut untuk selanjutnya dievaluasi. Pengambilan sampel perlu memperhatikan beberapa hal sepereti : Homogenitas sampel, Cara pengambilan sampel, Jumlah sampel. Penangan sampel, Prosesing sampel, dan Penentuan kadar sampel segar. Homogenitas sampel.efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap hemogenitas bahan.bagian yang berukuran dan mempunyai masa/berat lebih besar cenderung akan terpisah (tersegregasi)dari bagian yang lebih kecil dan ringan.oleh karena itu sebelum sampel diambil,bahan harus diaduk secara merata atau sampel diambil secara acak dari beberapa bagian baik bagian dasar,bagian tenggah maupun bagian atas sehingga diperoleh sampel yang refresentatif, demikian juga pada hijauan disuatau lahan /area,kualitas hijauan pada tiap bagian tanaman atau lahan yang mempunyai kualitas yang relatif berbeda.. Cara pengambilan sampel.sempel dari bahan dapat diambil secara aselektif dan selektif. Aselektif adalah pengambilan sempel secara acak dari keseluruhan sempel tanpa membedakan/memperhatikan atau memisahkan bagian dari sempel tersebut.misalnya dalam pengambilan sempel rumput gajah,sempel diambil secara keseluruhan tanpa memperhatikan bagian dari sempel tersebut. Selektif adalah pengambilan sempel dari sebagian sempel tersebut.misalnya sempel rumput gajah tersebut dipisahkan bagian dari bagian rumput tersebut yaitu bagian dari batang atau daun. Jumlah sempel.jumlah sempel yang diambil akan sangat berpengaruh dalam tingkat refresentatif sampel yang diambil.jumlah sempel yang diambil bergantung pada kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang diambil
  • 2. 2 sampelnya.sebagai pedoman jumlah sempel yang diambil adalah 10% dari jumlah bahan. Penanganan sempel.sempel yang diambil harus segerah di diamkan agar tidak rusak atau berubah sehingga mempunyai sifat yang berbada dari mana sempel tersebut diambil,misalnya terjadi penguapan air,pembusukan maupun tumbuhnya jamur.sempel yang mempunyai kadar air rendah (kurang dari 15%) sangat kecil kemungkinan untuk mengalami kerusakan.sampel demikian dapat langsung dimasukkan didalam kantong plastik dan dibawa kelaboraturium.sampel dengan kadar air tinggi seperti hijauan atau silase berpeluang besar mengalami penguapan air,oleh sebab itu untuk mengontrol penguapan air sempel yang telah diambil harus segera ditimbang,dimasukkan kedalam kantong plastik kedap udara,dibawa kelaboraturium dan segerah dianalisis.kadar bahan keringnya. Prosesing sempel.untuk tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis,kimiawi,biologis,semua sempel harus digiling sehingga diperoleh sempel yang halus. Penentuan kadar air sempel segar.sempel dapat berasal dari tumbuh – tumbuhan (seperti rumput – rumputan,biji – bijian,buah – buahan,hasil ikutan produksi pertanian dean pangan).maupun hewan dan hasil ikutan.sebelim dikeringkan sempel harus dipotong – potong terlebih dahulu agar lebih cepat kering. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pratikum bahan pakan dan formulasi ransum yang berjudul prefarasi sempel adalah agar mahasiswa mengetahui atau menambah wawasan mengenai cara atau persiapan sempel yang baik untuk ternak.dan mahasiswa juga dapat memahami jenis sempel yang baik maupun kodisi sempel yang bagaimana yang baik untuk kesehatan ternak. 1.3 Manfaat Adapun manfaat dari pelaksanaan pratikum ini adalah mahasiswa mampu menerapkan persiapan sempel yang baik untuk langsung diberikan untuk pakan tenak. Dan mahasiswa juga dapat semakin memiliki wawasan yang jauh lebih berpotensi dan berbobot untuk mencapai pakan yang benar dan refresentatif.
  • 3. 3 BAB.II TINJAUAN PUSTAKA (Berg,J.M.2009),menyatakan bahwasampel yang berasal dari tumbuh- tumbuhan seperti rerumputan, biji-bijian, buah-buahan, hasil ikutan produksi pertanian dan pangan maupun berasal dari hewan dan ikutan lainnya, sebelum dikeringkan bahan segar dipotong-potong untuk mendapatkan partikel yang lebih kecil agar dapat dengan cepat kering. (Behrman,G.C.2009),menyatakan bahwa hijauan dengan kualitas yang diunggulkan, untuk pemanfaatannya terhadap ternak akan menghasilkan vahan kering yang kecil dibandingkan dengan vahan segarnya sekitar 80 %. (Ella. H.2010), yang menyatakan bahwa zat pakan (zat makanan) adalah bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna, dapat diserap dan bermanfaat bagi tubuh (ada 6 macam zat pakan: air, mineral, karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin). (Parakkari.2009 ),yang menyatakan bahwa Hijuan merupakan bahan pakan ternak yang mempunyai kadar air yang tinggi sekitar 70-80% dari Hijauan. (Retnowati.2010) yang menyatakan bahwa obat juga dapat terkontaminasi oleh bakteri yang dapat menyebabkan atau menghambat oertumbuhan pada ternak dan bahkan menyebabkan kematian pada ternak. (Srigandono.2008), yang menyatakan bahwa dalam melakukan preparasi sampel untuk kadar bahan kering feses sapi yang normal adalah sekitar 51,002- 79,153 %. (Soekanto.2008), yang menyatakan bahwa dalam analisis pengambilan sampel bahan pakan untuk ternak, dapat menggunakan 2 buah rumus preparasi bahan yang secara benar dan representatif yaitu secara selektif dan aselektif. (Susno.2009),yang menyatakan bahwa kadar air pada rumput gajah setelah di jemur 48 jam atau dua hari hasil penelitian susno berkisar antara 150-160% kadar air pada rumput gajah.
  • 4. 4 BAB.III MATERI DAN METODA 3.1 Waktu dan tempat Pratikun bahan pakan dan formulasi ransum yang berjudul preparasi sempel ini dilaksanakan pada hari Rabutanggal 16April 2014,pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai. Yang bertempat di laboratorium fakultas peternakan universitas jambi. 3.2 Materi Adapun alat yang digunakan dalam pratikum bahan pakan dan formulasi ransum yang berjudul preparasi ransum adalahrumput benggala,rumputkumpei, rumputgajah, rumput raja, legume leucaena, fesesayamkampung, fesesayam broiler, feseskelinci, fesesitik, fesessapi, feseskuda, feseskambingdanterpal 3.3 Metoda Adapun prosedur kerja dalam pratikum ini adalah sebagai berikut pertama untuk jenis hijauan,setelah hijauan yang segar diambil, hijauan tersebut dipotong – potong dengan partikel yang lebih kecil agar dalam proses pengeringan bahan tersebut cepat kering,namun sebelum sempel dikeringkan sempel tersebut harus ditimbang terlebih dahulu untuk memperoleh berat awal (Ag), kemudian dijemur sampai kering dibawah sinar matahari atau dikeringkan dalam oven dengan temperature 50 – 60 ºC selama 24 – 48 jam. Setelah kering sempel ditimbang diproleh berat kedua (Bg) dan selisih antar berat sebelumnya dan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) dari sempel segar,dan selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK)sampel. Lakukan hal yang sama untuk jenis bahan feses.
  • 5. 5 BAB.IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel merupakan bagian dari suatu bahan yang diambil secara acak dari bahan tersebut untuk selanjutnya dievaluasi.Preparasi Sampel adalah Suatu analisis bahan pakan yang hanya akan dicapai secara baik jika pengambilan sampel bahan dilakukan secara benar dan reprentatif. Dalam pengambilan sampel suatu bahan harus dilakukan secara benar agar diperoleh sampel yang benar-benar representatif, yang mampu menggambarkan keadaan bahan yang diambil sampelnya secara tepat.Pengambilan sampel perlu memperhatikan beberapa hal seperti: Homogenitas sampel, Cara pengambilan sampel, Jumlah sampel, Penangan sampel, Presesing sampel., dan Penentuan kadar sampel segar. Hal yang akan dibahas pada praktikum ini yaitu: penentuan kadar air sampel segar. Sampel segar tersebut yaitu rumput gajah, rumput raja, feses sapi, dan feses ayam. Untuk jenis dari pada hijauan yang diri dari rumput benggala,rumput raja,rumput kumpei,rumput gajah, legume leucaena. Untuk rumput gajah Pengambilan rumput gajah yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini.namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sampel segar (Ag) adalah 500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan padasampel diperoleh berat sampel yaitu 300 gr. Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan kadarbahan kering (BK)yaitusebesar 60%. Untuk rumput kumpei Pengambilan rumput kumpei yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini, namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah 750 gr.
  • 6. 6 Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu 600 gr. Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg). Kemudian dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) adalah 20%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan kadarbahan kering (BK) adalah 80%. Untuk rumput raja Pengambilan rumput raja yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini, namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sampel segar (Ag) adalah 500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan pada sampel diperoleh berat sempel yaitu 300gr. Setelah berat awal yaitu sampel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sempel adalah 60%. Untuk rumputbenggala Pengambilan rumput benggalayang segar,kemudian dipotong dalam ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini, namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah 500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu 200 gr. Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) adalah 60%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sempel udara adalah 40%. Untuk legume leucaena
  • 7. 7 Pengambilan legume leucaenayang segar,kemudian dipotong dalam ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini, namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah 500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu 300 gr. Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sempel udara adalah 60%. Untuk rumput kumpei Pengambilan rumput kumpei yang segar,kemudian dipotong dalam ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini, namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah 500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu 300 gr. Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) adalah 40%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sempel udara adalah 60%.Maka hal tersebut sesuai dengan pendapat Berg,J.M., (2009),menyatakan bahwa sampel yang berasal dari tumbuh- tumbuhan seperti rerumputan, biji-bijian, buah-buahan, hasil ikutan produksi pertanian dan pangan maupun berasal dari hewan dan ikutan lainnya, sebelum dikeringkan bahan segar dipotong-potong untuk mendapatkan partikel yang lebih kecil agar dapat dengan cepat kering. Untuk rumput kumpei Pengambilan rumput kumpeiyang segar,kemudian dipotong dalam ukuran partikel yang lebih kecil yang bertujuan untuk pengeringan yang lebih cepat ini.namun sebelum dikeringkan diperoleh berat dari sempel segar (Ag) adalah
  • 8. 8 500 gr. Setelah dilakukan proses pengeringan pada sempel diperoleh berat sempel yaitu 100 gr. Setelah berat awal yaitu sempel segar sebelum di keringkan (Ag) dan berat sempel setelah di lakukan proses pengeringan atau sempel kering (Bg).kemudian dicari selisih antara berat sebelunya dengan setelah dikeringkan merupakan kadar air (KA) adalah 80%. Setelah kadar air diperoleh selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sempel udara adalah 20%. Untuk jenis sempel dari pada feses adalah sebagai berikut yaitu feses kuda, fesesayam kampung,feses ayam broiler, fesessapi,feseskelinci,feses itik,feses kambing. Untuk feseskuda Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 675 grdan setelah di lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 400 gr. Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan proses pengeringan (Bg). Selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag) dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 41%. Selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) udara sempel yaitu 59%. Untuk feses ayam kampung Pengambilanfeses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 520 gr, dan setelah di lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 470gr. Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag) dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 9%. Selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) udara sempel yaitu 90% Untuk feses ayam broiler
  • 9. 9 Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 300 gr. Dan setelah di lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 150gr. Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag) dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 50%. Selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sampel yaitu 50% Untuk feses Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 550 gr.dan setelah di lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 300gr. Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan proses pengeringan (Bg). Selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag) dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu45%. Selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) udara sempel yaitu 55%. Untuk feses kelinci Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 1000 gr. Dan setelah di lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 500gr. Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag) dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 50%. Selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sampel yaitu 50%. Untuk feses itik Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh
  • 10. 10 berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 600 gr.Dan setelah di lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 400gr. Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag) dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 33%. Selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sampel yaitu 67%. Untuk feses kambing Pengambilan feses dalam keadaan segar,sebelum dilakukan proses pengeringan pada feses, feses harus terlebih dahulu di timbang untuk diproleh berat sebelum feses di keringkan/berat awal (Ag) adalah 1000 gr.dan setelah di lakukan pengeringan timbang kembali berat/massa dari sempel (Bg) adalah 500 gr Setelah berat awal dari feses di peroleh (Ag) dan berat setelah dilakukan proses pengeringan (Bg).selanjutnya dicari selisih antara keduaanya yaitu (Ag) dan (Bg) yang disebut kadar air (KA) yaitu 50%. Selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) sampel yaitu 50%. Berikut ini adalahtabel dari hasil pengamatan/perhitungan dari (Ag)berat awal/sempel segar,(Bg)berat setelah dilakukan pengeringan/sempel kering,(KA) kadar air sampel segar,(BK) bahan kering udara sempel,maupun bahan kering sempel ovendan (KA) segar(%) untuk (KA) total dan (BK) total yang di perolehuntuk semua jenis sampel baik berupa feses maupun hijauan. Kelo mpok Bahan Berat Awal (gr) Berat Kering (gr) Kadar Air (%) Kadar Bahan Kering (%) 9 Rumput gajah 500 300 40 60 Feses kuda 675 400 41 59 10 Rumput kumpei 750 600 20 80 Feses ayam kampung 520 470 10 90
  • 11. 11 11 Rumput raja 500 300 40 60 Feses ayam broiler 300 150 50 50 12 Rumput benggala 500 200 60 40 Feses sapi 550 300 45 55 13 Legume leucaena 500 300 40 60 Feses kelinci 1000 500 50 50 14 Rumput kumpei 500 300 40 60 Feses itik 600 400 33 67 15 Rumput kumpei 500 100 80 20 Feses kambing 1000 500 50 50
  • 12. 12 BAB.V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari pratikum bahan pakan dan formulasi ransum yang berjudul preparasi sampel dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam preparasi sampel (persiapan sampel),sampel tersebut harus ditimbang terlebih dahulu.dan setiap sampel hampir dari keseluruhan memiliki berat awal sama yaitu 1000gr,namun setelah dilakukan proses pengeringan sampel tersebut memiliki berat yang berbeda – beda. Sampel yang di amati juga memiliki kadar air,dan bahan kering yang berbeda – beda. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan praktikan adalah kepada praktikan sebaiknya sebelum praktikum dimulai sebaiknya semua hal yang berhubungan dengan proses praktikum lebih dipersiapkan dengan baik agar praktikum ini dapat berjalan dengan lancar dan tidak menghabiskan waktu dengan sia-sia sehingga waktu praktikum menjadi lebih efisien dan juga diharapkan kepada seluruh praktikan agar menjaga kedisiplinan dan mengikuti praktikum dengan sungguh- sungguh untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang Bahan Pakan dan Formulasi Ransum.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Berg.J,M.2009 Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Gadjah Mada University Berrman,G.C.2009Buku Pedoman Bahan Pakan Ternak Unggas . Feed Mix Special. http:/www.alabio.cbn.net. Ella.H.2010.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Parrakani.A.2010.Rapid and Sensitive Methode for The Quantitation of Microgram Quantities of Protein Utilizing The Principle of protein Dye- Binding. Anal.Biochem.p 72:248-254 Retnowati.2010. Pengenalan Bahan Pakan Ternak. CABI Publishing. U.K Soekarto.2008.Feed Non-Polisaccharides : Chemical Structure and Nutritional Significance. Proceedings Feed Ingridients Asia . American Soybean Association. Singapore. Sri gandono,2008.Diterjemahkan oleh A. Saptorahardjo dan A. Nurhadi. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Susno.2009.Penggunaan Kultur Campuran terhadap Peningkatan Nilai Gizi Onggok sebagai Pakan Broiler. Tesis. Program Pascasarjana
  • 14. 14 LAMPIRAN Preparasi Sampel  Penentuankadar air Kelompok 9 Feses kuda Berat awal (A) : 675 gr Berat kering (B) : 400 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 675 gr−400 gr 675 gr X 100% = 41 % Kadar Bahan Kering (%) =100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering (%) = 100%-41% = 59% Rumput gajah Berat awal : 500 gr Berat kering: 300 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 500 gr−300 gr 500 gr X 100% = 40% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40% = 60% Kelompok 10 Feses ayam kampung Berat awal (A) : 520 gr Berat kering (B) : 470 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100%
  • 15. 15 KA = 520 gr−470 gr 570 gr X 100% = 9% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 9% = 90% Rumput kumpei Berat awal : 750 gr Berat kering: 600 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 750 gr−600 gr 750 gr X 100% = 20% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 20% = 80% Kelompok 11 Feses ayam broiler Berat awal (A) : 300 gr Berat kering (B) : 150 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 300 gr−150 gr 300 gr X 100% = 50% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 50% = 50% Rumput raja Berat awal : 500 gr Berat kering: 300 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100%
  • 16. 16 KA = 500 gr−300 gr 500 gr X 100% = 40% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40% = 60% Kelompok 12 Feses sapi Berat awal (A) : 550 gr Berat kering (B) : 300 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 550 gr−300 gr 550 gr X 100% = 45% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 45% = 55% Rumput benggala Berat awal : 500 gr Berat kering: 200 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 500 gr−200 gr 500 gr X 100% = 60% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 60% = 40%
  • 17. 17 Kelompok 13 Feses kelinci Berat awal (A) : 1000 gr Berat kering (B) : 500 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 1000 gr−500 gr 1000 gr X 100% = 50% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 50% = 50% Legume leucaena Berat awal : 500 gr Berat kering: 300 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 500 gr−300 gr 500 gr X 100% =40% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40% = 60% Kelompok 14 Feses itik Berat awal (A) : 600 gr Berat kering (B) : 400 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 600 gr−400 gr 600 gr X 100% = 33% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 33% = 67%
  • 18. 18 Rumput kumpei Berat awal : 500 gr Berat kering: 300 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 500 gr−300 gr 500 gr X 100% = 40% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 40% = 60% Kelompok 15 Feses kambing Berat awal (A) : 1000 gr Berat kering (B) : 500 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 1000 gr−500 gr 1000 gr X 100% = 50% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering (%) = 100% - 50% = 50% Rumput kumpei Berat awal : 500 gr Berat kering: 100 gr Kadar Air = 𝐴−𝐵 𝐴 X 100% KA = 500 gr−100 gr 500 gr X 100% = 80% Kadar Bahan Kering (%) = 100% - % Kadar air Kadar Bahan Kering(%) = 100% - 80% = 20%