Dokumen tersebut membahas tentang teknik penilaian resiko K3 dan contoh penilaian resiko K3. Beberapa teknik penilaian resiko yang dijelaskan antara lain brainstorming, wawancara terstruktur, teknik Delphi, checklist, analisis bahaya primer, HAZOP, HACCP, dan analisis skenario. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknik penilaian resiko seperti tujuan penilaian, kompleks
3. PEMILIHAN TEKNIK PENILAIAN RISIKO
PEMILIHAN TEKNIK
Penilaian risiko dapat dilakukan dalam berbagai cara, dapat
menggunakan satu atau banyak metode mulai dari yang sederhana
sampai yang kompleks.
Bentuk penilaian dan keluarannya harus sesuai dengan kriteria risiko dari
konteks yang dibangun.
Lampiran A menggambarkan hubungan antara teknik penilaian risiko
dengan faktor-faktor risiko, dan memberikan gambaran bagaimana
organisasi dapat memilih teknik penilaian risiko yang tepat untuk
kondisi tertentu.
4. Lanjutan…
Teknik yang sesuai harus menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
• dapat dipertanggungjawabkan;
• dapat memahami sifat risiko dan bagaimana cara
penanganannya;
• mudah untuk ditelusuri, dapat berulang dan dapat dibuktikan.
•Alasan dalam pemilihan teknik harus jelas, berkaitan dan sesuai.
•Pada saat memadukan hasil dari kajian yang berbeda, teknik yang
digunakan harus sebanding dengan keluaran.
5. Lanjutan…
Faktor-faktor yang penting dalam teknik penilaian resiko:
• Tujuan penelitian;
Memiliki pengaruh langsung pada teknik yang digunakan.
• Pengambil keputusan;
Dalam beberapa kasus dibutuhkan suatu pengambilan keputusan
• Jenis dan berbagai risiko yang dianalisis;
• Dampak yang dihasilkan;
Keputusan mengenai penilaian risiko yang dilakukan harus melihat
pada pendapat awal akan dampak yang mungkin timbul
•Tingkat keahlian, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya;
metode yang digunakan harus memenuhi tujuan dan ruang lingkup
penilaian sesuai tingkat risiko yang dianalisis.
6. Lanjutan…
• ketersediaan informasi dan data;
Beberapa teknik memerlukan informasi lebih lanjut dari data yang lain.
• kebutuhan untuk modifikasi / update dari penilaian risiko;
Penilaian mungkin perlu dimodifikasi dan dilakukan pengembangan teknik
yang lain.
• persyaratan peraturan dan kontrak.
Berbagai faktor mempengaruhi dalam penilaian risiko, antara lain :
• ketersediaan sumber daya;
• sifat dan tingkat ketidakpastian dalam data dan informasi yang tersedia;
• kompleksitas aplikasi (lihat Tabel A.2).
7. Lanjutan…
SIFAT DAN TINGKAT KETIDAKPASTIAN
Sifat dan tingkat ketidakpastian membutuhkan pemahaman tentang
kualitas, kuantitas dan integritas informasi yang tersedia mengenai
risiko yang harus dipertimbangkan.
Termasuk sejauh mana informasi yang cukup tentang risiko, sumber
dan penyebabnya, kualitas data atau kurangnya data penting dan
dapat diandalkan.
Data yang tersedia tidak selalu merupakan dasar yang tepat untuk
prediksi masa depan.
8. Lanjutan…
KOMPLEKSITAS
menilai risiko sistem yang kompleks sebaiknya tidak hanya dilakukan di
masing-masing komponen secara terpisah tetapi langsung dari seluruh
sistem.
Dalam kasus lain, risiko dapat melibatkan bagian lain dan dapat
berdampak pada kegiatan lainnya.
Memahami permasalahan risiko dari suatu organisasi sangat penting
dalam pemilihan metode atau teknik yang tepat untuk penilaian risiko.
9. PENILAIAN RISIKO SELAMA FASE SIKLUS HIDUP
Penilaian risiko dapat diterapkan pada semua tahap siklus hidup,
dlilakukan berulang kali untuk dapat membantu mengetahui keputusan
apa yang perlu dibuat dalam setiap fase.
Penilaian risiko dlakukan untuk :
• memastikan bahwa risiko dapat diterima,
• proses penyempurnaan desain,
• pemahaman tentang efektivitas biaya,
• mengidentifikasi risiko yang berdampak pada fase siklus hidup
berikutnya.
10. TEKNIK PENILAIAN RISIKO
Hasil penilaian risiko dapat digunakan untuk mengembangkan
prosedur dalam kondisi normal maupun darurat.
Tabel Lampiran A menghubungkan beberapa teknik dan kategorinya.
Masing-masing teknik tersebut dikembangkan dalam Lampiran B
dengan penilaian dan cara penerapannya dalam berbagai situasi.
11. Klasifikasi pertama menunjukkan bagaimana cara
teknik diterapkan pada setiap langkah dari
proses penilaian risiko
Proses penilaian risiko:
•identifikasi risiko;
• analisis risiko – konsekuensi;
• analisis risiko – kemungkinan;
taksiran peluang semi kuantitatif atau kuantitatif;
• analisis risiko - menilai efektivitas
setiap kontrol yang ada;
• analisis risiko - perkiraan tingkat
risiko;
• Evaluasi risiko.
Penerapan metode proses penilaian risiko
digambarkan dengan nilai :
•Dapat diterapkan (SA),
•berlaku (A) atau
•tidak dapat diterapkan (NA) (lihat Tabel A.1).
LAMPIRAN A
Informasi
A.1 Jenis teknik
Alat dan teknik Proses penilaian risiko Lihat
Lampiran
Identifikasi
risiko
analisis risiko Evaluasi
Risiko
konsekuensi Kemungkinan Tingkat Resiko
Brainstorming SA1 NA2 NA NA NA B 01
Wawancara terstruktur atau semi
terstruktur
SA NA NA NA NA B 02
Delphi SA NA NA NA NA B 03
Check-list SA NA NA NA NA B 04
Analisis Bahaya Primer SA NA NA NA NA B 05
Hazard and operability studies
(HAZOP)
SA SA A3 A A B 06
Hazard Analysis Critical Control
Points (HACCP)
SA SA NA NA SA B 07
Penilaian risiko lingkungan SA SA SA SA SA B 08
Struktur «What if? »(SWIFT) SA SA SA SA SA B 09
analisis skenario SA SA A A A B 10
Analisis dampak bisnis A SA A A A B 11
Analisis akar masalah NA SA SA SA SA B 12
Analisis akibat kegagalan SA SA SA SA SA B 13
Analisis pohon kegagalan A NA SA A A B 14
Analisis pohon kejadian A SA A A NA B 15
Analisis Penyebab dan konsekuensi A SA SA A A B 16
Analisis sebab-akibat SA SA NA NA NA B 17
Analisis lapisan perlindungan (Lopa) A SA A A NA B 18
Pohon keputusan NA SA SA A A B 19
Analisis keandalan manusia / HRA SA SA SA SA A B 20
Analisis Bow tie NA A SA SA A B 21
Pemeliharaan terpusat SA SA SA SA SA B 22
Analisis rangkaian Sneak A NA NA NA NA B 23
Analisis Markov A SA NA NA NA B 24
Simulasi Monte Carlo NA NA NA NA SA B 25
Statistik Bayesian dan Bayes Nets NA SA NA NA SA B 26
Kurva FN A SA NA NA SA B 27
Indeks risiko / Titik kontrol kritis A SA SA A SA B 28
Konsekuensi/matriks probabilitas SA SA SA SA A B 29
Analisis Biaya / manfaat A SA A A AA B 30
analisis keputusan Multi-Kriteria
(MCDA)
A SA A SA A B 31
12. A.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknik penilaian risiko
Atribut dari metode penilaian resiko antara lain :
• kerumitan masalah dan metode yang diperlukan untuk menganalisis;
• sifat dan tingkat ketidakpastian dari penilaian risiko berdasarkan jumlah informasi
yang tersedia dan apa yang diperlukan;
• sumber daya yang diperlukan seperti waktu dan tingkat keahlian, data kebutuhan atau
biaya;
• apakah metode tersebut dapat memberikan output kuantitatif.
Contoh jenis metode penilaian risiko yang tersedia tercantum dalam Tabel A.2 dimana
setiap metode dinilai dengan tinggi, sedang atau rendah .
13. Tabel A.2 – Alat Penilaian Risiko
TEKNIK PENILAIAN RESIKO KETERANGAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RELEVANSI
HASIL
KELUARAN
SUMBER DAN
KEMAMPUAN
SIFAT DAN
TINGKAT
KETIDAKPASTIAN
KOMPLEKSITAS
METODE PENCARIAN
Check-lists/Daftar
pembanding
Bentuk sederhana identifikasi risiko.
Sebuah teknik yang mengunakan daftar ketidakpastian umum yang harus
dipertimbangkan. Pengguna mengacu pada daftar, kode atau standar
yang ada sebelumnya
Rendah Rendah Rendah Tidak
Analisis Bahaya Awal
Sebuah metode analisis induktif sederhana yang bertujuan untuk
mengidentifikasi bahaya, keadaan berbahaya, kejadian yang dapat
menyebabkan kerusakan, fasilitas maupun sistem
Rendah Tinggi Sedang Tidak
METODE PENDUKUNG
Wawancara terstruktur dan
Brainstorming/Curah
pendapat
Sebuah alat pengumpul ide dan penilaian, kemudian dikelompokkan.
Brainstorming dapat dilakukan dengan teknik wawancara perorangan
maupun kelompok
Rendah Rendah Rendah Tidak
Teknik Delphi
Cara menggabungkan pendapat ahli
Merupakan teknik kolaborasi untuk membangun kesepakatan di antara
para ahli.
Dilakukan analisis independen dan pemungutan suara oleh para ahli
Sedang Sedang Sedang Tidak
Susunan cepat
Sebuah sistem untuk memicu kelompok mengidentifikasi risiko.
Biasanya digunakan dalam pelatihan.
Terkait dengan analisis risiko dan teknik evaluasi/penilaian
Sedang Sedang Apapun Tidak
Human reliability
analysis (HRA)
Berkaitan dengan pengaruh manusia pada kinerja sistem dan dapat
digunakan untuk menilai pengaruh kesalahan manusia pada sistem
Sedang Sedang Sedang Iya
ANALISIS SKENARIO
Analisis akar permasalahan
(Analisis kerugian)
Menganalisis kerugian tunggal yang terjadi dengan mengetahui
penyebabnya dan bagaimana sistem / proses dapat ditingkatkan untuk
menghindari kerugian di masa depan.
Analisis harus mempertimbangkan kontrol/pengendalian yang harus
dilakukan pada saat kerugian terjadi dan cara kontrol itu bekerja
Sedang Rendah Sedang Tidak
15. LAMPIRAN B
Teknik penilaian risiko
B.1 Brainstorming
Gambaran Umum
Brainstorming dikenal juga dengan istilah diskusi kelompok adalah percakapan yang mengalir bebas
di antara sekelompok orang memiliki pengetahuan untuk mengenali potensi kegagalan dan
bahaya yang terkait, risiko, kriteria keputusan dan / atau pilihan untuk perlakuan
Penggunaan
• Brainstorming dapat digunakan bersama dengan metode penilaian risiko lain atau mungkin
berdiri sendiri
• digunakan untuk mendiskusikan masalah yang diidentifikasi, untuk meninjau lebih jauh atau
pembicaraan secara detil untuk masalah tertentu.
• Brainstorming sangat berguna ketika mengidentifikasi risiko teknologi baru, di mana tidak ada
data atau solusi dalam menyelesaikan masalah.
Proses
Brainstorming mungkin formal atau informal.
Brainstorming formal lebih terstruktur dengan peserta dipersiapkan sebelumnya dan sesi memiliki
tujuan pasti serta hasil dengan cara mengevaluasi ide-ide yang diajukan.
Brainstorming informal kurang terstruktur.
16. B.2 wawancara terstruktur atau semi-terstruktur
Gambaran Umum
Dalam sebuah wawancara terstruktur, individu diwawancarai dan diberikan serangkaian pertanyaan
untuk melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda sesuai dengan pendapat masing-masing
individu.
wawancara semi-terstruktur hampir sama dengan wawancara terstruktur namun memungkinkan lebih
banyak kebebasan dalam percakapan untuk menggali isu-isu yang muncul.
Penggunaan
Wawancara terstruktur dan semi-terstruktur berguna pada saat sulit untuk mendapatkan orang-orang
untuk sesi brainstorming atau orang-orang yang terlibat dalam diskusi kelompok tidak cocok
untuk brainstoming.
Individu penilai ini biasanya sering digunakan untuk mengidentifikasi risiko atau untuk menilai
efektivitas pengendalian yang ada sebagai bagian dari analisis risiko. Individu penilai ini juga
dapat diterapkan pada setiap tahap proyek atau proses.
Mereka adalah sarana dalam memberikan masukan dari pihak terkait untuk penilaian risiko.
17. B.3 Teknik Delphi
Gambaran Umum
Teknik Delphi adalah prosedur untuk memperoleh kesepakatan pendapat dari sekelompok ahli.
Tahap awal Delphi adalah merumuskan, dimana ahli mengungkapkan pendapat mereka secara
individu dan anonim/tanpa nama, lalu kemudian dilanjutkan oleh pandangan ahli lain.
Kegunaan
Teknik Delphi dapat diterapkan pada setiap tahap proses manajemen risiko atau pada fase siklus
hidup sistem, di mana pun konsensus pandangan para ahli yang dibutuhkan.
Proses
Sekelompok ahli diberikan pertanyaan menggunakan kuesioner semi-terstruktur, tidak menggunakan
pilihan ganda sehingga pendapat mereka mandiri.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
• pembentukan tim untuk melakukan dan memantau proses Delphi;
• pemilihan sekelompok ahli (mungkin satu atau lebih panel ahli);
• pengembangan putaran 1 kuesioner;
• pengujian kuesioner;
• mengirimkan kuesioner kepada panelis individual;
• informasi dari putaran pertama yang berupa tanggapan dianalisis dan dikombinasikan kemudian
kembali disebarkan kepada panelis;
• panelis merespon dan proses ini diulang sampai konsensus tercapai.
18. PENILAIAN RESIKO K3
(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
Pengertian K3
Suatu upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
dengan mencegah terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Kebijakan K3 :
•Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja dan orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
•Menjamin Pengendalian Dampak Lingkungan dari operasional Perusahaan.
•Memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku berkaitan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan.
•Melakukan perbaikan berkelanjutan demi terciptanya K3 yang baik di tempat kerja dan Lingkungan
yang Sehat di wilayah Perusahaan.
19. Pengertian (definisi) resiko K3
Potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila berkontak dengan suatu bahaya ataupun terhadap
kegagalan suatu fungsi.
Penilaian Resiko
Merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko.
Menentukan kagori suatu resiko (rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim) menggunakan metode
matriks resiko seperti pada tabel matriks resiko berikut :
PENILAIAN RESIKO K3
(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
TABEL MATRIKS RESIKO
KEPARAHAN
Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat
FREKUENSI
Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
20. Lanjutan…
Parameter frekuensi/keseringan dari tabel matriks resiko
Parameter keparahan dari tabel matriks resiko
Kategori Keseringan Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Sangat Jarang Terjadi 1X dalam masa lebih dari 1 tahun Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja orang lebih
Jarang Bisa terjadi 1X dalam setahun Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja orang
Sedang Bisa terjadi 1X dalam sebulan Probabilitas 1 dari 100.000 jam kerja orang
Sering Bisa terjadi 1X dalam seminggu Probabilitas 1 dari 1000 jam kerja orang
Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari Probabilitas 1 dari 100 jam kerja orang
Kategori Keparahan Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Sangat Ringan
Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga kerja dapat
langsung bekerja kembali
Total kerugian kecelakaan kerja kurang dari Rp. 1.000.000
Ringan
Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung bekerja
kembali
Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.000.000 – Rp.
1.500.000
Sedang
Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak ada hilang jam
kerja lebih dari 1X24 jam
Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.500.000 – Rp.
5.000.000
Parah
Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, cacat
sementara, terdapat jam kerja hilang 1X24 jam
Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 5.000.000 – Rp.
10.000.000
Sangat Parah
Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam kerja hilang
lebih dari 1X24 jam
Total kerugian kecelakaan kerja lebih dari Rp. 10.000.000
21. Lanjutan…
Penilaian Resiko (hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko)
Representasi kategori resiko yang dihasilkan dari penilaian matriks resiko:
Dari representasi di atas, maka dapat kita tentukan langkah pengendalian resiko yang paling tepat
berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian resiko/bahaya K3
Tabel Matriks Resiko
KEPARAHAN
Tidak terdapat
cedera/penyakit, tenaga
kerja dapat langsung
bekerja kembali
Cedera ringan, tenaga
kerja dapat langsung
bekerja kembali
Mendapat P3K atau
tindakan medis, tidak ada
hilang jam kerja lebih dari
1X24 jam
Memerlukan tindakan
medis lanjut/rujukan, cacat
sementara, terdapat jam
kerja hilang 1X24 jam
Cacat Permanen,
Kematian, terdapat jam
kerja hilang lebih dari
1X24 jam
FREKUENSI
Terjadi hampir setiap hari Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Bisa terjadi 1X dalam
seminggu
Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Bisa terjadi 1X dalam sebulan Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Bisa terjadi 1X dalam setahun Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Terjadi 1X dalam masa lebih
dari 1 tahun
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Kategori Resiko Penanganan
Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu
Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas
22. Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah pengendalian
untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya menuju ke titik yang aman.
Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan tingkat
resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman).
Hierarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi
dan alat pelindung diri (yang terdapat pada tabel di bawah :
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3
ELIMINASI Eliminasi Sumber Bahaya
Tempat Kerja/Pekerjaan
Aman Mengurangi bahaya
SUBSTITUSI Substitusi Alat/Mesin/Bahan
PERANCANGAN
Modifikasi/Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih
Aman
ADMINISTRASI
Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda
Bahaya, Rambu , Poster, Label Tenaga kerja Aman
Mengurangi Paparan
APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja
5 HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO / BAHAYA K3
23. Lanjutan…
Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan, kehandalan dan
proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Pada urutan hierarki setelahnya, tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada gambar di bawah :
Hierarki Pengendalian Resiko