1. Oleh : SUTRISNO, S.Kom
Referensi:
1. Educational Psychology Karya Anita Woolfolk
2. Learning To Teach Karya Richard I Arends
3. Pijar Newsletter
10 TIP
Mendesain manajemen kelas yang baik.
Jangan Pernah Menoleransi Keributan Sejak Awal.
Para guru seringkali membuat kesalahan dengan memulai tahun ajaran baru dengan
membuat perencanaan kedisiplinan yang longgar. Para siswa akan dengan mudah
memahami situasi dalam setiap kelas dan menyadari bahwa mereka dapat berbuat sesuka
hati mereka dengan aturan minimal kedisiplinan yang telah Anda tetapkan. Sekali Anda
memulai membiarkan adanya keributan atau kekacauan di dalam kelas, dan Anda
memberikan toleransi atasnya, entah dengan cara mendiamkan mereka, Anda akan
menemukan kesulitan di kemudian hari untuk mengontrolnya. Bagaimanapun juga,
menjaga kualitas dan kedisiplinan di kelas selama satu tahun pelajaran tidak akan pernah
mudah, namun akan lebih sulit membuat Anda menjadi lebih tegas dan disiplin bila
Anda sudah mulai memberikan banyak toleransi pada awal tahun pelajaran.
Bersikap Adil
Para siswa biasanya memiliki kesan tersendiri tentang apa yang dianggap adil dan tidak adil.
Sebagai Guru, Anda harus bersikap adil dan fair pada para siswa bila Anda ingin dihormati.
Jika Anda tidak memperlakukan setiap siswa secara sama, Anda akan dianggap telah berlaku
tidak adil, menganakemaskan, pilih kasih, sedangkan yang lain merasa dianaktirikan. Jika
kesan ini yang muncul, para siswa tidak akan konsisten dan ketat mengikuti aturan-aturan
yang telah Anda tetapkan. Siapapun siswa itu, tidak peduli dia itu anak yang berprestasi di
kelas atau bukan, bila ia telah melanggar kesepakatan bersama kelas, anak itu tetap harus
memperoleh sanksi atas perilakunya yang indisipliner itu.
2. Fokus pada Materi, Perkecil Interupsi
Ketika Kelas Anda mengalami keributan atau kekacauan, Anda harus segera
mengatasinya secara langsung. Usahakan agar dalam kelas Anda terdapat sedikit
interupsi yang memotong jalannya pembelajaran. Misalnya, bila ada beberapa siswa
yang saling omong sendiri, dan Anda sedang mengadakan diskusi dalam kelas,
tanyakan pada salah satu dari mereka pertanyaan yang terkait dengan materi diskusi
agar pembicaraan mereka kembali ke jalur diskusi kelas. Jika Anda menghentikan
pembelajaran di kelas, dan mulai mengurusi para siswa yang saling berbicara itu
secara khusus, maka Anda telah mencuri waktu penting dari para siswa yang
sungguh-sungguh ingin belajar, sebab bagi mereka, waktu belajar di kelas yang
terbatas itu merupakan waktu yang sangat berharga.
Hindari Konfrontasi Langsung dengan Siswa
Ketika di kelas ada konfrontasi, antara Anda dan Siswa, di situ pasti ada yang kalah
dan ada yang menang. Kadang kita ingin menunjukkan pada seluruh kelas bahwa
seseorang di kelas ini telah melakukan tindakan yang salah, dan kita ingin agar yang
lain belajar dari pengalaman seseorang ini. Tentu, sebagai guru, Anda berhak untuk
menjaga disiplin dan keteraturan di dalam kelas. Bagaimanapun juga, akan lebih baik
bila Anda membereskan persoalan indisipliner siswa tersebut secara privat, daripada
kemudian membuat siswa tersebut “kehilangan muka” di hadapan teman-temannya.
Anda perlu mengajak seluruh siswa tetap disiplin dan konsisten dengan aturan yang
telah Anda tetapkan. Dengan menegur secara keras dan langsung, mungkin siswa lain
akan menangkap maksud kedisiplinan Anda, namun Anda akan kehilangan
kesempatan untuk merebut hati setiap anak di kelas. Anda bisa bersikap lebih bijak
dengan meminta anak tersebut menemui Anda di luar jam pelajaran, dan tetap
mengajak siswa tersebut konsentrasi pada pelajaran yang sedang dibahas.
Kelola Kelas dengan Sedikit Humor
Kadang kala humor diperlukan untuk mengajak para siswa kembali ke jalur
pembelajaran di kelas. Namun untuk ini, Anda perlu belajar membedakan antara
humor yang tepat sasaran dan mendidik, dan humor yang kasar. Kadangkala guru
mencampuradukkan keduanya. Sementara humor yang sehat dan baik bisa membuat
suasana kelas mencair dan mereka bisa dengan mudah diajak kembali ke pokok
bahasan, sarkasme atau kata-kata kasar yang keluar akan merusak hubungan Anda
dengan siswa. Gunakan kecerdasan emosional Anda untuk menilai apakah humor
yang Anda luncurkan itu sebagai sesuatu yang memang lucu atau mengejek. Kadang
Anda perlu memikirkan bahwa apa yang oleh orang lain mungkin dianggap lucu,
3. sedangkan bagi yang lain mungkin dianggap sebagai penghinaan. Membuat humor
yang tepat memang tidak mudah.Namun Anda akan terbiasa bila belajar dari
pengalaman Anda.
Beri Tuntutan yang Tinggi pada Siswa
Anda mesti memberikan tuntutan yang tinggi pada siswa, bahwa mereka akan
bersikap baik dan disiplin, bukan malah melanggar disiplin. Tunjukkan keyakinan
Anda ini melalui cara bicara Anda pada siswa. Ketika Anda memulai pelajaran,
jelaskan pada mereka apa yang Anda tuntutkan dari mereka dalam pelajaran kali ini.
Misalnya, Anda bisa mengatakan, “selama pembahasan di dalam kelas, saya
mengharapkan kalian untuk pertama-tama mengangkat tangan, saya persilakan bicara,
dan baru kalian berbicara. Saya juga mengharapkan kalian menghargai pendapat
teman-teman yang lain dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman yang lain.”
Siapkan Bonus Materi
Adanya waktu kosong merupakan sesuatu yang harus dihindari oleh para guru.
Dengan membiarkan para siswa memiliki waktu luang untuk berbicara sendiri setiap
hari, Anda telah memberikan kesan pada para siswa tentang penguasaan materi
akademik dan subjek yang Anda ampu. Untuk menghindari ini, buatlah desain
pembelajaran tambahan sebagai bonus (overplan). Tulislah kegiatan tambahan dalam
lesson plan hanya untuk berjaga-jaga pada saat materi utama yang Anda harus
jelaskan pada siswa sudah selesai dalam waktu singkat. Ketika Anda memiliki banyak
materi yang perlu diajarkan, Anda tidak akan pernah kelebihan waktu dan Anda
terhindar dari adanya waktu luang siswa. Anda juga bisa membuat semacam latihan
kecil untuk waktu luang yang kemungkinan tersisa saat Anda mengajar.
Tetaplah Konsisten
Salah satu hal terburuk yang dapat Anda lakukan sebagai guru adalah tidak
menerapkan aturan yang telah disepakati bersama secara konsisten. Misalnya, suatu
hari Anda membiarkan perilaku indisipliner yang dilakukan siswa, di hari lain, Anda
menegur dan memberi sanksi pada siswa saat melakukan pelanggaran kecil. Jika ini
terjadi, Anda tidak akan dihormati lagi oleh para siswa. Siswa Anda memiliki hak
untuk mengharapkan Anda bersikap konsisten setiap hari. Tidak boleh ada tempat
untuk sikap angin-anginan, tergantung pada mood dalam menegakkan disiplin siswa.
Sekali Anda kehilangan rasa hormat dari para siswa, mereka akan mengabaikan Anda
dan tidak akan membuat Anda nyaman mengajar.
4. Buatlah Aturan yang dapat Dimengerti
Anda perlu menyeleksi aturan-aturan yang Anda terapkan di kelas. Sebab tidak ada
seorang pun yang dapat mengikuti secara konsisten banyak aturan. Anda juga harus
membuat mereka mengerti dan memahami peraturan secara jelas. Siswa perlu
memahami apa saja aturannya dan apa saja yang tidak dapat diterima dalam aturan
tersebut. Selain itu, Anda juga harus membuat siswa memahami dan mengerti sanksisanksi yang akan diterapkan bila siswa melanggar aturan-aturan tersebut.
Selalu Mulai Hari dengan Semangat Baru
Anda harus memiliki semangat baru setiap kali mengajar. Memiliki semangat baru
tidak berarti bahwa Anda mengabaikan pelanggaran-pelanggaran sebelumnya.
Pelanggaran tetaplah pelanggaran yang harus diberi sanksi. Namun demikian, Anda
tidak perlu setiap kali menegaskan apa yang Anda harapkan dalam diri siswa terutama
terkait dengan kedisiplinan setiap kali Anda mengajar. Anda juga perlu menghindari
pemikiran yang stereotip. Misalnya, Anton sudah seminggu ini setiap hari selalu
datang terlambat. Ini tidak berarti bahwa hari ini dia akan datang terlambat. Sikap
baru ini akan membuat Anton tidak merasa terancam dan Anda tidak akan merasa
bahwa kelas Anda pasti akan terganggu lagi dengan keterlambatannya. Selalu
memiliki sikap positif dan mengajak siswa juga berpikir positif akan membantu Anda
membangun suasana belajar di kelas yang positif.
Program – Program Manajemen Kelas
Program – program ini berasal dari teori atau prespektif tertentu dan
membutuhkan partisipasi di tingkat sekolah. Para kreator
program
mengembangkan materi untuk membantu guru memahami cara penggunaan
program tersebut. Program – program tradisional yang didasarkan pada teori
penguatan :
a. Assertive Discipline
Sebagian program manajemen kelas dan program pendisiplinan dibangun di
seputar konsep – konsep sentral guru yang bertindak dengan penuh percaya
diri dan asertif dalam menghadapi perilaku buruk siswa dan
mengadministrasikan pinalti – pinalti yang telah di terapkan sebelumnya untuk
pelanggaran aturan kelas.
Asertif discipline adalah salah satu pendekatan manajemen kelas yang
menekankan bahwa guru meminta dengan tegas agar siswa berperilaku baik
dan merespons setiap pelanggaran secara asertif.
b. Respons Asertif
5. Guru seharusnya merespons perilaku buruk siswa dengan gaya asertif dan
bukan dengan merespons secara pasif atau memusuhi.Gaya asertif menuntut
guru untuk benar – benar jelas dalam mengungkapkan harapannya dan
merespons perilaku buruk siswa dengan tegas dan penuh percaya diri.
c. Konsekuensi
Menurut pendekatan Canter dan Canter, konsekuensinya harus dibuat
sederhana dan dirancang sedemikian rupa agar implimentasinya tidak akan
menyebabkan disrupsi berat
terhadap kegiatan instruksional yang sedang berjalan.
d. Konsekuensi Logis Dreikurs
Pendekatan Dreikurs menekankan pentingnya kelas yang demokratis yang
siswanya boleh berpendapat dalam menetapkan aturan. Dreikurs melihat
konsekuensi logis terhadap perilaku lebih dari sekedar sebagai hukuman
yang sewenang – wenang. Tujuan jangka panjang pendekatan pendisiplinan
ini adalah untuk membuat siswa memahami alasan perilaku buruk mereka
dan menemukan cara untuk memuaskan kebutuhan untuk merasa berguna
dan kebutuhan afiliasinya dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
Program – program Yang Mengarah Pada Swakelola ( Self- Manajemen ) dan
Komunitas
Program – program manajemen kelas yang mendasarkan diri pada premis –
premis yang berakar pada psikologi humanistik dan prinsip – prinsip mengajar
dan belajar konstruktivis dan child-centered.
a. Glasser’s Classroom Meeting
b. Melaksanakan Classroom Meeting
c. Saran – saran untuk memulai dan melaksanakan Classroom Meeting
d. Perencanaan
e. Melaksanakan pertemuan
Sebagian besar ketrampilan siswa dan guru yang dibutuhkan untuk kesuksesan
pertemuan, antara lain:
a. Membentuk iklim
b. Mengidentifikasi permasalahan
c. Menangani nilai – nilai
d. Mengidentifikasi berbagai alternatif rangkaian tindakan
e. Membuat komitmen publik
f. Tindak lanjut dan asesmen
6. Guru seharusnya merespons perilaku buruk siswa dengan gaya asertif dan
bukan dengan merespons secara pasif atau memusuhi.Gaya asertif menuntut
guru untuk benar – benar jelas dalam mengungkapkan harapannya dan
merespons perilaku buruk siswa dengan tegas dan penuh percaya diri.
c. Konsekuensi
Menurut pendekatan Canter dan Canter, konsekuensinya harus dibuat
sederhana dan dirancang sedemikian rupa agar implimentasinya tidak akan
menyebabkan disrupsi berat
terhadap kegiatan instruksional yang sedang berjalan.
d. Konsekuensi Logis Dreikurs
Pendekatan Dreikurs menekankan pentingnya kelas yang demokratis yang
siswanya boleh berpendapat dalam menetapkan aturan. Dreikurs melihat
konsekuensi logis terhadap perilaku lebih dari sekedar sebagai hukuman
yang sewenang – wenang. Tujuan jangka panjang pendekatan pendisiplinan
ini adalah untuk membuat siswa memahami alasan perilaku buruk mereka
dan menemukan cara untuk memuaskan kebutuhan untuk merasa berguna
dan kebutuhan afiliasinya dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
Program – program Yang Mengarah Pada Swakelola ( Self- Manajemen ) dan
Komunitas
Program – program manajemen kelas yang mendasarkan diri pada premis –
premis yang berakar pada psikologi humanistik dan prinsip – prinsip mengajar
dan belajar konstruktivis dan child-centered.
a. Glasser’s Classroom Meeting
b. Melaksanakan Classroom Meeting
c. Saran – saran untuk memulai dan melaksanakan Classroom Meeting
d. Perencanaan
e. Melaksanakan pertemuan
Sebagian besar ketrampilan siswa dan guru yang dibutuhkan untuk kesuksesan
pertemuan, antara lain:
a. Membentuk iklim
b. Mengidentifikasi permasalahan
c. Menangani nilai – nilai
d. Mengidentifikasi berbagai alternatif rangkaian tindakan
e. Membuat komitmen publik
f. Tindak lanjut dan asesmen