SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Pengantar
BIOLOGI UDANG
Oleh:

Dr.Ir.Andi Gusti Tantu,MP
Dosen MK. Budidaya Perairan
Jurusan Perikanan
Universitas 45 Makassar
Biologi Udang
• Taksonomi
• Ekologi
–
–
–
–

Kebiasaan makan
Lingkungan hidup / habitat
Penyebaran
Siklus hidup

• Morfologi
• Anatomi
• Budidaya :
– Hatchery
– Pembesaran
Taksonomi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Phylum
Subphylum
Class
Subclass
Superorder
Order
Suborder
Superfamily
Family
Genus
Species

: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Eumalacostraca
: Eucarida
: Decapoda
: Natantia
: Penaeoidea
: Penaeidae
: Penaeus / Litopenaeus
: Penaeus monodon
Penaeus vannamei diganti
(Litopenaeus vannamei)

Pada th 1997 nama Penaeus vannamei diubah menjadi Litopenaeus
vannamei oleh DR.Isabel Perez Farfante dan DR. Brian Kensley.
Ciri-ciri
• Udang windu (Penaeus monodon):
– Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata
7/3, rostrum agak sigmoid.
– Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang
putih/kekuningan sebanyak 9 garis.
• Udang vaname (Litopenaeus vannamei):
– Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata
6/2
– Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan
tergantung lingkungan.
Kebiasaan makan
•
•
•
•

•

•

Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal.
Aktif di malam hari atau kondisi gelap.
Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala.
Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal).
Makanan alaminya adalah :
– Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut,
Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan
(menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan
kembali.
Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa
bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit,
dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi.
Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada
kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya.
Habitat / tempat hidup
• Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar
perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau
lumpur berpasir.
• Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang
hidupnya.
• Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air
dan suka menggaruk-garuk dasar.
• Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh
(sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang
sensitif, ada yang tidak terpengaruh.
Pengaruh sinar
•

Udang Penaeid dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan
kebiasaan sembunyi.
1. Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat
darurat. P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus,
kemungkinan P. brasiliensis, P. notialis.
2. Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadangkadang siang hari (darurat) P. aztecus, P. esculentus, P.
monodon, P. japonicus and P. semisulcatus.
3. Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi. P. indicus, P.
merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus dan
mungkin P. occidentalis and P. schmitti (Dall et al., 1990).
Penyebaran udang
Penyebaran
Udang Windu dan Vaname
• Udang windu tersebar dari
China (Taiwan), Thailand,
Philippina, Malaysia,
Indonesia, Australia, India
sampai Madagaskar (Afrika).
• Udang vaname ditemukan
Pantai Pacific Timur dari
Sonora (Mexico Utara)
hingga Amerika tengah dan
Selatan Tumbes, Peru.
Siklus hidup di alam
Siklus Hidup
Tahapan larva udang
Telur
Stadia - Zoea

Zoea 1

Zoea 2

Zoea 3
Stadia - Mysis
Larva udang

Zoea

Nauplius
PL

Mysis
Perkembangan larva udang
MORFOLOGI
1.

Bagian tubuh terdiri atas
–
Cephalothorax (kepala-dada)
–
Abdomen (perut) : 6 ruas
1.
Anggota tubuh udang (appendages) dibentuk oleh 2 cabang
(biramous)
–
Exopodite
–
Endopodite
1.
Appendages:
–
Pada bag chephalothorax : 1 ps mata, 1 ps anatenula, 1
ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps
maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda).
–
Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps
uropoda dan telson.
MORFOLOGI
MORFOLOGI
4.

Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace.
Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut
rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri,
yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang
(taksonomi).

5.

Jumlah duri pada rostrum udang windu adalah : (5-9) / (1-4)
rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah)
Sedangkan pada vaname (5-8) / (2-4) rata-rata 6/2

6.

Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik
yang disebut moulting (ecdysis).
MORFOLOGI

Brock and Main (1994)
Moulting (Ecdysis)
• Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk
tumbuh. Moulting terjadi secara periodik.
• Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap
beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua
umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya.
• Moulting disamping merupakan proses alami untuk
tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya
perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh
hormon ecdysteroid yang dihasilkan oleh organ-Y.
• Ada 3 penyebab moulting :
–
–
–

Secara alami / periodik
Karena rangsangan yang sengaja diberikan
Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian.
Interval moulting
pada udang
Berat (gr)

Moulting (hari)

2–5

7–8

6–9

8–9

10 – 15

9 – 12

16 – 22

12 – 13

23 – 40

14 – 16

50 – 70 (Betina)

18 – 21

50 – 70 Jantan

23 – 30
(Chanratchakool et al, 1998)
Interval moulting pada udang
Shrimp Weight
(grams)

Period of Moulting
(days)

2–3

8–9

3–5

9 – 10

5 – 10

10 – 11

10 – 15

11 – 12

15 – 20

12 – 13

20 – 40

14 – 15

Log M = 0.8405 + 0.2114 Log W
M : periode moulting
W : berat udang

(Anonym, 1991)
Moulting
Moulting (Ecdysis)
epicuticle
exocuticle
endocuticle
New epicuticle

epidermis

Moulting fluid
New epicuticle
and procuticle
epidermis
Cuticula
• Terdiri dari lapisan chitin yang
diperkuat dengan kalsium.
– Epicuticle – protein + calsium
– Exocuticle – chitin + calsium +
melanin
– Endocuticle – chitin + calsium
(tinggi)
– Inner chitin + protein layer

• Diproduksi oleh jaringan
epidermis
• Dilumasi oleh mucus yang
berasal dari tegumental gland
Cuticula
Cuticula pada larva
Cuticula
Tegumental gland

Pigment cells
Pertumbuhan udang
Carapace
Appendages
Anatomi Decapoda
Anatomi Udang Penaid

Brock and Main (1994)
Potongan melintang bag kepala udang
Sistem Pencernaan

Terdiri atas: Mulut – esophagus – stomach (ventriculus) –
hepatopancreas – intestine – rectum – anus.
Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga
halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus
Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme,
menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan.
Sistem Pencernaan

Brock and Main (1994)
Sistem Pencernaan

A : anus
AD : anterior diverticulum of midgut
DG : digestive gland
M : mouth
MG : midgut
Oes: oesophagus
Prov: proventriculus
R: rectum
PD: posterior diverticulum of midgut
Sistem Pencernaan
Lambung

usus
Kelenjar pencernaan

mulut
Hepatopancreas
Midgut (usus)
Sistem Reproduksi

Ptasma

Thelycum

• Organ reproduksi jantan
– Testis
– Vas deferens
– Ampoule
– Ptasma
• Organ reproduksi betina
– Ovarium
– Oviduct
– Thelycum
• Pembuahan secara
eksternal (diluar tubuh)
Organ reproduksi betina
Ovarium

Oviduct
Thelicum
• Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga
dapat menampung spermatophora sebelum betina
melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating),
didahului moulting.
• Pada udang vaname thelycum terbuka.

Closed thelycum

Open thelycum
Thelicum pada udang betina

thelycum
Organ reproduksi jantan

testis

Vas deferens

Ampoule
Organ reproduksi (lateral)
Betina

Jantan
Perkembangan gonad
Stage 0

Stage II

Stage III

Stage IV
Mating dan spawning
• Pada udang windu, mating dan spawning terjadi saat
betina moulting, waktunya tengah malam.
• Pada vaname mating dan spawning terjadi saat tidak
moulting, waktunya setelah matahari terbenam.
Ablasi
Inseminasi
Syaraf (Nervous)
• Sistem syaraf sangat sederhana.
• Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf
ventral cord (tangga tali) yang memanjang
sampai ekor.
• Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian
organ sensor seperti antena, antenulae, mata,
dll.
Syaraf (Nervous)
Mata
• Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk
membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan.
Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan.
• Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena
(Chaemoreceptor).
• Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong
mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad.
Musculatory (Otot)
Sebagian besar otot udang berada pada bagian
abdomen.
Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi
organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan,
jantung dll.
Pernafasan (Respiratory)

•
•
•

Insang merupakan organ pernafasan yang utama
Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia
Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral
Insang
Blood vessel
Peredaran darah

Sistem peredaran darahnya terbuka.
Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ
utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus.
Hemolymph masuk jantung melalui ostia dan keluar melalui arteri
kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa
oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu)
Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dll),
material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte.
Jantung
25-Pericardial cavity
26-Heart
27-Aorta posterior
(Dorsal
abdominal a.)
28-Posterior lateral a.
29-Sternal a.
30-Hepatic a.
31-Opthalmic a.
32-Antennary a.
33-Efferent vessel
34-Traces of gill
36-Osteum
Jantung
Sistem Pertahanan
• Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan
tameng utama terhadap serangan dari luar atau
masuknya berbagai macam penyakit.
• Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem
kekebalan).
• Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin
• Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase
cepat, cross-linking enzym
– Protein dan enzyme dalam hemolimph.

• Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu
rangsangan-mengandung lectin
• Antibacterial protein dan peptida
Sel darah (hematocyte)
Semi (small)
granular
hematocytes

Granular
hematocytes

Hyaline cells
Mekanisme perlawanan
• Terdiri dari hemocyte bebas dan sel tetap
• 3 tipe hemocyte:
– Hyaline cells (HC) tanpa granula
– Smal granular hemocytes (SGH)
– Large granular hemocytes (LGH)
• Respon fisika dan kimia yang kompleks
– Phagositosis, encapsulasi, melanisasi.
• Lymphoid organ memegang peran
Lymphoid organ
Sistem Ekskresi
• Kelenjar antena (antennal gland
atau green gland) berfungsi
mengontrol volume/tekanan
cairan internal dan ion (misalnya
Mg2+)
• Sel kelenjar antena berfungsi
untuk ekskresi dan resorpsi
selektif
• Coelomosec untuk memfilter
darah
• Nephrocyte dalam sumbu insang
dan menempel pada kaki.
Permasalahan
• Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun
pembesaran) antara lain :
– Genetik - inbreeding  pertumbuhan lambat.
– Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit
(protozoa, cacing,dll)  kerugian secara ekonomi
– Kualitas lingkungan budidaya  cenderung menurun
– Manajemen budidaya.
– Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi
udang : menyangkut sifat dan tingkah laku udang
– Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus
 short course / training, seminar, studi banding.
Penutup
• Pengetahuan tentang BIOLOGI UDANG sangat penting
untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya udang.
• Tujuan mempelajari biologi udang adalah untuk
mengetahui :
– sifat-sifat udang,
– Tingkah laku dan kebiasaan udang,
– Anatomi / bagian tubuh udang
Sehingga dapat mengenal udang lebih jauh dan
memberikan gambaran cara pembudidayaannya secara
lebih baik.
THE

Referensi:
Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management
Training Workshop. Bangkok, Thailand
Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and
diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton
Rouge. Lousiana, USA
Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical
Promotion. Tokyo, Japan.

More Related Content

What's hot (20)

Euspongia sp
Euspongia spEuspongia sp
Euspongia sp
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Subfilum chelicerata
Subfilum chelicerataSubfilum chelicerata
Subfilum chelicerata
 
Ppt mollusca
Ppt molluscaPpt mollusca
Ppt mollusca
 
Morfologi udang 021012
Morfologi udang 021012Morfologi udang 021012
Morfologi udang 021012
 
Ppt coelenterata
Ppt coelenterataPpt coelenterata
Ppt coelenterata
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelida
 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordata
 
Mollusca
MolluscaMollusca
Mollusca
 
Evolusi Vertebrata 1
Evolusi Vertebrata 1Evolusi Vertebrata 1
Evolusi Vertebrata 1
 
Avertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karangAvertebrata penyusun terumbu karang
Avertebrata penyusun terumbu karang
 
Ppt molusca
Ppt molusca Ppt molusca
Ppt molusca
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
 
Filum Arthropoda Biologi
Filum Arthropoda BiologiFilum Arthropoda Biologi
Filum Arthropoda Biologi
 
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Power point-crustacea
Power point-crustaceaPower point-crustacea
Power point-crustacea
 
Sistem otot ikan
Sistem otot ikanSistem otot ikan
Sistem otot ikan
 

Viewers also liked

Sistem peredaran darah pada udang
Sistem peredaran darah pada udangSistem peredaran darah pada udang
Sistem peredaran darah pada udangDiana Ellyza
 
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udangSistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udangAlfarico Rico
 
Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012IRpan IRpan
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas Xanitasari2311
 
Pertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakat
Pertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakatPertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakat
Pertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakatArdite Sapan
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatSatrian Atriedes
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Maulida Ratri
 
Kemaha besaran tuhan di balik fenomena lebah
Kemaha besaran tuhan di balik fenomena lebahKemaha besaran tuhan di balik fenomena lebah
Kemaha besaran tuhan di balik fenomena lebahholyicda
 
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasiEndokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasiWiwinUMRAH
 
22092010-1
22092010-122092010-1
22092010-1ThaiJSP
 
Biol 11 Lesson 1 Mar 2 - Ch. 27 Mollusca
Biol 11 Lesson 1 Mar 2  - Ch. 27 MolluscaBiol 11 Lesson 1 Mar 2  - Ch. 27 Mollusca
Biol 11 Lesson 1 Mar 2 - Ch. 27 Molluscamsoonscience
 

Viewers also liked (20)

Sistem peredaran darah pada udang
Sistem peredaran darah pada udangSistem peredaran darah pada udang
Sistem peredaran darah pada udang
 
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udangSistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
 
3 biodas sis_hwn_12
3 biodas sis_hwn_123 biodas sis_hwn_12
3 biodas sis_hwn_12
 
Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012
 
Endokrin udang
Endokrin udangEndokrin udang
Endokrin udang
 
Animalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas XAnimalia invertebrata kelas X
Animalia invertebrata kelas X
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Pertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakat
Pertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakatPertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakat
Pertentangan pertentangan sosial, dan integrasi masyarakat
 
Sistem peredaran darah pada amphibia
Sistem peredaran darah pada amphibiaSistem peredaran darah pada amphibia
Sistem peredaran darah pada amphibia
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
 
Zulia hasanah
Zulia hasanahZulia hasanah
Zulia hasanah
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
 
Octopus
OctopusOctopus
Octopus
 
Kemaha besaran tuhan di balik fenomena lebah
Kemaha besaran tuhan di balik fenomena lebahKemaha besaran tuhan di balik fenomena lebah
Kemaha besaran tuhan di balik fenomena lebah
 
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasiEndokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
22092010-1
22092010-122092010-1
22092010-1
 
Nemathelminthes annelida
Nemathelminthes annelidaNemathelminthes annelida
Nemathelminthes annelida
 
Nemathelmintes power point
Nemathelmintes power pointNemathelmintes power point
Nemathelmintes power point
 
Biol 11 Lesson 1 Mar 2 - Ch. 27 Mollusca
Biol 11 Lesson 1 Mar 2  - Ch. 27 MolluscaBiol 11 Lesson 1 Mar 2  - Ch. 27 Mollusca
Biol 11 Lesson 1 Mar 2 - Ch. 27 Mollusca
 

Similar to BIOUDANG

klasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropodaklasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropodaAlex Susanto
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesImawaty Yulia
 
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Fera Widyawati
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemRatih Sulistyo
 
2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibamaYuga Rahmat S
 
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermataTugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermatayastofi royana putri
 
Power point echinodermata
Power point echinodermataPower point echinodermata
Power point echinodermataImawaty Yulia
 
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan ArachnidaBiologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan Arachnidanhecha
 
Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi PresentationADHP
 
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.pptKINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.pptAnisaFajar3
 

Similar to BIOUDANG (20)

Biologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdfBiologi Udang.pdf
Biologi Udang.pdf
 
klasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropodaklasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropoda
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilem
 
Animalia kelompok 5
Animalia kelompok 5Animalia kelompok 5
Animalia kelompok 5
 
Kingdom animalia
Kingdom animaliaKingdom animalia
Kingdom animalia
 
Taksonomi hewan
Taksonomi hewanTaksonomi hewan
Taksonomi hewan
 
2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama
 
Klasifikasi & Tata Nama.ppt
Klasifikasi & Tata Nama.pptKlasifikasi & Tata Nama.ppt
Klasifikasi & Tata Nama.ppt
 
Kingdom animalia
Kingdom animaliaKingdom animalia
Kingdom animalia
 
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.pptKINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
 
Animalia
AnimaliaAnimalia
Animalia
 
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermataTugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
 
Power point echinodermata
Power point echinodermataPower point echinodermata
Power point echinodermata
 
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan ArachnidaBiologi-Crustacea Dan Arachnida
Biologi-Crustacea Dan Arachnida
 
Zz zzzzzzzzz
Zz zzzzzzzzzZz zzzzzzzzz
Zz zzzzzzzzz
 
Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi Presentation
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.pptKINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
KINGDOM_ANIMALIA_PPT.ppt
 

BIOUDANG

  • 1. Pengantar BIOLOGI UDANG Oleh: Dr.Ir.Andi Gusti Tantu,MP Dosen MK. Budidaya Perairan Jurusan Perikanan Universitas 45 Makassar
  • 2. Biologi Udang • Taksonomi • Ekologi – – – – Kebiasaan makan Lingkungan hidup / habitat Penyebaran Siklus hidup • Morfologi • Anatomi • Budidaya : – Hatchery – Pembesaran
  • 3. Taksonomi • • • • • • • • • • • Phylum Subphylum Class Subclass Superorder Order Suborder Superfamily Family Genus Species : Arthropoda : Crustacea : Malacostraca : Eumalacostraca : Eucarida : Decapoda : Natantia : Penaeoidea : Penaeidae : Penaeus / Litopenaeus : Penaeus monodon Penaeus vannamei diganti (Litopenaeus vannamei) Pada th 1997 nama Penaeus vannamei diubah menjadi Litopenaeus vannamei oleh DR.Isabel Perez Farfante dan DR. Brian Kensley.
  • 4. Ciri-ciri • Udang windu (Penaeus monodon): – Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata 7/3, rostrum agak sigmoid. – Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang putih/kekuningan sebanyak 9 garis. • Udang vaname (Litopenaeus vannamei): – Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata 6/2 – Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan tergantung lingkungan.
  • 5. Kebiasaan makan • • • • • • Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal. Aktif di malam hari atau kondisi gelap. Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala. Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal). Makanan alaminya adalah : – Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut, Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan (menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan kembali. Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit, dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi. Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya.
  • 6. Habitat / tempat hidup • Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau lumpur berpasir. • Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang hidupnya. • Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air dan suka menggaruk-garuk dasar. • Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh (sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang sensitif, ada yang tidak terpengaruh.
  • 7. Pengaruh sinar • Udang Penaeid dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kebiasaan sembunyi. 1. Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat darurat. P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus, kemungkinan P. brasiliensis, P. notialis. 2. Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadangkadang siang hari (darurat) P. aztecus, P. esculentus, P. monodon, P. japonicus and P. semisulcatus. 3. Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi. P. indicus, P. merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus dan mungkin P. occidentalis and P. schmitti (Dall et al., 1990).
  • 9. Penyebaran Udang Windu dan Vaname • Udang windu tersebar dari China (Taiwan), Thailand, Philippina, Malaysia, Indonesia, Australia, India sampai Madagaskar (Afrika). • Udang vaname ditemukan Pantai Pacific Timur dari Sonora (Mexico Utara) hingga Amerika tengah dan Selatan Tumbes, Peru.
  • 13. Telur
  • 14. Stadia - Zoea Zoea 1 Zoea 2 Zoea 3
  • 18.
  • 19. MORFOLOGI 1. Bagian tubuh terdiri atas – Cephalothorax (kepala-dada) – Abdomen (perut) : 6 ruas 1. Anggota tubuh udang (appendages) dibentuk oleh 2 cabang (biramous) – Exopodite – Endopodite 1. Appendages: – Pada bag chephalothorax : 1 ps mata, 1 ps anatenula, 1 ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda). – Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps uropoda dan telson.
  • 21. MORFOLOGI 4. Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace. Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri, yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang (taksonomi). 5. Jumlah duri pada rostrum udang windu adalah : (5-9) / (1-4) rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah) Sedangkan pada vaname (5-8) / (2-4) rata-rata 6/2 6. Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik yang disebut moulting (ecdysis).
  • 23. Moulting (Ecdysis) • Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk tumbuh. Moulting terjadi secara periodik. • Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya. • Moulting disamping merupakan proses alami untuk tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh hormon ecdysteroid yang dihasilkan oleh organ-Y. • Ada 3 penyebab moulting : – – – Secara alami / periodik Karena rangsangan yang sengaja diberikan Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian.
  • 24. Interval moulting pada udang Berat (gr) Moulting (hari) 2–5 7–8 6–9 8–9 10 – 15 9 – 12 16 – 22 12 – 13 23 – 40 14 – 16 50 – 70 (Betina) 18 – 21 50 – 70 Jantan 23 – 30 (Chanratchakool et al, 1998)
  • 25. Interval moulting pada udang Shrimp Weight (grams) Period of Moulting (days) 2–3 8–9 3–5 9 – 10 5 – 10 10 – 11 10 – 15 11 – 12 15 – 20 12 – 13 20 – 40 14 – 15 Log M = 0.8405 + 0.2114 Log W M : periode moulting W : berat udang (Anonym, 1991)
  • 28. Cuticula • Terdiri dari lapisan chitin yang diperkuat dengan kalsium. – Epicuticle – protein + calsium – Exocuticle – chitin + calsium + melanin – Endocuticle – chitin + calsium (tinggi) – Inner chitin + protein layer • Diproduksi oleh jaringan epidermis • Dilumasi oleh mucus yang berasal dari tegumental gland
  • 36. Anatomi Udang Penaid Brock and Main (1994)
  • 37. Potongan melintang bag kepala udang
  • 38. Sistem Pencernaan Terdiri atas: Mulut – esophagus – stomach (ventriculus) – hepatopancreas – intestine – rectum – anus. Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme, menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan.
  • 40. Sistem Pencernaan A : anus AD : anterior diverticulum of midgut DG : digestive gland M : mouth MG : midgut Oes: oesophagus Prov: proventriculus R: rectum PD: posterior diverticulum of midgut
  • 45. Sistem Reproduksi Ptasma Thelycum • Organ reproduksi jantan – Testis – Vas deferens – Ampoule – Ptasma • Organ reproduksi betina – Ovarium – Oviduct – Thelycum • Pembuahan secara eksternal (diluar tubuh)
  • 47. Thelicum • Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga dapat menampung spermatophora sebelum betina melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating), didahului moulting. • Pada udang vaname thelycum terbuka. Closed thelycum Open thelycum
  • 48. Thelicum pada udang betina thelycum
  • 51. Perkembangan gonad Stage 0 Stage II Stage III Stage IV
  • 52. Mating dan spawning • Pada udang windu, mating dan spawning terjadi saat betina moulting, waktunya tengah malam. • Pada vaname mating dan spawning terjadi saat tidak moulting, waktunya setelah matahari terbenam.
  • 55. Syaraf (Nervous) • Sistem syaraf sangat sederhana. • Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf ventral cord (tangga tali) yang memanjang sampai ekor. • Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian organ sensor seperti antena, antenulae, mata, dll.
  • 57. Mata • Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan. Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan. • Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena (Chaemoreceptor). • Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad.
  • 58. Musculatory (Otot) Sebagian besar otot udang berada pada bagian abdomen. Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan, jantung dll.
  • 59. Pernafasan (Respiratory) • • • Insang merupakan organ pernafasan yang utama Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral
  • 61. Peredaran darah Sistem peredaran darahnya terbuka. Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus. Hemolymph masuk jantung melalui ostia dan keluar melalui arteri kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu) Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dll), material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte.
  • 62. Jantung 25-Pericardial cavity 26-Heart 27-Aorta posterior (Dorsal abdominal a.) 28-Posterior lateral a. 29-Sternal a. 30-Hepatic a. 31-Opthalmic a. 32-Antennary a. 33-Efferent vessel 34-Traces of gill 36-Osteum
  • 64. Sistem Pertahanan • Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan tameng utama terhadap serangan dari luar atau masuknya berbagai macam penyakit. • Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem kekebalan). • Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin • Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase cepat, cross-linking enzym – Protein dan enzyme dalam hemolimph. • Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu rangsangan-mengandung lectin • Antibacterial protein dan peptida
  • 65. Sel darah (hematocyte) Semi (small) granular hematocytes Granular hematocytes Hyaline cells
  • 66. Mekanisme perlawanan • Terdiri dari hemocyte bebas dan sel tetap • 3 tipe hemocyte: – Hyaline cells (HC) tanpa granula – Smal granular hemocytes (SGH) – Large granular hemocytes (LGH) • Respon fisika dan kimia yang kompleks – Phagositosis, encapsulasi, melanisasi. • Lymphoid organ memegang peran
  • 68. Sistem Ekskresi • Kelenjar antena (antennal gland atau green gland) berfungsi mengontrol volume/tekanan cairan internal dan ion (misalnya Mg2+) • Sel kelenjar antena berfungsi untuk ekskresi dan resorpsi selektif • Coelomosec untuk memfilter darah • Nephrocyte dalam sumbu insang dan menempel pada kaki.
  • 69. Permasalahan • Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun pembesaran) antara lain : – Genetik - inbreeding  pertumbuhan lambat. – Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit (protozoa, cacing,dll)  kerugian secara ekonomi – Kualitas lingkungan budidaya  cenderung menurun – Manajemen budidaya. – Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi udang : menyangkut sifat dan tingkah laku udang – Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus  short course / training, seminar, studi banding.
  • 70. Penutup • Pengetahuan tentang BIOLOGI UDANG sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya udang. • Tujuan mempelajari biologi udang adalah untuk mengetahui : – sifat-sifat udang, – Tingkah laku dan kebiasaan udang, – Anatomi / bagian tubuh udang Sehingga dapat mengenal udang lebih jauh dan memberikan gambaran cara pembudidayaannya secara lebih baik.
  • 71. THE Referensi: Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management Training Workshop. Bangkok, Thailand Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton Rouge. Lousiana, USA Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical Promotion. Tokyo, Japan.