SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
QODLO’ DAN QODAR
Oleh: H. Dwi Condro Triono, Ph.D
PENGANTAR…
 Masalah qodlo’ dan qodar tidak pernah muncul di
jaman shahabat.
 Masalah qodlo’ dan qodar muncul sekitar abad IV
Hijriyah.
 Masalah mulai muncul ketika banyak ulama’ yang
menerjemahkan buku-buku filsafat yunani ke
dalam bahasa arab.
 Ulama’ tertantang untuk menyelesaikan masalah
yang ada dalam kajian filsafat yunani tersebut.
 Masalah tersebut pernah menjadi bahasan di
kalangan pendeta nasrani tapi gagal untuk
menyelesaikannya.
Apa masalahnya?
 Jika manusia menulis, kemampuan menulis itu
atas kehendak siapa?
 Kehendak Tuhan atau kehendak manusia?
 Jika manusia sholat, itu atas kehendak siapa?
 Kehendak Allah atau kehendak manusia?
 Jika manusia shodaqah, itu kehendak siapa?
 Kehendak Allah atau kehendak manusia?
 Jika manusia mencuri, itu kehendak siapa?
 Kehendak Allah atau kehendak manusia?
 Jika manusia berzina, itu kehendak siapa?
 Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Konsekuensi jawaban:
 Jika jawabannya adalah: itu semua kehendak
Allah!
 Mengapa Allah menghendaki, ada manusia yang
“dipaksa” untuk berbuat baik?
 Mengapa ada manusia yang “dipaksa” untuk
berbuat jahat?
 Dimana keadilan Allah?
 Mengapa kalau manusia “dipaksa” berbuat jahat,
ketika di akherat harus disiksa di dalam neraka?
 Apakah Allah itu dzalim?
 Subhanallah, apakah demikian?
Jika sebaliknya:
 Itu semua adalah kehendak manusia!
 Berarti manusia mempunyai kebebasan untuk
berbuat.
 Jika manusia memiliki “lingkaran kebebasan”
berbuat, maka kehendak Allah itu terbatas.
 Berarti Allah tidak akan mengetahui apa yang
akan diperbuat manusia, apakah dia akan pulang
ke rumah atau terus pergi ke kantor?
 Berarti, Allah juga belum mengetahui, apakah
seorang manusia itu akan masuk surga atau akan
masuk neraka nantinya.
 Berarti, Iradah (kehendak) Allah itu terbatas,
termasuk Ilmu Allah itu juga terbatas?
 Subhanallah, apakah demikian?
Jika tidak:
 Berarti Allah Maha Berilmu, Allah Maha Mengetahui apa
yang sudah terjadi, sedang terjadi maupun yang belum
terjadi, termasuk yang lahir maupun yang batin.
 Berarti Allah pasti sudah mengetahui, apa yang belum
dilakukan manusia, apakah nantinya akan menjadi baik
atau akan menjadi jahat?
 Termasuk, Allah juga mengetahui secara pasti, manusia
itu besok akan masuk surga atau masuk neraka.
 Jika Allah sudah tahu pasti, untuk apa sekarang manusia
harus rajin beribadah? Harus rajin sholat? Harus rajin
berdoa agar besuk dimasukkan ke dalam surga?
 Tidak ada gunanya! Karena Allah sudah tahu pasti surga
dan nerakanya orang tersebut.
 Subhanallah, apakah demikian?
Masalah terus berkembang…
 Menyangkut masalah hidayah…
 Apakah hidayah itu kehendak Allah atau atas hasil usaha
manusia?
 Masalah tawakkal…
 Apakah manusia harus berpasrah secara total kepada
Allah, ataukah manusia harus senantiasa berusaha?
 Masalah rejeki…
 Apakah rejeki itu ketentuan Allah ataukah dari hasil usaha
manusia?
 Masalah Ajal…
 Apakah ajal itu ketetapan Allah, ataukah tergantung dari
usaha manusia?
 Masalah doa..
 Apakah do’a bisa mengubah ketentuan Allah ataukan
tidak?
 Dan masih banyak masalah lainnya…
Di kalangan Ummat
Islam…


Sejarah mencatat, ummat Islam akhirnya terbelah
menjadi 2 kelompok ekstrim.
 Kelompok pertama diwakili oleh golongan
mu’tazilah dan qodariyah yang memahami bahwa
manusia itu memiliki kebebasan berkehendak.
 Kelompok dua diwakili golongan jabariyah yang
memahami bahwa manusia itu tidak memiliki
kebebasan, semua yang terjadi adalah atas
kehendak Allah.
 Mana kelompok yang benar? Ingatlah cerita
perdebatan antara orang qadariyah dan jabariyah.
Siapakah pemenangnya?
Dalil-dalil Qodlo’ dan
Qodar
 “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang telah ditentukan waktunya” (QS. Ali Imran: 145)

 “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
dapat (pula) memajukannya”. (QS. Al-A’raf: 34)
 Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS. Al-Hadiid: 22)

 Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.
Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakkal.“ (QS. 9: 51)
 “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrahpun
yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada
(pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar,
melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh)", (QS. Saba’: 3).

 “Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia
mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari,
kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk
disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan
kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan”.(QS. 6: 60).
Masalah qodlo’ dan qodar

1.
2.
3.
4.


Sesungguhnya masalah qodlo’ dan qodar itu
tidak menyangkut 4 hal:
Perbuatan manusia, apakah diciptakan Allah
atau diciptakan manusia?
Iradah Allah, apakah meliputi seluruh kejadian
atau tidak?
Ilmu Allah, apakah sudah mengetahui sebelum,
selama dan sesudah kejadian atau tidak?
Kitab Lauhul Mahfudz, apakah sudah mencatat
semua kejadian dan tidak mungkin dirubah atau
tidak?
Mengapa masalah qodlo’ dan qodar tidak
membahas ke-4 masalah di atas?
Apa yang seharusnya
dibahas?
PERBUATAN MANUSIA
JAWABLAH SECARA JUJUR!
KETIKA KITA BERBUAT

APAKAH BEBAS?
BENARKAH KITA
BEBAS BERBUAT?

MENGAPA KITA
TIDAK BISA
MENGENDALIKAN
DETAK JANTUNG KITA?

APAKAH TERPAKSA?
MENGAPA?

JIKA BAIK

JIKA BURUK

MENDAPAT
PAHALA?

MENDAPAT
SIKSA?
Bagaimana yang benar?
FAKTA PERBUATAN MANUSIA

ADA YANG
DIKUASAI
MANUSIA

AKAN DIHISAB
OLEH ALLAH

ADA YANG
MENGUASAI
MANUSIA
TERIKAT
NIDZAM WUJUD

DI LUAR
NIDZAM WUJUD

SESUAI
SYARI’AT

MELANGGAR
SYARI’AT

QODLO’ALLAH

MENDAPAT
PAHALA

MENDAPAT
SIKSA

TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH
Bagaimana dengan
qodar?
SETIAP BENDA

•Api: membakar
•Pisau: memotong
•Roti: mengenyangkan

MEMILIKI
KHASIYAT

QODAR
ALLAH

AKAN
DIHISAB
OLEH ALLAH

BEBAS DIGUNAKAN
MANUSIA

TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH

DIGUNAKAN
SESUAI SYARI’AT

DIGUNAKAN
MELANGGAR SYARI’AT

ALLAH BERHAK
MENCABUT
KHASIYAT
TERSEBUT

MENDAPAT
PAHALA

MENDAPAT
SIKSA
Bagaimana dengan manusia?
TUBUH MANUSIA
•Mata: melihat
•Telinga: mendengar
•Kaki: berjalan
•Perut: lapar
•Kelamin: …..

MEMILIKI
KHASIYAT

QODAR
ALLAH

TERMASUK AQAL MANUSIA
JUGA MEMILIKI KHASIYAT

TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH

AKAN
DIHISAB ALLAH

MEMPUNYAI
KEHENDAK BEBAS

DIGUNAKAN
SESUAI SYARI’AT

DIGUNAKAN
MELANGGAR SYARI’AT

MENDAPAT
PAHALA

MENDAPAT
SIKSA

QS. ASY-SYAMS:7-8
QS. AL BALAD: 10
Selanjutnya, bagaimana kita
harus mengaitkan dua
kehendak?

 Bagaimana kita dapat mengaitkan antara
kehendak Allah dengan kehendak manusia?
 Iradah Allah memang meliputi segala sesuatu,
termasuk terhadap kehendak manusia.
 Bagaimana kehendak Allah terhadap kehendak
manusia?
 Ternyata, Allah telah berkehendak kepada
manusia untuk memiliki kehendak bebas.
 Sehingga, ketika aqal manusia memiliki
kemampuan untuk bebas memilih perbuatannya,
itu adalah kehendak Allah juga.
Firman Allah SWT:
               





                
  

  


Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman
semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
(QS. Yunus: 99)
CONTOH KASUS:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kasus manusia bunuh diri dengan menusukkan pisau
sampai mati, bagaimana hal itu dapat dijelaskan?
Untuk menjelaskan kasus tersebut harus diuraikan
kejadian demi kejadian:
Mengapa dia bunuh diri?
Karena diputus cinta oleh pacarnya, sehingga hatinya
sangat pedih.
Diputus cinta  Qodlo’ Allah  tidak dihisab oleh Allah.
Hatinya bisa mengalami kepedihan  Qodar Allah 
tidak dihisab oleh Allah.
Ketika hatinya pedih, dia memiliki kebebasan untuk
memilih: apakah akan bertaubat atau akan bunuh diri.
Dia ternyata memilih untuk bunuh diri  dihisab oleh
Allah.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Dengan apa dia akan bunuh diri?
Dia memiliki kebebasan untuk memilih: apakah minum
racun atau menusukkan pisau.
Racun dan pisau memiliki khasiyat  Qodar Allah 
tidak dihisab.
Ternyata dia memilih pisau  dihisab oleh Allah.
Pisau memiliki khasiyat merusak tubuh manusia 
Qodar Allah  tidak dihisab.
Dia memahami bahwa menusukkan pisau bisa
mematikan dirinya  dihisab oleh Allah.
Ketika pisau menghunjam ke dalam dirinya  dia mati
 Qodlo’ Allah  tidak dihisab.
Kesimpulan: karena dia mati dengan proses seperti di
atas: dia dihisab sebagai orang yang melakukan bunuh
diri  perbuatan dosa  akan disiksa dalam neraka.
Na’udzubillahi min dzalik!
Penutup:
 Seharusnya manusia lebih waspada terhadap
perbuatan-perbuatan yang berasal dari kehendak
bebasnya.
 Karena perbuatan itu akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah.
 Terhadap kejadian-kejadian yang menimpa kita,
harus kita imani bahwa itu adalah ketentuan Allah.
 Jika kejadiannya menyenangkan kita, harus kita
syukuri.
 Jika kejadiannya menyusahkan kita, kita harus
bersabar.
 Semuanya harus kita kembalikan kepada Allah
SWT.
DEMIKIANLAH
PEMAHAMAN
QODLO’ DAN QODAR
SEMOGA BERMANFA’AT
WASSALAAMU’ALAIKUM…

More Related Content

What's hot

Menjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejatiMenjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejatiErwin Wahyu
 
HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1Anas Wibowo
 
Dakwah islam menegakkan khilafah
Dakwah islam menegakkan khilafahDakwah islam menegakkan khilafah
Dakwah islam menegakkan khilafahel-hafiy
 
Materi IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna KematianMateri IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna KematianUmi Sa'adah
 
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Mush'ab Abdurrahman
 
Pentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiPentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiErwin Wahyu
 
Standar Perbuatan
Standar PerbuatanStandar Perbuatan
Standar PerbuatanErwin Wahyu
 
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoKafi Hidonis
 
Teori berfikir tingkat 3
Teori berfikir tingkat 3Teori berfikir tingkat 3
Teori berfikir tingkat 3rendra visual
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahel-hafiy
 
Materi IBC 6 Membangun Pondasi Bisnis
Materi IBC 6 Membangun Pondasi BisnisMateri IBC 6 Membangun Pondasi Bisnis
Materi IBC 6 Membangun Pondasi BisnisUmi Sa'adah
 
Materi IBC 14 Petunjuk dan Kesesatan
Materi IBC 14 Petunjuk dan KesesatanMateri IBC 14 Petunjuk dan Kesesatan
Materi IBC 14 Petunjuk dan KesesatanUmi Sa'adah
 
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiaMateri ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiarendra visual
 
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai SyariahMateri 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai SyariahUmi Sa'adah
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungErwin Wahyu
 
Materi IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatMateri IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatUmi Sa'adah
 
Materi dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.D
Materi dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.DMateri dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.D
Materi dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.Drendra visual
 

What's hot (20)

Menjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejatiMenjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejati
 
Islam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup SempurnaIslam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup Sempurna
 
HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1
 
Problematika Umat
Problematika UmatProblematika Umat
Problematika Umat
 
Dakwah islam menegakkan khilafah
Dakwah islam menegakkan khilafahDakwah islam menegakkan khilafah
Dakwah islam menegakkan khilafah
 
Materi IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna KematianMateri IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna Kematian
 
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
 
Pentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiPentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan Ngaji
 
Standar Perbuatan
Standar PerbuatanStandar Perbuatan
Standar Perbuatan
 
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
 
Teori berfikir tingkat 3
Teori berfikir tingkat 3Teori berfikir tingkat 3
Teori berfikir tingkat 3
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwah
 
Materi IBC 6 Membangun Pondasi Bisnis
Materi IBC 6 Membangun Pondasi BisnisMateri IBC 6 Membangun Pondasi Bisnis
Materi IBC 6 Membangun Pondasi Bisnis
 
Materi IBC 14 Petunjuk dan Kesesatan
Materi IBC 14 Petunjuk dan KesesatanMateri IBC 14 Petunjuk dan Kesesatan
Materi IBC 14 Petunjuk dan Kesesatan
 
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiaMateri ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
 
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai SyariahMateri 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang Beruntung
 
Materi IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatMateri IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum Syariat
 
Materi dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.D
Materi dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.DMateri dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.D
Materi dakwah 1 (baru) memulai dakwah . Ust Dwi Condra Triono Ph.D
 
01 - Membeli Syurga
01 - Membeli Syurga01 - Membeli Syurga
01 - Membeli Syurga
 

Similar to Materi 10. qodlo qodar

Similar to Materi 10. qodlo qodar (20)

ust dwi-condro-triono-qadha-dan-qadar
ust dwi-condro-triono-qadha-dan-qadarust dwi-condro-triono-qadha-dan-qadar
ust dwi-condro-triono-qadha-dan-qadar
 
Qodlo qodar
Qodlo qodarQodlo qodar
Qodlo qodar
 
Af'alullah & af'alul'ibad gabung
Af'alullah & af'alul'ibad gabungAf'alullah & af'alul'ibad gabung
Af'alullah & af'alul'ibad gabung
 
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
 
Hadza min fadli rabbiy
Hadza min fadli rabbiyHadza min fadli rabbiy
Hadza min fadli rabbiy
 
Multi Artikel Religius Islam
Multi Artikel Religius Islam Multi Artikel Religius Islam
Multi Artikel Religius Islam
 
Kumpulan Artikel Islami
Kumpulan Artikel IslamiKumpulan Artikel Islami
Kumpulan Artikel Islami
 
Takdir
TakdirTakdir
Takdir
 
Dwi say
Dwi sayDwi say
Dwi say
 
(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan
 
(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan
 
(21) seruling kearifan 25 Agustus 2013
(21) seruling kearifan  25 Agustus 2013(21) seruling kearifan  25 Agustus 2013
(21) seruling kearifan 25 Agustus 2013
 
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptxMATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
 
Iman kepada qada dan qadar
Iman kepada qada dan qadarIman kepada qada dan qadar
Iman kepada qada dan qadar
 
Bersahabat Dengan Rezeki
Bersahabat Dengan RezekiBersahabat Dengan Rezeki
Bersahabat Dengan Rezeki
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
 
Jangan dekati zina
Jangan dekati zinaJangan dekati zina
Jangan dekati zina
 
Apa itu roh
Apa itu rohApa itu roh
Apa itu roh
 

More from tejowati

Sistem bilangan kompleks
Sistem bilangan kompleksSistem bilangan kompleks
Sistem bilangan komplekstejowati
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilatejowati
 
Barisan n deret
Barisan n deretBarisan n deret
Barisan n derettejowati
 
Mengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirhamMengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirhamtejowati
 
Bahasa angsa
Bahasa angsaBahasa angsa
Bahasa angsatejowati
 
Aku dan surga
Aku dan surgaAku dan surga
Aku dan surgatejowati
 
Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)
Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)
Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)tejowati
 
1 penjumlahan-pengurangan-manik-manik
1 penjumlahan-pengurangan-manik-manik1 penjumlahan-pengurangan-manik-manik
1 penjumlahan-pengurangan-manik-maniktejowati
 

More from tejowati (9)

Sistem bilangan kompleks
Sistem bilangan kompleksSistem bilangan kompleks
Sistem bilangan kompleks
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Barisan n deret
Barisan n deretBarisan n deret
Barisan n deret
 
Mengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirhamMengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirham
 
Bahasa angsa
Bahasa angsaBahasa angsa
Bahasa angsa
 
Aku dan surga
Aku dan surgaAku dan surga
Aku dan surga
 
Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)
Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)
Sejarah matematika lambang bilangan (yunani kuno dan romawi)
 
Gabit
GabitGabit
Gabit
 
1 penjumlahan-pengurangan-manik-manik
1 penjumlahan-pengurangan-manik-manik1 penjumlahan-pengurangan-manik-manik
1 penjumlahan-pengurangan-manik-manik
 

Materi 10. qodlo qodar

  • 1. QODLO’ DAN QODAR Oleh: H. Dwi Condro Triono, Ph.D
  • 2. PENGANTAR…  Masalah qodlo’ dan qodar tidak pernah muncul di jaman shahabat.  Masalah qodlo’ dan qodar muncul sekitar abad IV Hijriyah.  Masalah mulai muncul ketika banyak ulama’ yang menerjemahkan buku-buku filsafat yunani ke dalam bahasa arab.  Ulama’ tertantang untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam kajian filsafat yunani tersebut.  Masalah tersebut pernah menjadi bahasan di kalangan pendeta nasrani tapi gagal untuk menyelesaikannya.
  • 3. Apa masalahnya?  Jika manusia menulis, kemampuan menulis itu atas kehendak siapa?  Kehendak Tuhan atau kehendak manusia?  Jika manusia sholat, itu atas kehendak siapa?  Kehendak Allah atau kehendak manusia?  Jika manusia shodaqah, itu kehendak siapa?  Kehendak Allah atau kehendak manusia?  Jika manusia mencuri, itu kehendak siapa?  Kehendak Allah atau kehendak manusia?  Jika manusia berzina, itu kehendak siapa?  Kehendak Allah atau kehendak manusia?
  • 4. Konsekuensi jawaban:  Jika jawabannya adalah: itu semua kehendak Allah!  Mengapa Allah menghendaki, ada manusia yang “dipaksa” untuk berbuat baik?  Mengapa ada manusia yang “dipaksa” untuk berbuat jahat?  Dimana keadilan Allah?  Mengapa kalau manusia “dipaksa” berbuat jahat, ketika di akherat harus disiksa di dalam neraka?  Apakah Allah itu dzalim?  Subhanallah, apakah demikian?
  • 5. Jika sebaliknya:  Itu semua adalah kehendak manusia!  Berarti manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat.  Jika manusia memiliki “lingkaran kebebasan” berbuat, maka kehendak Allah itu terbatas.  Berarti Allah tidak akan mengetahui apa yang akan diperbuat manusia, apakah dia akan pulang ke rumah atau terus pergi ke kantor?  Berarti, Allah juga belum mengetahui, apakah seorang manusia itu akan masuk surga atau akan masuk neraka nantinya.  Berarti, Iradah (kehendak) Allah itu terbatas, termasuk Ilmu Allah itu juga terbatas?  Subhanallah, apakah demikian?
  • 6. Jika tidak:  Berarti Allah Maha Berilmu, Allah Maha Mengetahui apa yang sudah terjadi, sedang terjadi maupun yang belum terjadi, termasuk yang lahir maupun yang batin.  Berarti Allah pasti sudah mengetahui, apa yang belum dilakukan manusia, apakah nantinya akan menjadi baik atau akan menjadi jahat?  Termasuk, Allah juga mengetahui secara pasti, manusia itu besok akan masuk surga atau masuk neraka.  Jika Allah sudah tahu pasti, untuk apa sekarang manusia harus rajin beribadah? Harus rajin sholat? Harus rajin berdoa agar besuk dimasukkan ke dalam surga?  Tidak ada gunanya! Karena Allah sudah tahu pasti surga dan nerakanya orang tersebut.  Subhanallah, apakah demikian?
  • 7. Masalah terus berkembang…  Menyangkut masalah hidayah…  Apakah hidayah itu kehendak Allah atau atas hasil usaha manusia?  Masalah tawakkal…  Apakah manusia harus berpasrah secara total kepada Allah, ataukah manusia harus senantiasa berusaha?  Masalah rejeki…  Apakah rejeki itu ketentuan Allah ataukah dari hasil usaha manusia?  Masalah Ajal…  Apakah ajal itu ketetapan Allah, ataukah tergantung dari usaha manusia?  Masalah doa..  Apakah do’a bisa mengubah ketentuan Allah ataukan tidak?  Dan masih banyak masalah lainnya…
  • 8. Di kalangan Ummat Islam…  Sejarah mencatat, ummat Islam akhirnya terbelah menjadi 2 kelompok ekstrim.  Kelompok pertama diwakili oleh golongan mu’tazilah dan qodariyah yang memahami bahwa manusia itu memiliki kebebasan berkehendak.  Kelompok dua diwakili golongan jabariyah yang memahami bahwa manusia itu tidak memiliki kebebasan, semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah.  Mana kelompok yang benar? Ingatlah cerita perdebatan antara orang qadariyah dan jabariyah. Siapakah pemenangnya?
  • 9. Dalil-dalil Qodlo’ dan Qodar  “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya” (QS. Ali Imran: 145)  “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (QS. Al-A’raf: 34)
  • 10.  Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadiid: 22)  Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakkal.“ (QS. 9: 51)
  • 11.  “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)", (QS. Saba’: 3).  “Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan”.(QS. 6: 60).
  • 12. Masalah qodlo’ dan qodar  1. 2. 3. 4.  Sesungguhnya masalah qodlo’ dan qodar itu tidak menyangkut 4 hal: Perbuatan manusia, apakah diciptakan Allah atau diciptakan manusia? Iradah Allah, apakah meliputi seluruh kejadian atau tidak? Ilmu Allah, apakah sudah mengetahui sebelum, selama dan sesudah kejadian atau tidak? Kitab Lauhul Mahfudz, apakah sudah mencatat semua kejadian dan tidak mungkin dirubah atau tidak? Mengapa masalah qodlo’ dan qodar tidak membahas ke-4 masalah di atas?
  • 13. Apa yang seharusnya dibahas? PERBUATAN MANUSIA JAWABLAH SECARA JUJUR! KETIKA KITA BERBUAT APAKAH BEBAS? BENARKAH KITA BEBAS BERBUAT? MENGAPA KITA TIDAK BISA MENGENDALIKAN DETAK JANTUNG KITA? APAKAH TERPAKSA? MENGAPA? JIKA BAIK JIKA BURUK MENDAPAT PAHALA? MENDAPAT SIKSA?
  • 14. Bagaimana yang benar? FAKTA PERBUATAN MANUSIA ADA YANG DIKUASAI MANUSIA AKAN DIHISAB OLEH ALLAH ADA YANG MENGUASAI MANUSIA TERIKAT NIDZAM WUJUD DI LUAR NIDZAM WUJUD SESUAI SYARI’AT MELANGGAR SYARI’AT QODLO’ALLAH MENDAPAT PAHALA MENDAPAT SIKSA TIDAK DIHISAB OLEH ALLAH
  • 15. Bagaimana dengan qodar? SETIAP BENDA •Api: membakar •Pisau: memotong •Roti: mengenyangkan MEMILIKI KHASIYAT QODAR ALLAH AKAN DIHISAB OLEH ALLAH BEBAS DIGUNAKAN MANUSIA TIDAK DIHISAB OLEH ALLAH DIGUNAKAN SESUAI SYARI’AT DIGUNAKAN MELANGGAR SYARI’AT ALLAH BERHAK MENCABUT KHASIYAT TERSEBUT MENDAPAT PAHALA MENDAPAT SIKSA
  • 16. Bagaimana dengan manusia? TUBUH MANUSIA •Mata: melihat •Telinga: mendengar •Kaki: berjalan •Perut: lapar •Kelamin: ….. MEMILIKI KHASIYAT QODAR ALLAH TERMASUK AQAL MANUSIA JUGA MEMILIKI KHASIYAT TIDAK DIHISAB OLEH ALLAH AKAN DIHISAB ALLAH MEMPUNYAI KEHENDAK BEBAS DIGUNAKAN SESUAI SYARI’AT DIGUNAKAN MELANGGAR SYARI’AT MENDAPAT PAHALA MENDAPAT SIKSA QS. ASY-SYAMS:7-8 QS. AL BALAD: 10
  • 17. Selanjutnya, bagaimana kita harus mengaitkan dua kehendak?  Bagaimana kita dapat mengaitkan antara kehendak Allah dengan kehendak manusia?  Iradah Allah memang meliputi segala sesuatu, termasuk terhadap kehendak manusia.  Bagaimana kehendak Allah terhadap kehendak manusia?  Ternyata, Allah telah berkehendak kepada manusia untuk memiliki kehendak bebas.  Sehingga, ketika aqal manusia memiliki kemampuan untuk bebas memilih perbuatannya, itu adalah kehendak Allah juga.
  • 18. Firman Allah SWT:                                             Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? (QS. Yunus: 99)
  • 19. CONTOH KASUS:   1. 2. 3. 4. 5. 6. Kasus manusia bunuh diri dengan menusukkan pisau sampai mati, bagaimana hal itu dapat dijelaskan? Untuk menjelaskan kasus tersebut harus diuraikan kejadian demi kejadian: Mengapa dia bunuh diri? Karena diputus cinta oleh pacarnya, sehingga hatinya sangat pedih. Diputus cinta  Qodlo’ Allah  tidak dihisab oleh Allah. Hatinya bisa mengalami kepedihan  Qodar Allah  tidak dihisab oleh Allah. Ketika hatinya pedih, dia memiliki kebebasan untuk memilih: apakah akan bertaubat atau akan bunuh diri. Dia ternyata memilih untuk bunuh diri  dihisab oleh Allah.
  • 20. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Dengan apa dia akan bunuh diri? Dia memiliki kebebasan untuk memilih: apakah minum racun atau menusukkan pisau. Racun dan pisau memiliki khasiyat  Qodar Allah  tidak dihisab. Ternyata dia memilih pisau  dihisab oleh Allah. Pisau memiliki khasiyat merusak tubuh manusia  Qodar Allah  tidak dihisab. Dia memahami bahwa menusukkan pisau bisa mematikan dirinya  dihisab oleh Allah. Ketika pisau menghunjam ke dalam dirinya  dia mati  Qodlo’ Allah  tidak dihisab. Kesimpulan: karena dia mati dengan proses seperti di atas: dia dihisab sebagai orang yang melakukan bunuh diri  perbuatan dosa  akan disiksa dalam neraka. Na’udzubillahi min dzalik!
  • 21. Penutup:  Seharusnya manusia lebih waspada terhadap perbuatan-perbuatan yang berasal dari kehendak bebasnya.  Karena perbuatan itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.  Terhadap kejadian-kejadian yang menimpa kita, harus kita imani bahwa itu adalah ketentuan Allah.  Jika kejadiannya menyenangkan kita, harus kita syukuri.  Jika kejadiannya menyusahkan kita, kita harus bersabar.  Semuanya harus kita kembalikan kepada Allah SWT.
  • 22. DEMIKIANLAH PEMAHAMAN QODLO’ DAN QODAR SEMOGA BERMANFA’AT WASSALAAMU’ALAIKUM…