Surah Adz-Dzariyat dimulai dengan sumpah Allah SWT bahwa hari pembalasan dan hari kebangkitan pasti akan terjadi. Surah ini juga menjelaskan sifat orang-orang yang bertakwa yang akan mendapatkan ganjaran surga, berbeda dengan orang-orang kafir yang akan mendapatkan azab neraka. Selanjutnya dituturkan kisah Nabi Ibrahim AS ketika mendapat kabar gembira kelahiran Nabi Ishak
1. Rangkuman
TAFSIRQS. ADZ-DZARIYAT
( ANGIN YANG MENERBANGKAN)
Tugas Mata Kuliah : TAFSIR
Dosen Pengampu : Edi Bachtiar, M.Ag
SULISTIYANI
DAKWAH ELK BPI / 412088
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
DAKWAH - BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
2012 / 2013
2. TERJEMAHAN & TAFSIR
ADZ-DZARIYAT(ANGIN YANG MENERBANGKAN)
Surah ke-51 : 60 ayat. Surah Makkiyah.
( Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang )
PENEGASAN TENTANG HARI BERBANGKIT
QS. Adz-Dzariyat : 1-14
[1] Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.[2] dan awan yang mengandung hujan,[3]
dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah.[4] dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi
urusan,[5] sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar.[6] dan sesungguhnya (hari)
pembalasan pasti terjadi.[7] Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,[8] sesungguhnya kamu
benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat,[9] dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al-Quraan)
orang yang dipalingkan.[10] Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, [11] (yaitu) orang-
orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai, [12] mereka bertanya: "Bilakah hari
pembalasan itu?" [13] (Hari pembalasan itu) ialah pada hari ketika mereka diazab di atas api
neraka.[14] (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dulu kamu
minta untuk disegerakan."
Surah Adz-Dzariyat ini dimulai dengan sumpah dari Allah SWT bahwa semua yang diancamkan pasti
akan berlaku dan bahwa balasan terhadap segala amal pasti akan terbukti.
Dan sumpah Allah yang dijumpai dalam Al-Qur’an itu semuanya dimaksudkan untuk memperlihatkan
kekuasaan Allah yang sempurna dan agar uraian setelah sumpah itu benar-benar diperhatikan sebab
setiap pembicaraan yang memulai ucapannya dengan sumpah, tentu menarik perhatian.
Orang Arab sangat takut akan sumpah palsu karena akibat-akibatnya yang sangat buruk dan terkutuk.
Oleh karena itu, setiap sumpah yang serius oleh mereka sangat diperhatikan, terlebih-lebih jika yang
bersumpah itu adalah Allah SWT sendiri.
Dalam ayat-ayat ini Allah bersumpah: [1] Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.[2]
dan awan yang mengandung hujan, [3] dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah. [4] dan
(malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, [5] sesungguhnya apa yang dijanjikan
kepadamu pasti benar. [6] dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi. [7] Demi langit
yang mempunyai jalan-jalan,
[8]sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat[9] dipalingkan
daripadanya (Rasul dan Al-Qur’an) orang yang dipalingkan. [10] Terkutuklah orang-orang yang
banyak berdusta, [11] (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai,
Ayat ini menegaskan tentang isi sumpah tersebut yaitu:
Sesungguhnya kamu orang-orang musyrik benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat
tentang Muhammad dan Al-Qur’an. Di antara mereka ada yang menganggap Muhammad sebagai
tukang syair, ada pula yang menuduhnya sebagai seorang tukang sihir atau gila, dan terhadap Al-
Qur’an ada yang menuduh sebagai kitab dongengan purbakala, kitab sihir atau pantun.
Perbedaan pendapat yang sangat menyolok itu menjadi bukti yang nyata tentang rusaknya alam
pikiran mereka yang penuh dengan syirik itu. Dalam keadaan berbeda pendapat, orang musyrik
3. tersebut semakin dijauhkan dan dipalingkan dari Rasul dan Al-Qur’an sehingga mereka menjadi
tambah sesat.
Bahwa orang-orang yang banyak berdusta itu dikutuk oleh Allah. Mereka termasuk golongan orang-
orang yang sangat jahil, yang berkecimpung dalam kegelapan dan kesesatan, juga terbenam dalam
kebodohan dan kelalaian yang sangat menyedihkan.
[12] mereka bertanya: "Bilakah hari pembalasan itu?" [13] (Hari pembalasan itu) ialah pada
hari ketika mereka diazab di atas api neraka. [14] (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah
azabmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan."
Ayat ini mengungkapkan bahwa hari pembalasan itu ialah hari ketika orang-orang kafir di azab
dengan azab yang sangat pedih di atas api neraka. Sesungguhnya orang-orang musyrik itu jika
mempunyai hamba sahaya yang bekerja sebagai buruh tentu akan memeriksa pekerjaan mereka
sebelum mereka diberi upah. Mereka memeriksa dan bertanya dan meneliti hasil pekerjaan buruh-
buruh mereka. Apakah tidak dipikirkan oleh mereka tentang pengabdian sekalian manusia kepada
Allah yang telah melimpahkan segala macam kenikmatan kepadanya, mulai dari penciptaan langit dan
bumi dan segala isinya sampai kepada pemenuhan segala hajat kebutuhan manusia.
Apakah patut Allah membiarkan mereka hidup berfoya-foya saja, padahal Allah tidak menciptakan
manusia itu secara sia-sia, bahkan pasti akan mengadakan hari kebangkitan dan hari pembalasan?
Oleh karena mereka tenggelam dalam arus kebodohan dan kelalaian, maka hal-hal yang sangat
masuk akal dan nyata itu dibiarkan lewat begitu saja tanpa kesungguhan dan perhatian, dan barulah
mereka sadar ketika mereka di azab di dalam api neraka.
QS. Adz-Dzariyat : 15-23
[15] Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata
air-mata air, [16] sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka
sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.[17] Di dunia mereka sedikit
sekali tidur diwaktu malam.[18] Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum
fajar.[19] Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian.]20] Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang yakin.[21] dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?[22] Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang
dijanjikan kepadamu.[23] Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu
adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, yang menjalankan segala
perintah Allah dan menjauhi segala larangan Nya berada di dalam taman-taman surga yang mengalir
di bawahnya air yang jernih lagi murni, sangat menyenangkan, sangat nyaman, di luar perkiraan dan
bayangan yang tergores dalam hati dan terpandang oleh mata; terlebih-lebih karena mereka tetap
abadi di dalamnya, tidak akan keluar lagi, tetap berada dalam keridaan Allah Yang Maha Penyayang
lagi Maha Pengasih. Pahala yang demikian itu ada kaitannya dengan amal perbuatan mereka ketika
di dunia yaitu mereka mengambil segala pemberian yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada mereka
karena sesungguhnya mereka ketika di dunia sebelum itu selalu mengerjakan amal kebaikan, baik
terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.
Ayat ini menerangkan pula tentang sifat-sifat orang yang takwa yaitu sedikit sekali tidur di waktu
malam karena mengisi waktu dengan salat tahajud. Mereka dalam melakukan ibadah tahajudnya
4. merasa tenang dan penuh dengan kerinduan dan dalam munajatnya kepada Allah sengaja memilih
waktu yang sunyi daripada gangguan makhluk lain.
Mereka melaksanakan salat yang wajib dan yang sunah, mereka juga selalu mengeluarkan infak
Fisabilillah dengan mengeluarkan zakat wajib atau sumbangan derma atau sokongan sukarela
karena mereka memandang bahwa harta-harta mereka itu ada hak fakir miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak meminta bahagian karena merasa malu untuk meminta.
Setelah Allah SWT menerangkan sifat-sifat orang yang bertakwa, maka Allah menjelaskan bahwa
mereka itu melihat dengan hari nurani tanda-tanda kekuasaan Allah pada alam kosmos, pada alam
semesta yang melintang di sekelilingnya, di bumi dan di langit sehingga memiliki ketenangan jiwa,
sebagai tanda seorang yang sudah makrifat kepada Allah.
]20] Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. [21]
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? [22] Dan di langit
terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. [23] Maka
demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan
terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.
Ayat ini menerangkan bahwa di bumi terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah bila
dilihat dengan mata hati. Dia merenung, tafakur tentang keindahan alam ini benar-benar menambah
cinta dan keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
Dan pada diri manusia jugadapat dijadikan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah seperti
perbedaan kemampuan, perbedaan bahasa, kecerdasan dan banyak macamnya anggota tubuh yang
masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
Ayat ini menjelaskan bahwa di langit terdapat sebab-sebab rezeki bagi manusia seperti turunnya
hujan, danAllah SWT bersumpah pula untuk menahan keyakinan pada hati manusia tentang adanya
hari kebangkitan.
Allah bersumpah demi langit dan bumi, sesungguhnya Hari Kiamat, hari kebangkitan, hari
pembalasan dan pembagian rezeki itu yakin benarnya, seperti yakinnya seseorang terhadap
perkataan yang diucapkannya. Maka demikian pula, manusia harus yakin akan menjumpai segala
yang dijanjikan Allah itu seperti yakinnya dia mendengarkan ucapan-ucapan sendiri.
KISAH TENTANG UMAT-UMAT DAHULU
YANG MENDUSTAKAN PARA NABI
QS. Adz-Dzariyat : 24-30
[24] Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-
malaikat) yang dimuliakan? [25] (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan:
"Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." [26]
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi
gemuk. 27] Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan."
[28] (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka
berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan
(kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). [29] Kemudian isterinya datang memekik lalu
menepuk mukanya sendiri seraya berkata: " (Aku adalah) seorang perempuan tua yang
5. mandul."[30] Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dialah
yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Dalam ayat ini, Allah SWT mengisahkan tentang para malaikat yang bertamu di tempat Nabi Ibrahim
as yang akan menyampaikan kabar gembira bahwa beliau akan mendapat seorang anak laki-laki
yang alim dan saleh bernama Ishak dari istrinya Siti Sarah walaupun beliau sudah lanjut usia dan
menyangka dirinya sudah mandul. Setibanya di rumah Nabi Ibrahim, mereka disambut oleh tuan
rumah dengan penuh penghormatan.
QS. Adz-Dzariyat : 31-37
[31] Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?"[32] Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),[33] agar kami timpakan
kepada mereka batu-batu dari tanah,[34] yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan
orang-orang yang melampaui batas.“[35] Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang
berada di negeri kaum Luth itu.[36] Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah
dari orang yang berserah diri.[37] Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-
orang yang takut kepada siksa yang pedih.
Nabi Ibrahim as bertanya kepada para malaikat,[31] Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai
para utusan?".
Para malaikat menjawab, bahwa mereka sesungguhnya diutus kepada kaum Luth dengan membawa
azab yang sangat pedih disebabkan dosa mereka yang sangat keji yaitu melakukan homosexual.
Para malaikat itu akan melempari kaum Luth dengan batu-batu berasal dari tanah yang sangat keras
yang telah dibakar, dan telah diberi tanda-tanda dari sisi Allah dengan nama-nama orang yang akan
dibinasakannya yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam kedurhakaan.
Allah SWT jugamemerintahkan agar mereka lebih dahulu mengeluarkan orang-orang yang beriman
dari kampung halaman mereka dan menyerahkan diri, supaya terhindar dari azab. Dan para malaikat
itu hanya menjumpai sebuah rumah saja yaitu rumah Nabi Luth dengan penghuninya yang muslim
sekitar tiga belas orang saja. Mereka yang selamat itu pada ayat ini disebut sebagai orang Islam yang
menyerah diri dan tekun melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. peristiwa
dihancurkannya kaum Luth itu hendaknya dijadikan peringatan bagi orang-orang yang takwa
QS. Adz-Dzariyat : 38-46
6. [38] Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya
kepada Fir'aun dengan membawa mu'jizat yang nyata. [39] Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari
iman) bersama tentaranya dan berkata: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." [40]
Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia
melakukan pekerjaan yang tercela. [41] Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada
mereka angin yang membinasakan, [42] angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya,
melainkan dijadikannya seperti serbuk. [43] Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan
kepada mereka: "Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu." [44] Maka mereka berlaku
angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya. [45]
Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan, [46] dan (Kami
membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.
Dalam ayat ini ketika Allah SWT mengutus Musa kepada Firaun dengan mengemukakan keterangan
yang meyakinkan serta diperkuat dengan mukjizat yang nyata yang dapat disaksikan dengan mata
kepala manusia pada waktu itu.Namun, Firaun menolak ajaran Musa as dan membangkang seraya
mengatakan bahwa apa-apa yang dibawa oleh Musa as itu adalah kebohongan belaka. Penolakan
Firaun demikian itu dilakukannya dengan berbangga atas adanya balatentaranya, hulubalangnya,
menteri-menterinya, kekuatannya dan kekuasaannya. SehinggaAllah SWT sangat murka kepada
Firaun dan balatentaranya. Mereka semua dilemparkan dan dibenamkan ke dalam laut dengan
mendapat cercaan karena kekafiran dan kedurhakaan mereka. Hal yang demikian itu sebagai tanda
besarnya kekuasaan Allah SWT untuk merendahkan orang-orang ingkar dan sebagai tanda bahwa
mereka menerima akibat yang buruk. Juga sebagai balasan atas kesombongan dan keingkaran
terhadap perintah penciptanya.
Kemudian dalam ayat tersebut Allah SWT menceritakan tentang kisah binasanya kaum 'Ad. Bahwa
bencana yang menimpa kaum itu mestinya dijadikan iktibar bagi orang-orang yang berpikir. Yaitu
ketika Allah SWT menurunkan angin panas yang membinasakan mereka sehingga tidak satu pun
yang tampak, tinggal kecuali kehancuran dan kemusnahan, baik manusia dan hewan maupun
bangunan.
Allah SWT jugamenerangkan kisah kaum Samud yang berisi nasihat bagi yang sadar dan yang
memikirkan tanda-tanda kenyataan adanya Tuhan. Yaitu ketika Nabi Saleh as, mengatakan kepada
mereka supaya bersenang-senang di rumah mereka sampai datang azab Tuhan. Di dalam ayat lain
yang berbunyi:
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari itu adalah janji yang tidak dapat didustakan"
(Q.S. Hud: 65)
Kemudian setelah itu diturunkan kepada mereka siksaan yang tidak akan sanggup mereka
menghalanginya. Akan tetapi mereka mengatakan bahwa semua itu hanyalah kabar bohong belaka,
bahkan mereka berlaku sombong tanpa mengkhawatirkan berita ancaman Tuhan tersebut. Maka
selanjutnya Allah SWT menurunkan petir dari langit menyambar mereka, dan menghapuskan mereka
semuanya, mereka melihat dan mengalami kejadian itu. Bencana tersebut adalah balasan atas dosa
mereka dan atas kejahilan yang mereka lakukan.
Sebelum itu, Allah jugatelah membinasakan kaum Nuh as. dengan badai atau topan yang melanda
mereka karena kefasikan, kejahatan, serta pelanggaran yang mereka lakukan terhadap yang dilarang
(diharamkan) Allah SWT.
QS. Adz-Dzariyat : 47-51
[47] Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa. [48] Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah
Kami). [49] Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
kebesaran Allah. [50] Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku
seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. [51] Dan janganlah kamu
7. mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan
yang nyata dari Allah untukmu.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah menciptakan langit dengan bentuk yang indah yang
menyatakan keagungan kekuasaan-Nya; diangkatnya langit di atas dengan kekuatannya, dijadikan
laksana atap yang tinggi dan kokoh. Dan membentangkan bumi berupa hamparan dengan maksud
untuk dihuni oleh manusia dan hewan. Dijadikan-Nya bumi itu penuh berisi rezeki dan bahan pangan,
baik berupa binatangnya, tumbuh-tumbuhan maupun yang lain-lain yang terpelihara keabadiannya
sampai Hari Kiamat.
Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Ia menciptakan segala macam kejadian dalam bentuk
yang berlainan dan dengan sifat yang bertentangan. Yaitu setiap sesuatu itu merupakan lawan atau
pasangan bagi yang lain.
Oleh sebab itu, hendaklah manusia meminta perlindungan kepada Allah dan berpegang kepada-Nya
dalam segala urusan dan masalahnya dengan menaati segala perintah-Nya dan bekerja untuk tujuan
taat kepada-Nya. Dan Allah SWT selanjutnya akan menyiksa orang-orang yang tidak menurut
perintah-Nya.
Pada akhir ayat ini, Allah memerintahkan Rasul-Nya supaya menegaskan bahwa ia sesungguhnya
mendapat amanat dari Allah SWT untuk menyampaikan kepada manusia bahwa Allah SWT akan
membalas siksaan kepada mereka atau segala pelanggaran-pelanggaran terhadap perintah-Nya.
Sebagaimana Allah SWT menurunkan siksa-Nya kepada umat-umat yang terdahulu.
QS. Adz-Dzariyat : 52-60
[52] Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka,
melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." [53] Apakah
mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang
melampaui batas. [54] Maka berpalinglah kamu dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela.
[55] Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman. [56] Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. [57] Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. [58] Sesungguhnya Allah Dialah Maha
Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. [59] Maka sesungguhnya untuk
orang-orang zalim ada bagian (siksa) seperti bahagian teman mereka (dahulu); maka janganlah
mereka meminta kepada-Ku untuk menyegerakannya. [60] Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa bangsa Quraisy mendustakan Muhammad, dengan
menuduhnyatukang sihir atau orang gila. Demikian juga halnya umat-umat terdahulu telah
mendustakan rasul mereka. Mereka telah mengatakan seperti kata-kata yang dilontarkan oleh kaum
kafir Quraisy itu. Hal itu bukanlah suatu hal yang baru dalam kisah umat manusia. Semua rasul itu
telah didustakan dan disakiti, akan tetapi Rasul-rasul tersebut bersabar hingga datangnya pertolongan
Allah SWT. Ayat ini sebagai penghibur hati Rasulullah atas segala penderitaan yang dialaminya akibat
penolakan kafir Quraisy.
8. Dan mereka sesungguhnya adalah kaum yang durhaka yang melampaui batas dalam pelanggaran-
pelanggaran ketentuan agama dan akal.
Muhammad SAW diperintahkan Allah SWT supaya berpaling dari mereka, dan Allah SWT
menerangkan bahwa ia tidak tercela karena Dia tidak membebani Rasulullah untuk mengislamkan
kaum kafir Quraisy. Tugasnya hanyalah melakukan dakwah dan ini telah dilakukannya.
Allah SWT memerintahkan kepada Muhammad agar tetap memberikan peringatan dan nasihat karena
peringatan dan nasihat itu akan bermanfaat bagi orang yang hatinya siap menerima petunjuk.
[56] Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Ayatinimenegaskanbahwa Allah SWT
tidaklahmenjadikanjindanmanusiamelainkanuntukmengenalNyadansupayamenyembahNya. Hal
iniditerangkanjugadalamhadisQudsi yang diriwayatkanolehMujahid, yang berbunyisebagaiberikut:
Akulaksanaperbendaharaan yang tersembunyi, laluAkuinginsupayadiketahui, makakujadikanlahmakhluk,
makadenganadanya (ciptaan-Ku) itulahmerekamengetahui-Ku.
(Tafsir AI Maragihal. 13, juz 27, jilid IX).
Makasetiapmakhluk, baikjinataumanusiawajibtundukkepadaperaturanTuhan,
merendahkandiriterhadapkehendak-Nya. Menerimaapa yang Iatakdirkan,
merekadijadikanataskehendak-Nyadandiberirezekisesuaidenganapa yang telahIatentukan.
Takseorang pun yang
dapatmemberikanmanfaatataumendatangkanmudaratkarenakesemuanyaadalahdengankehendak
Allah SWT.
Ayattersebutmenguatkanperintahmengingat Allah SWT
danmenghimbaumanusiasupayamelakukanibadahkepada Allah.
Allah SWT adalah Pencipta mereka dan Pemberi rezeki mereka. Dialah yang mempunyai kekuasaan,
kemampuan dan kekuatan yang tak terhingga. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.
Allah SWT menegaskan bahwa ancaman-Nya pasti terjadi, dan terjadinya pada Hari Kiamat. Allah
SWT menyatakan dalam ayat ini bahwa bagi siapa yang menganiaya dirinya dengan menyibukkan diri
pada segala sesuatu di luar ibadat kepada Allah SWT, mempersekutukan Allah dan mendustakan
para Rasul-Nya, mereka itu akan mendapat bagian siksa seperti bagian yang diperoleh oleh umat-
umat terdahulu yang telah mendustakan para Rasul mereka.
"Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datangnya)".
(Q.S. An Nahl: 1)
Maka kecelakaanlah yang akan mereka temui sebagai azab yang telah dijanjikan untuk mereka pada
Hari Kiamat; saat itu tak seorangpun dapat membantu orang lain dan mereka pun tidak pula
mendapat pertolongan.
9. ASBABUN NUZUL QS. ADZ-DZARIYAT
19 Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bahagian.(QS. 51:19)
Ibnu Mani' dan Ibnu Rahawaih serta Al Haitsam bin Kulaib di dalam kitab Musnad masing-
masing mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Mujahid yang bersumber dari sahabat
Ali r.a., ketika ayat ini diturunkan yaitu, firman-Nya, "Maka berpalinglah kamu dari mereka
dan kamu sekali-kali tidak tercela." (Q.S. Adz Dzaariyaat, 54) tiada seorang pun di antara
kami melainkan merasa yakin akan binasa, karena Nabi saw. diperintahkan supaya berpaling
dari kami. Setelah itu turunlah ayat lain yaitu firman-Nya, "Dan tetaplah memberi peringatan,
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (Q.S. Adz
Dzaariyaat, 55) Setelah itu jiwa kami kembali menjadi tenang seperti semula. Imam Ibnu
Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Qatadah yang menceritakan, bahwa kami telah
mendengar sebuah hadis yang sampai kepada kami, bahwasanya ketika ayat ini diturunkan
yaitu firman-Nya, "Maka berpalinglah kamu dari mereka..." (Q.S. Adz Dzaariyaat, 54) Maka
para sahabat Rasulullah saw. merasa berat sekali dan mereka menduga wahyu telah terputus
dan azab sudah berada di ambang pintu. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya yaitu
firman-Nya, "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (Q.S. Adz Dzariyat, 55)
54 Maka berpalinglah kamu dari mereka, dan kamu sekali-kali tidak tercela.(QS. 51:54)
Ibnu Mani' dan Ibnu Rahawaih serta Al Haitsam bin Kulaib di dalam kitab Musnad masing-
masing mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Mujahid yang bersumber dari sahabat
Ali r.a., ketika ayat ini diturunkan yaitu, firman-Nya, "Maka berpalinglah kamu dari mereka
dan kamu sekali-kali tidak tercela." (Q.S. Adz Dzaariyaat, 54) tiada seorang pun di antara
kami melainkan merasa yakin akan binasa, karena Nabi saw. diperintahkan supaya berpaling
dari kami. Setelah itu turunlah ayat lain yaitu firman-Nya, "Dan tetaplah memberi peringatan,
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (Q.S. Adz
Dzaariyaat, 55) Setelah itu jiwa kami kembali menjadi tenang seperti semula. Imam Ibnu
Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Qatadah yang menceritakan, bahwa kami telah
mendengar sebuah hadis yang sampai kepada kami, bahwasanya ketika ayat ini diturunkan
yaitu firman-Nya, "Maka berpalinglah kamu dari mereka..." (Q.S. Adz Dzaariyaat, 54) Maka
para sahabat Rasulullah saw. merasa berat sekali dan mereka menduga wahyu telah terputus
dan azab sudah berada di ambang pintu. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya yaitu
firman-Nya, "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (Q.S. Adz Dzaariyaat, 55)
55 Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman.(QS. 51:55)
Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a.,
bahwasanya orang-orang Quraisy sewaktu mengadakan pertemuan di Darun Nadwah
membahas masalah Nabi saw. Salah seorang di antara mereka ada yang mengatakan,
"Tahanlah dia (Nabi Muhammad) dalam keadaan terikat, lalu biarkan dia sampai mati dalam
keadaan begitu sebagaimana telah mati para penyair sebelumnya; yaitu seperti nasib yang
dialami oleh Zuhair dan Nabighah, karena sesungguhnya dia tiada lain hanya salah seorang
dari mereka." Berkenaan dengan peristiwa tersebut Allah swt. menurunkan firman-Nya,
yaitu, "Bahkan mereka mengatakan, 'Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu
kecelakaan menimpanya.'" (Q.S. Ath Thuur, 30)
Referensi :
Tafsir Al Azhar
TafsirIbnuKatsir