3. Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk
merasakan rangsangan rasa dari bendabenda
yang masuk ke dalam mulut kita.
Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam
rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan
rasa asin.
Kita dapat menikmati makanan dan minuman
karena adanya indra pengecap ini.
4. Anatomi Lidah
Secara garis besar lidah dapat terbagi
menjadi 2 bagian yaitu
• 2/3 depan (yang disebut apeks)
• 1/3 belakang (yang disebut dorsum).
5. Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
• 1. Apek linguae (ujung lidah)
• 2. Corpus linguae (badan lidah)
• 3. Radix linguae (akar lidah)
6. Bagian depan lidah
• sangat fleksibel dan bekerja sama dengan gigi
dalam pengucapan huruf-huruf.
• membantu untuk menggerakkan makanan ke
segala arah saat sedang mengunyah.
mendorong makanan kembali ke permukaan
kunyah gigi sehingga gigi dapat menggilasnya.
Bagian belakang lidah juga
• untuk pengunyahan. Begitu makanan sudah
halus dan tercampur dengan saliva (air liur),
atau pada saat meludah, otot-otot belakang
lidah bekerja.
• Otot tersebut bersama-sama air liur
mengangkat dan mendorong makanan
memasuki esofagus, yaitu “pipa” yang
menghubungkan tenggorokan dengan perut.
7. Struktur-struktur Superficial Dari Lidah
Permukaan dari lidah kita tidak
ratapermukaan lidah bagian
depan tertutup oleh selapis tonjol-
tonjol yang disebut papillae.
Ada 4 jenis papillae, yaitu :
1. Filiform
2. Fungiform
3. Circum Vallatae, papillae
terbesar, ada di cekungan
berbentuk V di 1/3 lidah bagian
belakang.
4. Foliata
8. Struktur papilla lidah
• Papila filiformis: Papila filiformis banyak dan menyebar
pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk
menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
• Papila sirkumvalata. Papila sirkumvalata memiliki
bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di
bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar
daripada yang lain.
• Papila fungiformis. Papila fungiformis menyebar pada
permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
• papila foliata. papila foliata ini umumnya banyak
terletak pada bagian sisi lidah.
• Papilla berfungsi membantu untuk “memegang”
makanan
• Papilla memiliki kuncup pengecap Kuncup pengecap
menentukan apakah suatu makanan berasa manis,
asam, pahit atau asin.
11. Struktur kuncup pengecap pada lidah
• tersusun dari sel pendukung dan
sel pengecap yang bentuknya memanjang dan
memiliki mikrovili.
• mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang
menyebabkan otak dapat mengenali lima
pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit, masam,
dan umami.
• Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang
dihasilkan oleh MSG. Dan glutamate lainnya yang
berasal dari makanan yang difermentasi.
• Sel kecap tersebut beregenerasi setiap 10 hari,
digantikan oleh sel sustentakular yang menjadi sel
kecap.
• Pada usia di atas 45 tahun, terjadi degenerasi
kuncup kecap sehingga terjadi penurunan dari
kemampuan mengecap
12. Fisiologi Pengecapan
• Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki
kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas.
• Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang
memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif,
(mikrovilli).
• Larutan kimia makanan saat berkontak dengan mikrovili
merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang
akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak
• Impuls diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah
pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian
diinterpretasikan
• otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan
tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita
makan.
• mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
13.
14. Otot-Otot Lidah
Lidah adalah kumpulan dari otot.
Otot-otot lidah memiliki arah yang berbeda-beda, fleksibel
bergerak ke segala arah.
Lidah ada 2 jenis, otot intrinsik dan ekstrinsik.
• Otot intrinsik membuat lidah mampu mengubah-ubah bentuk
lidah (memanjang, memendek, membulat),
• Otot ekstrinsik lidah membuat lidah dapat bergerak
mengelilingi rongga mulut dan faring.
15. Persarafan Lidah
Otot-otot lidah mendapat n. hipoglosus (XII) Persarafan pada
lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok
Saraf sensoris, utuk mempersarafi :
• Duapertiga anterior oleh n lingualis.
• Sepertiga posterior oleh nervus n, glosofaring dan vagus.
Saraf pengecap, untuk mempersarafi :
• Duapertiga anterior oleh serabut-serabut n fasialis.
• Satupertiga posterior oleh n glosofaring.
Saraf motorik
• Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus,
hioglosus dan genioglosus.
16. Arteri Lingualis
Arteri lingualis merupakan cabang dari
arteri karotis eksterna. melewati otot-
otot pengunyahan bagian posterior
menuju ke tulang hioid, Setelah melewati
otot hioglosus arteri lingualis ini
bercabang, yaitu rami dorsalis lingual dan
di ujung anterior terbagi lagi menjadi dua
cabang terminalis
Arteri sublingualis berjalan diantara otot
genioglosus dan glandula sublingual.
Vaskularisasi Lidah
17. Vena-vena pada Lidah
Vena lingualis profunda terletak
pada membran mukosa bagian
lateral bawah lidah. Vena lingualis
profunda dan vena sublingualis
bergabung dengan dorsal lingualis di
daerah posterior dari otot
hioglossus, lalu berjalan menuju
venajugularis.
Vaskularisasi Lidah (II)
18. Kelenjar Limfe
Aliran Limfa Pada Lidah
Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4
jalur :
1. Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua
disalurkan ke cervikalis profunda superior
dikedua sisi.
2. Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua
disalurkan langsung ke cervicalis profunda
inferior.
3. Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua
disalurkan ke submandibularis
4. Limfe dari ujung lingua disalurkan ke
submentalis
19. Fungsi Lidah
• Menunjukkan kondisi tubuh Selaput lidah manusia dapat
digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan
tubuh manusia. Warna Lidah contoh Kuning menandakan adanya
infeksi bakteri, Bentuk Lidah contoh bentuk tipis dan berwarna
pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah
• Membasahi makanan di dalam mulut Kelenjar sublingualis, terletak
di bawah lidah
• Mengecap atau merasakan makanan
• Membolak-balik makanan
• Menelan makanan
• Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
20. Kelainan Anatomi Lidah
Ankyloglossia = Tongue tie
• Tidak ada / pendeknya frenulum lingue
lidah, letak frenulum dekat ke ujung lidah.
Hal ini mengakibatkan gerakan lidah
terbatas. Terbagi atas :
•True tongue tie /komplit ankyloglossia
•Mild ankyloglossia, frenulum sedikit
pendek
Bifid tongue = cleft tongue
• Penyatuan lidah sebagian / ujung lidah
terbelah jarang dijumpai
21. Fissure tongue yang abnormal/Scrotal
tongue
• Lebih kurang 10% dari penduduk
• Terdapat selah-selah / fisure pada
punggung lidah
• Berpotensi Infeksi lebih besar
Kelainan Anatomi Lidah (III)
22. Macroglossia=ukuran lidah lebih besar
• Pada cretinism dan mongolism
• pada Lymphongiotomatus dan proses Heamangioma
• Merupakan faktor keturunan
• Dijumpai pada pasien edontolous
Microglossia : =ukuran lidah lebih kecil
• jarang dijumpai
Kelainan Anatomi Lidah (II)
23. Kelainan Lidah Akibat Infeksi
Glositis/Peradangan Lidah
• Peradangan yang terjadi pada lidah
yang ditandai dengan terjadinya
deskuamasi papila filiformis sehingga
menghasilkan daerah kemerahan yang
mengkilat.
• merupakan kondisi murni dari lidah itu
sendiri/manifestasi dari penyakit
tubuh yang penampakannya ada pada
lidah.
• Biasanya kondisi ini bisa menyerang
pada semua tingkatan usia.
24. Kelainan Lidah Akibat Infeksi (II)
Sistemik:
• Malnutrisi (kurang asupan vitamin B12, niacin, riboflavin, asam folic),
• Anemia (kekurangan Fe),
• Penyakit kulit (lichenplanus, erythema multiforme, syphilis, lesi
apthous), HIV (candiasis, HSV, kehilangan papillae), Obat lanzoprazole,
amoxicillin, metronidazole.
Lokal:
• Infeksi (streptococcal, candiasis, Tb, HSV), Trauma (luka bakar), Irritant
primer (alcohol, tembakau, makanan pedas, permen berlebihan),
Kepekaan (irritant kimiawi, pasta gigi, obat sistemik), Penyakit yang
berbahaya
Factor resiko:
• Nutrisi yang kurang bagus, Merokok, Mengkomsumsi alcohol, Usia
meningkat, Stress, gelisah, depresi
25. Kelainan Lidah Akibat Infeksi (III)
Atrofi Glositis
• Glositis atrofi juga dikenal sebagai
hunter glositis adalah suatu kondisi
yang ditandai oleh lidah mengkilap
halus yang sering menyakitkan
• kekurangan nutrisi atau faktor lain
seperti xerostomia, anemia. Hunter
glossitis pada defisiensi vit B12
sekunder terhadap anemia pernisiosa,
26. Geografis Lidah
• kondisi peradangan dari selaput lendir dari lidah
• Nama lain migrans eritema stomatitis, lidah geog rafis
ektopik, stomatitis geografis, atau stomatitis migrasi
• Biasanya pada 2/3 dorsal dan permukaan lateral lidah
ditandai dengan daerah atrofi dan depapillation
lingualis (hilangnya papila), eritematosa dan
permukaan halus, penampilan seperti peta
• Penyebabnya tidak diketahui. tidak menimbulkan
gejala apapun, diduga strees, kebiasaan
parafunctional mungkin menjadi sebuah faktor
penunjang, berhubungan dengan antigen leukosit
manusia , seperti peningkatan insiden HLA-DR5 , HLA-
DRW6 dan HLA-Cw6 dan penurunan kejadian di HLA-
B51. Kekurangan vitamin B2 (riboflavinosis)
27. Median Rhomboid Glositis
• Atrofi papila sentral, kondisi yang ditandai oleh
daerah kemerahan dan kehilangan
lingual papila , terletak didorsum lidah dalam
garis tengah segera di depan papila
sirkumvalata.
• Eritematosa, infeksi jamur kronis, area atrofi
dari depapillation
• Penyebab diduga oleh oral candida multifocal
kronis dengan Faktor predisposisi merokok, gigi
tiruan penggunaan kortikosteroid dan HIV
• terapi antijamur
28. Herpetic glossitis geometris
• Lesi kronis yang berhubungan dengan virus
herpes simpleks (HSV) tipe I infeksi, dimana
ada celah dalam di garis tengah lidah dan
mengeluarkan beberapa cabang.
• Lesi biasanya sangat menyakitkan, ada erosi
hadir di kedalaman celah.
• Pengobatan dengan sistemik asiklovir .
29. Terapi glositis mengurangi peradangan
dan penghilangan penyebab
• Kortikosteroid
• Antibiotic,
• Obat anti jamur,
• Anti mikroba
Kelainan Lidah Akibat Infeksi (IV)
30. Pencegahan
• Menjaga kesehatan mulut dengan
baik
• Flossing dan pembersihan
professional regular dan pemeriksaan
yang rutin
• Minimalkan iritasi atau cedera mulut
• Hindari penggunaan berlebihan
makanan atau zat yang mengganggu
mulut atau lidah
Kelainan Lidah Akibat Infeksi (V)
31. Kelainan Lidah Akibat Tumor
• Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar
mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan
menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de
Velde,1999). Sebagian besar kanker lidah adalah karsinoma
sel skuamosa..
• Karsinoma Sel squamosal Lidah adalah suatu neoplasma
maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah
dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell
epitel gepeng berlapis) , juga beberapa penyakit-penyakit
tertentu (premaligna).
32. Karsinoma Sel Squamosa Lidah
• Karsinoma sel skuamosa merupakan
tumur ganas yang berasal dari sel-sel
epitel skuamosa
• cenderung menginfiltrasi jaringan
sekitarnya dan biasanya menimbulkan
metastase secara limfogen dan
hematogen
33. Etiologi Karsinoma Sel Squamosa
• Penyebab pasti dari kanker masih belum jelas,
• Diduga virus seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma
Virus
• Penyebab yang multifaktorial
• Adanya faktor pendukung dapat merangsang terjadinya
kanker. Antara lain dikelompokkan atas :
•Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang
jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar
gigi, gigi palsu.
•Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa
rokok dan cara penggunaannya, tembakau, agen fisik,
radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.
•Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi
imunologi dan genetik
34. Permeriksaan & Penatalaksanaan Karsinoma Sel Squamosa Lidah
Pemeriksaan Patologi
• Pemeriksaan mikroskopis dibutuhkan untuk mendiagnosis
displasia atau atipia yang menggambarkan kisaran
abnormalitas selular, termasuk perubahan ukuran sel
Pemeriksaan Radiologi
• Computed Tomography (CT),
• Magneting Resonanse imaging (MRI)
• Ultra Sonografi
Secara umum perawatan kanker mulut biasanya dilakukan
dengan pembedahan dan radioterapi. Lesi kecil
35. Gangguan pada pengecapan
Beberapa gangguan pada pengecapan tersebut
dapat berupa
• Ageusia, merupakan kehilangan kemampuan
untuk mengecap.
• Hipogeusia, merupakan penurunan kemampuan
untuk mengecap.
• Disgeusia, merupakan adanya persepsi rasa pada
mulut, di mana tidak terdapat molekul yang
merangsang sel kecap. Disgeusia ini biasanya
disertai dengan sindrom mulut terbakar, dan
biasanya terdapat pada orang usia tua.
36. Gangguan pada pengecapan dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
• Lesi pada mukosa, kuncup kecap, saraf kecap, maupun
saraf kranialis yang menghantarkan impuls kecap
• Gangguan pada mulut, seperti infeksi mulut, inflamasi,
dan mukositis yang disebabkan radiasi. Radiasi tersebut
menyebabkan kelainan pada mikrovili kuncup kecap.
• Kebersihan mulut yang kurang terjaga, yang
menyebabkan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit.
Hal ini kebanyakan menyebabkan hipogeusia.
• Usia tua, di mana terdapat penurunan fungsi dari kanal
ion dan reseptor kecap.
• Neoplasma pada kepala dan leher
Gangguan pada pengecapan (II)
37. Gangguan pada pengecapan dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
• Penggunaan prostetik palatum, yang menyebabkan
penurunan sensitivitas terhadap pengecapan
• Pembedahan pada lidah, kemoterapi, dan pembedahan
pada korda timpani yang menyebabkan disgeusia
• Gangguan nutrisi
• Gangguan endokrin, yang menurunkan sensitivitas
terhadap rasa
• Kelainan genetik
• Kerusakan pada sistem saraf pusat, seperti pada multiple
sclerosis, paralisis wajah, dan lesi talamus