Kajian bandingan novel dan film perempuan b erkalung sorban
Analisis novel pdktn mimesis
1.
2. Bila asmara melanda jiwa seseorang maka luasnya samudra tak akan mampu menghalangi jalannya cinta. Demikianlah cinta yang murni tak akan padam sampai mati.
3. Bagaimanapun juga praktek lintah darat merupakan sumber malapetaka bagi kehidupan keluarga.
4. Menjadi orang tua hendaknya lebih bijaksana, tidak memutuskan suatu persoalan hanya untuk menutupi perasaan malu belaka sehingga mungkin berakibat penyesalan yang tak terhingga.
6. Akhir dari segala kehidupan adalah mati, tetapi mati jangan dijadikan akhir dari persoalan hidup.Model kehidupan ideal yang ditawarkan sastrawan bukan hanya lewat pesan moral yang biasanya menunjuk pada kehidupan pribadi. Sastrawan juga menawarkan bentuk kehidupan ideal dalam kehidupan sosial karena sesungguhnya karya sastra merupakan “struktur yang berarti”. Karena mempunyai struktur, karya sastra harus koheren. Karena mempunyai arti, karya sastra terkait dengan usaha manusia memecahkan persoalan-persoalannya dalam kehidupan sosial yang nyata (Goldmann dalam Faruk, 1999: 19).<br />Pemecahan persoalan sosial lewat karya sastra terkait dengan konvensi-konvensi kesusastraan. Konvensi-konvensi itu selalu ada dalam aktivitas kesusastraan karena konvensi-konvensi itu menentukan sejauh mana suatu objek dapat dianggap sebagai karya sastra pada umumnya atau sebagai karya yang baik atau yang buruk pada khususnya. Sastrawan tidak dilarang untuk melakukan “pendobrakan” terhadap konvensi-konvensi sastra karena masyarakat sastralah yang nanti akan menilai apakah “pendobrakan” itu masih dalam batasan keindahan karya sastra atau tidak. Sastrawan juga perlu memperhatikan konvensi-konvensi sastra yang berlaku sebelumnya karena “pendobrakan” terhadap konvensi sastra akan terlihat maknanya jika dipertentangkan dengan konvensi sebelumnya (Teeuw, 1991: 29).<br />