SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Pemikiran
       Keberadaan bahasa merupakan keniscayaan bagi manusia, karena bahasa
   merupakan salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Hal ini
   dikarenakan, hanya manusialah yang memiliki bahasa. Jadi, sudah seharusnya
   disyukuri apa yang telah dikaruniakan oleh Sang Pencipta kepada kita, yaitu
   bahasa.
       Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
   manusia, karena dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan
   keinginan kepada orang lain.
       Dengan kata lain seseorang dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan
   manusia lain, seperti yang dikatakan oleh Kridalaksana (1983:45) bahwa
   bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh para
   kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan
   diri.
       Ada orang yang beranggapan bahwa kompetensi penggunaan bahasa
   seakan-akan dicapai dengan sempurna melalui keturunan dan warisan saja.
   Pandangan ini keliru karena kemampuan penguasaan dan penggunaan bahasa
   harus     melalui   latihan-latihan   baik   mengenai   pengucapan   maupun
   mempergunakan bahasa dengan baik dan benar.
       Di lain pihak ada komunikasi dilakukan dengan tulisan. Hal tersebut
   berarti kompetensi menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan dan
   kemampuan memakai apa yang dicoba. Jadi relevansi bahasa terhadap
   pemikiran manusia sangat erat sekali.
       Sesuai dengan kodrat manusia maka kerangka karangan pemikirannya
   tetap berkembang, sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya sehingga
   perkembangan bahasa juga ikut serta di dalamnya. Bukti yang nyata adalah
   ilmu pengetahuan dengan perkembangan tidak mungkin diterapkan tanpa
   bahasa.




                                                                             1
Dunia ilmu, termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis,
melainkan merupakan kegiatan yang dinamis; berkembang terus, sesuai
dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yang
hakiki. Begitulah, linguistik struktural lahir karena tidak puas dengan
pendekatan dan prosedur yang digunakan linguistik tradisional dalam
menganalisis bahasa.
   Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan
paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan
membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah
linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran
linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-
beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan
penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan
mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi
setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa
yang menurutnya baik. Dalam pembahasan kali ini akan dipaparkan salah satu
sejarah perkembangan aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasional.
   Aliran Transformational Generative Grammer atau transformasi generatif
ini dicetuskan oleh Chomsky (1965) kemudian dikembangkan oleh Halle
(1973) dan Aronoff (1976). Selanjutnya teori ini dimodifikasi oleh
Dardjowidjojo (1988) dan disesuaikannya dengan sistem bahasa Indonesia.
   Sejarah linguistik telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik,
dimana aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa,
tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-
aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-
aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih
atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik.
   Sesuai dengan latar belakang yang telah disebutkan, maka muncul
pertanyaan yaitu apa itu transformasi generatif? Bagaimana sejarahnya? Apa-
apa saja ciri-cirinya? dan contohnya tulisan yang memakai teori transformasi
generatif?


                                                                               2
1.2 Permasalahan
       Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
   menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
   kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
   rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
   lingkungan       pandangannya,   dan   kepastian   ilmu-ilmu   diperoleh   dari
   keterbatasannya.
       Ilmu bukan sekedar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan
   pengetahuan secara sistematik yang diuji dengan seperangkat metode yang
   diakui dalam bidang ilmu tertentu berdasarkan teori-teori yang disepakati.
   Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk dan berlaku
   secara umum yang akan membimbing dan memberi arah sehingga dapat
   menjadi penuntun kerja bagi penulis.
       Kajian pustaka yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori transformasi
   generatif. Teori/aliran ini meninjau aspek bahasa berdasarkan sudut pandang
   bahasa itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa
   yang diteliti.
       Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
       1. Apa yang dimaksud transformasi generatif?
       2. Bagaimana sejarah teori transformasi generatif?
       3. Bagaimanakah ciri-ciri transformasi generatif?
       4. Contoh tulisan yang memakai teori transformasi generatif?


1.3 Tujuan Penulisan
   Tujuan penulisan ini adalah:
   1. Untuk mendeskripsikan transformasi generatif.
   2. Untuk mendeskripsikan sejarah teori transformasi generatif.
   3. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri transformasi generatif.
   4. Untuk mendeskripsikan contoh tulisan yang memakai teori transformasi
       generatif.


                                                                                3
Bab II Teori Transformasi Generatif

1.1 Apa yang dimaksud dengan transformasi generatif?
      Aliran transformasional ini dipelopori oleh Chomsky. Avram Noam
   Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi
   Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat
   lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Chomsky dilahirkan di
   Philadelphia tahun 1928, di tengah keluarga Yahudi radikal keturunan Rusia.
   Ayahnya, William Chomsky merupakan seorang ahli bahasa Yahudi yang
   terkenal. Ketekunan Chomsky dalam membantu kegiatan kebahasaan yang
   dilakukan ayahnya, sedikit banyak telah menandai kecemerlangan daya
   intelektualnya dalam melakukan kajian kebahasaan di kelak kemudian hari.
   Sebagai mahasiswa di universitas Pennsylvania, Chomsky menjadi anak didik
   tokoh strukturalisme yang sering disebut memiliki pikiran radikal, yakni
   Zelling   Harris.   Disebut   sebagai   salah   seorang   tokoh   pengembang
   strukturalisme, gagasan yang dikembangkan tidak sepenuhnya mengekor pada
   konsep pemula strukturalisme Amerika, yakni Leonard Bloomfield.
      Aliran transformasional merupakan reaksi dari faham strukturalisme.
   Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa
   sebagai faktor kebiasaan (habit). Nama yang dikembangkan untuk model tata
   bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini adalah Tranformational
   Generative Grammar tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa
   transformasi atau tata bahasa generative.
      Adapun      asumsi    yang     mendasari     pendekatan   bahasa    secara
   transformasional ini adalah sebagai berikut:
   1. Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi.
   2. Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi
       yang dapat didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses
       mentalistik yang kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi
       bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulisan.




                                                                                4
3. Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa
   harus bersifat deduktif.
4. Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem
   produktif bahasa.
5. Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh
   yakni bunyi dan makna.

   Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk
menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai
kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna.

   Setiap tata bahasa merupakan teori dari bahasa itu sendiri, dan tata bahasa
itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:

1. Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh
   pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-
   buat.
2. Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga istilah
   yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan
   semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik.

   Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan
berbahasa   (performance).    Dalam     tata   bahasa    transformasional   ini
kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga
penting.

   Competence adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak
manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan
proses berbahasa. Dengan kata lain competence adalah pengetahuan yang
dimiliki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa
sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu
itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru.




                                                                             5
Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang
    juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti
    keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena
    itu, agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau
    bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor-
    faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain
    dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri
    dalam keadaan yang sebenarnya.

        Menurut aliran transformasi, sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari
    sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan
    kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai
    kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana
    sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun
    didengar, kemampuan tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa.

1.1.1   Pengertian transformasi generatif
        Secara umum transformasi generatif merupakan proses atau kaidah
    perubahan dari struktur dalam, menjadi struktur luar atau permukaannya, baik
    dalam    menambah,      mengurangi      (penghilangan),   permutasi,   maupun
    pergantian.
        Teori transformasi generatif meninjau aspek bahasa berdasarkan sudut
    pandang bahasa itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam
    bahasa yang diteliti. Beberapa ahli tata bahasa membuat batasan-batasan
    transformasi di bawah ini:
    1. Keraf ( 1980: 153)
          ―Transformasi adalah suatau proses merubah bentuk bahasa menjadi
        bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks
        maupun dari bentuk kompleks ke bentuk yang sederhana‖.
    2. Samsuri (1981 :35)
          ―Transformasi adalah proses atau hasil pengubahan sebuah struktur
        kebebasan atau struktur yang lain menurut kaidah tertentu‖.


                                                                                6
3. Kridalaksana (1984 :198)
          ―Transformasi adalah kaidah untuk mengubah struktur gramatikal lain
        dengan menambah, mengurangi, atau mengatur kembali konstituen-
        konstituennya‖.
    4. Rosenbaun (1968 : 28)
          “Transformasi convert one sentences structure by performing verious
        operations on the constituens making up there tructure”. Terjemahannya:
        ―Transformasi adalah proses perubahan struktur dalam suatu kalimat ke
        dalam struktur luar atau struktur permukaannya‖.
    5. Kridalaksana, (1993,69)
          Tata bahasa transformasi generatif merupakan teori linguistik yang
        menyatakan bahwa tujuan linguistik ialah menemukan apa yang semesta
        dan   teratur   dalam   kemampuan    manusia       untuk   memahami   dan
        menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal. Kalimat dianggap sebagai
        satuan dasar, dan hubungan antara unsur-unsur dalam struktur kalimat
        diuraikan atas abstraksi yang disebut kaidah struktur frase dan kaidah
        transformasi.


1.1.2   Ahli bahasa yang beraliran transformasional

        Ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain: N. Chomsky,
    P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B.
    Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum
    pindah ke tagmenik), dan lain-lain.

        Konsep-konsep linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh
    Chomsky yakni teori transformasi generatif gemanya di Indonesia pada akhir
    tahun lima puluhan. Pendidikan formal linguistik fakultas sastra dan
    pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada
    konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif.
    Perkenalan konsep-konsep linguistik modern terjadi sejak kepulangan
    sejumlah linguis Indonesia dari Amerika yaitu Anton M. Moelyono dan T.W.


                                                                                7
Kamil. Gorys keraf, Harrimukti Kridalaksana Merekalah yang pertama-tama
    memperkanalkan konsep-konsep fonem,morfem dan klausa.




1.1.3   Penataan Tata Bahasa Generatif
        Analisis tata bahasa generatif bertugas mengungkapkan pengetahuan dan
    kemampuan untuk memahami sebanyak mungkin kalimat. Tata bahasa
    generatif harus menjadi satu sistem kaidah yang dapat secara berulang
    membangkitkan sejumlah besar struktur. Sistem kaidah ini dapat dianalisis
    dalam tiga komponen tata bahasa generatif, yaitu:
    1. Komponen sintaksis mencirikan dan menggambarkan sejumlah tak
        terbatas struktur terabstrak, yang masing-masing mencakup semua
        informasi yang ada hubungannya dengan satu interpretasi dari sebuah
        kalimat tertentu.
    2. Komponen fonologis menentuksan bentuk fonetik dari sebuah kalimat
        yang dibangkitkan oleh kaidah sintaksis. Ia menghubungkan sebuah
        struktur yang dilahirkan oleh komponen sintaksis dengan simbol yang
        dinyatakan secara fonetis.
    3. Komponen semantik menentukan interpretasi semantik sebuah kalimat.
        Komponen fonologis dan komponen semantik merupakan komponen
        interpretatif.


1.1.4   Keunggulan dan Kelemahan Aliran Transformasional
        1. Keunggulan Aliran Transformasi
            a. Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik.
            b. Secara       tegas   memisah    pengetahuan   kebahasaan   dengan
                keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic
                performance).
            c. Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif
                berdasarkan kaidah yang ada.




                                                                               8
d. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat
              dipilah antara substansi dan perwujudan.
          e. Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena
              gramatiknya bersifat generatif.
       2. Kelemahan Aliran Transformasi
          a. Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah
              konsep klausa dan kalimat.
          b. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate
              untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan
              bisa.
          c. Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.


1.2 Bagaimanakah sejarah teori transformasi generatif?
      Selama puluhan tahun, linguistik struktural digandrungi para linguis
    modern sebagai satu-satunya aliran yang pantas diikuti dalam menganalisis
    bahasa. Kemudian pada tahun 1957, Aliran Transformational Generative
    Grammar atau dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa
    transformasi, tata bahasa generatif atau tata bahasa transformasi klasik, lahir
    dengan terbitnya buku Noam Chomsky yang berjudul Syntactic Structure
    pada tahun 1957. Adanya sambutan yang berupa kritik dan saran atas
    kekurangan yang ada dalam teori itu menyebabkan munculnya lagi buku
    Chomsky pada tahun 1965 dengan judul Aspect of The Theory of Syntax.
    Dalam buku ini, Chomsky telah menyempurnakan teorinya mengenai
    sintaksis dengan mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil yaitu
    sebagai berikut.
      1. Komponen semantis suatu deskriptif linguistik berbentuk seperangkat
         kaidah interpretatif yang beroperasi pada sintaksis kalimat-kalimat
         kaidah ini agak mirip dengan kaidah fonologis.
      2. Ada pembedaan antara struktur lahir dan batin. Struktur lahir jauh lebih
         menyerupai struktur yang oleh para strukturalis langsung diabstrakkan
         dari bentuk kalimat. Struktur batin merupakan abstraksi yang berbeda


                                                                                 9
tetapi dengan diakuinya struktur tersebut maka tersedia sistem yang
      lebih kaya untuk menganalisis dan menjelaskan hubungan timbal balik
      antara sintaksis dan semantik dalam kalimat-kalimat bahasa yang alami.
   3. Disribusi dari elemen-elemen sintaksis diubah secara bertahap yang
      memperkaya struktur frase atau struktur batin dengan mengorbankan
      kaidah trasformasi. Selanjutnya, trasformasi dikendalikan oleh struktur
      batin, dan kemudian dikemukakan bahwa trasformasi itu sendiri tidak
      mempunyai pengaruh terhadap makna kalimat. Kategori seperti negasi,
      pasif, pertanyaan, dan perintah serta hubungan subordinat dan koornidat
      secara formal diperkenalkan sebagai bagian dari kaidah trasformasi.
      Kaidah-kaidah ini kemudian dimasukkan ke dalam komponen dasar
      yang mengatur struktur batin dan leksikon bersama-sama dengan
      subkategorisasi nomina dan verba menjadi subkelas seperti nomina
      takterbilang dan nomina terbilang,verba transitif dan verba intransitif.
   Teori dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama “Standard Theory”.
Kemudian dalam tahun 1972 diperkembangkan lagi dan diberi nama
“Extended Standard Theory”, yang kemudian pada tahun 1975 direvisi lagi,
dan diberi nama “Revised Extended Standard Theory”. Terakhir teori tentang
tata bahasa transformasi ini direvisi lagi menjadi apa yang disebut
“government and binding theory”.
   Pada mulanya teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan kaidah-
kaidah bahasa Inggris, maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba
untuk menggunakannya terhadap bahasa-bahasa lain, timbullah berbagai
masalah. Apa yang tadinya sudah dianggap kaidah universal ternyata tidak
universal. Oleh karena itu usaha-usaha perbaikan telah dilakukan oleh para
bekas murid atau bekas pengikut aliran ini. Umpamanya yang dilakukan oleh
kaum semantik generatif, aliran tata bahasa kasus, dan aliran tata bahasa
relasional.
   Di samping itu, adanya hubungan antara kemunculan tata bahasa
transformasi generatif terhadap perkembangan tata bahasa bahasa Melayu




                                                                                 10
dengan merujuk kepada sejumlah kandungan yang terdapat dalam buku-buku
    yang berikut:
   1. Bahasa Melayu Syntax Some Aspects Of Its Standardization (1978), oleh
      Nik Safiah Karim.
   2. Pengantar Teori Sintaksis Satu Pengenalan Konsep Tatabahasa
      Transformasi-Generatif (1980), oleh Arbak Othman.
   3. Tatabahasa Dewan (1993), oleh Nik Safiah Karim et al.,dan
   4. Binaan Dan Fungsi Perkataan Dalam Bahasa Melayu Satu Huraian dari
      Sudut Tatabahasa Generatif (1993), oleh Hashim Haji Musa.


1.3 Bagaimanakah ciri-ciri transformasi generatif?
      Sistem tata bahasa transformasi yang diasaskan oleh Chomsky ini
   walaupun merupakan lanjutan daripada apa yang telah dibangunkan bersama
   Harris, namun terdapat perbezaan pendapat dengan apa yang telah
   dikemukakan oleh Harris. Ternyata sistem tata bahasa berdasarkan Chomsky
   ini telah menarik perhatian ramai dan telah menerima kesinambungan
   berterusan yang ekstensif. Chomsky seterusnya menyatakan bahawa teorinya
   dapat memperlihatkan ciri-ciri universal dalam mengkaji semua bahasa
   manusia.
      Aliran   transformasi   muncul    menentang     aliran   strukturalis   yang
   menyatakan bahwa bahasa merupakan kebiasaan. Aliran ini mempunyai
   pandangan bahwa bahasa bersifat mentalistik dan kognitif.
      Adapun ciri-ciri transformasi generatif adalah sebagai berikut:
   1. Berdasarkan paham mentalistik
           Aliran ini berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses
      rangsang tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses
      kejiwaan. Aliran ini sangat erat dengan psikolinguistik. Proses berbahasa
      bukan sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar
      yang diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di
      dalam diri peserta bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya
      dengen subdisipliner psikolinguistik.


                                                                                11
2. Bahasa merupakan innate
       Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan
   faktor innate (warisan/keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan
   teorinya Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur
   otak manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul
   syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada
   struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara
   seperti manusia, meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak
   disebabkan oleh kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan.
3. Bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan
       Teori transformasional memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni
   deep structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses
   berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface structure
   (struktur   luar,   struktur   lahiriah)   yaitu   wujud     lahiriyah   yang
   ditransformasikan dari lapis batin.
4. Bahasa terdiri atas unsur competent dan performance
       Sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas, aliran transformasional
   memisahkan bahasa atas unsur competent yaitu pengetahuan yang dimiliki
   oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang
   berlaku bagi bahasanya; dan performance yaitu ketrampilan seseorang
   dalam menggunakan bahasa tersebut.
5. Analisis bahasa bertolak dari kalimat
       Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran gramatik
   yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari
   frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa.
6. Bahasa bersifat kreatif
       Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik
   terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting
   adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan
   pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada
   halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal.


                                                                              12
7. Analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus.
          Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke
      frase menjadi frase benda (FN) dan frase kerja (FV) kemudian dari frase
      turun ke kata.
   8. Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi
          Aliran     ini   membedakan      antara   kalimat       inti   dan   kalimat
      transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh
      kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif
      (merupakan ciri pokok), (d) statement (e)positif (f) runtut (merupakan ciri
      tambahan). Kalimat transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai
      kaidah transformasi.
          Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
          Kalimat Inti        Kaidah Transformasi        Kalimat Transformasi
          1. Lengkap          Pelepasan/delisi          Kalimat elips/minor
          2. Simpel           Penggabungan              Kalimat Kompleks
          3. Aktif            Pemasifan                 Kalimat Pasif
          4. Statement           -   Tanya                    -     Kalimat Tanya
                                 -   Perintah                 -     Kalimat Perintah
          5. Positif          Pengingkaran              Kalimat Ingkar
          6. Runtut           Pembalikan                Kalimat Inversi




1.4 Contoh tulisan yang memakai teori transformasi generatif.
   1. Welcome, Ahlan wa Sahlan, Selamat datang merupakan tiga unsur struktur
      permukaan yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.
   2. a. Mahasiswa melaksanakan rapat di ruang H4.
      b. Mahasiswa melaksanakan belajar di ruang H4.
      Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat transformasi dengan
      menggunakan kaedah penggabungan, yaitu:
      Mahasiswa melaksanakan rapat dan belajar di ruang H4.




                                                                                    13
3. Nita memukul lalat.
      Merupakan kalimat inti dengan berbagai ciri atau struktur yang tertera
   di atas. Kalimat tersebut dapat menjadi kalimat transformasional yaitu:
      Lalat dipukul Nita.                     (pemasifan)
      Nita tidak memukul lalat.               (pengingkaran)
      Pukulah lalat itu!                      (perintah)
      Siapa yang memukul lalat?               (penanyaan)
      Memukul lalat Nita.                     (inversi)
4. petinju = Nor + ber—Vd > pe – Vd
   peninju = Nor + meN—Vd > peN – Vd
       Contoh         tersebut   menunjukkan       bahwa     dalam    tata   bahasa
   transformasional, struktur dalam (deep structure) ditransformasikan ke
   struktur luar (surface structure). Secara generatif transformasional kata,
   petinju dibentuk melalui verba bertinju, sedangkan kata peninju dibentuk
   melalui verba meninju. Jadi, pembentukan itu tidak langsung dari dasar
   tinju.
5. Kalimat      ―Ia     membaca     buku.‖,      misalnya,     berdasarkan   kaidah
   transformasional akan diterangkan sebagai berikut:
   1. K Õ GB + GK
   2. GB Õ N1
   3. GK Õ V + N2
   4. N1 Õ ia
   5. V Õ membaca
   6. N2 Õ buku
       Secara transformasional, Kalimat itu terbentuk oleh Gatra Benda plus
   Gatra Kerja. Pengisi Gatra Benda adalah Nomen ia, sedangkan pengisi
   Gatra Kerja adalah Verbum membaca, dan Nomen buku. Dengan model
   analisis immediate contstituents (IC) yang diintroduksikan oleh Chomsky,
   kalimat tersebut berdiagram pohon (diagram akar) sebagai berikut.
6. Pada nomina (kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak
   dapatnya bergabung dengan kata tidak), pronomina (kata yang dipakai


                                                                                 14
untuk mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia),
   dan numeralia (kata atau frasa yang menunjukkan bilangan atau kuantitas;
   kata bilangan), khususnya penurunan nomina dengan per—an, misalnya,
   digunakanlah uraian dan contoh berikut (Alwi, 1993: 258-259). ―Nomina
   dengan per – an juga diturunkan dari verba, tetapi umumnya dari verba
   taktransitif dan berawalan ber-. Akan tetapi, ada pula nomina per – an
   yang berkaitan dengan verba meng- atau memper- yang berstatus transitif.
   1. perjanjian menjadi berjanji
   2. pergerakan menjadi bergerak
   3. persatuan menjadi bersatu
   4. perdamaian menjadi berdamai
   5. pergelaran menjadi menggelar
   6. pertahanan menjadi mempertahankan
   7. perlawanan menjadi melawan
   8. permintaan menjadi meminta
7. Beberapa aturan Transformational-Generative Grammar cukup sederhana,
   seperti aturan Kepala Awal / Akhir:
   1. Kepala awal - Kepala terjadi sebelum argumen.
     a. '' Makan'' apel.        ( kata kerja frase )
     b. '' Kehancuran'' kota.   ( frase kata benda )
     c. '' Pada'' lantai.       ( frase preposisional )
   2. Kepala Final - Kepala terjadi setelah argumen.
     a. Berani'' pergi''        ( frase kata kerja )
     b. Putih besar'' rumah''   ( kata benda frase )
   3. Adik menangis
     Kaliamt di atas dapat ditransformasikan dengan beberapa cara, antara
     lain:
     a. Dengan perubahan urutan kata, menjadi:




                                                                         15
b. Dengan perubahan intonasi, menjadi:




4. Salah satu dari ciri transformasi generatif adalah bahasa bersifat kreatif,
   contohnya adalah :
   a. Peluhnya menganak sungai.
   b. Sampah telah menggunung di tepi jalan.
      Kata menggunung terbentuk dari kata gunung dan prefiks me-
      bermaksud menyerupai gunung.
5. Aturan lain yang lebih kompleks, seperti "Peraturan Wh-Formasi
   Pertanyaan" apa yang disebut untuk bahasa Inggris, yang dapat
   diringkas sebagai:
   a. Mulailah dengan deklaratif sederhana, dengan item yang hilang:
              Dia memberi X buku.
   b. Masukkan sesuai Wh-kata untuk kategori leksikal yang diharapkan
      dari jawabannya:
              '' Dia memberikan kepada siapa'' sebuah buku.
   c. Mengubah bentuk kata kerja untuk pembangunan sesuai "melakukan
      X":
              Dia'' tidak memberikan'' kepada siapa buku.
   d. Gunakan Subyek-Auxiliary Inversi untuk membentuk sebuah
      interogatif (menunjukkan atau mengandung pertanyaan):
              Apakah dia memberikan kepada siapa buku?
   e. Pindahkan elemen Wh-kata untuk bagian depan kalimat:
              Kepada siapa dia memberikan sebuah buku?



                                                                           16
Bab III Penutup

3.1 Simpulan
      Teori generatif transformasi adalah teori linguistik yang menerangkan
   dengan jelas pembentukan kalimat-kalimat gramatikal dan menjelaskan
   struktur setiap kalimat itu, serta mengalihkan struktur dalam bahasa kepada
   struktur luar bahasa untuk menentukan suatu kalimat.
      Sejarah Aliran transformasi generatif dimulai dengan terbitnya buku Noam
   Chomsky yang berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957. Selanjutnya
   pada tahun 1965 munculnya lagi buku Chomsky dengan judul Aspect of The
   Theory of Syntax. Teori dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama
   “Standard Theory”. Kemudian dalam tahun 1972 diperkembangkan lagi dan
   diberi nama “Extended Standard Theory”, lalu pada tahun 1975 direvisi lagi,
   dan diberi nama “Revised Extended Standard Theory”. Terakhir direvisi lagi,
   dan diberi nama “government and binding theory”.

      Tokoh dalam tata bahasa transformasi adalah Noam Chomsky dengan
   judul bukunya yang terkenal dengan Syntactic Structure pada tahun 1957.
   Selain Noam Chomsky ada juga ahli bahasa yang beraliran transformasional
   ini antara lain P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J.
   Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A.
   Cook (sebelum pindah ke tagmenik).

      Ciri-ciri dari teori transformasi generatif adalah berdasarkan paham
   mentalistik, bahasa merupakan innate, bahasa terdiri atas lapis dalam dan
   lapis permukaan, bahasa terdiri atas unsur competent dan performance,
   analisis bahasa bertolak dari kalimat, bahasa bersifat kreatif, analisis
   diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus, membedakan kalimat inti dan
   kalimat transformasi.

      Tiap penutur bahasa, yang normal memiliki kemampuan (competence)
   bahasa. Dengan kemampuan ini dia dapat membentuk kalimat-kalimat baru
   dan memahami kalimat-kalimat yang belum pernah ia dengar.


                                                                             17
3.2 Saran/Rekomendasi
      Setiap aliran linguistik tentunya memiliki keunggulan-keunggulan
   sekaligus kelemahan-kelemahan. Demikian halnya aliran transformasi, tentu
   memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu, sebagai mahasiswa bahasa
   sebaiknya kita memanfaatkan berbagai teori yang tentunya disesuaikan
   dengan kebutuhan kita. Dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan masing-
   masing teori, mahasiswa tersebut dapat merancang pembelajarannya sesuai
   dengan tujuan yang diharapkan.
      Penulis menyadari bahwa tulisan yang disajikan ini masih jauh dari
   kesempurnaan. Oleh karena itu besar harapan penyusun akan adanya
   sumbangsih saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca dan
   pemerhati bahasa, terutama para ahli demi kesempurnaan makalah ini.
   Penulis menganggap bahwa kritikan dan saran objektif adalah nasihat terbaik.
   Meskipun berat menerima kritik atas pekerjaan yang telah dilakukan dengan
   maksimal dan segala keterbatasan yang ada pada diri penulis.




                                                                            18
Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta.

Rahman, Elmustian & Abdul Jalil. 2004. Teori Sastra. Pekanbaru:UNRI Press.

Sampson, Geoffrey. 1987. Model Linguistik Dewasa Ini. (terjemahan Abd. Syukur

       Ibrahim dan Machrus Sjamsuddin). Surabaya:Usaha Nasional.

Jeffers, Robert J. 1979. Prinsip dan Metode Linguistik Historis. (terjemahan Abd.

       Syukur Ibrahim dan Machrus Sjamsuddin). Surabaya: Usaha Nasional.

(http://adiel87.blogspot.com/2009/11/tata-bahasa-generatif-transformasi.html)

http://aliranlinguistik.blogspot.com/2011/07/aliran-transformasional.html

http://bentarabahasa.blogspot.com/2007/12/perkembangan-linguistik-di-
       indonesia.html

http://dendensejati.blogspot.com/2011/11/aliran-transformational-generative.html

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Sh4bgFwDuycJ:repository.usu.ac.i
       d/bitstream/123456789/23992/4/Chapter%2520II.pdf+transformasional+ta
       ta+bahasa&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgkKYT00HIWrN4t8qp
       2hyJ-klg3FFjtTsMEEeMMfb8sKQ042pDsn4jcHhmbg0D3utMQTRAbsj-
       YwUbEJta9sjhdtRm7U6c-
       1XMkaypGA_AkoZJiXMq7LWZoNeq62RbQaDBDbICk&sig=AHIEtbR
       534KbWlwJv0sV3Eo7dpcrcxksDQ

http://id.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky

http://jpmipgmtaa.webs.com/Penulisan/Microsoft%20Word%20-
       %20CHOMSKY%20MERUPAKAN%20PELOPOR%20GERAKAN%20
       TATABAHASA%20TRANSFORMASI%20GENERATIF.pdf

http://shaffiya18.blogspot.com/2012/02/makalah-aliran-transformasional.html


                                                                                19
(http://tongkronganbudaya.wordpress.com/2008/03/08/tata-bahasa-generatif-
       transformatif/)

(http://www.facebook.com/note.php?note_id=377256162351)

(http://www.scribd.com/doc/21320679/27/Tatabahasa-Transformasi-Generatif-
       Transformational-Generative-Grammar)

http://www.scribd.com/doc/33723516/Teori-Chomsky-Dan-Pengajaran-Bahasa-
       Arab

http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/kalimat-inti-dan-kalimat.html

http://www.situsbahasa.info/2011/12/unsur-dan-ciri-kalimat-efektif.html




                                                                            20

More Related Content

What's hot

KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)Lita Tania
 
Performansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi ChomskyPerformansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi Chomskykholid harras
 
Kelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi Bahasa
Kelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi BahasaKelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi Bahasa
Kelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi BahasaRicky Subagya
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisMuhammad Idris
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikYudha Fadillah
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaRasmitadila Mita
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataTifanny Ellies
 
Morfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa IndonesiaMorfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa IndonesiaDarwis Maulana
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumImam Suwandi
 

What's hot (20)

variasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasavariasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasa
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Performansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi ChomskyPerformansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi Chomsky
 
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronikLinguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
 
Kelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi Bahasa
Kelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi BahasaKelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi Bahasa
Kelompok 5 Psikolinguistik - Aspek Neurologi Bahasa
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
Morf, Morfem, dan Alomorf
Morf, Morfem, dan AlomorfMorf, Morfem, dan Alomorf
Morf, Morfem, dan Alomorf
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
Beberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahanBeberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahan
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
Morfologi klp 8
Morfologi klp 8Morfologi klp 8
Morfologi klp 8
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi Kata
 
Morfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa IndonesiaMorfologi Bahsa Indonesia
Morfologi Bahsa Indonesia
 
Pemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasaPemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasa
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umum
 

Similar to Transformasi Generatif

Tranformatif generatif
Tranformatif generatifTranformatif generatif
Tranformatif generatifNadwah Khalid
 
Tokoh dan Aliran Linguistik
Tokoh dan Aliran LinguistikTokoh dan Aliran Linguistik
Tokoh dan Aliran LinguistikNor Idayu
 
Transformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIK
Transformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIKTransformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIK
Transformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIKSUFINA SHUKRI
 
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptxYoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptxayyuubi
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuElyn Eveline
 
4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptx4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptxQurrotaAyuNeina
 
Nota Literasi Bahasa
Nota Literasi BahasaNota Literasi Bahasa
Nota Literasi BahasaVince Here
 
Filsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasaFilsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasapramithasari27
 
Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2
Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2
Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2Nailun Najah
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAMETA GUNAWAN
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikRicky Subagya
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabAgus Maulana
 
Psycolinguistic
PsycolinguisticPsycolinguistic
PsycolinguisticLili Lulu
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysisjuniato
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysisjuniato
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysisjuniato
 
Tugas power point
Tugas power pointTugas power point
Tugas power pointMakarina
 

Similar to Transformasi Generatif (20)

Tranformatif generatif
Tranformatif generatifTranformatif generatif
Tranformatif generatif
 
Tokoh dan Aliran Linguistik
Tokoh dan Aliran LinguistikTokoh dan Aliran Linguistik
Tokoh dan Aliran Linguistik
 
Transformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIK
Transformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIKTransformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIK
Transformasi Generatif BML 3022 LINGUISTIK
 
Transformasi generatif tambahan
Transformasi generatif tambahanTransformasi generatif tambahan
Transformasi generatif tambahan
 
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptxYoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptx4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptx
 
Nota Literasi Bahasa
Nota Literasi BahasaNota Literasi Bahasa
Nota Literasi Bahasa
 
Filsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasaFilsafat ilmu dan bahasa
Filsafat ilmu dan bahasa
 
Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2
Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2
Filsafat Bahasa Pnd.Bhs dan Sastra Indonesia Smst.2
 
Tugas kelompok bahasa
Tugas kelompok bahasaTugas kelompok bahasa
Tugas kelompok bahasa
 
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de SaussureFerdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
 
Psycolinguistic
PsycolinguisticPsycolinguistic
Psycolinguistic
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysis
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Tugas power point
Tugas power pointTugas power point
Tugas power point
 

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar)

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar) (20)

Drama sebagai teater
Drama sebagai teaterDrama sebagai teater
Drama sebagai teater
 
Rpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teaterRpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teater
 
hubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorikahubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorika
 
Jurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantikJurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantik
 
draft penting implikatur
draft penting implikaturdraft penting implikatur
draft penting implikatur
 
Shinmin
ShinminShinmin
Shinmin
 
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia MProposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructusMahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Paper peserta diskusi
Paper peserta diskusiPaper peserta diskusi
Paper peserta diskusi
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Tugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudungTugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudung
 
Print peserta
Print pesertaPrint peserta
Print peserta
 
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan dataKriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
 
1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char
 
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacamIstilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Transformasi Generatif

  • 1. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pemikiran Keberadaan bahasa merupakan keniscayaan bagi manusia, karena bahasa merupakan salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Hal ini dikarenakan, hanya manusialah yang memiliki bahasa. Jadi, sudah seharusnya disyukuri apa yang telah dikaruniakan oleh Sang Pencipta kepada kita, yaitu bahasa. Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain. Dengan kata lain seseorang dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan manusia lain, seperti yang dikatakan oleh Kridalaksana (1983:45) bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Ada orang yang beranggapan bahwa kompetensi penggunaan bahasa seakan-akan dicapai dengan sempurna melalui keturunan dan warisan saja. Pandangan ini keliru karena kemampuan penguasaan dan penggunaan bahasa harus melalui latihan-latihan baik mengenai pengucapan maupun mempergunakan bahasa dengan baik dan benar. Di lain pihak ada komunikasi dilakukan dengan tulisan. Hal tersebut berarti kompetensi menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan dan kemampuan memakai apa yang dicoba. Jadi relevansi bahasa terhadap pemikiran manusia sangat erat sekali. Sesuai dengan kodrat manusia maka kerangka karangan pemikirannya tetap berkembang, sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya sehingga perkembangan bahasa juga ikut serta di dalamnya. Bukti yang nyata adalah ilmu pengetahuan dengan perkembangan tidak mungkin diterapkan tanpa bahasa. 1
  • 2. Dunia ilmu, termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis, melainkan merupakan kegiatan yang dinamis; berkembang terus, sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Begitulah, linguistik struktural lahir karena tidak puas dengan pendekatan dan prosedur yang digunakan linguistik tradisional dalam menganalisis bahasa. Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda- beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik. Dalam pembahasan kali ini akan dipaparkan salah satu sejarah perkembangan aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasional. Aliran Transformational Generative Grammer atau transformasi generatif ini dicetuskan oleh Chomsky (1965) kemudian dikembangkan oleh Halle (1973) dan Aronoff (1976). Selanjutnya teori ini dimodifikasi oleh Dardjowidjojo (1988) dan disesuaikannya dengan sistem bahasa Indonesia. Sejarah linguistik telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik, dimana aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran- aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran- aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik. Sesuai dengan latar belakang yang telah disebutkan, maka muncul pertanyaan yaitu apa itu transformasi generatif? Bagaimana sejarahnya? Apa- apa saja ciri-cirinya? dan contohnya tulisan yang memakai teori transformasi generatif? 2
  • 3. 1.2 Permasalahan Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkungan pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan secara sistematik yang diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu berdasarkan teori-teori yang disepakati. Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk dan berlaku secara umum yang akan membimbing dan memberi arah sehingga dapat menjadi penuntun kerja bagi penulis. Kajian pustaka yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori transformasi generatif. Teori/aliran ini meninjau aspek bahasa berdasarkan sudut pandang bahasa itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa yang diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud transformasi generatif? 2. Bagaimana sejarah teori transformasi generatif? 3. Bagaimanakah ciri-ciri transformasi generatif? 4. Contoh tulisan yang memakai teori transformasi generatif? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan transformasi generatif. 2. Untuk mendeskripsikan sejarah teori transformasi generatif. 3. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri transformasi generatif. 4. Untuk mendeskripsikan contoh tulisan yang memakai teori transformasi generatif. 3
  • 4. Bab II Teori Transformasi Generatif 1.1 Apa yang dimaksud dengan transformasi generatif? Aliran transformasional ini dipelopori oleh Chomsky. Avram Noam Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Chomsky dilahirkan di Philadelphia tahun 1928, di tengah keluarga Yahudi radikal keturunan Rusia. Ayahnya, William Chomsky merupakan seorang ahli bahasa Yahudi yang terkenal. Ketekunan Chomsky dalam membantu kegiatan kebahasaan yang dilakukan ayahnya, sedikit banyak telah menandai kecemerlangan daya intelektualnya dalam melakukan kajian kebahasaan di kelak kemudian hari. Sebagai mahasiswa di universitas Pennsylvania, Chomsky menjadi anak didik tokoh strukturalisme yang sering disebut memiliki pikiran radikal, yakni Zelling Harris. Disebut sebagai salah seorang tokoh pengembang strukturalisme, gagasan yang dikembangkan tidak sepenuhnya mengekor pada konsep pemula strukturalisme Amerika, yakni Leonard Bloomfield. Aliran transformasional merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Nama yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini adalah Tranformational Generative Grammar tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi atau tata bahasa generative. Adapun asumsi yang mendasari pendekatan bahasa secara transformasional ini adalah sebagai berikut: 1. Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi. 2. Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulisan. 4
  • 5. 3. Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa harus bersifat deduktif. 4. Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem produktif bahasa. 5. Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna. Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Setiap tata bahasa merupakan teori dari bahasa itu sendiri, dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu: 1. Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat- buat. 2. Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik. Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting. Competence adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan kata lain competence adalah pengetahuan yang dimiliki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru. 5
  • 6. Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor- faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya. Menurut aliran transformasi, sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar, kemampuan tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa. 1.1.1 Pengertian transformasi generatif Secara umum transformasi generatif merupakan proses atau kaidah perubahan dari struktur dalam, menjadi struktur luar atau permukaannya, baik dalam menambah, mengurangi (penghilangan), permutasi, maupun pergantian. Teori transformasi generatif meninjau aspek bahasa berdasarkan sudut pandang bahasa itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa yang diteliti. Beberapa ahli tata bahasa membuat batasan-batasan transformasi di bawah ini: 1. Keraf ( 1980: 153) ―Transformasi adalah suatau proses merubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks maupun dari bentuk kompleks ke bentuk yang sederhana‖. 2. Samsuri (1981 :35) ―Transformasi adalah proses atau hasil pengubahan sebuah struktur kebebasan atau struktur yang lain menurut kaidah tertentu‖. 6
  • 7. 3. Kridalaksana (1984 :198) ―Transformasi adalah kaidah untuk mengubah struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau mengatur kembali konstituen- konstituennya‖. 4. Rosenbaun (1968 : 28) “Transformasi convert one sentences structure by performing verious operations on the constituens making up there tructure”. Terjemahannya: ―Transformasi adalah proses perubahan struktur dalam suatu kalimat ke dalam struktur luar atau struktur permukaannya‖. 5. Kridalaksana, (1993,69) Tata bahasa transformasi generatif merupakan teori linguistik yang menyatakan bahwa tujuan linguistik ialah menemukan apa yang semesta dan teratur dalam kemampuan manusia untuk memahami dan menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal. Kalimat dianggap sebagai satuan dasar, dan hubungan antara unsur-unsur dalam struktur kalimat diuraikan atas abstraksi yang disebut kaidah struktur frase dan kaidah transformasi. 1.1.2 Ahli bahasa yang beraliran transformasional Ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain: N. Chomsky, P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmenik), dan lain-lain. Konsep-konsep linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh Chomsky yakni teori transformasi generatif gemanya di Indonesia pada akhir tahun lima puluhan. Pendidikan formal linguistik fakultas sastra dan pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif. Perkenalan konsep-konsep linguistik modern terjadi sejak kepulangan sejumlah linguis Indonesia dari Amerika yaitu Anton M. Moelyono dan T.W. 7
  • 8. Kamil. Gorys keraf, Harrimukti Kridalaksana Merekalah yang pertama-tama memperkanalkan konsep-konsep fonem,morfem dan klausa. 1.1.3 Penataan Tata Bahasa Generatif Analisis tata bahasa generatif bertugas mengungkapkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami sebanyak mungkin kalimat. Tata bahasa generatif harus menjadi satu sistem kaidah yang dapat secara berulang membangkitkan sejumlah besar struktur. Sistem kaidah ini dapat dianalisis dalam tiga komponen tata bahasa generatif, yaitu: 1. Komponen sintaksis mencirikan dan menggambarkan sejumlah tak terbatas struktur terabstrak, yang masing-masing mencakup semua informasi yang ada hubungannya dengan satu interpretasi dari sebuah kalimat tertentu. 2. Komponen fonologis menentuksan bentuk fonetik dari sebuah kalimat yang dibangkitkan oleh kaidah sintaksis. Ia menghubungkan sebuah struktur yang dilahirkan oleh komponen sintaksis dengan simbol yang dinyatakan secara fonetis. 3. Komponen semantik menentukan interpretasi semantik sebuah kalimat. Komponen fonologis dan komponen semantik merupakan komponen interpretatif. 1.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Aliran Transformasional 1. Keunggulan Aliran Transformasi a. Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik. b. Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance). c. Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada. 8
  • 9. d. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan. e. Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif. 2. Kelemahan Aliran Transformasi a. Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat. b. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa. c. Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure. 1.2 Bagaimanakah sejarah teori transformasi generatif? Selama puluhan tahun, linguistik struktural digandrungi para linguis modern sebagai satu-satunya aliran yang pantas diikuti dalam menganalisis bahasa. Kemudian pada tahun 1957, Aliran Transformational Generative Grammar atau dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi, tata bahasa generatif atau tata bahasa transformasi klasik, lahir dengan terbitnya buku Noam Chomsky yang berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957. Adanya sambutan yang berupa kritik dan saran atas kekurangan yang ada dalam teori itu menyebabkan munculnya lagi buku Chomsky pada tahun 1965 dengan judul Aspect of The Theory of Syntax. Dalam buku ini, Chomsky telah menyempurnakan teorinya mengenai sintaksis dengan mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil yaitu sebagai berikut. 1. Komponen semantis suatu deskriptif linguistik berbentuk seperangkat kaidah interpretatif yang beroperasi pada sintaksis kalimat-kalimat kaidah ini agak mirip dengan kaidah fonologis. 2. Ada pembedaan antara struktur lahir dan batin. Struktur lahir jauh lebih menyerupai struktur yang oleh para strukturalis langsung diabstrakkan dari bentuk kalimat. Struktur batin merupakan abstraksi yang berbeda 9
  • 10. tetapi dengan diakuinya struktur tersebut maka tersedia sistem yang lebih kaya untuk menganalisis dan menjelaskan hubungan timbal balik antara sintaksis dan semantik dalam kalimat-kalimat bahasa yang alami. 3. Disribusi dari elemen-elemen sintaksis diubah secara bertahap yang memperkaya struktur frase atau struktur batin dengan mengorbankan kaidah trasformasi. Selanjutnya, trasformasi dikendalikan oleh struktur batin, dan kemudian dikemukakan bahwa trasformasi itu sendiri tidak mempunyai pengaruh terhadap makna kalimat. Kategori seperti negasi, pasif, pertanyaan, dan perintah serta hubungan subordinat dan koornidat secara formal diperkenalkan sebagai bagian dari kaidah trasformasi. Kaidah-kaidah ini kemudian dimasukkan ke dalam komponen dasar yang mengatur struktur batin dan leksikon bersama-sama dengan subkategorisasi nomina dan verba menjadi subkelas seperti nomina takterbilang dan nomina terbilang,verba transitif dan verba intransitif. Teori dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama “Standard Theory”. Kemudian dalam tahun 1972 diperkembangkan lagi dan diberi nama “Extended Standard Theory”, yang kemudian pada tahun 1975 direvisi lagi, dan diberi nama “Revised Extended Standard Theory”. Terakhir teori tentang tata bahasa transformasi ini direvisi lagi menjadi apa yang disebut “government and binding theory”. Pada mulanya teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan kaidah- kaidah bahasa Inggris, maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba untuk menggunakannya terhadap bahasa-bahasa lain, timbullah berbagai masalah. Apa yang tadinya sudah dianggap kaidah universal ternyata tidak universal. Oleh karena itu usaha-usaha perbaikan telah dilakukan oleh para bekas murid atau bekas pengikut aliran ini. Umpamanya yang dilakukan oleh kaum semantik generatif, aliran tata bahasa kasus, dan aliran tata bahasa relasional. Di samping itu, adanya hubungan antara kemunculan tata bahasa transformasi generatif terhadap perkembangan tata bahasa bahasa Melayu 10
  • 11. dengan merujuk kepada sejumlah kandungan yang terdapat dalam buku-buku yang berikut: 1. Bahasa Melayu Syntax Some Aspects Of Its Standardization (1978), oleh Nik Safiah Karim. 2. Pengantar Teori Sintaksis Satu Pengenalan Konsep Tatabahasa Transformasi-Generatif (1980), oleh Arbak Othman. 3. Tatabahasa Dewan (1993), oleh Nik Safiah Karim et al.,dan 4. Binaan Dan Fungsi Perkataan Dalam Bahasa Melayu Satu Huraian dari Sudut Tatabahasa Generatif (1993), oleh Hashim Haji Musa. 1.3 Bagaimanakah ciri-ciri transformasi generatif? Sistem tata bahasa transformasi yang diasaskan oleh Chomsky ini walaupun merupakan lanjutan daripada apa yang telah dibangunkan bersama Harris, namun terdapat perbezaan pendapat dengan apa yang telah dikemukakan oleh Harris. Ternyata sistem tata bahasa berdasarkan Chomsky ini telah menarik perhatian ramai dan telah menerima kesinambungan berterusan yang ekstensif. Chomsky seterusnya menyatakan bahawa teorinya dapat memperlihatkan ciri-ciri universal dalam mengkaji semua bahasa manusia. Aliran transformasi muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa merupakan kebiasaan. Aliran ini mempunyai pandangan bahwa bahasa bersifat mentalistik dan kognitif. Adapun ciri-ciri transformasi generatif adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan paham mentalistik Aliran ini berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses rangsang tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses kejiwaan. Aliran ini sangat erat dengan psikolinguistik. Proses berbahasa bukan sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen subdisipliner psikolinguistik. 11
  • 12. 2. Bahasa merupakan innate Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan faktor innate (warisan/keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan teorinya Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur otak manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara seperti manusia, meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak disebabkan oleh kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan. 3. Bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan Teori transformasional memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface structure (struktur luar, struktur lahiriah) yaitu wujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis batin. 4. Bahasa terdiri atas unsur competent dan performance Sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur competent yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya; dan performance yaitu ketrampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut. 5. Analisis bahasa bertolak dari kalimat Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa. 6. Bahasa bersifat kreatif Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal. 12
  • 13. 7. Analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus. Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (FN) dan frase kerja (FV) kemudian dari frase turun ke kata. 8. Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi Aliran ini membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok), (d) statement (e)positif (f) runtut (merupakan ciri tambahan). Kalimat transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah transformasi. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut: Kalimat Inti Kaidah Transformasi Kalimat Transformasi 1. Lengkap Pelepasan/delisi Kalimat elips/minor 2. Simpel Penggabungan Kalimat Kompleks 3. Aktif Pemasifan Kalimat Pasif 4. Statement - Tanya - Kalimat Tanya - Perintah - Kalimat Perintah 5. Positif Pengingkaran Kalimat Ingkar 6. Runtut Pembalikan Kalimat Inversi 1.4 Contoh tulisan yang memakai teori transformasi generatif. 1. Welcome, Ahlan wa Sahlan, Selamat datang merupakan tiga unsur struktur permukaan yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama. 2. a. Mahasiswa melaksanakan rapat di ruang H4. b. Mahasiswa melaksanakan belajar di ruang H4. Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat transformasi dengan menggunakan kaedah penggabungan, yaitu: Mahasiswa melaksanakan rapat dan belajar di ruang H4. 13
  • 14. 3. Nita memukul lalat. Merupakan kalimat inti dengan berbagai ciri atau struktur yang tertera di atas. Kalimat tersebut dapat menjadi kalimat transformasional yaitu: Lalat dipukul Nita. (pemasifan) Nita tidak memukul lalat. (pengingkaran) Pukulah lalat itu! (perintah) Siapa yang memukul lalat? (penanyaan) Memukul lalat Nita. (inversi) 4. petinju = Nor + ber—Vd > pe – Vd peninju = Nor + meN—Vd > peN – Vd Contoh tersebut menunjukkan bahwa dalam tata bahasa transformasional, struktur dalam (deep structure) ditransformasikan ke struktur luar (surface structure). Secara generatif transformasional kata, petinju dibentuk melalui verba bertinju, sedangkan kata peninju dibentuk melalui verba meninju. Jadi, pembentukan itu tidak langsung dari dasar tinju. 5. Kalimat ―Ia membaca buku.‖, misalnya, berdasarkan kaidah transformasional akan diterangkan sebagai berikut: 1. K Õ GB + GK 2. GB Õ N1 3. GK Õ V + N2 4. N1 Õ ia 5. V Õ membaca 6. N2 Õ buku Secara transformasional, Kalimat itu terbentuk oleh Gatra Benda plus Gatra Kerja. Pengisi Gatra Benda adalah Nomen ia, sedangkan pengisi Gatra Kerja adalah Verbum membaca, dan Nomen buku. Dengan model analisis immediate contstituents (IC) yang diintroduksikan oleh Chomsky, kalimat tersebut berdiagram pohon (diagram akar) sebagai berikut. 6. Pada nomina (kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak), pronomina (kata yang dipakai 14
  • 15. untuk mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia), dan numeralia (kata atau frasa yang menunjukkan bilangan atau kuantitas; kata bilangan), khususnya penurunan nomina dengan per—an, misalnya, digunakanlah uraian dan contoh berikut (Alwi, 1993: 258-259). ―Nomina dengan per – an juga diturunkan dari verba, tetapi umumnya dari verba taktransitif dan berawalan ber-. Akan tetapi, ada pula nomina per – an yang berkaitan dengan verba meng- atau memper- yang berstatus transitif. 1. perjanjian menjadi berjanji 2. pergerakan menjadi bergerak 3. persatuan menjadi bersatu 4. perdamaian menjadi berdamai 5. pergelaran menjadi menggelar 6. pertahanan menjadi mempertahankan 7. perlawanan menjadi melawan 8. permintaan menjadi meminta 7. Beberapa aturan Transformational-Generative Grammar cukup sederhana, seperti aturan Kepala Awal / Akhir: 1. Kepala awal - Kepala terjadi sebelum argumen. a. '' Makan'' apel. ( kata kerja frase ) b. '' Kehancuran'' kota. ( frase kata benda ) c. '' Pada'' lantai. ( frase preposisional ) 2. Kepala Final - Kepala terjadi setelah argumen. a. Berani'' pergi'' ( frase kata kerja ) b. Putih besar'' rumah'' ( kata benda frase ) 3. Adik menangis Kaliamt di atas dapat ditransformasikan dengan beberapa cara, antara lain: a. Dengan perubahan urutan kata, menjadi: 15
  • 16. b. Dengan perubahan intonasi, menjadi: 4. Salah satu dari ciri transformasi generatif adalah bahasa bersifat kreatif, contohnya adalah : a. Peluhnya menganak sungai. b. Sampah telah menggunung di tepi jalan. Kata menggunung terbentuk dari kata gunung dan prefiks me- bermaksud menyerupai gunung. 5. Aturan lain yang lebih kompleks, seperti "Peraturan Wh-Formasi Pertanyaan" apa yang disebut untuk bahasa Inggris, yang dapat diringkas sebagai: a. Mulailah dengan deklaratif sederhana, dengan item yang hilang: Dia memberi X buku. b. Masukkan sesuai Wh-kata untuk kategori leksikal yang diharapkan dari jawabannya: '' Dia memberikan kepada siapa'' sebuah buku. c. Mengubah bentuk kata kerja untuk pembangunan sesuai "melakukan X": Dia'' tidak memberikan'' kepada siapa buku. d. Gunakan Subyek-Auxiliary Inversi untuk membentuk sebuah interogatif (menunjukkan atau mengandung pertanyaan): Apakah dia memberikan kepada siapa buku? e. Pindahkan elemen Wh-kata untuk bagian depan kalimat: Kepada siapa dia memberikan sebuah buku? 16
  • 17. Bab III Penutup 3.1 Simpulan Teori generatif transformasi adalah teori linguistik yang menerangkan dengan jelas pembentukan kalimat-kalimat gramatikal dan menjelaskan struktur setiap kalimat itu, serta mengalihkan struktur dalam bahasa kepada struktur luar bahasa untuk menentukan suatu kalimat. Sejarah Aliran transformasi generatif dimulai dengan terbitnya buku Noam Chomsky yang berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957. Selanjutnya pada tahun 1965 munculnya lagi buku Chomsky dengan judul Aspect of The Theory of Syntax. Teori dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama “Standard Theory”. Kemudian dalam tahun 1972 diperkembangkan lagi dan diberi nama “Extended Standard Theory”, lalu pada tahun 1975 direvisi lagi, dan diberi nama “Revised Extended Standard Theory”. Terakhir direvisi lagi, dan diberi nama “government and binding theory”. Tokoh dalam tata bahasa transformasi adalah Noam Chomsky dengan judul bukunya yang terkenal dengan Syntactic Structure pada tahun 1957. Selain Noam Chomsky ada juga ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmenik). Ciri-ciri dari teori transformasi generatif adalah berdasarkan paham mentalistik, bahasa merupakan innate, bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan, bahasa terdiri atas unsur competent dan performance, analisis bahasa bertolak dari kalimat, bahasa bersifat kreatif, analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus, membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi. Tiap penutur bahasa, yang normal memiliki kemampuan (competence) bahasa. Dengan kemampuan ini dia dapat membentuk kalimat-kalimat baru dan memahami kalimat-kalimat yang belum pernah ia dengar. 17
  • 18. 3.2 Saran/Rekomendasi Setiap aliran linguistik tentunya memiliki keunggulan-keunggulan sekaligus kelemahan-kelemahan. Demikian halnya aliran transformasi, tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu, sebagai mahasiswa bahasa sebaiknya kita memanfaatkan berbagai teori yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan kita. Dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan masing- masing teori, mahasiswa tersebut dapat merancang pembelajarannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penulis menyadari bahwa tulisan yang disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu besar harapan penyusun akan adanya sumbangsih saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca dan pemerhati bahasa, terutama para ahli demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menganggap bahwa kritikan dan saran objektif adalah nasihat terbaik. Meskipun berat menerima kritik atas pekerjaan yang telah dilakukan dengan maksimal dan segala keterbatasan yang ada pada diri penulis. 18
  • 19. Daftar Pustaka Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta. Rahman, Elmustian & Abdul Jalil. 2004. Teori Sastra. Pekanbaru:UNRI Press. Sampson, Geoffrey. 1987. Model Linguistik Dewasa Ini. (terjemahan Abd. Syukur Ibrahim dan Machrus Sjamsuddin). Surabaya:Usaha Nasional. Jeffers, Robert J. 1979. Prinsip dan Metode Linguistik Historis. (terjemahan Abd. Syukur Ibrahim dan Machrus Sjamsuddin). Surabaya: Usaha Nasional. (http://adiel87.blogspot.com/2009/11/tata-bahasa-generatif-transformasi.html) http://aliranlinguistik.blogspot.com/2011/07/aliran-transformasional.html http://bentarabahasa.blogspot.com/2007/12/perkembangan-linguistik-di- indonesia.html http://dendensejati.blogspot.com/2011/11/aliran-transformational-generative.html https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Sh4bgFwDuycJ:repository.usu.ac.i d/bitstream/123456789/23992/4/Chapter%2520II.pdf+transformasional+ta ta+bahasa&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgkKYT00HIWrN4t8qp 2hyJ-klg3FFjtTsMEEeMMfb8sKQ042pDsn4jcHhmbg0D3utMQTRAbsj- YwUbEJta9sjhdtRm7U6c- 1XMkaypGA_AkoZJiXMq7LWZoNeq62RbQaDBDbICk&sig=AHIEtbR 534KbWlwJv0sV3Eo7dpcrcxksDQ http://id.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky http://jpmipgmtaa.webs.com/Penulisan/Microsoft%20Word%20- %20CHOMSKY%20MERUPAKAN%20PELOPOR%20GERAKAN%20 TATABAHASA%20TRANSFORMASI%20GENERATIF.pdf http://shaffiya18.blogspot.com/2012/02/makalah-aliran-transformasional.html 19
  • 20. (http://tongkronganbudaya.wordpress.com/2008/03/08/tata-bahasa-generatif- transformatif/) (http://www.facebook.com/note.php?note_id=377256162351) (http://www.scribd.com/doc/21320679/27/Tatabahasa-Transformasi-Generatif- Transformational-Generative-Grammar) http://www.scribd.com/doc/33723516/Teori-Chomsky-Dan-Pengajaran-Bahasa- Arab http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/kalimat-inti-dan-kalimat.html http://www.situsbahasa.info/2011/12/unsur-dan-ciri-kalimat-efektif.html 20