1. MODEL PENELITIAN AGAMA
A. PENGERTIAN PENELITIAN AGAMA
B. MACAM-MACAM PENELITIAN
C. MODEL PENELITIAN AGAMA
2. PENGERTIAN PENELITIAN
PENELITIAN ADALAH UPAYA MENEMUKAN JAWABAN ATAS SEJUMLAH
MASALAH BERDASARKAN DATA-DATA YG TERKUMPUL . PENELITIAN
MENUNTUT KEPADA PELAKU-PELAKUNYA AGAR PROSES PENELITIAN YG
DILAKUKAN ITU BERSIFAT ILMIAH YAKNI SISTEMATIS, TERKONTROL,
BERSIFAT EMPIRIS (BUKAN SPIKULATIF) DAN HARUS KRITIS DALAM
PENGANALISAAN DATA-DATANYA SEHUBUNGAN DGN DALIL-DALIL
HIPOTESIS YG MENJADI PENDORONG MENGAPA PENELITIAN DILAKUKAN
(Nata, MSI, 1998, 119)
TUJUAN PENELITIAN ADALAH UNTUK MENEMUKAN JAWABAN TERHADAP
SUATU PERSOALAN/MASALAH MELALUI PENERAPAN PROSEDUR ILMIAH.
PENELITIAN AGAMA ADALAH PENGKAJIAN/ UPAYA MENEMUKAN JAWABAN
ATAS SEJUMLAH MASALAH TERHADAP “AGAMA”
H.M. ARIFIN MENGATAKAN BAHWA AGAMA SEBAGAI ELEMEN YG PENTING
BAGI MANUSIA DAPAT DILIHAT DARI 2 SEGI : YAKNI BENTUK DAN ISI. JIKA
DILIHAT DARI SEGI BENTUK, MAKA AGAMA DAPAT DIPANDANG SEBAGAI
KEBUDAYAAN BATHIN MANUSIA YG MENGANDUNG POTENSI PSIKOLOGIS YG
MEMPENGARUHI JALAN HIDUP MANUSIA. SEDANGAKN BILA DILIHAT DARI
SEGI ISI agama adalah ajaran atau wahyu dari Tuhan yg tidak dapat
dikategorikan sebagai kebudayaan dan segi yg kedua ini hanya berlaku bagi
agama samawi., sedang bagi agama yg sumbernya bukan wahyu, maka baik
bentuk maupun isinya dipandang kebudayaan. Oleh karena itu bagi agama
samawi yg dapat diteliti hanyalah bagian atau segi bentuk yg dipandang sebagai
kebudayaan bathin manusia. Sedangkan bagian kedua yg merupakan isinya krn
merupakan wahyu tidak termasuk garapan penelitian.
Oleh karena itu penelitian terhadap agama budaya penelitian dapat dilakukan
3. Penelitian trhp Agama Samawi
Penelitianterhadap agama samawi hanya
dapat dilakukan terhadap
bentuk/prakteknya yang tampak dalam
kehidupan sosial, dan bukan terhadap
isinya. Isi agama samawi yg terdapat
dalam al-Qur’an dan hadis
muthawatir/shahih tdk perlu dipersoalkan
lagi krn sudah diyakini kebenarannya.
Ajaran yg ada di dalamnya baik terkait
dengan akidah, ibadah, akhlak, kehidupan
akhirat adalah hukum yg pasti benar, tidak
boleh ditambah dan dikurangi atau
dirubah.
4. Adapun bentuk pengalaman dari ajaran agama yg
dapat diteliti terkait dengan perilaku penganutnya
seperti : tingkat keimanan dan ketakwaannya,
meneliti apakah zakat, shalat dan haji sudah
dilakukan, sejauhmana tingkat kepedulian umat
terhadap penanganan masalah sosial sbg
panggilan agama, cara-cara yg ditempuh oleh umat
Islam dalam dakwah, pendidikan islam, cara
mengajarkan agama, pemahaman umat Islam
terhadap agamanya, timbulnya pemahaman
keagamaan, pemikrian keagamaan dll.
Penelitian agama jg dapat dilakukan untuk
menggali ajaran-ajaran agama yg terdapat dalam
kitab suci dan kemungkinan aplikasinya sesuai
dengan semangat zaman
5. MACAM-MACAM PENELITIAN
Dari segi hasil penelitian : 2 yakni
(menjelajah
/exploratory/deskripsi/menggambarkan) dan
menerangkan (explanatory). Dalam penelitian
yg bersifat menjelajah / deskriptif biasanya
pengetahuan masih belum ada atau sangat
kurang shg teori-teorinya juga belum ada,
Sedangkan penelitian yg bersifat
menerangkan sudah pasti ada teori-teori yg
menjadi dasar hipotesa yg akan diuji, jelas
memerlukan teori.
6. Dari segi bahan-bahan atau obyek yang diteliti : 2
yakni penelitian kepustakaan (library research)
dan penelitian lapangan (field research).
Penelitian kepustakaan biasanya dengan
menggunakan bahan-bahan tertulis seperti
manuskrip, buku, surat kabar dan dokumen
lainnya. Penelitian lapangan adalah dengan
menggunakan informasi yg diperoleh dari
sasaran penelitian yg disebut informan atau
responden melalui instrumen pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, angket dsbnya.
7. Lanjutan Macam-Macam Penelitian
Dari segi analisisnya penelitian dibagi : 2 (dua)
yakni kualitatif dan kuantitatif . Penelitian
kualitatif dilakukan terhadap obyek penelitian
yg bersifat sosiologis, sedangkan kuantitatif
dilakukan terhadap obyek yang bersifat fisik
material dan dapat dihitung jumlahnya.
Sikap/pola keberagamaan, interaksi sosial,
pengaruh kebudayaan termasuk dalam kategori
kualitatif. Penelitian terkait dengan ingin
mengetahui jumlah lulusan, orang yang
melanggar peraturan termasuk dalam ketegori
kuantitatif.
8. Jika dilihat dari metode
dasar/rancangan penelitian, maka
penelitian ini dapat dibagi menjadi :
penelitian historis, kasus,
korelasional, kausal komparatif,
eksperimen, penelitian tindakan
(action research)
Masri Singarimbun bertolak dari
segi metode/rancangan yg
digunakan membagi penelitian
menjadi : Penelitian Survey,
eksperimen dan grounded research .
9. MENJELAJAH (EXSPLORATORY/DESKRIPSI
SURVEY
Hasil MENERANGKAN (EKSPLANATORY)
KEPUSTAKAAN (LIBRARY RESEARCH)
objek
Jenis-Jenis LAPANGAN (FIELD RESEARCH)
Penelitian
KUALITATIF
Analisis
KUANTITATIF
HISTORIS
KASUS
Metode Dasar KORELASIONAL
Rancangan KAUSAL KOMPERATIF
EKSPERIMEN
ACTION RESEARCH
10. Jenis-Jenis Penelitian yang bersifat
menerangkan
Penelitian Kuantitatif, penelitian yang
melakukan berbagai bentuk perhitungan
terhadap gejala keagamaan seperti :
ketaatan beragama, minat mempelajari
agama, kepedulian terhadap orang lain,
etos kerja kelompok umat, perilaku sosial
dan ekonomi kelompok umat beragama.
Penelitian kuantitatif melakukan uji
statistik untuk melihat pengaruh,
hubungan, dan perbandingan.
11. Penelitian kualitatif, kalau penelitian kuantitatif,
berhasil melihat pengaruh suatu variable dengan
variable lain, tetapi tidak berhasil mengungkap
keadaan yang sebenarnya yang bersifat
alamiyah. Penelitian kualitatif, bukan hanya
menggambarkan variable tunggal, melainkan
dapat mengungkap hubungan antara satu
variable dengan variable lain. Dalam penelitian
kualitatif peneliti berusaha untuk menggambarkan
fenomena sosial secara holistik tanpa perlakuakn
manipulatif. Penelitian kualittaif tidak bertolak dari
teori melainkan berangkat dari fakta.
12. Penelitian eksploratif, dapat digunakan untuk
meneliti gejala agama yang sedang terjadi atau
gejala agama yang terjadi masa lalu, seperti
“fatwa yang menghalalkan berzina asal dimulai
dengan bacaan bismillah, maka fenomena ini
dapat dieksplorrasi melalui telaah pustaka,
media masa, data lapangan, maupun gabungan
antara keduanya. Dari data ini dapat
dikembangkan dalam berbagai penelitian seperti
penelitian historis, deskriptif, korelasi dll.
Penelitian eksplorasi sering disebut penelitian
pendahuluan.
13. Penelitian historis, apabila gejala keagamaan terjadi
dimasa lampau dan peneliti berminta untuk
mengetahuinya, maka dapat dilakukan penelitian historis,
ykani melakukan rekonstruksi terhadap penomena masa
lampau baik gejala agama yang terkait dengan masalah
politik, sosial, ekonomi dan budaya. Untuk
merekonstruksi, peneliti dapat melakukan wawancara
mendalam dengan pelaku sejarah dan saksi hidup.
Dalam penelitian sejarah sumber sejarah : 2 sumber
primer, dokomen, catatan harian, arsif, biografi yang
ditulis langsung oleh pelaku. Sumber sekunder : data
sejarah yang berasal dari yang bersumber dari hasil
rekonstruksi orang lain seperti buku, artikel yang ditulis
orang yang tidak sezaman dengan peristiwa tersebut.
14. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskripsi adalah penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang
diteliti. Dalam penelitian agama penelitian deskriptif
berusaha menggambarkan suatu gejala agama.
Penelitian deskripsi berguna untuk informasi latar
belakang guna perencanaan penelitian lebih besar
dalam ilmu sosial.
Perbedaan dengan eksploratif, penelitian eksploratif
belum memiliki variable yang menjadi fokus
pengamatan, karena peneliti belum banyak memperoleh
informasi ttg gejala keagamaan tersebut. Penelitian
deskripsi sudah memiliki fokus pengamatan.
15. Penelitian korelasi
Penelitiankorelasi adalah penelitian yang
berusaha menggabungkan atau mencari
hubungan antara satu variable dengan
variable lain, sehingga dalam penelitian
korelasi dikenal dengan variable bebas
dan terikat. Penelitian korelasi dilakukan
berdasarkan deduktif (mulai dari teori)..
16. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana
ada perlakuan terhadap variable independent.
Penelitian kausal komparatif , atau dikenal dengan
ex post facto artinya setelah fakta. Penelitian ini
mencoba menentukan suatu sebab dari sesuatu yang
sudah terjadi dalam fenomena keagamaan. Cirinya :
1. Data dikumpul setelah semua kejadian berlangsung;
2. Sangat sulit untuk melakukan pilihan subjek secara
random
3. Tidak mungkin indefenden variable dimanipulasi.
17. Penelitian Tindakan (Action
Research)
Penelitian tindakan (Action Research)
adalah penelitian yang bersifat aksi dalam
sebuah tindakan penelitian. Atau
penelitian pengembangan keterampilan
memecahkan masalah dengan penerapan
langsung secara aktual.
18. Penelitian Survey
Survey adalah penelitian peninjuan, yakni peninjauan langusng ke
lapangan, penelitian survey dilakukan dengan penyusunan
kuisioner, interview dengan sampel dari suatu populasi dapat
berupa organisasi keagamaan atau penduduk suatu kota atau desa.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah
subjek yang diajdikan sumber data. Cara pengambilan sampel :
Secara random atau acak atau campur
Secara bersrata atau tingkatan
Secara wilayah
Secara bertujuan
Secara kuota, berdasarkan jumlah yang telah ditentukan./
19. CARA MENGUMPUL DATA
DALAM PENELITIAN
OBSERVASI : (PARTISIPAN DAN NON
PARTISIPAN)
WAWANCARA : (TERBUKA DAN
TERTUTUP)
ANGKET/KUISIONER
DOKUMENTASI
EKSPERIMEN
TEKNIK TES
20. Macam-Macam Penelitian dari segi
Metode/Rancangan
1. Penelitian Historis (Historical Research)
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan
obyektif dgn cara mengumpulkan ,
mengevaluasi, memverifikasi serta
mensistematiskan bukti-bukti untuk menegakkan
fakta dan memperoleh kesimpulan yg kuat.
Contoh penelitian tentang masuknya Islam di
Kalimantan Tengah. Penelitian tentang Masjid
tertua di Kalimantan Tengah, dll
21. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Tujuannya adalah untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang
dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial,
individual, kelompok, lembaga atau masyarakat.
Khusus untuk penelitian kasus biasanya hasilnya
tidak dapat digeneralisasikan pada wilayah lain
dan biasanya memiliki keunikan tertentu.
Contohnya : Pengaruh Budaya lokal dalam
Praktik keagamaan masyarakat Dayak Muslim di
Kota Palangka Raya). Studi ttg Problematika
Pengajaran Pendidikan Agama Islam Pada Desa
Terpencil di Kota Palangka Raya)
22. 3. Penelitian Korelasi (Correlational research)
Penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi
sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau
lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
Contoh penelitian tentang hubungan antara nilai
skor test masuk dengan prestasi belajar di
Perguruan Tinggi. Hubungan kenakalan siswa di
sekolah dengan lingkungan keluarga. Hubungan
antara tingkat ekonomi orang tua dengan
prestasi belajar anak. Korelasi antara tingkat
kerajinan melakukan ibadah dengan
kepedulian /kepekaan sosial pada suatu
komunitas masyarakat. Korelasi antara
penyimpangan sikap keberagamaan dengan
tingkat ekonomi dll.
23. 4. Penelitian Kausal-Komparatif (Caucal Comparatif
research)
Penelitian ini bertujuan menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan cara
berdasarkan pengamatan terhadap sebab akibat
yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini
berlainan dengan metode eksperimen yg
mengumpulkan data pada waktu kini dalam
kondisi yang dikontrol. Contohnya mencari ciri-
ciri guru agama yang paling efektif dalam
mengajar PAI dengan menggunakan catatan
mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
24. 5. Penelitian eksperimen sungguhan
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat
dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih
kelompok eksperimen dan membandingkan hasil
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenal kondisi perlakuan. Contohnya penelitian ttg
pengaruh dua metode mengajar tarikh pada kelas II
MA (ukuran kelas besar dan kecil) dan taraf
intelegensia murid (tinggi, sedang, rendah) dengan
cara menempatkan guru secara random (acak)
berdasarkan intelegensia, ukuran kelas dan
metode mengajar).
25. 6. Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-
keterampilan baru, cara pendekatan baru
dan untuk memecahkan masalah dengan
penerapan masalah langsung di dunia
kerja atau dunia aktual. Contohnya
melakukan program inservise training
untuk melatih para konselor bekerja
dengan anak putus sekolah.
26. 7. Penelitian Survey
Penelitian ini biasanya informawsi
dikumpulkan dengan menggunakan
kuisioner. Biasanya pengertian survey
biasanya dibatasi pada penelitian yang
datanya dikumpul dari sampel atau
populasi untuk mewakili pupulasi. Ini
berbeda dengan sensus yang informasinya
dikumpulkan dari seluruh populasi.
Biasanya penelitian ini bersifat kuantitatif.
27. Penelitian Survey paling tidak digunakan untuk 7
tujuan :
a). Untuk maksud penjajakan (eksploratif); b.
untuk menggambarkan (deskriptif). c. untuk
penjelasan (explanatory) atau penegasan
(comformatory), yakni untuk menjelaskan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis; d)
untuk keperluan penilaian (evaluasi) e) untuk
prediksi atau meramalkan kejadian yg mungkin
terjadi dimasa mendatang, f) untuk digunakan
sebagai bahan atau landasan bagi penelitain yg
lebih operasional dan g) sebagai upaya untuk
mengembangkan indikator-indikator sosial.
28. 8. Grounded Research
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat
kualitatif. Pada penelitian ini data dapat dikumpulkan data
dengan wawancara bebas, para peneliti meneliti tidak
dimulai dengan teori atau hipotesa yang akan di uji,
melainkan bertolak dari data yang dikumpul dilapangan.
Menurut Masri Singarimbun grounded research adalah
menyajikan suatu pendekatan baru. Data merupakan
sumber teori, teori berdasarkan data dan karena itu
dinamakan grounded. Kategori-kategori dan konsep
dikembangkan dilapangan, Data yang bertambah
dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul
dilapangan, yang terus menerus disempurnakan selama
penelitian berlangusung (Nata, MSI, 1998 : 126-131)
29. LANGKAH 2 POKOK DRAFT PENELITIAN DAN
PENGKAJIAN ISLAM
Langkah pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus ada
dalam sebuah rencana penelitian (Design Proposal Penelitian)
Dalam kaitan dengan penelitian agama, maka yang harus ada
dalam suatu design proposal adalah :
A. Judul
B. Latar belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
F. Hipotesa/Kuantitatif,
G. Studi kepustakaan/Tinjauan pUstaka/Kerangka Teori
H. Metodologi Penelitian (waktu penelitian kapan, siapa yang
responden, teknik pengambilan,
I. Kerangka Analisa.
30. Unsur yang lazim dalam suatu
proposal penelitian
1 Judul penelitian
2. Penegasan masalah
3. Latar belakang penelitian
4. Tinjauan Pustaka
5. Anggapan dasar (asumsi)
6. Problematika penelitian/hipotesa
7. Tujuan dan manfaat penelitian
8. Metodolologi.
31. Versi Lain Draf Penelitian
Keagamaan
Latar belakang masalah
Studi Kepustakaan
Landasan Teori
Metodologi Penenlitian
Kerangka analisa.
32. Judul Penelitian
Judul Harus Jelas dan menggambarkan apa
yang diteliti.
Cakupannya jangan terlalu luas/terlalu sempit.
Jika penelitiannya kuantitatif, maka judul harus
jelas penempatan posisi independent variable
dan defendant variablenya.
Jika penelitian kualitatif judul jangan bersifat
simbolik, abstrak dan puitis contoh : Golok dan
Tasbih” maksudnya relasi sosial antara kiayi
dengan Jawara,
33. Judul yang baik, jika kuantitatif memperhatikan
korelasi antar variable secara jelas, dan
mencerminkan arah penelitian yang akan
dilakukan. Cont. Pengaruh Pendidikan dan
tingkat pendapatan keluarga terhadap kenakalan
remaja : studi kasus pada LP Anak Negara di
Palangka Raya”.
Judul jangan teralu sempit dan tidak problematik
Cont: Penagruh profesionalisme Guru Agama
terhadap prestasi belajar siswa Kelas I MA….
Judul harus mencerminkan masalah yang
membutuhkan penelitian.
34. 1. Latar Belakang Masalah.
Latar belakang masalah pada hakikatnya memuat
pemikiran atau alasan yg jelas dan meyakinkan peneliti
mengapa mesti “penting” melakukan penelitian.
Masalah terjadi karena adanya kesenjangan antara
problema dengan teori. Taufik Abdullah menyatakan
bahwa masalah adalah terjadi kesenjangan antara apa
yang seharusnya secara normatif harus terjadi (das
sollen) dengan apa yang nampak dalam kenyataan
(das sein). Masalah harus dijawab melalui penelitian.
Dalam kegiatan penelitian permasalahan harus ada
terlebih dahulu. Karena masalah itu yang akan dijawab
lewat penelitian
35. Contoh Permasalahan Terkait
dengan Penelitian Agama
1. Bagaimana corak pemahaman teologi yang dianut oleh
masyarakat Palangka Raya
2. Bentuk Dakwah Islamiyah dan bentuk dakwah yang seperti apa
yang cocok di Kota Palangka Raya (para cendikiawan, para
pedagang, masyarakat bawah dll)
3. Seberapa banyak umat Islam Palangka Raya yang telah
menyalurkan Zakat, Sejauhmana efektivitas zakat yang
disalurkan dll
4. Sejauhmana peran ulama/lembaga keumatan dalam
menyelesaikan persoalan keumatan di kota Palangka Raya
5. Bagaimana kondisi hubungan antara intern dan ekstern umat
beragama di kota Palangka Raya (NU dan MD, Islam dan Kristen
dll)
6. Bagaimana hubungan agama dan politik/ Kecendrungan politik
umat Islam saat Pemilu/Pilkada dll
36. 7. Bagimana corak pemahaman agama Islam di
Kota Palangka Raya
8. Masalah rasio tidak seimbang antara anak-anak
sekolah dengan sarana prasarana, Masalah
kenakalan/ketidak disiplinan siswa pada sebuah
sekolah. Masalah anak putus sekolah dll.
9. Pendidikan agama anak pada keluarga berbeda
agama.
10.dll
37. Dari Mana Masalah Di Dapatkan?
Masalah dapat ditemukan melalui bahan bacaan
(buku-buku bacaan), hasil penelitian, data
statistik, seminar, jurnal, pengalaman,
pengamatan yang menceritakan terjadinya
antara yang seharusnya (das sollen) dengan
fakta sosial (das Sein).
Latar belakang berisi argumentasi mengapa
penelitian perlu dilakukan dan hindari pada
label. membangun alasan yang tidak konsisiten
atau tidak relevan.
38. Masalah yang menuntut pemecahan
secara ilmiah harus memiliki syarat-
syarat :
1. Logis (rasional/masuk akal)
2. Faktual (bersifat fakta)
3. Baru, artinya persoalan yang diteliti
bersifat aktual, kekinian dan benar-benar
sedang terjadi
4. Bermanfaat
5. Berada dalam kemampuan peneliti.
39. Masalah lain yang secara teknis bisanya
disampaikan pada label adalah apakah
penelitian yang dilakukan dimungkinkan
dilaksanakan dengan pertimbangan :
Kemampuan si peneliti, biaya yang
tersedia, ketersedian waktu, kemampuan
teoritis yang dimiliki, penguasaan metode,
sumber bacaan yang tersedia termasuk
juga bidang yang dikaji. Bisa saja problem
menarik, tetapi dari sisi waktu dan biaya
tidak mungkin dilaksanakan.
40. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada dasarnya sangat berkaitan
dengan tujuan penelitian dan jenis penelitian yang
dilakukan.
Bentuk perumusan masalah bisa berupa pertanyaan
atau pernyataan.
Jika penelitian bersifat deskriptif, maka bentuk
pertanyaannya “apakah” (what)
Jika penelitian bersifat eksplanasi, maka perumusan
masalahnya adalah “mengapa” (why) atau sejauhmana
(how)
Apa yang akan dirumuskan dalam rumusan masalah
adalah berupa pertanyaan yang ingin divari jawabannya
dalam pepenlitian yang dilakukan.
41. Prinsip Perumusan masalah dalam penelitian
kualitatif :
Pertama, perumusan masalah pada dasarnya
sekedar untuk arahan, bimbingan atau acuan
untuk menemukan masalah yang sebenarnya.
Masalah yang sebenarnya baru mungin
ditemukan ketika peneliti sudah mulai
mengumpulkan data di lapangan.
Kedua, Jika penelitian kuantitatif, maka masalah
yang dirumuskan akan berfungsi sebagai patokan
analisa data atau menjadi hipotesa kerja.
42. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan penelitian yang bisa
digunakan dalam ilmu sosial :
To explorer, jika penelitiannya hanya untuk
penjelajahan.
To describe, jika tujuannya untuk
menggambarkan realitas sosial;
To explain, jika untuk menjelaskan hubungans
ebab akibat;
To understand: jika untuk memahami realitas
yang diteliti.
To predict, jika untuk meramalkan
43. Yang penting, dalam tujuan penelitian adalah
mengemukakan dengan jelas apa yang ingin
dicapai baik untuk kepentingan pragmatik
(problem solving) maupun untuk kepentingan
akademik (kemungkinan ditemukannya
bangunan konsep baru atau teori)
Biasanya yang sering ditemukan dalam research
adalah ketidaksingkronan antara rumusan
masalah, tujuan penelitian dan simpulan.
Tujuan biasanya dirumuskan dalam bentuk
pernyataan.
44. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian sebenarnya lebih
diperuntukan untuk menjawab kebutuhan yang
lebih bersifat pragmatik daripada kebutuhan
akademik. Karena itu jika hasil penelitian akan
menjanjikan rekomendasi, maka rumusan harus
meyakinkan dan berhasil guna.
Studi Kepustakaan, /Kajian pustaka dilakukan
untuk mendapatkan gambaran tentang
hubungan topik dengan penelitian sejenis yang
pernah dilakukan para peneliti sebelumnya,
sekaligus menacri celah atau peluang suatu
topik penelitian dan menhindarkan dari
penelitian yang sama sehingga jelas
manfaatnya.
45. 2. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka pada dasarnay berisi kajian
literatur yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan dan berguna untuk menunjang rencana
penelitian.
3. Kerangka Teori, merupakan masalah paling pokok
dalam sebuah penelitian (Teori yang mendukung
pada permasalahan yang ingin diteliti). Peranan
Kerangka teori adalah : 1) memperdalam
pengetahuan ttg bidang yang diteliti 2) mengetahui
hasil penelitian yang berhubungan yang sudah
dilaksanakan 30 memperjelas masalah penelitian 4)
meramalkan fakta atau memprediksi fakta.
46. 3. Dalam penelitian kualitatif, posisi teori bukan
untuk diuji, tapi sekedar untuk membantu
memahami atau menafsirkan realitas sosiall
yang akan diteliti. Sebaliknya dalam penelitian
kuantitatif,(eksplanasi) teori digunakan
sebagai alat pembuktian.
4. Sumber teori : Laporan penelitian (abstrak,
jurnal ilmiah, tesis, disertasi dan buku tes
lainnya.
47. Teori adalah : Pertama, merupakan serangkaian
proposisi antara konsep-konsep yang saling
berhubungan, kedua, menerangkan secara sistematis
suatu fenomena sosial dengan cara menentukan
hubungan antara konsep dan bagimana bentuk
hubungannya.
5. Hipotesa, (kesimpulan sementara), Peranannya
dalam penelitian ilmu sosial adalah : 1) memberikan
tujuan yang tegas bagi peneliti, 2) membantu dalam
menentukan arah yang harus ditempuh dengan
memilih fakta yang menjadi pokok penelitian dan
menentukan fakta yang relevan 3). Menghindarkan
suatu penelitian yang tidak terarah dan tidak
bertujuan.
48. Dalam penelitian kuantitatif hipotesa pada
dasarnya merupakan hasil deduksi dari teori
atau preposisi yang lebih spesifik, sehingga
lebih siap untuk diuji.
Dalam penelitian kualitaif hipotesa (kerja)
lebih merupakan semacam petunjuk jalan
yang bisa disusun sebelum atauketika
penelitian sedang berlangsung. Tujuannya
untuk dijadikan pedoman kerja, yang setiap
saat bisa berubah, jika ada temuan yang
berbeda dari asumsi semula.
49. 5. Metodologi Penelitian (penelitian kualitatif :
pendekatan penelitian, tempat, subyek-
obyek, metode pengumpulan data, teknik
analisis)
6. Metodologi Penelitian (penelitian kuantitatif :
waktu penelitian, tempat, populasi dan
sampel, metode pengumpulan data, teknik
analisis)
Dalam penelitian kuantitatif, masalah sampel
sangat penting dan menjadi fokus utama,
untuk menentukan validitas hasil penelitian,
tetapi pada penelitian kualitatif tidak yang
menajdi fokus adalah tergalinya data,
50. Oki dalam penelitian kuantitatif yang menjadi
instrumen utama adalah kuisioner, sedangkan dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat utama adalah
peneliti itu sendiri.
Analisa.
Untuk analisa data penelitian kuantitatif, sangat
sederhana apalagi sekarang sudah ada program
SPSS, kita tinggal memasukan data dan mengolah
menurut keinginan kita. Tetapi semua rencana itu
harus disebutkan dalam research design. Sedangkan
pada penelitian kualitatif teknik analisa data jauh lebih
rumit dan harus memiliki konsistensi dengan metode
yang digunakan. Jika kita ingin menggunakan
metodologi fenomenologi,, struktural fungsional, maka
kita harus konsisten.
51. Analisis Data (Kualitatif) versi Miles dan
Hubberman :
1. Collection Data
2. Reduction Data
3. Display Data atau penyajian
4. Conclusion atau penarikan kesimpulan.
52. Analisis data kuantitatif :
1. Editing, memeriksa kembali data yang diperoleh
untuk meyakinkan apakah data sudah terkumpul
secara lengkap.
2. Coding, melakukan pengelompokan data
berdasarkan jenis data dan memberikan kode
tertentu.
3. Tabulating, menyusun tabel-tabel untuk tiap-tiap
data dan menghitungnya dalam frekwensi
sehingga tersusun data secara nyata.
4. Analizing, membuat analisa sebagi dasar
penarikan kesimpulan yang dibuat dalam bentuk
uraian dan penafsiran.
53. CONTOH/MODEL PENELITIAN
MODEL PENELITIAN TAFSIR.
MODEL PENELITIAN HADIS.
MODEL PENELITIAN FILSAFAT ISLAM.
MODEL PENELITIAN ILMU KALAM.
MODEL PENELITIAN TASAWUF.
MODEL PENELITIAN FIQIH.
MODEL PENELITIAN POLITIK.
MODEL PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM
MODEL PENELITIAN SEJARAH ISLAM
MODEL PENELITIAN BAHASA ARAB
MODEL PENELITIAN SOSIOLOGI DAN
ANTROPOLOGI (MASYARAKAT ISLAM)
MODEL PENELITIAN PEMIKIRAN. DLL.
54. PENGERTIAN, SUMBER, DIMENSI
DAN KARAKTERISTIK AJARAN
ISLAM
Pada umumnya agama diartikan sebagai
berikut:
1. Satu sistema credo (tata keimanan atau tata
keyakinan) atas adanya suatu yang mutlak di luar
manusia;
2. Satu sistema ritus (tata kepribadatan) manusia
kepada yang dianggapnya mutlak itu;
3. Satu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dan alam
lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan
dan tata kepribadatan yang termaksud di atas .
(Endang Saifuddin Anshari, 1987 : 172)
55. Pengertian Agama, Religion/religie
dan al-Dien?
Menurut Sidi Gazalba dan KH. Zainal Arifin
Abbas pengertian ketiganya berbeda.
Menurut Sidi Gazalba, al-Dien lebih luas dari
agama dan religi, agama dan religi hanya berisi
hubungan manusia dengan Tuhan saja,
sedangkan al-Dien berisi hubungan manusia
dengan Tuhan dan dengan sesama manusia.
Menurut KH. Zainal Arifin kata al-Dien (pakai alif
lam) hanya ditunjukkan untuk Islam saja,
sebagaimana QS.Ali Imran ayat 19” Inna al-diina
‘inda Allah al-Islam.
56. Pendapat kedua antara 3 istilah tersebut memiliki
arti yang sama, hanya berbeda dari segi bahasa
saja agama (bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Sangsekerta) religi (bahasa Inggris) dan
al-dien (bahasa Arab). Hal ini didukung H.
Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail
argumentasinya adalah :
Pertama, argumentasi Qur’aniyah : dalam al-
qur’an banyak ditemukan kata al-dien (pakai al)
dan dien (tanpa al) yang digunakan untuk
menunjukan agama selain Islam (lihat al-kafirun :
6): QS. At-taubah : 33, al-Shaf : 9 dan Al-Fattah :
28 “Huwa al-ladzi arsala rasuulahu bil hudaa wa
dinil haqi….
57. Kedua, Argumentasi ilmiyah : Bahwa
dalam dunia ilmu pengetahuan yang
berbahasa Arab, istilah al-Dien juga
dipakai untuk agama-agama selain Islam,
demikian juga istilah religi dan agama
dipakai untuk Islam, contoh dalam buku
Perbandingan Agama” atau “Comparative
Relegion” (bahasa Inggris) atau
“Muqaaranatul adyan (berbahasa Arab)
58. Pengertian agama
Secara etimologi : agama berasal dari bahasa
Sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan
bahasa Melayu (Nusantara) dibawa agama
Hindu dan Budha untuk menunjukan sistem
kepercayaan dan tata cara serta upacara agama
Hindu dan Budha. Ada yang berpendapat bahwa
kat agama berasal dari kata “a” yang berarti tidak
dan “gama” yang berarti “kacau” “kocar-kacir”.
Jadi agama tidak kacau, tidak kocar-kacir atau
teratur. Jadi agama merupakan suatu
kepercayaan yang mendatangkan kehidupan
yang teratur dan tidak kacau serta
mendatangkan kesejahteraan dan keselamatan
hidup bagi manusia.
59. Pendapat yang lebih ilmiah mengaitkan agama berasal
dari kata dasar “gam” mendapat awalan a dan akhiran “a”
. Gam punya pengertian sama dengan “ga” atau “gaan”
dalam bahsa belanda atau “go” (Inggris) yang berarti
pergi. Setelah mendapat awalan dan akhiran “a” jadi
agama maka artinya menjadi “jalan” yakni jalan hidup,
atau jalan yang ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya, atau jalan yang menghubungkan antara
sumber (khalik) dan tujuan hidup manusia atau jalan
yang menunjukan dari mana, bagaimana dan hendak
kemana hidup manusia di dunia ini.
Dengan demikian agama adalah jalan, jalan hidup atau
jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam
kehidupannya di dunia ini: jalan yang mendatangkan
kehidupan yang teratur, aman, tentram dan sejahtera.
60. Religi, berasal dari kata religie (bahasa Belanda)
atau relegion (Inggris) masuk dalam bahasa
Indonesia dibawa oleh orang Barat (belanda,
Inggris) yang menjajah sekaligus membawa
agama Kristen dan Katholik. Kata religi atau
relegion berasal dari bahasa Latin
“relegere”/”relegare” artinya “berhati-hati” dan
berpegang pada norma-norma atau aturan
secara ketat. Dalam arti bahwa religi tersebut
merupakan suatu keyakinan, nilai-nilai dan
norma hidup yang harus dipegangi dan dijaga
dengan penuh perhatian, agar jangan sampai
menyimpang dan lepas dari kehendak atau jalan
yang ditetapkan oleh kekuatan gaib yang suci.
61. Kata Dien berasal dari bahasa Arab, asal
katanya daana, artinya “hutang”, sesuatu yang
harus dipenuhi atau ditunaikan. Abul A’la al-
Maududi merinci arti dasar kata “dien” : 1)
kekalahan dan penyerahan diri kepada pihak
yang lebih kuasa 2). Ketaatan, penghambaan
dari pihak yang lemah pada pihak yg kuat dan
berkuasa 3). Undang-undang, hukum pidana,
perdata, peraturan yang berlaku dan harus ditaati
4) peradilan, perhitungan, pembalasan, vonis dan
sebaginya, (ibadah, fitrah, ajaran)
62. Dari pengertian diatas, maka 3 istilah diatas secara umum
dapat diartikan :
1. Bahwa agama, religi atau dien merupakan jalan hidup,
jalan yg harus ditempuh oleh manusia dalam hidup dan
penghidupannya di dunia, untuk mewujudkan kehidupan
yang aman, tentram dan sejahtera.
2. Bahwa jalan hidup tersebut berupa undang-undang, nilai
dan norma yang mengatur kehidupan manusia yang
diyakini bersumber dari sumber kehidupan manusia
(tuhan), yang dianggap sebagai kekuatan yang mutlak,
ghaib, suci oleh karena itu harus dihadapi, dilaksanakan
secara ketat dan hati-hati.
3. Bahwa aturan atau nilai dan norma kehidupan tersebut
ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan ada,
tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budayanya.
63. Agama, religi dan dien secara Terminologi
WJS Poerwadarminta, KBBI : agama adalah segala
kepercayaan (kepada Tuhan, dewa dan sebagainya)
serta dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban
yangbertalian dengan kepercayaan itu.
Dalam Oxford Advance Learner’s Divtionary : agama
adalah suatu kepecayaan terhadap Tuhan yang maha
esa atau Tuhan-tuhan, yang telah menciptakan alam
semesta dan memberi roh kepada manusia yang akan
tetap ada setelah matinya badan.
Dalam bahasa Arab agama atau al-dien adalah : suatu
peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang
mempunyai akal memegang peraturan Tuhan itu dengan
kehendak sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup dan
kebahagian kelak di akhirat.
64. Agama adalah keyakinan dalam hati,
ikrar/pengucapan denganlisan dan pengamalan
dakan rukun-rukunnya dengans egenap anggota
badan.
Religi : suatu istilah untuk menunjukan adanya
hubungan manusia dengan Tuhan yang satu
atau Tuhan-Tuhan lainnya. Agama bukanlah
hanya bercirikan kepercayaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa, tetapi termasuk didalamnya
semua bentuk peribadatan manusia. Agama bisa
juga diartikan sebagai kecenderungan manusia
untuk merasa terikat pada satu atau lebih
kekuasaan tertinggi untuk mencintainya,
berserah diri kepadanya serta memujanya.
65. Secara teologis “dien” adalah peraturan Tuhan yang
membimbing orang yang berakal dengan jalan
memilihnya, untuk mendapatkan keselamatan dunia dan
akhirat yang didalamnya mencakup unsur keimanan dan
amal perbuatan. Kata dien pemakiannya khusus untuk
Islam. Kata dien meliputi 3 hal : Islam dengan 5 unsurnya,
Iman/keyakinan dan ihsan : perbuatn baik dan buruk.
Ketiga unsur ini yang menjadikannya agama bagi orang
Islam.
Konsep dien(agama) mengandung unsur : sebagai
aturan, perundang-undangan hidup yang ditetapkan oleh
Tuhan (atau yang dipertuhankan) yang mengatur tata
cara pengabdian/ibadah terhadap Tuhan (yang
dipertuhan) yg harus dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab dan tetap sesuai dengan fitrah dan
tujuan penciptannya.
66. Harun Nasution mengatakan bahwa
agama adalah :
– Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia
dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi;
– Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang
menguasai manusia;
– Mengikatkan pada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada suatu sumber hidup
yang berada di luar diri manusia yang
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia;
– Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang
menimbulkan cara hidup tertantu;
– Suatu sistem tingkah laku ( Code of conduct ) yang
berasal dari kekuatan ghaib;
67. – Pengakuan terhadap adanya kewajiban-
kewajiban yang diyakini bersumber pada
sesuatu yang ghaib;
– Pemujaan terhadap sesuatu yang ghaib yang
timbul dari perasaan lemah dan perasaan
takut terhadap kekuatan mesterius yang
terdapat dalam alam sekitar manusia;
– Ajaran yang diwahyukan tuhan kepada
manusia melalui Rasul. Selain itu Taib
Thahrir Abdul Mu’in juga mengemukakan
defenisi agama sebagai suatu peraturan
tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang
mempunyai akal untuk dengan kehendak dan
pilihan sendiri mengikuti peraturan tersebut,
guna mencapai kebahagian hidupnya di
dunia dan akhirat (Abudin Nata, 2000 : 13
-14)
68. Mengapa manusia perlu
beragama?
Latar belakang fitrah manusia (Arrum :30,
al’Araf : 172)
Kelemahan dan kekurangan manusia
(Asy’Syams : 7-8)
Tantangan manusia (luar maupun dalam).
Dari dalam berupa dorongan nafsu,
sedang dari luar rekayasa dan upaya
manusia yg sengaja memalingkan
manusia dari Tuhan.
69. Pengertian Agama Islam
Wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT.
kepada rasulNya untuk disampaikan kepada
seganap umat manusia; sepanjang masa dan
setiap persada;
Suatu sistem keyakinan dan tata ketentuan
Ilahi yang mengatur segala pri-kehidupan dan
penghidupan manusia dengan tuhannya,
maupun hubungan manusia dengan sesama
manusia, ataupun hubungan manusia dengan
alam lainnya (nabati, hewani, dan lain
serbagainya)
70. Pengertian Lain Ttg Islam dan
Peranannya dlm Kehidupan
Pertama, bila ditinjau dari segi etimologi,
Islam berasal dari kata Salima yang
berarti selamat, sentosa dan damai. Kata
salima selanjudnya diubah menjadi
bentuk Aslama yang mempunyai arti
berserah diri masuk dalam kedamaian
atau memelihara dalam keadaan selamat
sentosa, dan berarti pula menyerahkan
diri, tunduk, patuh dan taat. Kata Aslama
itulah yang menjadi kata Islam.
71. Islam berasal dari kata al-salamu, al-salmu dan al-silmu,
yg berarti : menyerah diri, pasarah, tunduk dan patuh dari
manusia thp tuhannya, atau makhluk ciptaannya trhp
khalik, tuhan yg maha esa.
Islam berasal dari kata al-silmu atau al-salmu, yg berarti
:damai (perdamaian) dan aman (keamanan). Hal ini
mengandung makna bhw org yg berislam, org yg masuk
dalam perdamaian dan keamanan, dan seorang muslim
adalah org yang mendatangkan perdamaian dan
keamanan dgn Tuhan, sesama manusia, diri sendiri dan
alam.
Islam berasal dari kata “al-salmu, as-salamu dan as-
salamatu yg berarti : bersih dan selamat dari kecatatan-
kecacatan lahir dan batin.
72. Kedua, bila ditinjau dari segi istilah, Islam
adalah nama bagi suatu agama yang berasal
dari Allah SWT. Nama Islam, memiliki
perbedaan yang luar biasa dengan nama agama
lainnya, kata Islam tidak memiliki hubungan
dengan orang tertentu atau dari golongan
manusia atau dari suatu negeri. Kata Islam
adalah nama yang diberikan oleh tuhan sendiri.
Hal ini dapat kita pahami dari petunjuk ayat-
ayat al-qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT
(Abudin Nata, 2000 : 61-62).
73. Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, mendefinisikan bahwa ISlam
adalah agama tauhid yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad Saw,
selama 23 tahun di Makah dan Madinah yang inti sari ISlam adalah
beserah diri atau taat sepenuhnya pada kehendak Allah, demi
tercapainya kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis dan
damai sesama manusia serta sejahtera dunia dan akhirat.
Kesimpulan : Agama Islam itu adalah sebuah tatanan yang
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia dan manusia dengan alam sekitar. Yang bertujuan
untuk pencapaian kebahagian di dunia dan di akhirat dengan ajaran
yang dibawa oleh Rasullullah SAW. yang telah disampaikan oleh
Allah SWT. kepada-Nya.
Peranan Islam di dalam kehidupan manusia adalah mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia
dan manusia dengan alam sekitar
74. Islam agama yang dibawa oleh semua
Nabi : Al-Baqarah 136. Katakanlah (hai
orang-orang mukmin): "Kami beriman
kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan
kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan
anak cucunya, dan apa yang diberikan
kepada Musa dan Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.
kami tidak membeda-bedakan seorangpun
diantara mereka dan kami Hanya tunduk
patuh kepada-Nya".
75. Fungsi Al-Qur’an
SUMBER AGAMA ISLAM Fungsi Al-Qur’an
• • Hujjah bg Rasulullah
Hujjah bg Rasulullah
• • Sebagai Hudan linnas, Bayyinah
Sebagai Hudan linnas, Bayyinah
• Furqan dan Asy-syifa
• Furqan dan Asy-syifa
• • Rahmatan lillil Mu’min
Rahmatan Mu’min
1. Al-Kitab • Basyiran wa Nadziran
• Basyiran wa Nadziran
2. Al-Qur’an • Sebagai korektor tgp ide/kepercayaan
• Sebagai korektor tgp ide/kepercayaan
3. Adz-Dzikir • • Penguat/memodifikasi thp kita terdahulu
Penguat/memodifikasi thp kita terdahulu
4. Al Furqan
AL-QUR’AN (1)
1. Sebagai penguat Al-Qur’an
2. Sebagai Penjelas/penafsir Al-Qur’an
-Qauliyah 3. Menetapkan hukum yg tdk ada dlm Al-qur’an
-Fi’liyah 4. Mengubah ketetapan hukum dlm Al-Qur’an
AL-HADIST (2) -Taqririyah
Ijma Ulama = kesepakatan ulama. Unsur :
-Ada kesepakatan ttg hukum setelah
rasul wafat
1. Ijma Fardhi -Kesepakatan dinyatakan dgn lisan
IJMA’/IJTIHAD ULAMA (3) 2. Ijma Sukuti -Hukum yg disepakati= peristiwa yg
benar terjadi dn bersifat dzanniyah
Qiyas :mengukur/mempersamakan kejadian yg tdk ada
QIYAS (4) dasar hukum dengan yg sudah ada. Rukunnya :
-Ashal (Musyabbah bih (tmpt menyerupakan.
-Far’un (cabang) yg diserupakan
-Illat (Sebab= yg menghubungkan pangkal dan cabang)
-Hukum (yg ditetapkan pada far’un, sesudah ttp pd ashal
76. Beberapa Contoh Fungsi Hadis
Sebagai penguat, (Allah mengharamkan saksi palsu dlm QS. Al Hajj
: 30, dikuatkan oleh Hadis Nabi yg diriwayatkan Bukhari Muslim, ttg
dosa besar (Musyrik, menyakiti kedua orang tua dan bersaksi
palsu)
Memberikan penafsiran Al-Qur’an (QS. Albaqarah : 43 ttg
mendirikan sholat dan menunaikan zakat ditafsir dgn hadis “shalat
sebagaimana aku shalat)
Menetapkan hukum yg belum ada, contoh : larangan berpoligami
bagi seorang wanita dengan bibinya (baik dari bapak maupun dari
ibunya) (HR. Bukhari Muslim)
Mengubah ketetapan hukum dalam Al-Qur’an (ketetapan hukum ttg
wasiat pada QS. Al Baqarah : 180, di nasakh (dirubah dgn hadis
Nabi “ La wasiyata liwaritsin”.
77. IJTIHAD
Ijtihad dari kata “jahda” yg berarti “al Masyaqqah” (yg sulit/yang susah). Dalam Al-Qur’an QS.
16:38, 24: 53, 35: 42 berarti, “Badzlul Wus’I wat Thoqoti” (pengarahan segala kesanggupan dan
kekuatan).
Bagi ulama UShul Fiqh ijtihad adalah pengarahan segenap kemampuan oleh seorang ahli fiqh
atau mujtahid untuk memperoleh pengertian tingkat dzanni mengenai hukum syara’ amali yakni
hukum Islam yang berhubungan dengan tingkah laku dan perbuatan manusia (hukum taklifi)
Hukum melakukan Ijtihad : 3 (Wajib Aen, yakni bila khawatir peristiwa itu akan hilang tanpa ada
kepastian hukum; wajib kifayah bagi orang yg dimintai fatwa hukum dan tiak khawatir lenyap
peristiwa itu dan selain dia masih ada mujtahid lainnya; sunat, bila melakukan ijtihad thp
peristiwa yang belum terjadi.
Urgensi ijtihad :
1. Ar Ruju’ atau al ‘I’adah (mengembalikan ajaran ISlam kepada sumber pokoknya dari segala
interpretasi yg tidak relevan;
2. Al Ihya’, menghidupkan kembali bagian dari nilai dan semangat ajaran Islal sehingga mampu
menghadapi tantangan zaman.
3. Al Inabah (pembenahan), yakni membenahi ajaran Islam yg telah diijtihadi oleh ulama terdahulu
dan dimungkinkan adanya kesalahan menurut konteks zaman, keadaan dan tempat yang
dihadapi.
78. Rukun Iman :
1. Iman pd Allah
2. Iman pd Malaikat
Akidah/Keyakinan 3. Iman pd Kitab Allah
4. Iman pd Rasul Allah
5. Iman pd hari Kiamat
6. Iman pada Qadha dan Qadar (takdir)
1. Makhdah (Rukun Iman/Islam,
Hablum Minallah)
Dimensi Islam Ibadah/Syariah
2. Ghairu Makhdah/ Muamalah
(Mengatur khdp. manusia dgn
manusia/Hablumninannas)
1. Kepada Allah
Akhlak 2. Kepada Manusia
3. Alam sekitar
Dimensi Akidah, Ibadah dan Akhlak = Iman, Islam dan Ihsan
adalah satu kesatuan sebagai “Bangunan Islam”
79. Karakteristik Ajaran ISlam
Setiap agama memiliki karakteristik ajaran yang
membedakan dari agama-agama lain.
Membahas tentang karakteristik memang tidak mudah
karena luasnya ruang lingkup ajaran Islam dan perlu
penelusuran secara rinci dan mendalam terutama dari
sumber ajaran agama.
Karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang
harus dimiliki oleh umat Islam dengan berdasarkan
al_qur’an dan hadis dalam berbagai bidang ilmu dan
kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan,
politik, pekerjaan, disiplin ilmu dan berbagai macam ilmu
dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
Karakteristik dalam KBBI diartikan suatu yang
mempunyai karakter atau sifat khas.
80. Karakter Islam dalam bidang ilmu pengetahuan
dapat dijelaskan an. Dalam (Q. Surat Al-’Alaq : 1-
5). Kata iqra diulang 2 kali. Kata ini menurut A.
Baiquni, berarti membaca dalam arti biasa,
menelaah, mengobservasi, mengukur,
mendeskripsi, menganalisis dan menyimpulkan
secara induktif. Semua cara tersebut dapat
digunakan dalam prose mempelajari sesuatu. Hal
ini merupakan cara yang dapat mengembangkan
il.pengt dengan cara menggunakan akal untuk
berfikir dan merenung.
Ajaran Islam yang mendorong untuk
menciptakan kebudayaan Islam di dasarkan
pada empat faktor :
81. Islam menghormati akal dan menyuruh
manusia untuk mempergunakan akalnya
untuk memikirkan keadaan alam.
Islam mewajibkan kepada pemeluknya
untuk menuntut ilmu.
Islam menyuruh manusia untuk menuntut
ilmu,
Islam menyuruh umat ilahi serta
membuktikan kebenaran.
82. Karakteritik bid. Sosial
Karakter bidang ini termasuk paling
menonjol, karena (seluruh bidang ajaran
Islam dalam bid, sosial ditujukan untuk
mensejahterakan manusia, Islam
menjunjung tinggi saling tolong menolong,
saling menesehati tentang yang hak dan
kebenaran, kesetiakawanan, eligatarian
(persamaan derajat) tenggang rasa dan
kebersamaan, keadilan sosial.
83. Islam banyak menunjukan jalan atau
cara menuju tercapainya kehidupan
sosial yang harmonis seperti :
- Salat berjamaah di masjid, dalam rangka
menanamkan rasa persamaan dan
persaudaraan sesama manusia.
- Penunaian ibadah haji sekali setahun.
- Puasa ramadhan, konsep zakat, infak dan
shadaqah
84. Bidang ekonomi
Ekonomi Islam merupakan sekumpulan
dasar-dasar ekonomi yang disimpulkan
dari al-Qur’an dan Hadis yang merupakan
bangunan perekonomian yang didirikan
atas dasar-dasar tersebut sesuai dengan
lingkungan sekitarnya.
85. Ciri ekonomi Islam secara khusus adalah : 1)
Ekonomi Islam merupakan bagian dari sistem
ekonomi Islam. 2) Ek. Islam merealisasikan
keseimbangan individu dan kepentingan
masyarakat, dunia dan akhirat. (QS’ Al-
Qashash : 77)
Asas pokok pendirian ekonomi Islam ada 5 :
1. Kewajiban usaha (wujubul amal), Islam melarang
jadi orang peminta-minta, pemalas dan putus asa.
2. Membasmi pengangguran (maqtul bithalah). Akibat
dari dibasminya pengangguran, maka kelaparan
dapat dihindari, pekerjaan terjamin, kemiskinan
teratasi, timbul organisasi sosial, dan mendorong
masyarkat supaya suka memberi.
86. 3. Mengakui hak milik. Dalam ISlam
seseorang bekuasa untuk memiliki harta,
memakai dan mempergunakannya dan
memberikannya pada orang lain.
4. Tunduk dan patuh di bawah
kesejahteraan sosial. Pengakuan ats hak
milik harus diimbangi dengan prinsip
yakni mengutamakan kepentingan
masyarakat umum.
87. Nilai dasar ekonomi ISlam :
Nilai dasar pemilikan dalam sistem ekonomi
Islam
Keseimbangan, kesederhanaan, hemat dan
menjauhi mubazir.
Keadilan
Pandangan Islam dalam ekonomi dicerminkan
dalam ajaran fiqh yang menjelaskan bagaimana
hubungan suatu usaha, berzakat dan juga
dalam berkonteks ekonomi.
88. Karakteristik dalam bid. Kesehatan
Islam sangat memperhatikan kesehatan dengan
cara : Pertama, mengajak dan menganjurkan
untuk menjaga kebersihan diri (badan,
makanan, minuman, pakaian) dan lingkungan,
Kedua, mempertahankan kesehatan yang
dimiliki agar tetap sehat. (QS. Al-BAqarah : 222,
Al Mudatsir : 4-5)
Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman
pada prinsif pencegahan lebih baik dari
pengobatan (alwiqayah khair minal al’ilaf)
89. Ajaran Islam untuk menjaga kesehatan
dapat dilihat dari beberapa bentuk
perintah : membersihkan dari hadas
(mandi janabah, wudhu), membersihan
badan, pakaian dan tempat dari najis),
bersiwak, perintah menyamak kulit dan
membersihkan bejana bila dijilat anjing .
Islam juga disamping memperhatikan
kesehatan fisik akan tetapi juga mental :
90. Ciri kesehatan mental menurut M.
Mahmud :
Kemapanan, ketenangan, rileks batin dalam
menjalankan kewajiban baik terhadap dirinya,
masyarakat maupun Tuhannya.
Menerima keberadaan dirinya dan keberadaan
orang lain.
Adanya kemampuan untuk memelihara dan
menjaga diri.
Kemampuan untuk memilkul tanggung jawab,
baik terhadap dirinya, keluarga, sosial dan
agama.
91. Memiliki kemampuan untuk berkurban dan
menebus kesalahan yang diperbuat.
Kemampuan individu untuk membentuk
hubungan sosial yang dilandasi sikap
saling percaya dan saling melengkapi.
Memiliki keinginan yang realistis, sehingga
dapat diraih secara baik
Adanya rasa kepuasan, kegembiraan,
kebahagian dalam menyikapi dan
menerima nikmat.
92. Karakteristik di bidang Politik
Politik diartikan sebagai pengetahuan mengenai
ketatanegaraan/kenegaran sperti cara pemerintahan,
kebijaksanaan, mengenai suatu pemerintahan sebuah
negara atau terhadap negara lain. Dalam bahasa Arab
politik diwakili oleh kata As-Siyasah dan Daulah.
ISlam tidak menetapkan bentuk pemerintahan tertentu.
Namun yang terpenting bentuk pemerintahnnya harus
digunakan sebagi alat untuk ekadilan, kemakmuran,
kesejahteraan, keamanan, kedamian dan ketentraman
masyarakat. (Munawir Sadzali, ISlam dan
Ketatanegaraan, 1992 : 56)
93. Menurut Kontuwijoyo Islam memiliki konsep tentang
politik. Harun Nasution menegaskan persoalan yang
pertama timbul dalam Islam menurut sejarah bukan
persoalan keyakinan tetapi politik.
Menurut Kontuwijoyo, Ciri ajaran Islam bisa dilihat dari
konsepnya di bidang politik seperti mentaati pemimpin
(ulil amri) termasuk penguasa dibidang politik,
pemerintahan dan negara (An-Nisa : 59)
Islam tidak mengajarkan ketaatan yang buta kepada
pemimpin, tetapi ketaatan kritis, yakni ketaatan yang
didasarkan pada kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya.
Jika bertentangan boleh dikritik atau diberi saran agar
kembali pada jalan yang benar.
94. Menurut Fazlur Rahman, kendatipun tidak
menyatakan secara gamblang pendapatnya
mengenai konsep Islam mengenai Negara
(pemerintahan), nampaknya lebih cenderung
berpendapat bahwa Islam tidak mengajarkan
secara jelas mengenai system kenegaraan
tetapi mengakui bahwa terdapatnya sejumlah
tata nilai dan etika dalam al-Qur'an. Kendatipun
Nabi Muhammad tidak pernah menyatakan
dirinya sebagai pemimpin Negara, tetapi dia
telah menjadikan Negara sebagai alat bagi
agama Islam untuk menyebarkan dan
mengembangkan agama. Namun Fazlur
Rahman lebih tegas menyatakan bahwa "antara
agama dan politik tidak bisa dipisahkan.
95. Tujuan Politik dalam Islam
Untuk melaksanakan ketentuan agama sesuai
dengan perintah Allah dan Rasulnya dengan
ikhlas, memerangi kebathilan supaya semua
melakukan ketaatan pada Allah.
Memperlihatkand an mengurus persoalan-
persoalan duniawi, seperti neghimpun dana dari
sumber-sumber yangs ah, menyalurkan kepada
yang berhak menerimanya dan mencegah
kezaliman (Muhibbin, Hadis Politik, 1979 : 33)
96. Karekteristik dilihat dari segi
Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja adalah ibadah
pada Allah. (Al-Mulk : 2) Allah menjadikan hidup
dan mati sebagai ujian untuk melihat siapa yang
lebih baik amalnya.
Islam tidak menekankan banyaknya pekerjaan
tetapi kualitas dan manfaat pekerjaan. Islam
memandang bahwa pekerjaan yang bermutu
adalah pekerjaan yang profesional, yang
ditunjang dengan ilmu pengetahuan. Kerja
dalam Islam adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup, mencapai kesuksesan dan sarana ibadah
pada Allah. (Jum’ah : 10)
97. Karakteristik dalam bid. Disiplin
Ilmu
Islam sangat menekankan disiplin dalam
berbagai kehidupan terutama dalam hal waktu.
Islam sangat menghargai tentang waktu (QS. Al-
Ashr : 1-3)
Muhammad Rifa’i menjelaskan bahwa isi Al-
Qur’an dan hadis terdapat perintah yang
mewajibkan setiap org yang berilmu baik laki-
laki maupun perempuan agar tergolong umat
yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan
kebodohan.
98. Karekter dalam bidang Akidah
Mentauhidkan Allah
Tidak ada paksaan dalam beragama
Memberikan kebebasan dalam beragama.
Dalam bidang Ibadah :
- Ibadah adalah pengabdian pada Allah
- Tidak bertentangan dgn syariat;
- Tidak boleh adanya kreasi dalam ibadah
makhdah.
99. Bid. Agama : Bid. Kehidupan:
•Mentahuidkan Allah •Menekannkan keseimbangan
•Tdk ada paksaan dlm agama •Menolak sekularisme, hedonisme(senang-senang) dan
•Memberikan kebebasan dlm beragama pragmatisme
Bid. Ibadah : Bid. Kesehatan :
•Amal ibadah adalah pengabdian •Mendorong kebersihan lahir dan bathin
•Tdk bertentangan dengan syariat •Mengutamakan tindakan preventif
•Dlm ibadah makhdah tdk ada kreativitas
Bid. Politik :
•Taat pada pemimpin
Bid. Akidah : •Tdk mengatur bentuk negara, tapi mengantur
•Tdk mentolerir kesyirikan, khurafat, tahayul prinsif bernegara
•Ada perpaduan iman, islam dan ihsan
Bid. Pekerjaan :
•Bekerja merupakan ibadah
Bid. Kebudayaan :
•Menjaga kualitas dan manfaat pekerjaan
•Terbuka thp kebudayaan
•Mendorong agar memiliki etos kerja tinggi
•Mendorong umatnya untuk melahirkan kebudayaan
•Selektif dalam bekerja
•Akomodatif terhadap budaya
•Selektif sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis
Bid. Keilmuan
•Mendorong umatnya untuk menggali berbagai ilmu
Bid. Pendidikan : •Tidak ada dikhotomi Ilmu (ilmu dunia dan akhirat)
•Pendidikan tidak mengenai usia •Ilmu pengetahuan utk kedekatan pada Allah
•Pendidikan hak setiap individu
•Memiliki rumusan yg jelas : tujuan, pendidik, metode, sarana
Bid. Ekonomi :
Bid. Sosial : -Menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
•Islam sebagai rahmatan lil’alamin -Mendorong prkatik ekonomi yg beretika
•Mendorong kepedulian thp sesama -Mendorong sistem ekonomi yg berpihak
•Menghormati HAM pada masyarakat
•Memandang manusia derajatnya sama
•- Mengembangkan sikap tasamuh
100. KARAKTERISTIK AGAMA
ISLAM
Islam adalah Agama Fitrah
Islam adalah Agama yang Mudah atau
Ringan
Islam adalah Agama Moderat
Islam Agama Rasional
Islam Agama Tauhid
Islam Agama Sempurna
101. TAUHID DAN ILMU
PENGETAHUAN
Pengertian Tauhid,
Istilah tauhid secara etimologis berasal dari kata
wahhada, yuwahhidu, tauhîdan, yang artinya
mengesakan, menyatukan. Jadi tauhid adalah suatu
agama yang mengesakan Allah. Dalam ilmu Ushuluddin,
tauhid dibagi menjadi dua kategori, yaitu tauhid uluhiyah
dan tauhid rububiyah. Esensi atau pokok tauhid adalah
menyadarkan kepada manusia, kaum beriman, bahwa
Allah eksistensinya tunggal, kita mempunyai akidah dan
keyakinan bahwa Allah maha esa, tidak tertandingi, tidak
dapat disamakan, tempat bergantung segala makhluk,
serba sempurna, serba maha suci, sehingga ada dua
puluh sifat Allah dalam Ilmu Kalam.
102. Disamping itu, ada pengertian tauhid
rububiyah, dalam arti bahwa Allah Rab,
Tuhan, yang memperhatikan, take cere,
mengatur, menyantuni, memberi supervisi
secara detail, dan teliti terhadap segala
makhluk yang telah diciptakannya. Dengan
kata lain, sesunguhnya setiap makhluk
yang kelihatan ataupun yang tidak, selama
hidupnya berada dalam supervisi, dalam
pengawasan dan penanganan Allah
103. Menurut Amin Rais tauhîdullah, menurunkan atau
mengisyaratkan adanya lima paket pengertian, Pertama,
tauhîdullah jelas mengajarkan kepada manusia untuk harus
beriman tentang adanya Unity of Godhead, yaitu (kesatuan
ketuhanan). Kedua, kesatuan ketuhanan ini pada
konsekwensi logisnya menimbulkan Unity of Creation,
(kesatuan penciptaan). Seluruh makhluk di alam semesta
ini, baik yang kasat mata maupun yang tidak kelihatan, baik
yang bisa dideteksi, diobservasi, diukur dengan alat-alat
pengukuran maupun diluar itu, yang ghaib maupun yang
lahir, dalam konsep tauhid semua merupakan ciptaan Allah.
Ketiga, konsekwensi berikutnya, karena umat manusia
merupakan bagian dari makhluk Allah, maka tentu kita
harus percaya akan adanya Unity of Mankind, (kesatuan
kemanusiaan). Jadi semboyan mankind is one- terlepas dari
warna kulit, latar belakang, bahasa, geografi, sejarah dan
segala macam perbedaan yang melatarbelakangi
keragaman umat manusia tidak menghilangkan pengertian
substantive atau principal bahwa didunia ini ada kesatuan
kemanusiaan.Keempat, karena ada kesatuan kemanusiaan,
tentu ada Unity of Guidance, kesatuan pedoman hidup bagi
orang beriman dan pedoman hidup itu adalah wahyu Allah
104. Jadi karena manusia adalah ciptaan Allah, maka hanya
Allah zat yang paling mengetahui kemana manusia harus
pergi, usaha apa yang harus dilakukan manusia agar
tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kelima,
karena ada Unity of Guidance, maka hidup kita di alam
fana ini akan bermuara kepada akhir yang sama.
Sehingga tujuan hidup manusia seharusnya sama secara
konseptual dan teoritis, yaitu adanya Unity of The Porpose
of Life, adanya satu kesatuan tujuan hidup. Oleh karena
itu perbedaaan profesi, inklinasi, menempuh beragam
orientasi hidup, tetapi didalam konsep yang paling dasar
karena manusia adalah satu, pedoman hidupnya adalah
satu, maka tujuan hidup manusia juga adalah satu yaitu
mencari mardhatillah (keridhaan Allah).
105. Pengertian ini dapat dijabarkan lebih lanjut, yang meliputi: Pertama,
seorang muslim harus berani mengatakan tidak pada kebatilan, pada
segenap manifestasi thâghûth,[1] dan pada setiap kebenaran. Jadi,
kalau semangat tauhid merosot, maka keberanian untuk mengatakan
tidak sama saja, yaitu akan mengalami kemerosotan juga. Padahal
seorang muslim adalah orang yang mengatakan walam yakhsya illa
Allah. Kedua, setelah seorang bertauhid meniadakan apa-apa yang
selain Allah, kemudian beriman kepada Allah dengan keyakinan yang
penuh sehingga keyakinan itu menjadi utuh. Tauhid dalam tingkatan
ini meyakini bahwa kebenaran hanya datang dari Allah, (Q.S. Yunus,
[10]: 35). Ketiga, manusia muslim mempunyai proclamation atau
declaration of life, proklamasi atau deklarasi kehidupan yang
dituntunkan oleh Al-Qur'an sendiri, yaitu dengan kata-kata qul inna
shalâti wanusukî wamah yâya wamamâti lillahi rabbil 'alamîn, lâ
syarîkalahu wabidzâlika umirtu wa ana awwalul muslimîn.
[1]Thâgûth adalah syaitan dan segala sesuatu yang memalingkan
manusia dari menyembah kepada Allah. Amin Rais menafsirkan
bahwa thâgûth bisa berwujud seorang dewa yang dihayalkan
manusia, bisa berupa ideologi yang disembah umat manusia, dan bisa
berupa seorang pemimpin yang mengangap dirinya sebagai Tuhan,
juga bisa berupa mitos yang diyakini akan menyebabkan kecelakaan
dan keselamatan suatu bangsa. Thâgûth dalam pengertian modern
adalah berupa tiran. Amin Rais, Tauhid Sosial…, hlm. 37.
106. MAKNA TAUHIDULLAH
Unity of Godhead,
Unity of Creation,
Unity of Mankind,
Unity of Guidance,
Unity of The Porpose of Life,
107. Inilah deklarasi kehidupan seorang muslim,
"Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku dan
matiku, aku persembahkan semata-mata lillahi rabbil
'alamin, kepada Allah Tuhan sekalian alam, tiadak ada
sekutu baginya. Demikianlah aku diperintahkan dan aku
ini termasuk orang-orang yang berserah diri. Orang yang
sudah mempunyai komitmen utuh kepada Tuhan, apalagi
sudah mendeklarasikan kehidupan ini seperti itu, maka
akan melihat dunia ini menjadi satu panggung kehidupan
yang jelas, bening, mudah, tidak ruwet, tidak pathing
penthalit, karena kacamata tauhid. Keempat, kita
berusaha menterjemahkan keyakinan kita menjadi
kongkrit, menjadi satu sikap budaya untuk
mengembangkan amal shaleh. Al-Qur'an ada ratusan ayat
yang menggandengkan antara alladzina âmanu dengan
wa'amilush shâlihât. Jadi iman dan amal sholeh
bergandengan sangat dekat, seolah-olah hampa kosong
iman seseorang kalau tidak ada amal sholeh yang
menyertainya, yang secara kongkrit membuktikan bahwa
ada iman di dalam hatinya.
108. Jadi manifestasi tauhid, deklarasi
kehidupan dari tingkatan keempat ini
adalah sikap budaya, sikap mental, dan
kehidupan untuk menyebarkan amal sholeh
dalam setiap kesempatan, Sehingga ciri
orang Islam, ciri orang yang bertauhid,
kapan dan dimana saja ia hidup, harus
mengerjakan amal sholeh. Kelima, orang
yang bertauhid mengambil kriteria atau
ukuran baik dan buruk, ukuran yang terpuji
dan tercela atau terkutuk, kembali kepada
tuntunan ilahi.
109. Perintah untuk mentauhidkan Allah al: QS. Al-
Ikhlas : 1-4, dan larangan syirik QS. Luqman : 13)
Fungsi manusia dialam : sebagai khalifah (QS. Al-
Baqarah : 30) dan abdullah. Qs. Adz-dzariat : 56)
Hakikat manusia sebagai khalifah fil ardhi, yaitu
wakil Tuhan dimuka bumi. Mewakili Tuhan artinya
memerankan diri sebagai pencipta. Realisasi
tugas penciptaan dibumi ialah dengan
menciptakan peradaban dan kebudayaan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan hidup bersama.
Kedudukan khalifah ini hanya diberikan kepada
manusia, bukan kepada makhluk lainnya.
110. Tugas kekhalifahan yang diemban manusia menuntut manusia untuk
melakukan berbagai peran agar tetap pada jalur peradaban. Pertama,
manusia berperan sebagai khalifah agar mempunyai wewenang
memimpin untuk menentukan pilihan dengan mempergunakan akal
untuk bebas dari berbagai hal yang menganggu ketentraman hidup,
baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Sebagai khalifah, manusia merupakan penterjemah segala sifat-sifat
Allah dalam kehidupan dan penghidupan manusia dalam batas-batas
kemanusiaan. Sebagai khalifah, manusia bertugas mensyukuri segala
nikmat Allah, dalam arti mempergunakan anugerah Allah (berupa
alam, jiwa raga manusia) sesuai dengan kehendak penganugerahnya
semaksimal mungkin yakni memakmurkan bumi, mem-budaya-kan
alam atau mengkulturkan naturalam. Ketika manusia membudayakan
alam, didalam waktu yang sama mereka harus menjiwai dan
menopang kebudayaan atau kultur dengan nilai-nilai atau norma-
norma universal dan eksternal: yakni wahyu ilahi atau al-Islam,
tegasnya manusia harus mengislam-kan kebudayaan atau kultur
(QS.al-An'am [16]: 14-18, QS. an-Nahl [6]: 165, QS. An-Nahl [16]: 60
dan QS. Al-Anfâl [8]:24)
111. Hakikat manusia sebagai khalifah adalah
pembentuk kebudayaan dan peradaban,
kebudayaan dan peradaban sebagai proses
eksistensi khalifah adalah amal sebagai kesatuan
pikiran dan qalbu dalam realitas perbuatan
kreatif.
sebagai 'abd yang bawaan kodratnya adalah
tunduk dan patuh, pada dasarnya adalah terikat
sepenuhnya dengan sunah Allah, terikat pada
tangung jawab etik.
sebagai 'abd agar tetap patuh dan tunduk
melaksanakan perintah Tuhan dengan
menyerahkan diri melalui ibadah dan hukum-
hukum yang mengikat kodrat alamiyah agar
terhindar dari kebobrokan moral dan akhlak.
112. Islam memandang bahwa keberadaan alam semesta
adalah untuk memenuhi kepentingan manusia, dalam
rangka mewujdukan tujuan hidup manusia.
Tauhid mendorong manusia untuk menguasai dan
memanfaatkan alam karena alam sudah ditundukan
untuk kepentingan manusia.
Konsekwensi dari tauhid adalah bahwa manusai harus
menguasai alam dan haran tunduk pada alam.
Menguasai alam berarti menguasai hukum alam, dari
hukum alam ini ilmu pengetahuan dan teknologi
dikembangkan. Sebaliknya syirik berarti berarti tunduk
pada alam, tunduk apda alam berarti dikuasai oleh alam.
Ketika manusia dikuasai alam, maka kehidupan manusia
akan identik dengan kebodohan, kemiskinan dan
keterbelakangan.
113. Hubungan antara iman dan ilmu
dalam ISlam
Menuntut ilmu adalah hasil dari
perwujudan perintah Tuhan, untuk
memperhatikan alam dan memahaminya,
sebagai penyikapan tabir kemaha
besarannya.
Dalam proses mengenal Tuhan, manusia
dapat memahami melalui tanda-
tandanya/ayat-ayatnya “wahyu”, jagad
raya, dan manusia”
114. Menurut Nurkhalis Madjid manusia yg mampu
menangkap tanda Tuhan dalam alam raya
adalah :
1. Mereka yg berpikir mendalam (ulul albab)
2. Mereka yg memiliki kesadaran tujuan dan
makna hidup abadi;
3. Mereak yg menyadari penciptaan alam raya
sebagai manifestasi wujud transendental;
4. Mereka yg berpandangan positif dan optimis
terhadap alam raya, dan menyadari bahwa
kebahagiaan dapat hilang karena pandangan
negatif fesimis terhadap alam.
115. Dorongan Islam dalam Menggali
Ilmu Pengetahuan
a. QS. Ali Imran [3]: 190
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal.
Dalam al-Qur'an, ulu al-albab, bisa mempunyai berbagai arti
tergantung dari penggunaannya. Dalam A Concordance of the
Qur'an (Hanna E. Kassis, 1983), kata ini bisa mempunyai beberapa
arti:: (1) Orang yang mempunyai pemikiran (mind) yang
luas atau mendalam; (2) Orang yang mempunyai
perasaan (heart) yang peka, sensitive atau yang halus
perasaannya; (3) Orang yang memiliki daya pikir
(intellect) yang tajam atau kuat; (4) Orang yang memiliki
pandangan dalam atau wawasan (insight) yang luas, dan
mendalam; (5) Orang yang memiliki pengertian
(understanding) yang akurat, tepat atau luas, dan (6)
Orang yang memiliki kebijakan (wisdom), yakni mampu
mendekati kebenaran, dengan pertimbangan-
pertimbangan yang terbuka dan adil.
116. Ciri Ulul Albab :
Pertama, bersungguh-sungguh mencari ilmu
Kedua , mampu memisahkan yang jelek dan yang baik, kemudian ia pilih
yang baik, walaupun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan itu
dan walaupun kejelekan itu dipertahankan oleh sekian banyak orang ;
Ketiga , kritis dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-
nimbang ucapan, teori, dalal, argumentasi yang disampaikan orang lain.
Keempat , bersedia menyampaikan ilmunya kepada orang lain untuk
memperbaiki masyarakatnya; bersedia memberikan peringatan kepada
masyarakatnya, mau beramar ma'ruf nahi munkar dan mempunyai
kepedulain dan kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Kelima, tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah.
Keenam , mereka adalah orang-orang, baik laki-laki maupun perempuan
yang terus-menerus mengingat Allah dengan ucapan dan atau hati, dan
dalam seluruh situasi dan kondisi, saat bekerja atau istirahat, sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring atau bagaimanapun,
dan mereka memikirkan tentang penciptaan yakni kejadian dan system
kerja langit dan bumi, dan setelah itu berkata sebagai kesimpulan: Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan alam raya dan segala isinya ini
dengan sia-sia tanpa tujuan yang hak.
117. Al-Quran mendorong untuk bersikap dan memiliki kesadaran ilmiah
yg diungkapkan al-Qur’an antara lain :
1. Memikirkan makhluk yg ada dilangit dna bumi (QS. Ali Imran : 190-
191)
Memikirkan dirinya sendiri, bumi yg ditempatinya dan alam yg
mengitarinya (QS. Ar-Rum : 8, Adz-Dzariat : 20-21, al-Ghasyiayah :
17-20)
Mebangkitkan pada diri setiap muslim kesadaran ilmiah utk
memikirkan, memahamid an menggunakan akal (QS.Al-Baqarah :
219, al-Hasyr : 21, Yunus : 21, al-Ra’d : 3, al-’Araf : 32, al-An’am : 65-
97 dan 98)
Mengangkat org yg beriman dan berilmu (Al-Mujadilah : 11)
Tidak menyamakan org yg berilmu dan tiak berilmu/jahil (QS. Al-
Zumar : 9)
Memerintahkan agar meminta nikmat ilmu pada Tuhan (QS. Thaha :
114)
Allah mengumpulkan ilmu falaq, botani, geologi dan zoologi, serta
menajdikan semuanya sebagai endorong rasa takut pada-Nya (QS.
Fatir : 27-28)
Dlm Al-Qur’an memuat isyarat-isyarat ilmiah spt:
118. Perkawinan antar tumbuhan (QS. Al-Hijr : 22)
Berkurangnya oksigen pada lapisan udara yg
tinggi : QS al-An’am : 125
Embriologi (QS. Al-Thariq : 5-7, al-Hajj : 5, al-
Mukminun : 12-14.
Butuhnya kehidupan akan air (QS. Al-Anbiya : 30)
Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri,
sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari
cahaya matahari) QS. Yunus : 5)
Hal ini memberikan pemahaman bahwa Ilmu
agama dan ilmu umum hanya dapat dibedakan
untuk kepentingan analisis, bukan untuk
dipisahkan apalagi dipertentangkan.
119. TEORI TASKHIR
Tauhid Syirik
Alam harus tunduk Syirik berarti tunduk
dan dikuasai manusia kepada alam
Menguasai alam berarti Tunduk kepada alam
menguasai hukum alam berarti dikuasi alam
Kehidupan yang dikuasai oleh
Ilmu pengetahuan dan alam berarti kehidupan yang
teknologi dikembangkan hampir identik dengan
berdasarkan hukum alam kebodohan, kemiskinan dan
keterbelakangan
120. ALLAH
AL-QUR’AN DAN HADIS
JAGAD RAYA MANUSIA
AYAT-AYAT ALLAH
MANUSIA
121. PARADIGMA KEILMUAN
Pandangan Sekuler (pemisahan ilmu dgn
agama)
Pandangan Sosialis, (agama tidak ada
iptek lepas sama sekali dari agama)
Pandangan Islam, (Agama dan iptek
saling berkaitan)
122. FAKTOR PENYEBAB SALAH
PAHAM TERHADAP ISLAM
Dalam buku Syek Muhammad Qutb dalam bukunya Subuhat
Hawlil Islam yang telah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia tahun 1980 dengan judul Salah Paham Terhadap
Islam yang dikutif Daud Ali (1998) memberikan gambaran
umum tentang Islam yang disalahpahamkan bukan saja
oleh orang-orang non Muslim, tetapi juga oleh orang-orang
Islam sendiri. Kesalahpahaman itu disebabkan karena
beberapa hal, diataranya adalah
1). Salah memahami ruang lingkup agama Islam;
2). Salah menggambarkan segmen-segmen atau bagian-
bagian kerangka keseluruhan ajaran agama Islam dan
3). Salah dalam mempergunakan metode pengkajian Islam.
Kekeliruan lain adalah itu terjadi pada kurikulum
pendidikan agama Islam.