Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit akibat berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan berbagai manifestasi klinis dan dapat dicegah dengan menerapkan prosedur kebersihan dan keamanan yang tepat.
3. PENDAHULUAN
Penelitian yang dilakukan oleh
Survei yang dilakukan di 11
rumah
World sakit di DKI Jakarta pada
Health
Organization
2004 menunjukkan sakit 9,8%
(WHO) di 55 rumahbahwa di 14
pasien rawat inap mendapat
negara didapatkan data bahwa
infeksi
nosokomial
selama
8,7% pasien yang dirawat di
dirawat.
rumah sakit mengalami infeksi
nosokomial.
Hasil survei di Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Sanglah
Denpasar didapatkan data 144
kejadian
infeksi
nosokomial
selama tahun 2011.
Raka Lul. Prevention and control of hospital-related infections in low and middle income countries. The Open Infetious Disease Journal. 2010;4:125-131.
World Health Organization. National Guideline On Hand Hygiene For Prevention of Hospital Acquired Infection (HAI). Geneva : WHO. 2011:1-30.
Lindayati NLN. Pengaruh edukasi dengan metode demonstrasi cuci tangan terhadap perilaku penunggu pasien untuk melakukan cuci tangan dengan benar di
ruang nusa indah RSUP Sanglah Denpasar (Tanggal akses: 21 Desember 2013). Tersedia pada: http://www.sanglahhospitalbali.com
4. PENDAHULUAN
Masalah yang ditimbulkan dari infeksi
nosokomial:
Pasien yang mendapat infeksi nosokomial
harus dirawat lebih lama di rumah sakit
Meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas
Menghabiskan biaya yang cukup besar bagi
pasien.
Raka Lul. Prevention and control of hospital-related infections in low and middle income countries. The Open Infetious Disease Journal. 2010;4:125-131.
5. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
Etiologi
Transmisi
Manifestasi
Klinis
Penatalaksanaan
Pencegahan
• Infeksi nosokomial adalah infeksi
yang didapat di rumah sakit pada
pasien rawat inap dengan tidak
adanya atau masa inkubasi sewaktu
masuk rumah sakit.
• Infeksi ini timbul setelah 48 jam
perawatan pada pasien rawat inap
atau dalam 30 hari setelah keluar
rumah sakit.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.
2906-2910.
David OM, Famurewa O. Toward effective management of nosocomial infections in nigerian hospitals - a review. Academic Arena.
2010;2(5):1-7.
Samuel SO, Kayode OO, Musa OI, Nwigwe GC, Aboderin AO, Salami TAT, Taiwo SS. Nosocomial infections and the challenges
of control in developing countries. African Journal of Clinical and Experimental Microbiology. 2010;11(2):102-110.
10. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
Etiologi
Infeksi nosokomial disebabkan
mikroorganisme yang berasal
orang lain (cross infection)
disebabkan oleh flora normal
pasien itu sendiri
oleh
dari
atau
dari
Transmisi
Manifestasi
Klinis
Penatalaksanaan
Pencegahan
Agen infeksi penyebab
infeksi nosokomial :
- Bakteri
- Jamur
- Virus
- Parasit
Darmadi. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika. 2008:131-135.
David OM, Famurewa O. Toward effective management of nosocomial infections in nigerian hospitals - a review.
Academic Arena. 2010;2(5):1-7.
11. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
Bakteri penyebab
infeksi nosokomial
yang
tersering
adalah S. Aureus,
Proteus, E. coli,
dan pseudomonas.
Etiologi
Virus Hepatitis B
dan C, HIV, Ebola,
Sitomegalovirus,
influenza, herpes
simpleks,
dan
varicella-zoster
Bakteri
Virus
Parasit
Jamur
Transmisi
Manifestasi
Klinis
Penatalaksanaan
Amoeba
histolitica, Giardia
Lamblia,
Cryptosporidium
Candida albicans,
Aspergillus spp.
Pencegahan
Darmadi. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika. 2008:131-135.
Adams K, Corrigan JM. Priority areas for national action. Tranforming health care quality. 2009.
12. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
Bentuk
Transmisi
1. Kontak :
a. Kontak
langsung
Keterangan
Transmisi
mikroorganisme
langsung permukaan
tubuh ke permukaan
tubuh
Contoh
Transmisi
Memandikan
pasien,
Etiologi
membalikkan
pasien,
dapat
Transmisi
terjadi di antara
dua pasien
Manifestasi
b. Kontak tidak Kontak dengan orang Jarum,
alat
Klinis
langsung
melalui
peralatan dressing,
dan
yang terkontaminasi sarung
tangan
Penatalaksanaan
tidak diganti di
antara pasien.
Pencegahan
13. TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk
Keterangan
Transmisi
2. Droplet Transmisi terjadi ketika
Patogenesis
(Percikan) droplet
berisi
mikroorganisme yang
Etiologi
berasal
dari
orang
terinfeksi dalam jarak
Transmisi
dekat melalui udara
menetap / tinggal pada
Manifestasi
konjunctiva,
mukosa,
Klinis
hidung, dan mulut yang
terkena. Ukuran partikel
Penatalaksanaan
lebih dari 5 mikron.
Definisi
Pencegahan
Contoh
Transmisi
Terjadi
ketika
batuk,
bersin,
berbicara,
dan
saat
melakukan
tindakan khusus,
seperti
saat
melakukan
pengisapan lendir,
dan
tindakan
bronkoskopi.
16. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
Etiologi
Transmisi
Manifestasi
Klinis
Penatalaksanaan
Kejadian dan jenis infeksi nosokomial berbeda
beda sesuai dengan tempat peralatan dan
tindakan yang dilakukan terhadap pasien,
seperti:
- Pemakaian infus dan kateter yang tidak
mengindahkan
antisepsis
dapat
menyebabkan komplikasi kanulasi intravena
- Infeksi saluran kemih pasca operasi
ginekologi
- Infeksi luka operasi dan infeksi luka bakar
- Infeksi bakteri gram (-) di ruang rawat
intensif dapat menyebabkan pneumoni.
Pencegahan
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
p. 2906-2910.
17. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
Etiologi
Transmisi
Manifestasi
Klinis
Penatalaksanaan
Pencegahan
Pemberian Antimikroba
• Empiris
• Definitif : Antimikroba bergantung pada
hasil tes suseptibilitas dari kultur.
Pemberian antibiotika :
Betalaktam (Sefalosporin, Sefoperazon,
Seftazidim i.v/i.m), Vancomycin
Pengobatan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik (VAP) memakai kombinasi antibiotik
seperti sefalosporin generasi ketiga dan
aminoglikosida atau aztreoham
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.
2906-2910.
18. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
Etiologi
Transmisi
Manifestasi
Klinis
Penatalaksanaan
Pencegahan
Mencuci tangan dan menggunakan
personal items
Menjaga kebersihan
Faktor nutrisi
Kontrol dan pengawasan
administrasi
Mencegah infeksi saluran kemih
Mencegah infeksi pasca operasi
Mencegah “waterborne” infeksi
Mencegah penyebaran TBC
Curtis LT. Prevention of hospital-acquired infections: review of non-pharmacological interventions. Journal of Hospital Infection.
2008;69:204-219
Allegranzi B, Pittet D. Role of hand hygiene in healthcare-associated infection prevention. Journal of Hospital Infection.
2009;73:305-315.
20. RINGKASAN
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit
pada pasien rawat inap dengan tidak adanya atau masa inkubasi
sewaktu masuk rumah sakit.
Mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit dapat
menyebabkan infeksi nosokomial melalui trasmisi, yaitu: kontak,
droplet, airbone, common vehicle, dan vectorborne.
Manifestasi klinis infeksi nosokomial yang biasa ditimbulkan
adalah kejadian infeksi saluran kemih, pneumonia, infeksi luka
operasi dan infeksi akibat luka bakar. Di ruangan rawat bayi,
infeksi nosokomial dapat terjadi pada permukaan kulit, selaput
lendir mulut, dan bisa menyebabkan diare sepsis, selulitis, dan
meningitis.
21. RINGKASAN
Penatalaksanaan infeksi nosokomial tergantung dari infeksi
yang ditimbulkan, dan pemberian obat-obatan seperti
antibiotik yang sesuai.
Pencegahan yang dilakukan adalah memastikan bahwa
semua prosedur dan tindakan medis serta perawatan harus
benar-benar aman atau bebas dari adanya mikroba patogen
sesuai standar.
Mencuci tangan adalah cara terbaik dan termudah yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi
nosokomial.
Editor's Notes
Infeksi Nosokomial disebut juga sebagai infeksi rumah sakit atau Hospital Associated Infection. Infeksi Nosokomial adalah.....................................Jadi sewaktu pasien masuk rumah sakit tidak ada masa inkubasi dari suatu penyakit lain.Infeksi ini timbul setelah 48 jam...........................................
Intervensi : Prosedur pemeriksaan dan terapi seperti biopsi, endoskopi, kateterisasi, intubasi, dan tindakan pembedahan juga dapat meningkatkan resiko infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial dapat disebabkan dari penggunaan kateter urin, jarum infus, alat bantu nafas yang tidak sesuai prosedur. Pemakaian kateter urin dan infus dalam waktu yang lama dan tidak diganti-ganti dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
- Staphylococcus aureusmerupakanbakteri gram positif yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, jantung dan infeksi pembuluh darah serta telah resistenterhadapantibiotikBakteri gram negatif, seperti Pseudomonas sering ditemukan di penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien. Kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus, diantaranya virus hepatitis B dan C dengan penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enterovirus yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui jalur fekal-oral. Virus HIV dapat ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah sitomegalovirus, Ebola, virus influenza, virus herpes simpleks, dan varicella-zoster virus.
Transmisimikroorganismedirumahsakitdapatterjadidenganberbagaicara, bisalebihdarisatucara. Ada lima caraterjadinyatransmisimikroorganismeyaitu: kontak (langsung & tidaklangsung), droplet, airbone, common vehicle, danvectorborne
Transmisimikroorganismedirumahsakitdapatterjadidenganberbagaicara, bisalebihdarisatucara. Ada lima caraterjadinyatransmisimikroorganismeyaitu: kontak (langsung & tidaklangsung), droplet, airbone, common vehicle, danvectorborne
Transmisimikroorganismedirumahsakitdapatterjadidenganberbagaicara, bisalebihdarisatucara. Ada lima caraterjadinyatransmisimikroorganismeyaitu: kontak (langsung & tidaklangsung), droplet, airbone, common vehicle, danvectorborne
Transmisimikroorganismedirumahsakitdapatterjadidenganberbagaicara, bisalebihdarisatucara. Ada lima caraterjadinyatransmisimikroorganismeyaitu: kontak (langsung & tidaklangsung), droplet, airbone, common vehicle, danvectorborne
MRSA infections should be treated with parenteralvancomycin or, if the patient is vancomycin allergic, teicoplaninPenatalaksanaaninfeksinosokomialtergantungdariinfeksi yang ditimbulkan, danpemberianobat-obatansepertiantibiotik yang sesuai.Bilasetelahtigaharimasihterdapatdemamdanpenyakitprogresif, bisaditambahkanvancomycin. Vancomycinharusdipakaidalamkombinasidenganantibiotika lain. Apabilasetelah 7 harimasihdemamditambahdenganadanyadugaankandidiasissistemik, bisadimulaidenganterapi antifungal oral atauintravenatanpamengesampingkanadanyainfeksidarisumberkateter.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi transmisi antara orang ke orang yang lain, orang ke lingkungan dan-Pencegahan infeksinosokomialyangutama dilakukan adalah dengan memastikanbahwasemuaprosedurdantindakanmedissertaperawatanalat-alatmedisharusbenar-benaramanataubebasdariadanyamikrobapatogensesuaikewaspadaanstandar.