BAB 1 membahas latar belakang teflon, rumusan masalah, dan tujuan penulisan makalah tentang teflon. BAB 2 membahas pengertian teflon, sejarah penemuan teflon, bentuk gugus teflon, proses produksi panci teflon, sifat fisika dan kimia teflon, serta dampak teflon bagi kesehatan dan lingkungan. BAB 3 membahas kesimpulan dari pembahasan sebelumnya.
1. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara aplikatif. Kertas,
plastik, ban, serat-serat alamiah, merupakan produkproduk polimer. Polimer,
merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari. Polimer merupakan ilmu
yang sangat dinamis. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik
tentang konsep-konsep dasar polimer, guna dapat memahami dan
mengembangkan ilmu polimer. Selanjutnya, konsep dasar tersebut dapat
dikembangkan untuk mengukur dan menganalisis bobot molekul polimer. Teknik
pemisahan dan pengukuran sampel polimer merupakan pengetahuan yang tidak
kalah pentingnya untuk dikuasai. Teflon adalah nama dagang terdaftar dari bahan
plastik yang sangat berguna yaitu Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE
adalah salah satu kelas dari plastik yang dikenal sebagai fluoropolymers. Suatu
polimer adalah senyawa yang terbentuk oleh reaksi kimia yang menggabungkan
partikel / molekul – molekul ke dalam kelompok-kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah teflon itu ?
- Bagaimana sejarah teflon itu ?
- Bagaimana bentuk gugus teflon ?
- Bagaimana proses produksi panci teflon ?
- Bagaimana sifat fisik / kimia teflon ?
- Apakah ada dampak teflon bagi kesehatan dan lingkungan hidup ?
1.3 Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini diharap mahasiswa mampu memahami dan
mengaplikasikan konsep hasil pembelajaran dengan benar, dan berguna bagi diri
sendiri pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TEFLON
Teflon adalah nama merk dari sebuah compound polimer yang ditemukan oleh
Roy J. Plunkett (1910–1994) di DuPont pada 1938 dan diperkenalkan sebagai
produk komersial pada 1946. Teflon merupakan sebuah fluoropolimer
thermoplastik. Teflon adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat
berguna yaitu Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas
dari plastik yang dikenal sebagai fluoropolymers.
2.2 SEJARAH TEFLON
PTFE ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1938 oleh seorang ilmuwan
muda yang mencari sesuatu yang lain. Roy Plunkett adalah seorang ahli kimia
untuk EI DuPont de Nemours and Company (Du Pont). Dia telah memperoleh
gelar PhD dari Ohio State University pada tahun 1936, dan pada tahun 1938
ketika ia kebetulan menemukan teflon, padahal umurnya masih 27 tahun. Banyak
bahan kimia yang digunakan sebagai pendingin sebelum tahun 1930-an sangat
terancam dapat meledak (flammable). Du Pont dan General Motors telah
mengembangkan jenis baru non-pendingin mudah terbakar, sebuah bentuk
pendingin freon yang disebut pendingin 114, dan diikat dalam suatu perjanjian
eksklusif dengan divisi General Motor’s Frigidaire, dan pada saat itu tidak dapat
dipasarkan ke produsen lain. Kemudian nama teknis untuk 114 adalah pendingin
tetrafluorodichloroethane. Plunkett berharap untuk membuat pendingin yang
serupa dengan asam klorida yang bereaksi dengan senyawa yang disebut
tetrafluoroethylene, atau TFE.
TFE sendiri dikenal substansi, dan Plunkett memutuskan tugas pertamanya adalah
membuat sejumlah besar gas ini. Para ahli kimia berpikir, sebaiknya ia membuat
seratus pon gas, untuk memastikan agar mencukupi untuk semua tes kimia , dan
untuk tes toksikologi juga. Dia menyimpan gas dalam kaleng logam dengan
3. sebuah katup rilis, sangat mirip dengan kaleng yang digunakan secara komersial
untuk semprotan bertekanan seperti hair spray. Plunkett dan asistennya
melepaskan TFE gas dari kaleng ke dalam sebuah ruangan dipanaskan. Pada pagi
hari, tanggal 6 April, tahun 1938, Plunkett menemukan bahwa gas dari kaleng
telah hilang. Plunkett dan asistennya menafsir bahwa gas dalam semalam telah
berubah menjadi putih.
Polimerisasi adalah proses kimia di mana molekul-molekul bergabung menjadi
tali panjang. Salah satu yang paling dikenal adalah polimer nilon, yang juga
ditemukan oleh para peneliti di Du Pont. Ilmu polymer itu masih pada tahap awal
tahun 1930-an. Plunkett percaya bahwa TFE tidak bisa dipolimerisasi, namun
entah bagaimana melakukannya. Dia mengirimkan serpihan putih yang aneh pada
DuPont Central Research Department, di mana tim ahli kimia menganalisis
barang. Serpihan putih tersebut tidak bereaksi dengan bahan kimia lain, dan
serpihan tersebut menolak arus listrik, dan permukaannya sangat halus dan licin.
Plunkett bisa mengetahui bagaimana gas TFE tidak sengaja terpolimerisasi, dan ia
mengeluarkan sebuah paten untuk polimerisasi substansi, polytetrafluoroethylene,
atau PTFE.
Ketika perang dunia II pecah, blok barat dan blok timur berlomba-lomba untuk
mempersenjatai masing-masing dengan senjata yang lebih mutakhir. Tentu hal ini
dilakukan secara diam-diam karena tidak ingin musuh mengetahui senjata
pamungkas yang mereka kembangkan. Amerika sebagai ujung tombak blok barat
mengembangkan bom nuklir yang mengambil ide dasar dari reaksi pembentukan
inti helium dari penggabungan atom hidrogen di matahari atau yang lebih dikenal
dengan reaksi fusi. Ada masalah yang ditimbulkan dari pengembangan ini yaitu
bagaimana menyimpan uranium sebagai bahan utama yang berbahaya. Setelah
mengetahui bahwa Dupont telah berhasil menemukan jenis polimer yang
mempunyai karakteristik mampu menahan bahan-bahan kimia’kelas berat’ maka
diujicobakanlah polimer baru tersebut yaitu teflon untuk menyimpan uranium.
Dan saat terbukti berhasil, teflon yang saat semula ditemukan belum jelas
diketahui guna dan manfaatnya, dengan penggunaan ini terjawablah sudah
pertanyaan besar Dupont.
4. 2.3 BENTUK GUGUS TEFLON
Bila struktur teflon ditentukan, maka molekul teflon ditemukan mengandung
rantai karbon dengan mengikat atom-atom fluorin. Tetra fluoroetena (tetra fluoro
etilena) merupakan molekul yang sangat non polar dan relatif kecil ukurannya
serta cenderung berupa gas pada suhu kamar. Bagaimana caranya molekul
tetrafluoroetilena dalam wujud gas dapat bereaksi dengan molekul lainnya
membentuk molekul besar yang berantai panjang dan umumnya berupa padatan.
Sifat-sifat polimer berbeda dari monomer-monomer yang menyusunnya. Pada
contoh diatas, teflon (politetra-fluoroetilena) yang berwujud padat dibuat bila
molekul-molekul gas tetra-fluoroetilena bereaksi membentuk rantai panjang.
2.4 PROSES PRODUKSI PANCI TEFLON
Panci dapat dibuat dengan proses permesinan yang menggunakan metode
spinning / putar tekan. Pada proses ini, lembaran tipis ditekan sambil diputar pada
cetakan tertentu. Benda ditekankan pada cetakan yang berputar berbentuk simetris
dan dibuat dari kayu keras dan untuk menghasilkan jumlah yang banyak
digunakan cetakan dari baja licin. Bahan tebuk dapat berupa lingkaran datar atau
benda hasil linyuk ( deep drawing ).
Pekerjaan putar tekan pada umumnya dilakukan pada permukaan luar meskipun
dapat juga diputar tekan dari sisi dalam. Proses putar tekan memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan proses pres, antara lain:
-peralatan lebih murah
-produk baru dapat dihasilkan lebih dini dan produk dalam skala besar
Kerugian pengerjaan putar tekan ;
-upah tenaga terlatih yang lebih tinggi
-laju produksi lebih rendah
Pengendalian kualitas harus dilakukan baik pada fasilitas manufaktur PTFE
utama dan di pabrik pengolahan, untuk lebih lanjut langkah-langkah seperti
pelapisan, pengendalian kualitas harus dilakukan. Dalam fasilitas manufaktur
utama, industri harus mengikuti standar prosedur untuk menentukan kemurnian
5. bahan, ketepatan temperatur, dan lain-lain hingga produk akhir diuji untuk
kesesuaian dengan standar.
Untuk dispersi PTFE, viskositas dan bobot jenis dispersi diuji. Pemeriksaan
lainnya dapat dilakukan juga. Karena teflon adalah produk bermerek dagang,
produsen yang ingin menggunakan nama merek untuk bagian atau produk yang
dibuat dengan teflon dan dengan demikian penggunaan PTFE harus mengikuti
pedoman pengendalian mutu yang ditetapkan oleh DuPont. Dalam kasus
manufaktur peralatan masak anti lengket, misalnya, para pembuat peralatan masak
mematuhi DuPont Program Sertifikasi Mutu, yang mengharuskan memonitor
ketebalan lapisan PTFE dan temperatur baking, dan melaksanakan tes adhesi
beberapa kali dalam setiap perubahan.
2.5 SIFAT FISIK / KIMIA TEFLON
Teflon adalah bahan sintetik yang sangat kuat, umumnya berwama putih. Teflon
mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim, tahan pada temperatur -
240°C dan tahan terhadap panas sampai kira-kira 250°C. Di atas 250°C teflon
mulai melunak, di dalam api akan meleleh dan sulit menjadi arang. Teflon juga
anti radiasi Ultra Violet dan tahan segala cuaca, dan anti lengket.
Berat jenisnya kira-kira 2,2 g/cmI. Tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk
ozone, chlorine, acetic acid, ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu –
satunya bahan kimia yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.
Teflon tidak tahan terhadap larutan alkali hidroksida. Juga kurang tahan terhadap
hidrokarbon yang mengandung khlor. Teflon digunakan sebagai bahan penyekat,
misalnya untuk kotak penyekat (stuffing box), cincin geser (sifat geseran dapat
diperbaiki dengan bagian-bagian alat dari teflon menambahkan graft ke
dalamnya). Digunakan juga untuk cincin 0 atau 0-ring, untuk gasket konsentrik
dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak begitu elastis), alat-alat yang kecil,
pipa, slang selubung pipa.
6. 2.6 DAMPAK TEFLON BAGI KESEHATAN & ENVIRONMENT
Hampir kebanyakan orang kini mengenal dan menggunakan segala macam alat
dapur yang telah dilapisi “Teflon“. Lapisan Teflon yang tipis tersebut merupakan
polimer yang mengandung atom fluor. Berkat ukuran atom fluor dan sifat
elektroniknya maka polimer tersebut memiliki sifat fisik istimewa lebih dari
sekedar polimer kebanyakan, misalnya daya tahan terhadap panas, sinar
ultraviolet maupun cuaca, inert terhadap asam dan basa serta beberapa sifat optik
maupun elektrik lainnya.Kita hidup dalam era polimer. Bahan-bahan polimer
alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan, seperti kapas, wool, dan
damar. Polimer sintesis dikenal mulai tahun 1925, dan setelah hipotesis
makromolekul yang dikemukakan oleh Staudinger mendapat hadiah Nobel pada
tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer
sintesis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil
polyester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, karet untuk ban mobil
dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.
Setelah digunakan, PTFE harus dikubur di tempat pembuangan sampah, bukan
dibakar, karena apabila dibakar pada suhu tinggi akan merilis hidrogen klorida
dan zat-zat beracun lainnya. Suatu penelitian yang dirilis pada tahun 2001
menyatakan bahwa PTFE juga terdegradasi dalam lingkungan ke dalam satu
substansi yang beracun untuk tanaman (Trifluoroacetate, atau TFA). Sementara
tingkatnya sampai saat ini, kadar terurainya TFA di lingkungan rendah, zat
bertahan untuk waktu yang lama. Jadi TFA memungkinan menyebabkan polusi
dan menyebabkan kekhawatiran untuk masa depan.
Setelah melakukan uji dan pengambilan sampel, ilmuwan menemukan beberapa
efek PFOA dalam kesehatan:
1. Dari pengujian terhadap binatang
Binatang yang digunakan antaranya kelinci, tikus dan monyet yang diberi dosis
PFOA yang tinggi, mengalami perubahan bentuk jantung, pengurangan berat
badan. Pemberian PFOA dengan media udara mengakibatkan binatang percobaan
mengalami gangguan pernafasan, perubahan berat jantung, pengurangan berat
7. baan, dan gangguan mata. Hal ini dalam jangka waktu panjang mengakibatkan
kanker liver, dan pankreas pada binatang uji.
2. Pengujian terhadap manusia
Pengujian dilakukan terhadap pekerja di USA dan Eropa yang banyak
berhubungan dengan dosis PFOA yang tinggi. Pada 4000 sampel pengujian tidak
ditemukan hubungan antara kadar PFOA yang tinggi dengan penyebab kanker.
Namun, pada tahun 1981 ditemukan dua bukti dari pekerja yang berinteraksi
dengan PFOA, melahirkan anak yang cacat lahir.
Merupakan hal yang sangat miris ketika sebuah perusahaan besar terus
mengambil keuntungan tanpa memperhitungkan keselamatan konsumennya. Oleh
karena itu kita harus berhati – hati terhadap penggunaan berbagai bahan yang
mengandung bahan kimia yang belum kita kenali. Lebih baik kita kembali ke
alam, hidup serasi dengan alam. Jangan terlalu percaya terhadap bahan – bahan
kimia yang dikatakan oleh produsen mempunyai fungsi yang baik.
8. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teflon adalah nama merk dari sebuah compound polimer yang ditemukan oleh
Roy J. Plunkett (1910–1994) di DuPont pada 1938 dan diperkenalkan sebagai
produk komersial pada 1946. Teflon merupakan sebuah fluoropolimer
thermoplastik. Teflon adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat
berguna yaitu Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas
dari plastik yang dikenal sebagai fluoropolymers.
Teflon memiliki titik lebur yang sangat tinggi, dan juga stabil pada suhu sangat
rendah. Teflon sangat tahan panas dan tahan korosi. Teflon merupakan bahan
yang sangat baik untuk melapisi bagian-bagian mesin yang terkena panas,
pakaian, dan gesekan, untuk peralatan laboratorium yang harus tahan korosif
bahan kimia, dan sebagai lapisan untuk peralatan masak dan peralatan lainnya.
PTFE digunakan untuk memberi perlindungan terhadap kain, karpet, dan penutup
dinding, dan tahan cuaca di luar ruangan. Teflon tidak tahan terhadap larutan
alkali hidroksida. Juga kurang tahan terhadap hidrokarbon yang mengandung
khlor.
3.2 SARAN
Makalah ini masih jauh dari unsur kesempurnaan, maka dari itu mohon kritik dan
saran dari berbagai pihak. Kurangnya jumlah referensi dan lainnya menyebabkan
kurang detailnya makalah tentang teflon.
9. DAFTAR PUSTAKA
1. Darsin, Mahros. 2007. Proses Pembentukan Logam. Jurusan Teknik
Mesin, Unej, Jember
2. Ebnesajjad, Sina. Fluoroplastics. Norwich, NY: Plastics Design Library,
2000.
3. Friedel, Robert, dan Alan Pilon. “The Accidental Inventor.” Discover
(October 1996): 58. “The Terkadang Penemu.” Temukan (Oktober 1996):
58.
4. Gorman, J. “Stuck. Lingkungan Hidup dengan Lapisan antilengket.”
Science News (21 Juli 2001): 36.
10. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………….....…........ i
DAFTAR ISI ………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….. ………........... 1
B. Tujuan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian teflon............................................................................. 3
2.2 sejarah teflon..................................................................................... 3
2.3 bentuk gugus teflon....................................................................... 4
2.4 proses produksi panci teflon................................................................... 4
2.5 sifat fisik / kimia teflon.................................................................. 5
2.6 dampak teflon bagi kesehatan & environment................................... 6
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………........................................... 7
4.2 Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 8
11. MAKALAH INDIVIDU
TEFLON
DISUSUN OLEH :
NAMA : SADRIANTO MUNANDAR
NIM : 91304001
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA
( STIP WUNA )
2014
12. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas rahmat dan hidayah yang telah Allah
berikan kepada Saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktu yang telah diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang “TEFLON”
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat membantu. mahasiswa dalam
proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu keritik dan saran dari saudara atau saudari sangat saya harapkan untuk
kesempurnaan makalah pada kemudian hari.
Raha, Juni 2014
Penulis