1. Makalah Kacang Panjang
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat dunia menyebutkan dengan nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman
kacang panjang berasal dari India dan Cina. Adapun yang menduga berasal dari kawasan benua
Afrika. Plasma nutfah kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah
Himalaya India, sedangkan plasma nutfah kacang tunggak ( Vigna unguiculata) merupakan asli
dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat berasal dari daerah tropis
dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Perkembangan paling pesat di negara beriklim
panas tropis seperti Indonesia.
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang
lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin.
Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal
membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan
berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris,
panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu,
berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih,
kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna
ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya
lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam tentang kacang panjang serta nilai gizi yang terkandung dalam
kacang panjang.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana fisiologis pada saat panen kacang panjang
2. Bagaimana proses penyimpanan kacang panjang serta cara untuk meningkatkan daya kacang
panjang.
3. Jenis – jenis hama dan penyakit tanaman kacang panjang.
2. BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Fisiologi panen dan pasca panen
2.1.1 Kandungan kacang panjang
Kacang panjang mengandung enam antosianin (sianidin 3-O-galaktosida, sianidin 3-O-glukosida,
delfinidin 3-O-glukosida, malvidin 3-O-glukosida, peonidin3-O-glukosida, dan petunidin 3-Oglukosida), flavonol atau glikosida flavonol (kaempferol 3-O-glukosida, quersetin, quersetin 3-Oglukosida, kuersetin 3-O-6′-asetilglukosida) (Wong and Chang, 2004), aglikon flavonoid (kuersetin,
kaempferol, isorhamnetin) (Lattanzio et al., 2000). Daun dan akarnya mengandung saponin dan
polifenol (Hutapea, 1994). Selain itu juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat, kalsium,
besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan niasin (Handri and Rafira,
2003). Kandungan senyawa-senyawa di dalam kacang panjang ini berperan dalam proses proliferasi,
diferensiasi, dan sintesis protein di sel target yang berbeda-beda.
2.1.2 Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Panen kacang panjang dibedakan dua macam, yaitu panen polong muda dan polong tua atau bijibijinya.
1. Panen polong muda
Dilakukan pada jenis kacang panjang lanjaran (tipe merambat) dan kacang busitao (tipe tegak). Ciriciri polong yang siap dipanen adalah ukuran
2. polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol Waktu
panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
3. Panen polong tua
Dilakukan pada jenis kacang panjang tipe tegak seperti kacang tunggak dan kacang uci dan busitao.
Ciri-ciri kacang tunggak yang siap panen adalah polong-polongnya telah cukup tua, biji-biji menonjol
dan kulit luar berwarna hijau kekuningan. Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen pada pagi/sore
hari.
b. Cara Panen
Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan
pisau tajam. Sedangkan untuk kacang pancang tipe tegak dengan cara mencabut/memotong pangkal
batang tanaman setinggi 10-15 cm dari permukaan tanah.
2.1.3 Pasca panen
a. Pengumpulan
Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu dicuci dan
ditiriskan. Untuk polong tua setelah dikumpulkan, lalu polong dikeringkan dengan cara dijemur
sampai kadar air 12-14%.
3. b. Penyortiran
Memisahkan polong muda yang baik dengan yang rusak. Untuk sasaran pasar ekspor, kriteria mutu
polong muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm, tingkat ketuaan polong tergolong muda,
penampakan biji tidak menonjol dan warna hijau dan segar. Sedangkan untuk polong tua yang sudah
kering dipisahkan dari kulit polong, dan biji dikeringkan sampai 12%-14% kadar airnya.
c. Penyimpanan
Untuk mempertahankan kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum dipasarkan sebaiknya di
tempat teduh. Penggunaan remukan es/lemari pendingin, sedangkan polong tua disimpan di dalam
kaleng dan diletakkan di tempat yang kering dan sirkulasi udara baik.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg. Ikatan dikemas dalam karung goni yang
berventilasi/dikemas dalam kantong plastik polytelyne. Alat angkut yang digunakan dapat dengan
cara dipikul, menggunakan jasa kendaraan/alat transportasi lainnya. Untuk polong tua dikemas dalam
kaleng yang ditutup rapat.
Sebelum dimasukkan ke dalam wadah sebaiknya dicampur dulu dengan minyak jagung supaya
terhindar dari hama penggerek biji.
Penanganan dalam pengemasan kacang panjang dalam bentuk polong tua adalah sebagai berikut:
a) Campurkan biji kacang dengan minyak jagung (10 cc/kg biji).
b) Biji kacang ditempatkan dalam wadah bersih dan ditutup rapat.
c) Biji kacang disimpan di ruangan yang kering dan bersih.
3.1. Hama dan Penyakit Kacang Panjang
3.1.1 Hama
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang
terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan
membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan
dan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 SP 1 cc/liter.
b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen.
Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi
tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan insektisida Furadan 3G
dan Carbofuran 80 kg/ha.
c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang
polong. Pengendalian: dengan peraikan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak,
perangkap hama kimiawi dan insektisida Suoracide 0,1-0,2%.
d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
4. Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan
memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan
minyak jagung 10 cc/kg biji.
e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian:
dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan
insektisida yang efektif seperti Sevin pada kosentrasi 0,1%-0,2%.
3.1.2. Penyakit.
a. Antraknose
Penyebab: jamur Colletotricum lindemuthianum. Gejala: serangan dapat diamati pada bibit yang baru
berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian:
dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan fungisida Dithane M-45 dan
Cupravit OB 21 0,1-0,2% dan membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.
b. Penyakit mozaik
Penyebab: virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV. Gejala: pada daun-daun muda terdapat
gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun.
Pengendalian: dengan menggunakan benih yang sehat dan bebas virus, disemprot dengan insektisida
yang efektif untuk kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
c. Penyakit sapu
ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik. Penyebab: virus
Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus. Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruasruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit
d. Layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum E.F. Smith. Gejala: tanaman mendadak layu dan
serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase
dan mencabut tanaman yang mati.
5. BAB III
KESIMPULAN
Kacang panjang juga mempunyai berbagai manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh Pada kacang
panjang yang masih muda bila dimakan terasa renyah dan enak dilalap mentahKacang panjang sering
kali muncul dalam menu masakan kita sehari hari Kacang panjang juga mempunyai berbagai manfaat
yang baik untuk kesehatan tubuhKacang panjang merupakan tanaman semusim berbentuk perdu
danmerambat Kacang panjang golongan ini tidak memerlukan lanjaran Tumbuhnya tidak terlalu
memanjang
Kacang panjang sering kali muncul dalam menu masakan kita sehari-hari. Selain mudah didapat,
kacang panjang juga dapat diolah menjadi beraneka macam masakan. Selain mudah dimasak, bisa
ditumis atau dijadikan bagian dari masakan lain. Kacang panjang juga mempunyai berbagai manfaat
yang baik untuk kesehatan tubuh.
Kacang panjang atau vigna sinensis, mudah ditemukan di ladang, di kebun, pekarangan rumah, di
sawah atau sebagai selingan tanaman palawija lainnya. Perawatan yang gampang, menjadikan
tumbuhan yang satu ini mudah ditanam. Pada kacang panjang yang masih muda bila dimakan terasa
renyah dan enak dilalap mentah.
Manfaatnya : mengandung betakaroten, klorofil, vitamin B1 dan B2, serat serta pektin. Sayuran ini
berguna untuk mengendalikan kadar gula darah, mengatasi hipertensi, memperkecil resiko stroke dan
serangan jantung, meningkatkan fungsi organ pencernaan, menurunkan risiko kanker dan membantu
mengatasi sembelit. Juga memiliki sifat diuretic (peluruh kencing) tingkat sedang.
Di beberapa negara, kacang panjang digunakan untuk mengobati rematik, arthritis, dan gangguan
saluran kemih. Sayuran ini berkhasiat untuk menjaga kulit dari gangguan jerawat, membantu
pemulihan luka bakar, peluruh air seni, mengatasi diare, eksim, gangguan ginjal, gatal-gatal, dll
Posted by Metamorfosa Hijau.