SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
MATA KULIAH
DOSEN

: KEPERAWATAN MEDIAL BEDAH
: SAAD ABDUH, S.Kep

OLEH :

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang berjudul “Irigasi Telinga” tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil
yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak
kekurangannya baik dari segi materi maupun terkait dengan penulisannya, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat
kapada panulis pada khususnya, dan kapada para pembaca pada umumnya, tentang;
Irigasi Telinga, terutama para adik-adik mahasiswa dan mahasiswi, di masa akan
datang.
Raha,

Juli 2009

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

i

KATA PENGANTAR ........................................................................................

ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................

1

B. Tujuan Penulisan ....................................................................................

4

C. Manfaat Penulisan ...................................................................................

4

BAB II PEMBAHASAN
A. Indikasi ...................................................................................................

5

B. Perhatian dan Kontraindikasi ..................................................................

5

C. Persiapan Klien ......................................................................................

5

D. Persiapan Alat .........................................................................................

6

E. Pertimbangan Khusus .............................................................................

6

F. Komplikasi .............................................................................................

7

G. Prosedur Tindakan ..................................................................................

7

H. Pendidikan Kesehatan .............................................................................

8

I. Obat-obatan yang berhubungan dengan irigasi telinga ...........................

8

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................

10

B. Saran .......................................................................................................

11

DAFTAR PUSTAK

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orang menganggap kotoran telinga, tahi kuping, tilu, atau istilah
medisnya serumen, merupakan sesuatu yang bersifat kotor, jorok, menjijikkan,
keberadaannya berkait dengan sanitasi seseorang. Fenomena ini tak jarang
menjadikan seseorang demikian terobsesinya pada kebersihan telinganya. Sering
terdengar ada sebagian masyarakat yang mengorek tahi kupingnya setiap hari.
Apakah benar kotoran telinga harus dikikis habis dari telinga? Apakah tahi
kuping tidak memiliki fungsi sama sekali?
Mitos yang umum beredar di masyarakat bahwa serumen merupakan kotoran
telinga yang wajib dibuang. Jika terdapat kotoran telinga, diyakini ada sejumlah
akibat yang dapat ditimbulkannya misalnya telinga terasa gatal, gangguan
pendengaran, telinga terasa penuh, dan hal yang utama seringnya dikaitkan
dengan tingkat pemeliharaan kebersihan pribadi seseorang. Penumpukan serumen
yang berlebihan, menggumpal sampai menyumbat liang telinga, memang harus
dikeluarkan, tetapi dengan menggunakan metode atau cara yang aman.
Sebelum memahami beberapa efek buruk dari kebiasaan mengorek-mengikis
habis tahi kuping ini, ada baiknya dipahami sedikit fungsi penting kotoran telinga.
Serumen memiliki beberapa manfaat esensial yang mengharuskan orang tetap
memelihara eksistensinya dalam jumlah tertentu pada indera pendengarannya.

iv
Fungsi itu antara lain sebagai media proteksi terhadap segala bentuk kotoran,
debu, pasir, biji tanaman kecil, debris yang masuk, agar tak menembus bagian
telinga yang lebih dalam. Dia juga berfungsi menonaktifkan kuman-bakteri yang
masuk telinga, mempertahankan kelembaban liang telinga, hingga menangkap
serangga yang merayap-terbang kesasar yang terperangkap di dalam lubang
telinga. Beragam fungsi penting tersebut dimungkinkan karena kekhasan sifatnya
yang lengket, kental, serta berbau khas.
Beragam cara tidak sehat tersebut justru akan mendorong kotoran telinga
masuk ke bagian telinga yang lebih dalam, yang jika kebiasaan ini tetap
dipertahankan, lama-lama gumpalan serumen akan makin membesar. Ironisnya,
itu sampai menyumbat liang telinga. Dampak selanjutnya, beragam gangguan
pendengaran seperti suara krebek-krebek, bunyi yang hilang timbul, penurunan
tajam pendengaran, atau bahkan bisa sampai berakibat tuli. Sumbatan total pada
telinga akan secara otomatis menghalangi hantaran gelombang suara dari luar
untuk kemudian melanjutkan beberapa proses penting di dalam telinga sampai
akhirnya impuls suara ini dapat diubah ke bentuk suara yang nyata yang dapat
didengar.
Selain itu, kebiasaaan buruk ini memudahkan terjadinya perlukaan-perdarahan
liang telinga. Pada keadaan yang bersifat ekstrem, pernah pula dilaporkan
terjadinya kolaps — pingsan pada seeorang yang sedang asyik mengorek
telinganya. Bagaimana kita menyikapi kotoran telinga ini? Sekali lagi, serumen
bukanlah kotoran telinga, tetapi justru berfungsi menangkap setiap kotoran yang

v
masuk. Secara alami, setelah produksinya dianggap cukup untuk menjalankan
beragam fungsi penting di atas, kelebihannya akan keluar dengan sendirinya ke
muara lubang telinga. Nah, kotoran telinga yang menyembul inilah yang dapat
dibersihkan dengan menggunakan tisue, lapa basah, atau melakukan irigasi
telinga.
Tetapi, pada beberapa individu ada yang memiliki sifat serumen yang keras,
yang sulit keluar secara alami, sehingga dapat menumpuk di lubang telinga. Pada
keadaan seperti ini, terdapat beberapa metode yang dapat membantu pengeluaran
serumen berlebihan ini, antara lain melalui irigasi telinga dengan menggunakan
air hangat, kuretase dengan sendok serumen (semacam kawat kecil yang ujungnya
membulat), irigasi dengan menggunakan larutan hydrogen peroxida, dengan
larutan yang terdiri dari komposisi vinegar, air, dan peroxida dengan
perbandingan 1:1:2.
Sebuah metode yang beberapa waktu lalu sempat populer yaitu teknik
pemanasan dengan lilin. Dilaporkan metode ini justru dapat memicu timbulnya
infeksi, serumen yang panas dapat pula menimbulkan efek luka bakar pada
telinga luar, bahkan akibat yang serius bisa terjadi perforasi dari liang telinga
sehingga cara ini tidak dianjurkan penerapannya. Sebuah tips yang sangat
sederhana dalam upaya membantu melunakkan kotoran telinga yang keras untuk
kemudian mendorongnya keluar yang dapat dengan mudahnya dibuat-dikerjakan
di rumah, yaitu irigasi pada telinga atau penggunaan 1 sendok the baking soda

vi
dalam larutan 15 ml air hangat, efektif melunakkkan serumen yang keras. Larutan
ini digunakan 3 tetes sehari selama 5 hari.

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang irigasi telinga
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
melakukan irigasi telinga
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui prosedur tindakan irigasi telinga

C. Manfaat
1. Sebagai salah satu bahan acuan dalam melakukan tindakan irigasi telinga.
2. Membantu membersihkan telinga dari penumpukan serumen.

vii
BAB 11
PEMBAHASAN
IRIGASI TELINGA
A. Indikasi
1. Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotory
eksternal
2. Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan larutan antiseptic
3. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksterna

B. Perhatian dan Kontra Indikasi
1. Perforasi membrane timpani atau resiko tidak utuh (injuri sekunder,
pembedahan, miringitomi
2. Terjadi komplikasi sebelum irigasi
3. Temperature yang ekstrim panas dapat menyebabkan pusing, mual dan
muntah
4. Bila ada benda penghisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang)
jangan diirigasi karena bahan tersebut mengambang dan sulit.

C. Persiapan Klien
1. Atur posisi klien dengan memiringkan kepala ke arah telinga
2. Lindungi pakaian klien dengan handuk atau bahan tahan air

viii
D. Persiapan Alat
1. Otologik syringe (metal) atau syringe 60 ml ukuran 18 atau 20 g dan untuk
anak-anak. (waterpik)
2. Baskom
3. Handuk atau alas tahan air
4. Baskom atau bengkok untuk muntah
5. Otoskop
6. Sarung tangan
7. Termometer
8. Kapas atau kassa
9. Cooton tip (untuk anak-anak)

E. Pertimbangan Khusus
1. Kanal telinga anak-anak lebih kecil
2. Tarik aurikel ke bawah dan kebelakang
3. Anak-anak posisi supinasi bila perlu di resraint, untuk menghindari
pergerakan
4. Untuk mengurangi ansieas jelaskan prosedur dan izinkan anak-anak untuk
menyentuh air atau mendengarkan suara air.

ix
F. Komplikasi
1. Vertigo, mual, nyeri selama dan setelah prosedur, stop segera bila terjadi,
kemudian ulangi lagi dan pastikan tekanan dan temperature yang cocok untuk
mencegah berulangnya gejala rupture membrane timpani
2. Kehilangan pendengaran
3. Trauma / injury kanal telinga dalam

G. Prosedur Tindakan
1. Bersihkan telinga luar
2. Periksa telinga dengan otoskop sebelum melakukan irigasi
3. Isikan cairan irigasi ke dalam syringe (tarik/sedot) dan buang udara dalam
syringe. Larutan bisa air, atau campuran air dan hydrogen peroksida. Cairan
disesuaikan dengan temperature tubuh, cek dengan pergelangan tangan bagian
dalam / gunakan thermometer
4. Minta klien untuk memegang bengkon
5. Tarik aurikel ke atas dan keluar telinga superior dan posterior (dewasa), tarik
aurikel posterior dan inferior (anak di atas 2 atau 3 tahun)
6. Lakukan irigasi dengan perlahan untuk mengurangi peningkatan tekanan.
7. Setelah irigasi, inspeksi kanal telinga untuk melihat kemajuan dari tindakan
atau cek cairan irigasi yang keluar dari serumen atau benda-benda asing
8. Ulangi irigasi sesuai kebutuhan, istirahatkan klien diantara irigasi.

x
9. Keringkan telingan dengan kapas, taruh kapas 5-10 menit untuk absorbsi dari
kemungkinan lembab.

H. Pendidikan kesehatan
1. Laporkan bila ada nyeri, mual, pusing atau hilang pendengaran selama atau
setelah prosedur tindakan
2. Bersihkan telinga luar dengan menggunakan kain, sabun dan air setiap hari
3. Jangan memasukan bahan-bahan ke dalam telinga

I. Obat-obatan yang berhubungan dengan irigasi telinga :
1. Obat-obat ototoksik
a. Diuretic :
-

Furosemid

-

Asetazolamid

b. Obat kemoterapi
-

Sisplatin

-

Nitrogen mustard

c. Antimalaria
-

Quinine

-

Kloroquin

xi
d. Obat anti inflamasi
-

Salisilat (aspirin)

-

Indometasin

e. Bahan kimia
-

Alcohol

-

Arsenic

f. Antibiotika aminoglikosida
-

Amikasin

-

Gentamisin

-

Kanamisin

g. Antibiotika lainnya
-

Eritromisin

-

mikrosiklin

Perhatian !!
Apabila perawatan ini tidak berhasil, misalnya karena serumen keras dan besar,
laporkan pada dokter. Biasanya akan diberikan obat tetes telinga. Kemudian setelah 3
hari perawatan irigasi diulang kembali.

xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara teori, orang tak akan mungkin menjumpai serumen di bagian telinga
yang lebih dalam, karena ia hanya diproduksi pada 1/3 liang telinga bagian luar
oleh kelenjar serumen berkait dengan beragam fungsi protektif di atas. Pada
beberapa keadaan, sering dijumpai justru kotoran telinga terdorong jauh ke dalam,
bagaimana ini bisa terjadi? Kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud, bulu
ayam, skrip rambut, ujung peniti, merupakan kebiasaan tidak sehat sebagai salah
satu biang keladi yang sering dijumpai.
Beragam cara tidak sehat tersebut justru akan mendorong kotoran telinga masuk
ke bagian telinga yang lebih dalam, yang jika kebiasaan ini tetap dipertahankan,
lama-lama gumpalan serumen akan makin membesar. Ironisnya, itu sampai
menyumbat liang telinga. Dampak selanjutnya, beragam gangguan pendengaran
seperti suara krebek-krebek, bunyi yang hilang timbul, penurunan tajam
pendengaran, atau bahkan bisa sampai berakibat tuli. Sumbatan total pada telinga
akan secara otomatis menghalangi hantaran gelombang suara dari luar untuk
kemudian melanjutkan beberapa proses penting di dalam telinga sampai akhirnya
impuls suara ini dapat diubah ke bentuk suara yang nyata yang dapat didengar.
Sebuah sebuah tips yang sangat sederhana dalam upaya membantu
melunakkan kotoran telinga yang keras untuk kemudian mendorongnya keluar
yang dapat dengan mudahnya dibuat-dikerjakan di rumah, yaitu irigasi pada

xiii
telinga atau penggunaan 1 sendok the baking soda dalam larutan 15 ml air hangat,
efektif melunakkkan serumen yang keras. Larutan ini digunakan 3 tetes sehari
selama 5 hari.

B. Saran
Agar masyarakat menghentikan kebiasaan mengorek-ngorek telinga dengan
beragam benda atau cara apapun.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wordpress.com/tag/serumen
http://profesionalnurse.blogspot.com/2009/01/prosedur-irigasi-telinga.html

xv

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian KeperawatanProses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Dokumentasi intervensi keperawatan
Dokumentasi intervensi keperawatanDokumentasi intervensi keperawatan
Dokumentasi intervensi keperawatan
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Personal hygiene
Personal hygienePersonal hygiene
Personal hygiene
 
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganAskep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
 
Perawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorPerawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotor
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesarPemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
Perawatan luka pasca operasi Sunnex
Perawatan luka pasca operasi SunnexPerawatan luka pasca operasi Sunnex
Perawatan luka pasca operasi Sunnex
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 

Viewers also liked (8)

Kanker kolon
Kanker kolonKanker kolon
Kanker kolon
 
Hordeulum
HordeulumHordeulum
Hordeulum
 
Hoja de reflexión
Hoja de reflexiónHoja de reflexión
Hoja de reflexión
 
Irds
IrdsIrds
Irds
 
Inkontenensia urin
Inkontenensia urinInkontenensia urin
Inkontenensia urin
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
El abc de la nutrición conceptos básicos
El abc de la nutrición conceptos básicosEl abc de la nutrición conceptos básicos
El abc de la nutrición conceptos básicos
 

Similar to Irigasi telinga

Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensoriPpt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensoriViktor Iwan
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indrafaidil17
 
Perawatan telinga 04
Perawatan telinga 04Perawatan telinga 04
Perawatan telinga 04iin lestari
 
Sap personal hygiene
Sap personal hygieneSap personal hygiene
Sap personal hygieneWarnet Raha
 
PPT CAREGIVER LANSIA.pptx
PPT CAREGIVER LANSIA.pptxPPT CAREGIVER LANSIA.pptx
PPT CAREGIVER LANSIA.pptxAyu Rahayu
 
Menjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptx
Menjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptxMenjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptx
Menjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptxroihaniqbal5
 
Laporan critical thinkking
Laporan critical thinkking Laporan critical thinkking
Laporan critical thinkking Farahin Haryati
 
Sumbatan dan irigasi telinga
Sumbatan dan irigasi telingaSumbatan dan irigasi telinga
Sumbatan dan irigasi telingaHudinoto Yudyarto
 
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptxPRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptxIdaNainggolan
 
hsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdf
hsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdfhsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdf
hsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdfpatasmanultra
 
1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptx
1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptx1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptx
1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptxAstriRoositaWulanPur
 
Paparan Informal Caregiver Lansia.pptx
Paparan Informal Caregiver Lansia.pptxPaparan Informal Caregiver Lansia.pptx
Paparan Informal Caregiver Lansia.pptxnoviaestuparindra
 
3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docx
3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docx3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docx
3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docxaquarisriuss
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygieneerni muniarsih
 
Ppt ict ict ict
Ppt ict ict ictPpt ict ict ict
Ppt ict ict ictsyakroni33
 

Similar to Irigasi telinga (20)

Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensoriPpt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indra
 
Perawatan telinga 04
Perawatan telinga 04Perawatan telinga 04
Perawatan telinga 04
 
Sap personal hygiene
Sap personal hygieneSap personal hygiene
Sap personal hygiene
 
PPT CAREGIVER LANSIA.pptx
PPT CAREGIVER LANSIA.pptxPPT CAREGIVER LANSIA.pptx
PPT CAREGIVER LANSIA.pptx
 
Menjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptx
Menjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptxMenjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptx
Menjaga Kesehatan Telinga (THT) Sekolah Dasar (SD).pptx
 
Laporan critical thinkking
Laporan critical thinkking Laporan critical thinkking
Laporan critical thinkking
 
Sumbatan dan irigasi telinga
Sumbatan dan irigasi telingaSumbatan dan irigasi telinga
Sumbatan dan irigasi telinga
 
Sap omsk
Sap omskSap omsk
Sap omsk
 
Rongga mulut
Rongga mulutRongga mulut
Rongga mulut
 
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptxPRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
 
hsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdf
hsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdfhsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdf
hsaint loco PPT PHBS JAMBSEHAT REVAN.pdf
 
Tetes Telinga
Tetes TelingaTetes Telinga
Tetes Telinga
 
Kdm obat tetes
Kdm  obat tetesKdm  obat tetes
Kdm obat tetes
 
1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptx
1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptx1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptx
1. FINAL_kegawatdaruratant_Perawatan_Umum_Lansia_- bu ely.pptx
 
Paparan Informal Caregiver Lansia.pptx
Paparan Informal Caregiver Lansia.pptxPaparan Informal Caregiver Lansia.pptx
Paparan Informal Caregiver Lansia.pptx
 
3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docx
3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docx3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docx
3B.47.Icha Novian B.Makalah Peng Benda Asing.docx
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
 
Makalah kdm
Makalah kdmMakalah kdm
Makalah kdm
 
Ppt ict ict ict
Ppt ict ict ictPpt ict ict ict
Ppt ict ict ict
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Irigasi telinga

  • 1. MATA KULIAH DOSEN : KEPERAWATAN MEDIAL BEDAH : SAAD ABDUH, S.Kep OLEH : i
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang berjudul “Irigasi Telinga” tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak kekurangannya baik dari segi materi maupun terkait dengan penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat kapada panulis pada khususnya, dan kapada para pembaca pada umumnya, tentang; Irigasi Telinga, terutama para adik-adik mahasiswa dan mahasiswi, di masa akan datang. Raha, Juli 2009 Penulis ii
  • 3. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4 C. Manfaat Penulisan ................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN A. Indikasi ................................................................................................... 5 B. Perhatian dan Kontraindikasi .................................................................. 5 C. Persiapan Klien ...................................................................................... 5 D. Persiapan Alat ......................................................................................... 6 E. Pertimbangan Khusus ............................................................................. 6 F. Komplikasi ............................................................................................. 7 G. Prosedur Tindakan .................................................................................. 7 H. Pendidikan Kesehatan ............................................................................. 8 I. Obat-obatan yang berhubungan dengan irigasi telinga ........................... 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 10 B. Saran ....................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAK iii
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang menganggap kotoran telinga, tahi kuping, tilu, atau istilah medisnya serumen, merupakan sesuatu yang bersifat kotor, jorok, menjijikkan, keberadaannya berkait dengan sanitasi seseorang. Fenomena ini tak jarang menjadikan seseorang demikian terobsesinya pada kebersihan telinganya. Sering terdengar ada sebagian masyarakat yang mengorek tahi kupingnya setiap hari. Apakah benar kotoran telinga harus dikikis habis dari telinga? Apakah tahi kuping tidak memiliki fungsi sama sekali? Mitos yang umum beredar di masyarakat bahwa serumen merupakan kotoran telinga yang wajib dibuang. Jika terdapat kotoran telinga, diyakini ada sejumlah akibat yang dapat ditimbulkannya misalnya telinga terasa gatal, gangguan pendengaran, telinga terasa penuh, dan hal yang utama seringnya dikaitkan dengan tingkat pemeliharaan kebersihan pribadi seseorang. Penumpukan serumen yang berlebihan, menggumpal sampai menyumbat liang telinga, memang harus dikeluarkan, tetapi dengan menggunakan metode atau cara yang aman. Sebelum memahami beberapa efek buruk dari kebiasaan mengorek-mengikis habis tahi kuping ini, ada baiknya dipahami sedikit fungsi penting kotoran telinga. Serumen memiliki beberapa manfaat esensial yang mengharuskan orang tetap memelihara eksistensinya dalam jumlah tertentu pada indera pendengarannya. iv
  • 5. Fungsi itu antara lain sebagai media proteksi terhadap segala bentuk kotoran, debu, pasir, biji tanaman kecil, debris yang masuk, agar tak menembus bagian telinga yang lebih dalam. Dia juga berfungsi menonaktifkan kuman-bakteri yang masuk telinga, mempertahankan kelembaban liang telinga, hingga menangkap serangga yang merayap-terbang kesasar yang terperangkap di dalam lubang telinga. Beragam fungsi penting tersebut dimungkinkan karena kekhasan sifatnya yang lengket, kental, serta berbau khas. Beragam cara tidak sehat tersebut justru akan mendorong kotoran telinga masuk ke bagian telinga yang lebih dalam, yang jika kebiasaan ini tetap dipertahankan, lama-lama gumpalan serumen akan makin membesar. Ironisnya, itu sampai menyumbat liang telinga. Dampak selanjutnya, beragam gangguan pendengaran seperti suara krebek-krebek, bunyi yang hilang timbul, penurunan tajam pendengaran, atau bahkan bisa sampai berakibat tuli. Sumbatan total pada telinga akan secara otomatis menghalangi hantaran gelombang suara dari luar untuk kemudian melanjutkan beberapa proses penting di dalam telinga sampai akhirnya impuls suara ini dapat diubah ke bentuk suara yang nyata yang dapat didengar. Selain itu, kebiasaaan buruk ini memudahkan terjadinya perlukaan-perdarahan liang telinga. Pada keadaan yang bersifat ekstrem, pernah pula dilaporkan terjadinya kolaps — pingsan pada seeorang yang sedang asyik mengorek telinganya. Bagaimana kita menyikapi kotoran telinga ini? Sekali lagi, serumen bukanlah kotoran telinga, tetapi justru berfungsi menangkap setiap kotoran yang v
  • 6. masuk. Secara alami, setelah produksinya dianggap cukup untuk menjalankan beragam fungsi penting di atas, kelebihannya akan keluar dengan sendirinya ke muara lubang telinga. Nah, kotoran telinga yang menyembul inilah yang dapat dibersihkan dengan menggunakan tisue, lapa basah, atau melakukan irigasi telinga. Tetapi, pada beberapa individu ada yang memiliki sifat serumen yang keras, yang sulit keluar secara alami, sehingga dapat menumpuk di lubang telinga. Pada keadaan seperti ini, terdapat beberapa metode yang dapat membantu pengeluaran serumen berlebihan ini, antara lain melalui irigasi telinga dengan menggunakan air hangat, kuretase dengan sendok serumen (semacam kawat kecil yang ujungnya membulat), irigasi dengan menggunakan larutan hydrogen peroxida, dengan larutan yang terdiri dari komposisi vinegar, air, dan peroxida dengan perbandingan 1:1:2. Sebuah metode yang beberapa waktu lalu sempat populer yaitu teknik pemanasan dengan lilin. Dilaporkan metode ini justru dapat memicu timbulnya infeksi, serumen yang panas dapat pula menimbulkan efek luka bakar pada telinga luar, bahkan akibat yang serius bisa terjadi perforasi dari liang telinga sehingga cara ini tidak dianjurkan penerapannya. Sebuah tips yang sangat sederhana dalam upaya membantu melunakkan kotoran telinga yang keras untuk kemudian mendorongnya keluar yang dapat dengan mudahnya dibuat-dikerjakan di rumah, yaitu irigasi pada telinga atau penggunaan 1 sendok the baking soda vi
  • 7. dalam larutan 15 ml air hangat, efektif melunakkkan serumen yang keras. Larutan ini digunakan 3 tetes sehari selama 5 hari. B. Tujuan 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang irigasi telinga 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan irigasi telinga 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui prosedur tindakan irigasi telinga C. Manfaat 1. Sebagai salah satu bahan acuan dalam melakukan tindakan irigasi telinga. 2. Membantu membersihkan telinga dari penumpukan serumen. vii
  • 8. BAB 11 PEMBAHASAN IRIGASI TELINGA A. Indikasi 1. Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotory eksternal 2. Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan larutan antiseptic 3. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksterna B. Perhatian dan Kontra Indikasi 1. Perforasi membrane timpani atau resiko tidak utuh (injuri sekunder, pembedahan, miringitomi 2. Terjadi komplikasi sebelum irigasi 3. Temperature yang ekstrim panas dapat menyebabkan pusing, mual dan muntah 4. Bila ada benda penghisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang) jangan diirigasi karena bahan tersebut mengambang dan sulit. C. Persiapan Klien 1. Atur posisi klien dengan memiringkan kepala ke arah telinga 2. Lindungi pakaian klien dengan handuk atau bahan tahan air viii
  • 9. D. Persiapan Alat 1. Otologik syringe (metal) atau syringe 60 ml ukuran 18 atau 20 g dan untuk anak-anak. (waterpik) 2. Baskom 3. Handuk atau alas tahan air 4. Baskom atau bengkok untuk muntah 5. Otoskop 6. Sarung tangan 7. Termometer 8. Kapas atau kassa 9. Cooton tip (untuk anak-anak) E. Pertimbangan Khusus 1. Kanal telinga anak-anak lebih kecil 2. Tarik aurikel ke bawah dan kebelakang 3. Anak-anak posisi supinasi bila perlu di resraint, untuk menghindari pergerakan 4. Untuk mengurangi ansieas jelaskan prosedur dan izinkan anak-anak untuk menyentuh air atau mendengarkan suara air. ix
  • 10. F. Komplikasi 1. Vertigo, mual, nyeri selama dan setelah prosedur, stop segera bila terjadi, kemudian ulangi lagi dan pastikan tekanan dan temperature yang cocok untuk mencegah berulangnya gejala rupture membrane timpani 2. Kehilangan pendengaran 3. Trauma / injury kanal telinga dalam G. Prosedur Tindakan 1. Bersihkan telinga luar 2. Periksa telinga dengan otoskop sebelum melakukan irigasi 3. Isikan cairan irigasi ke dalam syringe (tarik/sedot) dan buang udara dalam syringe. Larutan bisa air, atau campuran air dan hydrogen peroksida. Cairan disesuaikan dengan temperature tubuh, cek dengan pergelangan tangan bagian dalam / gunakan thermometer 4. Minta klien untuk memegang bengkon 5. Tarik aurikel ke atas dan keluar telinga superior dan posterior (dewasa), tarik aurikel posterior dan inferior (anak di atas 2 atau 3 tahun) 6. Lakukan irigasi dengan perlahan untuk mengurangi peningkatan tekanan. 7. Setelah irigasi, inspeksi kanal telinga untuk melihat kemajuan dari tindakan atau cek cairan irigasi yang keluar dari serumen atau benda-benda asing 8. Ulangi irigasi sesuai kebutuhan, istirahatkan klien diantara irigasi. x
  • 11. 9. Keringkan telingan dengan kapas, taruh kapas 5-10 menit untuk absorbsi dari kemungkinan lembab. H. Pendidikan kesehatan 1. Laporkan bila ada nyeri, mual, pusing atau hilang pendengaran selama atau setelah prosedur tindakan 2. Bersihkan telinga luar dengan menggunakan kain, sabun dan air setiap hari 3. Jangan memasukan bahan-bahan ke dalam telinga I. Obat-obatan yang berhubungan dengan irigasi telinga : 1. Obat-obat ototoksik a. Diuretic : - Furosemid - Asetazolamid b. Obat kemoterapi - Sisplatin - Nitrogen mustard c. Antimalaria - Quinine - Kloroquin xi
  • 12. d. Obat anti inflamasi - Salisilat (aspirin) - Indometasin e. Bahan kimia - Alcohol - Arsenic f. Antibiotika aminoglikosida - Amikasin - Gentamisin - Kanamisin g. Antibiotika lainnya - Eritromisin - mikrosiklin Perhatian !! Apabila perawatan ini tidak berhasil, misalnya karena serumen keras dan besar, laporkan pada dokter. Biasanya akan diberikan obat tetes telinga. Kemudian setelah 3 hari perawatan irigasi diulang kembali. xii
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara teori, orang tak akan mungkin menjumpai serumen di bagian telinga yang lebih dalam, karena ia hanya diproduksi pada 1/3 liang telinga bagian luar oleh kelenjar serumen berkait dengan beragam fungsi protektif di atas. Pada beberapa keadaan, sering dijumpai justru kotoran telinga terdorong jauh ke dalam, bagaimana ini bisa terjadi? Kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud, bulu ayam, skrip rambut, ujung peniti, merupakan kebiasaan tidak sehat sebagai salah satu biang keladi yang sering dijumpai. Beragam cara tidak sehat tersebut justru akan mendorong kotoran telinga masuk ke bagian telinga yang lebih dalam, yang jika kebiasaan ini tetap dipertahankan, lama-lama gumpalan serumen akan makin membesar. Ironisnya, itu sampai menyumbat liang telinga. Dampak selanjutnya, beragam gangguan pendengaran seperti suara krebek-krebek, bunyi yang hilang timbul, penurunan tajam pendengaran, atau bahkan bisa sampai berakibat tuli. Sumbatan total pada telinga akan secara otomatis menghalangi hantaran gelombang suara dari luar untuk kemudian melanjutkan beberapa proses penting di dalam telinga sampai akhirnya impuls suara ini dapat diubah ke bentuk suara yang nyata yang dapat didengar. Sebuah sebuah tips yang sangat sederhana dalam upaya membantu melunakkan kotoran telinga yang keras untuk kemudian mendorongnya keluar yang dapat dengan mudahnya dibuat-dikerjakan di rumah, yaitu irigasi pada xiii
  • 14. telinga atau penggunaan 1 sendok the baking soda dalam larutan 15 ml air hangat, efektif melunakkkan serumen yang keras. Larutan ini digunakan 3 tetes sehari selama 5 hari. B. Saran Agar masyarakat menghentikan kebiasaan mengorek-ngorek telinga dengan beragam benda atau cara apapun. xiv