Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi manajemen kesehatan, termasuk pengertian, tujuan, dan strategi pengembangannya.
2) Ada beberapa masalah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan nasional seperti belum terintegrasinya sistem yang ada dan keterbatasan dana.
3) Strategi yang dibahas antara lain integrasi sistem yang ada dan pengumpulan data secara terpad
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya hingga
penulis dapat merampungkan pembuatan makalah yang berjudul” SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN KESEHATAN”ini.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam
penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan
pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran –
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha, November 2011
Penyusun
3. BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latarbelakang
Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) komputer, atau yang
biasa disebut sebagai e-Health, tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan
oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Tulisan ini mencoba mengulas bagaimana sebenarnya e-Health tersebut dan bagaimana implikasi
teknologi dalammeningkatkanpelayanankesehatan.
Pengertian e-Health sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baru yang
merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha, berkaitan dengan jasa
pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau ditingkatkan melalui saluran internet
dan teknologi berkaitan dengannya (Gunter Eysenbach, J Med Internet Res 2001; 3(2): e20).
Dalam pengertian lebih luas, e-Health dapat diartikan sebagai tidak hanya pengembangan
teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup pengembangan sikap, perilaku,
komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Mengapa e-Health perlu dilaksanakan?
Di seluruh dunia, terjadi peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Banyak orang tidak mendapat
kesempatan bagi pelayanan kesehatan yang lebih baik. Catatan kesehatan yang masih
mengandalkan dokumen kertas banyak menimbulkan kesalahan dan mengurangi produktivitas
layanan.
Walau demikian, patut diakui terdapat juga kenaikan pelayanan kesehatan di masyarakat, yang
memberikan peluang kehidupan yang lebih baik, namun juga berarti terdapatkan golongan
masyarakat manula (manusia usia lanjut) yang lebih besar. Pada umumnya manula juga
memerlukan layanan kesehatan yang lebih besar dibandingkan usia produktif.
Bagi pemerintah di tingkat lokal maupun pusat juga mendapat tantangan untuk menanggulangi
meningkatkan biaya pelayanan kesehatan, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan. Selain
itu, mereka juga bertanggungjawab terhadap pemantauan kesehatan umum dan kemungkinan
penyebaran penyakit menular tertentu.
Mengembangkan layanan e-Health akan membantu pihak-pihak penyedia layanan kesehatan
termasuk pemerintah untuk mencapai hal tersebut di atas. E-Health akan memberikan
kesempatan kepada semua pihak untuk melakukan kolaborasi, pengumpulan dan analisa data
kesehatan yang melampaui batasan fisik dan waktu.
Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan untuk membantu pemerintah mengembangkan
program yang membantu dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi
secara elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan
melakukan kolaborasi dengan memberi layanan jasa kesehatan lainnya secara real time melalui
internet. Layanan kesehatan seperti ini akan memberikan banyak sekali penghematan dari sisi
biaya dokumen dan administrasi layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan
layanan kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan lebih cepat.
4. B.Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan mahasiswa mampu:
A. Menjelaskan sistem informasi kesehatan
B. Menjelasakan tujuan dan sasaran SIK
C. Menjelaskan masalah dalam pengembangan SIK
D. Menjelaskan strategi dalam pengembangan SIK
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan makalah ini,
penyusun mengambil dari internet yang relevan dengan topik penulisan makalah ini sebagai
dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan
rujukan materi yang harus dibahas dalam ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada
pembahasan mengenai sistem informasi kesehatan,tujuan dan sasaran SIK Menjelaskan
masalah dalam pengembangan SIK,Menjelaskan strategi dalam pengembangan SIK.
5. BAB.11
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Kadang disebut juga sistem informasi kesehatan (SIK) atau health information system
(HIS). Dalam bahasan tentang administrasi atau manajemen secara umum, materi tentang
sistem informasi manajemen jarang dibahas tersendiri secara khusus, karena pada umumnya
unsur-unsurnya dianggap sudah terintegrasi (build-in) di dalam hampir semua fungsi, unsur
atau komponen dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan, karena dalam setiap
tahap pengambilan keputusan dalam proses manajemen hampir selalu memerlukan dukungan
data informasi.
Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem dalam sistem administrasi
kesehatan merupakan kesatuan/rangkaian kegiatan-kegiatan yang mencakup seluruh jajaran
upaya kesehatan diseluruh jenjang administrasi yang mampu memberikan informasi kepada :
1. pengelola, yaitu para administrator atau manajer kesehatan untuk dasar pertimbangan
menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi
administrasinya.
2. masyarakat, dalam upaya untuk meningkatkan kemampuannya untuk menolong dirinya
sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Sumber daya organisasi antara lain man, money, macine, method, material, dan juga
data/informasi. Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada dukungannya
terhadap fungsi-fungsi administrasi/manajemen dalam pengelolaan program kesehatan.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita rasakan bagaimana sulitnya menentukan
kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi yang akan dipakai untuk
mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa dukungan data/informasi yang baik
kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat atau keliru.
6. B.Tujuan dan manfaat
Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah
terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang
mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan untuk:
1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.
2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya
penanggulangannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya sendiri.
4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
kesehatan.
Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi:
1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau
tersedianya tenaga fungsional pengelola data/ informasi yang terampil di seluruh tingkat
administrasi.
2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data/ informasi di tiap tingkat dan pengembangan
instrumen pengumpulan dan pelaporan data.
3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat administrasi secara teratur,
tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan dari pengguna data/
informasi.
4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka pemantapan
dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat administrasi.
5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi komputer dan
informasi.
7. C.Masalah-Masalah dalam Pengembangan SIKNAS dan SIKDA
Untuk mewujudkan SIKNAS yang diharapkan, sampai saat ini masih dijumpai sejumlah
kelemahan yang bersifat klasik, antara lain:
1. Sistem informasi kesehatan masih terintegrasi
Depkes RI memilki berbagai sistem informasi kesehatan, tetapi belum terintegrasi.
Sistem informasi kesehatan itu antara lain:
a. Sistem informasi puskesmas
b. Sistem informasi rumah sakit
c. Sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi
d. Sistem informasi obat
e. Sistem informasi sumber daya manusia kesehatan, yang mencakup:
1) Sistem informasi kepegawaian kesehatan
2) Sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan
3) Sistem informasi diklat kesehatan
4) Sistem informasi tenaga kesehatan
f. Sistem informasi IPTEK kesehatan/ jaringan litbang kesehatan
2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai
Daerah masih memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB, HP5 dan lain-lain mendorong
daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek cenderung menciptakan sistem
informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan kelangsungan sistem.
3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan para
manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data untuk mendukung
pengambilan keputusannya
4. Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan
Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat dengan makin
meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Namun demikikian
8. tuntutan masyarakat yang meningkat ini kurang berkembang di bidang kesehatan
karena kurangnya respon.
5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Masalah nomor 5 bersumber dari masalah pada nomor 4. Biaya untuk teknologi
telematika memang besar, ditambah lagi dengan apresiasi terhadap penggunaan
teknologi telematika yang masih kurang, akibat pengaruh budaya (kultur). Apresiasi
yang rendah ini dikarenakan oleh alasan rasio manfaat biaya, yang kurang memadai.
Investasi untuk teknologi telematika yang besar belum dapat menjamin akan
menghasilkan manfaat yang sepadan
6. Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas
Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih sangat
rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga memerlukan biaya yang tidak
sedikit untuk pemeliharaannya.
7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang
merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat memang dijumpai adanya
tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak dapat sepenuhnya bekerja mengelola
data dan informasi karena imbalan yang kurang memadai. Belum lagi ditambah dengan
rendahnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya
teknologi informasi dan manfaatnya.Jabatan fungsional untuk para pengelola data dan
informasi yaitu Pranata Komputer dan Statistisi, memberikan tunjangan jabatan sebagai
imbalan, namun demikian untuk dapat memangku jabatan-jabatan tersebut diperlukan
persyaratan tertentu yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data dan informasi.
9. D.Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka strategi
pengembangan SIKNAS adalah:
1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi
yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan disatukan.
Sistem-sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian
tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan
integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan
sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan
data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan
menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan
terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung,
khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin
dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data secara komprehensif.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi
terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang
masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan
pemantauan ketersediaan obat
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu
sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.
c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti
program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah
berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain)
10. e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data rutin,
yang meliputi baik yang berskala nasional (seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun
yang berskala provinsi dan Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang
Kesehatan)
3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit
pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten/ kota, dan
SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung
b. Mengolah data
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
d. Memelihara bank data
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit puskesmas
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan:
a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan pasien, lama
rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain)
b. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan
d. Mengolah data
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat
f. Memelihara bank data
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit rumah sakit
h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan:
11. a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
Kabupaten/ Kota sehat
d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/ kota ke dinas kesehatan provinsi
setempat dan pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen
unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan:
a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
propinsi sehat
d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen
unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu
menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak,
rekruitmen dan pelatihan tenaga kesehatan.
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan
mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan
informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat
disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan
12. masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan
rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari
kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula publikasi berkala cetak
atau elektronik atau akses online
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di
masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola
data dan informasi kesehatan.
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi berlangsung paralel dengan kegiatan
3,4 dan 5. Depkes menyusun Rencana Induk Penataan Kerangka Teknologi Informasi
13. BAB.111
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem dalam sistem administrasi
kesehatan merupakan kesatuan/rangkaian kegiatan-kegiatan yang mencakup seluruh jajaran
upaya kesehatan diseluruh jenjang administrasi yang mampu memberikan informasi kepada :
3. pengelola, yaitu para administrator atau manajer kesehatan untuk dasar pertimbangan
menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi
administrasinya.
4. masyarakat, dalam upaya untuk meningkatkan kemampuannya untuk menolong dirinya
sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Sumber daya organisasi antara lain man, money, macine, method, material, dan juga
data/informasi. Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada dukungannya
terhadap fungsi-fungsi administrasi/manajemen dalam pengelolaan program kesehatan.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita rasakan bagaimana sulitnya menentukan
kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi yang akan dipakai untuk
mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa dukungan data/informasi yang baik
kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat atau keliru.
B.Saran
Dalam penulisan makalah ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari
dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini kedepannya.
14. DAFTAR PUSTAKA
(Information Technology Framework Rearrangement Master Plan) dan Rencana Induk
Pengembangan Sumber Daya Manusia Informasi (Information Human
Resource Development Master Plan). Jakarta:EGC.http://www.google.com
15. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB. 1 : PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.Tujuan penulisan
C.Metode penulisan
D. Ruang lingkup
BAB.11 : PEMBAHASAN
A Sistem informasi kesehatan
B.Tujuan dan sasaran SIK
C.Masalah dalam pengembangan SIK
D.Strategi dalam pengembangan SIK
BAB.111 : PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran