SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas Istirahat
Gejala : perasaan tidak enak(malaise), keterbatasan aktivitas yang ditimbulkan oleh
kondisinya
Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara umum,
keterbatasan dalam rentang gerak, hipotoni.
Maturasi tulang terlambat
Aktifitas dan perhatian anak berkurang dibanding anak lain
Atrofi otot
Kelainan kulit tubuh  kulit kering, mengendor karena kehilangan lemak di
bawah kulit dan & penurunan massa otot
Otot  atrofi sehingga tulang terlihat jelas
b. Sirkulasi
Gejala : ada riwayat kardiopatologi, contoh : endokarditis.
Tanda : TD meningkat. Nadi menurun dan tekanan nadi berat(berhubungan dengan
peningkatan TIK dan berpengaruh pada pusat vasomotor, tachicardi, disritmia.
Kelainan biokimia darah
Jantung  Bradikardi
Tekanan darah  lebih rendah dibanding anak seumur
System darah  Hb rendah
Anemia ringan
c. Eliminasi
Tanda : adanya inkontinensia atau retensi
d. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,. Kesulitan menelan
Tanda : muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering
Pertumbuhan linier berkurang / terhenti
Kenaikan BB berkurang, terhenti dan adakalanya BB menurun
Ukuran LLA menurun
Tebal lipatan kulit normal / menurun
Kelainan kulit / rambut jarang ditemukan
Gangguan pertumbuhan
BB < 80 %, terdapat edema, TB berkurang terutama KKP yang lama
Edema  edema ringan / berat ditemukan sebagian besar klien asites dapat
mengiringi edema
Sistem GI  klien menolak segala macam makanan, diare, feces cair, banyak
mengandung asam laktat karena berkurangnya produksi laktosa dan enzim
disakarida, kadang ditemukan cacing & parasit
Perubahan rambut
Rambut mudah tercabut, kusam dan kering, halus jarang & warnanya berubah.
Warna rambut hitam berubah merah, kelabu atau putih.
Perubahan kulit
Terjadi crazy parament dermatosis  kering bersisik
Pembesaran hati sampai perlemakan hati
Albumin serum rendah, Globulin Serum kadang , kolestrol serum 
Lemak di bawah kulit  hilang hingga turgor berkurang
Saluran cerna  diare / konstipasi
e. Hiegyene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri
f. Neurosesnsoris
Gejala : sakit kepala(merupakan gejala pertama dan biasanya berat), parestesia, kaku
pada semua persarafan yanbg kena, kehilangan sensasi(kerisakan pada saraf
krania;)timbul kejang. Gangguan dalam penglihatan seperti diplopia, diplopia,
ketulian, atau mungkin hipersensitif terhadap kebisibngan, adanya halusinasi
penciuman.
Tanda : status mental letargi sampai kebingungan yang berat bahkan koma, delusi dan
halusinasi/psikosis organic.
Kehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan, afasia atau kesulitan
dalam berkomunikasi, mata(ukuran/reaksi pupil), anisokor atau tidak berespon
terhadap cahaya(tanda peningkatan TIK), nistagmus(bola mata bergerak terus-
menerus.
Ptosis kelopak mata atas jatuh. Perubahan pada fungsi motoris dan
sensoris(saraf cranial V dan VII yang terkena).
Kejang umum atau local flaxid paralysis atau spastic.
Hemiparese atau hemiplegi, tanda brudzinski positif dan tanda kernig positif
merupakan indikasi adanya iritasi meningen.
Rigiditas, refleks tendo terganggu, babinski positif, refleks abdominal
menurun, refleks kremaster pada laki-laki hilang.
Pertumbuhan mental  banyak menangis bahkan sangat apatis
Perubahan mental  anak menangis setelah makan, kesadaran  sampai
apatis
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut dengan hebat terutama pada frontal, ketegangan pada
leher, nyeri pada gerakan okuler, fotosensitifitas, nyeri pada tenggorokan.
Tanda : prilaku distraksi/gelisah
h. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda : peningkatan kerja pernafasan, perubahan mental
Saluran nafas  frekuensi nafas menurun
i. Keamanan
Gejala : adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas/infeksi lain meliputi :
mastoiditis, abses gigi, infeksi pelvis, abdomen atau kulit
Tanda : suhu meningkat, diafhoresis, menggigil, kelemahan secara umum, tonus otot
flaxid atau plastic, paralysis, gangguan sensasi
j. Integitas ego
Tanda : Penampilan  muka terlihat tua, anak sangat kurus
Rambut kepala  kering tipis dan mudah rontok
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Risiko (penyebaran)infeksi b/d diseminata hematogen dari pathogen. Stasis cairan
tubuh. Penekanan respon inflamasi(akibat obat). Pemajanan orang lain terhadap
pathogen.
• Risiko perubahan perfusi serebral b/d edema serebral yang mengubah/menghentikan
aliran darah arteri/vena. Hipovolemia. Masalah pertukaran pada tingkat seluler(asidosis)
• Risiko trauma b/d iritasi korteks serebral mempredisposisikan muatan neural dan
aktivitas kejang umum. Keterlibatan area local(kejang fokal). Kelemahan umum,
paralysis, parestesia. Ataksia, vertigo.
• Nyeri b/d adanya proses infeksi/inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
• Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler, penurunan
kekuatan/ketahanan.
• Ansietas/ketakutan b/d krisis situasi, transmisi interpersonal dan keikutsertaan
merasakan. Ancaman kematian/ perubahan dalam status kesehatan(keterlibatan otak)
• Perubahan nutrisi :
• Kekurangan volume cairan
• Risiko perubahan integritas kulit
RENCANA INTERVENSI
1. Risiko perubahan perfusi serebral b/d edema serebral yang mengubah/menghentikan
aliran darah arteri/vena. Hipovolemia. Masalah pertukaran pada tingkat seluler(asidosis)
 Tujuan : mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi
sensorik/motorik. Mendemonstrasikan TTV stabil. Melaporkan tak adanya/menurunkan
sakit kepala.
Rencana intervensi Rasional
Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala
datar dan pantau tanda vital sesuai indikasi
setelah dilakukan pungsi lumbal
Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan
potensi adanya resiko herniasi batang otak
yang memerlukan tindakan medis dengan
segera.
Pantau/catat status neurologis dengan teratur
dan bandingkan dengan keadaan normalnya,
seperti GCS.
Pantau tanda vital, seperti tekanan darah.
Catat serangan dari/hipertensi sistolik yang
terus-menerus dan tekanan nadi yang melebar
Anjurkan keluarga untuk berbicara dengan
pasien jika diperlukan
Berikan obat sesuai indikasi, seperti : steroid :
deksametason, metilprednison(medrol)
Pengkajian kecenderungan adanya perubahan
tingkat kesadaran dan potensial peningkatan
TIK adalah sangat berguna dalam
menentukan lokasi, penyebaran/luasnya dan
perkembangan dari kerusakan serebral
Normalnya, autoregulasi mampu
mempertahankan aliran darah serebral dengan
konstan sebagai dampak adanya fluktuasi
pada tekanan darah sistemik. Kehilangan
fungsi autoregulasi mungkin mengikuti
kerusakan vaskuler serebral local atau difus
yang menimbulkan peningkatan TIK.
Fenomena ini dapat ditunjukkan oleh
peningkatan TD sistemik yang bersamaan
dengan tekanan darah diastolic(tekanan darah
yang melebar)
Mendengarkan suara yang menyenangkan
dari orang terdekat/keluarga tampaknya
menimbulkan pengaruh trelaksasi pada
beberapa pasien dan mungkin akan dapat
menurunkan TIK.
Dapat menurunkan permeabilitas kapiler
untuk membatasi pembentukan edema
serebral, dapat juga menurunkan risiko
terjadinya”fenomena rebound” ketika
menggunakan manitol.
2. Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan/ketahanan.
 Dapat ditandai dengan : enggan mengusahakan gerakan. Kerusakan koordinasi dan
penurunan kekuatan/control otot. ROM terbatas. Ketidakmamupuan untuk gerakan
bertujuan dalam lingkungan fisik.
 Tujuan : mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal yang
ditunjukkan oleh tidak terdapatnya kontraktur, footdrop.
Mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi umum. Mempertahankan integritas
kulit, fungsi kandung kemih dan usus.
Rencana intervensi Rasional
Kaji derajat imobilisasi pasien dengan
menggunakan skala ketergantungan (0-4)
Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk
menghindari kerusakan karena tekanan. Ubah
posisi pasien secara teratur dan buat sedikit
perubahan posisi antara waktu perubahan
posisi tersebut.
Berikan/Bantu untuk melakukan rentang
gerak
Berikan matras udara/air, terapi kinetic sesuai
dengan kebutuhan.
Pasien mampu mandiri(nilai 0), atau
memerlukan bantuan peralatan yang
minimal(nilai 1); memerlukan bantuan
sedang/dengan pengawasan/diajarkan(nilai
2); memerlukan bantuan/peralatan yang terus-
menerus dan alat khusus(nilai 3); tergantung
secara total pada pemberi asuhan(nilai 4).
Perubahan posisi yang teratur menyebabkan
penyebaran terhadap berat badan dan
meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian
tubuh. Jika ada paralysis atau keterbatasan
kognitif, pasien harus diubah posisinya secara
teratur dan posisi dari daerah yang sakit
hanya dalam jangka waktu yang sangat
terbatas.
Mempertahankan mobilisasi dan fungsi
sendi/posisi normal ekstremitas dan
menurunkan terjadinya vena yang statis.
Menyeinbangkan tekanan jaringan,
meningkatkan sirkulasi, dan membantu
meningkatkan arus balik vena untuk
menurunkan risiko terjadinya trauma
jaringan.
3. Ansietas/ketakutan b/d krisis situasi, transmisi interpersonal dan keikutsertaan merasakan.
 Dapat ditandai dengan : peningkatan tegangan/keputusasaan. Ketakutan/ketidakpastian
hasil, berfokus pada diri sendiri. Stimulasi simpatis. Gelisah.
 Tujuan : mengakui dan mendiskusikan rasa takut. Mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai
pada tingkat dapat diatasi.
Rencana intervensi Rasional
Kaji status mental dan tingkat ansietas dari
pasien/keluarga. Catat adanya tanda-tanda
verbal atau non verbal.
Berikan penjelasan hubungan antara proses
penyakit dan gejalanya.
Jawab setiap pertanyaan dengan penuh
perhatian dan berikan informasi tentang
prognosa penyakit
Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan
prosedur sebelum duilakukan
Berikan kesempatan pasien/keluarga untuik
mengumgkapkan isi pikiran dan perasaan
takutnya.
Libatkan pasien/keluarga dalam perawatan.
Berikan petunjuk mengenai sumber-sumbner
penyokong yang ada, seperti keluarga,
Gangguan tingkat kesadaran dapat
mempengaruhi ekspresi rasa takut tetapi tidak
menyangkal keberadaannya. Derajat ansietas
akan dipengaruhi bagaimana informasi
tersebut diterima oleh individu.
Meningkatkan pemahaman, mengurangi resa
takut karena ketidaktahuan dan dapat
membantu menurunkan ansietas.
Penting untuk menciptakan kepercayaan
karena diagnosa enfeksi otak mungkin
menakutkan, ketulusan dan informasi yang
akurat dapat memberikan keyakinan pada
pasien dan juga keluarga.
Dapat meringankan ansietas terutama ketika
pemeriksaan tersebut melibatkan otak.
Mengungkap ,rasa takut secara terbuka di
mana rasa takut dapat ditunjukkan.
Meningkatkan perasaan control terhadap diri
dan meningkatkan kemandirian.
Memberikan jaminan bahwa bantuan yang
diperlukan adalah penting untuk
konselor professional dan sebagainya peningkatan/menyokong mekanisme koping
pasien.
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d tidak adekuatnya intake
• Tujuan : klien akan menunjukkan pemenuhan nutrisi adekuat dengan criteria : BB
dalam batas normal, nafsu makan baik/meningkat, tidak ditemukan defisiensi nutrisi
Rencana intervensi Rasional
Kaji riwayat nutrisi, makanan yang disukai
Kaji antropometri setiap hari
Berikan intake makanan TKTP, mineral atau
vitamin
Tingkatkan frekuensi makan. Berikan diet
halus, rendah serat. Hindari makan
pedas/terlalu asam
Berikan anti jamur/pencuci mulut, anestetik
jika diperlukan
Berikan suplemen nutrisi, misalnya ensure
bila diindikasikan
Mengidentifikasi defisiensi serta pemberian
intervensi
Perubahan antropometri mengindikasikan
perubahan status nutrisi
Diet TKTP mineral dan vitamin dapat
memenuhi kebutuhan gizi bagi klien
Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe
makanan yang dapat ditoleransi klien
Stomatitis biasanya ada pada PEM, untuk
meningkatkan penyembuhan jaringan mulut
dan memudahkan masukan diet
Meningkatkan masukan protein dan kalori
2. Kekurangan volume cairan b/d intake cairan kurang
• Tujuan : klien akan menunjukkan volume cairan terpenuhi, dengan criteria : tidak ada
tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit normal, membrane mukosa lembab, mata tidak
cekung, frekuensi nadi dan pernafasan dalam batas normal.
Renacana intervensi Rasional
Kaji tanda-tanda dehidrasi
Berikan cairan adekuat sesuai kondisi (per
oral)
Berikan cairan/nutrisi perenteral, pantau
kepatenan infuse
Hitung intake dan out put
Monitor TTV
Pantau adanya over load cairan
Mengidentifikasi adanya/derajat dehidrasi
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh tanpa
kontraindikasi
Intake cairan parenteral dapat memenuhi
kebutuhan secara sistemik
Mengetahui balance cairan tubuh
Pada dehidrasi dapat terjadi perubahan TTV
Pemberian cairan yang berlebihan dapat
menimbulkan overload
1. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi
Dapat ditandai dengan : klein melaporkan sakipt kepala, nyeri otot, prilaku distraksi,
perilaku berlindung, tegangan muskuler, perubahan TTV.
Tujuan: Melaporkan nyeri hilang/terkontrol ditandai dengan :
menunjukkan postur rileks dan mampu istirahat/tidur dengan tepat
Rencana intervensi Rasional
Berikan lingkungan yang tenang, ruangan
agak gelap sesuai dengan indikasi
Letakkan kantung es pada kepala, pakaian
dingin diatas mata
Tingkat tirah baring, bantulah kebutuhan
perawatan diri yang penting
Dukung untuk menemukan posisi yang
nyaman sperti kepala agak tinggi sedikit pada
meningitis
Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif
secara tepat dan masase otot daerah leher dan
bahu.
Berikan analgetik seperti asetaminofen,
kodein
Menurunkan reaksi terhadap stimulasi
dari luar atau sensitifitas pada cahaya dan
meningkatkan istirahat/rileksasi
Meningkat kan vasokonstriksi,
menumpulkan resepsi sensorik yang
selanjutnya akan menurunkan nyeri
Menurunkan gerakan yang dapat
meningkatkan nyeri
.Menurunkan iritasi meningeal, resultan
ketidaknyamanan lebih lanjut
Dapat membatu merelsasikan ketegangan
otot yang meningkatkan reduksi nyeri
atau rasa tidak nyaman tersebut.
Mungkin diperlukan untuk
menghilangkan nyeri yang berat,
catatan : narkotik mungkin merupakan
kotra indikasi sehingga menimbulkan
ketidakakuratan dalam pemeriksaaan
neurologis
Risiko perubahan integritas kulit b/d

More Related Content

What's hot (16)

Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
Japanese encep
Japanese encepJapanese encep
Japanese encep
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Askep vertigo
Askep vertigoAskep vertigo
Askep vertigo
 
asuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigoasuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigo
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Pak ima
Pak imaPak ima
Pak ima
 
Sesak
SesakSesak
Sesak
 
Askep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaranAskep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaran
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013
 
Kelainan dan penyakit pada sistem saraf
Kelainan dan penyakit pada sistem sarafKelainan dan penyakit pada sistem saraf
Kelainan dan penyakit pada sistem saraf
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 

Similar to Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA (20)

Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Asuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan strokeAsuhan keperawatan stroke
Asuhan keperawatan stroke
 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
 
Askep cedera kepala
Askep cedera kepalaAskep cedera kepala
Askep cedera kepala
 
pasien_terminal.pptx
pasien_terminal.pptxpasien_terminal.pptx
pasien_terminal.pptx
 
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
 
Tia
TiaTia
Tia
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Askep stroke2
Askep stroke2Askep stroke2
Askep stroke2
 
Presentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikPresentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronik
 
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptxVIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
 
Asuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan StrokeAsuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan Stroke
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensi
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensi
 
Askep hiv aids
Askep hiv aidsAskep hiv aids
Askep hiv aids
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 

Recently uploaded (20)

P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 

Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA

  • 1. PROSES KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Aktivitas Istirahat Gejala : perasaan tidak enak(malaise), keterbatasan aktivitas yang ditimbulkan oleh kondisinya Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak, hipotoni. Maturasi tulang terlambat Aktifitas dan perhatian anak berkurang dibanding anak lain Atrofi otot Kelainan kulit tubuh  kulit kering, mengendor karena kehilangan lemak di bawah kulit dan & penurunan massa otot Otot  atrofi sehingga tulang terlihat jelas b. Sirkulasi Gejala : ada riwayat kardiopatologi, contoh : endokarditis. Tanda : TD meningkat. Nadi menurun dan tekanan nadi berat(berhubungan dengan peningkatan TIK dan berpengaruh pada pusat vasomotor, tachicardi, disritmia. Kelainan biokimia darah Jantung  Bradikardi Tekanan darah  lebih rendah dibanding anak seumur System darah  Hb rendah Anemia ringan c. Eliminasi Tanda : adanya inkontinensia atau retensi d. Makanan/cairan Gejala : anoreksia,. Kesulitan menelan Tanda : muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering Pertumbuhan linier berkurang / terhenti Kenaikan BB berkurang, terhenti dan adakalanya BB menurun Ukuran LLA menurun Tebal lipatan kulit normal / menurun Kelainan kulit / rambut jarang ditemukan
  • 2. Gangguan pertumbuhan BB < 80 %, terdapat edema, TB berkurang terutama KKP yang lama Edema  edema ringan / berat ditemukan sebagian besar klien asites dapat mengiringi edema Sistem GI  klien menolak segala macam makanan, diare, feces cair, banyak mengandung asam laktat karena berkurangnya produksi laktosa dan enzim disakarida, kadang ditemukan cacing & parasit Perubahan rambut Rambut mudah tercabut, kusam dan kering, halus jarang & warnanya berubah. Warna rambut hitam berubah merah, kelabu atau putih. Perubahan kulit Terjadi crazy parament dermatosis  kering bersisik Pembesaran hati sampai perlemakan hati Albumin serum rendah, Globulin Serum kadang , kolestrol serum  Lemak di bawah kulit  hilang hingga turgor berkurang Saluran cerna  diare / konstipasi e. Hiegyene Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri f. Neurosesnsoris Gejala : sakit kepala(merupakan gejala pertama dan biasanya berat), parestesia, kaku pada semua persarafan yanbg kena, kehilangan sensasi(kerisakan pada saraf krania;)timbul kejang. Gangguan dalam penglihatan seperti diplopia, diplopia, ketulian, atau mungkin hipersensitif terhadap kebisibngan, adanya halusinasi penciuman. Tanda : status mental letargi sampai kebingungan yang berat bahkan koma, delusi dan halusinasi/psikosis organic. Kehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan, afasia atau kesulitan dalam berkomunikasi, mata(ukuran/reaksi pupil), anisokor atau tidak berespon terhadap cahaya(tanda peningkatan TIK), nistagmus(bola mata bergerak terus- menerus. Ptosis kelopak mata atas jatuh. Perubahan pada fungsi motoris dan sensoris(saraf cranial V dan VII yang terkena).
  • 3. Kejang umum atau local flaxid paralysis atau spastic. Hemiparese atau hemiplegi, tanda brudzinski positif dan tanda kernig positif merupakan indikasi adanya iritasi meningen. Rigiditas, refleks tendo terganggu, babinski positif, refleks abdominal menurun, refleks kremaster pada laki-laki hilang. Pertumbuhan mental  banyak menangis bahkan sangat apatis Perubahan mental  anak menangis setelah makan, kesadaran  sampai apatis g. Nyeri/kenyamanan Gejala : sakit kepala(berdenyut dengan hebat terutama pada frontal, ketegangan pada leher, nyeri pada gerakan okuler, fotosensitifitas, nyeri pada tenggorokan. Tanda : prilaku distraksi/gelisah h. Pernafasan Gejala : adanya riwayat infeksi sinus atau paru Tanda : peningkatan kerja pernafasan, perubahan mental Saluran nafas  frekuensi nafas menurun i. Keamanan Gejala : adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas/infeksi lain meliputi : mastoiditis, abses gigi, infeksi pelvis, abdomen atau kulit Tanda : suhu meningkat, diafhoresis, menggigil, kelemahan secara umum, tonus otot flaxid atau plastic, paralysis, gangguan sensasi j. Integitas ego Tanda : Penampilan  muka terlihat tua, anak sangat kurus Rambut kepala  kering tipis dan mudah rontok
  • 4. 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN • Risiko (penyebaran)infeksi b/d diseminata hematogen dari pathogen. Stasis cairan tubuh. Penekanan respon inflamasi(akibat obat). Pemajanan orang lain terhadap pathogen. • Risiko perubahan perfusi serebral b/d edema serebral yang mengubah/menghentikan aliran darah arteri/vena. Hipovolemia. Masalah pertukaran pada tingkat seluler(asidosis) • Risiko trauma b/d iritasi korteks serebral mempredisposisikan muatan neural dan aktivitas kejang umum. Keterlibatan area local(kejang fokal). Kelemahan umum, paralysis, parestesia. Ataksia, vertigo. • Nyeri b/d adanya proses infeksi/inflamasi, toksin dalam sirkulasi. • Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan/ketahanan. • Ansietas/ketakutan b/d krisis situasi, transmisi interpersonal dan keikutsertaan merasakan. Ancaman kematian/ perubahan dalam status kesehatan(keterlibatan otak) • Perubahan nutrisi : • Kekurangan volume cairan • Risiko perubahan integritas kulit RENCANA INTERVENSI 1. Risiko perubahan perfusi serebral b/d edema serebral yang mengubah/menghentikan aliran darah arteri/vena. Hipovolemia. Masalah pertukaran pada tingkat seluler(asidosis)  Tujuan : mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi sensorik/motorik. Mendemonstrasikan TTV stabil. Melaporkan tak adanya/menurunkan sakit kepala. Rencana intervensi Rasional Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vital sesuai indikasi setelah dilakukan pungsi lumbal Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan medis dengan segera.
  • 5. Pantau/catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan keadaan normalnya, seperti GCS. Pantau tanda vital, seperti tekanan darah. Catat serangan dari/hipertensi sistolik yang terus-menerus dan tekanan nadi yang melebar Anjurkan keluarga untuk berbicara dengan pasien jika diperlukan Berikan obat sesuai indikasi, seperti : steroid : deksametason, metilprednison(medrol) Pengkajian kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK adalah sangat berguna dalam menentukan lokasi, penyebaran/luasnya dan perkembangan dari kerusakan serebral Normalnya, autoregulasi mampu mempertahankan aliran darah serebral dengan konstan sebagai dampak adanya fluktuasi pada tekanan darah sistemik. Kehilangan fungsi autoregulasi mungkin mengikuti kerusakan vaskuler serebral local atau difus yang menimbulkan peningkatan TIK. Fenomena ini dapat ditunjukkan oleh peningkatan TD sistemik yang bersamaan dengan tekanan darah diastolic(tekanan darah yang melebar) Mendengarkan suara yang menyenangkan dari orang terdekat/keluarga tampaknya menimbulkan pengaruh trelaksasi pada beberapa pasien dan mungkin akan dapat menurunkan TIK. Dapat menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi pembentukan edema serebral, dapat juga menurunkan risiko terjadinya”fenomena rebound” ketika menggunakan manitol. 2. Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan/ketahanan.  Dapat ditandai dengan : enggan mengusahakan gerakan. Kerusakan koordinasi dan penurunan kekuatan/control otot. ROM terbatas. Ketidakmamupuan untuk gerakan bertujuan dalam lingkungan fisik.
  • 6.  Tujuan : mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal yang ditunjukkan oleh tidak terdapatnya kontraktur, footdrop. Mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi umum. Mempertahankan integritas kulit, fungsi kandung kemih dan usus. Rencana intervensi Rasional Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan (0-4) Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan. Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi antara waktu perubahan posisi tersebut. Berikan/Bantu untuk melakukan rentang gerak Berikan matras udara/air, terapi kinetic sesuai dengan kebutuhan. Pasien mampu mandiri(nilai 0), atau memerlukan bantuan peralatan yang minimal(nilai 1); memerlukan bantuan sedang/dengan pengawasan/diajarkan(nilai 2); memerlukan bantuan/peralatan yang terus- menerus dan alat khusus(nilai 3); tergantung secara total pada pemberi asuhan(nilai 4). Perubahan posisi yang teratur menyebabkan penyebaran terhadap berat badan dan meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh. Jika ada paralysis atau keterbatasan kognitif, pasien harus diubah posisinya secara teratur dan posisi dari daerah yang sakit hanya dalam jangka waktu yang sangat terbatas. Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal ekstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis. Menyeinbangkan tekanan jaringan, meningkatkan sirkulasi, dan membantu meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan risiko terjadinya trauma jaringan. 3. Ansietas/ketakutan b/d krisis situasi, transmisi interpersonal dan keikutsertaan merasakan.
  • 7.  Dapat ditandai dengan : peningkatan tegangan/keputusasaan. Ketakutan/ketidakpastian hasil, berfokus pada diri sendiri. Stimulasi simpatis. Gelisah.  Tujuan : mengakui dan mendiskusikan rasa takut. Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi. Rencana intervensi Rasional Kaji status mental dan tingkat ansietas dari pasien/keluarga. Catat adanya tanda-tanda verbal atau non verbal. Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya. Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang prognosa penyakit Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum duilakukan Berikan kesempatan pasien/keluarga untuik mengumgkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya. Libatkan pasien/keluarga dalam perawatan. Berikan petunjuk mengenai sumber-sumbner penyokong yang ada, seperti keluarga, Gangguan tingkat kesadaran dapat mempengaruhi ekspresi rasa takut tetapi tidak menyangkal keberadaannya. Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu. Meningkatkan pemahaman, mengurangi resa takut karena ketidaktahuan dan dapat membantu menurunkan ansietas. Penting untuk menciptakan kepercayaan karena diagnosa enfeksi otak mungkin menakutkan, ketulusan dan informasi yang akurat dapat memberikan keyakinan pada pasien dan juga keluarga. Dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan otak. Mengungkap ,rasa takut secara terbuka di mana rasa takut dapat ditunjukkan. Meningkatkan perasaan control terhadap diri dan meningkatkan kemandirian. Memberikan jaminan bahwa bantuan yang diperlukan adalah penting untuk
  • 8. konselor professional dan sebagainya peningkatan/menyokong mekanisme koping pasien. 1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d tidak adekuatnya intake • Tujuan : klien akan menunjukkan pemenuhan nutrisi adekuat dengan criteria : BB dalam batas normal, nafsu makan baik/meningkat, tidak ditemukan defisiensi nutrisi Rencana intervensi Rasional Kaji riwayat nutrisi, makanan yang disukai Kaji antropometri setiap hari Berikan intake makanan TKTP, mineral atau vitamin Tingkatkan frekuensi makan. Berikan diet halus, rendah serat. Hindari makan pedas/terlalu asam Berikan anti jamur/pencuci mulut, anestetik jika diperlukan Berikan suplemen nutrisi, misalnya ensure bila diindikasikan Mengidentifikasi defisiensi serta pemberian intervensi Perubahan antropometri mengindikasikan perubahan status nutrisi Diet TKTP mineral dan vitamin dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi klien Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi klien Stomatitis biasanya ada pada PEM, untuk meningkatkan penyembuhan jaringan mulut dan memudahkan masukan diet Meningkatkan masukan protein dan kalori 2. Kekurangan volume cairan b/d intake cairan kurang • Tujuan : klien akan menunjukkan volume cairan terpenuhi, dengan criteria : tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit normal, membrane mukosa lembab, mata tidak cekung, frekuensi nadi dan pernafasan dalam batas normal. Renacana intervensi Rasional Kaji tanda-tanda dehidrasi Berikan cairan adekuat sesuai kondisi (per oral) Berikan cairan/nutrisi perenteral, pantau kepatenan infuse Hitung intake dan out put Monitor TTV Pantau adanya over load cairan Mengidentifikasi adanya/derajat dehidrasi Memenuhi kebutuhan cairan tubuh tanpa kontraindikasi Intake cairan parenteral dapat memenuhi kebutuhan secara sistemik Mengetahui balance cairan tubuh Pada dehidrasi dapat terjadi perubahan TTV Pemberian cairan yang berlebihan dapat menimbulkan overload 1. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi
  • 9. Dapat ditandai dengan : klein melaporkan sakipt kepala, nyeri otot, prilaku distraksi, perilaku berlindung, tegangan muskuler, perubahan TTV. Tujuan: Melaporkan nyeri hilang/terkontrol ditandai dengan : menunjukkan postur rileks dan mampu istirahat/tidur dengan tepat Rencana intervensi Rasional Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai dengan indikasi Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata Tingkat tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman sperti kepala agak tinggi sedikit pada meningitis Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah leher dan bahu. Berikan analgetik seperti asetaminofen, kodein Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitifitas pada cahaya dan meningkatkan istirahat/rileksasi Meningkat kan vasokonstriksi, menumpulkan resepsi sensorik yang selanjutnya akan menurunkan nyeri Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri .Menurunkan iritasi meningeal, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut Dapat membatu merelsasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut. Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat, catatan : narkotik mungkin merupakan kotra indikasi sehingga menimbulkan ketidakakuratan dalam pemeriksaaan neurologis