Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan penatalaksanaan diabetes melitus. Secara khusus membahas tentang pengaruh diabetes terhadap kehamilan, persalinan, dan masa nifas serta pengaruhnya pada janin dan bayi.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk
menyusui, glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui palsenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin, hamper menyerupai kadar
darah ibu. Insulin ibu dapat mencapai insulin ibu tidak dapat mencapai
janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin,
pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormone lain, estrogen, steroid dan plasenta laktogen.akibat
lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama
dan ini menuntut kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali
dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam
kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yeti apabila dia
ditambah dengan insulin eksogen ia mtak mudah menjadi hipoglikemia.
Yang enjadi masalah ialah bila seorang ibu tak mampu meningkatkan
reproduksi insulin , sehingga relative hipoinsulin yang mengakibatkan ia
hierglikemia atau diabetes kehamilan ( diabetes yang ntimbul hanya dalam
kehamilan ). Resistensi kehamilan juga di sebabkan oleh adanya hormone
estrogen , progesterone , kortisol, prolaktn dan plasenta laktogen. Homon
tersebut mempengaruhi reseptor insulin terhadap insulin pada sel,
sehingga mengurangi afinitas insulin. Hal ini patut diperhitungkan dalam
pengendalian insulin
Komplikasi ibu dan bayi pada penderita diabetes
2. B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan asuhan keperawatan ini adalah agar kita
mengetahui tentang gangguan system endokrin diabetes mellitus,
mengetahui bagaimana cara mengatasi penyakit diabetes melitus
3. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI MEDIS
1. Anatomi
anatomi / i
1.Defenisi
- Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang
mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan
berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan
neurologis. (Barbara C. Long)
- Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan
multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan
defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart)
- Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan
oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai
karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikontrol (WHO).
- Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).
2.Etiologi
Etiologi dari diabetes mellitus tipe II sampai saat ini masih belum diketahui
dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa
diabetes mellitus adalah merupakan suatu sindrom yang menyebabkan
kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang
4. mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a.Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita
diabetes mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan
keluarga yang menderita diabetes mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila
dibandingkan dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1,
96 %.
b.Faktor non genetik
1.)Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai
predisposisi genetic terhadap diabetes mellitus.
2.)Nutrisi
a.)Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.)Malnutrisi protein
c.)Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
3.)Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hyperglikemia sementara.
4.)Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah
tinggi, akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma
karena konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena
kadar katekolamin meningkat
3.Klasifikasi
Klasifikasi di buat menurut, waktu penyakit timbul, lamanya sakit, berat
penyakit dan komplikasi :
• Kelas A : Diabetes laten ( subklinis atau diabetes hamil ) uji toleransi
gula tidak normal. Pengobatan tidak memerluka insulin, cukup dengan
diet saja. Prognosis untuk ibu dan janin baik
5. • Kelas B : diabetes dewasa di ketahhui setelah usia 19 tahun :
berlangsung kurang dari 10 tahun ; tidak disertai kelainan pembuluh
darah
• Kelas C : timbul pada umur 10-19 tahun, menderita selama 10-19
tahun ; tanpa kelainan pembuluh darah
• Kelas D : di derita sejak umur 10 tahun ; lama 20 tahun ; disertai
kelainan pembuluh darah seperti atereosklerosis pada retina , tungkai,
dan renitis
• Kelas E : telah terjadi klasifikasi pembuluh darah
• Kelas F : diabetes dengan nefrosisa termasuk adanya glomerulonefritis
dan pieloneritis. Diabetes anak remaja ( juvenilis ) merupakan diabetes
yang diderita sejak anak-anak atau remaja.karena sedikit atau tidak
ada insulin endogen, cenderung timbul keto-asidosis
Pada prediabetik dijumpai pada kelainan anatomik dan metabolik,namun
tanpa gejala yang jelas, prediabetik dapat menjadi diabetes bila timbul
tekanan ( stres) seperti adanya kehamilan , infeksi, obesitas, emosi dan
lain-lain
a) Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas pada diabetes
adalah:
Kehamilan dapat menyebabkan status prediabetik manjadi manifes
( dabetik)
Diabetes akan mnjadi lebih berat oleh kehamilan
Pada persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerja rahim akan
memerlukan glukosa banyak, maka bisa terjadi hiperglikemia atau
koma
6. Dalam masa laktasi keperluan akan insulin akan bertambah
b) Pengaruh diabetes terhadap kehamilan:
Abortus dan partus prematurus
Hidramnion
Pre-eklampsia
Kesalahan letak janin
Insufisiensi plasenta
c) Pengaruh diabetes terhadap persalinan :
inersia uteri dan atonia uteri
distosia karena janin ( anak besar, bahu lebar)
kelahiran mati
persalinan lebih sering ditolong secara operatif
angka kejadan perdarahan dan infeksi tinggi
morbiditas dan mortalitas ibu tinggi
d) Pengaruh diabetes terhadap nifas:
Perdarahan dan infksi puerperal lebuh tinggi
Luka-luka jalan lahir lambat pulih/sembuh
e) Pengaruh diabtes terhadap terhadap janin dan bayi :
Sering terjadi abortus
7. Kematian janin dalam kandungan selama 36 minggu
Dapat terjadi cacat bawaan
Dsmaturitas
Janin besar ( bayi kingkong / makrosomia)
Kamatian neonatal tinggi
Kemudian hari dapat terjadi kelainan neurologik dan psikologik
4.Patofisiologi
Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu
dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan
penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml. (2)
Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid
pada dinding vaskuler yang mengakibatkan aterosklerosis. (3)
Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes
mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien
diabetes mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan
filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam
jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi
glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi
bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke
metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir
semua energinya pada lemak, kadar asam aseto – asetat dan asam
Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter
8. sampai setinggi 10 Meq/Liter.
5.Gambaran Klinik
Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut :
Pada tahap awal sering ditemukan :
a.Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga
klien mengeluh banyak kencing.
b.Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak
minum.
c.Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan.
Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya
akan berada sampai pada pembuluh darah.
d.Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini
disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain
yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh
selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh
termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan
DM walaupun banyak makan akan tetap kurus
e.Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi)
yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan
sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
6.Diagnosi
Diagnosis diabetes mellitus umumnya dipikirkan dengan adanya gejala khas
diabetes mellitus berupa poliuria, polidipsi, poliphagia, lemas dan berat badan
9. menurun. Jika keluhan dan gejala khas ditemukan dan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu yang lebih 216 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan
diagnosa
7.Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik.
Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi
farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Pada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan
yang manis untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada
penderita diabetes mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan)
yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan macadam
mains).
Diet panda dendrite diabetes mellitus adapt debag atlas beebread bagman
anthrax lain :
a.Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30
%, protein 20 %.
b.Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
c.Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
d.Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal
ginjal.
Indikasi diet A :
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
Indikasi diet B :
Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
a.Kurang tahan lapan dengan dietnya.
b.Mempunyai hyperkolestonemia.
10. c.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami
cerobrovaskuler acident (cva) penyakit jantung koroner.
d.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik
tetapi belum ada nefropati yang nyata.
e.Telah menderita diabetes dari 15 tahun
Indikasi diet B1
Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu
penderita diabetes terutama yang :
a.Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.
b.Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.
c.Masih muda perlu pertumbuhan.
d.Mengalami patah tulang.
e.Hamil dan menyusui.
f.Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
g.Menderita tuberkulosis paru.
h.Menderita penyakit graves (morbus basedou).
i.Menderita selulitis.
j.Dalam keadaan pasca bedah.
Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein
kadar tinggi.
Indikasi B2 dan B3
Diet B2
Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang klirens
kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt.
Sifat-sifat diet B2
a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein kurang.
b.Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan 20 %
lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.
c.Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori / hari.
Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
Diet B3
Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik yang
klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt
Sifat diet B3
11. a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
b.Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40 gram/hari.
c.Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan
2300 / hari. (bila tidak akan merubah jumlah protein).
d.Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
e.Dipilih lemak yang tidak jenuh.
Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang
dilaksanakan secara teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah
makan. Juga dianjurkan untuk melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan
sore hari dengan maksud untuk menurunkan BB.
Penyuluhan kesehatan.
Untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui
perorangan antara dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga
dilakukan melalui media-media cetak dan elektronik.
8.Komplikasi
a.Akut
1.)Hypoglikemia
2.)Ketoasidosis
3.)Diabetik
b.Kronik
1.)Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
2.)Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik,
nefropati diabetic.
3.)Neuropati diabetic.
B. TEORI KEPERAWATAN
Pengkajian
1. pengumpulan data
a. Identitas
12. Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan kebangsaan,
pendidkan , pekerjaan, alamat, nomor registrasi, tanggal masuk
RS, diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah kencing berlebihan
c. Riwayat penyakit sekarang
Alasan masuk rumah sakit
Menelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien
mengeluh banyak kencing, keadaan lemah dan mual muntah.
d. Riwayat kesehatan dahulu
• Mempunyai riwayat vaskuler : hipertensi
e. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyakit hipertensi dan DM
f. Aktivitas/istrahat
• Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
kram otot, tonus otot menurun, gangguan
tidur/istrahat
• Tanda : takikardi dan takipnea,
pada keadaan istrahat atau dengan aktivitas
letargi/disorientasi, koma
penurunan kekuatan otot
g. Sirkulasi
• Gejala : adanya riwayat hipertensi, IMA
Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada
ekstremitas
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
• Tanda : takikardi
Perubahan tekanan darah postural, hpertensi
Nadi yang menurun atau tak ada
Distrimia
Kulit panas, kering dan kemerahan
Bola mata cekung
13. )
h. Eliminasi
• Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
Rasa nyeri atau terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), ISK baru atau berulang
Nyeri tekan abdomen
• Tanda : urin encer, pucat, kuning ,
poliuria ( dapat berkembang menjadi
oleguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat)
urin berkabut, bau busuk (infeksi)
abdomen keras, adnya asites
bising usus lemah dan menurun
hiperatif (diare)
i. Integritas ego
• Gejala ; stress tergantung pada orang lain
Masalah financial yang berhubungan dengan
kondisi
• Tanda : ansietas, peka ransang
j. makanan / cairan
• gejala : hilang nafsu makan
mual/muntah
tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa/karbohidrat
penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari atau minggu
haus
penggunaan diuretic (tiasip)
• tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek
kekakuan/distensi abdomen, muntah
pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan
metabolic dengan peningkatan gula darah)
14. bau halitosis/manis, bau buah (nafas aseton)
k. f.neurosensori
• gejala : pusing/;pening
sakit kepala,
kesemutan, kebas kelemahan pata otot,
parestesia
gangguan penglihatan
• tanda : disorietasi, mengantuk, letargi,
stupor atau koma (tahap lanjut)
gangguan memory,kacau mental
refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma)
aktivitas kejang
l. Nyeri/kenyamanan
• Gejala : abdomen yang tegang/nyeri (sedang atau berat)
• Tanda : wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati hati
m. Pernapasan
• Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau
matudaknya infeksi)
• Tanda : lapar udara
Batuk dengan atau tanpa sputum perulen (infeksi )
Frekuensi pernapasan
n. Seksualitas
• gejala : rabas vagina (cenderung infeksi)
masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme
pada wanita
o. Keamanan
• Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit
• Tanda : demam, diaforesis
Menurunnya kekuatan umum/rentang gerak
15. Parastesi/paralysis otot termasuk otot-otot
penapasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam)
p. Penyuluhan Atau Pembelajaran
• Gejala : factor resiko keluarga, DM, penyakit jantung,
strok, hipertensi, pehyembuhan yang lambat
penggunaan obat seperti steroid, diuretic( tiasid)
dilantin dan fenobarbikel (dapat meningkatkan
kadar glukosa darah)
• Pertimbangan rencana pemulangan
Mungkin memerlukan bantuan dalam pangaturan
diet, pengobatan peratawatan diri, pemantauan
terhadap glukosa darah
q. Data psikologi
Perlu dikaji konsep diri, apakah ada gangguan dan bagaimana
persepsi klien akan penyakitnya terhadap konsep dirinya
r. Data social
Bagaiman hubungan klien dengan keluarga dan bagaimana peran
klien di rumah dan di rumah sakit
s. Data spiritual
Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan hubungan dengan
agama yang di anut
t. Pemeriksaan fisik
Secara umum :
• Meliputi keadaan klien
• Kesadaran klien
• Observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, Nadi, suhu,
dan respirasi
• TB dan BB untuk mengetahui keadaan nutrisi
Secara khusus:
16. Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yang
meliputi dari chepalo kearah kaudal terhadap semua organ
tubuh antara lain :
• Rambut
• Mata,telinga,
• Hidung, mulut
• Tenggorokan
• Leher
• Dada
• Abdomen
• Genetalia
• Musculoskeletal
• Integument
u. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium, EKG, Rontgen toraks, serta terapi yang diperoleh klien
dari dokter
2. Diagnosa dan intervensi keperawatan
a.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital.
2.)Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa..
3.)Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine..
4.)Timbang berat badan setiap hari.
5.)Berikan terapi cairan sesuai indikasi
b.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
Intervensi :
1.)Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien.
2.)Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
17. 3.)Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan
etnik/kultural..
4.)Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
5.)Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
c.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia..
Intervensi :
1).Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
2).Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan
yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk
pasiennya sendiri.
3).Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.
4).Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
5).Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam..
d.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan
dengan ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit..
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital dan status mental.l
2.)Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan
kebutuhannya..
3.)Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk
melakukan kegiatan sehari-hari sesuai kemampuannya.
4.)Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada
paha/kaki.
e.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik..
Intervensi :
1.)Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.
2.)Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup..
3.)Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah
sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
18. 4.)Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
sesuai toleransi.
.
. F.Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka
panjang/progresif yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang
lain.
Intervensi :
1.)Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang
perawatan di rumah sakit dan penyakitnya secara keseluruhan.
2.)Tentukan tujuan/harapan dari pasien atau keluarga.
3.)Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam
perawatan diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan
usaha yang dilakukannya.
4.)Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam
perawatan diri sendiri.
g.Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat,
keselahan interpretasi informasi.
Intervensi :
1.)Ciptakan lingkungan saling percaya
2.)Diskusikan dengan klien tentang penyakitnya.
3.)Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat..
4.)Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan
jawab pertanyaan pasien/orang terdekat.
19. BAB III
TINJAUAN KASUS
No. RM : 015
Tangga l : 14-sep.
Tampat : ruangan Asoka
I. DATA UMUM
1. Identitas klien
Nama : Ny.MP
TTL : Kendari 16 Mei 1967
Status perkawinan : Menikah
Penidikan terakhir : Sma
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Husni thamrin No. 015
Tanggal Masuk RS : 14 september 2008
Golongan darah : B
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Lama Bekerja -
Telp : (0401) 393553
Ruangan : :VIP. asoka
Sumbe Info : suami
2. Penanggung Jawab / pengantar
Nama : Tn. MA
Pendidkan terakhir : S1 fakultas hukum
Hub. Dengan klien : suami
Alamat : Jl. Husni thamrin no. 015
Umur : 52 Tahun
Pekerjaan : pengacara
20. II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : kencing berlebihan
2. Alasan masuk RS :sejak sebulan yang lalu klien mengeluh
banyak kencing, sering mengalami mual
muntah dan kelemahan.
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. klien mengatakan tidak pernah mendeita penyakit yang sama
2. klien mengatakan pernah menderita hipertensi
3. klien mengatakan tidak pernah mengalami pembedahan
4. klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan/ketergantungan terhadap
rokok, minuman alkkohol, kopi dan obat-obatan
I V.GENOGRAM
Keterangan : = Laki-laki
= Perempuan
= Klien
21. I. - Ayah klien telah meninggal dunia karena penyakit diabetes
melitus
- Ibu klien telah meninggal dunia karena factor usia
II. - Klien anak ketiga dari 3 bersaudara
- Istri klien anak ketiga dari tiga bersaudara
III. - Anak pertama klien bekerja sebagai arsitektur dan ketiga anak
klien sementara kuliah di Universitas Haluoleo
V. RIWAYAT PSIKO – SOSIO – SPIRITUAL
1. Pola koping koping individu klien tidak efektif
2. Harapan klien terhadap penyakitnya : Klien berharap tekanan agar
dapat kembali normal sehingga dapat sembuh kembali seperti semula .
3. Factor stressor : klien stres berat memikirkan penyakit yang
dideritanya.
4. Konsep diri : klien merasa sangat terganggu karena penyakit yang
dideritanya.
5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : klien tidak mengetahui
tentang penyakitnya
6. Adaptasi : Klien kurang beradaptasi di RS.
7. Hubungan dengan anggota keluarga : cukup baik
8. Hubungan dengan masyarakat ; klien kurang berinteraksi dengan
masyarakat .
9. Perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara:Cukup baik
10.Aktifitas social: -
11.Bahasa yang sering digunakan :Bhs.Indonesia
12.Keadaan lingkungan :Bersih
13.Kegiatan keagamaan/pola ibadah :Klien tidak pernah mengikuti
kegiatan keagamaan tetapi klien melaksanakan shalat 5 waktu
14.Keyakinan tentang kesehatan :Klien menyerahkan kesembuhan
penyakitnya kepada Allah SWT
VI. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Makan
22. Sebelum MRS : Klien makan 3x sehari,nafsu makan klien
meningkat
BB 55kg
Setelah MRS : Nafsu makan klien makan menurun 2x sehari
porsi kecil
BB 50kg
2. Minum
Sebelum MRS : Klien minum 6-7 gelas sehari
Setelah MRS : klien minum 7-8 gelas sehari pada keadaan ini
klien tidak mengalami gangguan pola makan
3. Tidur
Sebelum MRS : Klien tidak pernah tidur siang, tidur 4-5 jam sehari
Setelah MRS :Klien tidur 4-5jam sehari pada keadaan ini klien
tidak mengalami gangguan pola tidur
4. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum MRS :BAB klien 3-4x sehari
Setelah MRS :BAB klien 4-5x sehari
5. Elminasi Urine/BAK
Sebelum MRS : Klien BAK 5-6x dalam sehari
Setelah MRS : Klien BAK 7-8x dalam sehari
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS : Setiap Hari minggu klien rekreasi bersam
keluarga
Setelah MRS : Klien tidak pernah melakukan aktifitas
7. Personal Hygiene
Sebellum MRS : Klien mandi 2x sehari, mencuci rambut 1x
sehari, 1 minggu sekali klien memotong kuku
Setelah MRS :Klien mandi 2x sehari, mencuci rambut 2x
seminggu
23. VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. tanda-tanda vital
• TD : 160/110 mmHg
• N : 70 x /menit
• RR : 16 x / menit
• Suhu .: 36,5 ºC
2. Kepala
• Inspeksi : rambut lurus hitam dan pendek
Distribusi rambut merata
Tidak ada ketombe
• Palpasi : tidak ada udema
Tidak ada nyri tekan
3. wajah
• inspeksi : ekspresi wajah klien Nampak tegang
• palpasi :tidak ada udema dan nyeri tekan
4. mata
• inspeksi : simetris kiri dan kanan
konjungtiva Nampak pucat
kelopak mata tidak udema
• palpasi : tidak ada nyeri pada mata
5. hidung
• inspeksi : skimetris kiri dan kanan
tidak ada pengeluaran secret
fungsi penciuman baik
• palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. telinga
• inspeksi : simeris kiri dan kanan
tidak ada pengeluaran secret
24. fungsi pendengaran baik
• palpasi :tidak ada nyeri tekan
7. mulut, gigi tenggorokan
• inspeksi : mukosa bibir kering
keadaan gigi baik dan lengkap
tidak ada gangguan menelan
8. leher
• inspeksi : tidak Nampak pembesaran vena jugularis
tidak nampak pembesaran kelejar tiroid
• palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher
9. dada dan paru'-paru
• inspeksi : normal chest
pegerakan dan pengembangan dada sama ketika
ekspirsi dan inspirasi
• palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
• auskultasi : inspirasi sama dengan ekspirasi
10.system kardiovaskuler
• inspeksi : kesadaran baik
bentuk dada normal chest
wajah Nampak pucat
tidak ada udema pada tangan, kaki dan sendi
• palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
tidak ada nyeri tekan
• perkusi : -
• auskultasi : irama jantung tidak teratur
11.system musculoskeletal
• inspeksi : kekuatan otot berkurang
pola aktivitas terganggu
• palpasi :
25. 12.ekstremitas atas
• inspeksi : pergerakan klien terbatas
tidak ada hematom dan udem pada tangan
• palpasi : tidak ada nyeri tekan
13.abdomen
• inspeksi : tidak Nampak pembesaran pada abdomen
• palpasi : tidak teraba pembesaran hati
distensi abdomen tidak ditemukan
• perkusi : tidak ada penimbunan cairan dan masa
• auskultasi : peristaltik usus 5x/menit
14.ekstremitas bawah
• inspeksi : pergerakan klien tebatas
• palpasi : tidak nyeri tekan dan tidak ada udema
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg/dL
• Aseton plasma : positif secara mencolok
• Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
• Insulin darah : terjadi penurunan
• Urin : gula dan aseton positif
26. KLASIFIKASI DATA
Data subyektif
• klien mengatakan sering miksi
• klien mengatakan sering haus
• klien mengatakan bahwa ia lemas
• klien mengatakan kurang nafsu makan
• klien mengatakan lukanya lama sembuh
• klien mengatakan daya pikirnya melemah
• klien mengatakan kinerjanya menurun
• klien cepat merasa lelah jika beraktivitas
• klien bertanya tentang masalah atau penyakitnya
Data obyektif
• klien tampak lemah dan pucat,
• mukosa bibir kering
• klien tampak lemah dan kurus
• tonus otot buruk
• mual muntah
• proese penyembuhan luka yang lambat
• klien tampak kebingungan
• tampak ketidakmampuan klien untuk melakukan aktivitas seperti
biasanya
• klien tidak teratur mengikuti istruksi
27. ANALISA DATA
N
O
DATA PENYEBAB DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
2.
3.
Ds:
• klien mengatakan
sering miksi
• klien mengatakan
sering haus
Do:
• klien tampak lemah
dan pucat,
• mukosa bibir kering
Ds:
• klien mengatakan
bahwa ia lemas
• klien mengatakan
kurang nafsu makan
Do:
• klien tampak lemah
dan kurus
• tonus otot buruk
• mual muntah
Defesiensi insulin
absolute
↓
P↓ pemakaian glukosa
oleh sel
↓
Hiperglikemia
↓
Glicosuria
↓
Osmotic diuresis
Defisiensi isulin
absolute
↓
Protolisis
↓
Asam amino m↑
↓
Glukoneogenesis
↓
Ketogenesis
↓
Ketonemia
↓
P↓ PH
↓
Penurunan BB
kekurangan volume
cairan tubuh
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
28. 4.
5.
6.
Ds:
• klien mengatakan
lukanya lama sembuh
Do:
• proese penyembuhan
luka yang lambat
Ds;
• klien mengatakan
daya pikirnya
melemah
Do:
• klien tampak
kebingungan
DS :
• klien mengatakan
kinerjanya menurun
• klien cepat merasa
lelah jika beraktivitas
Do:
• tampak
ketidakmampuan
klien untuk
melakukan aktivitas
seperti biasanya
Ds:
• klien bertanya
tentang masalah atau
penyakitnya
Defesiensi insulin
absolute
↓
P↓ pemakaian glukosa
oleh sel
↓
Hiperglikemia
↓
Hiperosmolalitas
Defesiensi insulin
absolute
↓
P↓ pemakaian glukosa
oleh sel
↓
Hiperglikemia
↓
Surbitol m↑
↓
G3 konduksi saraf
Defesiensi insulin
absolute
↓
Lipolisis
↓
Kelemahan otot
Defesiensi insulin
absolute
↓
Perubahan status
kesehatan
Resiko infeksi
Resiko tinggi
perubahan persepsi
sensori
Kelelahan
Kurang pengetahuan
tentang penyakit ,
prognosis dan
kebutuhan pengobatan
29. Do:
• klien tidak teratur
mengikuti istruksi
↓
Hospitalisasi
↓
Informasi in adekuat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang
mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein,
lemak dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler,
mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)
Diabetes mellitus disebabkan oleh factor genetic dan factor non
genetic seperti infeksi, nutrisi, stress dan hormonal
Gejala yang sering terjadi pada diabetes mellitus yaitu poliuru,
polidipsi, poliphagi,berat badan menurun, lelah dan kurang
tenaga
Diagnosa yang dapat muncul pada penyakit diabetes mellitus
adalah
o Kekurangan volume cairan
o Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan
o Resiko infeksi
30. o Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori
o Kelelahan
o Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan
B. Saran
Adapun saran dalam pembuatan makakalah ini adalah dapat
dijadikan sebagai acuan dalam menambah penetahuan pada penderita
penyakit diabetes mellitus.