SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB 1
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN DERMATITIS
Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang
menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda
seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik.
Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak mengancam jiwa
atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan
percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati
penyakit dermatitis.
Dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada
kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis
atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan
terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak,
memerah dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang
semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya
mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana
saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang
lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang
bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya,
substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang
substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus,
menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan
dan pengerasan kulit.
B. KLASIFIKASI
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan
gejala berbeda:
1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel
pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang
terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah
dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang
meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau
alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya
bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi
Djuanda,2005)
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat
yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk
menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan
tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
3. Seborrheich Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita
penyakit saraf seperti Parkinson.
4. Statis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena)
tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering
berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul
ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain
pada kaki juga menjadi penyebab.
5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita(D.A, rinitis
alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami
ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). (Adhi Djuanda,2005)
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah.
Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat
alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki
asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat
keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
C . ETIOLOGI
Faktor Genetik, terdapat riwayat stigmata atopi berupa asma bronchial, rinitis alergik,
konjungtivitis alergik, dan dermatitis atopic dalam keluarganya.
 Faktor Imunologik, pada penderita ditemukan peningkatan jumlah IgE dalam serum.
 Faktor Psikologik, seperti stress emosional dapat memperburuk dermatitis atopik.
 Faktor pencetus yang dapat memperburuk dermatitis atopik (makanan, inhalan, dan
alergen lain, kelembaban rendah, keringat berlebih, penggunaan bahan iritasi).
Penyebabnya secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen ), fisik ( sinar matahari,
( mikroorganisme, jamur).
2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :
detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,
jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi
penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda
pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.
Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri
yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat
bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan .Selulit muncul pada
seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita
mengalami selulit dan eksim.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
 Keringnya kulit.
 Iritasi oleh sabun, deterjen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain.
 Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan
pakaian berlapis.
 Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.
 Alergi terhadap debu, serbuk bunga, atau bulu hewan.
 Virus dan infeksi lain.
 Perjalan ke Negara dengan iklim berbeda.
E .GEJALA KLINIS
Pada umumnya penderita dermatitis akan meneluh gatal, dimana gejala klinis lainnya
bergantung pada stradium penyakitnya.
 Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan
eksudasi sehingga tampak basah.
 Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mongering menjadi kusta.
 Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal
memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
F .PATOFISOLOGI
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan melalui kerja
kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan
lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel
epidermis. Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan
lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan, gesekan,
mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan gejala diatas dapat
menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu, dapat
menimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra tubuh yang timbul karena vesikel
kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik.
1 .Dermatitis Kontak
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
 Dermaitis Kontak Iritan : Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan
konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan
menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.
 Dermatitis Kontak Alergik : Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah
reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup
kemungkinan di daerah lain.
2 . Dermatitis Atopik
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik
pada penderita atau keluarganya.
3 .Dermatitis Numularis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi
5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta.
bagian tubuh.
4 . Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat
berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah
edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-
tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah
berubah menjadi hemosiderin.
5. Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar;
krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit kepala, alis, daerah
nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat
paha dan skrotum.Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila
basah disebutpytiriasis steatoides ;
PENYIMPANGAN KDM
G .MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama
pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama
palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
 Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan
eksudasi sehingga tampak basah.
 Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi
kusta.
 Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.
tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi
kulit stadium kronis.
H . PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan penunjang :
 Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
 Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
 Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globuli
 Urin : pemerikasaan histopatologi
Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran
histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis akut
perubahan pada dermatitis berupa edema interseluler (spongiosis), terbentuknya vesikel atau
bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai edema dan infiltrasi perivaskuler sel-sel
mononuclear. Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan
kadangkadang parakeratosis. Pada dermatitis kronik akan terlihat akantosis, hiperkeratosis,
parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak adanya vesikel dan pada dermis dijumpai infiltrasi
perivaskuler, pertambahan kapiler dan fibrosis. Gambaran tersebut merupakan dermatitis secara
umum dan sangat sukar untuk membedakan gambaran histopatologik antara dermatitis kontak
alergik dan dermatitis kontak iritan.
Pemeriksaan ultrastruktur menunjukkan 2-3 jam setelah paparan antigen, seperti
dinitroklorbenzen (DNCB) topikal dan injeksi ferritin intrakutan, tampak sejumlah besar sel
langerhans di epidermis. Saat itu antigen terlihat di membran sel dan di organella sel Langerhans.
Limfosit mendekatinya dan sel Langerhans menunjukkan aktivitas metabolik. Berikutnya sel
langerhans yang membawa antigen akan tampak didermis dan setelah 4-6 jam tampak rusak dan
jumlahnya di epidermis berkurang. Pada saat yang sama migrasinya ke kelenjar getah bening
setempat meningkat. Namun demikian penelitian terakhir mengenai gambaran histologi,
imunositokimia dan mikroskop elektron dari tahap seluler awal pada pasien yang diinduksi
alergen dan bahan iritan belum berhasil menunjukkan perbedaan dalam pola peradangannya.
I. KOMPLIKASI
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus
3. hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
4. jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi
J . PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya penatalaksanaan yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan
menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap
penyakitnya dan perlindungan pada kulit.
1. Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan
kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan
sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat
bergagang panjang, penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
1 . Pengobatan topikal
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan
dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi
kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres,
bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan
salep
2 .. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema, juga pada kasus-
kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik. Jenis-jenisnya adalah :
K . PENCEGAHAN
 Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah
faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang
 Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah
 Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat
 Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
 Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.
 Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
 Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras
L. PENGOBATAN
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk
mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim
pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini
biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga
lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga
diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
 Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi
ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan
pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa
menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke
dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan
memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah
terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri
penyebab infeksi.
 Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka
mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan
penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu
dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap
kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak
berbau (misalnya krim pelembab kulit).
 Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal,
terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi
sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan
sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan
dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk
penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang
diberikan.
 Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada
dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat
gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.
. M .PENATALAKSANAAN MEDIS DAN PERAWAT
Menurut Adhi Jaunda, 2005 penatalaksanaan medis dan perawat yang dilakukan pada
kasus dermatitis adalah :
 Terapi Sistemik : pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi
antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit-SRS-A dan pada kasus berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
 Terapi topical : dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi
bedak kocok bila kronik diberi salep.
 Diet : tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) contoh : daging,
susu, ikan, kacamg-kacangan, jeruk, pisang dan lain-lain.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1 . identintas klien
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidkan
pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
2 . Identitas Penanggung jawab
Identitas penanggung jawab adalah identitas dari seseorang yang bertanggung jawab atas
pasien termasuk dalam hal menanggung biaya. Biasanya terdiri dari nama, usia, alamat,
pekerjaan, agama, status, dan hubungan dengan pasien
3 .Keluhan utama
Pada kasus dermatitis biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri.Gejala yang
sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi
yang timbul.
4 .data riwayat kesehatan
a) Riwayat Kesehatan sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama
dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya
c) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
d) Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami
stress yang berkepanjangan.
e ) Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
pernahkah n (alergi) terhadap sesuatu obat
5 . Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Ringan, sedang, berat.
2. Tingkat Kesadaran
 Kompos mentis.
 Apatis.
 Samnolen, letergi/hypersomnia.
 Delirium.
 Stupor atau semi koma.
 Koma
Tingkat Kesadaran dermatitis kontak biasanya tidak terganggu Dermatitis kontak termasuk
tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian,
penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.
3. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
 Denyut nadi
 Suhu tubuh
 Pernafasan
 Berat Badan
 Tinggi Badan
 Kulit.
a. Inspeksi
 radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
 kemerahan (rubor),
 gangguan fungsi kulit (function laisa).
 biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul
secara serentak atau beturut-turut.
 terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
 Terdapat bula atau pustule,
 ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti
sika.
 terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi
dan sebagai sekuele telihat
 hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
b. Palpasi
 Nyeri tekan
 edema atau pembengkakan
 Kulit bersisik
4. Keadaan Kepala
a . Inspeksi
tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor.
b .Palpasi
Periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa.
5. Keadaan mata
a .Inspeksi
 Palpebrae :tidak edema, tidak radang
 Sclera :Tidak ictertu
 Conjuctiva :Tidak terjadi peradanga
 Pupil : Isokor
b Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
 Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
6. Keadaan hidung.
a. inspeksi
 simetris kiri dan kanan
 Tidak ada pembengkakan dan sekresi
 Tidak ada kemerahan pada selaput lendir
b. Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
 Tidak ada benjolan/tumor
6 Keadaan telinga
inspeksi
 telinga bagian luar simetris
 tidak ada serumen/cairan, nanah
6. Pola Kegiatan Sehari-hari
 Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan, frekwensi
maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai banyak
minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.
 Eliminasi
Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti
frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit
 Aktivitas
Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami gangguan
dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami infeksi maka
akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari.
 Istirahat
Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta adanya
nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
 Pola Interaksi social
Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi sosialnya
terganggu biasanya akanmerasa malu dengan penyakitnya.
 Keadaan Psikologis
Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan biasanya klien
lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang diderita. Pada keadaaan
psikologis ada beberapa hal yang perlu dikaji seperti bagaimana persepsi klien terhadap
penyakit yang diderita sekarang, bagaimana harapan klien terhadap keadaan
kesehatannyaserta bagaimana pola interaksi dengan tenaga kesehatan &
lingkungan.
 Kegiatan Keagamaan
Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan untuknya
dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan keagamaan seperti klien
menganut agama apaselama sakit klien sering berdoa.
7. analisa data
DATA ETIOLOGI
MASALAH
KEPERAWATAN
DO:
Kulit klien kemerahan,
terkelupas, dan lecet
Kekeringan pada kulit Gangguan integritas kulit
DO:
Kulit klien tampak kering,
berwarna kemerahan,
terkelupas dan lecet.
paparan allergen  Resiko kerusakan kulit
DO:
Klien tampak gatal, dan
sering menggaruk.
Pruritus (rasa gatal)  Perubahan rasa nyaman
B .DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
 Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit.
 Perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus.
 Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
 Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan
kulit.
 Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.
C . INTERFENSI
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
1. pantau keadaan kulit pasien
2. Jaga dengan cermat terhadap resiko
terjadinya cedera termal akibat
penggunaan kompres hangat dengan
suhu yang terlalu tinggi dan akibat
cidera panas yang tidak terasa (
bantalan pemanasan, radiator )
HE:
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
kosmetik dan preparat tabir surya.
kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat anti histamine dan
salep kulit
 Mengetahui kondisi kulit untuk
dilakukan pilihan intervensi
yang tepat
 Penderita dermatosis dapat
mengalami penurunan
sensitivitas terhadap panas.
 Banyak masalah kosmetika
pada hakekatnya semua
kelainan malignitas kulit dapat
dikaitkan dengan kerusakan
kulit kronik.
 Penggunaan anti histamine
dapat mengurangi respon gatal
serta mempercepat proses
pemulihan
2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit
Sasaran : peredaan ketidaknyamanan
Hasil yang diharapkan :
Mencapai peredaan gangguan ras
 Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda
 Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan
 Mematuhi terapi yang diprogramkan
 Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.
 Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
 Periksa daerah yang terlibat
2. Upaya untuk menemukan penyebab
gangguan rasa nyaman
3. Mencatat hasil – hasil observasi secara rinci
dengan memakai terminology deskriptif
4. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin
terjadi ; mendapatkan riwayat pemakaian
obat.
 Kendalikan factor – factor
iritan
6. Pertahankan kelembaban kira – kira 60 % ;
gunakan alat pelembab.
7. Pertahankan lingkungan dingin
 Gunakan sabun ringan ( Dove
) atau sabun yang dibuat untuk
kulit sensitive ( Neutrogena,
Avveno ).
 Lepaskan kelebihan pakaian
atau peralatan di tempat tidur.
 Pemahaman tentang luas dan
karakteristik kulit meliputi bantuan
dalam menyusun rencana
intervensi.
 Membantu mengidentifikasi
tindakan yang tepat untuk
memberikan kenyamanan.
 Deskripsi yang akurat tentang
erupsi kulit diperlukan untuk
diagnosisi dan pengobatan. Banyak
kondisi kulit tampak serupa tetapi
mempunyai etiologi yang berbeda.
Respons inflamasi kutan mungkin
mati pada pasien lansia.
 Ruam menyeluruh terutama dengan
aeitan yang mendadak dapat
mennjukkan reaksi alergi terhadap
obat.
 Rasa gatal diperburuk oleh panas,
kimia, dan fisik.

 Dengan kelembaban yang rendah, kulit
akan kehilangan air.
 Kesejukan mengurangi gatal
10. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan
sabun ringan
11. Hentikan pemajanan berulang terhadap
detergen, pembersih, dan pelarut.
12. Gunakan tindakan perawatan kulit untuk
mempertahankan integritas kulit dan
meningkatkan kenyamanan pasien.
13. lakukan kompres penyejuk dengan air suam –
suam kuku ataukompres dingin guna
meredakan rasa gatal.
 Atasi kekeringan ( serosis )
sebagaimana dipreskripsikan.
Kolaborasi:
 Oleskan lotion dan krim kulit
segera setelah mandi
2. Gunakan terapi topical seperti yang
dipreskripsikan.
 Anjurkan pasien untuk
menghindari pemakaian salep
ayau lotion yang dibeli tanpa
resep dokter.
 Jaga agar kuku selalu
terpangkas.
 Upaya ini mencakup tidak adanya
larutan detegen, zat pewarna atau
bahan pengeras.
 Meningkatkan lingkungan yang
sejuk
 Sabun yang keras dapat
menimbulkan iritasi kulit.
 Setiap substansi yang
mneghilangkan air, lipid atau
protein dari epidermis akan
mengubah fungsi barier kulit.
 Kulit merupakan barier yang
penting yang harus dipertahankan
keutuhannya agar dapat berfungsi
dengan benar.
 Penghisapan air yang bertahap dari
kasa kompres akan menyejukkan
kulit dan meredakan pruritus.
 Kulit yang kering dapat
menimbulkan daerah dermatitis dengan
kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada
bentuk yang lebih berat, pembengkakan,
pembentukan lepuh, keretakan dan
eksudat.
 Hidrasi yang efektif pada stratum
korneum mencegah gangguan
lapisan barier pada kulit.
 Tindakan ini membantu meredakan
gejala
 Masalah pasien dapat disebabkan
oleh iritasi atau sensitisasi karena
pengobatan sendiri.
 Pemotongan kuku akan mengurangi
kerusakan kulit karena garukan.
3. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus
Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak.
Hasil yang diharapkan :
 Mencapai tidur yang nyenyak
 Melaporkan peredaan rasa gatal
 Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat
 Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam hari.
 Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.
 Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
1. Bantu pasien melakukan gerak
badan secara teratur
2. jaga kamar tidur agar tetap memiliki
ventilasi dan kelembaban yang baik.
Kolaborasi:
1. Cegah dan obati kulit yang
kering
HE:
1. Anjurkan kepada klien menjaga
kulit selalu lembab
2. Anjurkan klien Menghindari minuman
yang mengandung kafein menjelang
tidur di malam hari.
3. Anjurkan klien Mengerjakan
hal – hal yang ritual dan rutin
menjelang tidur.
 Gerak badan memberikan efek yang
menguntungkan untuk tidur jika
dilaksanakan pada sore hari.
 Udara yang kering membuat kulit terasa
gatal. Lingkungan yang nyaman
meningkatkan relaksasi.
 Pruritus noeturnal mengganggu tidur yang
normal.
 Tindakan ini mencegah kehilangan air.
Kulit yang kering dan gatal biasanya tidak
dapat disembuhkan tetapi bisa
dikendalikan.
 Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam
sesudah dikonsumsi
 Tindakan ini memudahkan peralihan dari
keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.
4. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri.
Hasil yang diharapkan :
 Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
 Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan – mandiri.
 Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.

BAB III
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal. Klasifikasi
Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numularis dan demertitis
soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan
fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis dermatitis
adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan,
edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia
eksterna. Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa medis
maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan medis dan
keperawatan adalah infeksi.
Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Nyeri
berhubungan dengan adanya lesi kulit, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi
dermatitis, respon menggaruk, gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus, gangguan
citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik dan resiko infeksi
berhubungan dengan kerusakan perlindungan kulit.
B. SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit
dermatitis dan pencegahannya.
Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting, dan diharapkan kepada
mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan
keperawatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Prof. DR. Adhi, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
dart. 2002. Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Volume 3.
Mansyoer, arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Jilid
Alimul. 2006. Pengantar ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/asuhan-keperawatan-dengan-klien.html
TUGAS : KMB
DOSEN :NS YATABA S.KEP
“ ASKEP DERMATITIS “
Oleh
Kelompok v
1. Hastina susen
2. SUSANTI
3. Sarmina
4. Heti wulan sari
5. Emi sailan
STIK AVICENNA KAMPUS IV MUNA
THN. 2015

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Wound care new
Wound care newWound care new
Wound care new
 
asuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigoasuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigo
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Woc dermatitis
Woc dermatitisWoc dermatitis
Woc dermatitis
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
 
Dermatitis
Dermatitis  Dermatitis
Dermatitis
 
Dermatitis.ppt
Dermatitis.pptDermatitis.ppt
Dermatitis.ppt
 
Askep dermatitis
Askep dermatitis Askep dermatitis
Askep dermatitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakasuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
 
Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 
Dermatitis kontak
Dermatitis kontakDermatitis kontak
Dermatitis kontak
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
 
Dermatitis r i3
Dermatitis r i3Dermatitis r i3
Dermatitis r i3
 
Askep hiv aids
Askep hiv aidsAskep hiv aids
Askep hiv aids
 
Materi terlampir
Materi terlampirMateri terlampir
Materi terlampir
 
Asuhan keperawatan HIV/AIDS
 Asuhan keperawatan HIV/AIDS Asuhan keperawatan HIV/AIDS
Asuhan keperawatan HIV/AIDS
 
Asuhan Keperawatan Pada Dermatitis Kontak
 Asuhan Keperawatan Pada Dermatitis Kontak Asuhan Keperawatan Pada Dermatitis Kontak
Asuhan Keperawatan Pada Dermatitis Kontak
 
Leprae AKPER PEMKAB MUNA
Leprae  AKPER PEMKAB MUNA Leprae  AKPER PEMKAB MUNA
Leprae AKPER PEMKAB MUNA
 

Similar to Askep dermatitis (20)

Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Leaflet dermatitis
Leaflet dermatitisLeaflet dermatitis
Leaflet dermatitis
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitis
 
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
 
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
 
Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
Contoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipil
Contoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipilContoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipil
Contoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipilbakahbawe2024
 
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdfModul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdfindra tj
 
PPT integrasi layanan primer puskesmas.pptx
PPT integrasi layanan primer puskesmas.pptxPPT integrasi layanan primer puskesmas.pptx
PPT integrasi layanan primer puskesmas.pptxAyuNila4
 

Recently uploaded (6)

[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
Contoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipil
Contoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipilContoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipil
Contoh Penyusunan SKP bagi pegawai negeri sipil
 
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdfModul Ajar Hukum Kelembagaan  Negara.pdf
Modul Ajar Hukum Kelembagaan Negara.pdf
 
PPT integrasi layanan primer puskesmas.pptx
PPT integrasi layanan primer puskesmas.pptxPPT integrasi layanan primer puskesmas.pptx
PPT integrasi layanan primer puskesmas.pptx
 

Askep dermatitis

  • 1. BAB 1 TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN DERMATITIS Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik. Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit dermatitis. Dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah dan kulit gatal. Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit.
  • 2. B. KLASIFIKASI Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala berbeda: 1. Contact Dermatitis Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. (Adhi Djuanda,2005) Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput. 2. Neurodermatitis Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005) Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher. 3. Seborrheich Dermatitis Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti Parkinson. 4. Statis Dermatitis Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
  • 3. Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab. 5. Atopic Dermatitis Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita(D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). (Adhi Djuanda,2005) Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa. C . ETIOLOGI Faktor Genetik, terdapat riwayat stigmata atopi berupa asma bronchial, rinitis alergik, konjungtivitis alergik, dan dermatitis atopic dalam keluarganya.  Faktor Imunologik, pada penderita ditemukan peningkatan jumlah IgE dalam serum.  Faktor Psikologik, seperti stress emosional dapat memperburuk dermatitis atopik.  Faktor pencetus yang dapat memperburuk dermatitis atopik (makanan, inhalan, dan alergen lain, kelembaban rendah, keringat berlebih, penggunaan bahan iritasi). Penyebabnya secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen ), fisik ( sinar matahari, ( mikroorganisme, jamur). 2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
  • 4. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia (contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik. Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan .Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim. D. FAKTOR PREDISPOSISI  Keringnya kulit.  Iritasi oleh sabun, deterjen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain.  Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan pakaian berlapis.  Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.  Alergi terhadap debu, serbuk bunga, atau bulu hewan.  Virus dan infeksi lain.  Perjalan ke Negara dengan iklim berbeda. E .GEJALA KLINIS Pada umumnya penderita dermatitis akan meneluh gatal, dimana gejala klinis lainnya bergantung pada stradium penyakitnya.  Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.  Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mongering menjadi kusta.  Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
  • 5. F .PATOFISOLOGI Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan melalui kerja kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel epidermis. Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan, gesekan, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan gejala diatas dapat menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu, dapat menimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra tubuh yang timbul karena vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik. 1 .Dermatitis Kontak Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.  Dermaitis Kontak Iritan : Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.  Dermatitis Kontak Alergik : Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain. 2 . Dermatitis Atopik Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik pada penderita atau keluarganya. 3 .Dermatitis Numularis Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. bagian tubuh. 4 . Dermatitis Statis Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah
  • 6. edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk- tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin. 5. Dermatitis Seiboroika Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebutpytiriasis steatoides ; PENYIMPANGAN KDM
  • 7. G .MANIFESTASI KLINIS Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.  Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.  Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.  Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi. tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi kulit stadium kronis. H . PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan penunjang :  Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).  Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi 2. Laboratorium  Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globuli  Urin : pemerikasaan histopatologi Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis akut perubahan pada dermatitis berupa edema interseluler (spongiosis), terbentuknya vesikel atau bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai edema dan infiltrasi perivaskuler sel-sel mononuclear. Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan kadangkadang parakeratosis. Pada dermatitis kronik akan terlihat akantosis, hiperkeratosis, parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak adanya vesikel dan pada dermis dijumpai infiltrasi perivaskuler, pertambahan kapiler dan fibrosis. Gambaran tersebut merupakan dermatitis secara
  • 8. umum dan sangat sukar untuk membedakan gambaran histopatologik antara dermatitis kontak alergik dan dermatitis kontak iritan. Pemeriksaan ultrastruktur menunjukkan 2-3 jam setelah paparan antigen, seperti dinitroklorbenzen (DNCB) topikal dan injeksi ferritin intrakutan, tampak sejumlah besar sel langerhans di epidermis. Saat itu antigen terlihat di membran sel dan di organella sel Langerhans. Limfosit mendekatinya dan sel Langerhans menunjukkan aktivitas metabolik. Berikutnya sel langerhans yang membawa antigen akan tampak didermis dan setelah 4-6 jam tampak rusak dan jumlahnya di epidermis berkurang. Pada saat yang sama migrasinya ke kelenjar getah bening setempat meningkat. Namun demikian penelitian terakhir mengenai gambaran histologi, imunositokimia dan mikroskop elektron dari tahap seluler awal pada pasien yang diinduksi alergen dan bahan iritan belum berhasil menunjukkan perbedaan dalam pola peradangannya. I. KOMPLIKASI 1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit 2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus 3. hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi 4. jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi J . PENATALAKSANAAN Pada prinsipnya penatalaksanaan yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit. 1. Pencegahan Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen. 2. Pengobatan 1 . Pengobatan topikal Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi
  • 9. kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan salep 2 .. Pengobatan sistemik Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema, juga pada kasus- kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik. Jenis-jenisnya adalah : K . PENCEGAHAN  Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang  Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah  Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat  Jaga kebersihan diri dan lingkungan.  Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.  Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.  Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras L. PENGOBATAN Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.  Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah
  • 10. terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.  Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).  Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.  Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik. . M .PENATALAKSANAAN MEDIS DAN PERAWAT Menurut Adhi Jaunda, 2005 penatalaksanaan medis dan perawat yang dilakukan pada kasus dermatitis adalah :  Terapi Sistemik : pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit-SRS-A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.  Terapi topical : dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi salep.  Diet : tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) contoh : daging, susu, ikan, kacamg-kacangan, jeruk, pisang dan lain-lain.
  • 11. BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A.PENGKAJIAN 1 . identintas klien Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidkan pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain. 2 . Identitas Penanggung jawab Identitas penanggung jawab adalah identitas dari seseorang yang bertanggung jawab atas pasien termasuk dalam hal menanggung biaya. Biasanya terdiri dari nama, usia, alamat, pekerjaan, agama, status, dan hubungan dengan pasien 3 .Keluhan utama Pada kasus dermatitis biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri.Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul. 4 .data riwayat kesehatan a) Riwayat Kesehatan sekarang Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya. b) Riwayat penyakit dahulu Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya c) Riwayat penyakit keluarga Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya. d) Riwayat psikososial Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan. e ) Riwayat pemakaian obat Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah n (alergi) terhadap sesuatu obat
  • 12. 5 . Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Ringan, sedang, berat. 2. Tingkat Kesadaran  Kompos mentis.  Apatis.  Samnolen, letergi/hypersomnia.  Delirium.  Stupor atau semi koma.  Koma Tingkat Kesadaran dermatitis kontak biasanya tidak terganggu Dermatitis kontak termasuk tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. 3. Tanda-tanda vital  Tekanan darah  Denyut nadi  Suhu tubuh  Pernafasan  Berat Badan  Tinggi Badan  Kulit. a. Inspeksi  radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).  kemerahan (rubor),  gangguan fungsi kulit (function laisa).  biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.  terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.  Terdapat bula atau pustule,  ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.
  • 13.  terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat  hiperpigmentasi tau hipopigmentasi. b. Palpasi  Nyeri tekan  edema atau pembengkakan  Kulit bersisik 4. Keadaan Kepala a . Inspeksi tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor. b .Palpasi Periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa. 5. Keadaan mata a .Inspeksi  Palpebrae :tidak edema, tidak radang  Sclera :Tidak ictertu  Conjuctiva :Tidak terjadi peradanga  Pupil : Isokor b Palpasi  Tidak ada nyeri tekan  Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada 6. Keadaan hidung. a. inspeksi  simetris kiri dan kanan  Tidak ada pembengkakan dan sekresi  Tidak ada kemerahan pada selaput lendir b. Palpasi  Tidak ada nyeri tekan  Tidak ada benjolan/tumor 6 Keadaan telinga inspeksi
  • 14.  telinga bagian luar simetris  tidak ada serumen/cairan, nanah 6. Pola Kegiatan Sehari-hari  Nutrisi Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan, frekwensi maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai banyak minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.  Eliminasi Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit  Aktivitas Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami gangguan dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami infeksi maka akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari.  Istirahat Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta adanya nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.  Pola Interaksi social Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi sosialnya terganggu biasanya akanmerasa malu dengan penyakitnya.  Keadaan Psikologis Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan biasanya klien lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang diderita. Pada keadaaan psikologis ada beberapa hal yang perlu dikaji seperti bagaimana persepsi klien terhadap penyakit yang diderita sekarang, bagaimana harapan klien terhadap keadaan kesehatannyaserta bagaimana pola interaksi dengan tenaga kesehatan & lingkungan.  Kegiatan Keagamaan Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan keagamaan seperti klien menganut agama apaselama sakit klien sering berdoa.
  • 15. 7. analisa data DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN DO: Kulit klien kemerahan, terkelupas, dan lecet Kekeringan pada kulit Gangguan integritas kulit DO: Kulit klien tampak kering, berwarna kemerahan, terkelupas dan lecet. paparan allergen  Resiko kerusakan kulit DO: Klien tampak gatal, dan sering menggaruk. Pruritus (rasa gatal)  Perubahan rasa nyaman B .DIAGNOSA KEPERAWATAN  Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.  Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit.  Perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus.  Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.  Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit.  Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.
  • 16. C . INTERFENSI INTERVENSI RASIONAL Mandiri: 1. pantau keadaan kulit pasien 2. Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cedera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi dan akibat cidera panas yang tidak terasa ( bantalan pemanasan, radiator ) HE: 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya. kolaborasi 1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti histamine dan salep kulit  Mengetahui kondisi kulit untuk dilakukan pilihan intervensi yang tepat  Penderita dermatosis dapat mengalami penurunan sensitivitas terhadap panas.  Banyak masalah kosmetika pada hakekatnya semua kelainan malignitas kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit kronik.  Penggunaan anti histamine dapat mengurangi respon gatal serta mempercepat proses pemulihan 2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit Sasaran : peredaan ketidaknyamanan Hasil yang diharapkan : Mencapai peredaan gangguan ras  Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda  Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan  Mematuhi terapi yang diprogramkan
  • 17.  Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.  Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat. INTERVENSI RASIONAL Mandiri:  Periksa daerah yang terlibat 2. Upaya untuk menemukan penyebab gangguan rasa nyaman 3. Mencatat hasil – hasil observasi secara rinci dengan memakai terminology deskriptif 4. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin terjadi ; mendapatkan riwayat pemakaian obat.  Kendalikan factor – factor iritan 6. Pertahankan kelembaban kira – kira 60 % ; gunakan alat pelembab. 7. Pertahankan lingkungan dingin  Gunakan sabun ringan ( Dove ) atau sabun yang dibuat untuk kulit sensitive ( Neutrogena, Avveno ).  Lepaskan kelebihan pakaian atau peralatan di tempat tidur.  Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulit meliputi bantuan dalam menyusun rencana intervensi.  Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk memberikan kenyamanan.  Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosisi dan pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak serupa tetapi mempunyai etiologi yang berbeda. Respons inflamasi kutan mungkin mati pada pasien lansia.  Ruam menyeluruh terutama dengan aeitan yang mendadak dapat mennjukkan reaksi alergi terhadap obat.  Rasa gatal diperburuk oleh panas, kimia, dan fisik.   Dengan kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air.  Kesejukan mengurangi gatal
  • 18. 10. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun ringan 11. Hentikan pemajanan berulang terhadap detergen, pembersih, dan pelarut. 12. Gunakan tindakan perawatan kulit untuk mempertahankan integritas kulit dan meningkatkan kenyamanan pasien. 13. lakukan kompres penyejuk dengan air suam – suam kuku ataukompres dingin guna meredakan rasa gatal.  Atasi kekeringan ( serosis ) sebagaimana dipreskripsikan. Kolaborasi:  Oleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi 2. Gunakan terapi topical seperti yang dipreskripsikan.  Anjurkan pasien untuk menghindari pemakaian salep ayau lotion yang dibeli tanpa resep dokter.  Jaga agar kuku selalu terpangkas.  Upaya ini mencakup tidak adanya larutan detegen, zat pewarna atau bahan pengeras.  Meningkatkan lingkungan yang sejuk  Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi kulit.  Setiap substansi yang mneghilangkan air, lipid atau protein dari epidermis akan mengubah fungsi barier kulit.  Kulit merupakan barier yang penting yang harus dipertahankan keutuhannya agar dapat berfungsi dengan benar.  Penghisapan air yang bertahap dari kasa kompres akan menyejukkan kulit dan meredakan pruritus.  Kulit yang kering dapat menimbulkan daerah dermatitis dengan kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada bentuk yang lebih berat, pembengkakan, pembentukan lepuh, keretakan dan eksudat.  Hidrasi yang efektif pada stratum
  • 19. korneum mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.  Tindakan ini membantu meredakan gejala  Masalah pasien dapat disebabkan oleh iritasi atau sensitisasi karena pengobatan sendiri.  Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakan kulit karena garukan. 3. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak. Hasil yang diharapkan :  Mencapai tidur yang nyenyak  Melaporkan peredaan rasa gatal  Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat  Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam hari.  Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.  Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.
  • 20. INTERVENSI RASIONAL Mandiri : 1. Bantu pasien melakukan gerak badan secara teratur 2. jaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik. Kolaborasi: 1. Cegah dan obati kulit yang kering HE: 1. Anjurkan kepada klien menjaga kulit selalu lembab 2. Anjurkan klien Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur di malam hari. 3. Anjurkan klien Mengerjakan hal – hal yang ritual dan rutin menjelang tidur.  Gerak badan memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur jika dilaksanakan pada sore hari.  Udara yang kering membuat kulit terasa gatal. Lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.  Pruritus noeturnal mengganggu tidur yang normal.  Tindakan ini mencegah kehilangan air. Kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.  Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam sesudah dikonsumsi  Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur. 4. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik. Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri. Hasil yang diharapkan :  Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.  Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan – mandiri.  Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.
  • 21.  BAB III PENUTUP A . KESIMPULAN Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal. Klasifikasi Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numularis dan demertitis soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna. Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa medis maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan medis dan keperawatan adalah infeksi. Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Nyeri berhubungan dengan adanya lesi kulit, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi dermatitis, respon menggaruk, gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus, gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik dan resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan perlindungan kulit. B. SARAN Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit dermatitis dan pencegahannya. Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting, dan diharapkan kepada mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan keperawatannya.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Djuanda, Prof. DR. Adhi, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. dart. 2002. Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Volume 3. Mansyoer, arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Jilid Alimul. 2006. Pengantar ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/asuhan-keperawatan-dengan-klien.html
  • 23. TUGAS : KMB DOSEN :NS YATABA S.KEP “ ASKEP DERMATITIS “ Oleh Kelompok v 1. Hastina susen 2. SUSANTI 3. Sarmina 4. Heti wulan sari 5. Emi sailan STIK AVICENNA KAMPUS IV MUNA