SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal
sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan
untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan
hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk
hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya
koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh
sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas tentang sistem saraf.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur syaraf dan bagian-bagiannya?
2. Bagaimana mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf?
3. Bagaimana pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia?
4. Apa sajakah gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
C. Tujuan
1. Mengetahui struktur syaraf dan bagian-bagiannya
2. Mengetahui mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf
3. Mengetahui pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia
4. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
BAB II
PEMBAHASAN SISTEM SARAF
A. SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Syaraf (neuron)terdiri dari :
a. Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil
energi guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit.
b. Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls.
c. Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
Gambar 1 sel saraf dan bagian - bagiannya
Sel syaraf terpadu membentuk substansi kelabu, yang terdapat di otak bagian korteks dan
medula spinalis bagian medialnya, yang disebut nukleus. Sedang jika kumpulan sel syaraf
tersebut terdapat di luar susunan syaraf pusat maka disebut ganglion. Masing-masing serabut
syaraf dibungkus oleh sarung semacam lemak yang berguna untuk pelindung, nutrisi maupun
pembatas antara syaraf yang satu dengan yang lain. Pembungkus axon tersebut dinamakan
neurolemma yang terdiri dari sel-sel schwan. Pada tempat-tempat tertentu sel schwan
mengadakan pengendapan myelin pada lekukan-lekukan/nodus ranvier secara spiral.
Sedangkan serabut syaraf yang berada di otak maupun medula spinalis tidak dibungkus oleh
neurolemma tetapi hanya berupa myelin, serabut-serabut syaraf ini juga terpadu, membentuk
substansi putih yang disebabkan adanya sarung pelindung tersebut (substansi alba).
Sebuah serabut syaraf mempunyai sifat-sifat :
§ Konduktivitas (penghantar impuls)
§ Eksitabilitas (dapat dirangsang)
§ Dapat memberikan respon terhadap rangsang
Adapun macam-macam respon antara lain :
§ Rangsang mekanik
§ Rangsang elektrik
§ Rangsang kimiawi
§ Rangsang fisik
Penghantar rangsang pada sebuah syaraf adalah : Dendrit àsel syaraf àaxon. Penghantaran
tersebut dinamakan penghantar syaraf maju.
Begitu pula sebuah impuls dapat melalui beberapa syaraf dengan jalan yang sama.
Impuls terdiri dari dua macam :
a. Impuls motorik :
Merupakan impuls yang menuju ke efektor (otot/kelenjar). Impuls motorik yang ditimbulkan
oleh salah satu sel piramidal di daerah motorik otak, akan melewati axon menyusup ke
sumsum tulang belakang berada di substansi putih, axon tersebut kemudian mengkait dendrit
sel motorik pada cornu anterior medulla spinalis, kemudian impuls merambat melewati
syaraf penghubung menuju ke serabut syaraf radix anterior medulla spinalis, lalu dihantar
pada tujuannya yaitu otot (efektornya).
Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah motorik
dalam kortex, melintasi axon atau serabut saraf yang sewaktu menyusui sumsum tulang
belakang, berada di dalam substansi putih. Axon itu mengait dendrite sel saraf motorik pada
kornu anterior sumsum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada axon sel-sel
tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang
belakang, dan dihantar kepada tujuan akhirnya dalam otot.
b. Impuls sensorik :
Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf (
dendron ) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian melalui axon sel-
sel ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju sebuah nukleus dalam
medula oblongta, dan akhirnya dikrimkan ke otak .
Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi
berkas-berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang.
Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebro-spinal :
1) Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum
tulang belakang ke saraf periferi ( tepi ).
2) Saraf sensorik atau saraf aferen yang membawa impuls dari periferi menuju otak .
3) Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik, maupun serabut
sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya
adalah dari jenis yang terakhir ini.
Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat saraf dalam
otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi
atau serabut saraf komisural.
Jalan impuls syaraf berkebalikan dengan impuls motorik, asal rangsang dari ujung-ujung
syaraf pada kulit (reseptor) kemudian lewat axon à masuk ke medulla spinalis à naik menuju
ke nukleus medulla oblongata à otak.
Adapun syaraf-syaraf spinal sebagai penghantar impuls tersebut :
· Syaraf sensorik
· Syaraf motorik
· Syaraf campuran
Selain itu juga terdapat serabut syaraf yang menghubungkan berbagai pusat syaraf dalam otak
dan medulla spinalis, yang disebut syaraf asosiasi/serabut syaraf komisural.
Gambar 2 Saraf Spinal penghantar rangsang
B. MEKANISME TERJADINYA RANGSANG SYARAF
Proses terjadinya konduksi impuls syaraf terdapat dua teori antara lain:
a. Teori Membran
Yang menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls syaraf tergantung pada permeabilitas
deferensial perbedaan permeabilitas dari ion Natrium dan Kalium pada membran neuron
yang dikendalikan oleh medan listrik.
Dari kedua faktor tersebut maka akan menimbulkan nilai ambang tertentu eksitasi tersebut
dapat terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut berupa aksi potensial.
Aksi potensial terjadi terjadi apabila membran mengalami depilarisasi. Pada saat istirahat,
neuron berbentuk seperti silinder yang mempunyai muatan ion berbeda diantara membran
selnya tetapi dengan jumlah yang sama, ion negatif berada didalam membran, sedangkan
sedang ion positif berada di luar membran. Ion Kalium terdapat di dalam membran lebih
bebas dan cepat bergerak ke luar dari pada ion Natrium yang berada di luar membran untuk
berdifusi masuk ke dalam membran. Saat ion Kalium keluar dari membran maka muatan di
dalam membran bertambah negatif, sehingga pada saat ion negatif lebih banyak dari ion
positif di luar membran, maka ion Kalium sulit untuk ke luar membran perbedaan
potensialnya mencapai 60-90 mvolt, pada saat itu diperlukan pompa Natrium yang
membutuhkan energi dari ATP, yang mengalirkan Na ion sehingga terjadi keseimbangan
kembali. Saat ion Na masuk, akan menurunkan potensial transmembran sampai 0 dan terus
mencapai -40 atau -50 mvolt. Setelah satu atau dua milidetik permeabilitas natrium menurun.,
dan kalium mulai keluar kembali. Demikian proses tersebut menimbulkan potensial rehat, ini
disebut repolarisasi. Jadi gelombang depolarisasi terjadi saat satu ion kalium keluar yang
diimbangi dengan satu ion natrium yang masuk ke dalam membran. Oleh karena itu satu
impuls syaraf merupakan gelombang depolarisasi yang melalui serabut syaraf.
b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
Yang menyatakan bahwa aksi potensional disalurkan oleh adanya arus elektronik yang
mengalir mendahuluinya. Efektifitas arus elektronik dalam meneruskan impuls tergantung
pada besarnya arus, tahana membran, neuron, sitoplasma, dan medium yang mengelilinginya.
C. PEMBAGIAN SISTEM SYARAF PADA MANUSIA
Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
1. Sistem syaraf pusat terdiri dari :
· Otak
· Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
2. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan
dengan syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung.
· Syaraf cranial
· Syaraf otonom :
- syaraf simpatis
- syaraf parasimpatetis
1) Sistem syaraf pusat
Meningia
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi struktur saraf yang
halus itu, membawa pembuluh darah ke situ, dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal memperkecil benturan atau goncangan. Meningia terdiri dari tiga lapis.
1. Pia mater yang menyelipkan dirinya kedalam celah yang ada pada otak dan sumsum
tulang belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erst tadi dengan demikian
menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
2. Arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dari dura mater.
3. Dura mater yang padat dan keras terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi
tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada bagian tertentu,
dimana sinus-venus terbentuk, dan dimana dura mater membentuk bagian-bagian berukut :
Falx serebri yang terletak di antara kedua hemisfer otak. Tepi atas falx serebis membentuk
sinus longitudinalis superior atau sinus sagitalis superior yang menerima darah vena dari
otak, dan tepi bawah falx serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis
inferior yang menyalurkan darah keluar falx serebri. Tentorium serebeli memisahkan
serebelum dari serebrum.
Diafragma sellae adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura mater dan yang menutupi
sela tursika yaitu sebuah lekukan pada tulang sphenoid, yang berisi hipofisis.
Meningitis adalah peradangan pada meningia, yang mempunyai gejala berupa bertambahnya
jumlah dan berubahnya susunan cairan serebro-spinal ( CSF ). Infeksi yang terjadi mungkin
disebabkan bakteri atau virus dan diagnosa dapat dilakukan dengan memeriksa cairan
serebro-spinal yang diambil melalui punksi lumbal.
Sistem ventrikuler terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama
lain. Ke dalam rongga-rongga itulah plexus khoroid menyalurkan cairan serebo-spinal.
Plexus khoroid dibentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat halus dan ditutupi
oleh bagian pia mater yang membelok kedalam ventrikel dan menyalurkan cairan serebro-
spinal. Kedua ventrikel lateral, masing-masing berada satu pada tiap hemisfer otak, dan
bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada garis tengah antara kedua thalamus.
Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel keempat yang terdapat diantara serebelum,
pons dan medulla oblongata, melalui saluran kecil, aqueduktus serebri. Celah-celah pada atap
ventrikel keempat memungkinkan cairan serebro-spinal memasuki ruang subarakhnoid yang
mengelilingi keseluruhan otak dan sumsum tulang belakang. Cairan serebro-spinal adalah
hasil sekresi plexus khoroid. Cairan ini bersifat alkali, bening mirip plasma. Tekanannya
adalah 60 sampai 140 mm air.
Sirkulasi cairan serebro-spinal. Cairan ini disalurkan oleh plexus khoroid ke dalam ventrikel-
ventrikel yang ada di dalam otak; cairan itu masuk ke dalam kanalis sentralis sumsum tulang
belakang dan juga kedalam ruang subarakhnoid melalui celah-celah yang terdapat pada
ventrikel keempat. Setelah itu cairan ini dapat melintasi ruangan diatas seluruh permukaan
otak dan sumsum tulang belakang hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui
granulasi arakhnoid ( granulatio arfachnoidais ) pada sinus sagitalis superior.
Oleh karena susunan ini maka bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang yang sangat
halus, terletak diantara dua lapisan cairan sebelah dalam yang merupakan isi dari ventrikel-
ventrikel otak dan saluran pusat sumsum tulang belakang, dan lapisan cairan sebelah luar
yang berada dalam ruang subarakhnoid. Dengan adanya kedua “bantalan air” ini, maka
sistem persarafan terlindung baik.
Gambar 3 Garis – garis besar berupa diagram yang menunjukkan kedudukan ruang – ruang
yang berisi cairan. Ruang Subarakhnoid, Ventrikel dan Canalis Spinalis yang berada didalam
dan sekitar Otak dan Sumsum Tulang Belakang
Fungsi cairan serebo-spinal. Cairan ini bekerja sebagai bufer, melindungi otak dan sumsum
tulang belakang. Menghantarkan makanan ke jaringan sistem persarafan pusat.
Punksi lumbal. Oleh karena sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebrata
lumbalis pertama atau kedua dan ruang subarakhnoid memanjang terus hingga ketinggian
vertebra sakralis kedua, maka contoh cairan serebro-spinal dapat disedot keluar dengan men
yuntikan jarum punksi lumbal ke dalam ruang subarakhnoid diantara titik-titik ini, dan
tindakan ini disebut Punksi lumbal. Pemeriksaan cairan serebo-spinal yang dilakukan dengan
cara itu dapat mengungkapkan keterangan penting tentang kemungkinan adanya meningitis
dan pendarahan subarakhnoid pada otak.
a. Otak
Otak terletak didalam rongga kranium tengkorak. Perkembangan otak manusia, semula otak
berbentuk silinder (bumbung/tabung). Otak berkembang dari sebuah tabung yang mulanya
memperlihatkan tiga gejala pembesaran, otak awal, yang disebut otak depan, otak tengah dan
otak belakang, jadi :
Otak asal à otak depan
otak tengah
otak belakang
Otak depan berkembang menjadi belahan otak besar (hemisphaerum cerebri), Corpus
striatum dan Talami (talami 3 hipotalami). Sedang otak tengah menjadi otak antara
(Diencephalon). Otak belakang berupa Pons varolli (jembatan varol), Medulla oblongata
(sumsum lanjutan) dan Cerebellum (otak kecil). Ketiga otak belakang tersebut membentuk
batang otak.
Otak yang terletak di dalam rongga tengkorak dapat dibedakan menjadi 3 bagian yang
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda yaitu : cerebrum, cerebellum, batang
otak.
Gambar 4 Otak dan bagian - bagiannya
a. Cerebrum
Cerebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-masing disebut fosa
kranialis anterior dan kranialis tengah.
Cerebrum atau otak besar, di bagian kortex cerebri terdapat banyak kumpulan sel-sel syaraf
sehingga membentuk substansi kelabu atau ganglia basalis. Pada korteks tersebut tersusun
lipatan-lipatan tak teratur sehingga menambah luas permukaan cerebrum. Sedang pada
bagian medulla terdapat axon-axon yang diselaputi oleh myelin sehingga membentuk
substansi alba (putih) karena lemak myelin tersebut.
Berbagai daerah pada otak. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus membagi hemisfer otak
menjadi beberapa daerah. Kortex serebri bergulung-gulung dan terlipat secara tidak teratur,
sehingga memungkinkan luas permukaan substansi kelabu bertambah. Lekukan diantara
gulungan-gulungan itu disebut sulkus, dan sulkus yang paling dalam membentuk fisura
longitudinalis dan latereralis. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus ini membagi otak dalam
beberapa daerah atau “lobus” yang letaknya sesuai dengan tulang tulang yang berada di
atasnya, seperti lobus frontalis, temporalis, perietalis dan oksipitalis.
Fisura longitudinalis adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum
menjadi hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis dura mater yang disebut falx serebri me
nyelipkan dirinya kedalam fisura itu. Dengan cara yang sama sebagian kecil dura mater, yang
disebut flax serebeli, membagi serebelum menjadi hemisfer kanan dan kiri.
Sulkus lateralis atau fisura Silvius, memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis (pada
sebelah anterior) dan dari lobus parietalis pada sebelah posterior.
Kortex adalah asal semua impuls motorik yang mengendalikan otot tulang-tulang. Kortex
juga merupakan daerah akhir untuk menerima semua impuls saraf sensorik yang masuk guna
dinilai dan ditafsirkan, termasuk sensibilitas kulit, sentuhan, sakit, suhu, getaran, jarinagn,
bentuk dan ukuran, serta sensibilitas otot dan sendi.
Kortex Serebri terdiri dari banyak lapisan sel saraf; yang adalah substansi kelabu serebrum.
Kortex serebri ini tersusun dalam, banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak teratur,
dan dengan demikian menambah daerah permukaan kortex serebri, persis sama seperti
melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujungnya yang
sebenarnya.
Substansi putih terletak agak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf milik sel-sel pada
kortex.
Kortex cerebri terdiri dari beberapa daerah motoris dan sensoris. Daerah tersebut
terletak persis di depan sulkus sentralis sampai sulkus lateralis. Daerah kortex tersebut
mengandung sel-sel syaraf sebagai awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi
lain dari tubuh. Daerah motoris bagian atas mengendalikan anggota badan bagian bawah,
sedang bagian bawah tubuh berturut-turut ke atas dikendalikan oled daerah motoris bagian
atas ke bawah sampai daerah kendalinya leher, anggota badan atas maupun kepala.
Pada daerah kortex tersebut, bagian motoris paling bawah disebut broca, ini mempunyai
kaitan dengan kemampuan berbicara seseorang ataupun aktivitas individu, misalnya
seseorang biasa menggunakan anggota badannya untuk kegiatan digunakan bagian sebelah
kiri maka broca berada disebelah kanan dari hemispherum cerebri. Dan begitu pula
sebaliknya.
Berbagai macam perasaan dirasakan dan ditafsirkan dikortex sensoris, sedang daerah
auditorik (pendengaran) pada lobus temporalis di bawah fisura longitudinalis, kesan suara
diterima dan ditafsirkan. Daerah visuil (penglihatan) terletak di ujung lobus oksipetalis yang
menerima bayangan kesan-kesan untuk juga ditafsirkan. Pusat pengecap dan penciuman agak
anterior lobus temporalis.
Di dalam hemisphaerum cerebri banyak terbenam ganglia (beberapa kelompok kecil
sunstansi kelabu yang disebut ganglia atau nuklei basalis) dalam substansi putih. Dua
diantaranya adalah nukleus caudatus dan nukleus lentiformis, yang keduanya membentuk
corpus striatum. Struktur tersebut berhubungan erat dengan talamus (yaitu substansi kelabu
yang lain), yang terletak di tengah – tengahnya struktur ini.
Sistem nukleus dengan sistem serabut tersebut merupakan bagian dari sistem extrapiramidal
yang mempengaruhi :
§ Tonus dan sikap tubuh
§ Menyatu dan menyesuaikan gerakan otot sadar utama yang merupakan sebuah jalur
motorik dengan sistem piramidal.
Thalamus sebagai penerima impuls sensorik yang dapat ditafsirkan pada tingkat subkortikal
atau disalurkan pada daerah sensorik.
Gambar 5 Daerah Sensoris Otak
Hipothalamus mempunyai beberapa nukleus yang berhubungan dengan hipophise pada
sistem endokrin., nukleus-nukleus tersebut mengendalikan fungsi-fungsinya, seperti lapar,
haus, pengaturan suhu tubuh.
Gambar 6 Struktur Hipotalamus
Bagian yang menghubungkan antara kortex cerebri dengan batang otak dan medulla spinalis
adalah capsula interna yang penuh dengan serabut penuh serabut motorik dan sensorik. Pada
saat melintasi substansi kelabu, syaraf-syaraf tersebut terpadu erat. Jika terjadi thrombosis
arteri pada capsula interna, dapat mengakibatkan hemiplegia (kerusakan salah satu sisi
tubuh). Sedang kerusakan pada cerebrovaskuler tersebut dinamakan stroke.
Gambar 7 Capsula Interna
Jadi fungsi Cerebrum :
1. Mengontrol mental; tingkah laku, pikairan, kesadaran, moral, kemauan, kecerdasan,
kemampuan berbicara, bahasa dan beberapa perasaan khusus. Fungsi tersebut dilakukan oleh
korteks cerebri yang mengandung pusat-pusat tertinggi.
2. Mengendalikan otot-otot tulang, sebab kortex cerebri tempat semua impuls motoris.
3. Menilai dan menafsirkan impuls yang masuk termasuk sensibilitas kulit, sentuhan,
sakit, tekanan, suhu, getaran, jaringan, bentuk dan ukuran, serta sensibilitas otot dan sendi.
Fungsi ini dipertanggungjawabkan oleh kortex cerebri yang merupakan tempat menerima
impuls sensoris.
Gambar 8 Struktur Cerebrum
b. Cerebellum
Serebelum adalah bagian terbesar dari otak belakang yang menempati fosa kranialis
posterior dan diatapi oleh tentorium-serebeli, yang merupakan lipatan dura mater yang
memisahkannya dari lobus oksipitalis serebri.
Gambar 9 bagian Cerebellum
Fungsi serebelum adalah untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Serebelum
berperan penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. Bila serabut kortiko-
spinal yang melintas dari kortex serebri ke sumsum tulang belakang mengalami penyilangan,
dan dmikian mengendalikan gerakan sisi yang lain dari tubuh, maka hemisfer serebri
mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri.
Keterangan: A: Midbrain. B: Pons. C: Medulla. D: Spinal cord. E:Fourth ventricle. F: Arbor
vitae. G: Tonsil
Gambar 10 Struktur Cerebrum
Cedera unilateral pada Serebelum mengakibatkn gangguan pada sikap dan tonus otot.
Gerakan sangat tidak terkoordinir. Semua gerakan sadar dan otot-otot anggota badan menjadi
lemah, dan cara bicara pun lambat.
c. Batang otak
Terdiri dari : Diencephalon (otak tengah )
Pons varolli
Medulla oblongata
Otak tengah (diensefalon) merupakan bagian atas batang otak. Aqueduktus serebri yang
menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat melintasi melalui otak tengah ini. Otak tengah
dibagi 2 tingkat :
1) Atap yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk penglihatan dan
pendengaran.
2) Jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar otak
tengah, menurun terus menerus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum tulang
belakang.
Gambar 11 struktur Diencephalon (Otak Tengah)
Jalur lintas motorik :
Capsula interna à dasar otak tengah à pons varolli à medulla oblongata à medulla spinalis à
organ.
Jalur lintas sensorik :
Organ à medulla spinalis à medulla oblongata à pons varolli à otak tengah à thalamus à
kortex sensoris hemisphaerum cerebri.
Fungsi otak tengah : Mengendalikan kesetimbangan dan gerakan-gerakan mata
Pons Varoli merupakan bagian tengah otak dan karena itu memiliki jalur lintas naik dan
turun seperti pada otak tengah. Fungsi pons varolli :
1. Sebagai jalur lintas motorik mapun sensorik
2. Terdapat serabut penghubung lobus cerebellum
3. Menghubungkan cerebellum dengan kortex cerebri
Keterangan
A. Pons Varoli.
B. Medulla oblongata.
a) Brachium pontis (middle cerebellar
peduncle)
b) Restiform body (s. crus cerebelli ad
medullam oblongatam).
c) Inferior Olive.
d) Pyramid (s. corpus pyramidale).
e) Pyramidal decussation (motor
decussation).
f) Transverse fibers.
g) arcuate fibers.
h) Anterior (ventral) median fissure.
Gambar 12 Struktur Pons Varoli dan Medulla Oblongata
Medula Oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta mengubungkan pons
dengan sumsum tulang belakang, terletak dalam fosa kranialis posterior adn bersatu dengan
sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum tulang oksipital. Sifat utama
Medula Oblongata adalah bahwa disitu jalur motorik desendens (menurun) melintasi batang
otak dari sisi yang satu menuju sisi yang lain yang disebut duktus motorik. Perpotongan
seperti diatas yang dilakukan jalur sensorik pada medula juga terjadi dan disebut duktus
sensorik. Medula Oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraf otak
yang penting dan mengandung ”pusat-pusat vital” yang mengendalikan pernapasan dan
kardiovaskuler.Fungsi medulla oblongata :
1. Mengendalikan pernafasan
2. Mengendalikan sistem cardiovaskuler
Gambar 13 Struktur Medulla Oblongata
b. Medula Spinalis
Medulla spinalis bermula dari medulla oblongata menuju ke arah otak caudal melalui
foramen magnum dan berakhir pada daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah
semakin kecil kecuali pada daerah leher dan daerah pinggang menebal/melebar. Dari
penebalan tersebut plexus-plexus syaraf bergerak guna mensyarafi anggota badan atas dan
bawah, dan untuk daerah dada tidak membentuk plexus tetapi tersebar membentuk syaraf
intercostalis.
Pada penampang melintang medulla spinalis tampak gambaran seperti kupu-kupu. Sayapnya
dibentuk oleh tanduk depan/cornu anterior dan tanduk belakang/cornu posterior di kanan dan
kiri. Medulla spinalis juga mempunyai 3 substansi yaitu kelabu dan putih. Serabut-serabut
syaraf tersebut tersusun menjadi beberapa jalur. Medulla spinalis keluar syaraf-syaraf spinal
yang tersusun menurut segmen tubuh.
§ 8 pasang syaraf spinal leher
§ 12 pasang syaraf spinal dada
§ 5 pasang syaraf pinggang
§ 5 pasang syaraf spinal kelangkang
§ Beberapa syaraf pinggang tungging
Setiap syaraf spinal yang keluar dari medulla spinalis terdiri dua akar yaitu:
§ Akar depan (radix anterior)
§ Akar belakang (radix posterior)
Kedua radix tersebut mempunyai kumpulan sel syaraf yang disebut simpul syaraf spinal
(ganglion spinale). Kedua radix tersebut saling bertaut satu sama lain membentuk sebuah
syaraf spinal yang kemdian meninggalkan canalis vertebralis melalui foramen
intervertebralis. Kemudian segera bercabang menjadi cabang ke depan, ke belakang dan
cabang penghubung.
Cabang belakang syaraf spinal tersebut (ramus posterior nervi spinali) mensyarafi :
- Otot punggung sejati dan sebagian kecil kulit punggung.
Cabang depan syaraf spinal mensyarafi :
· Semua otot kerangka badan
· Anggota gerak
· Semua kulit kecuali sebagian kecil kulit punggung
· Lengan atas yang disebut plexus branchialis, dicabangkan lagi keketiak, bahu, lengan,
dan tangan
· Anggota gerak bawah juga membentuk plexus yaitu plexus lumbosacralis mensyarafi
paha, tungkai atas dan bawah
Di daerah plexus brachialis dan plexus lumbosacralis, cabang – cabang depan dari nervi
spinalis tidak membentuk anyaman (plexus) tetapi terpisah sendiri – sendiri sebagai syaraf –
syaraf antar iga (n intercostalis) ke dinding dada dan dinding perut.
Gambar 14 Struktur Anatomi Medula Spinalis
Cabang penghubung dan spinalis menuju ke batang simpatis (truncus simpaticus) yaitu dua
untai syaraf membujur di samping columna vertebralis dari atas ke bawah. Pada setiap
segmen tubuh, truncus simpaticus membentuk simpul syaraf yang mensyarafi alat – alat
dalam. Susunan syaraf tersebut termasuk susunan saraf otonom (mandiri).
Nervi spinalis berjalan melalui foramen intervertebralis dengan arah mengeray,
menyesuaikan, karena spinalis hanya sampai pada pinggang sehingga hanya melanjutkan
sebagai benang ujung (filum terminal). Bagian canalis vertebralis yang terletak dibawahnya
diisinoleh sebagian n spinalis yang berasal dari bagian bawah columna vertebralis dengan
berjalan serong kebawah menuju foramen intervertebralis yang sesuai, terbentuklah ekor
kuda (cauda equina).
Gambar 15 Penampang melintang Sumsum Tulang
Plexus utama syaraf spinal :
1. Plexus cervicalis : di bentuk empat syaraf cervical pertama. Letak plexus ini dibawah
otot sterno-mastoid. Dari plexus ini timbul banyak cabang yang berfungsi untuk mensyarafi
beberapa otot leher dan diafragma (n frenicus)
2. Plexus brachialis : dibentuk oleh 4 syaraf cervical lebih rendah dari pembentuk plexus
cervicalis, dan syaraf thoracal pertama. Letaknya dibelakang sagita posterior leher,
dibelakang clavicula dan axila. Mula – mula membentuk tiga berkas (n.c. 5&6) membentuk
tangkai atas, (n.c. 7) membentuk tangkai tengah dan (n.c.8 dan n. th.1) membentuk tangkai
bawah. Yang selanjutnya bergabung membentuk urat lateral yang meneruskan mensyarafi
otot dibawah kulit (muscul ossubkutans) dan urat posterior yang selanjutnya sebagai syaraf
radialis dan untuk sircumflexi, kemudian yang lain adalah urat medial yang melanjutkan diri
sebagai syaraf ulnaris, urat medial dan lateral bertemu membentuk syaraf mediana. Dari
syaraf radialis mensyarafi lengan atas dan otot radialis, syaraf ulnaris mensyarafi lengan atas
dan otot ulnaris sedang syaraf mediana mensyarafi bagian volar, fossa cubiti dan melanjutkan
bercabang ke palmaris mensyarafi ke 3 jari - jari dari lateral, dan ke 2 jari - jari lainnya
disyarafi o,eh cabang syaraf ulnaris.
Gambar 16 Plexus Brachial kiri
3. Plexus lumbalis dibentuk oleh akar syaraf lumbal pertama, di dalam otot psoas, dan
mensyarafi otot tersebut.
plexus ini bercabang menjadi :
· nervus femoralis melalui bawah ligament inguinale melanjutkan mensyarafi femur /
paha sebelah anterior
· nervus obturatorius melalui foramen obturatorium masuk ke paha mensyarafi paha
sbelah dalam
4. Plexus sacralis dibentuk syaraf lumbal keempat dan kelima. Syaraf - syaraf sacralis
bergabung membentuk nervus ischiadichus yang masuk ke dalam paha melalui celah sacrum
melayani paha sebelah posterior, sampai di fossa poplitea, bercabang menjadi n popliteus
medialis dan lateralis yang melayani otot tungkai bawah.
5. Plexus Lumbo-Sekralis menyalurkan saraf-saraf yang utama untuk anggota bawah.
Gambar 17 Plexus Lumbo Sakral
Fungsi medula spinalis:
a. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh
b. Gerak reflek
Gerakan tersebut dapat terjadi bila ada:
1. Organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit.
2. Serabut syaraf sensorik yang akan meneruskan.
Jalannya rangsang:
Impuls menuju sel – sel ganglion radix posterior àoleh serabut sel syaraf, impuls dihantar ke
substansi kelabu pada cornu posterior medulla spinalis à serabut syaraf penghubung (n
konektor) à ke cornu anterior à sel syaraf motorik menerima impuls à diteruskan melalui
serabut syaraf motorik à organ motorik
Gambar 18 Mekanisme Gerak Reflek
Untuk gerak refleks maka dibutuhkan struktur sbb :
a. Organ sensorik yang menerima impuls, misalnya kulit.
b. Serabut saraf sensorik, yang menghantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel
dalam ganglion radix posterior dan selanjutnya serabut itu akan meneruskan impuls menuju
substansi kelabu pada kornu posterior medula spinalis.
c. Sumsum tulang belakang, dimana serabut saraf penghantar menghantarkan impuls
menuju kornu anterior melalui medula spinalis.
d. Sel saraf motorik, dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan
mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik.
e. Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf
motorik.
Gambar 19 Diagram bagian yang diperlukan untuk pembentukan sebuah lengkung Reflek
Gerak Refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh
lebih cepat sari gerak sadar , misalnya menutup mata pada saat terkena debu, dll.
Saraf-saraf spinalis. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen
medula spinalis melalui dua akar, akar anteior dan akar posterior.
Gambar 20 Diagram Irisan Melintang Sumsum Tulang Belakang
Jalur saraf motorik. Impuls berjalan dari kortex serebri menuju sumsum tulang belakang,
melalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebo spinalis/ traktus piramidalis.
Neuro motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior sumsum
tulang belakang, keluar lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke
periferi, dan berakhir dalam organ motorik, misalnya otot.
Kerusakan pada neuron motorik. Dari segi klinis, perlu dibedakan antara kerusakan pada
neuron motorik atas, seperti jalur motorik pada daerah otak dan gangguan pada neuron
motorik bagian bawah.
Gambar 21 Jalur Saraf Motorik
· Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada neuron motorik atas, dimana otot-otot
sebetulnya bukan lumpuh, tetapi lemah dan kehilangan kontrol.
· Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah , dimana otot yang
terserang menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan refleks normal. Bila
penderita anak-anak maka anggota geraknya tidak dapat berkembang.
· Bell’s palsy adalah contoh lain kasus kerusakan neuron motorik bawah.
Gambar 22 Jalur saraf Sensorik di relai 3 kali
Jalur Saraf sensorik. Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang terdiri
dari 3 neuron.
Yang pertama atau neuron yang paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion sensorik,
pada akar posterior sebuah saraf spinalis, lantas dendron yang merupakan sebuah cabangnya,
bergerak menuju periferi dan berakhir dalam satu organ sensorik, misalnya kulit. Sementara
itu axon, yang merupakan cabang yang lain masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas
naik menuju kolumna posreior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam medula
oblongata.
Gambar 23 Serabut saraf sensorik
Sel neuron yang kedua timbul dalam nukleus tersebut, kemudian melintasi garis tengah
dalam cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk dekusasio sensorik,
naik melalui ponsdan diensefalon guna mencapai talamus.
Neuron yang ketiga dan terakhir bermula dalam talamus, bergerak melalui kapsula interna
untuk mencapai daerah sensorik kortek serebri. Traktus menaik ini menghantarkan impuls
sentuhan, kedudukan sendi-sendi dan getaran, sementara yang lainnya menghantarkan impuls
sentuhan, rasa sakit dan suhu.
Perasaan ( Sensibilitas ). Saraf sensorik tepi akan menghantarkan beberapa impuls ” aferen
” untuk ditafsirkan oleh daerah sensorik dalam kortex serebri sebagai sentuhan rasa sakit,
gatal, panas dan dingin yang berasal dari struktur tepi.
Sinapsis saraf. Axon sebuah saraf adalah serabut penghantar, sementara dendrit (ada lebih
dari satu ) adalah serabut yang menerima impuls saraf dan mengalihkannya menuju sel saraf.
Impuls dapat disalurkan melalui serangkaian neuron, seperti yang terdapat pada neuron
sensorik asendens. Diperkirakan bahwa proses penyaluran impuls tidak harus melalui struktur
tanpa terputus. Proses ini diperlihatkan dalam diagram berikut yang menunjukkan apa yang
disebut persambungan sinaptik.
Gambar 24 sinapsis serabut saraf. A: menunjuk arah sebuah impuls ke percabangan akson,
B: lewatnya impuls dikumpulkan oleh dendrit sebuah sel saraf melalui sel, ke akson sebuah
neuron kedua
2) Sistem syaraf tepi
Secara langsung maupun tidak langsung, sistem syaraf tersebut tergantung pada sistem syaraf
pusat. Terdiri dari :
a. Syaraf cranial
Terdapat 12 pasang serabut syaraf cranial, bersifat sensorik atau motorik, juga campuran
antara lain :
1. N olfaktorius (sensorik), syaraf pembau
2. N opticus (sensorik), syaraf penglihat
3. N oculomotoris (motoris), mensyarafi otot mata externa dan penghantar syaraf
parasimpatis untuk melayani o. siliaris dan o. Oris
4. N choclearis (motoris) ke arah sebuah otot mata, m obliquus externa
5. N trigeminus (sensoris) mensyarafi kulit wajah, o.kunyah
6. N abduscens (motoris) mensyarafi satu otot mata yaitu rectum lacriminalis
7. N fascialis (motoris) mensyarafi otot - otot mimik wajah dan kulit kepala.
8. N acusticus (sensoris) untuk pendengaran
9. N glossopharingeus (motorik dan sensorik) mensyarafi lidah dan tekak dan kelenjar
parotis
10. N vagus (sensoris dan motoris) mensyarafi semua organ tubuh
11. N accesoris (motoris) terbelah menjadi dua, yang pertama menyertai n vagus, yang
lainnya sebagai n motoris menuju ke otot sternocleiodosmatoideus dan m. Trapezius
12. N hypoglosus (motoris) mensyarafi otot - otot lida
Gambar 25 Saraf Cranial
b. Syaraf otonom
Semua alat-alat dalam dikendalikan oleh syaraf otonom. Syaraf otonom terdiri dari dua
sistem:
a. Sistem simpatis
b. Sistem parasimpatis
Syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis bekerja secara antagonis, tidak dibawah kesadaran
oleh karena itu sering disebut syaraf tak sadar.
Sifat - sifat syaraf otonom:
· syaraf otonom tidak diatur oleh cerebrum
· sebagian besar organ menerima seperangkat ganda syaraf otonom simpatis dan
parasimpatis
· ujung axon masing - masing serabut tersebut mengeluarkan zat transmiter yang
berbeda : simpatis mengeluarkan noreppneprin oleh karena itu sering disebut serabur
adrenergik dan serabut par simpatis mengeluarkan asetilkholin juga disebut serabut
kholinergik, pada setiap efektor. Jadi yang menyebabkan berbeda, responnya karena zat
transmiter tersebut sedang impuls kedua sistem syaraf tersebut sama.
· Impuls motor mencapai organ efektor dari otak dan sumsum tulang belakang melalui
dua neuron : neuron preganglion yang terletak didalam otak atau sumsum tulang belakang
dan neuron postganglion terletak ganglion diluar sistem syaraf pusat
· badan sel neuron postganglion dari syaraf simpatis terletak didekat sumsum tulang
belakang, sedang di sistem syaraf parasimpatis terletak didekat atau dalam organ yang
dilayani
· bekerja secara antagonis
Sistem syaraf simpatis terletak didepan columna vertebralis dan berhubungan serta
bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut – serabut syaraf. Sistem
simpatis tersebut terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion – ganglion,
syaraf tersebut bergerak dari dasar tengkorak yang terletak didepan columna vertebralis dan
berakhir pada pelvis sebagai ganglion coccygeus. Ganglion – ganglion tersebut tersebar:
· 3 pasang ganglion cervical, didaerah leher
· 11 pasang ganglion thorakal, didaerah dada
· 4 pasang ganglion lumbal, di daerah pinggang
· 4 pasang ganglion sakral, di daerah sakral
· Ganglion koksigeus, didaerah koksigeus
Gangliuon-ganglion ini bersambung erat dengan system saraf pusat melalui sumsum tulang
belakang,dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung ,yang bergerak ke luar dari
sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang
belakang.
Ganglion simpatik lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini dan bersama
serabutnya membentuk plexus-plexus simpatis sebagai berikut:
1. Plexus kardiak, terletak didekat dasar jantung, serta mengarahkan cabangnya ke jantung
dan paru – paru
2. Plexus silika, terletak di sebelah belakang lambung melayani alat – alat dalam rongga
abdomen
3. Plexus mesentrikus, terletak di depan sakrum dan melayani organ – organ dalam pelvis
Serabut-serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung, otot otot tak sadar semua pembuluh
darah, serta semua alat alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus. Melayani serabut
motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut- serabut motorik pada otot tak sadar dalam
kulit-yaitu arrectores pilorum- serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot
sadar.
Syaraf parasimpatis, keluar dari otak melalui syaraf – syaraf kranial ketiga, tujuh, sembilan,
dan sepuluh. Saraf- saraf ini merupakan penghubung melalui mana serabut-serabut
parasimpatik lewat, dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian
dikendalikan olehnya. Serabut- serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkuler pada iris,
dan dengan demikian merangsang gerakan- gerakan yang menentukan ukuran pupil mata,
menggunakan saraf cranial ketiga yaitu saraf okulo- motorik. Serabut – serabutnya mencapai
iris, pupil melalui neuron okulomotorik, mencapai kelenjar ludah melalui neuron fascial dan
melalui neuron glossofaringeus. Syaraf parasimpatis yang keluar dari medula spinalis melalui
daerah sakral membentuk urat – urat syaraf pada alat – alat dalam pelvis dan melayani kolon,
rektum, dan kandung kemih.
Serabut- serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh,
fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf cranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah
layanannya luas, serta serabut- serabutnya disebarkan kepada sejumlah besar kelenjar dan
organ. Penyebarannya ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.
Sistem simpatis dan parasimpatis bekerja secara antagonis pada organ yang sama, misalnya
syaraf simpatis mengencangkan suatu alat dalam maka syaraf parasimpatis
mengendorkannya.
Gambar 26 Pembagian kerja Saraf Simpatis dan Parasimpatis
System pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis )
Cuma sebagian kecil organ dan kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan ,yaitu
simpatis dan parasimpatis . sebagian besar organ dan kelenjar memiliki pelayanan
ganda,yaitu menerima beberapa serabut dari sitem simpatis di samping beberapa serabut dari
saraf otonom sacral atau cranial. Keaktifan organ dirangsang oleh sekelompok urat saraf,
sementara di lain pihak dilambatkan/diberhentikan oleh sekelompok urat lain-dengan kata
lain masing-masing kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian,penyesuaian –tepat
antara aktivitas dan istirahat tetap dipertahankan, sementara ritme kegiatan halus organ-organ
dalam,kelenjar,pembuluh darah serta otot tak sadar juga dipertahankan.
Dengan demikian,jantung menerima serabut akselerator dari saraf simpatis ,dan serabut
inhibitor (penghambat) dari vagus.
Pembuluh darah mempunyai vaso-konstriktor dan vaso-dilator.
Gambar
Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan
memperlambat gerakan peristaltic berturut-turut.
Organ Kegiatan ditambah atau
dirangsang oleh
Kegiatan diperlambat atau
dihentikan oleh
Jantung
Bronchi
Lambung
Usus
Kantong kencing
Pupil mata (iris)
Simpatis (kecepatan dan
kekuatan ditambah)
Vagus (konstriksi)
Vagus (konstraksi)
Vagus (konstraksi)
Otonom sacral (konstraksi)
Otonom cranial ke-3
(kontraksi)
Vagus (kecepatan dan
kekuatan dikurangi)
Simpatis (dilebarkan )
Simpatis (dikendorkan )
Simpatis (dikendorkan )
Simpatis (dikendorkan )
Simpatis (dilebarkan )
Apabila sebuah organ memiliki otot sfinkter,maka serabut saraf yang menyebabkan
kontraksi organnya akan menghambat sfinkter ,dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi
pada lambung dalam sfinkter pilorik, usus dalam sfinkter ileokolik, dan kantong kencing
dalam sfinkter uretra interna. Sebagai contoh misalnya,pada kegiatan mikturisi sfinkter uretra
dikendorkan , sementara otot pada dinding kandung kencing berkontraksi, sehingga
memungkinkan kandung kencing dikosongkan.
Gambar 27 Sistem saraf Simpati dan Parasimpatik
Zat transmiter yang dihasilkan adalah asetilkholin yang berfungsi dari asetilkholin setelah
disekresi oleh syaraf kholinergik simpatis, zat tersebut kemudian disintesa oleh vesikel yang
ada di ujung syaraf tersebut, kemungkinan juga terjadi di axoplasma, reaksi utama yang
terjadi sebagai berikut:
Acetyl+ KoA + Kolin à Kholin acetylase àAcetylkholin
Acetylkholin à (kholinesterase) à Ion acetat + kholin
Kholin yang terbentuk tersebut dibawa kembali ke dalam ujung syaraf terminal untuk
disintesa acetylkholin baru . Dalam pemecahan acetylkholin tersebut diatas, biasanya
memerlukan waktu yang cepat sekali hanya beberapa detik setelah sekresinya, tetapi kadang
– kadang tahan selama beberapa detik, sehingga sejumlah kecil difusi di cairan sekitarnya,
cairan tersebut mengandung semacam kholinesterase lain yang disebut kholinesterase serum
yang dpaat memecahkan acetylkholin yang tersisa dalam beberapa detik berikutnya. Oleh
karena itu kegiatan acetylkholin di ujung syaraf kholinergik hanya beber5apa detik atau
sepersekian detik.
Sedang sintesa norepineprin dimulai dari exoplasma dari ujung syaraf terminal
serabut syaraf adrenergik dan diselesaikan di vesikel.
Tirosin à hidroksilasi à DOPA
DOPA à dekarboksilasi à Dopamin
Transpor dopamin ke dalam vesikel
Dopamin à hidroksilasi à norepineprin
Jika ini terjadi di medulla adrenalis maka reaksi tersebut masih dilanjutkan:
Norepinephrin à metilasi à epenephrin
Guna pemecaha / penghilangan Norepinephrin yang disekresi di ujung syaraf terminal
serabut syaraf adrenergik maka dilakukan:
1. Difusi kembali ke ujung syaraf adrenergik secara transpor aktif, sehingga 50-80% yang
diserap dari Norepinephrin yang disekresikan
2. Difusi menjauhi ujung syaraf tersebut, ke dalam cairan tubuh sekitarnya kemudian
masuk ke dalam darah, inilah yang memindahkan Norepinephrin yang tersisa
3. Sebagian kecil dipecah oleh enzim monoamin aoksidase (COMD) yang tersebar di
seluruh jaringan
Lama bekerjanya Norepinephrinyang lansung disekresikan ke dalam jaringan sangat cepat
sekali hanya beberapa detik khususnya yang berada di ujung syaraf adrenergik, kecuali
Norepinephrin maupun ephinephrinyang disekresi oleh adrenal masuk ke dalam darah, aktif
sampai jaringan yang kemudian diperoleh oleh enzym COMT, terutama di hepar. Jadi kira -
kira 10-30 detik, setelah itu terjadi penurunan selama satu sampai beberapa menit.
Mekanisme pengaruh zat transmiter syaraf otonom terhadap reseptor pada organ – organ
dalam (otot polos atau kelenjar).
Acetylkholin, Norepinephrin dan ephinephrin yang disekresikan oleh syaraf otonom akan
merangsang organ efektor:
1. Bereaksi dengan reseptor (protein/ lipoprotein) yang terdapat didalam membran sel,
sehingga mengubah permeabilitas membran yang dapat mengakibatkan kemungkinan terjadi
aksipotensial misalnya pada otot polos atau mengakibatkan efek elektronik pada sel misalnya
pada sel kelenjar untuk menimbulkan respons. Ion tersebut menimbulkan efek langsung pada
sel reseptor, misalnya ion kalsium akan meningkatkan kontraksi otot polos.
2. Meningkatkan kegiatan enzym yang terdapat dalam sel efektor, misalnya ephineprin
meningkatkan kegiatan adenil siklase dalam membran sel, yang menyebabkan pembentukan
AMP siklis, yang sangat berperanan dalam banyak kegiatan intrasel.
D. GANGGUAN SISTEM SARAF
1. Gangguan pada serebrum. Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah cedera atau
yang menyusul kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung dari daerah dan neuron
yang terserang.
· Paralis motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks-meninggi
merupakan akibat dari neuron atas yang terkena cedera. Hemiplegis hanya dapat menyerang
lengan dan tungkai sebelah saja, sedang otot wajah, kepala, leher dan badan kendati badan
tidak terkena,
· Paralis sensorik, sebagai akibat dari cedera pada halur sensorik. Gerak refleksi tidak
normal, ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik pupil mata yang mengalami
kontrasi atau tidak dapat berkontraksi.
Gambar 28 Serabut saraf dan arteri yang melintasi sebelah depan pergelangan dan melayani
struktur didalam tapak tangan dan jari
2. Ganglion Basalis. Penyakit parkison, paralisis agitans diduga disebabkan oleh
degenerasi ganglion-ganglion basalis.
3. Batang otak, pons dan medula oblongata. Pusat-pusat vital pengendalian pernapasan
dan tekanan darah terletak di sini, sehingga suatu kerusakan pada daerah ini akan
menyebabkan kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini sedemikian banyaknya,
sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjedi di situ dapat menyebabkan kelemahan dan
hilangnya perasaan.
4. Kerusakan pada sumsum tulang belakang. Seringkali disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas adalah cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Apabila
cedera itu mengenai daerah servikal pada lengan, badan dan tungkai maka penderita itu tidak
tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang cedera maka diafragma mungkin tidak
terserang, sebaliknya bila saraf frenikus terserang maka dibutuhkan pernapasan buatan.
5. Spastisitas dan kekakuan. Pada saat keadaan paralia lemas berlalu, otot mendapat
kembali tonusnya, kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spastik dan
kaku. Gerak refleks terjadi khususnya pada bagian yang mempunyai hubungan dengan
kelompok otot flexor dan abduktor, walaupun tidak terdapat pengendalian sadar atas gerakan
ini. Kemampuan pengendalian sadar hilang. Pada tahap ini ada kemungkinan terjadi
deformitas.
6. Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada kecelakaan lalu lintas,
dapat menyebabkan daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, oleh
karena ini merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabkan hilangnya perasaan.
7. Neuritis adalah istilah gabungan yang digunakan dengan dengan adanya gangguan
pada saraf tepi, entah itu karena peradangan, keracunan, seperti pada neuritis alkohol maupun
karena tekanan. Simptom yang timbul karena peradangan ada macam-macam biasanya
berupa rasa sakit yang justru menghebat pada malam hari, dan tidak berkurang kendati si
penderita beristirahat. Jenis-jenis neuritis dinamakan sesuai dengan plexus atau urat saraf
yang terserang, misalnya :
a. Neuritis plexus brakhialis yang mungkin disebabkan infeksi, cedera ataupun tekanan.
b. Neuritis nervus radialis, dapat cidera apabila lengan dibiarkan bergelantungan pada sisi
alat pengusung atau meja operasi.
c. Tekanan pada nervus ulnaris, dapat timbul karena bertelekan pada siku pada saat
berbaring.
d. Kompresi nervus medianus dalam saluran karpal.
8. Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika
Timbulnya siatika sering kali diduga disebabkan tekanan yang berasal dari prolapsus diskus
intervertebralis atau karena cedera lain pada bagian bawah kolumna vertebra.
Nervus popliteus lateralis apabila tungkai dibalut gips, dapat tertekan pada saat gips itu
melingkari kepala fibula.
9. Ensefaliatis adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya disebabkan infeksi
virus.
10. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak.
· Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang sangat khusus serta
berkembang pesat. Termasuk kedalamnya adalah semua pembedahan yang dilakukan
terhadap otak, sumsum tulang belakang dan saraf tepi.
· Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila terdapat
tumor, darah atau gumpalan darah ataupun fraktur pada kubah yang dapat menekan otak.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
1. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain
2. Syaraf (neuron)terdiri dari :
· Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil
energi guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit.
· Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls.
· Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
3. Proses terjadinya konduksi impuls syaraf ada dua teori :
a. Teori Membran
b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
4. Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
a. Sistem syaraf pusat terdiri dari :
· Otak
· Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
b. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan
dengan syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung.
· Syaraf cranial
· Syaraf otonom :
- syaraf simpatis
- syaraf parasimpatetis
5. Gangguan pada system syaraf :
· Gangguan pada serebrum
· Ganglion Basalis
· Batang otak, pons dan medula oblongata
· Kerusakan pada sumsum tulang belakang
· Spastisitas dan kekakuan
· Terputusnya serabut saraf campuran
· Neuritis
· Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika
· Ensefaliatis
· Meningitis
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Rosyidi, Alvi. 1996. Anatomi – Fisiologi dan Gizi Manusia. Surakarta: UNS

More Related Content

What's hot

What's hot (19)

NERVOUS SYSTEM
NERVOUS SYSTEMNERVOUS SYSTEM
NERVOUS SYSTEM
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
 
Biologi bab 8
Biologi bab 8Biologi bab 8
Biologi bab 8
 
Makalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafanMakalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafan
 
Konsep Dasar IPA
Konsep Dasar IPAKonsep Dasar IPA
Konsep Dasar IPA
 
Biologi sistem saraf pusat
Biologi sistem saraf pusatBiologi sistem saraf pusat
Biologi sistem saraf pusat
 
Sel saraf (neuron)
Sel saraf (neuron)Sel saraf (neuron)
Sel saraf (neuron)
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafanAnatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
 
Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
 
Regulasi
RegulasiRegulasi
Regulasi
 
Presentase IPA
Presentase IPAPresentase IPA
Presentase IPA
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faal
 
Power point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinalPower point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinal
 

Similar to SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxSISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxssusera169c01
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxicuntaribiya
 
Coordination (part 1)
Coordination (part 1)Coordination (part 1)
Coordination (part 1)Iseu Pranyoto
 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxDestiAyu9
 
Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1Iseu Pranyoto
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAZona Bebas
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxNavantryRosyida
 
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Kurnia Wati
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSiti Jubaedah
 

Similar to SISTEM SARAF MANUSIA (20)

Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
sistem saraf manusia
sistem saraf manusiasistem saraf manusia
sistem saraf manusia
 
SISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxSISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptx
 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
 
Coordination (part 1)
Coordination (part 1)Coordination (part 1)
Coordination (part 1)
 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptx
 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
 
Coordination system
Coordination systemCoordination system
Coordination system
 
Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1Fun with my small note uploud 1
Fun with my small note uploud 1
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
 
Coordination book
Coordination bookCoordination book
Coordination book
 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
 
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusia
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 

SISTEM SARAF MANUSIA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan. Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem saraf. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana struktur syaraf dan bagian-bagiannya? 2. Bagaimana mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf? 3. Bagaimana pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia? 4. Apa sajakah gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf? C. Tujuan 1. Mengetahui struktur syaraf dan bagian-bagiannya 2. Mengetahui mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf 3. Mengetahui pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia 4. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
  • 2. BAB II PEMBAHASAN SISTEM SARAF A. SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA Syaraf (neuron)terdiri dari : a. Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit. b. Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls. c. Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin). Gambar 1 sel saraf dan bagian - bagiannya Sel syaraf terpadu membentuk substansi kelabu, yang terdapat di otak bagian korteks dan medula spinalis bagian medialnya, yang disebut nukleus. Sedang jika kumpulan sel syaraf tersebut terdapat di luar susunan syaraf pusat maka disebut ganglion. Masing-masing serabut syaraf dibungkus oleh sarung semacam lemak yang berguna untuk pelindung, nutrisi maupun pembatas antara syaraf yang satu dengan yang lain. Pembungkus axon tersebut dinamakan neurolemma yang terdiri dari sel-sel schwan. Pada tempat-tempat tertentu sel schwan mengadakan pengendapan myelin pada lekukan-lekukan/nodus ranvier secara spiral. Sedangkan serabut syaraf yang berada di otak maupun medula spinalis tidak dibungkus oleh neurolemma tetapi hanya berupa myelin, serabut-serabut syaraf ini juga terpadu, membentuk substansi putih yang disebabkan adanya sarung pelindung tersebut (substansi alba). Sebuah serabut syaraf mempunyai sifat-sifat : § Konduktivitas (penghantar impuls) § Eksitabilitas (dapat dirangsang)
  • 3. § Dapat memberikan respon terhadap rangsang Adapun macam-macam respon antara lain : § Rangsang mekanik § Rangsang elektrik § Rangsang kimiawi § Rangsang fisik Penghantar rangsang pada sebuah syaraf adalah : Dendrit àsel syaraf àaxon. Penghantaran tersebut dinamakan penghantar syaraf maju. Begitu pula sebuah impuls dapat melalui beberapa syaraf dengan jalan yang sama. Impuls terdiri dari dua macam : a. Impuls motorik : Merupakan impuls yang menuju ke efektor (otot/kelenjar). Impuls motorik yang ditimbulkan oleh salah satu sel piramidal di daerah motorik otak, akan melewati axon menyusup ke sumsum tulang belakang berada di substansi putih, axon tersebut kemudian mengkait dendrit sel motorik pada cornu anterior medulla spinalis, kemudian impuls merambat melewati syaraf penghubung menuju ke serabut syaraf radix anterior medulla spinalis, lalu dihantar pada tujuannya yaitu otot (efektornya). Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam kortex, melintasi axon atau serabut saraf yang sewaktu menyusui sumsum tulang belakang, berada di dalam substansi putih. Axon itu mengait dendrite sel saraf motorik pada kornu anterior sumsum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada axon sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang, dan dihantar kepada tujuan akhirnya dalam otot. b. Impuls sensorik : Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf ( dendron ) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian melalui axon sel- sel ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju sebuah nukleus dalam medula oblongta, dan akhirnya dikrimkan ke otak . Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi berkas-berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang. Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebro-spinal : 1) Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke saraf periferi ( tepi ). 2) Saraf sensorik atau saraf aferen yang membawa impuls dari periferi menuju otak .
  • 4. 3) Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik, maupun serabut sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari jenis yang terakhir ini. Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat saraf dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi atau serabut saraf komisural. Jalan impuls syaraf berkebalikan dengan impuls motorik, asal rangsang dari ujung-ujung syaraf pada kulit (reseptor) kemudian lewat axon à masuk ke medulla spinalis à naik menuju ke nukleus medulla oblongata à otak. Adapun syaraf-syaraf spinal sebagai penghantar impuls tersebut : · Syaraf sensorik · Syaraf motorik · Syaraf campuran Selain itu juga terdapat serabut syaraf yang menghubungkan berbagai pusat syaraf dalam otak dan medulla spinalis, yang disebut syaraf asosiasi/serabut syaraf komisural. Gambar 2 Saraf Spinal penghantar rangsang B. MEKANISME TERJADINYA RANGSANG SYARAF Proses terjadinya konduksi impuls syaraf terdapat dua teori antara lain: a. Teori Membran
  • 5. Yang menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls syaraf tergantung pada permeabilitas deferensial perbedaan permeabilitas dari ion Natrium dan Kalium pada membran neuron yang dikendalikan oleh medan listrik. Dari kedua faktor tersebut maka akan menimbulkan nilai ambang tertentu eksitasi tersebut dapat terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut berupa aksi potensial. Aksi potensial terjadi terjadi apabila membran mengalami depilarisasi. Pada saat istirahat, neuron berbentuk seperti silinder yang mempunyai muatan ion berbeda diantara membran selnya tetapi dengan jumlah yang sama, ion negatif berada didalam membran, sedangkan sedang ion positif berada di luar membran. Ion Kalium terdapat di dalam membran lebih bebas dan cepat bergerak ke luar dari pada ion Natrium yang berada di luar membran untuk berdifusi masuk ke dalam membran. Saat ion Kalium keluar dari membran maka muatan di dalam membran bertambah negatif, sehingga pada saat ion negatif lebih banyak dari ion positif di luar membran, maka ion Kalium sulit untuk ke luar membran perbedaan potensialnya mencapai 60-90 mvolt, pada saat itu diperlukan pompa Natrium yang membutuhkan energi dari ATP, yang mengalirkan Na ion sehingga terjadi keseimbangan kembali. Saat ion Na masuk, akan menurunkan potensial transmembran sampai 0 dan terus mencapai -40 atau -50 mvolt. Setelah satu atau dua milidetik permeabilitas natrium menurun., dan kalium mulai keluar kembali. Demikian proses tersebut menimbulkan potensial rehat, ini disebut repolarisasi. Jadi gelombang depolarisasi terjadi saat satu ion kalium keluar yang diimbangi dengan satu ion natrium yang masuk ke dalam membran. Oleh karena itu satu impuls syaraf merupakan gelombang depolarisasi yang melalui serabut syaraf. b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal Yang menyatakan bahwa aksi potensional disalurkan oleh adanya arus elektronik yang mengalir mendahuluinya. Efektifitas arus elektronik dalam meneruskan impuls tergantung pada besarnya arus, tahana membran, neuron, sitoplasma, dan medium yang mengelilinginya. C. PEMBAGIAN SISTEM SYARAF PADA MANUSIA Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain : 1. Sistem syaraf pusat terdiri dari : · Otak · Medulla spinalis (sumsum tulang belakang) 2. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan dengan syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung. · Syaraf cranial · Syaraf otonom :
  • 6. - syaraf simpatis - syaraf parasimpatetis 1) Sistem syaraf pusat Meningia Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi struktur saraf yang halus itu, membawa pembuluh darah ke situ, dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan serebrospinal memperkecil benturan atau goncangan. Meningia terdiri dari tiga lapis. 1. Pia mater yang menyelipkan dirinya kedalam celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erst tadi dengan demikian menyediakan darah untuk struktur-struktur ini. 2. Arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dari dura mater. 3. Dura mater yang padat dan keras terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada bagian tertentu, dimana sinus-venus terbentuk, dan dimana dura mater membentuk bagian-bagian berukut : Falx serebri yang terletak di antara kedua hemisfer otak. Tepi atas falx serebis membentuk sinus longitudinalis superior atau sinus sagitalis superior yang menerima darah vena dari otak, dan tepi bawah falx serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis inferior yang menyalurkan darah keluar falx serebri. Tentorium serebeli memisahkan serebelum dari serebrum. Diafragma sellae adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura mater dan yang menutupi sela tursika yaitu sebuah lekukan pada tulang sphenoid, yang berisi hipofisis. Meningitis adalah peradangan pada meningia, yang mempunyai gejala berupa bertambahnya jumlah dan berubahnya susunan cairan serebro-spinal ( CSF ). Infeksi yang terjadi mungkin disebabkan bakteri atau virus dan diagnosa dapat dilakukan dengan memeriksa cairan serebro-spinal yang diambil melalui punksi lumbal. Sistem ventrikuler terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama lain. Ke dalam rongga-rongga itulah plexus khoroid menyalurkan cairan serebo-spinal. Plexus khoroid dibentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat halus dan ditutupi oleh bagian pia mater yang membelok kedalam ventrikel dan menyalurkan cairan serebro- spinal. Kedua ventrikel lateral, masing-masing berada satu pada tiap hemisfer otak, dan bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada garis tengah antara kedua thalamus. Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel keempat yang terdapat diantara serebelum, pons dan medulla oblongata, melalui saluran kecil, aqueduktus serebri. Celah-celah pada atap ventrikel keempat memungkinkan cairan serebro-spinal memasuki ruang subarakhnoid yang
  • 7. mengelilingi keseluruhan otak dan sumsum tulang belakang. Cairan serebro-spinal adalah hasil sekresi plexus khoroid. Cairan ini bersifat alkali, bening mirip plasma. Tekanannya adalah 60 sampai 140 mm air. Sirkulasi cairan serebro-spinal. Cairan ini disalurkan oleh plexus khoroid ke dalam ventrikel- ventrikel yang ada di dalam otak; cairan itu masuk ke dalam kanalis sentralis sumsum tulang belakang dan juga kedalam ruang subarakhnoid melalui celah-celah yang terdapat pada ventrikel keempat. Setelah itu cairan ini dapat melintasi ruangan diatas seluruh permukaan otak dan sumsum tulang belakang hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui granulasi arakhnoid ( granulatio arfachnoidais ) pada sinus sagitalis superior. Oleh karena susunan ini maka bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang yang sangat halus, terletak diantara dua lapisan cairan sebelah dalam yang merupakan isi dari ventrikel- ventrikel otak dan saluran pusat sumsum tulang belakang, dan lapisan cairan sebelah luar yang berada dalam ruang subarakhnoid. Dengan adanya kedua “bantalan air” ini, maka sistem persarafan terlindung baik. Gambar 3 Garis – garis besar berupa diagram yang menunjukkan kedudukan ruang – ruang yang berisi cairan. Ruang Subarakhnoid, Ventrikel dan Canalis Spinalis yang berada didalam dan sekitar Otak dan Sumsum Tulang Belakang Fungsi cairan serebo-spinal. Cairan ini bekerja sebagai bufer, melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Menghantarkan makanan ke jaringan sistem persarafan pusat.
  • 8. Punksi lumbal. Oleh karena sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebrata lumbalis pertama atau kedua dan ruang subarakhnoid memanjang terus hingga ketinggian vertebra sakralis kedua, maka contoh cairan serebro-spinal dapat disedot keluar dengan men yuntikan jarum punksi lumbal ke dalam ruang subarakhnoid diantara titik-titik ini, dan tindakan ini disebut Punksi lumbal. Pemeriksaan cairan serebo-spinal yang dilakukan dengan cara itu dapat mengungkapkan keterangan penting tentang kemungkinan adanya meningitis dan pendarahan subarakhnoid pada otak. a. Otak Otak terletak didalam rongga kranium tengkorak. Perkembangan otak manusia, semula otak berbentuk silinder (bumbung/tabung). Otak berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran, otak awal, yang disebut otak depan, otak tengah dan otak belakang, jadi : Otak asal à otak depan otak tengah otak belakang Otak depan berkembang menjadi belahan otak besar (hemisphaerum cerebri), Corpus striatum dan Talami (talami 3 hipotalami). Sedang otak tengah menjadi otak antara (Diencephalon). Otak belakang berupa Pons varolli (jembatan varol), Medulla oblongata (sumsum lanjutan) dan Cerebellum (otak kecil). Ketiga otak belakang tersebut membentuk batang otak. Otak yang terletak di dalam rongga tengkorak dapat dibedakan menjadi 3 bagian yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda yaitu : cerebrum, cerebellum, batang otak.
  • 9. Gambar 4 Otak dan bagian - bagiannya a. Cerebrum Cerebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-masing disebut fosa kranialis anterior dan kranialis tengah. Cerebrum atau otak besar, di bagian kortex cerebri terdapat banyak kumpulan sel-sel syaraf sehingga membentuk substansi kelabu atau ganglia basalis. Pada korteks tersebut tersusun lipatan-lipatan tak teratur sehingga menambah luas permukaan cerebrum. Sedang pada bagian medulla terdapat axon-axon yang diselaputi oleh myelin sehingga membentuk substansi alba (putih) karena lemak myelin tersebut. Berbagai daerah pada otak. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus membagi hemisfer otak menjadi beberapa daerah. Kortex serebri bergulung-gulung dan terlipat secara tidak teratur, sehingga memungkinkan luas permukaan substansi kelabu bertambah. Lekukan diantara gulungan-gulungan itu disebut sulkus, dan sulkus yang paling dalam membentuk fisura longitudinalis dan latereralis. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus ini membagi otak dalam beberapa daerah atau “lobus” yang letaknya sesuai dengan tulang tulang yang berada di atasnya, seperti lobus frontalis, temporalis, perietalis dan oksipitalis. Fisura longitudinalis adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum menjadi hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis dura mater yang disebut falx serebri me nyelipkan dirinya kedalam fisura itu. Dengan cara yang sama sebagian kecil dura mater, yang disebut flax serebeli, membagi serebelum menjadi hemisfer kanan dan kiri.
  • 10. Sulkus lateralis atau fisura Silvius, memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis (pada sebelah anterior) dan dari lobus parietalis pada sebelah posterior. Kortex adalah asal semua impuls motorik yang mengendalikan otot tulang-tulang. Kortex juga merupakan daerah akhir untuk menerima semua impuls saraf sensorik yang masuk guna dinilai dan ditafsirkan, termasuk sensibilitas kulit, sentuhan, sakit, suhu, getaran, jarinagn, bentuk dan ukuran, serta sensibilitas otot dan sendi. Kortex Serebri terdiri dari banyak lapisan sel saraf; yang adalah substansi kelabu serebrum. Kortex serebri ini tersusun dalam, banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak teratur, dan dengan demikian menambah daerah permukaan kortex serebri, persis sama seperti melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujungnya yang sebenarnya. Substansi putih terletak agak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf milik sel-sel pada kortex. Kortex cerebri terdiri dari beberapa daerah motoris dan sensoris. Daerah tersebut terletak persis di depan sulkus sentralis sampai sulkus lateralis. Daerah kortex tersebut mengandung sel-sel syaraf sebagai awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain dari tubuh. Daerah motoris bagian atas mengendalikan anggota badan bagian bawah, sedang bagian bawah tubuh berturut-turut ke atas dikendalikan oled daerah motoris bagian atas ke bawah sampai daerah kendalinya leher, anggota badan atas maupun kepala. Pada daerah kortex tersebut, bagian motoris paling bawah disebut broca, ini mempunyai kaitan dengan kemampuan berbicara seseorang ataupun aktivitas individu, misalnya seseorang biasa menggunakan anggota badannya untuk kegiatan digunakan bagian sebelah kiri maka broca berada disebelah kanan dari hemispherum cerebri. Dan begitu pula sebaliknya. Berbagai macam perasaan dirasakan dan ditafsirkan dikortex sensoris, sedang daerah auditorik (pendengaran) pada lobus temporalis di bawah fisura longitudinalis, kesan suara diterima dan ditafsirkan. Daerah visuil (penglihatan) terletak di ujung lobus oksipetalis yang menerima bayangan kesan-kesan untuk juga ditafsirkan. Pusat pengecap dan penciuman agak anterior lobus temporalis. Di dalam hemisphaerum cerebri banyak terbenam ganglia (beberapa kelompok kecil sunstansi kelabu yang disebut ganglia atau nuklei basalis) dalam substansi putih. Dua diantaranya adalah nukleus caudatus dan nukleus lentiformis, yang keduanya membentuk corpus striatum. Struktur tersebut berhubungan erat dengan talamus (yaitu substansi kelabu yang lain), yang terletak di tengah – tengahnya struktur ini.
  • 11. Sistem nukleus dengan sistem serabut tersebut merupakan bagian dari sistem extrapiramidal yang mempengaruhi : § Tonus dan sikap tubuh § Menyatu dan menyesuaikan gerakan otot sadar utama yang merupakan sebuah jalur motorik dengan sistem piramidal. Thalamus sebagai penerima impuls sensorik yang dapat ditafsirkan pada tingkat subkortikal atau disalurkan pada daerah sensorik. Gambar 5 Daerah Sensoris Otak Hipothalamus mempunyai beberapa nukleus yang berhubungan dengan hipophise pada sistem endokrin., nukleus-nukleus tersebut mengendalikan fungsi-fungsinya, seperti lapar, haus, pengaturan suhu tubuh. Gambar 6 Struktur Hipotalamus
  • 12. Bagian yang menghubungkan antara kortex cerebri dengan batang otak dan medulla spinalis adalah capsula interna yang penuh dengan serabut penuh serabut motorik dan sensorik. Pada saat melintasi substansi kelabu, syaraf-syaraf tersebut terpadu erat. Jika terjadi thrombosis arteri pada capsula interna, dapat mengakibatkan hemiplegia (kerusakan salah satu sisi tubuh). Sedang kerusakan pada cerebrovaskuler tersebut dinamakan stroke. Gambar 7 Capsula Interna Jadi fungsi Cerebrum : 1. Mengontrol mental; tingkah laku, pikairan, kesadaran, moral, kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa dan beberapa perasaan khusus. Fungsi tersebut dilakukan oleh korteks cerebri yang mengandung pusat-pusat tertinggi. 2. Mengendalikan otot-otot tulang, sebab kortex cerebri tempat semua impuls motoris. 3. Menilai dan menafsirkan impuls yang masuk termasuk sensibilitas kulit, sentuhan, sakit, tekanan, suhu, getaran, jaringan, bentuk dan ukuran, serta sensibilitas otot dan sendi. Fungsi ini dipertanggungjawabkan oleh kortex cerebri yang merupakan tempat menerima impuls sensoris.
  • 13. Gambar 8 Struktur Cerebrum b. Cerebellum Serebelum adalah bagian terbesar dari otak belakang yang menempati fosa kranialis posterior dan diatapi oleh tentorium-serebeli, yang merupakan lipatan dura mater yang memisahkannya dari lobus oksipitalis serebri. Gambar 9 bagian Cerebellum Fungsi serebelum adalah untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Serebelum berperan penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. Bila serabut kortiko- spinal yang melintas dari kortex serebri ke sumsum tulang belakang mengalami penyilangan, dan dmikian mengendalikan gerakan sisi yang lain dari tubuh, maka hemisfer serebri mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri.
  • 14. Keterangan: A: Midbrain. B: Pons. C: Medulla. D: Spinal cord. E:Fourth ventricle. F: Arbor vitae. G: Tonsil Gambar 10 Struktur Cerebrum Cedera unilateral pada Serebelum mengakibatkn gangguan pada sikap dan tonus otot. Gerakan sangat tidak terkoordinir. Semua gerakan sadar dan otot-otot anggota badan menjadi lemah, dan cara bicara pun lambat. c. Batang otak Terdiri dari : Diencephalon (otak tengah ) Pons varolli Medulla oblongata Otak tengah (diensefalon) merupakan bagian atas batang otak. Aqueduktus serebri yang menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat melintasi melalui otak tengah ini. Otak tengah dibagi 2 tingkat : 1) Atap yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk penglihatan dan pendengaran. 2) Jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar otak tengah, menurun terus menerus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum tulang belakang.
  • 15. Gambar 11 struktur Diencephalon (Otak Tengah) Jalur lintas motorik : Capsula interna à dasar otak tengah à pons varolli à medulla oblongata à medulla spinalis à organ. Jalur lintas sensorik : Organ à medulla spinalis à medulla oblongata à pons varolli à otak tengah à thalamus à kortex sensoris hemisphaerum cerebri. Fungsi otak tengah : Mengendalikan kesetimbangan dan gerakan-gerakan mata Pons Varoli merupakan bagian tengah otak dan karena itu memiliki jalur lintas naik dan turun seperti pada otak tengah. Fungsi pons varolli : 1. Sebagai jalur lintas motorik mapun sensorik 2. Terdapat serabut penghubung lobus cerebellum 3. Menghubungkan cerebellum dengan kortex cerebri
  • 16. Keterangan A. Pons Varoli. B. Medulla oblongata. a) Brachium pontis (middle cerebellar peduncle) b) Restiform body (s. crus cerebelli ad medullam oblongatam). c) Inferior Olive. d) Pyramid (s. corpus pyramidale). e) Pyramidal decussation (motor decussation). f) Transverse fibers. g) arcuate fibers. h) Anterior (ventral) median fissure. Gambar 12 Struktur Pons Varoli dan Medulla Oblongata Medula Oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta mengubungkan pons dengan sumsum tulang belakang, terletak dalam fosa kranialis posterior adn bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum tulang oksipital. Sifat utama Medula Oblongata adalah bahwa disitu jalur motorik desendens (menurun) melintasi batang otak dari sisi yang satu menuju sisi yang lain yang disebut duktus motorik. Perpotongan seperti diatas yang dilakukan jalur sensorik pada medula juga terjadi dan disebut duktus sensorik. Medula Oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang penting dan mengandung ”pusat-pusat vital” yang mengendalikan pernapasan dan kardiovaskuler.Fungsi medulla oblongata : 1. Mengendalikan pernafasan 2. Mengendalikan sistem cardiovaskuler
  • 17. Gambar 13 Struktur Medulla Oblongata b. Medula Spinalis Medulla spinalis bermula dari medulla oblongata menuju ke arah otak caudal melalui foramen magnum dan berakhir pada daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah semakin kecil kecuali pada daerah leher dan daerah pinggang menebal/melebar. Dari penebalan tersebut plexus-plexus syaraf bergerak guna mensyarafi anggota badan atas dan bawah, dan untuk daerah dada tidak membentuk plexus tetapi tersebar membentuk syaraf intercostalis. Pada penampang melintang medulla spinalis tampak gambaran seperti kupu-kupu. Sayapnya dibentuk oleh tanduk depan/cornu anterior dan tanduk belakang/cornu posterior di kanan dan kiri. Medulla spinalis juga mempunyai 3 substansi yaitu kelabu dan putih. Serabut-serabut syaraf tersebut tersusun menjadi beberapa jalur. Medulla spinalis keluar syaraf-syaraf spinal yang tersusun menurut segmen tubuh. § 8 pasang syaraf spinal leher § 12 pasang syaraf spinal dada § 5 pasang syaraf pinggang § 5 pasang syaraf spinal kelangkang § Beberapa syaraf pinggang tungging
  • 18. Setiap syaraf spinal yang keluar dari medulla spinalis terdiri dua akar yaitu: § Akar depan (radix anterior) § Akar belakang (radix posterior) Kedua radix tersebut mempunyai kumpulan sel syaraf yang disebut simpul syaraf spinal (ganglion spinale). Kedua radix tersebut saling bertaut satu sama lain membentuk sebuah syaraf spinal yang kemdian meninggalkan canalis vertebralis melalui foramen intervertebralis. Kemudian segera bercabang menjadi cabang ke depan, ke belakang dan cabang penghubung. Cabang belakang syaraf spinal tersebut (ramus posterior nervi spinali) mensyarafi : - Otot punggung sejati dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang depan syaraf spinal mensyarafi : · Semua otot kerangka badan · Anggota gerak · Semua kulit kecuali sebagian kecil kulit punggung · Lengan atas yang disebut plexus branchialis, dicabangkan lagi keketiak, bahu, lengan, dan tangan · Anggota gerak bawah juga membentuk plexus yaitu plexus lumbosacralis mensyarafi paha, tungkai atas dan bawah Di daerah plexus brachialis dan plexus lumbosacralis, cabang – cabang depan dari nervi spinalis tidak membentuk anyaman (plexus) tetapi terpisah sendiri – sendiri sebagai syaraf – syaraf antar iga (n intercostalis) ke dinding dada dan dinding perut.
  • 19. Gambar 14 Struktur Anatomi Medula Spinalis Cabang penghubung dan spinalis menuju ke batang simpatis (truncus simpaticus) yaitu dua untai syaraf membujur di samping columna vertebralis dari atas ke bawah. Pada setiap segmen tubuh, truncus simpaticus membentuk simpul syaraf yang mensyarafi alat – alat dalam. Susunan syaraf tersebut termasuk susunan saraf otonom (mandiri). Nervi spinalis berjalan melalui foramen intervertebralis dengan arah mengeray, menyesuaikan, karena spinalis hanya sampai pada pinggang sehingga hanya melanjutkan sebagai benang ujung (filum terminal). Bagian canalis vertebralis yang terletak dibawahnya diisinoleh sebagian n spinalis yang berasal dari bagian bawah columna vertebralis dengan berjalan serong kebawah menuju foramen intervertebralis yang sesuai, terbentuklah ekor kuda (cauda equina).
  • 20. Gambar 15 Penampang melintang Sumsum Tulang Plexus utama syaraf spinal : 1. Plexus cervicalis : di bentuk empat syaraf cervical pertama. Letak plexus ini dibawah otot sterno-mastoid. Dari plexus ini timbul banyak cabang yang berfungsi untuk mensyarafi beberapa otot leher dan diafragma (n frenicus) 2. Plexus brachialis : dibentuk oleh 4 syaraf cervical lebih rendah dari pembentuk plexus cervicalis, dan syaraf thoracal pertama. Letaknya dibelakang sagita posterior leher, dibelakang clavicula dan axila. Mula – mula membentuk tiga berkas (n.c. 5&6) membentuk tangkai atas, (n.c. 7) membentuk tangkai tengah dan (n.c.8 dan n. th.1) membentuk tangkai bawah. Yang selanjutnya bergabung membentuk urat lateral yang meneruskan mensyarafi otot dibawah kulit (muscul ossubkutans) dan urat posterior yang selanjutnya sebagai syaraf radialis dan untuk sircumflexi, kemudian yang lain adalah urat medial yang melanjutkan diri sebagai syaraf ulnaris, urat medial dan lateral bertemu membentuk syaraf mediana. Dari syaraf radialis mensyarafi lengan atas dan otot radialis, syaraf ulnaris mensyarafi lengan atas dan otot ulnaris sedang syaraf mediana mensyarafi bagian volar, fossa cubiti dan melanjutkan bercabang ke palmaris mensyarafi ke 3 jari - jari dari lateral, dan ke 2 jari - jari lainnya disyarafi o,eh cabang syaraf ulnaris.
  • 21. Gambar 16 Plexus Brachial kiri 3. Plexus lumbalis dibentuk oleh akar syaraf lumbal pertama, di dalam otot psoas, dan mensyarafi otot tersebut. plexus ini bercabang menjadi : · nervus femoralis melalui bawah ligament inguinale melanjutkan mensyarafi femur / paha sebelah anterior · nervus obturatorius melalui foramen obturatorium masuk ke paha mensyarafi paha sbelah dalam 4. Plexus sacralis dibentuk syaraf lumbal keempat dan kelima. Syaraf - syaraf sacralis bergabung membentuk nervus ischiadichus yang masuk ke dalam paha melalui celah sacrum melayani paha sebelah posterior, sampai di fossa poplitea, bercabang menjadi n popliteus medialis dan lateralis yang melayani otot tungkai bawah. 5. Plexus Lumbo-Sekralis menyalurkan saraf-saraf yang utama untuk anggota bawah.
  • 22. Gambar 17 Plexus Lumbo Sakral Fungsi medula spinalis: a. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh b. Gerak reflek Gerakan tersebut dapat terjadi bila ada: 1. Organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. 2. Serabut syaraf sensorik yang akan meneruskan. Jalannya rangsang: Impuls menuju sel – sel ganglion radix posterior àoleh serabut sel syaraf, impuls dihantar ke substansi kelabu pada cornu posterior medulla spinalis à serabut syaraf penghubung (n konektor) à ke cornu anterior à sel syaraf motorik menerima impuls à diteruskan melalui serabut syaraf motorik à organ motorik
  • 23. Gambar 18 Mekanisme Gerak Reflek Untuk gerak refleks maka dibutuhkan struktur sbb : a. Organ sensorik yang menerima impuls, misalnya kulit. b. Serabut saraf sensorik, yang menghantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix posterior dan selanjutnya serabut itu akan meneruskan impuls menuju substansi kelabu pada kornu posterior medula spinalis. c. Sumsum tulang belakang, dimana serabut saraf penghantar menghantarkan impuls menuju kornu anterior melalui medula spinalis. d. Sel saraf motorik, dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik. e. Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
  • 24. Gambar 19 Diagram bagian yang diperlukan untuk pembentukan sebuah lengkung Reflek Gerak Refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat sari gerak sadar , misalnya menutup mata pada saat terkena debu, dll. Saraf-saraf spinalis. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medula spinalis melalui dua akar, akar anteior dan akar posterior. Gambar 20 Diagram Irisan Melintang Sumsum Tulang Belakang Jalur saraf motorik. Impuls berjalan dari kortex serebri menuju sumsum tulang belakang, melalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebo spinalis/ traktus piramidalis. Neuro motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior sumsum tulang belakang, keluar lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke periferi, dan berakhir dalam organ motorik, misalnya otot.
  • 25. Kerusakan pada neuron motorik. Dari segi klinis, perlu dibedakan antara kerusakan pada neuron motorik atas, seperti jalur motorik pada daerah otak dan gangguan pada neuron motorik bagian bawah. Gambar 21 Jalur Saraf Motorik · Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada neuron motorik atas, dimana otot-otot sebetulnya bukan lumpuh, tetapi lemah dan kehilangan kontrol. · Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah , dimana otot yang terserang menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan refleks normal. Bila penderita anak-anak maka anggota geraknya tidak dapat berkembang. · Bell’s palsy adalah contoh lain kasus kerusakan neuron motorik bawah.
  • 26. Gambar 22 Jalur saraf Sensorik di relai 3 kali Jalur Saraf sensorik. Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang terdiri dari 3 neuron. Yang pertama atau neuron yang paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion sensorik, pada akar posterior sebuah saraf spinalis, lantas dendron yang merupakan sebuah cabangnya, bergerak menuju periferi dan berakhir dalam satu organ sensorik, misalnya kulit. Sementara itu axon, yang merupakan cabang yang lain masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju kolumna posreior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam medula oblongata.
  • 27. Gambar 23 Serabut saraf sensorik Sel neuron yang kedua timbul dalam nukleus tersebut, kemudian melintasi garis tengah dalam cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk dekusasio sensorik, naik melalui ponsdan diensefalon guna mencapai talamus. Neuron yang ketiga dan terakhir bermula dalam talamus, bergerak melalui kapsula interna untuk mencapai daerah sensorik kortek serebri. Traktus menaik ini menghantarkan impuls sentuhan, kedudukan sendi-sendi dan getaran, sementara yang lainnya menghantarkan impuls sentuhan, rasa sakit dan suhu. Perasaan ( Sensibilitas ). Saraf sensorik tepi akan menghantarkan beberapa impuls ” aferen ” untuk ditafsirkan oleh daerah sensorik dalam kortex serebri sebagai sentuhan rasa sakit, gatal, panas dan dingin yang berasal dari struktur tepi. Sinapsis saraf. Axon sebuah saraf adalah serabut penghantar, sementara dendrit (ada lebih dari satu ) adalah serabut yang menerima impuls saraf dan mengalihkannya menuju sel saraf. Impuls dapat disalurkan melalui serangkaian neuron, seperti yang terdapat pada neuron sensorik asendens. Diperkirakan bahwa proses penyaluran impuls tidak harus melalui struktur tanpa terputus. Proses ini diperlihatkan dalam diagram berikut yang menunjukkan apa yang disebut persambungan sinaptik.
  • 28. Gambar 24 sinapsis serabut saraf. A: menunjuk arah sebuah impuls ke percabangan akson, B: lewatnya impuls dikumpulkan oleh dendrit sebuah sel saraf melalui sel, ke akson sebuah neuron kedua 2) Sistem syaraf tepi Secara langsung maupun tidak langsung, sistem syaraf tersebut tergantung pada sistem syaraf pusat. Terdiri dari : a. Syaraf cranial Terdapat 12 pasang serabut syaraf cranial, bersifat sensorik atau motorik, juga campuran antara lain : 1. N olfaktorius (sensorik), syaraf pembau 2. N opticus (sensorik), syaraf penglihat 3. N oculomotoris (motoris), mensyarafi otot mata externa dan penghantar syaraf parasimpatis untuk melayani o. siliaris dan o. Oris 4. N choclearis (motoris) ke arah sebuah otot mata, m obliquus externa 5. N trigeminus (sensoris) mensyarafi kulit wajah, o.kunyah 6. N abduscens (motoris) mensyarafi satu otot mata yaitu rectum lacriminalis 7. N fascialis (motoris) mensyarafi otot - otot mimik wajah dan kulit kepala. 8. N acusticus (sensoris) untuk pendengaran 9. N glossopharingeus (motorik dan sensorik) mensyarafi lidah dan tekak dan kelenjar parotis 10. N vagus (sensoris dan motoris) mensyarafi semua organ tubuh 11. N accesoris (motoris) terbelah menjadi dua, yang pertama menyertai n vagus, yang lainnya sebagai n motoris menuju ke otot sternocleiodosmatoideus dan m. Trapezius 12. N hypoglosus (motoris) mensyarafi otot - otot lida
  • 29. Gambar 25 Saraf Cranial b. Syaraf otonom Semua alat-alat dalam dikendalikan oleh syaraf otonom. Syaraf otonom terdiri dari dua sistem: a. Sistem simpatis b. Sistem parasimpatis Syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis bekerja secara antagonis, tidak dibawah kesadaran oleh karena itu sering disebut syaraf tak sadar. Sifat - sifat syaraf otonom: · syaraf otonom tidak diatur oleh cerebrum · sebagian besar organ menerima seperangkat ganda syaraf otonom simpatis dan parasimpatis · ujung axon masing - masing serabut tersebut mengeluarkan zat transmiter yang berbeda : simpatis mengeluarkan noreppneprin oleh karena itu sering disebut serabur adrenergik dan serabut par simpatis mengeluarkan asetilkholin juga disebut serabut kholinergik, pada setiap efektor. Jadi yang menyebabkan berbeda, responnya karena zat transmiter tersebut sedang impuls kedua sistem syaraf tersebut sama. · Impuls motor mencapai organ efektor dari otak dan sumsum tulang belakang melalui dua neuron : neuron preganglion yang terletak didalam otak atau sumsum tulang belakang dan neuron postganglion terletak ganglion diluar sistem syaraf pusat
  • 30. · badan sel neuron postganglion dari syaraf simpatis terletak didekat sumsum tulang belakang, sedang di sistem syaraf parasimpatis terletak didekat atau dalam organ yang dilayani · bekerja secara antagonis Sistem syaraf simpatis terletak didepan columna vertebralis dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut – serabut syaraf. Sistem simpatis tersebut terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion – ganglion, syaraf tersebut bergerak dari dasar tengkorak yang terletak didepan columna vertebralis dan berakhir pada pelvis sebagai ganglion coccygeus. Ganglion – ganglion tersebut tersebar: · 3 pasang ganglion cervical, didaerah leher · 11 pasang ganglion thorakal, didaerah dada · 4 pasang ganglion lumbal, di daerah pinggang · 4 pasang ganglion sakral, di daerah sakral · Ganglion koksigeus, didaerah koksigeus Gangliuon-ganglion ini bersambung erat dengan system saraf pusat melalui sumsum tulang belakang,dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung ,yang bergerak ke luar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang. Ganglion simpatik lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini dan bersama serabutnya membentuk plexus-plexus simpatis sebagai berikut: 1. Plexus kardiak, terletak didekat dasar jantung, serta mengarahkan cabangnya ke jantung dan paru – paru 2. Plexus silika, terletak di sebelah belakang lambung melayani alat – alat dalam rongga abdomen 3. Plexus mesentrikus, terletak di depan sakrum dan melayani organ – organ dalam pelvis Serabut-serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung, otot otot tak sadar semua pembuluh darah, serta semua alat alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus. Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut- serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit-yaitu arrectores pilorum- serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar. Syaraf parasimpatis, keluar dari otak melalui syaraf – syaraf kranial ketiga, tujuh, sembilan, dan sepuluh. Saraf- saraf ini merupakan penghubung melalui mana serabut-serabut parasimpatik lewat, dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan olehnya. Serabut- serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkuler pada iris,
  • 31. dan dengan demikian merangsang gerakan- gerakan yang menentukan ukuran pupil mata, menggunakan saraf cranial ketiga yaitu saraf okulo- motorik. Serabut – serabutnya mencapai iris, pupil melalui neuron okulomotorik, mencapai kelenjar ludah melalui neuron fascial dan melalui neuron glossofaringeus. Syaraf parasimpatis yang keluar dari medula spinalis melalui daerah sakral membentuk urat – urat syaraf pada alat – alat dalam pelvis dan melayani kolon, rektum, dan kandung kemih. Serabut- serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus. Saraf vagus atau saraf cranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah layanannya luas, serta serabut- serabutnya disebarkan kepada sejumlah besar kelenjar dan organ. Penyebarannya ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis. Sistem simpatis dan parasimpatis bekerja secara antagonis pada organ yang sama, misalnya syaraf simpatis mengencangkan suatu alat dalam maka syaraf parasimpatis mengendorkannya. Gambar 26 Pembagian kerja Saraf Simpatis dan Parasimpatis
  • 32. System pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis ) Cuma sebagian kecil organ dan kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan ,yaitu simpatis dan parasimpatis . sebagian besar organ dan kelenjar memiliki pelayanan ganda,yaitu menerima beberapa serabut dari sitem simpatis di samping beberapa serabut dari saraf otonom sacral atau cranial. Keaktifan organ dirangsang oleh sekelompok urat saraf, sementara di lain pihak dilambatkan/diberhentikan oleh sekelompok urat lain-dengan kata lain masing-masing kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian,penyesuaian –tepat antara aktivitas dan istirahat tetap dipertahankan, sementara ritme kegiatan halus organ-organ dalam,kelenjar,pembuluh darah serta otot tak sadar juga dipertahankan. Dengan demikian,jantung menerima serabut akselerator dari saraf simpatis ,dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus. Pembuluh darah mempunyai vaso-konstriktor dan vaso-dilator. Gambar Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltic berturut-turut. Organ Kegiatan ditambah atau dirangsang oleh Kegiatan diperlambat atau dihentikan oleh Jantung Bronchi Lambung Usus Kantong kencing Pupil mata (iris) Simpatis (kecepatan dan kekuatan ditambah) Vagus (konstriksi) Vagus (konstraksi) Vagus (konstraksi) Otonom sacral (konstraksi) Otonom cranial ke-3 (kontraksi) Vagus (kecepatan dan kekuatan dikurangi) Simpatis (dilebarkan ) Simpatis (dikendorkan ) Simpatis (dikendorkan ) Simpatis (dikendorkan ) Simpatis (dilebarkan ) Apabila sebuah organ memiliki otot sfinkter,maka serabut saraf yang menyebabkan kontraksi organnya akan menghambat sfinkter ,dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi pada lambung dalam sfinkter pilorik, usus dalam sfinkter ileokolik, dan kantong kencing dalam sfinkter uretra interna. Sebagai contoh misalnya,pada kegiatan mikturisi sfinkter uretra
  • 33. dikendorkan , sementara otot pada dinding kandung kencing berkontraksi, sehingga memungkinkan kandung kencing dikosongkan. Gambar 27 Sistem saraf Simpati dan Parasimpatik Zat transmiter yang dihasilkan adalah asetilkholin yang berfungsi dari asetilkholin setelah disekresi oleh syaraf kholinergik simpatis, zat tersebut kemudian disintesa oleh vesikel yang ada di ujung syaraf tersebut, kemungkinan juga terjadi di axoplasma, reaksi utama yang terjadi sebagai berikut: Acetyl+ KoA + Kolin à Kholin acetylase àAcetylkholin Acetylkholin à (kholinesterase) à Ion acetat + kholin Kholin yang terbentuk tersebut dibawa kembali ke dalam ujung syaraf terminal untuk disintesa acetylkholin baru . Dalam pemecahan acetylkholin tersebut diatas, biasanya memerlukan waktu yang cepat sekali hanya beberapa detik setelah sekresinya, tetapi kadang – kadang tahan selama beberapa detik, sehingga sejumlah kecil difusi di cairan sekitarnya,
  • 34. cairan tersebut mengandung semacam kholinesterase lain yang disebut kholinesterase serum yang dpaat memecahkan acetylkholin yang tersisa dalam beberapa detik berikutnya. Oleh karena itu kegiatan acetylkholin di ujung syaraf kholinergik hanya beber5apa detik atau sepersekian detik. Sedang sintesa norepineprin dimulai dari exoplasma dari ujung syaraf terminal serabut syaraf adrenergik dan diselesaikan di vesikel. Tirosin à hidroksilasi à DOPA DOPA à dekarboksilasi à Dopamin Transpor dopamin ke dalam vesikel Dopamin à hidroksilasi à norepineprin Jika ini terjadi di medulla adrenalis maka reaksi tersebut masih dilanjutkan: Norepinephrin à metilasi à epenephrin Guna pemecaha / penghilangan Norepinephrin yang disekresi di ujung syaraf terminal serabut syaraf adrenergik maka dilakukan: 1. Difusi kembali ke ujung syaraf adrenergik secara transpor aktif, sehingga 50-80% yang diserap dari Norepinephrin yang disekresikan 2. Difusi menjauhi ujung syaraf tersebut, ke dalam cairan tubuh sekitarnya kemudian masuk ke dalam darah, inilah yang memindahkan Norepinephrin yang tersisa 3. Sebagian kecil dipecah oleh enzim monoamin aoksidase (COMD) yang tersebar di seluruh jaringan Lama bekerjanya Norepinephrinyang lansung disekresikan ke dalam jaringan sangat cepat sekali hanya beberapa detik khususnya yang berada di ujung syaraf adrenergik, kecuali Norepinephrin maupun ephinephrinyang disekresi oleh adrenal masuk ke dalam darah, aktif sampai jaringan yang kemudian diperoleh oleh enzym COMT, terutama di hepar. Jadi kira - kira 10-30 detik, setelah itu terjadi penurunan selama satu sampai beberapa menit. Mekanisme pengaruh zat transmiter syaraf otonom terhadap reseptor pada organ – organ dalam (otot polos atau kelenjar). Acetylkholin, Norepinephrin dan ephinephrin yang disekresikan oleh syaraf otonom akan merangsang organ efektor: 1. Bereaksi dengan reseptor (protein/ lipoprotein) yang terdapat didalam membran sel, sehingga mengubah permeabilitas membran yang dapat mengakibatkan kemungkinan terjadi aksipotensial misalnya pada otot polos atau mengakibatkan efek elektronik pada sel misalnya pada sel kelenjar untuk menimbulkan respons. Ion tersebut menimbulkan efek langsung pada sel reseptor, misalnya ion kalsium akan meningkatkan kontraksi otot polos.
  • 35. 2. Meningkatkan kegiatan enzym yang terdapat dalam sel efektor, misalnya ephineprin meningkatkan kegiatan adenil siklase dalam membran sel, yang menyebabkan pembentukan AMP siklis, yang sangat berperanan dalam banyak kegiatan intrasel.
  • 36. D. GANGGUAN SISTEM SARAF 1. Gangguan pada serebrum. Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah cedera atau yang menyusul kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung dari daerah dan neuron yang terserang. · Paralis motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks-meninggi merupakan akibat dari neuron atas yang terkena cedera. Hemiplegis hanya dapat menyerang lengan dan tungkai sebelah saja, sedang otot wajah, kepala, leher dan badan kendati badan tidak terkena, · Paralis sensorik, sebagai akibat dari cedera pada halur sensorik. Gerak refleksi tidak normal, ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik pupil mata yang mengalami kontrasi atau tidak dapat berkontraksi. Gambar 28 Serabut saraf dan arteri yang melintasi sebelah depan pergelangan dan melayani struktur didalam tapak tangan dan jari
  • 37. 2. Ganglion Basalis. Penyakit parkison, paralisis agitans diduga disebabkan oleh degenerasi ganglion-ganglion basalis. 3. Batang otak, pons dan medula oblongata. Pusat-pusat vital pengendalian pernapasan dan tekanan darah terletak di sini, sehingga suatu kerusakan pada daerah ini akan menyebabkan kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjedi di situ dapat menyebabkan kelemahan dan hilangnya perasaan. 4. Kerusakan pada sumsum tulang belakang. Seringkali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas adalah cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Apabila cedera itu mengenai daerah servikal pada lengan, badan dan tungkai maka penderita itu tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang cedera maka diafragma mungkin tidak terserang, sebaliknya bila saraf frenikus terserang maka dibutuhkan pernapasan buatan. 5. Spastisitas dan kekakuan. Pada saat keadaan paralia lemas berlalu, otot mendapat kembali tonusnya, kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spastik dan kaku. Gerak refleks terjadi khususnya pada bagian yang mempunyai hubungan dengan kelompok otot flexor dan abduktor, walaupun tidak terdapat pengendalian sadar atas gerakan ini. Kemampuan pengendalian sadar hilang. Pada tahap ini ada kemungkinan terjadi deformitas. 6. Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada kecelakaan lalu lintas, dapat menyebabkan daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, oleh karena ini merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabkan hilangnya perasaan. 7. Neuritis adalah istilah gabungan yang digunakan dengan dengan adanya gangguan pada saraf tepi, entah itu karena peradangan, keracunan, seperti pada neuritis alkohol maupun karena tekanan. Simptom yang timbul karena peradangan ada macam-macam biasanya berupa rasa sakit yang justru menghebat pada malam hari, dan tidak berkurang kendati si penderita beristirahat. Jenis-jenis neuritis dinamakan sesuai dengan plexus atau urat saraf yang terserang, misalnya : a. Neuritis plexus brakhialis yang mungkin disebabkan infeksi, cedera ataupun tekanan. b. Neuritis nervus radialis, dapat cidera apabila lengan dibiarkan bergelantungan pada sisi alat pengusung atau meja operasi. c. Tekanan pada nervus ulnaris, dapat timbul karena bertelekan pada siku pada saat berbaring. d. Kompresi nervus medianus dalam saluran karpal.
  • 38. 8. Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika Timbulnya siatika sering kali diduga disebabkan tekanan yang berasal dari prolapsus diskus intervertebralis atau karena cedera lain pada bagian bawah kolumna vertebra. Nervus popliteus lateralis apabila tungkai dibalut gips, dapat tertekan pada saat gips itu melingkari kepala fibula. 9. Ensefaliatis adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya disebabkan infeksi virus. 10. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak. · Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang sangat khusus serta berkembang pesat. Termasuk kedalamnya adalah semua pembedahan yang dilakukan terhadap otak, sumsum tulang belakang dan saraf tepi. · Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila terdapat tumor, darah atau gumpalan darah ataupun fraktur pada kubah yang dapat menekan otak.
  • 39. BAB III PENUTUP KESIMPULAN : 1. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain 2. Syaraf (neuron)terdiri dari : · Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit. · Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls. · Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin). 3. Proses terjadinya konduksi impuls syaraf ada dua teori : a. Teori Membran b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal 4. Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain : a. Sistem syaraf pusat terdiri dari : · Otak · Medulla spinalis (sumsum tulang belakang) b. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan dengan syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung. · Syaraf cranial · Syaraf otonom : - syaraf simpatis - syaraf parasimpatetis 5. Gangguan pada system syaraf : · Gangguan pada serebrum · Ganglion Basalis · Batang otak, pons dan medula oblongata · Kerusakan pada sumsum tulang belakang · Spastisitas dan kekakuan · Terputusnya serabut saraf campuran · Neuritis · Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika
  • 41. DAFTAR PUSTAKA Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Rosyidi, Alvi. 1996. Anatomi – Fisiologi dan Gizi Manusia. Surakarta: UNS