1. MAKALAH TENTANG IMAN KEPADA RASUL
Disusun untukmemenuhitugas agama islam :
IMAN KEPADA RASUL
DISUSUN OLEH :
ANGGI DWI PUTRI
CAHYO NUGROHO
LIDIA PRATIWI
MUHAMMAD ANDIAN IKBAR
RELITA HANAFI
RIZKY PRATAMA
3. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta
salam selalu kita curahkan kepada nabi muhammad SAW yang telah memberikan
membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam pembuatan
makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas agama islam. “ IMAN KEPADA
RASUL ” merupakan judul yang kami berikan untuk makalah ini. Tujuan disusunnya
makalah ini adalah untuk memahami aspek pendidikan agama islam. Makalah ini
memuat tentang Iman kepada Para Rasul Allah, dimana didalamnya di terangkan
bagaimana seharusnya kita mengimani keberadaan Rasul-Rasul Allah, Maka dengan hal
ini, semoga kita semua akan menjadi lebih mengetahui dan lebih memperkuat iman kita
terhadap keberadaan Rasul-Rasul Allah.. Dengan mempelajari isi dari makalah ini
diharapkan generasi muda bangsa mampu menjadi islam yang sesungguhnya, saleh,
beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi masyarakat.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Kami
selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini,
namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu
kami memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk
menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang. Mohon maaf apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Tiada gading yang tak retak. karena
kesempurnaan hanya milih Allah SWT.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
PENYUSUN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul, mulai dari yang pertama
yaitu Nabi Adam as hingga yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para Rasul-Rasul Allah merupakan suatu rangkaian yang
memiliki satu tujuan yaitu untuk menyampaikan wahyu Allah SWT berupa syariat atau
hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh
karena itu, kita sebagai seorang muslim wajib beriman atau mempercayai kepada para
Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang
di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan
sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang
pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih
dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi
kehidupan dunia dan akhirat kita.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang dapat di
identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1. Apa definisi Nabi dan Rasul ?
2. Bagaimana cara kita beriman kepada Nabi dan Rasul ?
3. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasul?
4. Apa sajakah tugas dan mukjizat para Rasul ?
5. Siapa saja Rasul yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi?
6. Apa hikmah beriman kepada Rasul ?
1.3 TUJUAN
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi Nabi dan Rasul.
2. Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Nabi dan Rasul.
3. Untuk mengetahui siafat-sifat yang dimiliki para Rasul.
4. Untuk mengetahui tugas dan mukjizat para Rasul.
5. Untuk mengetahui siapa saja Rasul yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi.
6. Untuk mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah
1.4 METODE DAN TEKNIK PENULISAN
Metode dan teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah
metode studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi
yang bersifat teoritis yang kemudian data tersebut akan dijadikan dasar atau pedoman
untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang dibahas dalam karya tulis
5. ini. Sumber – sumber yang dijadikan sebagai rujukan untuk studi pustaka diperoleh dari
berbagai sumber bacaan. Baik itu buku maupun situs – situs yang ada di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI NABI DAN RASUL
Secara etimologis Nabi berasal dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata
na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan
derajatnya oleh Allah SWT dengan memberinya berita (wahyu). Sedangkan Rasul
berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang
diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk
menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).
Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih
oleh Allah SWT untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi dengan kwajiban
menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut Nabi (saja).
Namun bila diikuti dengan kwajiban menayampaikan atau membawa misi (ar-risalah)
tertentu, maka dia disebut (juga) dengan Rasul. Jadi setiap Rasul juga Nabi, tetapi tidak
setiap Nabi menjadi Rasul (Al-Jazairy,1978, hal. 258-259).
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dn Rasul pun hidup seperti
kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, jalan-jalan, kawin, punya anak, merasa
sakit, senang, kuat, lemah, mati dan sifat-sifat manusiawi lainnya.
Kalau diurut secara kronologis nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita
ketahui adalah sebagai berikut :
1. Adam 11. Luth 21. Yunus
2. Idris 12. Ayyub 22. Zakariya
3. Nuh 13. Syu’aib 23. Yahya
4. Hud 14. Musa 24. Isa
5. Shaleh 15. Harun 25. Muhammad
6. Ibrahim 16. Zulkifli
7. Isma’il 17. Daud
8. Ishaq 18. Sulaiman
9. Ya’qub 19. Ilyas
10. Yusuf 20. Ilyasa’
2.2 CARA MENGIMANI NABI DAN RASUL
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus
oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan
namanya. Bagi yang tidak disebutkan namanya kita wajib beriman secara ijmal saja,
sedangkan bagi yang disebutkan namanya kita wajib beriman secara tafshil.
Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan dan
keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizat masing-masing seperti yang dijelaskan
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya didalam Al-qur’an dan Sunnah Rasul. Tidak sah iman
6. seseorang yang menolak walau hanya satu orang Nabi atau Rasul dari seluruh Nabi dan
Rasul-Rasul yang diutus oleh Allah SWT.
2.3 DALIL IMAN KEPADA RASUL ALLAH
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-
Mukmin ayat 78 yang artinya : “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (
Muhammad ) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka,
maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui
(Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak
Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat,
melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan
(semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada
yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah
swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin
perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya
sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran
dan ada yang tidak .
ْنَع ىِبَأ رَذ َْالَق : اَي َْلوُسَر ِْللا ْمَك ُْةَّدِع ِْاءَيِبنَالا ؟ َْالَق : ُْةَئاِم ْفلَا ْةَعَبرَا َو
َْنوُرشِع َو ُْلُسُّلرَااًفلَا ْنِم َْكِلاَذ ُْةَثَالَث ْةَئاِم َْةَسمَخ َو ََْرشَع اًّمَج ا ًريِفَغ (ُْها َو َر دَمحَأ)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi?
Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang
termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
2.4 SIFAT-SIFAT YANG DIMILIKI PARA RASUL DAN MENELADANINYA
Sifat-safat wajib dan Mustahil yang dimiliki oleh Rasul :
1. As-Shiddiq (benar)
Artinya selalu berkata benar , tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun.
Apa yang dikatakan oleh seorang Rasul – baik berupa janji, berita, ramalan masa
depan, dan lain-lain – selalu mengandung kebenaran. Mustahil seorang Rasul
mempunyai sifat Kazib (pendusta), karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya
orang yang membenarkan risalahnya.
7. Untuk meneladani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan
dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa
pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak
pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2. Al-Amanah (dipercaya)
Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke
pundaknya. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat (berkhianat). Seseorang
yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
Apabila kamu di percaya melakukan sesuatu sebaiknya dapat dipercaya,
sehingga tugas apa pun selalu dikerjakan dengan baik dan benar.
3. At-Tabligh (menyampaikan)
Arinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh Allah
SWT untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kitman
(menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwwah dan risalahnya.
Menyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang
lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu
perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika
berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan
batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.
4. Al-Fathanah (cerdas)
Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih,
penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Baladah
(tidak cerdas atau pelupa).
Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi
tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani
sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau
menuntut ilmu.
2.5 TUGAS DAN MUKJIZAT RASUL
Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu
menegakkan kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah
kepada Allah SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama
(iqamatu ad-din) Islam dalam seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah berfirman :
“Dan Kami tidak mengutus seoarang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainakan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku.” (Al-Anbiya’ 21-25).
Dalam menjalankan tugasnya, para Rasul berperan sebagai mubasysyrin dan
munzirin artinya memberikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan memberikan
keridhaan, pahala dan balasan sorga bagi yang durhaka.
Untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawa mereka, serta
untuk menjawab tantangan dan mematahkan argumentasi para penentang, para Rasul
dilengkapi oleh Allah SWT dengan mukjizat yaitu kejadian luar biasa (khawari-qul ‘adah)
yang terjadi atas izin Allah SWT. Mukjizat para Rasul berbeda-beda satu sama lain
sesuai dengan kecenderungan umat masing-masing atau situasi yang mengendaki.
Misalnya
8. 1. mukjizat Nabi Ibrahim AS yang tidak hangus terbakar di dalam api besar yang
menyala, bahkan beliau merasakan kenyamanan berada di dalamnya. Bukanlah dengan
maksud mendemonstrasikan kemampuannya “tahan api”, teteapi memang keadaan
waktu itu yang menyebabkan Allah memilihkan mukjizat ini untuk Ibrahim Khalilullah.
2. Mukjizat Nabi Musa antara lain membelah lautan dengan tongkat, lalu terbentang jalan
raya di tengahnya, atau sebelumnya tongkat menjadi ular besar yang melahap habis
ular-ular tukang sihir suruhan Fir’aun, memang sesuai dengan tantangan dan situasi
yang dihadapi oleh musa Kalimullah waktu itu.
3. mukjizat Nabi Isa AS yang bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit berat yang
tidak mampu disembukan oleh “dokter-dokter ahli” waktu istu sesuai dengan
kecenderungan dan prestasi pengobatan mas itu.
4. Tapi Khusus untuk Nabi Muhammad SAW disamping mukjizat yang hissiyah (indrawi)
seperti keluar ir dari sela-sela jarinya untuk keperluan para sahabat berwhudhu, beliau
dilengkapi dengan mukjizat yang abadi sepanjang zaman yaitu Kitan Suci Al-Qur’an. Hal
itu sesuai dengan tugas beliau sebagai Rasul untuk seluruh umat manusia sampai akhir
zaman nanti, berbeda dengan Rasul-Rasul sebelumnya yang hanya diutus untuk umat
dan masa tertentu saja.
2.6 RASUL-RASUL YANG ULUL ‘AZMI
Rasul-Rasul yang digelari ulul ‘azmi ada lima orang yaitu:
1. Muhammad SAW
2. Nuh AS
3. Ibrahim AS
4. Musa AS
5. Isa AS
Tentang hal itu Allah SWT berfirman:
“Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya Rasul-Rasul yang Ulul ‘Azmi….” (Al-Ahqaf
46:35).
“Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari kamu
(Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putera Maryam, dan kami telah mengambil
dari mereka perjanjian yang teguh.” (Al-Ahzab 33:7).
Ulul ‘Azmi maksudnya teguh hati, tabah, sabar, segala cita-cita dikejar dengan
segenap tenaga yang dimiliki, hingga akhirnya tercapai juga. Sedangkan Rasul-Rasul
yang ulul ‘azmi maksudnya adalah para Rasul yang paling banyak mendapat tantangan,
paling banyak mendapat penderitaan, tapi mereka tetap teguh, tabah, sabar dan terus
berjuang hingga mereka berhasil mengemban tugas yang dipikulkan oleh Allah SWT.
2.7 HIKMAH BERIMAN KEPADA RASUL
Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain:
1. Mendapat rahmat Allah SWT.
2. Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.
3. Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik di
dunia maupun di akhirat.
4. Memberikan petunjuk dan suri teladan sehingga akan mudah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
9. 5. Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa kepada
Allah swt.
6. Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah (buruk).
7. Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki karena mendapat petunjuk
dari Allah dan menjadi tahu tentang hakikat dirinya sendiri. Sehingga akan bertambah
iman kepada Allah dan juga kepada Rasul Allah.
8. Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Diskusi mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana
sehingga ada beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada
Rasul Allah secara dalam.
2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di
dalam kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta terarah
nantinya.
3. Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul allah.
4. Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman
kepada Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5. Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari makalah ini.
Beriman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan hal wajib dan patut dipelajari, karena
selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat, juga memberikan
pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita
sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan
menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada Rasul-Rasul Allah agar
kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang
bahagia di dunia maupun di akhirat.
3.2 SARAN
Mungkin inilah yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas makalah “Iman
Kepada Rasul”. Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat
mengambil manfaat dan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan
yang kami tuliskan, karena kami hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa,
dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang
lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Guru Pendidikan Agama Islam yaitu Pak Hasan yang telah memberi tugas kelompok ini
demi kebaikan kami dan harapannya juga untuk orang lain.
10. DAFTAR PUSTAKA
Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syari’ah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta: Mitra Pustaka.
http://islamicpwr.blogspot.com/2012/10/iman-kepada-rasul-allah.html
http://13hif.blogspot.com/2012/01/hikmah-beriman-kepada-rasul-alllah_13.html
http://www.scribd.com/doc/84883105