SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Komunikasi dalam Konseling

Hakikat masalah dan
Klien dalam Konseling
Oleh Kelompok:
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Dian Permata Sari
Ida Santika
Nurfitriana Irawati
Pera Agustina
Rinda Maulina
Sefti Rholanjiba
Shintia Handayani
Wika Christian Pasaribu
Yuli Setiowati

1213052005
1213052012
1213052027
1213052031
1213052036
1213052041
1213052042
1213052049
1213052054
Hakikat Masalah
Masalah biasanya dartikan sebagai suatu
kesenjangan, ketidaksesuaian, atau ketidak cocokkan
antara ide dan kenyataan, antara yang seharusnya
dengan fakta yang ada, atau antara keinginan dan
harapan dengan realitas yang terjadi.
• Masalah biasanya dartikan sebagai suatu
kesenjangan, ketidaksesuaian, atau ketidak cocokkan
antara ide dan kenyataan, antara yang seharusnya
dengan fakta yang ada, atau antara keinginan dan
harapan dengan realitas yang terjadi, dengan kata lain
terjadinya sesuatu yang tidak dinginkan, seperti
dikemukakan oleh Arikunto, yaitu sesuatu yang tidak
beres, dalam arti tidak atau belum sesuai dengan
kondisi yang seharusnya
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterangkan
bahwa masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan), soal, atau persoalan.
Apapun namanya, umumnya masalah itu terjadi
tidak dikehendaki dan bahkan menyakitkan, sehingga
bagi sebagian kita yang yang tidak mampu
mengenali hakikat masalah dan tidak tahu cara
menghadapinya dengan baik maka ia akan
mengganggu kesetabilan pribadi, dan terjadilah
pribadi bermasalah, malasuai, maladaptif, dan
sejenisnya.
Faktor Penghambat Komunikasi
Interpersonal dan Konseling.
• Dalam berkomunikasi tentu saja terdapat hal –
hal yang menghambat sehingga komunikasi
tidak dapt berlangsung seperti yang
diinginkan. Begitu pula dalam komunokasi
interpersonal yang melibatkan dua orang
bahkan beberpa orang.
• Adapun hambatan – hambatan yang biasa
terjadi disebabkan oleh beberapa hal, hal
tersebut adalah sebagai berikut :
A. Hambatan komunikasi secara
individu.
Yang menjadi hambatan pertama adalah factor
individu. Hambatan yang disebabkan factor individu
dikarenakan setiap individu memiliki tipe dan sifat
yang berbeda, selain itu factor sosiologis dan
psikologis setiap individu berbeda – beda.
– Pada umumnya individu dapat dibagi menjadi dua
tipe, yang pertama adalah gemeinschaft, gemeinschaft
adalah pergaulan individu yang bersifat
pribadi, statis, dan tak rasioanal, sebagai contohnya
keluarga.
– Yang kedua adalah gesellschaft, gesellschaft adalah
pergaulan individu yang bersifat tak pribadi, tidak
statis, dan rasional
B. Hambatan komunikasi secara
interaksi.
• Dalam pengenalan komunikan tentu saja terjadi
interaksi.Dalam interaksi inilah biasanya terjadi hambatan –
hambatan yang dapat menyebabkan suatu komunikasi tidak
berhasil dengan baik. Hambatan - hambatan yang biasa
terjadi
disebabkan
karena
adanya
ketidaksiapan
mental, waktu, dan psykologis seseorang. Contohnya, ketika
seseorang mengalami kesedihan atau kekecawaan tentu saja
tidak dapat melakukan komunikasi dengan baik sehingga
interaksi dalam berkomunikasi tidak berjalan lancer.
• Selain itu factor kurang percaya terhadap cerita atau pesan
yang disampaikan oleh komunikator juga menjadi
penghambat dalam interaksi berkomunikasi, dan pada
akhirnya proses penyampaian pesan tidak berhasil dengan
baik.
C. Hambatan komunikasi secara
situasional.
• Dalam berkomunikasi, seorang komunikator hendaknya memperhatikan
situasi. Hambatan yang terjadi yang disebabkan oleh factor situasi. Yaitu
apabila komunikan sedang berada pada kondisi yang sedang tidak ingin
mendengarkan sebuah informasi atau pesan.Selain itu seorang
komunikator harus memperhatikan situasi yang berhubungan dengan
kondisi seorang komunikan. Misalnya saja seorang komunikator
hendaknya tidak menyampaikan sebuah pesan yang bersifat
mengecewakan apabila situasi komunikannya sedang tidak sehat atau
sakit.
• Komunikadi yang efektif terjadi tidak hanya sekedar saat seorang telah
melekatklan arti tertentu terhadap prilaku orang lain, tetapi juga pada
persepsinya yang sesuai dengan pemberi pesan atau informasi.
• Salah satu cara untuk menjamin tidal terjdinya hambatan dalam
berkomunikasi adalah dengan menghindarkan pesan yang tidak jelas atau
spesifik serta dengan meningkatkan frekuensi umpan balik (feedback)
guna mengurangi tingkat ketidakpastian dan tanda Tanya.
• Hambatan-Hambatan Komunikasi Menurut
Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner
james, A.F dan Charles Wankel:
1. Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak
sama dalam hal mengartikan sebuah pesan atau
ungkapan. Ada orang yang mengartikan
bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan.
Namun, ada juga orang yang mengartikan
bentakan tersebut sebagai sebuah kekejaman
dan tindak kekerasan. Perbedaan persepsi inilah
yang menjadi alasan mengapa dua pihak terlibat
konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa
diartikan beda bila disampaikan pada orang
yang berbeda.
2. Budaya
• Perbedaan budaya juga menjadi salah satu
penghambat dalam komunikasi, terlebih bila
masing-masing pihak tidak mengerti bahasa
yang dipergunakan. Meskipun demikian, hal
ini bukanlah masalah besar, tidak sebesar
alasan nomor satu karena bisa diakali dengan
cara menggunakan bahasa simbol atau saling
mempelajari kebudayaan masing-masing.
3. Karakter Dasar
• Karakter dasar manusia pada dasarnya ada 4,
yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan
sanguinis. Keempatnya memiliki karakter yang
berseberangan. Koleris adalah karakter kuat
yang kadang suka menyinggung perasaan.
Melankolis adalah karakter yang lembut dan
perasa. Sanguinis adalah karakter yang santai.
Plegmatis adalah karakter yang suka
mengalah. Perbedaan karakter inilah yang
memang kadang-kadang menjadi penghambat
komunikasi.
4. Kondisi
• Kondisi saat berkomunikasi dengan kawan bicara
juga menjadi sebab kesalahpahaman terjadi. Bisa
saja saat komunikasi antara dua pihak sedang
terjadi, pihak pertama sedang dalam
kondisi yang tidak enak. Akibatnya, kondisi yang
tidak enak tersebut mempengaruhi cara
menangkap pesan dari kawan bicara sehingga
terjadilah kesalahpahaman. Bila sudah tahu
hambatan-hambatan yang ada pada
komunikasi, kita akan tahu cara mengatasinya
Hambatan-Hambatan Komunikasi
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatanhambatan yang menyebabkan komunikasi tidak
efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
• Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang
dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan
status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan
patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
• Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan
komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran
komunikasi seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan
pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau
penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
• Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan
cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi
perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
• Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya
perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial.
Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata
yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh :
kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh,
tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu
jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
• Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan
fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.
Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan,
suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
• Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang
dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh
dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan
telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang
dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi,
huruf ketikan yang buram pada surat sehingga
informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jelas.
7. No Feed back
• Hambatan tersebut adalah seorang sender
mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver
maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer
menerangkan suatu gagasan yang ditujukan
kepada para karyawan, dalam penerapan
gagasan tersebut para karyawan tidak
memberikan tanggapan atau respon dengan
kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang
manajer.
Faktor Penghambat Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi yang efektif terjadi sejauh mana
perserta komunikasi saling berbagi pengalaman.
Sedangkan komunikasi yang tidak efektif terjadi
sejauh mana para peserta komunikasi tidak
saling berbagi pengalaman. Maka dari
itu, komunikasi akan berhasil dengan baik jika
pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka
pengetahuan
dan
lingkup
pengalaman
komunikan. Demikian juga dengan pesan yang
disampaikan, harus sesuai juga dengan lingkup
pengalaman komunikan.
• Jalaluddin Rakhmad (2001:129-138)
mengemukakan beberapa faktor penghambat
komunikasi interpersonal, antara lain:
1. Sikap tidak percaya
– Tidak menerima artinya tidak menyetujui semua
perilaku orang lain, menilai pribadi orang lain
berdasarkan perilakunya yang tidak disenangi
– Tidak empati artinya tidak merasakan apa yang
dirasakan orang lain
– Tidak jujur artinya sering menyembunyikan pikiran
dan pendapat
2.

Sikap tidak suportif
– Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain seperti
mengecam
– Kontrol artinya berusaha membantu orang lain, mengendalikan
perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya
– Strategi artinya penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi
untuk mempengaruhi orang lain
– Netralitas artinya memperlakukan orang lain tidak sebagai
personal meainkan sebagai objek
– Superioritas artinya sikap lebih tinggi lebih baik dari pada orang
lain karena status, kekuasaan, kemampuan
intelektual, kekayaan, kecantikan atau ketampanan.
– Kepastian artinya ingin menang sendiri dan melihat
pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat
diganggu gugat

3.

Sikap tertutup
Hakikat Klien
Konseli adalah orang yang perlu memperoleh
perhatiansehubungan dengan masalah yang
dihadapinya dan membutuhkanbantuan dari
pihak lain untuk memecahkannya, namun
demikiankeberhasilan dalam mengatasi
masalahnya itu sebenarnya sangatditentukan
oleh pribadi konseli itu sendiri
Konsop “Psychological Strength” atau
“Daya Psikologis”.
• need fulfillment merujuk pada kekuatan psikis
yang diperlukan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan hidup agar dapat mencapai
kualitas kehidupan secara bermakna dan
bahagia.
• Interpersonal competencien (kompetensi
intrapribadi) yaitu kekuatan dalam dirinya
sendiri.
• Interpersonal competencien (kompetensi antar
pribadi), yaitu kekuatan psikis yang berkenaan
dengan hubungan bersama orang lain dalam
keseluruhan kehidupan dan interaksi dengan
lingkungannya
Pemenuhan Kebutuhan Klien dalam
Proses Konseling
• Memberi dan menerima kasih sayang
Untuk menacapai kelangsungan hidup yang
memuaskan, manusia memiliki kebutuhan untuk
memberi dan menerima kasih sayang dari pihak lain
meskipun dalam kenyataanya orang lebih merasakan
kebutuhan untuk menrima kasih sayang.
Dalam melakukan konseling, konselor harus
mampu memberikan kasih sayang kepada konseli, jika
kasih sayang yang diberikan oleh konselor dapat
dirasakan dengan baik oleh konseli, maka konseli akan
menerima kasih sayang tersebut sehingga konseling
dapat berjalan dengan baik.
• Kebebasan
– Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan
(keinginan) untuk melakukan pemilihan secara
bebas berdasarkan timbangan diri dan
bukan atas pertimbangan atau keinginan orang
lain. Konselor dapat membantu mereka
mengenal penyebab kekurangan bebasan dan
memahami bagaimana melindungi mereka dari
kecemasan. Konselor juga memberikan
kebebasan kepada konseli untuk
mengungkapkan apa yang dirasakannya sehingga
masalah konseli dapat terselesaikan dengan baik.
• Memiliki kesenangan
– Kesenangan merupakan kebutuhan yang
paling mendasar dan mempunyai peranan
erat terhadap kesehatan psikologis.
Kesenangan dan santai merupakan
pelumas berbagai hambatan yang
ditimbulkan stress. Proses konseling harus
berjalan dengan baik dan tidak
mebosankan agar konseli dapat memiliki
kesenangan dalam mengungkapkan
masalah tanpa ada perasaan takut dan
cemas.
• Menerima stimulasi (rangsangan)
– Pada dasarnya orang membutuhkan sejumlah
variasi dan perubahan yang sehat dalam
hidupnya. Mereka membutuhkan
pengalaman yang merangsang hubungan dan
tantangan baru untuk menjaga kehidupan
yang baik.
– Konselor harus memiliki keterampilan untuk
mengetahui masalah-masalah konseli.
Dengan cara memberikan rangsangan agar
konseli dapat menceritakan masalah yang
dialami oleh konseli.
• Perasaan mencapai prestsasi
– Orang membutuhkan untuk melihat hasil positif dari
usaha yang telah dilakukan. Bila orang melihat
dampak postif dari apa yagn dilakukannya, maka ia
akan merasakan kepuasan, dan sebaliknya apabila
rasa tidak berhasil dari usahanya dapat menimbulkan
kekecewaan, yang pada gilirannya dapat mengganggu
kesehatan psikologisnya.
– Dalam proses konseling, jika konseli mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki maka konselor
harus membrikan reward terhadap usaha-usaha yang
dilakukan oleh konseli, atau apabila konseli mampu
menyelesaikan masalahnya secara mandiri dan
tercapai kehidupan efektif sehari-hari maka sudah
seharusnya konselor memberikan pujian sehingga
konseli memiliki harga diri yang positif.
• Memilki harapan
– Orang membutuhkan harapan akan kemungkinan
yang dapat dicapai di kemudian hari. Bila orang
merasakan harapan dalam tugas-tugas
hidupnya, ia akan termotivasi untuk melanjutkan
upayanya dalam mendapatkan sesuatu yang lebih
baik. Dalam proses konseling konselor harus
menumbuhkan rasa optimistis pada diri konseli
agar memiliki harapan untuk melanjutkan
hidupnya menjadi lebih baik.
• Memiliki ketenangan
– Pada dasarnya berada dalam ketenangan
merupakan suatu kebutuhan dasar untuk
memperoleh kesehatan psikologis. Orang yang
tidak mengenal dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan ini, cenderung akan sibuk dalam
menghadapi berbagai tantangan terhadap dirinya.
– Dalam proses konseling, konselor harus mampu
membuat suasana menjadi terasa nyaman
sehingga konseli merasakan ketenangan dalam
mengungkapkan masalahnya dan proses konseling
dapat berjalan dengan baik karena masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
• Memiliki tujuan hidup yang nyata
– Banyak orang yang tidak menyadari akan
kebutuhan mereka tentang tujuan hidup secara
nyata. Orang yang menyadari kebutuhan ini akan
mendapatkan makna hidup secara mendalam.
– Dalam proses konseling, konselor membantu
konseli untuk mengoptimalkan potensi dalam diri
konseli sehingga konseli memiliki tujuan hidup
yang nyata dan dapat direalisasikan dengan baik.
Kompetensi Intra-Pribadi
• Kompetensi intra pribadi adalah kecakapan yang dipelajari yagn
dapat membantu orang berhubungan secara baik dengan dirinya.
Tujuan kopetensi intra pribadi ini adlaah untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas pemenuhan kebutuhan pribadi.
• Hubungan intrapribadi berkenaan dengan tiga komponen yang
saling berkaitan, yaitu :

1.

Pengetahuan diri
Ketidak tahuan tentang diri sendiri, dapat menimbulkan
berbagai bentuk yang kurang efektif dan dapat berpengaruh pada
kondisi kesehatan psikologisnya. Orang yang kurang memahami
dirinya, disebabkan oleh proses pembelajaran dari pengalaman
menyembunyikan bagian dari dirinya untuk mencegah dan
mengurangi kecemasan.
2. Pengarahan diri
• Orang Kurang memiliki rasa percaya diri, tidak
mempercayai kecakapan, persefsi, motif dan
timbangan dirinya. Hal itu disebabkan oleh proses
pembelajaran dan perlindungan yang berlebiah.
3. Harga diri
• Harga diri bermakna sebagai satu pandangan orang
umum bahwa dirinya bermanfaat, berkemampuan,
dan berkebijakan. Orang yang mengalami kurang
harga diri disebabkan oleh pengalaman di masa lalu
yang mengajarkan bahwa dia tidak kompeten
sehinggga membuat dia merasa diabaikan, tidak
penting dan lain sebagainya
Kompetensi Antar Pribadi
Kecakapan antar pribadi merupakan keacakapan yang
dipelajari, yang memungkinkan orang berhubungan dengan
orang lain dalam cara-cara saling memenuhi. Tujuannya
membantu klien dalam mengenal permasalahan yang
berkaitan dengan cara-cara berhubungan dengan orang
lain.Berikut beberapa kompetensi yang berhubungan
dengan kurangnya kompetensi antar pribadi:
1. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
• Menjadi peka terhadap orang lain mempunyai makna
bahwa orang memandang lebih dalam pikiran dan perasaan
terhadap sesuatu di balik kata-kata dan tindakan orang lain.
2. Ketegasan diri
Orang yang asertif tidak akan membiarkan orang
lain menghalangi jalur pemenuhan
kebutuhannya, dan berkomunikasi dengan caracara yagn sopan dan baik sehingga orang lain
mengerti.
3. Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang
lain
• Nyaman dengan diri sendiri dan orang lain
mempunyai makna sebagai suatu kondisi
psikologis yang bersifat transparan, yaitu
membiarkan diri sendiri dilihat oleh orang lain
dalam keadaan tertentu.
4. Menjadi diri yang bebas
Orang yang bebas membiarkan orang lain menemukan
kebutuhannya dalam cara dan tempat yang mereka pilih.
5. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain
Dalam konseling, konselor dapat membantu klien untuk lebih
mengenal diri sendiri, dan orang lain secara tepat sesuai
dengan kenyataannya.
6. Perlindungan diri dalam situasi anatar pribadi
Orang yang memiliki kompetensi ini akan mampu mengahadapi
kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain.
Mereka akan mampu bertindak secara tepat, sehingga
mereka dalam berhubungan dengan orang lain tdak merasa
dirinya terancam dalam berhubungan dengan orang lain
Harapan Klien
Studi yang cukup detail tentang harapan konseling telah
dikemukakan oleh Denis P. Saccazzo (1978). Dalam penelitiannya
dijumpai bermacammacam harapan-harapan klien adalah sebagai
berikut:
– Untuk memperoleh kesempatan membebaskan diri dari
kesulitan
– Untuk mengetahui lebih jauh model terapi yang sesuai dengan
masalahnya.
– Mengetahui lebih jauh kesulitan atau masalah yang dialami
sebenarnya.
– Memperoleh ketenangan dan kepercayaan diri dari rasa
ketegangan dan rasa tidak menyenangkan .
– Mengetahui atau memahami alasan yang ada dibalik perasaan
dan perilakunnya.
– Mendapat dukungan tentang yang harus dilakukan.
– Untuk memperoleh kepercayaan dalam melakukan
sesuatu atau perilaku baru yang berbeda dengan orang
lain.
– Mengetahui perasaan-perasaan apa yang sebenarnya
sedang dialami dan bagaimana seharusnya melakukan.
– Untuk mendapatkan saran atau nasehat, bagaimana agar
hidupnya dapat bermakna dan berguna baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain.
– Agar dirinya lebih baik dalam melakukan kontrol dirinya.
– Agar memperoleh sesuatu secara langsung seperti yang
terpikirkan dan yang dirasakan.
– Melepaskan diri dari masalah-masalh khusus, dan lain-lain
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...yayuzuliantini25
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiconesti08com
 
TEORI KELOMPOK & ORGANISASI
TEORI KELOMPOK & ORGANISASITEORI KELOMPOK & ORGANISASI
TEORI KELOMPOK & ORGANISASIJhosua Korwa
 
Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1
Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1
Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1Diah Suci
 
Teori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange TheoryTeori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange TheoryMauliena Nurul Ainiyah
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokKentos2069
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiPsikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiSeta Wicaksana
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasIFTITAH INDRIANI
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasiLaila Fitri
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosialrizkyaden
 
komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)
komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)
komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)University of Andalas
 

What's hot (20)

Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasi
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
TEORI KELOMPOK & ORGANISASI
TEORI KELOMPOK & ORGANISASITEORI KELOMPOK & ORGANISASI
TEORI KELOMPOK & ORGANISASI
 
Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1
Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1
Hambatan komunikasi dan strategis mengatasi hambatan kap 1
 
Teori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange TheoryTeori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange Theory
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompok
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiPsikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Ppt komunikasi
Ppt komunikasiPpt komunikasi
Ppt komunikasi
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
Teori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluargaTeori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluarga
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasi
 
Konseling lintas budaya
Konseling  lintas budayaKonseling  lintas budaya
Konseling lintas budaya
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)
komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)
komunikasi intrapersonal (memori dan berfikir)
 

Similar to Komunikasi dalam konseling hakikat masalah dan hakikat klien dalam konseling

Makalah komunikasi ilas
Makalah komunikasi ilasMakalah komunikasi ilas
Makalah komunikasi ilasWarnet Raha
 
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptxRiskiMeilando
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonalseti4budi
 
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasiHakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasimawan fadlli
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektifpjj_kemenkes
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbungayulyaa
 
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docxMasnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docxMASNILIAANDISANBA211
 
Assignment Komunikasi Berkesan
Assignment Komunikasi BerkesanAssignment Komunikasi Berkesan
Assignment Komunikasi BerkesanShamsul De Bagio
 
K komunikasi
K komunikasiK komunikasi
K komunikasibadriah92
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIKOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIDELLAOKTARINDAHARMI
 
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .docJurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .docPuspaPramudita
 
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.docJurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.docCarlaCQ
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kapSaid Jie
 
Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanrabiatulnazari
 
Definisi komunikasi
Definisi komunikasiDefinisi komunikasi
Definisi komunikasifiro HAR
 

Similar to Komunikasi dalam konseling hakikat masalah dan hakikat klien dalam konseling (20)

Makalah komunikasi ilas
Makalah komunikasi ilasMakalah komunikasi ilas
Makalah komunikasi ilas
 
Makalah komunikasi ilas
Makalah komunikasi ilasMakalah komunikasi ilas
Makalah komunikasi ilas
 
Makalah komunikasi ilas AKPER PEMKAB MUNA
Makalah komunikasi ilas AKPER PEMKAB MUNA Makalah komunikasi ilas AKPER PEMKAB MUNA
Makalah komunikasi ilas AKPER PEMKAB MUNA
 
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
1. Konsep dan Bentuk Komunikasi dan Konseling.pptx
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasiHakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkp
 
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docxMasnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
 
Assignment Komunikasi Berkesan
Assignment Komunikasi BerkesanAssignment Komunikasi Berkesan
Assignment Komunikasi Berkesan
 
K komunikasi
K komunikasiK komunikasi
K komunikasi
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIKOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
 
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .docJurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
Jurnal Konflik Akibat Gaya Berbusana Pada Remaja .doc
 
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.docJurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
Jurnal Konflik Gaya Busana ISB tugas ISB REVISI -1.doc
 
Hg komunikasi
Hg komunikasiHg komunikasi
Hg komunikasi
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
 
Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusan
 
Definisi komunikasi
Definisi komunikasiDefinisi komunikasi
Definisi komunikasi
 

Komunikasi dalam konseling hakikat masalah dan hakikat klien dalam konseling

  • 1. Komunikasi dalam Konseling Hakikat masalah dan Klien dalam Konseling
  • 2. Oleh Kelompok: • • • • • • • • • Dian Permata Sari Ida Santika Nurfitriana Irawati Pera Agustina Rinda Maulina Sefti Rholanjiba Shintia Handayani Wika Christian Pasaribu Yuli Setiowati 1213052005 1213052012 1213052027 1213052031 1213052036 1213052041 1213052042 1213052049 1213052054
  • 3. Hakikat Masalah Masalah biasanya dartikan sebagai suatu kesenjangan, ketidaksesuaian, atau ketidak cocokkan antara ide dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan fakta yang ada, atau antara keinginan dan harapan dengan realitas yang terjadi. • Masalah biasanya dartikan sebagai suatu kesenjangan, ketidaksesuaian, atau ketidak cocokkan antara ide dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan fakta yang ada, atau antara keinginan dan harapan dengan realitas yang terjadi, dengan kata lain terjadinya sesuatu yang tidak dinginkan, seperti dikemukakan oleh Arikunto, yaitu sesuatu yang tidak beres, dalam arti tidak atau belum sesuai dengan kondisi yang seharusnya
  • 4. • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterangkan bahwa masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan), soal, atau persoalan. Apapun namanya, umumnya masalah itu terjadi tidak dikehendaki dan bahkan menyakitkan, sehingga bagi sebagian kita yang yang tidak mampu mengenali hakikat masalah dan tidak tahu cara menghadapinya dengan baik maka ia akan mengganggu kesetabilan pribadi, dan terjadilah pribadi bermasalah, malasuai, maladaptif, dan sejenisnya.
  • 5. Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal dan Konseling. • Dalam berkomunikasi tentu saja terdapat hal – hal yang menghambat sehingga komunikasi tidak dapt berlangsung seperti yang diinginkan. Begitu pula dalam komunokasi interpersonal yang melibatkan dua orang bahkan beberpa orang. • Adapun hambatan – hambatan yang biasa terjadi disebabkan oleh beberapa hal, hal tersebut adalah sebagai berikut :
  • 6. A. Hambatan komunikasi secara individu. Yang menjadi hambatan pertama adalah factor individu. Hambatan yang disebabkan factor individu dikarenakan setiap individu memiliki tipe dan sifat yang berbeda, selain itu factor sosiologis dan psikologis setiap individu berbeda – beda. – Pada umumnya individu dapat dibagi menjadi dua tipe, yang pertama adalah gemeinschaft, gemeinschaft adalah pergaulan individu yang bersifat pribadi, statis, dan tak rasioanal, sebagai contohnya keluarga. – Yang kedua adalah gesellschaft, gesellschaft adalah pergaulan individu yang bersifat tak pribadi, tidak statis, dan rasional
  • 7. B. Hambatan komunikasi secara interaksi. • Dalam pengenalan komunikan tentu saja terjadi interaksi.Dalam interaksi inilah biasanya terjadi hambatan – hambatan yang dapat menyebabkan suatu komunikasi tidak berhasil dengan baik. Hambatan - hambatan yang biasa terjadi disebabkan karena adanya ketidaksiapan mental, waktu, dan psykologis seseorang. Contohnya, ketika seseorang mengalami kesedihan atau kekecawaan tentu saja tidak dapat melakukan komunikasi dengan baik sehingga interaksi dalam berkomunikasi tidak berjalan lancer. • Selain itu factor kurang percaya terhadap cerita atau pesan yang disampaikan oleh komunikator juga menjadi penghambat dalam interaksi berkomunikasi, dan pada akhirnya proses penyampaian pesan tidak berhasil dengan baik.
  • 8. C. Hambatan komunikasi secara situasional. • Dalam berkomunikasi, seorang komunikator hendaknya memperhatikan situasi. Hambatan yang terjadi yang disebabkan oleh factor situasi. Yaitu apabila komunikan sedang berada pada kondisi yang sedang tidak ingin mendengarkan sebuah informasi atau pesan.Selain itu seorang komunikator harus memperhatikan situasi yang berhubungan dengan kondisi seorang komunikan. Misalnya saja seorang komunikator hendaknya tidak menyampaikan sebuah pesan yang bersifat mengecewakan apabila situasi komunikannya sedang tidak sehat atau sakit. • Komunikadi yang efektif terjadi tidak hanya sekedar saat seorang telah melekatklan arti tertentu terhadap prilaku orang lain, tetapi juga pada persepsinya yang sesuai dengan pemberi pesan atau informasi. • Salah satu cara untuk menjamin tidal terjdinya hambatan dalam berkomunikasi adalah dengan menghindarkan pesan yang tidak jelas atau spesifik serta dengan meningkatkan frekuensi umpan balik (feedback) guna mengurangi tingkat ketidakpastian dan tanda Tanya.
  • 9. • Hambatan-Hambatan Komunikasi Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel: 1. Perbedaan Persepsi Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama dalam hal mengartikan sebuah pesan atau ungkapan. Ada orang yang mengartikan bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan. Namun, ada juga orang yang mengartikan bentakan tersebut sebagai sebuah kekejaman dan tindak kekerasan. Perbedaan persepsi inilah yang menjadi alasan mengapa dua pihak terlibat konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa diartikan beda bila disampaikan pada orang yang berbeda.
  • 10. 2. Budaya • Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam komunikasi, terlebih bila masing-masing pihak tidak mengerti bahasa yang dipergunakan. Meskipun demikian, hal ini bukanlah masalah besar, tidak sebesar alasan nomor satu karena bisa diakali dengan cara menggunakan bahasa simbol atau saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
  • 11. 3. Karakter Dasar • Karakter dasar manusia pada dasarnya ada 4, yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan sanguinis. Keempatnya memiliki karakter yang berseberangan. Koleris adalah karakter kuat yang kadang suka menyinggung perasaan. Melankolis adalah karakter yang lembut dan perasa. Sanguinis adalah karakter yang santai. Plegmatis adalah karakter yang suka mengalah. Perbedaan karakter inilah yang memang kadang-kadang menjadi penghambat komunikasi.
  • 12. 4. Kondisi • Kondisi saat berkomunikasi dengan kawan bicara juga menjadi sebab kesalahpahaman terjadi. Bisa saja saat komunikasi antara dua pihak sedang terjadi, pihak pertama sedang dalam kondisi yang tidak enak. Akibatnya, kondisi yang tidak enak tersebut mempengaruhi cara menangkap pesan dari kawan bicara sehingga terjadilah kesalahpahaman. Bila sudah tahu hambatan-hambatan yang ada pada komunikasi, kita akan tahu cara mengatasinya
  • 13. Hambatan-Hambatan Komunikasi Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatanhambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) : 1. Status effect • Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
  • 14. 2. Semantic Problems • Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
  • 15. 3. Perceptual distorsion • Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya. 4. Cultural Differences • Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
  • 16. 5. Physical Distractions • Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas. 6. Poor choice of communication channels • Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
  • 17. 7. No Feed back • Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
  • 18. Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal Komunikasi yang efektif terjadi sejauh mana perserta komunikasi saling berbagi pengalaman. Sedangkan komunikasi yang tidak efektif terjadi sejauh mana para peserta komunikasi tidak saling berbagi pengalaman. Maka dari itu, komunikasi akan berhasil dengan baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan. Demikian juga dengan pesan yang disampaikan, harus sesuai juga dengan lingkup pengalaman komunikan.
  • 19. • Jalaluddin Rakhmad (2001:129-138) mengemukakan beberapa faktor penghambat komunikasi interpersonal, antara lain: 1. Sikap tidak percaya – Tidak menerima artinya tidak menyetujui semua perilaku orang lain, menilai pribadi orang lain berdasarkan perilakunya yang tidak disenangi – Tidak empati artinya tidak merasakan apa yang dirasakan orang lain – Tidak jujur artinya sering menyembunyikan pikiran dan pendapat
  • 20. 2. Sikap tidak suportif – Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain seperti mengecam – Kontrol artinya berusaha membantu orang lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya – Strategi artinya penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain – Netralitas artinya memperlakukan orang lain tidak sebagai personal meainkan sebagai objek – Superioritas artinya sikap lebih tinggi lebih baik dari pada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan, kecantikan atau ketampanan. – Kepastian artinya ingin menang sendiri dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat 3. Sikap tertutup
  • 21. Hakikat Klien Konseli adalah orang yang perlu memperoleh perhatiansehubungan dengan masalah yang dihadapinya dan membutuhkanbantuan dari pihak lain untuk memecahkannya, namun demikiankeberhasilan dalam mengatasi masalahnya itu sebenarnya sangatditentukan oleh pribadi konseli itu sendiri
  • 22. Konsop “Psychological Strength” atau “Daya Psikologis”. • need fulfillment merujuk pada kekuatan psikis yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup agar dapat mencapai kualitas kehidupan secara bermakna dan bahagia. • Interpersonal competencien (kompetensi intrapribadi) yaitu kekuatan dalam dirinya sendiri.
  • 23. • Interpersonal competencien (kompetensi antar pribadi), yaitu kekuatan psikis yang berkenaan dengan hubungan bersama orang lain dalam keseluruhan kehidupan dan interaksi dengan lingkungannya
  • 24. Pemenuhan Kebutuhan Klien dalam Proses Konseling • Memberi dan menerima kasih sayang Untuk menacapai kelangsungan hidup yang memuaskan, manusia memiliki kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang dari pihak lain meskipun dalam kenyataanya orang lebih merasakan kebutuhan untuk menrima kasih sayang. Dalam melakukan konseling, konselor harus mampu memberikan kasih sayang kepada konseli, jika kasih sayang yang diberikan oleh konselor dapat dirasakan dengan baik oleh konseli, maka konseli akan menerima kasih sayang tersebut sehingga konseling dapat berjalan dengan baik.
  • 25. • Kebebasan – Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan (keinginan) untuk melakukan pemilihan secara bebas berdasarkan timbangan diri dan bukan atas pertimbangan atau keinginan orang lain. Konselor dapat membantu mereka mengenal penyebab kekurangan bebasan dan memahami bagaimana melindungi mereka dari kecemasan. Konselor juga memberikan kebebasan kepada konseli untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya sehingga masalah konseli dapat terselesaikan dengan baik.
  • 26. • Memiliki kesenangan – Kesenangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan mempunyai peranan erat terhadap kesehatan psikologis. Kesenangan dan santai merupakan pelumas berbagai hambatan yang ditimbulkan stress. Proses konseling harus berjalan dengan baik dan tidak mebosankan agar konseli dapat memiliki kesenangan dalam mengungkapkan masalah tanpa ada perasaan takut dan cemas.
  • 27. • Menerima stimulasi (rangsangan) – Pada dasarnya orang membutuhkan sejumlah variasi dan perubahan yang sehat dalam hidupnya. Mereka membutuhkan pengalaman yang merangsang hubungan dan tantangan baru untuk menjaga kehidupan yang baik. – Konselor harus memiliki keterampilan untuk mengetahui masalah-masalah konseli. Dengan cara memberikan rangsangan agar konseli dapat menceritakan masalah yang dialami oleh konseli.
  • 28. • Perasaan mencapai prestsasi – Orang membutuhkan untuk melihat hasil positif dari usaha yang telah dilakukan. Bila orang melihat dampak postif dari apa yagn dilakukannya, maka ia akan merasakan kepuasan, dan sebaliknya apabila rasa tidak berhasil dari usahanya dapat menimbulkan kekecewaan, yang pada gilirannya dapat mengganggu kesehatan psikologisnya. – Dalam proses konseling, jika konseli mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki maka konselor harus membrikan reward terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh konseli, atau apabila konseli mampu menyelesaikan masalahnya secara mandiri dan tercapai kehidupan efektif sehari-hari maka sudah seharusnya konselor memberikan pujian sehingga konseli memiliki harga diri yang positif.
  • 29. • Memilki harapan – Orang membutuhkan harapan akan kemungkinan yang dapat dicapai di kemudian hari. Bila orang merasakan harapan dalam tugas-tugas hidupnya, ia akan termotivasi untuk melanjutkan upayanya dalam mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Dalam proses konseling konselor harus menumbuhkan rasa optimistis pada diri konseli agar memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya menjadi lebih baik.
  • 30. • Memiliki ketenangan – Pada dasarnya berada dalam ketenangan merupakan suatu kebutuhan dasar untuk memperoleh kesehatan psikologis. Orang yang tidak mengenal dan tidak dapat memenuhi kebutuhan ini, cenderung akan sibuk dalam menghadapi berbagai tantangan terhadap dirinya. – Dalam proses konseling, konselor harus mampu membuat suasana menjadi terasa nyaman sehingga konseli merasakan ketenangan dalam mengungkapkan masalahnya dan proses konseling dapat berjalan dengan baik karena masalah dapat terselesaikan dengan baik.
  • 31. • Memiliki tujuan hidup yang nyata – Banyak orang yang tidak menyadari akan kebutuhan mereka tentang tujuan hidup secara nyata. Orang yang menyadari kebutuhan ini akan mendapatkan makna hidup secara mendalam. – Dalam proses konseling, konselor membantu konseli untuk mengoptimalkan potensi dalam diri konseli sehingga konseli memiliki tujuan hidup yang nyata dan dapat direalisasikan dengan baik.
  • 32. Kompetensi Intra-Pribadi • Kompetensi intra pribadi adalah kecakapan yang dipelajari yagn dapat membantu orang berhubungan secara baik dengan dirinya. Tujuan kopetensi intra pribadi ini adlaah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemenuhan kebutuhan pribadi. • Hubungan intrapribadi berkenaan dengan tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu : 1. Pengetahuan diri Ketidak tahuan tentang diri sendiri, dapat menimbulkan berbagai bentuk yang kurang efektif dan dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan psikologisnya. Orang yang kurang memahami dirinya, disebabkan oleh proses pembelajaran dari pengalaman menyembunyikan bagian dari dirinya untuk mencegah dan mengurangi kecemasan.
  • 33. 2. Pengarahan diri • Orang Kurang memiliki rasa percaya diri, tidak mempercayai kecakapan, persefsi, motif dan timbangan dirinya. Hal itu disebabkan oleh proses pembelajaran dan perlindungan yang berlebiah. 3. Harga diri • Harga diri bermakna sebagai satu pandangan orang umum bahwa dirinya bermanfaat, berkemampuan, dan berkebijakan. Orang yang mengalami kurang harga diri disebabkan oleh pengalaman di masa lalu yang mengajarkan bahwa dia tidak kompeten sehinggga membuat dia merasa diabaikan, tidak penting dan lain sebagainya
  • 34. Kompetensi Antar Pribadi Kecakapan antar pribadi merupakan keacakapan yang dipelajari, yang memungkinkan orang berhubungan dengan orang lain dalam cara-cara saling memenuhi. Tujuannya membantu klien dalam mengenal permasalahan yang berkaitan dengan cara-cara berhubungan dengan orang lain.Berikut beberapa kompetensi yang berhubungan dengan kurangnya kompetensi antar pribadi: 1. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain • Menjadi peka terhadap orang lain mempunyai makna bahwa orang memandang lebih dalam pikiran dan perasaan terhadap sesuatu di balik kata-kata dan tindakan orang lain.
  • 35. 2. Ketegasan diri Orang yang asertif tidak akan membiarkan orang lain menghalangi jalur pemenuhan kebutuhannya, dan berkomunikasi dengan caracara yagn sopan dan baik sehingga orang lain mengerti. 3. Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain • Nyaman dengan diri sendiri dan orang lain mempunyai makna sebagai suatu kondisi psikologis yang bersifat transparan, yaitu membiarkan diri sendiri dilihat oleh orang lain dalam keadaan tertentu.
  • 36. 4. Menjadi diri yang bebas Orang yang bebas membiarkan orang lain menemukan kebutuhannya dalam cara dan tempat yang mereka pilih. 5. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain Dalam konseling, konselor dapat membantu klien untuk lebih mengenal diri sendiri, dan orang lain secara tepat sesuai dengan kenyataannya. 6. Perlindungan diri dalam situasi anatar pribadi Orang yang memiliki kompetensi ini akan mampu mengahadapi kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain. Mereka akan mampu bertindak secara tepat, sehingga mereka dalam berhubungan dengan orang lain tdak merasa dirinya terancam dalam berhubungan dengan orang lain
  • 37. Harapan Klien Studi yang cukup detail tentang harapan konseling telah dikemukakan oleh Denis P. Saccazzo (1978). Dalam penelitiannya dijumpai bermacammacam harapan-harapan klien adalah sebagai berikut: – Untuk memperoleh kesempatan membebaskan diri dari kesulitan – Untuk mengetahui lebih jauh model terapi yang sesuai dengan masalahnya. – Mengetahui lebih jauh kesulitan atau masalah yang dialami sebenarnya. – Memperoleh ketenangan dan kepercayaan diri dari rasa ketegangan dan rasa tidak menyenangkan . – Mengetahui atau memahami alasan yang ada dibalik perasaan dan perilakunnya. – Mendapat dukungan tentang yang harus dilakukan.
  • 38. – Untuk memperoleh kepercayaan dalam melakukan sesuatu atau perilaku baru yang berbeda dengan orang lain. – Mengetahui perasaan-perasaan apa yang sebenarnya sedang dialami dan bagaimana seharusnya melakukan. – Untuk mendapatkan saran atau nasehat, bagaimana agar hidupnya dapat bermakna dan berguna baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. – Agar dirinya lebih baik dalam melakukan kontrol dirinya. – Agar memperoleh sesuatu secara langsung seperti yang terpikirkan dan yang dirasakan. – Melepaskan diri dari masalah-masalh khusus, dan lain-lain