SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI
PENENTUAN KADAR BESI MENGGUNAKAN SPEKTOFOTOMER SPEKTRONIC-20
Dosen Pembimbing : Ibu Dewi , MT

Kelompok 6
Nevy Puspitasari

NIM 111431020

Nur Fauziyyah Ambar

NIM 111431021

Nurul Latipah

NIM 111431022

Oktaviani Ratanasari

NIM 111431023

Tanggal Percobaan : 18 September 2012
Tanggal Penyerahan : 25 September 2012

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TEKNIK KIMIA - D3 ANALIS KIMIA
Tahun Ajaran 2011-2012
Tanggal Percobaan

: 18 September 2012

Judul Percobaan

: Penentuan Kadar Besi menggunakan Spektronic-20

Pembimbing

: Ibu Dewi, MT

Tujuan Percobaan

:

1. Untuk menentukan kadar besi dalam sampel
2. Dapat menggunakan spektrofotometer spektronic-20 dengan benar

Teori Dasar

:

Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual
dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi
kimia, memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan
pengukuran kuantitatif. Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh
suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya
panjang gelombang absorpsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan
yang ada didalam molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi
serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang
ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan
spektroskopi serapan ultraviolet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif
senyawa-senyawa

yang

mengandung

gugus-gugus

pengabsorpsi.

Metode

spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh suatu
larutan berwarna. Oleh karena itu metode ini dikenal juga sebagai metode
kalorimetri. Hanya larutan senyawa yang berwarna ynag dapat ditentukan dengan
metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya
dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. Contohnya ion Fe3+
dengan ion CNS- menghasilkan larutan berwarna merah. Lazimnya kalorimetri
dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan cuplikan yang dibuat
pada keadaan yang sama. Dengan kalorimetri elektronik (canggih) jumlah cahaya
yang diserap (A) berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Metode ini sering
digunakan untuk menentukan kadar besi dalam air minum. Pada metode
spektroskopi ultraviolet, cahaya yang diserap bukan cahaya tampak tapi cahaya
ultraviolet. Dengan cara ini larutan tak berwarna dapat diukur, contoh aseton dan
asetaldehid. Pada spektroskopi ini energy cahaya terserap digunakan untuk
transisi electron. Karena energy cahaya UV lebih besar dari energy cahaya tampak
maka energy UV dapat menyebabkan transisi electron s dan p.
Pembentukan bentuk molekul dalam menyerap sinar tampak diperlukan
bila senyawa yang dianalisis tidak melakukan penyerapan di daerah sinar tampak.
Dalam hal demikian senyawa tersebut harus dirubah menjadi senyawa lain yang
berwarna. Ion besi (III) warnanya sangat lemah (kuning) sehingga serapannya
kecil. Untuk itu perlu direaksikan dengan pereaksi tertentu misalnya 1,10
fenantrolin atau potasium tiosianat, sehingga memberikan warna yang menyerap
dengan kuat sehingga dapat digunakan untuk analisa besi dalam kadar kecil.
Pereaksi yang menimbulkan warna itu harus memenuhi beberapa persyaratan
antara lain :
1. Reaksinya dengan zat yang dianalisa harus selektif dan sensitif.
2. Tak boleh membentuk warna dengan zat – zat lain yang ada didalam
larutan.
3. Warna yang ditimbulkan harus stabil untuk jangka waktu yang lama.
Bila tidak ada zat-zat lain yang mengganggu, maka panjang gelombang yang
digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif secara spektrofotometri , biasanya
adalah panjang gelombang yang sesuai dengan serapan maksimum. Kurva
kalibrasi dibuat dengan jalan mengukur serapan larutan – larutan standar . bila
hukum Lambert – Beer dipenuhi, maka grafik / kurva ini akan membentuk garis
lurus melalui titik nol.
Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks
berwarna antara besi (II) dengan orto-penantrolin yang dapat menyerap sinar
tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu. Kadar besi dalam
suatu sample yang diproduksi akan cukup kecil dapat dilakukan dengan teknik
spektrofotometri UV-Vis menggunakan pengompleksan orto-fenantrolin. Dasar
penentu kadar besi (II) dengan orto-Fenantrolin. Senyawa ini memiliki warna
sangat kuat dan kestabilan relatife lama dapat menyerap sinar tampak secara
maksimal pada panjang gelombang tertentu. Pada persiapan larutan, sebelum
pengembangan

warna

perlu

ditambahkan

didalamnya

pereduksi

seperti
hidroksilamina. HCl yang akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. pH larutan harus
dijaga pada 6-7 dengan cara menambahkkan ammonia dan natrium asetat. Dengan
menggunakan penentuan kadar konsentrasi , suatu senyawa dilakukan dengan
membandingkan kekuatan serapan cahaya oleh larutan contoh terhadap terhadap
larutan standar yang telah diketahui kunsentrasinya. Terdapat dua cara standar
adisi , pada cara yang pertama dibuat dahulu sederetan larutan standar, diukur
serapannya, kemudian tentukan konsentrasinya dengan menggunakan cara
kalibrasi. Cara yang kedua dilakukan dengan menambahjkan sejumlah larutan
contoh yang sama kedalam larutan standar.

Alat dan Bahan:
Alat

Bahan

Jumlah

Labu ukur 50 mL

5 buah

Gelas kimia 100 mL

3 buah

Gelas kimia 50 mL

3 buah

Pipet ukur 1,5,10 mL

1 buah

Batang pengaduk

2 buah

Ball pipet

1 buah

Botol semprot

1 buah

Corong

1 buah

Pipet tetes

1 buah
Larutan KSCN

50 mL

Larutan HNO3

50 mL

Larutan baku Fe 100 ppm

25 mL

Aquadest

500 mL
Langkah Kerja
A. Persiapan Larutan
1. Menyiapkan 7 buah labu takar 50 mL
2. Menambahkan larutan standar kedalam masing-masing labu (Fe3+ 100
ppm)
3. Menambahkan 5 mL larutan KSCN 10% dan 5 mL larutan HNO3 4 N
4. Mengencerkan

hingga

tanda

batas

dan

mengocoknya

(menghomogenkannya)

B. Pengukuran dengan Sp. Spektronic-20
a. Penentuan panjang gelombang maksimum
1. Menghubungkan alat dengan sumber listrik dan menyalakan alat
dengan memutar (ke kanan) tombol yang terletak di bagian depan
bawah sebelah kiri (dan memanaskannya selama 30 menit)
2. Mengatur skala pada posisi 0 dengan memutar tombol bagian depan
bawah sebelah kiri
3. Mengatur panjang gelombang yang diinginkan
4. Memasukan kuvet atau sel yang berisi larutan blanko ke dalam alat
5. Mengatur skala %T pada posisi 100% dengan memutar tombol bagian
depan bawah, sebelah kanan
6. Mengganti larutan blanko dengan larutan standar Fe 1,5 ppm dan
mengubah panjang gelombang sesuai dengan senyawa yang akan
diukur
7. Mencatat nilai %T yang tertera pada alat
8. Mengulangi langkah 2,3,4,5 dan 6 sampai diperoleh panjang
gelombang maksimum
9. Membuat kurva antara panjang gelombang

lawan absorbsi, A

(mengubah %T menjadi A) dan menentukan panjang gelombang
maksimumnya.
b. Penentuan Kurva Kalibrasi dan Konsentrasi Cuplikan
1. Mengulangi pengerjaan/langkah (a) ke 2,3,4 dan 5 (mengatur panjang
gelombang pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari
percobaan sebelumnya)
2. Mengganti larutan blanko dengan larutan standar dari konsentrasi
yang paling rendah yaitu 0,5 ppm.
3. Mengulangi pengerjaan no. 2 dengan mengganti larutan standar yang
berbeda-beda konsentrasinya
4. Membuat kurva kalibrasi antara konsentrasi, c lawan absorbansi, A
5. Mengulangi pengerjaan no. 2 dengan mengganti larutan standar
dengan larutan cuplikan dan mencatat nilai %T
6. Menentukan konsentrasi larutan cuplikan tersebut dengan cara
menginterpolasikan nilai absorbansi cuplikan (dengan mengubah %T
menjadi A) kedalam kurva kalibrasi atau kedalam persamaan garis
linear

Data Pengamatan
Perlakuan

Pengamatan
A.Pembuatan Larutan Deret Standar
Pemipetan dari larutan induk
Larutan induk tidak berwarna sehingga pada saat
pemipetan larutan induk kedalam labu ukur,
larutan tidak berwarna
Penambahan KSCN
Larutan menjadi berwarna merah darah ketika
ditambahkan KSCN
Penambahan HNO3
Larutan menjadi warna merah darah pekat ketika
ditambahkan HNO3
Penandabatasan labu ukur
Ketika
ditambahkan
aquadest
dan
ditandabataskan, larutan masih berwarna merah
darah pekat
Pengenceran larutan deret Karena warna larutan terlalu pekat maka
standar
diencerkan diaquadest dengan memipet tiap labu
5mL kedalam labu takar 50 mL, sehingga warna
larutan deret standar yang diperoleh adalah
warna merah darah yang tidak terlalu pekat
Larutan deret standar siap Larutan standar dari konsentrasi terendah terlihat
digunakan
warnanya yang paling muda dan konsentrasi
terbesar warnanya yang paling pekat. Sedangkan
semakin besar konsentrasinya maka warna yang
terlihat dari 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3ppm secara
berurutan warnanya terlihat semakin pekat
Pembuatan larutan blanko
Pada pembuatan blanko warna yang dihasilkan
awalnya tidak berwarna, tetapi lama kelamaan
warnanya menjadi warna merah darah tipis.
Sehingga dibuat larutan blanko kembali dan
larutan blanko kali ini tidak berwarna.
B. Pengukuran Panjang Gelombang, Kurva Kalibrasi serta Konsentrasi
Cuplikan
Menentukan
panjang Pada penentuan ini yang tertera pada dispaly
gelombang maksimum
adalah nilai %T serta tombol pengatur panjang
gelombang
untuk
menentukan
panjang
gelombang. Larutan yang digunakan adalah
blanko yang tidak berwarna dan larutan standar
Fe 1,5 ppm yang berwarna merah darah
dimasukan kedalam spektrotometer secara
bergantian
Menentukan kurva kalibrasi Larutan yang digunakan untuk kurva kalibrasi
dan konsentrasi cuplikan
adalah larutan deret standar, larutan deret standar
yang dimasukan kedalam spektrofotometer
adalah larutan standar dari konsentrasi 0,5 ppm
berurutan hingga 3 ppm

Data Percobaan
Untuk mencari panjang gelombang maksimal diambil larutan dengan konsentrasi
1,5 ppm
Panjang Gelombang
400
410
420
430
440
450
460
465
470
475
480
490
500
510

%T
95,5
92
89,5
88,5
86
86
74
74
74
98
74,5
88
89
90
520
530
540
550
560
570
580
590
600

92
94
95
96,5
99
100
100
100
100

Diperoleh panjang gelombang maksimum : 470 nm
Konsentrasi (ppm)
0,5
1
1,5
2
2,5
3
Sampel 1
Sampel 2

%T
92
83
75
67
58
55
77
73

Perhitungan
Grafik penentuan panjang gelombang maksimum Fe (1,5 ppm)
Missal pada panjang gelombang 400 nm:
%T

= 95,5 %

T

= 0,955

A

= log

A

= log

= 0,0199

Panjang Gelombang
400
410
420
430
440
450

%T
95,5
92
89,5
88,5
86
86

A
0,0199
0,036
0,0482
0,0531
0,0655
0,0655
460
465
470
475
480
490
500
510
520
530
540
550
560

74
74
74
98
74,5
88
89
90
92
94
95
96,5
99

0,1308
0,1308
0,1308
0,0088
0,1278
0,0555
0,0506
0,0458
0,0362
0,0269
0,0223
0,0155
0,0044

Grafik penentuan panjang gelombang
maksimum
0.16
0.14

Absorbansi

0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0

100

200

300

400

500

panjang gelombang (nm)

Sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum : 470 nm

Pembuatan Larutan Standar Besi
Untuk konsentrasi besi 0 mL

Untuk konsentrasi besi 0,25 mL

N1 . V1 = N2 . V2

N1 . V1 = N2 . V2

0 . 100 = N2 . 50

0,25 . 100 = N2 . 50

N2 = 0 ppm

N2 = 0,5 ppm

600
Untuk konsentrasi besi 0,5 mL

Untuk konsentrasi besi 0,75 mL

N1 . V1 = N2 . V2

N1 . V1 = N2 . V2

0,5 . 100 = N2 . 50

0,75 . 100 = N2 . 50

N2 = 1 ppm

N2 = 1,5 ppm

Untuk konsentrasi besi 1 mL

Untuk konsentrasi besi 1,25 mL

N1 . V1 = N2 . V2

N1 . V1 = N2 . V2

1 . 100 = N2 . 50

1,25 . 100 = N2 . 50

N2 = 2 ppm

N2 = 2,5 ppm

Untuk konsentrasi besi 1,5 mL
N1 . V1 = N2 . V2
1,5 . 100 = N2 . 50
N2 = 3 ppm

Penentuan Kurva Kalibrasi
Perhitungan menentukan nilai Absorbansi setiap larutan
Untuk konsentrasi besi 0,5 ppm
%T

= 92 %

T

= 0,92

A

= log

A

= log

= 0,036

Larutan

%T

Absorbansi

Larutan standar 0,5 ppm

92

0,036

Larutan standar 1 ppm

83

0,081

Larutan standar 1,5 ppm

75

0,125

Larutan standar 2 ppm

67

0,174

Larutan standar 2,5 ppm

58

0,236

Larutan standar 3 ppm

55

0,259

Sampel 1

77

0,114

Sampel 2

73

0,137
Kurva Kalibrasi larutan standar Fe pada
=470 nm
y = 0,088x
R² = 0,9883
R = 0,9941

0.3

Absorban

0.25
0.2
0.15

Absorban (y)
Linear (Absorban (y))

0.1

Linear (Absorban (y))

0.05
0
0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Konsentrasi (ppm)

Perhitungan penentuan kadar Fe pada sampel
Persamaan garis dari grafik: y = 0,088 x
a.

Kadar sampel 1 :
Abs sampel = 0,114A
y = ax
0,114 = 0,088 x
x = 0,114 = 1,29 ppm
0,088

b.

Kadar sampel 2 :
Abs sampel = 0,137A
y = ax
0,137 = 0,088 x
x = 0,137 = 1,56 ppm
0,088

3.5
PEMBAHASAN :
Metode spektrometri sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh
suatu larutan berwarna. Hanya larutan berwarna saja yang dapat ditentukan
dengan metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan
mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna, seperti
pada percobaan ini, untuk ion besi dalam larutan perlu direaksikan dengan
pereaksi warna tertentu karena ion besi (III) warnanya sangat lemah sehingga
serapannya kecil, terlebih lagi konsentrasi ion besi dalam larutan pada percobaan
ini sangat kecil.
Langkah-langkah utama dalam analisis dengan sinar tampak adalah :
1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap yang dapat menyerap sinar
tampak.
2. Pemilihan panjang gelombang maksimum.
3. Pembuatan kurva kalibrasi.
4. Pengukuran segera cuplikan.
Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan dengan mereaksikan
larutan standar besi yang berada didalam 6 labu ukur dengan larutan KSCN yang
merupakan pereaksi warna dan reaksinya dengan larutan besi yang merupakan
senyawa kompleks [Fe(SCN)]2+. Pereaksi ini akan menghasilkan warna yang
menyerap dengan kuat sehingga dapat digunakan untuk analisa besi dalam kadar
kecil. Pembentukan bentuk molekul dalam menyerap sinar tampak diperlukan bila
senyawa yang dianalisis tidak melakukan penyerapan di daerah sinar tampak.
Senyawa tersebut harus dirubah menjadi senyawa lain yang berwarna. Ion besi
(III) warnanya sangat lemah (kuning) sehingga serapannya kecil. Untuk itu perlu
direaksikan dengan pereaksi tertentu misalnya 1,10 potasium tiosianat, sehingga
memberikan warna yang menyerap dengan kuat sehingga dapat digunakan untuk
analisa besi dalam kadar kecil. Pereaksi yang menimbulkan warna itu harus
memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
-

Reaksinya dengan zat yang dianalisa harus selektif dan sensitif.
Tak boleh membentuk warna dengan zat – zat lain yang ada didalam
larutan
Warna yang ditimbulkan harus stabil untuk jangka waktu yang lama.

Suatu larutan dijadikan sebagai pereaksi harus memenuhi beberapa persyaratan.
KSCN merupakan pereaksi warna, sebab :
-

Reaksinya dengan zat yang dianalisis yaitu besi(Fe) selektif dan sensitif
yaitu membentuk kompleks besi (III) tiosianat yang berwarna merah bata.
-

Warna yang ditimbulkan yaitu merah bata, stabil untuk jangka waktu yang
lama, sehingga serapannya tidak berubah-ubah hingga akhir analisis.
Tidak membentuk warna dengan zat-zat lain yaitu ion H+, Cl- dan NO3yang ada dalam larutan.

Selain ditambahkan KSCN larutan standar Fe direaksikan dengan HNO3. HNO3
digunakan untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ serta agar ion besi tetap stabil
berada pada keadaan bilangan oksidasi 2+. Sehingga kompleks yang tersebut
bersifat sangat stabil dan dapat diukur absorbansi atau persen transmittannya
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang sekitar 470 nm.
Setelah itu langkah selanjutnya yang dilakukan dalam percobaan ini
adalah memilih panjang gelombang maksimum pada larutan standar Fe 1,5 ppm.
Larutan yang dipilih adalah larutan standar Fe 1,5 ppm karena pada konsentrasi
tersebut absorbansinya antara 0,2 – 0,8 , dikarenakan pada daerah absorbansi
tersebut adalah daerah absorbansi yang baik. Pengukuran serapan atau absorbansi
spektrometri biasanya dilakukan pada suatu panjang gelombang yang sesuai
dengan serapan maksimum karena konsentrasi besar terletak pada titik ini, artinya
serapan larutan encer masih terdeteksi. Panjang gelombang yang maksimum
memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling
besar serta pada panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi
memenuhi hukum Lambert-Beer Pada panjang gelombang maksimum pun apabila
dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan
ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang
maksimal (Rohman, Abdul, 2007). Panjang gelombang yang mempunyai
absorbansi maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara
absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi
tertentu. Berdasarkan grafik pengukuran yang dihasilkan panjang gelombang yang
dikur dari 400 nm hingga 600 nm didapatkan panjang gelombang maksimalnya
pada daerah 460-470 nm, maka panjang gelombang terbesar yang diambil untuk
pengukuran Fe yaitu 470 nm.
Selain itu, pada percobaan ini juga yang diukur bukan langsung nilai
Absorbansi, namun nilai % transmitan. Detektor yang ada pada alat
spektrofotometri lebih peka untuk mendeteksi sinar dan mengkomunikasikannya
dalam bentuk angka digital dari pada menghitung nilai absorbansi larutan dengan
menggunakan % transmitan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menghasilkan
pengukuran yang lebih akurat, kita menggunakan nilai % transmittan yang
kemudian kita bisa mendapatkan nilai absorbansi dari nilai % transmittan itu
sendiri.
Pada saat pengukuran transmitan di perlukan blanko. Namun pada saat
pengukuran dilakukan blanko yang tadinya tidak berwarna namun lama-kelamaan
menjadi berwarna jingga. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena pipet yang
digunakan saat memipet larutan tidak bersih, dan mungkin juga hal ini disebabkan
karena aquadest yang digunakan mengandung unsur Fe sehingga warna larutan
blanko pun menjadi seperti warna larutan standar. Sehingga blanko kembali
dibuat dihasilnya adalah adalah warna yang seharusnya yaitu berwarna bening
karena pada blanko kadar Fe dianggap 0. Fungsi dari blanko sendiri adalah
mengukur serapan pereaksi yang digunakan untuk analisis kadar Fe sehingga
jumlah serapan Fe sendiri adalah nilai absorbansi larutan standar atau sampel
(mengandung pereaksi dan Fe) dikurangi serapan pereaksinya. Sehingga
absorbansi yang didapat pada pengukuran ini adalah serapan untuk Fe dalam
sampel, fungsi kalibrasi juga untuk menghilangkan efek refleksi akibat pancaran
sinar radiasi menuju larutan. Pada percobaan ini diukur larutan standar 0,5; 1;
1,5 ;2 ;2,5 dan 3 ppm dengan regeresi yang dihasilkan adalah sebesar 0,9941.
Nilai ini menunjukan koefisien korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi
besar sehingga linearitas dari kurva adalah baik. Selain itu dari percobaan didapat
gallat yang dihasilkan adalah sebesar 0,011, nilai tersebut adalah nilai error atau
gallat acak yang dihasilkan pada pengukuran. Selain itu didapatkan absorbansi
dari sampel 1 adalah 0,114 Adan absorbansi dari sampel 2 adalah sebesar 0,137 A.
Sehingga bila digambar dengan kurva ataupun persamaan garis konsentrasi
sampel 1 yang didapat adalah sebesar 1,29 ppm dan konsentrasi sampel 2 adalah
1,56 ppm.

Kesimpulan
Larutan deret standar yang digunakan menghasilkan kurva kalibrasi dengan
regresi sebesar 0,9941. Sehingga konsentrasi sampel 1 yang ditentukan dengan
pengukuran spektrofotometri spektronic-20 adalah sebesar 1,29 ppm, serta
konsentrasi sampel 2 adalah sebesar 1,56 ppm.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2012.

“Spektrofotometer”,

(online),

(http://roheemar.wordpress.com/2012/02/28/spektrofotometer/ diunduh 20
Sepetember 2012 pkl.16.14)
Anonim, 2011. “Cara pengoperasian Spektronic-20”, (online), (http://chemelearning.blogspot.com/2011/08/praktikum-kimia-analitik-instrumencara_30.html diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.16.19)

Depi,

2012.

“Penentuan

Besi

Secara

UV/VIS”,

(online),

(http://depisatir.blogspot.com/2012/09/laporan-penentuan-besi-dengan-carauvvis.html diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.15.27)
Purnama,Yaktiva, 2010. “Penentuan Kadar Besi dengan Teknik Spektrofotometri
UV/VIS”, (online), (http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/penentuankadar-besi-fe-dalam-sampel.html diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.16.28)
LAMPIRAN
Berikut adalah grafik kurva kalibrasi serta pengukuran sampel dimana penentuan
kadar sampel ditentukan berdasarkan grafik.

More Related Content

What's hot

LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivrifdah bunga
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Munaw2802
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSyarif Hamdani
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAfifah Sjahbandi
 

What's hot (20)

LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan iv
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Karbohidrat II
Karbohidrat IIKarbohidrat II
Karbohidrat II
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
 

Viewers also liked

laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2 mila_indriani
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarRestu Frodo
 
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanLaporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanShinta R Naibaho
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 

Viewers also liked (11)

laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standar
 
Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter
 
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanLaporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Sop rs
Sop rsSop rs
Sop rs
 

Similar to KADAR BESI

Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromPada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromHendry Stiaone
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Dede Suhendra
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airrramdan383
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2Andreans Shevka
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiPujiati Puu
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinDila Adila
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahTias Rahestin
 
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambertlaporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambertMutiara_Khairunnisa
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)voni cherli
 

Similar to KADAR BESI (20)

Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromPada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika
 
kompleksometri
kompleksometrikompleksometri
kompleksometri
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Jurnalsak
JurnalsakJurnalsak
Jurnalsak
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
 
Modul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas iiModul praktikum kimdas ii
Modul praktikum kimdas ii
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merah
 
SNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdfSNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdf
 
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambertlaporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
 
Aas
AasAas
Aas
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 

Recently uploaded

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 

Recently uploaded (20)

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 

KADAR BESI

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI PENENTUAN KADAR BESI MENGGUNAKAN SPEKTOFOTOMER SPEKTRONIC-20 Dosen Pembimbing : Ibu Dewi , MT Kelompok 6 Nevy Puspitasari NIM 111431020 Nur Fauziyyah Ambar NIM 111431021 Nurul Latipah NIM 111431022 Oktaviani Ratanasari NIM 111431023 Tanggal Percobaan : 18 September 2012 Tanggal Penyerahan : 25 September 2012 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG TEKNIK KIMIA - D3 ANALIS KIMIA Tahun Ajaran 2011-2012
  • 2. Tanggal Percobaan : 18 September 2012 Judul Percobaan : Penentuan Kadar Besi menggunakan Spektronic-20 Pembimbing : Ibu Dewi, MT Tujuan Percobaan : 1. Untuk menentukan kadar besi dalam sampel 2. Dapat menggunakan spektrofotometer spektronic-20 dengan benar Teori Dasar : Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif. Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang absorpsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultraviolet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorpsi. Metode spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Oleh karena itu metode ini dikenal juga sebagai metode kalorimetri. Hanya larutan senyawa yang berwarna ynag dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. Contohnya ion Fe3+ dengan ion CNS- menghasilkan larutan berwarna merah. Lazimnya kalorimetri dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan cuplikan yang dibuat pada keadaan yang sama. Dengan kalorimetri elektronik (canggih) jumlah cahaya yang diserap (A) berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Metode ini sering digunakan untuk menentukan kadar besi dalam air minum. Pada metode spektroskopi ultraviolet, cahaya yang diserap bukan cahaya tampak tapi cahaya ultraviolet. Dengan cara ini larutan tak berwarna dapat diukur, contoh aseton dan
  • 3. asetaldehid. Pada spektroskopi ini energy cahaya terserap digunakan untuk transisi electron. Karena energy cahaya UV lebih besar dari energy cahaya tampak maka energy UV dapat menyebabkan transisi electron s dan p. Pembentukan bentuk molekul dalam menyerap sinar tampak diperlukan bila senyawa yang dianalisis tidak melakukan penyerapan di daerah sinar tampak. Dalam hal demikian senyawa tersebut harus dirubah menjadi senyawa lain yang berwarna. Ion besi (III) warnanya sangat lemah (kuning) sehingga serapannya kecil. Untuk itu perlu direaksikan dengan pereaksi tertentu misalnya 1,10 fenantrolin atau potasium tiosianat, sehingga memberikan warna yang menyerap dengan kuat sehingga dapat digunakan untuk analisa besi dalam kadar kecil. Pereaksi yang menimbulkan warna itu harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : 1. Reaksinya dengan zat yang dianalisa harus selektif dan sensitif. 2. Tak boleh membentuk warna dengan zat – zat lain yang ada didalam larutan. 3. Warna yang ditimbulkan harus stabil untuk jangka waktu yang lama. Bila tidak ada zat-zat lain yang mengganggu, maka panjang gelombang yang digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif secara spektrofotometri , biasanya adalah panjang gelombang yang sesuai dengan serapan maksimum. Kurva kalibrasi dibuat dengan jalan mengukur serapan larutan – larutan standar . bila hukum Lambert – Beer dipenuhi, maka grafik / kurva ini akan membentuk garis lurus melalui titik nol. Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna antara besi (II) dengan orto-penantrolin yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu. Kadar besi dalam suatu sample yang diproduksi akan cukup kecil dapat dilakukan dengan teknik spektrofotometri UV-Vis menggunakan pengompleksan orto-fenantrolin. Dasar penentu kadar besi (II) dengan orto-Fenantrolin. Senyawa ini memiliki warna sangat kuat dan kestabilan relatife lama dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu. Pada persiapan larutan, sebelum pengembangan warna perlu ditambahkan didalamnya pereduksi seperti
  • 4. hidroksilamina. HCl yang akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. pH larutan harus dijaga pada 6-7 dengan cara menambahkkan ammonia dan natrium asetat. Dengan menggunakan penentuan kadar konsentrasi , suatu senyawa dilakukan dengan membandingkan kekuatan serapan cahaya oleh larutan contoh terhadap terhadap larutan standar yang telah diketahui kunsentrasinya. Terdapat dua cara standar adisi , pada cara yang pertama dibuat dahulu sederetan larutan standar, diukur serapannya, kemudian tentukan konsentrasinya dengan menggunakan cara kalibrasi. Cara yang kedua dilakukan dengan menambahjkan sejumlah larutan contoh yang sama kedalam larutan standar. Alat dan Bahan: Alat Bahan Jumlah Labu ukur 50 mL 5 buah Gelas kimia 100 mL 3 buah Gelas kimia 50 mL 3 buah Pipet ukur 1,5,10 mL 1 buah Batang pengaduk 2 buah Ball pipet 1 buah Botol semprot 1 buah Corong 1 buah Pipet tetes 1 buah Larutan KSCN 50 mL Larutan HNO3 50 mL Larutan baku Fe 100 ppm 25 mL Aquadest 500 mL
  • 5. Langkah Kerja A. Persiapan Larutan 1. Menyiapkan 7 buah labu takar 50 mL 2. Menambahkan larutan standar kedalam masing-masing labu (Fe3+ 100 ppm) 3. Menambahkan 5 mL larutan KSCN 10% dan 5 mL larutan HNO3 4 N 4. Mengencerkan hingga tanda batas dan mengocoknya (menghomogenkannya) B. Pengukuran dengan Sp. Spektronic-20 a. Penentuan panjang gelombang maksimum 1. Menghubungkan alat dengan sumber listrik dan menyalakan alat dengan memutar (ke kanan) tombol yang terletak di bagian depan bawah sebelah kiri (dan memanaskannya selama 30 menit) 2. Mengatur skala pada posisi 0 dengan memutar tombol bagian depan bawah sebelah kiri 3. Mengatur panjang gelombang yang diinginkan 4. Memasukan kuvet atau sel yang berisi larutan blanko ke dalam alat 5. Mengatur skala %T pada posisi 100% dengan memutar tombol bagian depan bawah, sebelah kanan 6. Mengganti larutan blanko dengan larutan standar Fe 1,5 ppm dan mengubah panjang gelombang sesuai dengan senyawa yang akan diukur 7. Mencatat nilai %T yang tertera pada alat 8. Mengulangi langkah 2,3,4,5 dan 6 sampai diperoleh panjang gelombang maksimum 9. Membuat kurva antara panjang gelombang lawan absorbsi, A (mengubah %T menjadi A) dan menentukan panjang gelombang maksimumnya.
  • 6. b. Penentuan Kurva Kalibrasi dan Konsentrasi Cuplikan 1. Mengulangi pengerjaan/langkah (a) ke 2,3,4 dan 5 (mengatur panjang gelombang pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari percobaan sebelumnya) 2. Mengganti larutan blanko dengan larutan standar dari konsentrasi yang paling rendah yaitu 0,5 ppm. 3. Mengulangi pengerjaan no. 2 dengan mengganti larutan standar yang berbeda-beda konsentrasinya 4. Membuat kurva kalibrasi antara konsentrasi, c lawan absorbansi, A 5. Mengulangi pengerjaan no. 2 dengan mengganti larutan standar dengan larutan cuplikan dan mencatat nilai %T 6. Menentukan konsentrasi larutan cuplikan tersebut dengan cara menginterpolasikan nilai absorbansi cuplikan (dengan mengubah %T menjadi A) kedalam kurva kalibrasi atau kedalam persamaan garis linear Data Pengamatan Perlakuan Pengamatan A.Pembuatan Larutan Deret Standar Pemipetan dari larutan induk Larutan induk tidak berwarna sehingga pada saat pemipetan larutan induk kedalam labu ukur, larutan tidak berwarna Penambahan KSCN Larutan menjadi berwarna merah darah ketika ditambahkan KSCN Penambahan HNO3 Larutan menjadi warna merah darah pekat ketika ditambahkan HNO3 Penandabatasan labu ukur Ketika ditambahkan aquadest dan ditandabataskan, larutan masih berwarna merah darah pekat Pengenceran larutan deret Karena warna larutan terlalu pekat maka standar diencerkan diaquadest dengan memipet tiap labu 5mL kedalam labu takar 50 mL, sehingga warna larutan deret standar yang diperoleh adalah warna merah darah yang tidak terlalu pekat Larutan deret standar siap Larutan standar dari konsentrasi terendah terlihat digunakan warnanya yang paling muda dan konsentrasi
  • 7. terbesar warnanya yang paling pekat. Sedangkan semakin besar konsentrasinya maka warna yang terlihat dari 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3ppm secara berurutan warnanya terlihat semakin pekat Pembuatan larutan blanko Pada pembuatan blanko warna yang dihasilkan awalnya tidak berwarna, tetapi lama kelamaan warnanya menjadi warna merah darah tipis. Sehingga dibuat larutan blanko kembali dan larutan blanko kali ini tidak berwarna. B. Pengukuran Panjang Gelombang, Kurva Kalibrasi serta Konsentrasi Cuplikan Menentukan panjang Pada penentuan ini yang tertera pada dispaly gelombang maksimum adalah nilai %T serta tombol pengatur panjang gelombang untuk menentukan panjang gelombang. Larutan yang digunakan adalah blanko yang tidak berwarna dan larutan standar Fe 1,5 ppm yang berwarna merah darah dimasukan kedalam spektrotometer secara bergantian Menentukan kurva kalibrasi Larutan yang digunakan untuk kurva kalibrasi dan konsentrasi cuplikan adalah larutan deret standar, larutan deret standar yang dimasukan kedalam spektrofotometer adalah larutan standar dari konsentrasi 0,5 ppm berurutan hingga 3 ppm Data Percobaan Untuk mencari panjang gelombang maksimal diambil larutan dengan konsentrasi 1,5 ppm Panjang Gelombang 400 410 420 430 440 450 460 465 470 475 480 490 500 510 %T 95,5 92 89,5 88,5 86 86 74 74 74 98 74,5 88 89 90
  • 8. 520 530 540 550 560 570 580 590 600 92 94 95 96,5 99 100 100 100 100 Diperoleh panjang gelombang maksimum : 470 nm Konsentrasi (ppm) 0,5 1 1,5 2 2,5 3 Sampel 1 Sampel 2 %T 92 83 75 67 58 55 77 73 Perhitungan Grafik penentuan panjang gelombang maksimum Fe (1,5 ppm) Missal pada panjang gelombang 400 nm: %T = 95,5 % T = 0,955 A = log A = log = 0,0199 Panjang Gelombang 400 410 420 430 440 450 %T 95,5 92 89,5 88,5 86 86 A 0,0199 0,036 0,0482 0,0531 0,0655 0,0655
  • 9. 460 465 470 475 480 490 500 510 520 530 540 550 560 74 74 74 98 74,5 88 89 90 92 94 95 96,5 99 0,1308 0,1308 0,1308 0,0088 0,1278 0,0555 0,0506 0,0458 0,0362 0,0269 0,0223 0,0155 0,0044 Grafik penentuan panjang gelombang maksimum 0.16 0.14 Absorbansi 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0 100 200 300 400 500 panjang gelombang (nm) Sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum : 470 nm Pembuatan Larutan Standar Besi Untuk konsentrasi besi 0 mL Untuk konsentrasi besi 0,25 mL N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2 0 . 100 = N2 . 50 0,25 . 100 = N2 . 50 N2 = 0 ppm N2 = 0,5 ppm 600
  • 10. Untuk konsentrasi besi 0,5 mL Untuk konsentrasi besi 0,75 mL N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2 0,5 . 100 = N2 . 50 0,75 . 100 = N2 . 50 N2 = 1 ppm N2 = 1,5 ppm Untuk konsentrasi besi 1 mL Untuk konsentrasi besi 1,25 mL N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2 1 . 100 = N2 . 50 1,25 . 100 = N2 . 50 N2 = 2 ppm N2 = 2,5 ppm Untuk konsentrasi besi 1,5 mL N1 . V1 = N2 . V2 1,5 . 100 = N2 . 50 N2 = 3 ppm Penentuan Kurva Kalibrasi Perhitungan menentukan nilai Absorbansi setiap larutan Untuk konsentrasi besi 0,5 ppm %T = 92 % T = 0,92 A = log A = log = 0,036 Larutan %T Absorbansi Larutan standar 0,5 ppm 92 0,036 Larutan standar 1 ppm 83 0,081 Larutan standar 1,5 ppm 75 0,125 Larutan standar 2 ppm 67 0,174 Larutan standar 2,5 ppm 58 0,236 Larutan standar 3 ppm 55 0,259 Sampel 1 77 0,114 Sampel 2 73 0,137
  • 11. Kurva Kalibrasi larutan standar Fe pada =470 nm y = 0,088x R² = 0,9883 R = 0,9941 0.3 Absorban 0.25 0.2 0.15 Absorban (y) Linear (Absorban (y)) 0.1 Linear (Absorban (y)) 0.05 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Konsentrasi (ppm) Perhitungan penentuan kadar Fe pada sampel Persamaan garis dari grafik: y = 0,088 x a. Kadar sampel 1 : Abs sampel = 0,114A y = ax 0,114 = 0,088 x x = 0,114 = 1,29 ppm 0,088 b. Kadar sampel 2 : Abs sampel = 0,137A y = ax 0,137 = 0,088 x x = 0,137 = 1,56 ppm 0,088 3.5
  • 12. PEMBAHASAN : Metode spektrometri sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Hanya larutan berwarna saja yang dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna, seperti pada percobaan ini, untuk ion besi dalam larutan perlu direaksikan dengan pereaksi warna tertentu karena ion besi (III) warnanya sangat lemah sehingga serapannya kecil, terlebih lagi konsentrasi ion besi dalam larutan pada percobaan ini sangat kecil. Langkah-langkah utama dalam analisis dengan sinar tampak adalah : 1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap yang dapat menyerap sinar tampak. 2. Pemilihan panjang gelombang maksimum. 3. Pembuatan kurva kalibrasi. 4. Pengukuran segera cuplikan. Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan dengan mereaksikan larutan standar besi yang berada didalam 6 labu ukur dengan larutan KSCN yang merupakan pereaksi warna dan reaksinya dengan larutan besi yang merupakan senyawa kompleks [Fe(SCN)]2+. Pereaksi ini akan menghasilkan warna yang menyerap dengan kuat sehingga dapat digunakan untuk analisa besi dalam kadar kecil. Pembentukan bentuk molekul dalam menyerap sinar tampak diperlukan bila senyawa yang dianalisis tidak melakukan penyerapan di daerah sinar tampak. Senyawa tersebut harus dirubah menjadi senyawa lain yang berwarna. Ion besi (III) warnanya sangat lemah (kuning) sehingga serapannya kecil. Untuk itu perlu direaksikan dengan pereaksi tertentu misalnya 1,10 potasium tiosianat, sehingga memberikan warna yang menyerap dengan kuat sehingga dapat digunakan untuk analisa besi dalam kadar kecil. Pereaksi yang menimbulkan warna itu harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : - Reaksinya dengan zat yang dianalisa harus selektif dan sensitif. Tak boleh membentuk warna dengan zat – zat lain yang ada didalam larutan Warna yang ditimbulkan harus stabil untuk jangka waktu yang lama. Suatu larutan dijadikan sebagai pereaksi harus memenuhi beberapa persyaratan. KSCN merupakan pereaksi warna, sebab : - Reaksinya dengan zat yang dianalisis yaitu besi(Fe) selektif dan sensitif yaitu membentuk kompleks besi (III) tiosianat yang berwarna merah bata.
  • 13. - Warna yang ditimbulkan yaitu merah bata, stabil untuk jangka waktu yang lama, sehingga serapannya tidak berubah-ubah hingga akhir analisis. Tidak membentuk warna dengan zat-zat lain yaitu ion H+, Cl- dan NO3yang ada dalam larutan. Selain ditambahkan KSCN larutan standar Fe direaksikan dengan HNO3. HNO3 digunakan untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ serta agar ion besi tetap stabil berada pada keadaan bilangan oksidasi 2+. Sehingga kompleks yang tersebut bersifat sangat stabil dan dapat diukur absorbansi atau persen transmittannya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang sekitar 470 nm. Setelah itu langkah selanjutnya yang dilakukan dalam percobaan ini adalah memilih panjang gelombang maksimum pada larutan standar Fe 1,5 ppm. Larutan yang dipilih adalah larutan standar Fe 1,5 ppm karena pada konsentrasi tersebut absorbansinya antara 0,2 – 0,8 , dikarenakan pada daerah absorbansi tersebut adalah daerah absorbansi yang baik. Pengukuran serapan atau absorbansi spektrometri biasanya dilakukan pada suatu panjang gelombang yang sesuai dengan serapan maksimum karena konsentrasi besar terletak pada titik ini, artinya serapan larutan encer masih terdeteksi. Panjang gelombang yang maksimum memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar serta pada panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi memenuhi hukum Lambert-Beer Pada panjang gelombang maksimum pun apabila dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal (Rohman, Abdul, 2007). Panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. Berdasarkan grafik pengukuran yang dihasilkan panjang gelombang yang dikur dari 400 nm hingga 600 nm didapatkan panjang gelombang maksimalnya pada daerah 460-470 nm, maka panjang gelombang terbesar yang diambil untuk pengukuran Fe yaitu 470 nm. Selain itu, pada percobaan ini juga yang diukur bukan langsung nilai Absorbansi, namun nilai % transmitan. Detektor yang ada pada alat spektrofotometri lebih peka untuk mendeteksi sinar dan mengkomunikasikannya dalam bentuk angka digital dari pada menghitung nilai absorbansi larutan dengan menggunakan % transmitan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menghasilkan pengukuran yang lebih akurat, kita menggunakan nilai % transmittan yang kemudian kita bisa mendapatkan nilai absorbansi dari nilai % transmittan itu sendiri.
  • 14. Pada saat pengukuran transmitan di perlukan blanko. Namun pada saat pengukuran dilakukan blanko yang tadinya tidak berwarna namun lama-kelamaan menjadi berwarna jingga. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena pipet yang digunakan saat memipet larutan tidak bersih, dan mungkin juga hal ini disebabkan karena aquadest yang digunakan mengandung unsur Fe sehingga warna larutan blanko pun menjadi seperti warna larutan standar. Sehingga blanko kembali dibuat dihasilnya adalah adalah warna yang seharusnya yaitu berwarna bening karena pada blanko kadar Fe dianggap 0. Fungsi dari blanko sendiri adalah mengukur serapan pereaksi yang digunakan untuk analisis kadar Fe sehingga jumlah serapan Fe sendiri adalah nilai absorbansi larutan standar atau sampel (mengandung pereaksi dan Fe) dikurangi serapan pereaksinya. Sehingga absorbansi yang didapat pada pengukuran ini adalah serapan untuk Fe dalam sampel, fungsi kalibrasi juga untuk menghilangkan efek refleksi akibat pancaran sinar radiasi menuju larutan. Pada percobaan ini diukur larutan standar 0,5; 1; 1,5 ;2 ;2,5 dan 3 ppm dengan regeresi yang dihasilkan adalah sebesar 0,9941. Nilai ini menunjukan koefisien korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi besar sehingga linearitas dari kurva adalah baik. Selain itu dari percobaan didapat gallat yang dihasilkan adalah sebesar 0,011, nilai tersebut adalah nilai error atau gallat acak yang dihasilkan pada pengukuran. Selain itu didapatkan absorbansi dari sampel 1 adalah 0,114 Adan absorbansi dari sampel 2 adalah sebesar 0,137 A. Sehingga bila digambar dengan kurva ataupun persamaan garis konsentrasi sampel 1 yang didapat adalah sebesar 1,29 ppm dan konsentrasi sampel 2 adalah 1,56 ppm. Kesimpulan Larutan deret standar yang digunakan menghasilkan kurva kalibrasi dengan regresi sebesar 0,9941. Sehingga konsentrasi sampel 1 yang ditentukan dengan pengukuran spektrofotometri spektronic-20 adalah sebesar 1,29 ppm, serta konsentrasi sampel 2 adalah sebesar 1,56 ppm.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012. “Spektrofotometer”, (online), (http://roheemar.wordpress.com/2012/02/28/spektrofotometer/ diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.16.14) Anonim, 2011. “Cara pengoperasian Spektronic-20”, (online), (http://chemelearning.blogspot.com/2011/08/praktikum-kimia-analitik-instrumencara_30.html diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.16.19) Depi, 2012. “Penentuan Besi Secara UV/VIS”, (online), (http://depisatir.blogspot.com/2012/09/laporan-penentuan-besi-dengan-carauvvis.html diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.15.27) Purnama,Yaktiva, 2010. “Penentuan Kadar Besi dengan Teknik Spektrofotometri UV/VIS”, (online), (http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/penentuankadar-besi-fe-dalam-sampel.html diunduh 20 Sepetember 2012 pkl.16.28)
  • 16. LAMPIRAN Berikut adalah grafik kurva kalibrasi serta pengukuran sampel dimana penentuan kadar sampel ditentukan berdasarkan grafik.