Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat morfologi tanah yang dapat diamati langsung di lapangan, meliputi profil tanah, warna tanah, tekstur tanah, dan struktur tanah. Profil tanah menunjukkan lapisan-lapisan tanah dari permukaan hingga batuan induk, warna tanah dipengaruhi kandungan bahan organik dan besi, tekstur tanah menggambarkan kasar halusnya butiran tanah, sedangkan struktur tanah men
1. Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapangan.
Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari tanah tersebut.
1. Profil tanah
Profil tanah merupakan penampang melintang tanah atau irisan tegak lurus ke bawah dari
permukaan tanah yang menampakkan lapisan-lapisan tanah (horison).
Horizon adalah lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan
mempunyai ciri-ciri tertentu:
Solum: tanah yang berkembang secara genetis; merupakan lapisan tanah mineral dari atas
sampai sedikit dibawah batas atas horizon C (terdiri dari horizon O-A-E-B).
Lapisan tanah atas: lapisan tanah yang subur karena mengandung banyak bahan organik
(terdiri dari horizon O-A).
Lapisan tanah bawah: lapisan di bawah solum (terdiri dari horizon C-R).
Ciri Horizon O:
Lapisan atas, lapisan olah, lapisan humus
Lapisan teratas suatu penampang tanah, yang biasanya banyak mengandung Bahan
Organik (BO) sebagai hasil dekomposisi seresah sehingga warnanya gelap.
Merupakan lapisan utama
Ciri Horizon A:
Horison mineral ber BOT sehingga berwarna agak gelap
Ciri Horizon E:
Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, F dan
Al rendah) tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi,
berwarna terang
Ciri Horizon B:
Horrison Illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari
horison diatasnya (akumulasi bahan eluvial)
Ketebalan lapisan > horizon A
Horizon B dibagi menjadi beberapa sub lapisan:
Sub lapisan B1: daerah peralihan horizon (warna agak gelap)
Sub lapisan B2: daerah kandungan kapur tinggi (warna terang)
Sub lapisan B3: daerah penimbunan unsure Fe missal Fe2O3 (warna merah)
Ciri Horizon C:
2. Horizon C atau lapisan batuan induk merupakan hasil pelapukan dan penghancuran oleh
iklim terhadap batuan induk yang berlangsung lama.
Sifatnya mirip batuan induk.
Ciri Horizon R (bedrock):
Merupakan dasar tanah yang terdiri dari batuan yang sangat pejal dan belum mengalami
pelapukan.
Kegunaan profil tanah :
1. Untuk mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O-A) dan solum(O-AE-B).
2. Untuk mengetahui kelengkapan atau differensiasi horison pada profil
3. Untuk mengetahui warna tanah
2. Warna tanah
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah,
karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan
bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan
dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, berwarna lebih cerah.
Warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah.
Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna
abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase
baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+)
misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit)
yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadangkadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak
karatan merah atau kuning,yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi
oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna
tanah menjadi lebih terang.
Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut dengan warna standar
pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu:
Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.
Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai
gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral
(0) ke warna lainnya (19).
Berdasarkan buku Munsell Saoil Color Chart:
3. Nilai Hue dibedakan menjadi: (1) 5 R; (2) 7,5 R; (3) 10 R; (4) 2,5 YR; (5) 5 YR; (6) 7,5
YR; (7) 10 YR; (8) 2,5 Y; dan (9) 5 Y, yaitu mulai dari spektrum dominan paling merah
(5 R) sampai spektrum dominan paling kuning (5 Y), selain itu juga sering ditambah
untuk warna-warna tanah tereduksi (gley) yaitu: (10) 5 G; (11) 5 GY; (12) 5 BG; dan (13)
N (netral).
Value dibedakan dari 0 sampai 8, yaitu makin tinggi value menunjukkan warna makin
terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Nilai Value pada lembar buku Munsell
Soil Color Chart terbentang secara vertikal dari bawah ke atas dengan urutan nilai 2; 3; 4;
5; 6; 7; dan 8. Angka 2 paling gelap dan angka 8 paling terang.
Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi chroma menunjukkan
kemurnian spektrum atau kekuatan warna spektrum makin meningkat. Nilai chroma pada
lembar buku Munsell Soil Color Chart dengan rentang horisontal dari kiri ke kanan
dengan urutan nilai chroma: 1; 2; 3; 4; 6; 8. Angka 1 warna tidak murni dan angka 8
warna spektrum paling murni.
3. Tekstur tanah
Tekstur tanah merupakan sifat menggambarkan kasar halusnya tanah dalam perabaan yang
ditentukan oleh perbandingan berat fraksi-fraksi penyusunnya. Suatu fraksi yang dominan pada
suatu tanah akan menentukan ciri dan jenis yang bersangkutan. Tanah yang bertekstur pasir
mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyimpan atau menyerap air dan unsur
hara. Tanah yang bertekstur lempung atau liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara sangat tinggi. Tekstur tanah ringan yaitu
tanah yang didominasi fraksi pasiran lebih mudah diolah dibandingkan dengan tekstur berat yang
didominasi fraksi lempung.
Bahan- bahan tanah meliputi:
1. Pasir : 2mm – 50 u
2. Debu : 50u – 2u
3. Liat : < 2u – Lebih dari 2mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu).
Tekstur tanah dapat digolongkan : Apabila terasa kasar, berarti pasir, pasir berlempung Apabila
terasa agak kasar, berarti lempung berpasir, lempung berpasir halus Apabila terasa sedang,
berari lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu Agak halus, berarti
lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu. Halus, berarti liat berpasir, liat
berdebu, liat. Di lapangan tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah di antara
jari-jari, sambil dirasakan halus kasarnya yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu, dan liat,
sebagai berikut:
Macam Tekstur Tanah:
Pasir: – Rasa kasar sangat jelas – Tidak melekat – Tidak dapat dibentuk bola dan
gulungan
Pasir berlempung: – Rasa kasar jelas – Sedikit sekali melekat – Dapat dibentuk bola,
mudah hancur
4. Lempung berpasir: – Rasa kasar agak jelas – Agak melekat – Dappat dibuat bola,
mudah hancur Lempung: – Rasa tidak kasar dan tidak licin – Agak melekat – Dapat
dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat
Lempung berdebu: – Rasa licin – Agak melekat – Dapat dibentuk bola agak teguh,
gulungan dengan permukaan mengkilat
Debu: – Rasa licin sekali – Agak melekat – Dapat dibentuk bola teguh, dapat dibentuk
gulungan dengan permukaan membulat
Lempung berliat: – Rasa agak licin – Agak melekat – Dapat dibentuk bola agak teguh,
dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur
Lempung liat berpasir: – Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar – Agak melekat –
Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur
Lempung liat berdebu: – Rasa halus agak licin – Melekat – Dapat dibentuk bola teguh,
gulungan mengkilat
Liat berpasir: – Rasa halus, berat tetapi terasa sedikit kasar – Melekat – Dapat dibentuk
bola teguh, mudah di gulung
Liat berdebu: – Rasa halus, berat, agak licin – Sangat lekat – Dapat dibentuk bola teguh,
mudah di gulung
Liat: – Rasa berat, halus – Sangat lekat – Dapat dibentuk bola dengan baik, mudah
digulung
4. Struktur tanah
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikelpartikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses
pedogenesis. Struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh
suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Ruang kosong yang besar
antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh
ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori)
memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular. Pengaruh
struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah
yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pangan dan
produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat tanah:
1. Bahan Induk Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregatagregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam
pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada
permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat.
Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat <
30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.
2. Bahan organik tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah
mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah.
Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman. Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang
mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping
5. itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat.
Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme tanah. Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu
juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna
tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan
akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu. Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama
waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim. Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan,
pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan
agregat tanah.
Macam macam struktur tanah:
1. Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak
lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut
“Crumbs” atau Spherical.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika
sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut
kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya.
Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi
agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya
mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya
datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.
Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsurunsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang
bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya poripori tanah banyak terbentuk. Di samping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak (mantap)
sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.
5. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan
daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan
tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut
misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan.
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya
mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat
dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering.
6. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Pada kondisi basah, konsistensi
tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan.
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar
air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Pada kondisi lembab,
konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat
keteguhannya
Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan
tanah.
Secara lebih terinci cara penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan sebagai berikut:
A. Konsistensi Basah
1. Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir
tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda
lain.
Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda
lain.
Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda
lain.
2. Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4
kategori berikut:
Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan
tanah.
Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan
tanah kurang dari 1 cm.
Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih
dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan
tersebut.
Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah
lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan
tersebut.
B. Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai
berikut:
7. 1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir
tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
2. Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur
bila diremas.
3. Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas
dapat menghancurkan gumpalan tanah.
4. Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat
meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.
5. Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya
tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah tersebut.
6. Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak
hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas
tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah tersebut
C. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori
sebagai berikut:
1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah
tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).
2. Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau
tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah
hancur.
3. Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi
tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja
belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.
4. Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan
tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya
tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.
5. Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat
lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin
sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
6. Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan
diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan
gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat
bantu (pemukul).
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah:
1.
2.
3.
4.
tekstur tanah,
sifat dan jumlah koloid organik dan anorganik tanah,
struktur tanah, dan
kadar air tanah.
8. 6. Drainase tanah
Drainase Tanah: adalah lamanya kondisi tergenang / jenuh air, bukan merupakan ukuran berapa
cepat air terbuang dari tanah air dapat hilang melalui permukaan tanah maupun melalui
peresapan ke dalam tanah. Berdasarkan atas klas drainasenya, tanah dibedakan menjadi klas
drainase terhambat(tergenang) sampai sangat cepat (air sangat cepat hilang dari tanah).
Klas drainase ditentukan di lapang dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh air dalam
penampang tanah. Gejala-gejala tersebut antara lain adalah warna pucat, kelabu, atau adanya
becak-becak karatan. Warna pucat atau kelabu kebiru-biruan menunjukkan adanya pengaruh
genangan air yang kuat, sehingga merupakan petunjuk adanya tanah berdrainase buruk. Adanya
karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat masuk ke dalam tanah setempat-setempat
sehingga terjadi oksidasi di tempat tersebut dan terbentuk senyawa- senyawa Fe+++ yang
berwarna merah. Bila air tidak pernah menggenang sehingga tata udara dalam tanah selalu baik,
maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe+++). Oleh karena itu seluruh tanah
umumnya berwarna merah atau cokelat.
Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh. Sebagai contoh, padi
dapat hidup pada tanah-tanah dengan drainase buruk, tatapi jagung, karet, cengkeh, kopi dan
lain-lain tidak akan dapat tumbuh dengan baik kalau tanah selalu tergenang air.
7. Pori-pori tanah
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Poripori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro
pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya
gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah- tanah pasir mempunyai
pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit
menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan.
Porositas tanah dipengaruhi:
Kandungan bahan organic
Struktur tanah
Tekstur tanah
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi, tanah-tanah dengan struktur granuler ataau
remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive
(pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit untuk
menahan air.
8. Sifat-sifat lain
9. Untuk dapat menentukan kesesuaian tanah bagi bermacam-macam penggunaan maka disamping
sifat-sifat tanah yang telah diuraikan di muka, perlu diamati pula sifat-sifat tanah lain serta
keadaan lingkungannya, misalnya:
Keadaan batuan. Terdapatnya batu-batu baik di permukaan tanah maupun di
dalam tanah dapat mengganggu perakaran tanaman serta mengurangi kemampuan
tanah untuk berbagai penggunaan. Karena itu jumlah dan ukuran batuan yang di
temukan perlu dicatat dengan baik.
Padas(pan). Padas merupakan bagian tanah yang mengeras dan padat sehingga
tidak dapat ditembus akar tanaman ataupun air. Karena itu dalam penyifatan tanah
di lapang dalamnya padas dan kekerasannya perlu diteliti.
Kedalaman efektif. Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat
ditembus akar tanaman. Pengamatan kedalaman efektif dilakukan dengan
mengamati penyebaran akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus
maupun akar kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah
perlu diamati dengan baik.
Lereng. Keadaan lingkungan di luar solum tanah yang sangat besar pengaruhnya
terhadap kesesuaian tanah (lahan) untuk berbagai penggunaan adalah lereng.
Makin curam lereng kesesuaian lahan makin berkurang. Pada umumnya dianggap
bahwa kemiringan lereng yang lebih dari 30% tidak cocok lagi untuk tanaman
pangan. Lereng dapat berbentuk cembung, cekung atau rata dengan panjang yang
berbeda.
Sumber:
10. Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian
karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tekanan tetapi secara tidak
langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperature dan kelembaban tanah.
Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan
bercak (rust), kerap kali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling).
Warna tanah merupakan komposit (campuran) dari warna-warna komponen-komponen
penyusunannya. Efek komponen-komponen penyusunannya terhadap warna komposit ini secara
langsung proporsional terhadap total permukaan tanah yang setara dengan luas permukaan
spesifik dikali proporsi volumetrik masing-masingnya terhadap tanah, yang bermakna materi
koloidal mempunyai dampak terbesar terhadap warna tanah, misalnya humus dan besi hidroksida
yang secara jelas menentukan warna tanah. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan
pergerakan beberapa komponen tanah, khususnya besi (Fe) dan Mangan (Mn), selam musim
hujan, yang kemudian mengalami prespitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi)
ketika tanah mengalami pengeringan. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah
yang rendah kadar besi atau mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbebtuk apabila
besi dan mangan tersebut mengalami prespitasi.
Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah
hingga partikel sekunder yang membentuk agregat. Struktur tanah berfungsi memodifikasi
pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena susunan antara agregat
tanah akan menghasilkan ruang yang lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk
berpenetrasi dan mengabsorbsi (menyerap) hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi
menjadi lebih baik (Hanafiah, 2007).
Warna tanah merupakan morfologi tanah yang dapat tegas disidik dan diukur. Warna tanah itu
sendiri sebenarnya sedikit kepentingannya, namun seringkali mampu bertindak sebagai penunjuk
keadaan lain tanah yang penting. Menurut Olson (1981), berpendapat bahwa warna tanah ini
sangat penting untuk diperi karena kemampuannya memberi sejumlah gambaran mengenai segi
pelikan tanah, tingkat peluruhan bahan tanah, beberapa segi unjuk kerja dan penggunaan tanah,
kandungan bahan organik tanah dan gejolak musiman air tanah. Menurut Joffe (1949), bahwa
11. warna tanah merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membedakan horizon-horizon
tanah dari suatu profil secara cepat. Sebagian besar tanah mempunyai warna yang merupakan
hasil proses-proses pedogenik, dan sebagian lainnya adalah berasal dari warna hakiki bahan
induknya. Warna tanah dikendalikkan oleh 4 jenis bahan, yaitu senyawa-senyawa besi, senyawa
mangan dan magnetik, kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. Adanya keadaan lingkungan
yang beragam maka akan memberikan kisaran warna dalam selang lebar. Faktor lingkungan
tanah yang banyak berpengaruh pada kisaran warna tanah adalah kelengasan tanah dan
temperatur tanah, yang secara umum akan berpengaruh terhadap pengatusan dan tata udara
tanah.
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara horizon dan dalam
satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi secara lengkap.
Pemerian warna tanah juga perlu memperhatikan hubungan antara pola warna dengan struktur
tanah kesarangan tanah. Agregat tanah yang disidik perlu di hancurkan untuk memastikan
apakah warna tanah tampak itu seragam diseluruh agregat. Buku Munsell Soil Color Chart
merupakan buku pedoman pemerian warna tanah yang dipublikasikan oleh Badan Pertanian
Amerika Serikat (USDA). Buku edisi tahun 1971 ini terdiri dari tujuh halaman warna
mempunyai sejumlah potongan warna dan jumlah potongan warna pada tujuh halaman ini adalah
196 potong. Potongan-potongan warna merupakan versi modifikasi dari kumpulan warna yang
terdapat dalam buku induk Munsell dan hanya mencakup 1/5 dari seluruh kisaran warna edisi
lengkapnya (Poerwidodo, 1991)
Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu,
dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu
horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur
atau komposisi kimia. Struktur mengubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan
kelembaban udara. Struktur berkenbang tidak dari satu butir tunggal maupun dari keadaan pejal.
Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna merupakan sifat tanah yang
nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran langsung dibandingkan sifat
tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur dengan teliti misalnya drainase. Jadi
warna tanah bila digunakan dengan ciri-ciri lainnya berguna dalam penbentukan tanah dan
12. penggunaan lahan. Bahan organik merupakan sebuah bahan utama pewarnaan tanah tergantung
pada keadaan alaminya, jumlah dan penyebaran dalam profil tanah tersebut. Bahan organik
biasanya tertinggi di lapisan permukaan tanah di daerah sedang warna permukaan tanahnya agak
gelap (Foth, 1998).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikelpartikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses
pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu, dan liat relatif
disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu
dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang
kosong yang besar antara agregat (makroform) membentuk sirkulasi air dan udara, juga akar
tanaman untuk tumbuh ke bawah tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil
(mikroform) memgang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular
(Hadi Utomo, 1982).
Struktur tanah, warna tanah, dan kedalaman/solum tanah menentukan besar kecilnya air
limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm),
struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah
dan hanya sebgian kecil yang menjadi limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah
bersolum dangkal struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air
hujan yang terinfiltrasi dan sebgian besar menjadi aliran permukaan (longsor). Macam-macam
struktur tanah yaitu granular,kubus, lempeng dan prisma (Anonim, 2010)
13. Warna Tanah
Tentang warna tanah dinyatakan dalam3 satuan: HUE , VALUE dan CHROMA. Hue adalah
warna spectrum yang dominan,sesuai dengan panjang gelombangnya. Value adalah gelap
terangnya suatu warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma adalah
intensitas warna atau kekuatan dari warna spectrum. Warna tanah ini dibaca dengan
menggunakan buku munsell soil tanah color chart, misalnya Hue= 7,5 YR, Value = 5 dan
Chroma =4, maka Warna tanah tersebut 7,5 YR 5/4 – brown = coklat.
Meskipun hubungan langsung dengan tanaman tidak begitu jelas, tetapi warna dapat
digunakan untuk menjejaki sifat lain dari tanah yang penting. Misalnya warna hitam
dilapisan atas. Umumnya kandungan bahan organiknya tinggi. Warna merah menunjukan
tanah relative kaya akan besi, warna biru atau kelabu menunjukkan drainase yang jelek.
Derajad warna tanah dipengaruhi oleh kandunganairnya. Oleh karena itu untuk
mendapat kesan warna sebenarnya harus dilihat dalam keadaan lembab.
Warna tanah hanya dapat dipakai untuk prediksi/estimasi atau taksiran dari sifat yang
lain tanah, misalnya :
a.
Menaksir kandungan bahan organic, makin gelap atau makin hitam warna tanah,
maka diduga makin tinggi kandungan bahan organiknya. Tetapi pada kenyataan mungkin
tidak selalu demikian, sebab banyak tanah berwarna hitam yang berasal dari batuan/ bahan
induknya yang berwarna hitam.
b.
Menaksir kandungan hara tanah, misalnya : warna merah, putih dan hitam, berturutturut akan menunjukkan kaya akan besi, kalsium dan mangan atau natrium. Sebenarnya
pada kenyataan tidak selalu demikian. Misalnya warna putih tidak selalu menunjukkan
kaya akan kalsium atau kapur, tetapi kaya akan kwarsa atau silica
c.
Menilai drainase tanah, dimana warna yang lebih ceria : kemerahan, kekuningan
atau yang lain, menunjukkan sifat drainase yang yang baik atau tidak tergenang, sedang
warna kelabu atau yang biru pucat, baik dengan atau tanpa bintik-bintik (konkresi atau
karatan) menunjukkan tanah yang sering atau selau tergenang, yakni tanah dengan
drainase jelek.
d.
Dalam bidang klafisikasi, warna tanah dapat digunakan untuk menaksir derajad
pelapukan atau tingkat perkembangan tanah.
2. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relative dari partikel-partikel atau fraksi-fraksi primer
tanah, yaitu pasir, debu, liat dan lempung atau dilapangan dikenal dengan rasa kekasaran atau
kehalusan dari tanah. Partikel/ fraksi tanah adalah : Pasir < 2 - 0,05 mm ; Debu < 0,05 0,002 mm ; Liat < 0,002 mm atau < 2mm , lebih halus dikenal liat halus < 0,2 mm; Bahan
koloid < 0,001 mm
14. Bila terdiri dari partikel/praksi Pasir, Debu dan Liat dengan perbandingan yang sama/
sebanding disebut Lempung. Fraksi liat yang halus yakni liat halus dan bahan-bahan koloidal
ini banyak yang tercuci (leaching) ke lapisan bawah. Atas dasar perbandingan Pasir, Debu,
Liat dikenal 12 kelas Tekstur.
Tabel .
Kelas-kelas Tekstur Tanah (LPT, 1969)
a Pasir (s)
: Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola tidak melekat
Pasir
Rasa kasar jelas, membentuk bola dan mudah sekali hancur,
:
b
berlempung(ls)
sedikit sekali melekat
Lempung Berpasir
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola yang agak keras tetapi
:
c
(sl)
mudah hancur, melekat
Rasa tidak kasar dan tidak licin membentuk bola teguh, dapat
:
d Lempung (l)
sedikit digulung, dengan permukaan mengkilap, melekat
Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit didulung
:
e Debu (si)
dengan permukaan mengkilat agak melekat
Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh (kering) membentuk
Lempung berliat
: gulungan bila dispirit, gulungan mudah hancur, melekatnya
f
(cl.l)
sedang.
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh (kering)
Lempung liat
: membentuk gulungan bila dispirit, gulungan mudah hancur,
g
berpasir (s cl.l)
melekat
Lempung liat
Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan menkilat,
:
h
berdebu (si cl.l)
melekat
Rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering
i Liat berdebu (sic l) :
sukar dipirit, mudah digulung,melekat sekali.
Rasa agak licin membentuk bola, dalam keadaan kering sukar
dispirit,
j Liat berdebu (sic l) :
k Liat
l Liat berat
mudah digulung,melekat sekali.
: Rasa berat,membentuk bola baik, melekat sekali
: Rasa berat sekali, membentuk bola baik, sangat lekat
15. 6 KARATAN BECAK
Pada pelaksanaannya, penentuan warna tanah ditentukan dalam keadaan lembab. Warna tanah
merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan
langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah.
Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi
volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifiknya maka makin
dominan menentukan warna tanah. Sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan
koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas sangat mempengaruhi
warna tanah.
Selain itu, pada tanah terkadang ditemukan adanya warna karatan (mottling) dalam bentuk spotspot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah,
terutama besi dan mangan, yang terjadi selama musim hujan, yang kemudian mengalami
presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan.
Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya: (a) reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b)
oksidasi yang menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi
pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbentuk
apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi. Karatan - karatan yang terbentuk ini
tidak segera berubah meskipun telah dilakukan perbaikan drainase.
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah,
karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan
bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan
dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe
terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak
pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3
(hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.
Sedangkan pada tanah yang kadang kadang basah dan kadang-kadang kering, selain berwarna
abu - abu (daerah yang tereduksi) didapati pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di
tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut.
Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.
Menurut Wirjodihardjo (2002), intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor: (1) jenis mineral
dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, serta (3) kadar air tanah dan tingkat
hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan
warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai
merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Semakin
tinggi kandungan bahan organik yang dikandung oleh tanah maka warna tanah akan semakin
gelap (kelam) dan sebaliknya akan terjadi. Selain itu, tanah dengan kadar air yang lebih tinggi
(lembab hingga basah) dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan
tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata
mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.