SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
PERTEMUAN 8
ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
 disampaikan Oleh: Restu Agusti
Taushiyah
 “Sebaik-baik kekayaan adalah kaya hati; Sebaik-baik bekal adalah
 takwa; Seburuk-buruk buta adalah buta hati; Sebesar-besar dosa
 adalah dusta; Sejelek-jelek usaha adalah memungut riba; Seburuk-
 buruk makanan adalah memakan harta anak yatim; Siapa
 memaafkan orang, maka dimaafkan oleh Allah, dan siapa
 mengampuni orang akan diampuni oleh Allah”
 (Abdullah ibnu Mas’ud)

 “Awal fitnah itu karena hawa nafsu yang selalu dituruti, peraturan
 baru yang dibuat-buat, penyimpangan dari Kitabillah dan diskriminasi
 sekelompok manusia terhadap manusia lain di luar agama Allah”
 (Ali bin Abi Thalib r.a.)
ANGGARAN

  Rencana operasi keuangan, yang
mencakup estimasi pengeluaran yang
 diusulkan, dan sumber pendapatan
yang diharapkan untuk membiayainya
    dalam periode waktu tertentu
Pengertian Anggaran Negara
 Anggaran adalah: “suatu pernyataan tentang perkiraan
  pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi
  dalam suatu periode di masa depan, serta data dari pengeluaran
  dan penerimaan yang sunggguh-sungguh terjadi di masa yang
  lalu. (John F. Due, 1975)
 Anggaran negara adalah gambaran dari kebijaksanaan
  pemerintah yang dinyatakan dalam ukuran uang
 Dari anggaran negara dapat diketahui realisasi pelaksanaan
  kebijaksanaan pemerintah di masa yang lalu
 Melalui anggaran negara dapat diketahui tercapai atau tidaknya
  kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah di masa yang lalu
Lingkungan Anggaran
                    Sistem
Kebutuhan dan                                Sistem
                 pemerintahan
 kepentingan                               administrasi
                negara (kabinet
rakyat banyak                                negara
                  presidensial)




                      Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
                      Presiden
                      Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
                      Kabinet/Menteri Negara
                      Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Alur Perencanaan dan Penganggaran

                     Renstra Pedoman Renja -
                                                    Pedoman
                                                                              Rincian




                                                                                        Pemerintah
                                                                 RKA-KL
                       KL              KL                                      APBN




                                                                                          Pusat
               Pedoman               Diacu


          Pedoman     RPJM Dijabar                  Pedoman
  RPJP                       -kan
                     Nasiona             RKP                     RAPBN        APBN
 Nasional
                        l

Diacu        Diperhatikan                    Diserasikan melalui Musrenbang


                                                    Pedoman
   RPJP    Pedoman    RPJM Dijabar      RKP
                                                                 RAPBD        APBD




                                                                                        Pemerintah
  Daerah             Daerah -kan       Daerah




                                                                                          Daerah
               Pedoman               Diacu


                     Renstra Pedoman Renja -        Pedoman
                                                                  RKA -       Rincian
                      SKPD            SKPD                        SKPD         APBD




                     UU SPPN                                       UU KN
Isi RPJM

     RPJM NASIONAL                                RPJM DAERAH
     Penjabaran visi, misi, program               Penjabaran visi, misi, program Kepala
     Presiden;                                    Daerah;
     Berpedoman pada RPJP Nasional                Berpedoman pada RPJP Daerah dan
                                                  memperhatikan RPJM Nasional

1.      Strategi Pemb. Nasional              1.      Strategi Pemb. Daerah
2.      Kebijakan Umum                       2.      Kebijakan Umum
3.      Kerangka Ekonomi Makro               3.      Arah Kebijakan Keuangan Daerah
4.      Program – program                    4.      Program –program
         – Kementerian,                                – SKPD,
         – Lintas kementerian/Lembaga,                 – Lintas SKPD,
         – Kewilayahan, dan                            – Kewilayahan,
         – Lintas kewilayahan                          – Lintas kewilayahan
         yang memuat kegiatan pokok dalam:             yang memuat kegiatan pokok dalam:
          Kerangka Regulasi                            Kerangka Regulasi
          Kerangka Anggaran                            Kerangka Anggaran
Renstra - KL / SKPD

  Renstra-KL                               Renstra-SKPD
  Berpedoman pada RPJM                     Berpedoman pada RPJM
  Nasional                                 Daerah


Isi:                                     Isi:
1.     Visi-Misi                         1.     Visi-Misi
2.     Tujuan, Strategi, dan Kebijakan   2.     Tujuan, Strategi, dan Kebijakan
3.     Program-program                   3.     Program-program
4.     Kegiatan Indikatif                4.     Kegiatan Indikatif
Fungsi RKP
• Menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa,
  karena memuat seluruh kebijakan publik;
• Menjadi pedoman dalam menyusun APBN/ APBD
  karena memuat arah kebijakan pembangunan
  nasional satu tahun; dan
• Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan
  komitmen Pemerintah.
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

                                   RPJMD                   RPJM
                                       5 tahun
            Renstra                              Dibahas
                                                 bersama
             SKPD                                 DPRD
          5 tahun

                      1 tahun
             Renja
                                    RKPD                   RKP
             SKPD
          1 tahun


                         KUA                PPAS


                           NOTA KESEPAKATAN
                         PIMPINAN DPRD DGN KDH


                                  PEDOMAN
          RKA-SKPD               PENYUSUNAN
                                  RKA-SKPD

                                     Tim
                                Anggaran Pemda


                                  RAPERDA
                                   APBD
Fungsi Anggaran Sektor Publik
   Budget as a Planning Tool
   Budget as a Control Tool
   Budget as a Fiscal Tool
   Budget as a Political Tool

   Budget as a Coordination And Communication Tool
   Budget as a Performance Measurement Tool
   Budget as a Motivatioan Tool
Karakteristik Anggaran Sektor
             Publik
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan
 satuan selain keuangan.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu,
 satu atau beberapa tahun.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan
 manajeman untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak
 yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam
 kondisi tertentu.
Prinsip Anggaran Sektor Publik
                          Kompre-
                           hensif
             Otorisasi                  Akurat




  Keutuhan                Budget
                                                   Periodik
  anggaran               Principles


                                       Diketahui
               Jelas       Nondis-
                          cretionary    publik
                          Appropri-
                             ation
Prinsip Anggaran Sektor Publik
Otorisasi oleh legislatif.
 Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif
 terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan
 anggaran tersebut.
Komprehensif.
 Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan
 pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non
 budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang
 bersifat komprehensif.
Keutuhan anggaran.
 Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun
 dalam dana umum.
Nondiscretionary Appropriation.
 Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
 termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.
Contd…………….
 Periodik.
  Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan
  maupun multi tahunan.

 Akurat.
  Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
  tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan
  dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya
  understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran.

 Jelas.
  Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak
  membingungkan.

 Diketahui publik.
  Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
Faktor Dominan
   Dalam Proses Penganggaran
 Tujuan dan target yang hendak dicapai
 Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang
  dimiliki pemerintah)
 Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target
 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti:
  munculnya peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi
  pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam, dan
  sebagainya
Tiga Pertimbangan Ekonomis Keterlibatan Pemerintah
   Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa Bagi Masyarakat




 stabilisasi ekonomi             Atas ketiga pertimbangan
                                 inilah anggaran diperlukan
 redistribusi pendapatan             untuk perencanaan
                                       dan pengendalian
 alokasi sumber daya
Siklus Anggaran
  Tahap persiapan anggaran
   (preparation)

  Tahap ratifikasi
   (approval/ratification)

  Tahap implementasi
   (implementation)

  Tahap pelaporan dan evaluasi
   (reporting & evaluation)
Bagan Arus Siklus Anggaran
                         Persiapan Anggaran
                            (Preparation)


    Pelaporan Dan                                  Ratifikasi
 Evaluasi (Reporting &                        (Approvalratification)
      Evaluation)

                            Implementasi
                          (Implementation)

                             Penerimaan
                             Pendapatan
                                                Penelaahan
        Pembukuan dan
                                              Otorisasi Kredit
          Perhitungan
                                                 Anggaran
                             Pelaksanaan
                               Belanja
Jenis Anggaran
• Jenis Aktivitas
• Anggaran Operasional
   Kurun waktu 1 tahun
• Anggaran Modal (Capital)
   Rencana jangka panjang
Pendekatan Anggaran Sektor Publik

              Cara Penyusunan      Incrementalism
Traditional
  Budget
              Struktur & Susunan     Line-item


                                   Planing Programming and
                                   Budgeting-system (PPBS)

New Public                          Zero Based Budgeting
Management                                 (ZBB)

                                    Performance Budgeting
Incrementalism Budget
        Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah
          pengawasan dan pertanggungjawaban yang sentralistik



Incrementalism; hanya memodifikasi jumlah rupiah pada item anggaran yang
        sudah ada berbasis data tahunan sebelumnya tanpa kajian



incrementalism cenderung menerima konsep harga pokok pelayanan historis
                         (historic cost of service)



                 Tanpa memperhatikan pertanyaan seperti:
    Apakah pelayanan tertentu masih dibutuhkan/masih menjadi prioritas?
    Apakah pelayanan yang diberikan telah terdistribusi secara adil & merata?
    Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien?
    Apakah pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan publik?
Line-item Budget
     Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk
menghilangkan item-item tertentu yang telah ada dalam struktur
 anggaran meski secara riil item tersebut sudah tidak relevan



Tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara
                        akurat



Satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan semata-mata pada
       ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.
Kelemahan Anggaran Tradisional
 Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan
  dengan rencana pembangunan jangka panjang
 Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran
  tidak diteliti secara menyeluruh efektivitasnya
 Lebih berorientasi pada input dari pada aoutput
 Sekat-sekat antar departemen yang kaku
 Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
  modal/investasi
 Anggaran tradisional bersifat tahunan
 Sentralisasi penyiapan anggaran
 Persetujuan anggaran yang terlambat
 Sistem informasi finansial yang tidak memadai
New Public Management
          “Reinventing Government” (Osborne dan Gaebler, 1992):
 Pemerintah katalis: fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
  publik
 Pemerintah milik masyarakat: memberdayakan masyarakat daripada melayani
 Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
  pelayanan publik
 Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan
  oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakan oleh misi
 Pemerintah yang berorientasi hasil: membiayai hasil bukan masukkan
 Pemerintah berorintasi pada pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
  birokrasi
 Pemerintah wirausaha: mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
  membelanjakan
 Pemerintah antisipatif: berupaya mencegah daripada mengobati
 Pemerintah desentralisasi: dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja
 Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar: mengadakan perubahan
  dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan mekanisme administratif
  (sistem prosedur dan pemaksaan)
Karakteristik Umum
                      Pendekatan NPM
   Komprehensif/komparatif
   Terintegrasi dan lintas departemen
   Proses pengambilan keputusan yang rasional
   Berjangka panjang
   Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
   Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)
   Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input
   Adanya pengawasan kinerja
Perbandingan Anggaran Tradisional Dengan
   Anggaran Berbasis Pendekatan NPM
       Anggaran Tradisional                      New Public Management

Sentralisasi                                 Desentralisasi & develoved management
Berorientasi pada input                      Berorientasi pada input, output dan
                                             outcome (value for money)
Tidak terkait dg. Perenc. jangka panjang     Utuh dan komprehensif dengan
                                             perencanaan jangka panjang
Line-item dan incrementalism                 Berdasarkan sasaran kinerja
Batasan dept. yang kaku (rigid department)   Lintas departemen (cross department)
Menggunakan aturan klasik:                   Zero-Base Budgeting, Planning,
Vote Accounting                              Programming Budgeting System
Prinsip anggaran Bruto                       Sistematik dan rasional
Bersifat tahunan                             Bottom-up budgeting
Spesifik                                     Komprehensif
Performance Budgeting
                                 PP No. 58/2006
Dasar Hukum                   Permendagri 13/2006

                                                            Performance
                                                              Budgeting
                                                          didasarkan pada
  Mengharuskan adanya
                                                             Tujuan dan
Indikator Kinerja, Standar
                                                          Sasaran Kinerja
Kinerja, Standar Biaya dan
Benchmark dari setiap jenis
        pelayanan
                                    Penilaian kinerja
                                    didasarkan pada
                                  pelaksanaan value for
                                    money dan budget
                                        effectively
Zero Based Budgeting

Konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism
dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-
based).
Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan
besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran
tahun depan.
Penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini, bukan
data tahun sebelumnya.
Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang
sama sekali baru.
Keunggulan
       Zero Based Budgeting
 Menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien
 Fokus pada value for money
 Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan
  inefektivitas biaya
 Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
 Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam
  proses penyusunan anggaran
 Sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong
  organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola
  perilaku biaya serta tingkat pengeluaran
Kelemahan
          Zero Based Budgeting
 Time consuming, teoritis dan tidak praktis
 Cenderung menekankan manfaat jangka pendek
 Implementasinya membutuhkan teknologi yang maju
 Proses merangking dan mereview ribuan paket keputusan
  berpotensi mempengaruhi keputusan yang tidak objektif
 Dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak
  dimiliki organisasi
 Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua
  paket keputusan harus masuk dalam anggaran
 Menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi
Planning, Programming, And
     Budgeting System (PPBS)
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori
sistem yang berorientasi pada output dan tujuan.
Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi
tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan
program.
PPBS ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam
membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik, karena
sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas, sementara tuntutan
masyarakat tidak terbatas jumlahnya.
Karakteristik PPBS
 Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai
  tujuan
 Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun
  anggaran yang akan datang
 Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
 Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif
  program, yang meliputi:
   (a) identifikasi tujuan
   (b) identifikasi secara sistematik alternatif program
   (c) estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program
   (d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh
Kelebihan PPBS
 Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari
  manajemen puncak ke manajemen menengah
 Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
 Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya
  (cost-consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program
 Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi,
  koordinasi, dan kerja sama antar departemen
 Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan
  dengan pencapaian tujuan organisasi
 Menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi
  sumber daya secara optimal.
Kelemahan PPBS
 Membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data,
  adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi
 Membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi
  yang canggih
 Sulit untuk diimplementasikan
 Mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
  manusia yang kompleks
 Merupakan teknik anggaran yang statistically oriented.
 Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait
  dengan sifat program atau kegiatan yang lintas departemen sehingga
  menyulitkan dalam melakukan alokasi biaya. Sementara itu sistem
  akuntansi dibuat berdasarkan departemen, bukan program


                           Copyright by Ihyaul Ulum MD.
Proses Implementasi PPBS
 Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit
  organisasi dengan jelas
 Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk
  mencapai tujuan yang telah ditetapkan
 Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan
  menghitung cost-benefit dari masing-masing program
 Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan
  biaya yang kecil
 Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang
  disetujui


                   Copyright by Ihyaul Ulum MD.
Contoh Aplikasi PPBS
• Tujuan umum
                               Social Service




• Struktur program   Child &      Care of       Handic
                      Fam         elderly       apped




• Kategori program   Home
                                  Residen
                                    tial
                                                 Meals




• Elemen program     Medical
                     Support
                                   Social
                                    Prog
                                                Catering

More Related Content

What's hot

Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publikRadel Dyla
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Eka Wahyuliana
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAMahyuni Bjm
 
Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2Yadi Wijaya
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikMirsa Niati
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 
Pengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor PublikPengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor PublikSujatmiko Wibowo
 
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...Roko Subagya
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainLaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainEds last
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikWibiadila Ikbar
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Anggaran publik
Anggaran publikAnggaran publik
Anggaran publik
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publik
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
 
anggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public managementanggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public management
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 
Pengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor PublikPengantar Akuntansi Sektor Publik
Pengantar Akuntansi Sektor Publik
 
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainLaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 

Viewers also liked

Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranLucky Maharani Safitri
 
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publikresig jeflin
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerahAry Efendi
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikAnggun Jayanti
 
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemAirlangga University , Indonesia
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaraniyonZ
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publikRESTU AGUSTI
 
Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4 Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4 erlineili
 
modal asing dan modal luar negeri
modal asing dan modal luar negerimodal asing dan modal luar negeri
modal asing dan modal luar negeriGilang Jupriono
 
Handout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem paiHandout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem paiSunja Dewi
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahDadang Solihin
 

Viewers also liked (20)

Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
 
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
 
Realisasi Anggaran Publik
Realisasi Anggaran PublikRealisasi Anggaran Publik
Realisasi Anggaran Publik
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerah
 
Asp 12-04-12
Asp 12-04-12Asp 12-04-12
Asp 12-04-12
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publik
 
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan Anggaran
 
Modul anggaran budgeting
Modul anggaran   budgetingModul anggaran   budgeting
Modul anggaran budgeting
 
Bahan lengkap
Bahan lengkapBahan lengkap
Bahan lengkap
 
Contoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaanContoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaan
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
PPKn
PPKnPPKn
PPKn
 
Proses Perencanaan
Proses Perencanaan Proses Perencanaan
Proses Perencanaan
 
Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4 Cover dan pertanyaan kel 4
Cover dan pertanyaan kel 4
 
modal asing dan modal luar negeri
modal asing dan modal luar negerimodal asing dan modal luar negeri
modal asing dan modal luar negeri
 
Handout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem paiHandout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem pai
 
01 keterkaitan pbd lkpd
01 keterkaitan pbd lkpd01 keterkaitan pbd lkpd
01 keterkaitan pbd lkpd
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
 

Similar to Anggaran-sektor-publik

Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...
Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...
Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...Dadang Solihin
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
Optimalisasi Kinerja Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
Optimalisasi Kinerja  Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...Optimalisasi Kinerja  Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
Optimalisasi Kinerja Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...Dadang Solihin
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010apotek agam farma
 
KLHS RPJM/P Bappenas Yogya
KLHS RPJM/P Bappenas YogyaKLHS RPJM/P Bappenas Yogya
KLHS RPJM/P Bappenas Yogyaalizias_boys
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010apotek agam farma
 
01 Siklus Belanja edit.ppt
01 Siklus Belanja edit.ppt01 Siklus Belanja edit.ppt
01 Siklus Belanja edit.pptMarioMario435914
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Dadang Solihin
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
 
Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...
Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...
Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...infosanitasi
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahinfosanitasi
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangDadang Solihin
 
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaPerencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaDadang Solihin
 
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD Dadang Solihin
 
sistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.pptsistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.pptSriFatmasariSyam
 
Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja PemerintahRencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja PemerintahNilla Pratiwi
 
PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.ppt
PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pptPENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.ppt
PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pptRIZALSYARIEF
 

Similar to Anggaran-sektor-publik (20)

Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...
Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...
Memahami Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU 25/2004 Kebijakan Ekonomi...
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Optimalisasi Kinerja Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
Optimalisasi Kinerja  Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...Optimalisasi Kinerja  Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
Optimalisasi Kinerja Perencanaan Pembangunan serta Monev Kinerja Akuntabilit...
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
 
KLHS RPJM/P Bappenas Yogya
KLHS RPJM/P Bappenas YogyaKLHS RPJM/P Bappenas Yogya
KLHS RPJM/P Bappenas Yogya
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
 
01 Siklus Belanja edit.ppt
01 Siklus Belanja edit.ppt01 Siklus Belanja edit.ppt
01 Siklus Belanja edit.ppt
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
 
Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...
Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...
Aspek Perencanaan dan Penganggaran dalam Penyusunan Memorandum Program Sektor...
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
 
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaPerencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
 
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
 
sistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.pptsistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
sistemperencanaanpembabangunannasional.ppt
 
Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja PemerintahRencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah
 
PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.ppt
PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pptPENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.ppt
PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.ppt
 

Anggaran-sektor-publik

  • 1. PERTEMUAN 8 ANGGARAN SEKTOR PUBLIK disampaikan Oleh: Restu Agusti
  • 2. Taushiyah “Sebaik-baik kekayaan adalah kaya hati; Sebaik-baik bekal adalah takwa; Seburuk-buruk buta adalah buta hati; Sebesar-besar dosa adalah dusta; Sejelek-jelek usaha adalah memungut riba; Seburuk- buruk makanan adalah memakan harta anak yatim; Siapa memaafkan orang, maka dimaafkan oleh Allah, dan siapa mengampuni orang akan diampuni oleh Allah” (Abdullah ibnu Mas’ud) “Awal fitnah itu karena hawa nafsu yang selalu dituruti, peraturan baru yang dibuat-buat, penyimpangan dari Kitabillah dan diskriminasi sekelompok manusia terhadap manusia lain di luar agama Allah” (Ali bin Abi Thalib r.a.)
  • 3. ANGGARAN Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu
  • 4. Pengertian Anggaran Negara  Anggaran adalah: “suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang sunggguh-sungguh terjadi di masa yang lalu. (John F. Due, 1975)  Anggaran negara adalah gambaran dari kebijaksanaan pemerintah yang dinyatakan dalam ukuran uang  Dari anggaran negara dapat diketahui realisasi pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah di masa yang lalu  Melalui anggaran negara dapat diketahui tercapai atau tidaknya kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah di masa yang lalu
  • 5. Lingkungan Anggaran Sistem Kebutuhan dan Sistem pemerintahan kepentingan administrasi negara (kabinet rakyat banyak negara presidensial)  Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)  Presiden  Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)  Kabinet/Menteri Negara  Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
  • 6. Alur Perencanaan dan Penganggaran Renstra Pedoman Renja - Pedoman Rincian Pemerintah RKA-KL KL KL APBN Pusat Pedoman Diacu Pedoman RPJM Dijabar Pedoman RPJP -kan Nasiona RKP RAPBN APBN Nasional l Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang Pedoman RPJP Pedoman RPJM Dijabar RKP RAPBD APBD Pemerintah Daerah Daerah -kan Daerah Daerah Pedoman Diacu Renstra Pedoman Renja - Pedoman RKA - Rincian SKPD SKPD SKPD APBD UU SPPN UU KN
  • 7. Isi RPJM RPJM NASIONAL RPJM DAERAH Penjabaran visi, misi, program Penjabaran visi, misi, program Kepala Presiden; Daerah; Berpedoman pada RPJP Nasional Berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional 1. Strategi Pemb. Nasional 1. Strategi Pemb. Daerah 2. Kebijakan Umum 2. Kebijakan Umum 3. Kerangka Ekonomi Makro 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 4. Program – program 4. Program –program – Kementerian, – SKPD, – Lintas kementerian/Lembaga, – Lintas SKPD, – Kewilayahan, dan – Kewilayahan, – Lintas kewilayahan – Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan pokok dalam: yang memuat kegiatan pokok dalam:  Kerangka Regulasi  Kerangka Regulasi  Kerangka Anggaran  Kerangka Anggaran
  • 8. Renstra - KL / SKPD Renstra-KL Renstra-SKPD Berpedoman pada RPJM Berpedoman pada RPJM Nasional Daerah Isi: Isi: 1. Visi-Misi 1. Visi-Misi 2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 3. Program-program 3. Program-program 4. Kegiatan Indikatif 4. Kegiatan Indikatif
  • 9. Fungsi RKP • Menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa, karena memuat seluruh kebijakan publik; • Menjadi pedoman dalam menyusun APBN/ APBD karena memuat arah kebijakan pembangunan nasional satu tahun; dan • Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah.
  • 10. SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004) RPJMD RPJM 5 tahun Renstra Dibahas bersama SKPD DPRD 5 tahun 1 tahun Renja RKPD RKP SKPD 1 tahun KUA PPAS NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH PEDOMAN RKA-SKPD PENYUSUNAN RKA-SKPD Tim Anggaran Pemda RAPERDA APBD
  • 11. Fungsi Anggaran Sektor Publik  Budget as a Planning Tool  Budget as a Control Tool  Budget as a Fiscal Tool  Budget as a Political Tool  Budget as a Coordination And Communication Tool  Budget as a Performance Measurement Tool  Budget as a Motivatioan Tool
  • 12. Karakteristik Anggaran Sektor Publik Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
  • 13. Prinsip Anggaran Sektor Publik Kompre- hensif Otorisasi Akurat Keutuhan Budget Periodik anggaran Principles Diketahui Jelas Nondis- cretionary publik Appropri- ation
  • 14. Prinsip Anggaran Sektor Publik Otorisasi oleh legislatif. Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut. Komprehensif. Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif. Keutuhan anggaran. Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum. Nondiscretionary Appropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.
  • 15. Contd…………….  Periodik. Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.  Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran.  Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.  Diketahui publik. Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
  • 16. Faktor Dominan Dalam Proses Penganggaran  Tujuan dan target yang hendak dicapai  Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)  Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target  Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam, dan sebagainya
  • 17. Tiga Pertimbangan Ekonomis Keterlibatan Pemerintah Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa Bagi Masyarakat  stabilisasi ekonomi Atas ketiga pertimbangan inilah anggaran diperlukan  redistribusi pendapatan untuk perencanaan dan pengendalian  alokasi sumber daya
  • 18. Siklus Anggaran  Tahap persiapan anggaran (preparation)  Tahap ratifikasi (approval/ratification)  Tahap implementasi (implementation)  Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation)
  • 19. Bagan Arus Siklus Anggaran Persiapan Anggaran (Preparation) Pelaporan Dan Ratifikasi Evaluasi (Reporting & (Approvalratification) Evaluation) Implementasi (Implementation) Penerimaan Pendapatan Penelaahan Pembukuan dan Otorisasi Kredit Perhitungan Anggaran Pelaksanaan Belanja
  • 20. Jenis Anggaran • Jenis Aktivitas • Anggaran Operasional  Kurun waktu 1 tahun • Anggaran Modal (Capital)  Rencana jangka panjang
  • 21. Pendekatan Anggaran Sektor Publik Cara Penyusunan Incrementalism Traditional Budget Struktur & Susunan Line-item Planing Programming and Budgeting-system (PPBS) New Public Zero Based Budgeting Management (ZBB) Performance Budgeting
  • 22. Incrementalism Budget Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pengawasan dan pertanggungjawaban yang sentralistik Incrementalism; hanya memodifikasi jumlah rupiah pada item anggaran yang sudah ada berbasis data tahunan sebelumnya tanpa kajian incrementalism cenderung menerima konsep harga pokok pelayanan historis (historic cost of service) Tanpa memperhatikan pertanyaan seperti:  Apakah pelayanan tertentu masih dibutuhkan/masih menjadi prioritas?  Apakah pelayanan yang diberikan telah terdistribusi secara adil & merata?  Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien?  Apakah pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan publik?
  • 23. Line-item Budget Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item tertentu yang telah ada dalam struktur anggaran meski secara riil item tersebut sudah tidak relevan Tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara akurat Satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.
  • 24. Kelemahan Anggaran Tradisional  Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang  Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak diteliti secara menyeluruh efektivitasnya  Lebih berorientasi pada input dari pada aoutput  Sekat-sekat antar departemen yang kaku  Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi  Anggaran tradisional bersifat tahunan  Sentralisasi penyiapan anggaran  Persetujuan anggaran yang terlambat  Sistem informasi finansial yang tidak memadai
  • 25. New Public Management “Reinventing Government” (Osborne dan Gaebler, 1992):  Pemerintah katalis: fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik  Pemerintah milik masyarakat: memberdayakan masyarakat daripada melayani  Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik  Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakan oleh misi  Pemerintah yang berorientasi hasil: membiayai hasil bukan masukkan  Pemerintah berorintasi pada pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi  Pemerintah wirausaha: mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan  Pemerintah antisipatif: berupaya mencegah daripada mengobati  Pemerintah desentralisasi: dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja  Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar: mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan)
  • 26. Karakteristik Umum Pendekatan NPM  Komprehensif/komparatif  Terintegrasi dan lintas departemen  Proses pengambilan keputusan yang rasional  Berjangka panjang  Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas  Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)  Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input  Adanya pengawasan kinerja
  • 27. Perbandingan Anggaran Tradisional Dengan Anggaran Berbasis Pendekatan NPM Anggaran Tradisional New Public Management Sentralisasi Desentralisasi & develoved management Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output dan outcome (value for money) Tidak terkait dg. Perenc. jangka panjang Utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang Line-item dan incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja Batasan dept. yang kaku (rigid department) Lintas departemen (cross department) Menggunakan aturan klasik: Zero-Base Budgeting, Planning, Vote Accounting Programming Budgeting System Prinsip anggaran Bruto Sistematik dan rasional Bersifat tahunan Bottom-up budgeting Spesifik Komprehensif
  • 28. Performance Budgeting PP No. 58/2006 Dasar Hukum Permendagri 13/2006 Performance Budgeting didasarkan pada Mengharuskan adanya Tujuan dan Indikator Kinerja, Standar Sasaran Kinerja Kinerja, Standar Biaya dan Benchmark dari setiap jenis pelayanan Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan budget effectively
  • 29. Zero Based Budgeting Konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero- based). Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan. Penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini, bukan data tahun sebelumnya. Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang sama sekali baru.
  • 30. Keunggulan Zero Based Budgeting  Menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien  Fokus pada value for money  Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan inefektivitas biaya  Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer  Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran  Sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran
  • 31. Kelemahan Zero Based Budgeting  Time consuming, teoritis dan tidak praktis  Cenderung menekankan manfaat jangka pendek  Implementasinya membutuhkan teknologi yang maju  Proses merangking dan mereview ribuan paket keputusan berpotensi mempengaruhi keputusan yang tidak objektif  Dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi  Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk dalam anggaran  Menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi
  • 32. Planning, Programming, And Budgeting System (PPBS) PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program. PPBS ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik, karena sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya.
  • 33. Karakteristik PPBS  Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan  Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang  Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi  Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang meliputi: (a) identifikasi tujuan (b) identifikasi secara sistematik alternatif program (c) estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program (d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh
  • 34. Kelebihan PPBS  Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen menengah  Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja  Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program  Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antar departemen  Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian tujuan organisasi  Menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumber daya secara optimal.
  • 35. Kelemahan PPBS  Membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi  Membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi yang canggih  Sulit untuk diimplementasikan  Mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang kompleks  Merupakan teknik anggaran yang statistically oriented.  Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat program atau kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam melakukan alokasi biaya. Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan departemen, bukan program Copyright by Ihyaul Ulum MD.
  • 36. Proses Implementasi PPBS  Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas  Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan  Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing program  Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil  Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui Copyright by Ihyaul Ulum MD.
  • 37. Contoh Aplikasi PPBS • Tujuan umum Social Service • Struktur program Child & Care of Handic Fam elderly apped • Kategori program Home Residen tial Meals • Elemen program Medical Support Social Prog Catering