SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I 
PENDAHULUAN 
I. Latar Belakang 
Sudah 48 tahun usia Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No 5 Tahun 1960. Namun 
selama kurun waktu itu pula persoalan sengketa tanah mengenai hak Milik tak pernah reda. 
Masalah tanah bagi manusia tidak ada habis-habisnya karena mempunyai arti yang amat penting 
dalam penghidupan dan hidup manusia sebab tanah bukan saja sebagai tempat berdiam juga tempat 
bertani, lalu lintas, perjanjian dan pada akhirnya tempat manusia berkubur. 
Sebagaimana diketahui sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria berlaku 
bersamaan dua perangkat hukum tanah di Indonesia (dualisme). Satu bersumber pada hukum adat 
disebut hukum tanah adat dan yang lain bersumber pada hukum barat disebut hukum tanah Barat. 
Dengan berlakunya hukum agraria yang bersifat nasional (UU No. 5 Tahun 1960) maka terhadap 
tanah-tanah dengan hak barat maupun tanah-tanah dengan hak adat harus dicarikan padanannya di 
dalam UUPA. Untuk dapat masuk ke dalam sisem dari UUPA diselesaikan dengan melalui 
lembaga konversi. 
Konversi adalah pengaturan dari hak-hak tanah yang ada sebelum berlakunya UUPA untuk masuk 
sistem dalam dari UUPA (A.P. Parlindungan, 1990 : 1). 
Secara akademis dapat dikemukakan bahwa penyebab terjadinya konflik di bidang 
pertanahan antara lain adalah keterbatasan ketersediaan tanah, ketimpangan dalam struktur 
penguasaan tanah, ketiadaan persepsi yang sama antara sesama pengelola negara mengenai makna 
penguasaan tanah oleh negara, inkonsistensi, dan ketidaksinkronisasian. Ini baik secara vertikal 
maupun secara horizontal peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan tanah, 
praktek-praktek manipulasi dalam perolehan tanah pada masa lalu dan di era reformasi muncul 
kembali gugatan, dualisme kewenangan (pusat-daerah) tentang urusan pertanahan serta 
ketidakjelasan mengenai kedudukan hak ulayat dan masyarakat hukum adat dalam sistem 
perundang-undangan agraria. 
Di satu pihak masyarakat masih tetap menggunakan hukum adat sebagai sandaran 
peraturan pertanahan dan diakui oleh komunitasnya, akan tetapi di lain pihak, hukum agraria 
nasional belum sepenuhnya mengakui validitas hukum adat tersebut. 
II. Rumusan Masalah 
Bertolak dari kerangka dasar berfikir sebagaimana diuraikan pada bagian latar belakang, maka 
permasalahan yang akan diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 
1. Bagaimanakah pengaturan hak milik atas tanah dan pendaftaran tanah ?
BAB II 
TINJAUAN TEORITIK 
A. PENGERTIAN HAK TANGGUNGAN 
Undang-undang hak tanggungan memberikan pengertian sebagai berikut “ Hak tanggungan adalah 
hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang 
nomor 5 tahun 1960 tentang pokok-pokok agrarian berikut atau tidak berikut benda-benda lain 
yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan utang tertentu yang memberkan 
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur lainnya “ 
Dari pengertian diatas maka dapat diuraikan unsure-unur pokok dari hak tanggungan diantaranya : 
1. Hak tanggungan adalah hak jaminan untuk pelunasan hutang 
2. Utang yang di jaminkan jumlahnya tertentu 
3. Objek hak tanggungan adalah ahak-ahak atas tanah sesuai dengan undang-undang pokok 
agrarian yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak usaha dan hak pakai 
4. Hak tanggungan dapat dibebankan terhadap tanah berikut benda-benda yang berkaitan 
dengan tanah atau hanya tanahnya saja 
Hak tanggungan memberikan hak prefen atau hak diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap 
kreditur lain 
B. SIFAT HAK TANGGUNGAN 
Hak tanggungan sebagai hak jaminan diatur dalam undang-undang nomor 4 tahun 1996 
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 
1. Hak tanggungan memberikan hak preferent (droit de preference) atau kedudukan yang 
diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya (pasal 1 ayat 1) 
Artinya apabila debitur cidera janji atau lalai membayar hutangnya maka seorang kreditur 
pemegang hak tanggungan mempunyai hak untuk menjual jaminan dan kreditur pemegang 
jaminan diutamakan untuk mendapatkan pelunasan hutang dari hasil penjualan jaminan tersebut. 
2. Hak tanggungan tidak dapat dibagi-bagi (pasal 2) 
Artinya hak tanggungan membebani secara utuh objek hak tanggungan dan setiap bagian 
daripadanya. Pelunasan sebagian hutang dari hutang yang dijamin tidak terbebasnya sebagian 
objek hak tanggungan untuk sisa utang yang belum dilunasi 
3. Hak tanggungan mempunyai sifar Droit De Suite (pasal 7)
Sifat droit de suite disebut juga zaaksgevolgs artinya pemegang hak tanggungan mempunyai 
hak memiliki objek tanggungan meskipun objek hak tanggungan telah berpindah dan menjadi 
pihak lain. 
4. Hak Tanggungan mempunyai sifat Accesoir 
Artinya seperti perjanjian jaminan lainnya Hak tanggungan bersifat accesoir artinya hak 
tanggungan bukanlah hak yang berdiri sendiri tapi lahirnya atau keberdaannya atau 
eksistensinya atau hapusnya tergantung perjanjian pokonya yaitu perjanjian kredit atau 
perjanjian lainnya 
5. Hak tanggungan untuk menjamin utang yang telah ada atau aka nada 
Fungsi hak tanggungan adalah untuk menjamin utang yang besaranya diperjanjikan dalam 
perjanjian kredit atau perjanjian utang. Utang yang dijamin hak tanggungan harus memenuhi 
syarat pasal 3 Undang-undang Hak tanggungan. 
6. Hak Tanggungan hanya dapat dibebankan kepada hak atas tanah saja 
Pada dasarnya hak tanggungan hanya dibebankan pada hak atas tanah saja. Hak atas tanah yang 
dapat dijadikan jaminan sesuai dengan undang-undang pokok agraria yaitu hak milik, hak guna 
bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai atas tanah Negara yang menurut sifatnya dapat 
dipindahtangankan (pasal 4 ayat 1UUHT). 
Asas ini perwujudan dari system hokum tanah nasional yang didasarkan pada hokum adat yang 
menggunakan asas pemisahan horizontal 
7. Hak Tanggungan dapat dibebankan pada hak atas tanah berikut benda diatasnya dan 
dibawah tanah 
Meskipun hokum tanah nasional menganut asas pemisahan horizontal namun tidak berlaku 
mutlak, untuk memenuhi perkembangan dan kebutuhan masyarakat pembebanan hak 
tanggungan dimungkinkan meliputi benda yang ada di atas tanah dan merupakan satu kesatuan 
dengan tanah tersebut dan bangunan dibawah permukaan tanah. 
8. Hak tanggungan berisi hak untuk melunasi hutang dari hasil penjualan benda jaminan dan 
tidak memberikan hak bagi kreditur untuk memiliki benda jaminan 
Sifat ini sama dengan ketentuan dalam hipotik pasal 1178 ayat 1 KUHPerdata, janji disebut 
vervalbending. Undang-undang Hak tanggungan mengikuti sifat dari hipotik ini dan 
mencantumkan dalam pasal 12 UUHT. 
9. Hak tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial 
Kreditur sebagai pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk mengeksekusi 
benda jaminan jika debitur cidera janji. Dasar hokum untuk mengajukan eksekusi adalah pasal 
6 UUHT dan penjelasan yang menegaskan “apabila debitur cidera janji, pemegang hak 
tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan 
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
tersebut” hak untuk menjual dengan kekuasaan sendiri ini merupakan perwujudan dari 
kedudukan yang diutamakan. 
10. Hak tanggungan mempunyai sifat spesialitas dan publisitas 
Sifat spesialtas ini disebut juga pertelaan adalah uraian jelas dan terinci mengenai objek hak 
tanggungan yang meliputi rincian mengenai sertifikat hak atas tanah misalnya hak atas tanah 
milik atau guna bangunann atau hak guna usaha, tanggal penerbitannya tentang luasnya, 
letaknya, batas-batasnya, dan lain sebagainya. 
11. Objek hak tanggungan berupa hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang 
nomor 5 tahun 1960 tentang pokok-pokok agraria yang meliputi hak milik, hak guna 
bangunan dan hak guna usaha
BAB III 
PEMBAHASAN 
1. Pengaturan Hak Milik Atas Tanah 
Adapun hak-hak atas tanah tersebut menurut Pasal 16 ayat (1) UUPA terdiri dari : 
a. Hak Milik. 
b. Hak Guna Usaha. 
c. Hak Guna Bangunan. 
d. Hak Pakai. 
e. Hak Sewa. 
f. Hak Membuka Tanah. 
g. Hak Memungut Hasil Hutan. 
h. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak yang tersebut di atas yang akan ditetapkan 
dengan Undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara. 
Hak atas tanah meliputi semua hak yang diperoleh langsung dari negara disebut hak primer dan 
semua hak yang berasal dari pemegang hak atas tanah lain berdasarkan pada perjanjian bersama, 
disebut hak sekunder. Kedua hak tersebut pada umumnya mempunyai persamaan, di mana 
pemegangnya berhak untuk menggunakan tanah yang dikuasainya untuk dirinya sendiri atau untuk 
mendapat keuntungan dari orang lain mdalui perjanjian dimana satu pihak memberikan hak-hak 
sekunder pada pihak lain. 
Hak atas tanah yang diperoleh dari negara terdiri dari Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna 
Bangunan, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan. Tiap-tiap hak mempunyai karakteristik tersendiri dnn 
semua harus didaftarkan menurut ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku. 
Menurut Pasal 20 UUPA hak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat 
dipunyai orang atas tanah. Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. 
Salah satu kekhususan dari Hak Milik ini tidak dibatasi oleh waktu dan diberikan untuk waktu 
yang tidak terbatas lamanya yaitu selama hak milik ini masih diakui dalam rangka beriakunya 
UUPA, kecuali akan ketentuan Pasal 27 UUPA. Pasal 27 UUPA menjelaskan bahwa Hak Milik 
itu hapus apabila : 
- Tanahnya jatuh kepada negara : 
a. Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18
b. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya 
c. Karena diterlantarkan 
d. Karena ketentuan Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2) 
- Tanahnya musnah. 
Pada asasnya badan hukum tidak mungkin mempunyai tanah dengan hak milik kecuali ditentukan 
secara khusus oleh Undang-undang atau peraturan lainnya, seperti yang telah ditentukan oleh 
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1973 yaitu: 
1. Bank-bank yang didirikan oleh negara. 
2. Perkumpulan-perkumpulan Koperasi pertanian yang didirikan berdasarkan 
undang-undang Nomor 79 Tahun 1958. 
3. Badan-badan keagamaan yang ditunjuk oleh menteri pertanian/agraria setelah 
mendengar menteri agama. 
4. Badan-badan sosial yang ditunjuk oleh menteri pertanian/agraria setelah mendengar 
menteri sosial. 
Penjelasan umum UUPA menerangkan bahwa dilarangnya badan hukum mempunyai hak milik, 
karena memangnya badan hukum tidak periu mempimyai hak milik tetapi cukup bagi keperluan-keperluan 
yang khusus yaitu hak-hak lain selain hak milik. 
2. Pendaftaran Tanah 
Pengertian dan Landasan Hukum Pendaftaran Tanah 
a. Pengertian Pendaftaran Tanah 
Pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan administrasi yang dilakukan pemilik terhadap hak atas 
tanah, baik dalam pemindahan hak ataupun pemberian dan pengakuan hak baru, kegiatan 
pendaftaran tersebut memberikan suatu kejelasan 
status terhadap tanah. Dalam Pasal 1 PP No. 24 tahun 1997 disebutkan pendaftaran tanah adalah 
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan 
teratur, meliputi pengumpulan pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data 
fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan 
rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang 
sudah ada haknya dan hak milik atas rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. 
Pendaftaran tanah dapat dilakukan melalui pendaftaran tanah secara sistematis dan sporadis 
yaitu kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua bidang tanah 
di suatu wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan, baik tanah dipunyai dengan suatu hak
atas tanah maupun tanah negara. Yang dimaksud dengan suatu hak adalah hak atas tanah menurut 
hukum adat dan hak atas tanah menurut UUPA. 
b. Landasan Hukum Pendaftaran Tanah 
Dengan keluarnya Undang-Undang Pokok Agraria, maka dualisme hak-hak atas tanah 
dihapuskan, dalam memori penjelasan dari UUPA dinyatakan bahwa untuk pendaftaran tanah 
sebagaimana dimaksud Pasal 19 UUPA, yang ditujukan kepada pemerintah agar melaksanakan 
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia yang bertujuan untuk menjamin kepastian hukum 
yang bersifat Recht Kadaster, untuk menuju kearah pemberian kepastian hak atas tanah telah diatur 
di dalam Pasal 19 UUPA yang menyebutkan : 
1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh 
wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan 
Pemerintah. 
2. Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi : 
a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah. 
b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut. 
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. 
3. Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan negara dan masyarakat, 
keperluan lalu lintas sosial ekonomi serta kemungkinan penyelenggaraannya menurut 
pertimbangan Menteri Agraria. 
4. Dalam Peraturan Pemerintah diatas biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran 
termasuk dalam ayat 1 diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari 
pembayaran biaya-biaya tersebut. 
Kalau di atas ditujukan kepada pemerintah, sebaliknya pendaftaran yang dimaksud Pasal 23, 
Pasal 32 dan Pasal 38 UUPA ditujukan kepada para pemegang hak, agar menjadikan kepastian 
hukum bagi mereka dalam arti untuk kepentingan hukum bagi mereka sendiri, di dalam Pasal 
tersebut dijelaskan : 
- Pasal 23 UUPA : 
Ayat 1 : Hak milik, demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak 
lain harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19. 
Ayat 2 : Pendaftaran termasuk dalam ayat 2 merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai 
hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan pembebanan hak tersebut. 
- Pasal 32 UUPA :
Ayat 1 : Hak guna usaha, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga setiap peralihan 
dan penghapusan hak tersebut, harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud 
dalam 
Pasal 19. Ayat 2 : Pendaftaran termasuk dalam ayat 1 merupakan alat pembuktian yang kuat 
mengenai peralihan serta hapusnya hak guna usaha, kecuali dalam hak-hak itu hapus karena jangka 
waktunya berakhir. 
- Pasal 38 UUPA : 
Ayat 1 : Hak guna bangunan, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga setiap peralihan 
dan hapusnya dak tersebut harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam 
Pasal 19. 
Ayat 2 : Pendaftaran termaksud dalam ayat 1 merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai 
hapusnya hak guna bangunan serta sahnya peralihan tersebut, kecuali dalam hal hak itu hapus 
karena jangka waktunya berakhirnya. 
Dari ketentuan pasal-pasal di atas dapatlah disimpulkan bahwa pendaftaran yang dilakukan 
oleh pemegang hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan adalah merupakan alat pembuktian 
yang kuat serta untuk sahnya setiap peralihan, pembebanan dan hapusnya hak-hak tersebut. 
c. Tujuan Pendaftaran Tanah 
Usaha yang menuju kearah kepastian hukum atas tanah tercantum dalam ketentuan-ketentuan 
dari pasal-pasal yang mengatur tentang pendaftaran tanah, dalam pasal 19 UUPA disebutkan untuk 
menjamin kepastian hukum dari hak-hak atas tanah, UUPA mengharuskan pemerintah untuk 
mengadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia yang bersifat ‘Rech 
Kadaster” artinya yang bertujuan menjamin kepastian hukum, dengan di selenggarakannya 
pendaftaran tanah, maka pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah dapat mengetahui status 
hukum daripada tanah tertentu yang dihadapinya, letak, luas dan batas-batasnya, siapa yang 
empunya dan beban-beban apa yang melekat di atas tanah tersebut. 
Menurut para ahli disebutkan tujuan pendaftaran ialah untuk kepastian hak seseorang, 
disamping untuk pengelakkan suatu sengketa perbatasan dan juga untuk penetapan suatu 
perpajakan. (A.P. Parlindungan; 1990 : 6). 
a. Kepastian hak seseorang 
Maksudnya dengan suatu pendaftaran, maka hak seseorang itu menjadi jelas misalnya apakah hak 
milik, hak guna usaha, hak guna bangunan atau hak- hak lainnya. 
b. Pengelakkan suatu sengketa perbatasan 
Apabila sebidang tanah yang dipunyai oleh seseorang sudah didaftar, maka dapat dihindar i 
terjadinya sengketa tentang perbatasannya, karena dengan didaftarnya tanah tersebut, maka telah 
diketaui berapa luasnya serta batas – batasnya.
c. Penetapan suatu perpajakan 
Dengan diketahuinya berapa luas sebidang tanah, maka berdasarkan hal tersebut dapat 
ditetapkan besar pajak yang harus dibayar oleh seseorang. Dalam lingkup yang lebih luas dapat 
dikatakan pendaftaran itu selain memberi informasi mengenai suatu bidang tanah, baik 
penggunaannya, pemanfaatannya, maupun informasi mengenai untuk apa tanah itu sebaiknya 
dipergunakan, demikian pula informasi mengenai kemampuan apa yang terkandung di dalamnya 
dan demikian pula informasi mengenai bangunannya sendiri, harga bangunan dan tanahnya, dan 
pajak yang ditetapkan. 
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti tersebut di atas, maka untuk itu UUPA melalui 
pasal-pasal pendaftaran tanah menyatakan bahwa pendaftaran itu diwajibkan bagi pemegang hak 
yang bersangkutan 
Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dijelaskan bahwa tujuan dari 
pendaftaran tanah tersebut adalah sebagai berikut:: 
a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas 
tanah suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah 
dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. 
b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerinta h 
agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mcngadakan perbuatan hukum 
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar. 
c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. 
Di dalam kenyataannya tingkatan-tingkatan dari . pendaftaran tanah tersebut terdiri dari: 
a. Pengukuran Desa demi Desa sebagai suatu himpunan yang terkecil. 
b. Dari peta Desa demi Desa itu akan memperlihatkan bermacam-macam hak atas tanah baik 
Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan maupun tanah-tanah 
yang masih dikuasai oleh negara. 
c. Dari peta-peta tersebut akan dapat juga diketahui nomor pendaftaran, nomor buku tanah, 
nomor surat ukur, nomor pajak, tanda batas dan juga bangunan yang ada di dalamnya.
BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN 
1. Kesimpulan 
Hak Milik adalah hak terkuat dan terpenuh, tetapi di atas itu ada hak pemerintah untuk 
mempergunakan tanah demi kepentingan umum dan pemilik hak milik di berikann ganti rugi. 
Pendaftaran hak atas tanah adat menurut ketentuan PP No. 24 Tahun 1997 adalah sebelum 
didaftarkan harus dikonversi terlebih dahulu. Terhadap hak atas tanah adat yang memiliki bukti-bukti 
tertulis atau tidak tertulis dimana pelaksanaan konversi dilakukan oleh Panitia Pendaftaran 
ajudikasi yang bertindak atas nama Kepala Kantor Pertanahan Nasional, prosesnya dilakukan 
dengan penegasan hak sedangkan terhadap hak atas tanah adat yang tidak mempunyai bukti 
dilakukandengan proses pengakuan hak. 
Dalam hal Hak Tanggungan hak milik merupakan salah satu objek terkuat hak jaminan yang 
dilakukan oleh Kreditur dengan Debitur. 
2. Saran 
Seyogyanya strategi pembangunan hukum agraria nasional dapat menampung aspirasi masyarakat 
hukum adat. Antara lain : 
1. Agar pemasyarakat UUPA terus dilakukan sehingga masyarakat mengetahui secara baik tentang 
peraturan pertanahan. Bahkan UUPA yang sekarang sepertinya sudah sangat ketinggalan zaman 
juga perlu diadakan penyesuaian. 
2. Perlu penyuluhan hukum yang sifatnya terpadu yang dilakukan pihak Badan Pertanahan 
Nasional secara mandiri sehingga masyarakat akan mengerti pentingnya sertifikat Tanah Hak 
Milik, sehingga perlu dilakukan pendaftaran Tanah. 
3. Dengan berlakunya PP No. 24 Tahun 1997 hendaknya pendaftaran tanah diIndonesia bukan 
diutamakan di daerah perkotaan tetapi pendaftaran hendaknya dilakukan di desa terutama desa 
tingkat ekonomi lemah, apalagi masyarakat di pedesaan kurang begitu mengerti bagaimana 
pendaftaran tanah dan pentingnya pendaftaran tanah.
DAFTAR PUSTAKA 
A.P.Parlindungan, Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1990. 
A.P. Parlindungan, Komentar Atas Undang-undang Pokok Agraria, Op.cit 
____________, 1990, Berakhirnya Hak-hak atas Tanah Menurut Sistem UUPA, 
Penerbit Mandar Maju, Bandung. 
search engine: www.yahoo.com 
www.google.com

More Related Content

What's hot

Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas ArsipSurat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas ArsipAbah Jihan
 
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaKebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Surat permohonan-uang-muka
Surat permohonan-uang-mukaSurat permohonan-uang-muka
Surat permohonan-uang-mukaAyu Agripina
 
Surat pernyataan hibah tanah
Surat pernyataan hibah tanahSurat pernyataan hibah tanah
Surat pernyataan hibah tanahDewi Elawati
 
Ruang dan interaksi antar ruang
Ruang dan interaksi antar ruangRuang dan interaksi antar ruang
Ruang dan interaksi antar ruangafifahdhaniyah
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologihudaaja
 
Berita acara pembayaran uang muka rehab contoh
Berita acara pembayaran uang muka rehab contohBerita acara pembayaran uang muka rehab contoh
Berita acara pembayaran uang muka rehab contohToniminerva
 
aksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptx
aksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptxaksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptx
aksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptxHadiAkmalLubis
 
Contoh berita acara pemeriksaan dokumen
Contoh berita acara pemeriksaan dokumenContoh berita acara pemeriksaan dokumen
Contoh berita acara pemeriksaan dokumenLegal Akses
 
Bagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptx
Bagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptxBagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptx
Bagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptxShintaFitri3
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfIrman Ramly
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Taufik Budi Permana
 
Format contoh surat dan mutasi 2015 copy
Format contoh surat dan mutasi 2015   copyFormat contoh surat dan mutasi 2015   copy
Format contoh surat dan mutasi 2015 copyandistar
 

What's hot (20)

Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas ArsipSurat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
Surat Izin Terlambat Datang - Brankas Arsip
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan.pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan.pptxAksi Nyata Cegah Perundungan.pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan.pptx
 
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaKebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
 
Proposal kantin
Proposal kantinProposal kantin
Proposal kantin
 
Surat permohonan-uang-muka
Surat permohonan-uang-mukaSurat permohonan-uang-muka
Surat permohonan-uang-muka
 
Surat pernyataan hibah tanah
Surat pernyataan hibah tanahSurat pernyataan hibah tanah
Surat pernyataan hibah tanah
 
Ruang dan interaksi antar ruang
Ruang dan interaksi antar ruangRuang dan interaksi antar ruang
Ruang dan interaksi antar ruang
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologi
 
Berita acara pembayaran uang muka rehab contoh
Berita acara pembayaran uang muka rehab contohBerita acara pembayaran uang muka rehab contoh
Berita acara pembayaran uang muka rehab contoh
 
aksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptx
aksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptxaksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptx
aksi-nyata-refleksi-perencanaan.pptx
 
Undangan pertandingan
Undangan pertandinganUndangan pertandingan
Undangan pertandingan
 
Contoh berita acara pemeriksaan dokumen
Contoh berita acara pemeriksaan dokumenContoh berita acara pemeriksaan dokumen
Contoh berita acara pemeriksaan dokumen
 
Bagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptx
Bagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptxBagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptx
Bagaimana menciptakan ekosistem sekolah yang berpihak pada murid.pptx
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
 
Analisis kasus hukum
Analisis kasus hukumAnalisis kasus hukum
Analisis kasus hukum
 
Hukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BW
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
 
Format contoh surat dan mutasi 2015 copy
Format contoh surat dan mutasi 2015   copyFormat contoh surat dan mutasi 2015   copy
Format contoh surat dan mutasi 2015 copy
 

Similar to OPTIMIZED TITLE FOR LAND RIGHTS DOCUMENT

Undang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docx
Undang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docxUndang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docx
Undang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docxMuhammadAdamFurqon
 
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.pptfdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.pptIjalMokodompitSugeha
 
Pp no 41 tahun 1996
Pp no 41 tahun 1996Pp no 41 tahun 1996
Pp no 41 tahun 1996Niko Utomo
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxelmiUtari
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiSumardi Arahbani
 
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaTaufik Rahman
 
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptxKULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptxInstingPro
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
 
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiaMAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiasitirahmadalimunte
 
Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanamanda lubis
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. teresa irene
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikvinnalusianaSHMkn
 
profdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptxprofdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptxGhaziLuthfi1
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxAdeFitri22
 

Similar to OPTIMIZED TITLE FOR LAND RIGHTS DOCUMENT (20)

Uu 4-1996
Uu 4-1996Uu 4-1996
Uu 4-1996
 
Undang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docx
Undang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docxUndang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docx
Undang-undang no 5 tahun 1960, tentang Pokok-pokok Agraria.docx
 
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.pptfdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
 
Pp no 41 tahun 1996
Pp no 41 tahun 1996Pp no 41 tahun 1996
Pp no 41 tahun 1996
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
 
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesia
 
Hukum Agraria Indonesia
Hukum Agraria IndonesiaHukum Agraria Indonesia
Hukum Agraria Indonesia
 
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptxKULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
KULIAH HAK TANGGUNGAN.pptx
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
 
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiaMAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
 
Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminan
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
 
Hukum agraria
Hukum agrariaHukum agraria
Hukum agraria
 
profdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptxprofdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptx
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 

More from Nakano

Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaNakano
 
kesimpulan penggugat
kesimpulan penggugatkesimpulan penggugat
kesimpulan penggugatNakano
 
bukti surat
bukti suratbukti surat
bukti suratNakano
 
duplik
duplikduplik
duplikNakano
 
repliek
repliekrepliek
repliekNakano
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawabanNakano
 
surat gugatan
surat gugatansurat gugatan
surat gugatanNakano
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatNakano
 
Surat Kuasa
Surat KuasaSurat Kuasa
Surat KuasaNakano
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
penciptaan alam semesta menurut alkitab
penciptaan alam semesta menurut alkitabpenciptaan alam semesta menurut alkitab
penciptaan alam semesta menurut alkitabNakano
 
Jenis-jenis perkawinan
Jenis-jenis perkawinanJenis-jenis perkawinan
Jenis-jenis perkawinanNakano
 
Hukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTHukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTNakano
 
Hukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensiHukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensiNakano
 
Hukum pidana anak
Hukum pidana anakHukum pidana anak
Hukum pidana anakNakano
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganNakano
 
Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)Nakano
 
Asas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumAsas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumNakano
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaNakano
 

More from Nakano (19)

Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
kesimpulan penggugat
kesimpulan penggugatkesimpulan penggugat
kesimpulan penggugat
 
bukti surat
bukti suratbukti surat
bukti surat
 
duplik
duplikduplik
duplik
 
repliek
repliekrepliek
repliek
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 
surat gugatan
surat gugatansurat gugatan
surat gugatan
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Surat Kuasa
Surat KuasaSurat Kuasa
Surat Kuasa
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
penciptaan alam semesta menurut alkitab
penciptaan alam semesta menurut alkitabpenciptaan alam semesta menurut alkitab
penciptaan alam semesta menurut alkitab
 
Jenis-jenis perkawinan
Jenis-jenis perkawinanJenis-jenis perkawinan
Jenis-jenis perkawinan
 
Hukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTHukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPT
 
Hukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensiHukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensi
 
Hukum pidana anak
Hukum pidana anakHukum pidana anak
Hukum pidana anak
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggungan
 
Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)
 
Asas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumAsas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukum
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 

OPTIMIZED TITLE FOR LAND RIGHTS DOCUMENT

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sudah 48 tahun usia Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No 5 Tahun 1960. Namun selama kurun waktu itu pula persoalan sengketa tanah mengenai hak Milik tak pernah reda. Masalah tanah bagi manusia tidak ada habis-habisnya karena mempunyai arti yang amat penting dalam penghidupan dan hidup manusia sebab tanah bukan saja sebagai tempat berdiam juga tempat bertani, lalu lintas, perjanjian dan pada akhirnya tempat manusia berkubur. Sebagaimana diketahui sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria berlaku bersamaan dua perangkat hukum tanah di Indonesia (dualisme). Satu bersumber pada hukum adat disebut hukum tanah adat dan yang lain bersumber pada hukum barat disebut hukum tanah Barat. Dengan berlakunya hukum agraria yang bersifat nasional (UU No. 5 Tahun 1960) maka terhadap tanah-tanah dengan hak barat maupun tanah-tanah dengan hak adat harus dicarikan padanannya di dalam UUPA. Untuk dapat masuk ke dalam sisem dari UUPA diselesaikan dengan melalui lembaga konversi. Konversi adalah pengaturan dari hak-hak tanah yang ada sebelum berlakunya UUPA untuk masuk sistem dalam dari UUPA (A.P. Parlindungan, 1990 : 1). Secara akademis dapat dikemukakan bahwa penyebab terjadinya konflik di bidang pertanahan antara lain adalah keterbatasan ketersediaan tanah, ketimpangan dalam struktur penguasaan tanah, ketiadaan persepsi yang sama antara sesama pengelola negara mengenai makna penguasaan tanah oleh negara, inkonsistensi, dan ketidaksinkronisasian. Ini baik secara vertikal maupun secara horizontal peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan tanah, praktek-praktek manipulasi dalam perolehan tanah pada masa lalu dan di era reformasi muncul kembali gugatan, dualisme kewenangan (pusat-daerah) tentang urusan pertanahan serta ketidakjelasan mengenai kedudukan hak ulayat dan masyarakat hukum adat dalam sistem perundang-undangan agraria. Di satu pihak masyarakat masih tetap menggunakan hukum adat sebagai sandaran peraturan pertanahan dan diakui oleh komunitasnya, akan tetapi di lain pihak, hukum agraria nasional belum sepenuhnya mengakui validitas hukum adat tersebut. II. Rumusan Masalah Bertolak dari kerangka dasar berfikir sebagaimana diuraikan pada bagian latar belakang, maka permasalahan yang akan diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaturan hak milik atas tanah dan pendaftaran tanah ?
  • 2. BAB II TINJAUAN TEORITIK A. PENGERTIAN HAK TANGGUNGAN Undang-undang hak tanggungan memberikan pengertian sebagai berikut “ Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang pokok-pokok agrarian berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan utang tertentu yang memberkan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur lainnya “ Dari pengertian diatas maka dapat diuraikan unsure-unur pokok dari hak tanggungan diantaranya : 1. Hak tanggungan adalah hak jaminan untuk pelunasan hutang 2. Utang yang di jaminkan jumlahnya tertentu 3. Objek hak tanggungan adalah ahak-ahak atas tanah sesuai dengan undang-undang pokok agrarian yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak usaha dan hak pakai 4. Hak tanggungan dapat dibebankan terhadap tanah berikut benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau hanya tanahnya saja Hak tanggungan memberikan hak prefen atau hak diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur lain B. SIFAT HAK TANGGUNGAN Hak tanggungan sebagai hak jaminan diatur dalam undang-undang nomor 4 tahun 1996 mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Hak tanggungan memberikan hak preferent (droit de preference) atau kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya (pasal 1 ayat 1) Artinya apabila debitur cidera janji atau lalai membayar hutangnya maka seorang kreditur pemegang hak tanggungan mempunyai hak untuk menjual jaminan dan kreditur pemegang jaminan diutamakan untuk mendapatkan pelunasan hutang dari hasil penjualan jaminan tersebut. 2. Hak tanggungan tidak dapat dibagi-bagi (pasal 2) Artinya hak tanggungan membebani secara utuh objek hak tanggungan dan setiap bagian daripadanya. Pelunasan sebagian hutang dari hutang yang dijamin tidak terbebasnya sebagian objek hak tanggungan untuk sisa utang yang belum dilunasi 3. Hak tanggungan mempunyai sifar Droit De Suite (pasal 7)
  • 3. Sifat droit de suite disebut juga zaaksgevolgs artinya pemegang hak tanggungan mempunyai hak memiliki objek tanggungan meskipun objek hak tanggungan telah berpindah dan menjadi pihak lain. 4. Hak Tanggungan mempunyai sifat Accesoir Artinya seperti perjanjian jaminan lainnya Hak tanggungan bersifat accesoir artinya hak tanggungan bukanlah hak yang berdiri sendiri tapi lahirnya atau keberdaannya atau eksistensinya atau hapusnya tergantung perjanjian pokonya yaitu perjanjian kredit atau perjanjian lainnya 5. Hak tanggungan untuk menjamin utang yang telah ada atau aka nada Fungsi hak tanggungan adalah untuk menjamin utang yang besaranya diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau perjanjian utang. Utang yang dijamin hak tanggungan harus memenuhi syarat pasal 3 Undang-undang Hak tanggungan. 6. Hak Tanggungan hanya dapat dibebankan kepada hak atas tanah saja Pada dasarnya hak tanggungan hanya dibebankan pada hak atas tanah saja. Hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan sesuai dengan undang-undang pokok agraria yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai atas tanah Negara yang menurut sifatnya dapat dipindahtangankan (pasal 4 ayat 1UUHT). Asas ini perwujudan dari system hokum tanah nasional yang didasarkan pada hokum adat yang menggunakan asas pemisahan horizontal 7. Hak Tanggungan dapat dibebankan pada hak atas tanah berikut benda diatasnya dan dibawah tanah Meskipun hokum tanah nasional menganut asas pemisahan horizontal namun tidak berlaku mutlak, untuk memenuhi perkembangan dan kebutuhan masyarakat pembebanan hak tanggungan dimungkinkan meliputi benda yang ada di atas tanah dan merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut dan bangunan dibawah permukaan tanah. 8. Hak tanggungan berisi hak untuk melunasi hutang dari hasil penjualan benda jaminan dan tidak memberikan hak bagi kreditur untuk memiliki benda jaminan Sifat ini sama dengan ketentuan dalam hipotik pasal 1178 ayat 1 KUHPerdata, janji disebut vervalbending. Undang-undang Hak tanggungan mengikuti sifat dari hipotik ini dan mencantumkan dalam pasal 12 UUHT. 9. Hak tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial Kreditur sebagai pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk mengeksekusi benda jaminan jika debitur cidera janji. Dasar hokum untuk mengajukan eksekusi adalah pasal 6 UUHT dan penjelasan yang menegaskan “apabila debitur cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
  • 4. tersebut” hak untuk menjual dengan kekuasaan sendiri ini merupakan perwujudan dari kedudukan yang diutamakan. 10. Hak tanggungan mempunyai sifat spesialitas dan publisitas Sifat spesialtas ini disebut juga pertelaan adalah uraian jelas dan terinci mengenai objek hak tanggungan yang meliputi rincian mengenai sertifikat hak atas tanah misalnya hak atas tanah milik atau guna bangunann atau hak guna usaha, tanggal penerbitannya tentang luasnya, letaknya, batas-batasnya, dan lain sebagainya. 11. Objek hak tanggungan berupa hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang pokok-pokok agraria yang meliputi hak milik, hak guna bangunan dan hak guna usaha
  • 5. BAB III PEMBAHASAN 1. Pengaturan Hak Milik Atas Tanah Adapun hak-hak atas tanah tersebut menurut Pasal 16 ayat (1) UUPA terdiri dari : a. Hak Milik. b. Hak Guna Usaha. c. Hak Guna Bangunan. d. Hak Pakai. e. Hak Sewa. f. Hak Membuka Tanah. g. Hak Memungut Hasil Hutan. h. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak yang tersebut di atas yang akan ditetapkan dengan Undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara. Hak atas tanah meliputi semua hak yang diperoleh langsung dari negara disebut hak primer dan semua hak yang berasal dari pemegang hak atas tanah lain berdasarkan pada perjanjian bersama, disebut hak sekunder. Kedua hak tersebut pada umumnya mempunyai persamaan, di mana pemegangnya berhak untuk menggunakan tanah yang dikuasainya untuk dirinya sendiri atau untuk mendapat keuntungan dari orang lain mdalui perjanjian dimana satu pihak memberikan hak-hak sekunder pada pihak lain. Hak atas tanah yang diperoleh dari negara terdiri dari Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan. Tiap-tiap hak mempunyai karakteristik tersendiri dnn semua harus didaftarkan menurut ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Pasal 20 UUPA hak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Salah satu kekhususan dari Hak Milik ini tidak dibatasi oleh waktu dan diberikan untuk waktu yang tidak terbatas lamanya yaitu selama hak milik ini masih diakui dalam rangka beriakunya UUPA, kecuali akan ketentuan Pasal 27 UUPA. Pasal 27 UUPA menjelaskan bahwa Hak Milik itu hapus apabila : - Tanahnya jatuh kepada negara : a. Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18
  • 6. b. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya c. Karena diterlantarkan d. Karena ketentuan Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2) - Tanahnya musnah. Pada asasnya badan hukum tidak mungkin mempunyai tanah dengan hak milik kecuali ditentukan secara khusus oleh Undang-undang atau peraturan lainnya, seperti yang telah ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1973 yaitu: 1. Bank-bank yang didirikan oleh negara. 2. Perkumpulan-perkumpulan Koperasi pertanian yang didirikan berdasarkan undang-undang Nomor 79 Tahun 1958. 3. Badan-badan keagamaan yang ditunjuk oleh menteri pertanian/agraria setelah mendengar menteri agama. 4. Badan-badan sosial yang ditunjuk oleh menteri pertanian/agraria setelah mendengar menteri sosial. Penjelasan umum UUPA menerangkan bahwa dilarangnya badan hukum mempunyai hak milik, karena memangnya badan hukum tidak periu mempimyai hak milik tetapi cukup bagi keperluan-keperluan yang khusus yaitu hak-hak lain selain hak milik. 2. Pendaftaran Tanah Pengertian dan Landasan Hukum Pendaftaran Tanah a. Pengertian Pendaftaran Tanah Pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan administrasi yang dilakukan pemilik terhadap hak atas tanah, baik dalam pemindahan hak ataupun pemberian dan pengakuan hak baru, kegiatan pendaftaran tersebut memberikan suatu kejelasan status terhadap tanah. Dalam Pasal 1 PP No. 24 tahun 1997 disebutkan pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Pendaftaran tanah dapat dilakukan melalui pendaftaran tanah secara sistematis dan sporadis yaitu kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua bidang tanah di suatu wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan, baik tanah dipunyai dengan suatu hak
  • 7. atas tanah maupun tanah negara. Yang dimaksud dengan suatu hak adalah hak atas tanah menurut hukum adat dan hak atas tanah menurut UUPA. b. Landasan Hukum Pendaftaran Tanah Dengan keluarnya Undang-Undang Pokok Agraria, maka dualisme hak-hak atas tanah dihapuskan, dalam memori penjelasan dari UUPA dinyatakan bahwa untuk pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud Pasal 19 UUPA, yang ditujukan kepada pemerintah agar melaksanakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia yang bertujuan untuk menjamin kepastian hukum yang bersifat Recht Kadaster, untuk menuju kearah pemberian kepastian hak atas tanah telah diatur di dalam Pasal 19 UUPA yang menyebutkan : 1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. 2. Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi : a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah. b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut. c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. 3. Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial ekonomi serta kemungkinan penyelenggaraannya menurut pertimbangan Menteri Agraria. 4. Dalam Peraturan Pemerintah diatas biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran termasuk dalam ayat 1 diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut. Kalau di atas ditujukan kepada pemerintah, sebaliknya pendaftaran yang dimaksud Pasal 23, Pasal 32 dan Pasal 38 UUPA ditujukan kepada para pemegang hak, agar menjadikan kepastian hukum bagi mereka dalam arti untuk kepentingan hukum bagi mereka sendiri, di dalam Pasal tersebut dijelaskan : - Pasal 23 UUPA : Ayat 1 : Hak milik, demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19. Ayat 2 : Pendaftaran termasuk dalam ayat 2 merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan pembebanan hak tersebut. - Pasal 32 UUPA :
  • 8. Ayat 1 : Hak guna usaha, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga setiap peralihan dan penghapusan hak tersebut, harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19. Ayat 2 : Pendaftaran termasuk dalam ayat 1 merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai peralihan serta hapusnya hak guna usaha, kecuali dalam hak-hak itu hapus karena jangka waktunya berakhir. - Pasal 38 UUPA : Ayat 1 : Hak guna bangunan, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga setiap peralihan dan hapusnya dak tersebut harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19. Ayat 2 : Pendaftaran termaksud dalam ayat 1 merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak guna bangunan serta sahnya peralihan tersebut, kecuali dalam hal hak itu hapus karena jangka waktunya berakhirnya. Dari ketentuan pasal-pasal di atas dapatlah disimpulkan bahwa pendaftaran yang dilakukan oleh pemegang hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan adalah merupakan alat pembuktian yang kuat serta untuk sahnya setiap peralihan, pembebanan dan hapusnya hak-hak tersebut. c. Tujuan Pendaftaran Tanah Usaha yang menuju kearah kepastian hukum atas tanah tercantum dalam ketentuan-ketentuan dari pasal-pasal yang mengatur tentang pendaftaran tanah, dalam pasal 19 UUPA disebutkan untuk menjamin kepastian hukum dari hak-hak atas tanah, UUPA mengharuskan pemerintah untuk mengadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia yang bersifat ‘Rech Kadaster” artinya yang bertujuan menjamin kepastian hukum, dengan di selenggarakannya pendaftaran tanah, maka pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah dapat mengetahui status hukum daripada tanah tertentu yang dihadapinya, letak, luas dan batas-batasnya, siapa yang empunya dan beban-beban apa yang melekat di atas tanah tersebut. Menurut para ahli disebutkan tujuan pendaftaran ialah untuk kepastian hak seseorang, disamping untuk pengelakkan suatu sengketa perbatasan dan juga untuk penetapan suatu perpajakan. (A.P. Parlindungan; 1990 : 6). a. Kepastian hak seseorang Maksudnya dengan suatu pendaftaran, maka hak seseorang itu menjadi jelas misalnya apakah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan atau hak- hak lainnya. b. Pengelakkan suatu sengketa perbatasan Apabila sebidang tanah yang dipunyai oleh seseorang sudah didaftar, maka dapat dihindar i terjadinya sengketa tentang perbatasannya, karena dengan didaftarnya tanah tersebut, maka telah diketaui berapa luasnya serta batas – batasnya.
  • 9. c. Penetapan suatu perpajakan Dengan diketahuinya berapa luas sebidang tanah, maka berdasarkan hal tersebut dapat ditetapkan besar pajak yang harus dibayar oleh seseorang. Dalam lingkup yang lebih luas dapat dikatakan pendaftaran itu selain memberi informasi mengenai suatu bidang tanah, baik penggunaannya, pemanfaatannya, maupun informasi mengenai untuk apa tanah itu sebaiknya dipergunakan, demikian pula informasi mengenai kemampuan apa yang terkandung di dalamnya dan demikian pula informasi mengenai bangunannya sendiri, harga bangunan dan tanahnya, dan pajak yang ditetapkan. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti tersebut di atas, maka untuk itu UUPA melalui pasal-pasal pendaftaran tanah menyatakan bahwa pendaftaran itu diwajibkan bagi pemegang hak yang bersangkutan Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dijelaskan bahwa tujuan dari pendaftaran tanah tersebut adalah sebagai berikut:: a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerinta h agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mcngadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar. c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Di dalam kenyataannya tingkatan-tingkatan dari . pendaftaran tanah tersebut terdiri dari: a. Pengukuran Desa demi Desa sebagai suatu himpunan yang terkecil. b. Dari peta Desa demi Desa itu akan memperlihatkan bermacam-macam hak atas tanah baik Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan maupun tanah-tanah yang masih dikuasai oleh negara. c. Dari peta-peta tersebut akan dapat juga diketahui nomor pendaftaran, nomor buku tanah, nomor surat ukur, nomor pajak, tanda batas dan juga bangunan yang ada di dalamnya.
  • 10. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Hak Milik adalah hak terkuat dan terpenuh, tetapi di atas itu ada hak pemerintah untuk mempergunakan tanah demi kepentingan umum dan pemilik hak milik di berikann ganti rugi. Pendaftaran hak atas tanah adat menurut ketentuan PP No. 24 Tahun 1997 adalah sebelum didaftarkan harus dikonversi terlebih dahulu. Terhadap hak atas tanah adat yang memiliki bukti-bukti tertulis atau tidak tertulis dimana pelaksanaan konversi dilakukan oleh Panitia Pendaftaran ajudikasi yang bertindak atas nama Kepala Kantor Pertanahan Nasional, prosesnya dilakukan dengan penegasan hak sedangkan terhadap hak atas tanah adat yang tidak mempunyai bukti dilakukandengan proses pengakuan hak. Dalam hal Hak Tanggungan hak milik merupakan salah satu objek terkuat hak jaminan yang dilakukan oleh Kreditur dengan Debitur. 2. Saran Seyogyanya strategi pembangunan hukum agraria nasional dapat menampung aspirasi masyarakat hukum adat. Antara lain : 1. Agar pemasyarakat UUPA terus dilakukan sehingga masyarakat mengetahui secara baik tentang peraturan pertanahan. Bahkan UUPA yang sekarang sepertinya sudah sangat ketinggalan zaman juga perlu diadakan penyesuaian. 2. Perlu penyuluhan hukum yang sifatnya terpadu yang dilakukan pihak Badan Pertanahan Nasional secara mandiri sehingga masyarakat akan mengerti pentingnya sertifikat Tanah Hak Milik, sehingga perlu dilakukan pendaftaran Tanah. 3. Dengan berlakunya PP No. 24 Tahun 1997 hendaknya pendaftaran tanah diIndonesia bukan diutamakan di daerah perkotaan tetapi pendaftaran hendaknya dilakukan di desa terutama desa tingkat ekonomi lemah, apalagi masyarakat di pedesaan kurang begitu mengerti bagaimana pendaftaran tanah dan pentingnya pendaftaran tanah.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA A.P.Parlindungan, Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1990. A.P. Parlindungan, Komentar Atas Undang-undang Pokok Agraria, Op.cit ____________, 1990, Berakhirnya Hak-hak atas Tanah Menurut Sistem UUPA, Penerbit Mandar Maju, Bandung. search engine: www.yahoo.com www.google.com