4. Memasuki Rumah Cahaya
Ucapan Terima Kasih
Tuhanku, Yang Sempurna
Guru-guruku yang Kesederhanaanya Menyejukan
Kedua Orang Tuaku yang Mulia dan Bercahaya
Kedua Adikku yang Aku Kasihi
Sahabat-sahabatku yang Berharga, Kalian Sangat Berharga
Dan Terakhir,
Buku ini bisa diterbitkan dengan dorongan dan dukungan luar biasa dari
Bpk. Wijaya Dharma, yang kehadiranya saja cukup untuk meneduhkan.
5
5. Memasuki Rumah Cahaya
Cahaya Mengundang Cahaya
(Pengantar sederhana Gede Prama)
Kegelapan di mana-mana, mungkin itu ungkapan tepat
zaman ini. Banyak pribadi tenggelam dalam kegelapan
kemarahan, kedengkian, permusuhan. Tidak sedikit keluarga
ditelan kegelapan perselingkuhan dan perceraian. Bangsabangsa di dunia serupa, semenanjung Korea nyaris berperang,
perbatasan India-Pakista membara, demikian juga perbatasan
Israel-Palestina. Bahkan di negara-negara yang lama menjadi
tauladan peradaban pun, kegelapan menelan banyak korban.
Mantan presiden AS George W. Bush dilempari sepatu tatkala
pidato, perdana menteri Italia Beluschoni dilempar patung
mukanya hingga berdarah, presiden AS Barack 0bama
diserang dengan isu-isu rasialis.
Digabung menjadi satu, kegelapan seperti menerjang keras,
cepat dan tanpa ampun. Untuk itu, peradaban memerlukan
kehadiran sebanyak mungkin cahaya. Terutama sebelum
peradaban manusia runtuh jatuh ke jurang mengerikan.
Sebagaimana cahaya mentari pagi yang terbit mengusir
kegelapan malam, demikian juga dengan cahaya pandangan
6
6. Memasuki Rumah Cahaya
mendalam yang bergandengan dengan cahaya kasih sayang, ia
juga mengusir kegelapan peradaban.
Dalam pandangan mendalam, kehidupan adalah sebuah
jejaring
makna
kebahagiaan
yang
tetangga
tidak
ada
bisa
dipisahkan.
kebahagiaan
kita,
Dalam
dalam
penderitaan semut ada penderitaan kita. Ia yang sudah
membadankan ini dalam-dalam, kemudian amat takut
menyakiti, sekaligus amat lapar menyayangi. Terutama
karena setiap rasa sakit yang diciptakan ke pihak lain akan
balik ke diri ini sebagai rasa sakit. Setiap rasa sayang yang
ditujukan ke mahluk lain akan balik kembali sebagai rasa
sayang.
Inilah cahaya yang dibutuhkan peradaban kekinian, yang
secara pelan perlahan sekaligus meyakinkan mengusir
kegelapan-kegelapan kehidupan. Bila ini ancangan yang
digunakan, kehadiran buku ini layak diperhatikan orang.
Terutama karena datang dari generasi muda yang akan
mewarisi peradaban kemudian. Disamping itu, di tengah
gelombang kecenderungan generasi muda yang ditelan
kegelapan
narkoba,
perkelahian,
permusuhan,
maka
kehadiran buku ini seperti kehadiran sebuah cahaya. Sekecil
apa pun cahayanya, bila digunakan menyalakan lenteralentera lain, lama-lama akan berkontribusi dalam menerangi
peradaban. Semacam cahaya yang mengundang datangnya
7
7. Memasuki Rumah Cahaya
cahaya. Mungkin itu sebabnya, salah satu autobiografi Bunda
Teresa (2007) berjudul indah: Come Be my Light.
☺ … Compassion is my only present … ☺
Gede Prama
8
8. Memasuki Rumah Cahaya
ISI SEDERHANA
Knowing Your True Nature … (21)
Analogi sederhana yang mengingatkan pada KITA akan kekuatan
dan kuasa dalam diri kita. Analogi ini disusun untuk membentuk
citra diri sebagai manusia yang kuat dan bercahaya, bukan manusia
yang gampang mengeluh dan menyerah dengan kehidupan. Cara
kita memandang diri sendiri, akan menjadi bingkai bagaimana kita
menjalani kehidupan kita, dan kumpulan analogi ini akan
memberikan “sudut pandang lain” tentang bagaimana memandang
diri.
Raising Your Inner Power … (202)
Pertanyaan yang tepat akan menuntun pada jawaban yang tepat,
jawaban yang menguatkan, membangkitkan kebijaksanaan dan
ketahanan dalam menghadapi apa pun rintangan kehidupan.
Kumpulan pertanyaan socratic ini akan mengantarkan KITA pada
apa yang para psikotherapist sebut sebagai TDS (trasderivational
search) atau pencarian ke dalam diri. Dan saat KITA menyelam ke
dalam diri, mungkin kita akan kaget dengan apa yang akan kita
temukan.
9
9. Memasuki Rumah Cahaya
Catatan :
Saya menulis buku ini hampir 3 tahun silam, dan sekarang
akhirnya diterbitkan untuk menjadi bahan pembelajaran
bersama dan pengumpulan donasi bagi kegiatan amal Alaka
Foundation. Saya menulis buku ini sebagai hasil
pembelajaran akan beratnya kehidupan yang saya jalani
waktu itu, dan saat ini saya tidak melakukan editing apa pun
terhadap isi buku ini, kecuali beberapa tambahan lain (di luar
isi).
10
10. Memasuki Rumah Cahaya
Tujuan Buku Ini Dihadiahkan untuk Anda
Sebuah Pengantar
Hampir sebagian besar dari kita percaya bahwa kita,
manusia, adalah mahluk yang bebas. Kita merasa kita
bebas melakukan apa saja dalam hidup kita, kita bebas
berbuat, berpikir dan bertindak apa saja. Kita bebas
menjadi apa dan siapa saja yang kita inginkan.
Apakah keyakinan ini dibenarkan?
Sebelumnya,
mari lepaskan kebiasaan kita untuk
menilai benar-salah sejenak. Buku ini bukan hakim yang
memutuskan satu hal sebagai salah dan hal lain benar,
bukan, sama sekali bukan. Buku ini, dengan sangat
rendah hati bertujuan untuk menghadirkan alternatif.
Semoga dengan buku ini kita bisa melihat cakrawala luas
bernama manusia untuk kemudian mendefinisikan
siapa anda, dan mau menjadi apa anda?
Manusia itu bebas mau menjadi apa saja.
Mari kita simpan sejenak pendapat ini. Banyak sekali
orang dengan yakin mengaktualisasikan prinsip ini ke
11
11. Memasuki Rumah Cahaya
dalam kehidupanya. Namun banyak orang yang hidup
sangat biasa, hidup penuh ketakutan untuk mencoba
menghadapi tantangan, tidak berani untuk melakukan
hal-hal baru, terkungkung dalam zona nyaman yang
jika diamati sebenarnya adalah zona tidak nyaman.
Intinya, hidup sebagai orang yang berjiwa kerdil (maaf
saya harus sekasar ini).
Jika pun anda ingin menjadi diri sendiri, diri seperti
itukah yang anda ingin menjadi? Jika anda memang
ingin berkehendak bebas, itu kebebasan anda. Namun
apakah anda akan menggunakan kebebasan anda untuk
mengungkung dan mengurung jiwa anda? Apakah
kebebasan anda hendak anda gunakan untuk
menistakan diri anda sendiri?
Jika pun anda ingin menjadi diri sendiri, jadilah diri
yang baik, diri yang mulia, diri yang dengannya anda
bisa merasa bahagia. Diri yang benar-benar pantas
untuk anda. Jika anda ingin hidup secara bebas, apakah
tidak lebih baik jika kebebasan itu kita gunakan untuk
memuliakan diri kita? Tidakah lebih pantas jika
anugerah Tuhan berupa kebebasan berkehendak dan
berlaku itu kita jadikan sebagai sarana berkehendak dan
berlaku yang sesuai dengan jalan-jalan Mulia Tuhan?
Namun kehidupan anda, sekali lagi, adalah kehendak
anda. Terserah anda mau anda gunakan sebagaimana.
Namun di sanalah buku ini sangat saya harapkan
12
12. Memasuki Rumah Cahaya
berperan dalam kehidupan anda. Yaitu memberikan
pada anda wawasan yang lebih luas terkait menjadi
manusia. Menjadi manusia yang benar-benar anda
inginkan dari lubuk Jiwa. Namun tentu saja buku ini
bukan malaikat, yang setelah membacanya anda
langsung menjadi mulia. Namun setidaknya buku ini
bisa menambah referensi dalam mengambil tiap
keputusan. Karena tiap keputusan yang anda ambil akan
meneguhkan status anda sebagai manusia, tepatnya
manusia yang bagaimana dan seperti apa.
Satu hal yang juga dengan rendah hati saya harus akui,
bahwa buku ini bukan tuntunan untuk anda saja, namun
buku ini juga untuk mengingatkan saya akan
kemanusiaan saya. Saya masih harus terus menerus
mendefinisikan diri saya, karena yang namanya
manusia, semasih ia menjadi manusia biasa seperti saya,
dan semasih saya belum memperoleh kebijakan yang
menjadikan saya Buddha, Nabi, Mesiah, Maharsi, Siddha
Yogi dan sebagainya yang sudah benar-benar
memahami kehidupan, maka saya masih akan terus
menerus mendefinisikan diri saya, siapa dan mau
menjadi apa saya. Salah satu sarana yang membantu
saya adalah buku ini.
Buku ini saya tulis melalui serangkaian renungan dan
catatan dari apa yang saya alami, dan usaha saya untuk
melihat perspektif yang meneduhkan dari setiap
kejadian tersebut. Jadi, buku ini bukanlah sebuah petuah
13
13. Memasuki Rumah Cahaya
bijak dari seorang Guru Besar. Namun hanya renungan
seorang anak manusia yang sedang berusaha menjadi
manusia yang lebih baik. Saya mencatat apa yang saya
pelajari dari kehidupan dan terus bejar dari apa yang
saya catat. Dalam perspektif saya, bukanlah seberapa
banyak pengalaman yang kita punyai yang penting,
namun seberapa banyak kita belajar dari pengalaman
kita.
Ide dari buku ini sebenarnya satu, yaitu bagaimana
menghadapi dunia dan dengan segala permasalahannya
dengan cara-cara yang lebih “bercahaya”, dan menjadi
seorang manusia sesuai fitrah. Untuk mengungkapkan
semua itu saya menggunakan banyak perumpamaan dan
analogi yang memperindah perspektif tersebut.
Kemudian, di bagian kedua saya menggunakan
rangkaian pertanyaan socratic yang akan merangsang
anda untuk bangkit juga membangkitkan kekuatan
terpendam dalam diri anda.
Dengan rendah hati, saya persembahkan catatan
sederhana saya pada anda. Semoga renungan sederhana
ini dapat memberi perspektif yang berbeda tentang
bagaimana menjalani kehidupan, bagaimana melihat
penderitaan dan kesedihan dengan mata yang lebih
jernih. Dan terlebih, melalui buku ini, anda dan saya bisa
merenungi sudut-sudut berbeda dari kehidupan. ..
14
14. Memasuki Rumah Cahaya
BAGAIMANA MEMANFAATKAN
SECARA OPTIMAL
BUKU
INI
Bagaimana hanya sebuah buku saja bisa menjadi
“terapist” dan Mentransformasikan diri anda? mungkin
itu pertanyaan yang pertama muncul dalam benak anda
(sadar atau tidak) sehingga muncul bermacam keraguan,
sikap sinis dan sebagainya, yang bisa jadi membuat anda
urung membaca buku ini, atau sekedar membacanya
saja.
Dan tugas pertama anda sebelum mulai membaca buku
ini yaitu, menghilangkan sikap skeptis semacam itu, dan
mulai membuka pikiran anda untuk menerima
informasi yang disediakan buku ini.
Setelah membulatkan tekad untuk membaca buku
sederhana ini, hal berikutnya yang perlu anda
renungkan yaitu,
Apa tujuan anda dalam membaca buku ini?
Tujuan yang jelas akan membimbing alam bawah sadar
anda untuk menemukan “hal-hal penting” dalam buku
ini yang berkaitan dengan tujuan anda tersebut. Apakah
anda ingin mendapatkan “obat” bagi luka batin anda,
mencari ide dan inspirasi bagi kemajuan hidup atau
karir anda, atau mendapatkan sebuah motivasi yang
akan membakar semangat anda untuk mengejar
kemajuan, atau apa pun tujuan personal anda.
15
15. Memasuki Rumah Cahaya
renungkanlah, dan lepaskan tujuan itu, yang artinya
anda tidak terlalu terobsesi untuk mendapatkan apa
yang ingin anda capai dalam buku ini. Melepaskan
tujuan anda akan membuat pikiran bawah sadar anda
mudah mengkomunikasikan apa yang anda dapatkan
dalam buku ini ke pikiran sadar anda.
Kemudian, kondisi ideal untuk membaca buku ini (dan
buku apa pun) adalah kondisi yang disebut relaxed
alertness. Kondisi ini ditandai dengan tubuh yang
nyaman dan pikiran anda yang tenang sekaligus
terfokus dengan penuh konsentrasi. Jika anda masih
“ngos-ngosan” atau pikiran ngelantur ke sana-sini,
latihlah metode pernafasan sederhana untuk
menurunkan gelombang otak anda (menjadi alpha).
Sekilas berita saja, setiap orang jenius pasti tahu
bagimana mengakses kondisi ini dalam belajar atau
bahkan dalam hal melamun, itulah kenapa Sir Isaac
Newton bisa melahirkan Teori Gravitasi saat melihat
sebuah apel terjatuh. Kondisi relaxed alertness adalah
kondisi penuh sumber daya (resouceful) dan kondisi
dimana anda terhubung dengan sumber kecerdasan
tertinggi (super conciousness).
Cara sederhana mengakses kondisi relaxed alertness
yaitu, biarkan nafas anda normal dan apa adanya,
namun perhatikan dengan penuh konsentrasi masuk
dan keluarnya nafas, rasakan sentuhan udara di lubang
16
16. Memasuki Rumah Cahaya
hidung anda, rasakan hangatnya udara yang keluar dan
sejuknya udara yang masuk. Bagi anda yang sudah
terbiasa melatih Vipasana atau Mindfulness, maka
prosesi ini akan menjadi mudah.
Anda boleh menambahkan afirmasi sederhana, “alam
bawah sadarku, dengan seijin Tuhan, akan
memberikanku manfaat optimal saat membaca buku
ini”.
Setelah anda menyusun tujuan anda untuk membaca
buku ini, tubuh dan pikiran anda perlahan menjadi
nyaman dan tenang, kemudian konsentrasi dan fokus
anda makin tajam, barulah mulai membaca, dan kalimat
yang anda baca dalam buku ini akan tersimpan dalam
pikiran bawah sadar anda.
Ritual sederhana ini pasti berguna untuk anda…
17
18. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Mahluk Hidup (?)
Saya rasa kita semua sepakat kalau dikatakan bahwa kita
adalah satu dari jutaan spesies mahluk hidup. Namun
kenapa ada TANDA TANYA di akhir kalimat itu? Yah,
karena tidak semua dari kita benar-benar hidup.
Sungguh disayangkan bahwa sebagai mahluk hidup yang
dipercayai dan mengklaim diri sebagai yang paling
cerdas, kita malah sering kali tidak mengetahui irama
kehidupan. Dengan kata lain, kita tidak benar-benar
hidup.
“Omong kosong!” mungkin ego anda spontan
menanggapi dengan tanggapan sinis macam itu. Tapi
mari kita renungi lagi, apakah kita memang mahluk
hidup yang benar-benar mengerti kehidupan dan hidup
dengan irama kehidupan itu?
Apa yang menurut anda menjadikan diri anda pantas
untuk dianggap hidup?
Banyak yang akan menjawab; makan, tidur, bernafas,
tumbuh, berkembang biak, bla, bla, bla… dari pelajaran
Biologi di SD kita semua tahu bahwa mahluk lain
seperti binatang juga memiliki ciri seperti itu. Yang saya
maksudkan adalah ciri hidup yang lebih bijak.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kebenaran
apakah kita ini mahluk hidup, mari kita buat daftar yang
22
19. Memasuki Rumah Cahaya
membedakan antara manusia yang masih hidup dengan
ia yang sudah meninggal.
Manusia hidup masih bernafas, yang mati tidak, yang
hidup berpikir dengan otaknya yang mati tidak, yang
hidup terus berkembang yang mati tidak, yang hidup
melakukan banyak aktifitas, yang mati tidak, yang hidup
fleksibel dan yang mati tidak. Baik, cukup! Itu saja dulu.
Mari kita mulai dengan membicarakan ciri pertama
manusia hidup, yaitu berpikir. Pikiran adalah master key
yang memungkinkan kita hidup, dan memungkinkan
kehidupan benar-benar berjalan. Buku yang sedang anda
baca ini lahir dari pikiran, laptop yang digunakan untuk
mengetik buku ini lahir dari pikiran, mesin cetak yang
digunakan untuk mencetak buku ini juga dulunya hanya
ada dalam pikiran manusia yang kemudian mewujud
menjadi nyata. Berpikir benar-benar menjadikan
manusia memiliki kehidupan seperti yang kita lihat ini.
Namun sayangnya, tidak selamanya kita menggunakan
pikiran untuk hidup. Tidak selamanya kita yang
mengendalikan pikiran. Sering, pikiran yang malah
mengendalikan kita.
Apakah anda memiliki semacam stop kontak yang
membuat anda memiliki kuasa untuk berkata “stop
berpikir” dan kemudian anda benar-benar berhenti
berpikir? Banyak orang yang malah tidak tahu
23
20. Memasuki Rumah Cahaya
bagaimana berhenti berpikir. Hal ini seolah menunjukan
bahwa ciri kehidupan bukanlah berpikir, namun
dikendalikan oleh pikiran.
Menciptakan sebuah computer yang sangat canggih
merupakan satu karya pikiran yang tak terbantahkan.
Berhasil mendaratkan manusia di bulan, mengorbitkan
satelit di angkasa luar, robot-robot yang makin mirip
saja dengan manusia, dan banyak hal lagi yang pikiran
ciptakan untuk kehidupan kita. Namun ada satu hal
yang tak terkendalikan dari pikiran, yaitu menciptakan
kesengsaraan untuk anda (yang masih dikendalikan
pikiran).
Ada kalanya kita tidak bisa berhenti memikirkan masa
lalu yang menyisakan kepedihan yang sangat mendalam.
Ada kalanya kita tidak bisa berhenti memikirkan satu
hal untuk kita miliki. Ada kalanya kita tidak bisa
berhenti memikirkan hal-hal yang malah menyebabkan
derita. Ada kalanya, malah sering kali, kita tidak bisa
mengendalikan arus pikiran. Kita yang dikendalikan
oleh pikiran. Dan oleh karenanya, apakah kita benarbenar hidup?
Albert Einstein mengawali terciptanya bom nuklir. Satu
kecanggihan yang sangat brilian. Namun ada segelintir
orang yang tidak bisa mengendalikan pikiranya
kemudian menggunakan bom itu untuk memusnahkan
manusia secara masal di Hirosima dan Nagasaki. Adolf
24
21. Memasuki Rumah Cahaya
Hitler yang tak mampu mengendalikan pikiranya
membuat ia memusnahkan nyawa jutaan Bangsa
Yahudi. Tetapi dari Pikiran Mahatma Gandhi yang telah
dimuliakan, lahir kemerdekaan Bangsa India dengan
penuh kedamaian. Dari pikiran seorang Dalai Lama
yang cerah berhasil menerangi begitu banyak manusia di
bumi ini.
Saya rasa poinnya tertangkap oleh kita; untuk hidup,
kitalah yang harus mengendalikan pikiran, bukan kita
yang dikendalikan oleh pikiran. Lalu hal-hal apa yang
membuat pikiran kita menjadi tak terkendali, atau
tercemar? Beberapa “iblis” mungkin bisa kita mintai
pertanggung jawaban, iblis itu bernama Ego. Ego adalah
cermin dalam diri anda yang merefleksikan diri anda
sebagai pusat kehidupan, sehingga anda merasa sah-sah
saja melakukan sesuatu asalkan hal itu bisa terus
menjamin kehidupan anda, menjadikan anda bahagia
dan memberi anda kenikmatan.
Dari ego lahir dua mahluk lagi, yang satu adalah
kecintaan berlebih untuk apa yang anda senangi dan
kebencian terhadap apa yang tidak menyenangkan. Dari
sana kemudian muncul lagi ketakutan kehilangan halhal yang menyenangkan dan kekawatiran mendapat
kesengsaraan (mengalami atau mendapatkan hal-hal
yang tidak anda senangi).
25
22. Memasuki Rumah Cahaya
Dengan mindset yang telah ditentukan oleh kuasa Ego
itulah kita kemudian menyerahkan kendali kehidupan
kepada Ego, yang telah meliputi pikiran kita dengan
kuasanya.
Dorongan
untuk
kenikmatan
dan
kesengsaraan ini merupakan dorongan yang sangat kuat
dalam diri manusia.
Dorongan untuk mengejar kenikmatan memotori John
D. Rockefeller untuk menguasai sebagian besar uang
yang ada di dunia. Dorongan untuk mengejar
kenikmatan mendorong
Alexander Agung untuk
menaklukan daratan di dunia. Sementara dorongan
untuk menjauhi kesengsaraan (yang bersahabat dengan
rasa takut dan kekawatiran) mendorong Amerika
menyerang Afganistan dan Negara- Negara Timur
Tengah untuk memerangi terorisme. Dorongan untuk
menjauhi kesengsaraan di sisi lain malah mendorong
banyak orang barat belajar meditasi dan berguru ke
Timur. Ada banyak variasi yang dapat muncul dari
dorongan nikmat-sengsara ini, mulai dari setting
personal, local, nasional sampai global.
Lalu bagaimana kita dapat benar-benar mengendalikan
pikiran? Saya sudah menjabarkan bahwa yang membuat
pikiran kita liar adalah adanya kuasa Ego dalam pikiran
kita. Dan eksekutor dari ego adalah dorongan-dorongan
tentang nikmat dan sengsara. Jadi yang harus kita
kendalikan adalah dorongan untuk mencari kenikmatan
dan menjauhi penderitaan. Jika kedua dorongan ini
26
23. Memasuki Rumah Cahaya
dikejar dengan cara-cara liar, maka berarti ego yang
berkuasa atas pikiran kita, atas diri kita. Namun jika
kehendak-kehendak mulia yang melandasi pemenuhan
dorongan-dorongan ini, berarti kita sedang menguasai
pikiran kita dan sedang memuliakanya.
Atas dasar Kasih Sayang Universal, maka Tuhan
kemudian menurunkan Agama, orang-orang yang bijak
dan jiwa dalam diri kita. Dengan mengikuti tuntunan
dari semua cahaya penerang ini, maka kita dapat
menaklukan kuasa ego atas pikiran, dan kemudian
memurnikanya dengan kesucian jiwa. Dan oleh
karenanya kita bisa memiliki dorongan untuk mengejar
kenikmatan dengan cara-cara yang membahagiakan,
dan kita tidak lagi dicengkeram oleh ketakutan akan
kesengsaraan. Intinya, dengan memuliakan dorongan
sengsara-nikmat ini maka andalah yang benar-benar
menguasai pikiran anda, dan oleh karenanya anda baru
bisa dikatakan mahluk hidup.
Ada satu latihan yang sangat manjur yang disarankan
banyak guru spiritual untuk mendiamkan keributan
yang terjadi dalam pikiran.
Pergilah di pekarangan anda, dengan bertelanjang kaki.
Lalu melangkahlah di atas rumput atau kerikil-kerikil di
taman anda. Saat berjalan itu rasakan tiap langkah,
rasakan bagaimana rasanya saat telapak kaki anda
menginjak rumput atau kerikil. Rasakan sensasi dingin
27
24. Memasuki Rumah Cahaya
atau panas yang muncul di sana. Mungkin ada rasa sakit,
perih, atau geli. Rasakan semuanya. Rasakan pula setiap
otot anda berkontraksi, rasakan setiap getaran dalam
tubuh anda namun jangan memberikan PENILAIAN
terhadap rasa yang muncul. Jangan berpikir tentang apa
pun, hanya rasakan saja rasa apa yang muncul. Sambil
anda mendengarkan suara-suara di sekitar anda, sambil
mengikuti alur keluar masuknya nafas. Dalam beberapa
menit, pikiran anda akan diam karena kesadaran anda
sedang berada dalam tubuh.
Jika latihan pertama telah cukup anda pahami, dan siap
untuk anda praktekan, mari melanjutkan ke latihan
kedua, yang bisa anda lakukan dimana pun dan kapan
pun. Ego dan pikiran paling takut jika diamati. Ego
beraninya hanya sembunyi-sembunyi. Ia memberikan
dorongan dan pemikiran untuk anda ikuti, dan jika anda
mengikutinya melalui pertimbangan-pertimbangan dan
penilaian (yang sebenarnya juga dimotori ego), habislah
anda! Oleh karena demikian, maka senjata paling ampuh
untuk menghadapi ego adalah dengan mengamatinya.
Jika dalam pikiran anda muncul pemikiran-pemikiran
tertentu yang mengganggu anda, banyangkanlah anda
sedang duduk di suatu ruangan dan sedang mengamati
pikiran anda yang seolah muncul dan berjalan di sebuah
monitor besar yang ada di depan anda. Biarkan tiap
pemikiran datang dan pergi apa adanya, namun jangan
mengikuti alurnya dengan memberikan penilaian dan
28
25. Memasuki Rumah Cahaya
pertimbangkan. Alih-alih terlibat dalam pemikiran itu,
bayangkan saja anda sedang menonton TV yang
menyiarkan pemikiran anda. Jangan menolak satu
pemikiran dan menahan pemikiran lainnya. Biarkan saja
apa adanya dan amati saja. Lalu, tiba-tiba anda akan
melihat pemikiran itu menguap dan otak anda menjadi
tenang.
Latihan yang sangat sederhana bukan? Namun sangat
efektif untuk melatih pikiran anda agar sekali-sekali bisa
diam. Dan oleh karenanya juga mengendorkan tali
kekang ego yang mengikat pikiran.
Okey, kembali ke laptop! Setelah membahas paradigma
berpikir atau dikuasai pikiran, sekarang kita melangkah
ke ciri signifikan lain yang menjadikan manusia benarbenar hidup. Ciri itu yaitu FLEKSIBILITAS.
Mayat itu kaku dan tak dapat menggerakan tubuhnya.
Tetapi anda tidak. Dalam tubuh anda ada gerakan dan
getaran, aliran darah dan pergerakan energy yang
menjamin anda tetap hidup. Jika darah di sekujur tubuh
anda membeku, anda tak lagi bisa dikatakan hidup, dan
memang tidak akan hidup lagi.
Sayangnya banyak manusia yang masih hidup, namun
tak lagi bergerak, dan menjadi kaku. Tak ada lagi
fleksibilitas. Dan di sini, kembali pertanyaan yang sama
diajukan, “apakah anda benar-benar hidup?”. Maaf,
29
26. Memasuki Rumah Cahaya
tetapi jika anda tidak lagi bergerak seiring arus
kehidupan, maka anda tidak benar-benar hidup.
Angga (sebut saja begitu), adalah seorang pengusaha
sukses yang bergerak di bidang property. Ia punya istri
yang telah menjadi sahabat yang sangat setia dan
teramat mencintainya, juga sangat dia cintai. Anak
tunggalnya adalah mahasiswa perguruan tinggi ternama
di Indonesia, calon dokter yang sebentar lagi akan lulus.
Tidak ada alasan untuk pria 50 tahun ini untuk tidak
bahagia. Dan semua ini diawali saat ia mulai merintis
bisnisnya sejak usia 25 tahun, dan semenjak itu tidak ada
pergerakan kecuali terus melonjak naik.
Tetapi roda kehidupan berjalan, di usinya yang mulai
sore, ia mendapat kejutan. Istri yang sangat dia cintai itu
tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. Ia sangat
terpukul oleh hal itu. Namun deritanya belum berakhir,
ia ditipu oleh rekan bisnisnya yang selama bertahuntahun menjadi mitranya, dan kini ia bangkrut dengan
hutang milyaran. Sementara anaknya yang di puncak
studinya memerlukan banyak uang, tidak pernah benarbenar bisa menjadi seorang dokter, ia sangat kecewa dan
malah terjerumus dalam narkoba dan premanisme.
Langit Pak Angga runtuh begitu saja. Kini ia merasa tak
punya alasan untuk berbahagia. Bahkan untuk hidup
pun ia tak lagi memiliki alasan.
30
27. Memasuki Rumah Cahaya
Tadinya pak Angga memiliki kehidupan, ia mengalir
dalam arus kebahagiaan. Ia sangat menikmati kehidupan
itu. Namun saat semua berubah, kehidupan Pak Angga
berhenti. Ia menjadi KAKU, ia tak lagi memiliki gairah.
Dia hanya memiliki hujatan tiada henti pada Tuhan
yang dianggapnya Sang Maha Kejam. Ia menyesalkan
kenapa ia harus mengalami semua kejadian itu dan
kenapa ia tak bisa tetap hidup berbahagia. Pak Angga
tetap dikungkung oleh masa lalunya, dan ia tak pernah
lagi bergerak maju, tak lagi mengikuti arus kehidupan. Ia
mati (dalam arti kiasan).
Beberapa tahun kemudian, Pak Angga yang tak lagi
memiliki tanda kehidupan berupa gerakan dan
flesibelitas ditemukan tewas menggantung dirinya di
kamarnya, tempat terakhir nya menikmati kematian
dalam arti kiasan dan kematian dengan arti sebenarnya.
Perhatikan ini. Mungkin anda tak mengalami kisah
setragis kisah Pak Angga, namun banyak dari kita yang
kehilangan kehidupan karena beberapa hal dalam hidup
kita telah berubah, karena sesuatu tak berjalan sesuai
yang kita harapkan, karena hari ini tak seindah kemarin.
Banyak dari kita yang tak lagi bergerak bersama arus
kehidupan karena arus yang dulunya tenang dan
menyejukan tiba-tiba berubah menjadi berbatu, deras
dan liar dan kita tak lagi mampu mengendalikan perahu
kehidupan kita.
31
28. Memasuki Rumah Cahaya
Namun ia yang tetap bertahan, tetap menghadapi badai
besar yang menggoncang kapalnya akan tiba di pesisir
indah bernama kebijaksanaan dan kebahagiaan.
Salah satu orang yang benar-benar hidup bernama
Suichiro Honda. Ia terus bergerak dengan arus
kehidupan yang mengganas. Ia terus hidup dan terus
hidup, dengan terus bergerak fleksibel.
Suichiro Honda menjual semua yang ia miliki bahkan
perhiasan isterinya untuk memproduksi cincin piston.
Namun saat ia menawarkan cincin itu pada Toyota, ia
ditolak. Namun ia terus bergerak fleksibel. Ia kemudian
kuliah lagi untuk bisa memproduksi cincin piston yang
lebih baik. Akhirnya setelah dua tahun menekuninya
dengan terus menerus menyempurnakan diri, Toyota
memberinya kontrak. Namun karena Jepang sedang
bersiap menghadapi perang, maka ia tak bisa mendapat
beton untuk membangun pabriknya. Akhirnya Honda
harus memproduksi sendiri beton-beton untuk
pembangunan pabrik. Sayangnya pabrik itu terbakar,
bukan hanya sekali, tetapi dua kali. Dan Honda terus
menjalani arus dengan fleksibel. Namun saat pabrik itu
selesai lagi, gempa bumi besar menghancurkanya.
Akhirnya Honda terpaksa menjual pabrik itu pada
Toyota. Bukan karena putus asa, namun karena ia
menyelaraskan diri dengan keadaan. Perang antara
Jepang dengan Amerika saat itu juga membawa banyak
32
29. Memasuki Rumah Cahaya
bencana, yang untuk sebagian besar orang membawa
kuputusasaan.
Karena banyak alat transportasi yang hancur oleh
perang, banyak orang Jepang harus berkendara dengan
sepeda. Dengan terus menjadikan dirinya fleksibel dan
selaras, Honda kemudian menemukan mesin motor
untuk dipasang di sepeda. Masyarakat Jepang
menyambut dengan antusias penemuan ini, dan ia mulai
menerima banyak tawaran untuk memasang Motor di
sepeda mereka. Tidak berhenti di sana, ia terus
menyempurnakan mesin motornya, terus dan terus.
Suichiro Honda juga membeli mesin motor terbaik
eropa, membongkarnya, lalu menciptakan motornya
sendiri. Lalu dengan segera motor balap Honda
menjuarai Grand Prix. Belum cukup sampai di sana.
Suichiro Honda kemudian mendirikan Honda Motor
Company. Meski Pemerintah Jepang menentangnya, ia
tetap memproduksi mobil, melawan pendahulunya
seperti Nissan, , Toyota dan Mazda. Dengan yakin ia
memasukan mobil produksinya ke persaingan formula
one, dan salah satu mobilnya mengalahkan Ferrari dan
Lotus.
Saat Amerika didera krisis minyak tahun 1970an, mobil
kecil Honda, yaitu Honda Civic menjadi primadona.
Dan hal ini membuat orang Amerika memerlukan 10
tahun untuk mengambil kembali tempatnya di pasaran.
33
30. Memasuki Rumah Cahaya
Honda adalah orang pertama yang melengkapi
pabriknya dengan anti polusi. Dan saat keluar peraturan
pemerintah tentang lingkungan, ia bisa terus
melanjutkan produksi, sementara pesaingnya harus
mempersiapkan diri dulu.
Dan tahukan anda salah satu prinsip kerja Suichiro
Honda? “TERUSLAH mencari ritme kerja yang lancar
dan harmonis”. Harmonis dengan segala perubahan,
fleksibel dan terus bergerak selaras. Itu yang
menandakan anda hidup. Dan tak sekedar hidup,
namun memiliki kehidupan yang indah dan menawan.
Jika satu kegagalan membekukan anda, maka saat itu
juga sebenarnya anda telah mati. Terus hidup berarti
terus selaras dengan ritme perubahan kehidupan, setiap
saat.
Mari kita beranjak ke dalam ciri kehidupan berikutnya,
yaitu terus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
dan perkembangan adalah ciri mutlak untuk kehidupan.
Namun demikian banyak yang tidak bertumbuh, dan
banyak yang malah berhenti berkembang. Tubuh fiisik
anda mungkin terus bertumbuh, namun apakah Jiwa
anda juga bertumbuh? Pemikiran anda mungkin terus
berkembang, tetapi apakan anda juga terus
mengembangkan kesadaran spiritual anda?
Bagaimana pun, manusia adalah mahluk holistic yang
terdiri dari pikiran, tubuh dan Jiwa. Tidak satu pun dari
34
31. Memasuki Rumah Cahaya
ketiga aspek itu yang boleh untuk tidak ditumbuhkan
dan dikembangkan. Ketiganya harus terus menerus
ditumbuhkan dan dikembangkan, sebagaimana kita juga
terus menjadikan diri kita selaras dan fleksibel dengan
kehidupan.
Guru Spiritual Eckhart Tolle mengatakan bahwa
kehidupan akan memberi kita semua keadaan dan
kondisi yang kita perlukan untuk membantu kita
mengembangkan kesadaran kita (kesadaran kita
mewakili perkembangan jiwa atau perkembangan
spiritual kita). Namun sayang, kita hidup dengan
mahluk culas bernama ego. Ego kita menghalangi kita
untuk memanfaatkan segala kesempatan yang diberikan
oleh kehidupan untuk mengembangkan kesadaran kita,
malah kita membuangnya dengan sia-sia.
Bagaimana hal ini dapat terjadi? Awal dari segalanya
adalah kebiasaan ego untuk memberikan penilaian.
Menilai satu hal sebagai buruk, dan hal lain baik. Lalu
hal yang dianggap buruk akan dibuang, tidak diterima
dan sebagainya, demikian sebaliknya dengan hal yang
ego anggap baik. Tetapi bukan di sana letak kekeliruan
kita, letak kekeliruan kita adalah saat kita mempercayai
dan hidup dengan penilaian ego itu. Sedangkan, masih
ada orang tua bijaksana dalam diri kita yang disebut
Jiwa. Mungkin saja apa yang ego anggap buruk adalah
sarana bagi Jiwa untuk mengembangkan kesadaranya,
35
32. Memasuki Rumah Cahaya
tepatnya mengembangkan
kehadiran Jiwa.
kesadaran
kita
akan
Mari kembali pada cerita mengenai Suichiro Honda di
atas. Ia adalah satu orang yang bisa hidup dengan
memanfaatkan setiap momen yang disediakan
kehidupan untuk menyempurnakan hidupnya. Bukan
hanya secara materiil, namun jauh melangkah menuju
ranah-ranah spiritual.
Saat cincin pistonya ditolak Toyota, saat pabriknya
terbakar lalu dihancurkan gempa bumi, saat-saat itu
adalah saat dimana ego memberikan sinyal untuk
menyerah. Ini sesuai dengan karakter ego yang suka
mengasihani dirinya dan menghindari apa yang ia
anggap penderitaan. Namun Suichiro Honda tidak
menenggelamkan diri dalam penilaian yang dilakukan
ego, ia malah memanfaatkan semua itu untuk
menyempurnakan pikiranya (untuk dapat menghasilkan
produk yang lebih baik), menyempurnakan tubuhnya
(ingat, ia membuat beton sendiri untuk membangun
pabriknya), dan tentu saja Jiwanya (sikap pantang
menyerah dan selalu selaras dengan kehidupan, hal itu
jauh dari kehendak Ego, dan tentu saja mendekatkan
kita pada kesadaran Jiwa yang lebih tinggi).
Saat ego berkata, “sudahlah, kau tidak akan sukses,
berhenti saja melakukan usaha sia-sia ini. Tidak ada
36
33. Memasuki Rumah Cahaya
alasan lagi untuk maju!”, Suchiro Honda berkata,
“Tidak”.
Lihat, sahabat? Satu kejadian bisa membawa kita pada
berbagai macam tempat. Tergantung dari apa yang
hendak kita lakukan terhadap semua kejadian itu. Kita
bisa
memanfaatkanya
untuk
benar-benar
mengembangkan kesadaran kita sebagaimana yang
dilakukan oleh Suichiro Honda, atau kita juga boleh
melemahkan diri dengan menuruti kehendak ego untuk
mengasihani diri sendiri, mengeluh pada keadaan, atau
malah menangis tersedu-sedu. Namun ingat, syarat
untuk menjadikan kita mahluk hidup adalah terus
tumbuh dan berkembang, secara holistic atau
menyeluruh.
Dalam pertumbuhan kesadaran kita, akan ada banyak
kejadian yang membantu kita terus-menerus
mendefinisikan diri sebagai manusia, terus menerus
mengembangkan kesadaran kita, terus menerus belajar
dari kehidupan. Inilah yang sebenarnya menjadi inti
kehidupan, yaitu menemukan hakekat kehidupan kita
sendiri melalui semua yang kita pilih untuk alami dalam
kehidupan.
Setiap saat kita menentukan pilihan, setiap saat itu pula
melakukan satu kegiatan, dan setiap saat itu pula kita
memiliki pengalaman. Jadi, pengalaman adalah hasil
37
34. Memasuki Rumah Cahaya
pilihan kita. Kita yang memilih untuk mengalami suatu
pengalaman.
Dan dari setiap pengalaman itu, kita memiliki satu lagi
sarana yang diperlukan untuk mengembangkan
kesadaran kita. Kita juga akan sering dihadapkan pada
pengalaman yang kita tidak pilih (tepatnya, tidak sadar
telah kita pilih). Dari referensi tersebut, dari pengalaman
yang kita pilih dan dari pengalaman yang datang pada
kita, kita lalu memiliki referensi untuk menentukan
pilihan berikutnya. Dan pilihan berikutnya menentukan
pengalaman kita berikutnya. Inilah yang dimaksud
bahwa kehidupan adalah proses pembelajaran, dan kita
adalah sang pembelajar. Dengan wawasan seperti itu,
bagaimana kemudian kita bisa mengutuk satu
pengalaman dan memuja pengalaman lainya? Jika
semua adalah referensi untuk mengembangkan
kesadaran kita?
Maaf sekali lagi harus saya katakan, bahwa jika anda
menolak untuk memanfaatkan semua kejadian dalam
hidup anda, entah yang anda anggap baik atau buruk,
maka anda juga menolak pertumbuhan kesadaran anda,
selain merugikan anda, hal itu juga akan menampik
anggapan bahwa kita adalah mahluk hidup, karena kita
menolak untuk terus tumbuh dan berkembang, secara
holistic.
38
36. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Ulat yang Memasuki Kepompong
Untuk Bermetamorfosis
Seekor ulat, pada satu saat dalam kehidupannya akan
memasuki fase untuk berada dalam kepompong yang ia
buat sendiri. Masa-masa menjadi ulat mungkin adalah
masa-masa yang biasa saja dalam kehidupan ulat.
Namun kehidupan yang biasa itu kemudian berubah
menjadi begitu mengikat, menyakitkan, mengerikan,
diliputi kegelapan dan menekan. Masa itulah masa saat
ulat telah masuk ke dalam kepompongnya. Kemudian,
setelah masa-masa dalam kepompong itu berlalu, sang
ulat akan keluar dalam wujud dan rupa yang berbeda.
Jauh berbeda dari sebelum ia memasuki kepompong itu.
Ia bisa menjelma menjadi kupu-kupu yang demikian
indah dan menawan tiap mata yang memandang,
namun bisa juga menjadi serangga yang mengerikan.
Proses yang ia lalui dalam kepompong itu sangat
menentukan menjadi apakah sang ulat setelah keluar
dari kepompong.
Jika apa yang terpapar di atas adalah kisah kehidupan
ulat setelah memasuki kepompong, maka sesungguhnya
kehidupan manusia juga tidak jauh beda. Ya, manusia
juga akan memasuki kepompong, bahkan mungkin
berkali-kali. Jika ulat hanya bermetamorfosis sekali,
maka manusia melalui proses metamorfosis berkali-kali,
berkali-kali memasuki “kepompong”.
40
37. Memasuki Rumah Cahaya
Akan ada saat didalam kehidupan manusia dimana ia
akan memiliki kondisi kehidupan yang sangat
memilukan, menyedihkan, dan penuh rasa sakit. Akan
ada saat dalam kehidupan setiap manusia dimana segala
apa yang ia tahu sebelumnya, apa yang ia percayai
sebelumnya, apa yang ia jalani sebelumnya kemudian
dijungkir-balikan. Kehidupan tiba-tiba tampak berbeda,
menjadi mengerikan. Inilah saat dimana anda sedang
ditempatkan dalam kepompong anda. Waktu dimana
anda akan bermetamorfosis.
Anda memiliki seseorang yang sangat anda cinta, lalu
tiba-tiba dia pergi bersama orang lain. Sangat
menyakitkan. Anda sedang berada dalam kepompong.
Bermetamorfosislah.
Keluarga bahagia dan harmonis yang selalu membuat
anda bahagia tiba-tiba hancur berantakan? Kepompong.
Bermetamorfosislah.
Bisnis yang anda bangun sejak puluhan tahun silam,
yang kini telah mencapai kejayaan tiba-tiba tumbang
dalam kebangkrutan? Kepompong. Bermetamorfosislah!
Atau diantara anda ada yang memiliki satu kondisi yang
sangat menyakitkan dan menyedihkan? Kehidupan
sedang mengundang anda untuk bermetamorfosis.
Apa
sebenarnya
yang
dimaksud
bermetamorfosis
dalam
kehidupan
41
dengan
manusia?
38. Memasuki Rumah Cahaya
Bermetamorfosis artinya melalui serangkaian kondisi
yang menyedihkan dan menyakitkan (baca: kepompong),
anda mengolah, menempa dan membentuk diri anda
menjadi manusia yang lebih baik, lebih mulia dan lebih
sesuai dengan fitrah anda.
Seperti ulat yang setelah berada dalam kepompong tidak
selalu bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, demikian
juga halnya dengan manusia. Setelah melalui
serangkaian peristiwa pahit yang menyakitkan, tidak
semua manusia akan menjadi lebih bijak atau lebih
mulia. Terkadang kekeliruan dalam memaknai dan
menghadapi suatu kejadian membuat kita malah
mengambil pilihan buruk (menjadi manusia yang lebih
buruk). Padahal tujuan Tuhan atas kita, melalui setiap
rasa sakit yang kita alami adalah untuk memuliakan kita.
Dan semoga kita yang pernah salah mendefinisikan diri,
salah bermetamorfosis bisa memperbaikinya saat ada
kesempatan lain untuk berada dalam kepompong (dan
pasti selalu ada kesempatan lain).
Apa contoh metamorfosis manusia ini?
Dalai Lama, pemimpin Tibet, mengalami proses panjang
berada dalam kepompong (baca: rasa sakit dan
penderitaan); negerinya diserang dan ia harus hidup di
pengungsian. Namun ia keluar dari kepompong ini dan
menjadi seorang ikon spiritual dunia yang sangat
dihormati dan ditauladani. Ia dikenal sebagai seorang
42
39. Memasuki Rumah Cahaya
yang ramah, selalu bahagia dan bahkan tidak pernah
membenci Negeri Cina atau orang-orangnya yang telah
memberikan penderitaan besar bagi Tibet dan dirinya.
Ada juga kisah tentang Mila Repa. Dia adalah seorang
penjahat yang kemudian karena satu proses panjang
penderitaan kemudian menjadi Bhikku dan guru
spiritual yang sangat disegani.
Pema Chodron. Ia memiliki kehidupan yang bahagia
sebagai seorang istri maupun ibu. Namun seketika
segalanya berakhir dan ia kehilangan suami yang pergi
bersama wanita lain. Kepompong yang sangat
menyakitkan, bukan? Namun ia mengolah diri dengan
belajar meditasi, dan ia kini menjadi salah satu orang
paling bahagia, paling dihormati sebagai pengajar
meditasi dan guru spiritual, dan menjadi inspirasi bagi
jutaan orang.
Saya sangat tersentuh dengan cerita mengenai seorang
ibu yang kehilangan putrinya karena Demam Berdarah,
kemudian menjadi aktifis yang mengkampanyekan
penanggulangan demam berdarah. Ada juga seorang
yang memiliki anak cacat, kemudian tumbuh dalam
dirinya suatu kepedulian pada para penderita cacat
dengan membangun yayasan. Sungguh kupu-kupu indah
keluar dari kepompong yang menyakitkan. Masih banyak
lagi contoh-contoh orang yang berhasil memuliakan
dirinya dengan mengolah penderitaan yang ia alami.
43
40. Memasuki Rumah Cahaya
Sayangnya, tak jarang juga orang malah keluar dari
kepompong dan menjadi mengerikan. Misalkan saja
seorang pengusaha yang merugi lalu beralih profesi
menjadi penipu. Seorang pria yang ditinggal pacar lalu
menjadi pemerkosa. Atau orang-orang yang setelah
mengalami penderitaan malah menjadi pasien di rumah
sakit jiwa, dan sebagainya.
Anda lihat bagaimana setelah serangkaian rasa sakit dan
penderitaan seseorang bisa berubah menjadi sesuatu
yang sangat berbeda? Lalu, jika sekarang (atau nanti)
anda dihadapkan pada penderitaan dan rasa sakit,
menjadi apakah anda akan bermetamorfosis? Inilah
kelebihan yang diberikan Tuhan pada manusia, bahwa
kita bisa memilih hendak bermetamorfosis menjadi apa
setelah memasuki kepompong (baca: penderitaan, rasa
sakit, kepedihan). Dunia akan mencatat dan
menyediakan taman dan bunga-bunganya untuk kupukupu. Namun juga menyediakan tempat yang
mengerikan untuk serangga yang lahir. Pilihan ada di
tangan anda.
Setiap manusia, sekali lagi, akan mengalaminya. Setiap
manusia pada suatu saat akan ditempatkan dalam
kepompongnya. Kehidupan yang biasa-biasa saja, atau
apa yang masyarakat umum sebut sebagai zona nyaman
akan tergantikan oleh sesuatu yang memedihkan. Lalu
jika anda bisa memilih untuk menjadi mulia, kenapa
harus menjadi hina? Jika anda bisa memilih untuk
44
41. Memasuki Rumah Cahaya
menjadi kupu-kupu, kenapa harus menjadi serangga
yang menyedihkan dan mengerikan?
Bagaimana anda mengolah penderitaan yang anda
alami, bagaimana anda menjadikanya pelajaran dan
pupuk bagi jiwa anda, bagaimana anda memaknainya
dengan penuh kebijakan dan bagaimana anda
menjalaninya dengan penuh keikhlasan akan sangat
mempengaruhi proses metemorfosis anda untuk
menjadi kupu-kupu.
Mungkin ada diantara anda yang bertanya, “kenapa saya
sering kali dan terus menerus mengalami penderitaan
dan masalah ?”
Jawabannya sederhana, karena kehidupan memberi
anda kesempatan yang berulang-ulang untuk
memuliakan diri anda. Jika ulat setelah menjadi kupukupu ia tidak bermetamorfosis lagi, namun mati, maka
manusia tidak demikian. Manusia yang terus menerus
menjalani penderitaan (baca: terus ada dan berulangulang dalam kepompong) memiliki kesempatan untuk
bisa menjadi manusia yang semakin mulia, semakin
bijak, semakin mulia dan semakin bijak lagi. Jadi,
ketimbang
harus
menyesalkan
lebih
baik
berterimakasihlah pada penderitaan yang anda alami
atas segala kesempatan yang ia berikan.
45
42. Memasuki Rumah Cahaya
Mungkin di awal terasa menyakitkan. Namun pada
akhirnya, jika anda terus konsisten terhadap jalan-jalan
kemuliaan, semua akan menjadi indah. Tuhan tidak
akan membiarkan manusia yang menapaki jalan
kemuliaan terus menerus menderita. Jalan berduri yang
anda lewati pasti akan berakhir di taman indah surgawi.
Dan lebih-lebih anda telah menjadi mahluk mulia yang
pantas berada di sana.
Namun, hidup adalah sebuah pilihan. Dan pilihan ada di
tangan anda…
46
43. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Pelaut yang Menggunakan Rakit
untuk Mengarungi Samudera …
Hidup adalah perjalan, demikian banyak orang berkata.
Namun saya lebih meyukai perumpamaan bahwa hidup
adalah sebuah pelayaran. Dalam berlayar kita tentu
menggunakan satu wahana; entah itu sampan, perahu,
kapal layar atau malah kapal pesiar. Umumnya jenis
kapal disesuaikan dengan luas ‘air’ yang hendak kita
arungi. Tentu sebuah kebodohan jika kita berlayar
dengan rakit untuk mengarungi samudera. Bahkan
perahu pun bukan sarana yang cukup pantas untuk
mengarungi samudera.
Hidup manusia juga serupa itu. Kita tentunya memiliki
tujuan-tujuan tertentu dalam hidup. Kita semua sedang
berlayar, dan kita sedang mengarungi samudera entah
untuk berlabuh di pesisir mana. And that’s it! Anda
sedang berlayar kemana? Anda sedang menggunakan
wahana apa? Tahukah tujuan hidup anda? Kemana anda
akan berlabuh? Dan apakah anda sudah punya sarana
yang dapat mendukung pelayaran anda itu? Jangan
sampai anda berlayar dengan sampan ke samudera luas!
Mungkin diantara anda ada yang memiliki tujuan untuk
menjadi kaya, tujuan untuk memperoleh hidup yang
penuh kelimpahan dan berbagai kesenangan. Bolehboleh saja. Namun yang sekarang harus anda tanyakan
adalah, apakan anda telah mempersiapkan sebuah kapal
47
44. Memasuki Rumah Cahaya
yang besar dan tangguh untuk menghadapi pelayaran
itu? Atau apakah anda masih berada di atas rakit dan
memegang sampan? Jika anda hanya memiliki rakit,
maka tunda dulu pelayaran anda, kecuali jika anda ingin
tenggelam di tengah perjalanan.
Jika anda ingin kaya, maka ada harus memiliki wahana
yang tepat untuk memperoleh kekayaan itu; mental
kaya, pikiran yang berdiri di atas keyakinan bahwa anda
mampu meraih kekayaan, dan kemauan yang keras
untuk bekerja dan menjadikan diri anda kaya. Jika anda
ingin sukses, maka anda harus memiliki pikiran dan
perilaku yang dapat mendukung cita-cita anda itu. Jika
tidak, berarti anda baru memiliki rakit untuk
menyeberangi lautan.
Sikap, prinsip, nilai-nilai, dan jaringan sosial adalah
awak kapal yang dengan setia akan mendampingi
pelayaran anda. Visi adalah nahkoda yang akan
membimbing anda menuju pelabuhan yang bernama
kesuksesan. Komitmen, ketetapan hati dan gairah adalah
layar atau bahan bakar selama anda berlayar. Semua
aspek itu adalah pendukung anda, yang akan
memastikan anda berlayar dengan nyaman dan selamat
sampai di tempat tujuan.
Pertama-tama pastikan awak kapal anda adalah awak
yang memiliki kapasitas untuk membantu anda berlayar
dengan selamat; nilai-nilai yang anda anut haruslah nilai
48
45. Memasuki Rumah Cahaya
positif
berupa
kejujuran,
kesetiaan,
saling
menguntungkan, dan nilai lain yang mendukung
perjalanan anda. Sikap anda juga haruslah positif, penuh
optimisme dan semangat juang yang tinggi. Begitu pula
kemampuan untuk membangun jaringan sosial,
merupakan aspek yang tak kalah pentingnya dalam
membangun kesuksesan.
Yang terpenting dari sebuah pelayaran adalah
nahkodanya; visi dan tujuan anda harus jelas. Apa yang
anda inginkan? Sukses? Sukses macam apa? Kesuksesan
di bidang apa? Dan, apa barometer yang anda gunakan
untuk mengukur kesuksesan? Ambilah contoh anda
ingin sukses sebagai seorang pengusaha property. Itulah
tujuan tertinggi anda, dan setiap hal dalam hidup anda
haruslah hal-hal yang akan mengantarkan anda pada
tujuan anda itu.
Nahkoda tanpa layar juga tidak bisa berlayar. Layarnya
adalah komitmen dan gairah; komitmen dan gairah akan
memastikan anda untuk selalu berjalan dan mengejar
tujuan anda. Dengan semua perlengkapan tadi, maka
anda siap untuk berlayar mengarungi samudera. Kini
anda memiliki sebuah kapal yang akan mengantarkan
anda menuju pelabuhan bernama kesuksesan.
Sederhana, bukan? Memang sederhana. Namun
kesederhanaan ide tidak akan memiliki dampak yang
49
46. Memasuki Rumah Cahaya
juga sederhana (baca: tidak menguntungkan), jika anda
tidak berkomitmen terhadapnya.
50
47. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia
Adalah
Mahluk
yang
Berdasarkan Gambar Dan Citra Tuhan
Diciptakan
Manusia adalah mahluk yang diciptakan Berdasarkan
Gambar dan Citra Tuhan, demikian salah satu Ajaran
yang sangat terkenal dari The Bible. Namun, maaf sekali,
saya tidak sedang menulis naskah teologi atau kajian
religius. Saya hanya akan memaparkan bagaimana
kalimat tersebut dapat menjadi Filosofi yang
meneduhkan dan sebuah nilai hidup yang sangat
menguntungkan untuk anda.
Tuhan, dalam pandangan setiap agama atau kitab suci
mana pun adalah kesempurnaan dan keagungan yang
berada dibalik semua yang tercipta ini. Tuhan, adalah
Sang Pencipta.
Tuhan adalah Sang Pencipta.
Jika manusia diciptakan berdasarkan gambar dan citra
Tuhan, apakah itu artinya manusia juga adalah pencipta?
Bagaimana mungkin? Tuhan Maha Sempurna,
sedangkan manusia penuh kekurangan. Bagaimana kita
bisa menjadi pencipta seperti Beliau jika kita tidak
Sempurna? Jika penjelasan sempurna tidak sempurna ini
dijelaskan bisa menjadi sangat panjang. Ada filosofi
mendalam mengenai kesempurnaan manusia dari
berbagai sumber komprehensif filosofi ataupun mistis,
sedangkan ada juga kerendahan hati dengan berbagai
51
48. Memasuki Rumah Cahaya
bukti yang menyatakan ketidak sempurnaan manusia.
Manakah yang benar? Kita simpan dulu sejenak prokontra tersebut, dan mari mengikuti apa yang berusaha
saya paparkan, dengan pikiran terbuka.
Dimanakah letak “manusia adalah pencipta? Bukankah
Tuhan yang menciptakan manusia dan segala
kondisinya? Bagaimana bisa manusia disebut pencipta?
Tuhan menciptakan manusia dan semua kondisi atau
keadaan yang ada di dunia. Inilah faktanya. Namun itu
tidak berarti Tuhanlah yang menciptakan kondisi atau
keadaan mana yang harus kita alami, kan?
Oke, mari kita perjelas. Manusia menciptakan segala
kondisi dan keadaan mana yang hendak ia alami melalui
pemikiran dan sikapnya, atau sebagai konsekuensi dari
segala keputusan yang ia ambil. Tuhan menciptakan
kemungkinan atas sesuatu, dan manusia menciptakan
(merealisasikan) pengalaman atas sesuatu itu dalam
KEHIDUPANNYA SENDIRI.
Anggap sajalah Tuhan adalah seorang programmer
game. Programmer tersebut menciptakan kemungkinan
menang, kalah, bonus atau hukuman dalam game yang
diciptakannya. Sang gamer, yang bermain game,
kemudian menciptakan pengalamannya atas segala
kemungkinan yang telah diciptakan Sang Programmer.
Jadi, gamers (baca: kita), yang menciptakan kekalahan
52
49. Memasuki Rumah Cahaya
atau kemenangan ATAS DIRINYA, tidak ada urusannya
dengan Sang Programmer.
Anda mungkin protes, “tetapi saya tidak pernah memilih
untuk mengalami patah hati, bangkrut atau
mendapatkan kesengsaraan?
“bukankah Tuhan yang telah menciptakan semua itu
dalam kehidupan saya?”
Mari kita telusuri lebih lanjut. Tuhan menciptakan
kondisi, kondisi dimana anda ditinggalkan oleh pacar
anda. Namun apakah Tuhan menyebut itu penderitaan?
Kita yang memberi label bahwa ditinggalkan oleh orang
yang kita sayang adalah penderitaan, padahal mungkin
yang Tuhan maksudkan hanya agar kita bisa mandiri
dan tidak menggantungkan kebahagiaan pada orang
lain. Kitalah, kita, yang menciptakan realitas berupa
penderitaan itu.
Tuhan menciptakan kondisi dimana usaha kita
bangkrut. Tuhan memaksudkan agar kita belajar rendah
hati sehingga siap untuk kesuksesan berikutnya, yang
lebih besar dan menyeluruh. Namun realitas yang kita
ciptakan dalam kehidupan kita terhadap kondisi
tersebut adalah “kebangkrutan ini adalah kutukan! Aku
tidak akan melakukan apa pun lagi karena semua itu
hanya akan mengacu pada kegagalan lain.” Mungkin
setelah itu anda bunuh diri. Mau apa lagi?
53
50. Memasuki Rumah Cahaya
Tuhan menciptakan kondisi (realitas eksternal), kita
menciptakan realitas internal (apa yang kita alami dalam
pikiran dan hati kita), sekaligus mengalami realitas
eksternal yang kita pilih untuk alami. Dan bagi orang
yang tidak melihat maksud baik Tuhan, maka realitas
internal yang diciptakan terhadap kondisi negative pasti
akan selalu negative.
Sekali lagi, tujuan Tuhan atas semua kondisi yang
diciptakan-Nya dalam kehidupan kita adalah untuk
memuliakan kita.
Kita selalu mempertanyakan dan meragukan apakah kita
memiliki kekuasaan untuk menentukan atau merubah
kehidupan kita.
Tuhan itu Maha Kuasa, kita semua mengakuinya. Dan
manusia memang tidak semaha kuasa Tuhan, namun itu
tidak berarti Tuhan tidak sama sekali memberikan
kekuasaan pada manusia, bukan? Bukankah kita tercipta
berdasar Gambaran dan Citra Tuhan?
Tuhan, oleh karena Kemahakuasaan-Nya mampu
memberikan kekuasaan untuk kita, untuk menentukan
hidup kita melalui sikap, perilaku, dan pemikiran yang
mendominasi kita.
Pertanyaannya sekarang, bukan seberapa besar
kekuasaan yang Tuhan berikan untuk kita, namun
seberapa besar kekuasaan itu kita gunakan?
54
51. Memasuki Rumah Cahaya
Kita cenderung percaya dengan betapa lemah dan tak
berdayanya kita dalam mengarungi samudra kehidupan,
dan oleh karenanya kita menjadi mudah menyerah. Para
ahli sendiri telah mengakui betapa besar kemampuan
yang dimiliki manusia, namun yang baru kita gunakan
hanya 10% saja dari kemampuan tersebut. Jadi
pertanyaannya sekarang, manusia tidak memiliki
kekuasaan atau tidak menggunakan kekuasaannya?
Tuhan tahu, kita terlalu malas untuk menggunakan
kekuasaan dan kekuatan yang Dia berikan untuk kita,
karena itu tuhan menciptakan kondisi-kondisi yang
menekan agar kita bisa bangkit dan menggunakan
segenap kekuatan yang kita miliki. Jika Tuhan terus
memanjakan kita dengan membiarkan kita “dudukduduk santai” maka otot-otot kita tidak akan menguat
bahkan akan melemah. Oleh karenanya Tuhan
mengirimkan “beban” untuk kita angkat agar kita
menyadari dan mulai menggunakan kekuatan kita.
Untuk seseorang yang telah mendayagunakan
kekuatannya secara optimal, maka hidup tidak akan
terasa berat lagi, karena dia memiliki kekuatan untuk
menghadapi semua tantangan, kuasa untuk menaklukan
semua kesusahan, dan ia memiliki serta menggunakan
semua potensi yang ia miliki untuk mengarungi badai
kehidupan, sehingga sebesar apa pun badai yang dia
hadapi tidak akan mampu menenggelamkannya, karena
kekuatan yang dia miliki untuk menghadapi badai itu
55
52. Memasuki Rumah Cahaya
jauh lebih besar. Beban seberat 10 kilogram tidak aka
nada artinya untuk orang yang memiliki kemampuan
untuk mengangkat beban 10 ton. Kita semua memiliki
kekuatan dan kemampuan untuk itu, hanya saja tidak
semua dari kita menyadari dan menggunakan
kemampuan itu.
Orang seperti Napoleon Bonaparte adalah orang yang
percaya bahwa dia memiliki kekuatan dan kekuasaan,
karenanya dia bisa menguasai dataran Eropa. Orangorang Mesir yang menyadari kekuatan dan
kekuasaannya mampu menciptakan kemegahan raksasa
yang disebut Piramida. Sementara orang-orang di masa
kini yang menyadari kekuatan dan kekuasaan yang ada
dalam dirinya membuat kita bisa terbang di udara,
membuat kita mampu melihat benua lain dari rumah,
mampu berbicara dengan orang yang jaraknya ratusan
mil, mampu membuat manusia terbang ke angkasa dan
sebagainya. Sementara itu ada juga para pencipta
keajaiban (miracle makers) yang memiliki kekuatan yang
sangat mengagumkan.
Manusia memilih. Kita, memilih. Ada yang memilih
untuk
mempercayai,
mengembangkan
lalu
menggunakan kekuatan dan kekuasaan itu, ada yang
tidak. Ada yang memilih mengendalikan kehidupanya
dengan segenap kekuatan yang ia miliki, ada yang
memilih menyerahkan kehidupanya untuk dikendalikan
orang lain dan keadaan.
56
53. Memasuki Rumah Cahaya
Tuhan itu Maha Pengasih dan penyayang, dan kita
diciptakan berdasarkan gambaran tersebut. Bunda
Teresa meyakini hal tersebut, dan oleh karenanya ia
menjadi malaikat penolong bagi para penderita kusta di
Kalkuta yang ia rawat dengan penuh cinta. Paus Johanes
Paulus II meyakini hal tersebut, karenanya ia datang ke
penjara untuk memberi maaf pada orang yang telah
menembaknya dan nyaris membuat ia kehilangan
nyawa. Yang Mulia Dalai Lama XIV meyakini hal itu,
karenanya ia tetap menjaga cinta kasihnya pada Cina
dan tentaranya yang telah menginvasi dan merusak
Tibet, dan membuat ia yang tadinya seorang pemimpin
menjadi pengungsi.
Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang dan perspektif,
manusia memiliki semua sifat-sifat Tuhan. Hanya saja,
tidak semua dari sifat itu kita kembangkan, tidak semua
dari sifat itu kita perkuat dalam kehidupan kita.
Menjadikan diri kita “makin mirip” dengan Tuhan
adalah ajaran inti semua agama. Oleh karenanya kita
diajarkan bagaimana mengembangkan sifat-sifat mulia,
bijak dan bajik.
Saya tidak menghimbau siapa pun untuk naik ke atas
gedung lalu berteriak “akulah Tuhan Yang Kuasa” lalu
terjun bebas tanpa parasut (karena percaya, “toh Tuhan
bisa terbang”). Atau mengumpulkan masyarakat dan
berkata, “Akulah Tuhan, ikutilah Aku”. Hal-hal
semacam itu hanya tindakan egosentris yang dimotivasi
57
54. Memasuki Rumah Cahaya
oleh keinginan untuk menjadi “berbeda” dengan orangorang lainnya dan menjadi lebih dihargai. Orang yang
menyadari ketuhanan dalam dirinya akan melihat
persamaan dan kesamaan (tanpa egoisme), bukan
perbedaan.
Di India, ada seorang suci yang pengikutnya tersebar
dari seluruh dunia. Beliau bukan hanya dikenal dari
ajaran-ajarannya yang sangat indah, namun juga dari
keajaiban-keajaiban yang beliau bagikan, yang membuat
Beliau sangat dihaormati dan dikagumi, bahkan
beberapa kalangan menyebut Beliau Avatara
(perwujudan Tuhan). Namanya adalah Bhagavan Sri
Sathya Sai Baba.
Saat seorang wartawan bertanya pada Beliau, “apakah
anda Tuhan?”
Dengan senyum ramah Beliau menjawab, “Iya.” Lalu
melanjutkan lagi, “dan anda juga. Hanya saja, saya
menyadari ketuhanan saya, dan anda tidak.”
Kita tidak menyadari kualitas ketuhanan kita. Itulah inti
masalahnya. Tidak menyadari bukan berarti tidak ada,
bukan? Bahkan para ilmuan telah menemukan bahwa
dalam otat kita ada sebuah titik yang disebut titik
ketuhanan (titik spiritual) yang mereka sebut God-Spot.
Bahkan dalam kitab-kitab suci hal itu juga telah
dikumandangkan, bahwa kita tercipta dengan gambar
58
55. Memasuki Rumah Cahaya
dan citra Tuhan, bahwa dalam diri kita ada percikan
kecil dari Tuhan, bahwa kita ini lahir dengan Fitrah yang
sempurna. Hanya saja, sekali lagi, kita tidak
menyadarinya dan karenanya tidak menggunakannya.
Anda mungkin belum bisa menghidupkan orang yang
telah meninggal atau terbang ke angkasa (namun ada
beberapa orang yang mampu melakukannya). Namun
anda dan saya bisa belajar untuk mengamalkan sifat-sifat
mulia yang dimiliki Tuhan (pengasih, penyayang, adil,
pemurah, pemaaf, dan sebagainya) meski pun dalam
kadar yang sangat kecil sekali pun.
Karena meski pun kita tidak mampu melakukan
segalanya, kenapa kita tidak mencoba melakukan hal-hal
yang masih bisa kita lakukan?
59
56. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Mahluk Yang Dapat Menjadikan
Dirinya Keajaiban Bagi Orang Lain
Keajaiban adalah salah satu kata yang dapat
membangkitkan gairah, membangkitkan semangat,
harapan dan tentu saja membuat kita merasa ada sesuatu
yang memberikan kesegaran untuk diri kita. Keajaiban
adalah sesuatu yang diharapkan oleh begitu banyak
orang. Kita berharap Tuhan akan memberi kita
keajaiban. Kita berharap bahwa akan ada keajaiban dari
para malaikat atau dewa-dewa.
Namun adakah diantara anda yang berharap MENJADI
keajaiban untuk orang lain? Menjadi keajaiban.
Frase yang saya ungkapkan tadi mungkin agak
mengagetkan, aneh atau malah terdengar sebagai
penghinaan. Tapi percayalah, memang itu yang saya
maksudkan, agar anda bisa menjadikan diri anda
keajaiban bagi orang lain; buatlah orang lain merasa
beruntung pernah kenal dengan anda. Buatlah seseorang
merasa bahwa hidup mereka menjadi berarti karena
anda. Buatlah seseorang berani tersenyum bahkan
tertawa, karena anda. Buat sebanyak mungkin orang
bahagia, itulah makna keajaiban yang saya maksudkan.
Lihatlah dunia kita sedang carut marut oleh berbagai
masalah; mulai dari amukan alam, kecelakaan, penyakit
sampai masalah-masalah sosial. Lihat masyarakat kita
60
57. Memasuki Rumah Cahaya
yang hidupnya dihantui kecemasan, yang hidup dalam
ketakutan dan ketidak tenangan. Ambisi dan keinginan
tak terkendali adalah sumber masalah yang dengan
senang hati memperburuk kehidupan manusia.
Lalu apa? Lalu dari semua hal yang membuat kita sesak
dan mengerutkan kening itu, kita berucap “Tuhan,
tolong berikan hamba keajaiban-Mu, dan akhiri semua
ini” atau “tolonglah saya mengakhiri semua ini, saya
benar-benar sudah tidak mampu”, “tolong saya, saya
tidak ingin sendiri”. Kita menggantungkan diri pada
harapan-harapan macam itu. Kita memiliki semacam
system kepercayaan yang membuat kita secara yakin
memiliki keyakinan bahwa penyelesaian atas masalah
kita dan pertolongan ada di luar diri kita.
Tidakah anda ingin keluar dari siklus keluhan ini, dan
memjadikan diri anda wakil Tuhan dalam menjawab
doa-doa orang-orang itu? Tidak kah anda tergerak
untuk menjadikan diri anda terang di tengah kegelapan
itu? Tidak kah anda ingin menjadi permata bagi mereka?
Apakah anda tidak ingin menjadikan diri anda tangantangan Tuhan yang dengan sadar dan senang hati
menebar senyuman, tawa dan kesegaran di hati orangorang yang sedang berduka? Jika tidak, maka sebaiknya
anda memiliki keinginan untuk itu.
Sesekali berhentilah berdoa untuk memohon keajaiban.
Berdolah semoga anda menjadi keajaiban itu. Berdoalah
61
58. Memasuki Rumah Cahaya
pada Tuhan agar anda dipilih sebagai wakilnya dalam
menebar kebahagiaan.
Salah satu orang yang menjadikan dirinya keajaiban
adalah Santo Fransiskus dari Asisi, doanya yang
terkenal yaitu…
“Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai-Mu.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta
kasih
Bila terjadi luka, jadikanlah aku pembawa kesembuhan,
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa
kepastian,
Bila terjadi keputusasaan, jadikanlah aku pembawa
harapan,
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,
Bila terjadi
kebahagiaan,
kesedihan,
jadikanlah
aku
sumber
Tuhan, semoga aku lebih ingin menghibur dari pada
dihibur,
Memahami dari pada dipahami,
Mencintai dari pada dicintai,
62
59. Memasuki Rumah Cahaya
Sebab dengan memberi kami menerima,
Dengan mengampuni kami diampuni,
Dengan mati suci kami bangkit lagi dalam keabadian”
Seperti itulah orang yang hidupnya menjadi keajaiban
untuk orang lain. Orang yang menjadikan dirinya
keberuntungan dan cinta kasih universal. Mungkin
sebelum sempat mencoba anda sudah berkata bahwa
semua itu sangat sulit. Jika pun itu memang sulit, anda
tidak harus berhenti sebelum melakukan sebisa anda,
kan?.
Mungkin sulit membuat orang tertawa, namun
setidaknya berusahalah membuat orang tersenyum.
Jika pun orang itu belum tersenyum, jangan berputus
asa, mungkin ia hanya tidak menunjukanya, namun
hatinya telah terhibur. Lagi pula anda tidak melakukan
ini dengan tujuan tertentu, anda melakukan ini sebagai
wakil Tuhan, sebagai wujud pengabdian anda pada
Tuhan dan Kemanusiaan.
Lihatlah kerabat anda, kenalan anda, keluarga atau
teman-teman anda, apakah diantara mereka ada yang
sedang murung atau bersedih. Jadilah malaikat
keajaiban yang mengukir senyum di bibir mereka.
Sebuah cara sederhana untuk membuat diri anda
63
60. Memasuki Rumah Cahaya
sendiri lebih bahagia. Lihatlah siapa yang sedang
membutuhkan teman untuk berbagi segala duka cita?
Jadikan diri ada keajaiban dengan menjadi teman bagi
mereka. Jadilah orang yang bersedia diajak berbagi
dalam kebimbangan, dan jika memungkinkan
berikanlah solusi.
Apa gunanya untuk anda manjadikan diri sebagi
keajaiaban bagi orang lain? Anda ibarat sedang
menanam sebuah benih. Dimana-mana anda menanam
benih itu di kebun anda; maka suatu saat anda akan
memetik hasilnya. Mungkin anda tidak dapat
menikmati hasilnya secara instan, namun cepat atau
lambat anda pasti memetik hasilnya. Jadikanlah diri
anda keajaiban bagi orang lain selama satu bulan
penuh, maka anda akan menyaksikan sendiri betapa hal
itu adalah keajaiban untuk anda.
dan pada akhirnya anda akan mengerti, bahwa dengan
menjadi keajaiban anda menerima begitu banyak
keajaiban.
64
61. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Mahkluk yang Diciptakan Dengan
Akar dan Sayap
Akar dan sayap adalah dua hal yang berbeda. Yang
satunya membuat sebatang pohon menjadi kuat berdiri,
yang satunya membuat burung terbang tinggi. Dua
mahluk yang berbeda, dengan anugerah yang berbeda.
Namun kenapa manusia dikatakan tercipta dengan akar
dan sayap, sekaligus?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita
renungkan keadaan manusia kebanyakan (manusia yang
tidak menyadari akar dan sayapnya).
Ada manusia yang sangat rapuh, rentan dan sangat
lemah dalam menjalani kehidupanya. Dia tidak memiliki
pandangan yang benar tentang dirinya, tidak memiliki
image yang positif untuk dirinya, self-concept dan citra
dirinya sangat merendahkan dan melemahkan dirinya
sendiri. Dia menganggap diri sebagai orang yang lemah,
tidak berdaya dan memiliki keyakinan yang sangat teguh
bahwa dia tidak akan pernah berhasil melakukan apa
pun.
”Segalanya akan menjadi buruk dan penuh kegagalan,
karena memang itu yang pantas saya dapatkan”,
demikian katanya. Dia bukan hanya sama sekali tidak
mempercayai dirinya, namun juga tidak mempercayai
65
62. Memasuki Rumah Cahaya
keagungan yang kita sebut Tuhan. Hidupnya rapuh,
tanpa keyakinan pada apa pun.
Di sisi lain, ada manusia yang sedang bertarung matimatian dengan kenyataan yang tengah dihadapinya
dalam hidup. ”ini tidak boleh terjadi!!!”, ”ini tidak
adil!!!”, ”aku tidak akan pernah membiarkan semua ini
terjadi!!” demikian kata-kata orang di tipe ke dua ini.
Dia bukanya optimis, namun tidak bisa menghadapi
realita yang tidak sesuai dengan keinginannya. Ia
demikian percaya dengan kekuatan dalam dirinya untuk
melakukan apa pun yang ingin ia lakukan, meski
tenaganya telah mulai habis. Keyakinannya pada diri
begitu membabi buta sehingga mengabaikan fakta
bahwa dalam dibalik keyakinan harus ada kepasrahan
terhadap hasil.
Tebak kemudian apa yang terjadi pada kedua orang ini?
Orang yang selalu merendahkan dirinya akan menjadi
orang gagal yang menyedihkan. Sementara orang yang
selalu melawan realita kehidupan akan menjadi seorang
yang mati kelelahan dalam perjuangan kosongnya.
Keduanya sangat jauh dari kebahagiaan.
Tulisan ini saya buat untuk mereka yang tidak ingin
memiliki takdir seperti kedua karakter tersebut (dan
saya salah satu orang yang tidak ingin bernasib seperti
itu). Dan jika anda termasuk dalam salah satu orang
66
63. Memasuki Rumah Cahaya
tersebut, maka bacalah tulisan ini, siapa tahu bisa
membantu.
Akar menjadikan pohon kuat berdiri. Akar tidak
tumbuh ke luar, namun ke dalam tanah. Makin
mendalam akar sebuah pohon, maka makin kokoh juga
pohon tersebut berdiri dan menghadapi angin atau
badai.
Lalu apakah yang menjadi akar bagi manusia, yang
menjadikanya kokoh menghadapi badai kehidupan?
KEYAKINAN! Keyakinan adalah akar yang akan
membuat anda demikian kokoh dan kuat dalam
menghadapi kehidupan.
Keyakinan terhadap apa? Keyakinan terhadap segala
keagungan dan kemuliaan yang ada dalam diri anda, dan
keyakinan terhadap Keagungan yang menciptakan
keagungan dalam diri anda itu (Tuhan). Dan yang
terakhir, meyakini bahwa bukan hanya anda yang
memiliki keagungan tersebut, namun juga semua yang
pernah dan akan diciptakan oleh Yang Maha Agung.
Citra diri adalah hal yang sangat penting. Jika anda
mencitrakan diri anda negatif, maka kehidupan yang
anda jalani pun akan negatif. Sebaliknya jika citra diri
ada demikian bersinar, maka sinarnya juga akan
memancar keluar, menyinari anda dan dunia anda.
67
64. Memasuki Rumah Cahaya
Entah apa agama anda, saya yakin pasti anda meyakini
akan keagungan Tuhan. Beliau memiliki sifat-sifat yang
Maha Mulia, Maha Pemurah, Maha Pengasih dan
sebagainya. Kemudian, Tuhan menciptakan manusia
berdasarkan gambaran Diri-Nya. Lalu bagaimana bisa
manusia meyakini dirinya sebagai mahluk yang rendah?
Saat anda tidak meyakini kemuliaan yang ada dalam diri
anda, itu juga berarti anda tidak meyakini Tuhan, yang
telah menciptakan anda.
Secara fisik, kita mungkin masih memiliki begitu banyak
kekurangan dan keterbatasan, kita semua mengetahui
hal tersebut. Namun jika karena keterbatasan fisik anda
membatasi keangungan jiwa, maka anda sedang
menghina Tuhan.
Dalam ilmu psikologi, penelitian membuktikan bahwa
bahkan anda tidak menggunakan sepenuhnya
kemampuan yang ada dalam diri anda. Hanya 10% saja
yang orang kebanyakan manfaatkan dari kemampuan
otaknya. Anda memiliki 90% kekuatan tidak terpakai,
dan anda menganggap diri anda lemah?
J.K. Rowling mengatakan bahwa tidak ada orang yang
kuat dan lemah, hanya orang yang menyadari dan
menggunakan kekuatanya, dan orang yang belum sadar
dan sehingga belum menggunakan kekuatan dalam
dirinya.
68
65. Memasuki Rumah Cahaya
Dalam perspektif Psikoanalisa, kemampuan terbesar
manusia terletak dalam alam bawah sadarnya,
sedangkan perbandingan antara alam sadar (yang
dipakai manusia dalam keseharian) dan alam bawah
sadar adalah seperti gunung es. Ujungnya yang tampak
adalah alam sadar, sedangkan bagian bawahnya yang
demikian luas adalah alam bawah sadar. Lalu masihkah
anda menilai diri lemah?
Berakar ke dalam berarti meyakini kemuliaan yang ada
dalam diri anda, dan meyakini Tuhan yang telah
menciptakan kemuliaan tersebut. Jika anda tidak
mengingat hal ini, maka bahkan anda tidak akan berani
memimpikan kehidupan yang baik. Sedangkan, segala
kesuksesan berawal dari keberanian untuk bermimpi
dan lalu menggunakan segenap potensi untuk
mewujudkanya.
Keyakinan adalah energi yang membuat anda
melangkah. Jika anda meyakini diri anda, maka anda
akan yakin kaki anda akan terus melangkah dan
mengantarkan anda ke tempat yang anda tuju. Dan jika
anda meyakini Tuhan, maka anda akan terus melangkah
dalam keyakinan bahwa Tuhan akan mengantarkan dan
membimbing jalan anda, bahkan memastikan anda
untuk sampai dengan selamat di tempat yang anda tuju
tersebut.
69
66. Memasuki Rumah Cahaya
Dalam pola keyakinan macam ini, tidak ada satu hal pun
yang mampu membuat anda jatuh atau menyerah.
Suichiro Honda berakar kuat ke dalam, ia MEYAKINI
dirinya bahkan di saat semua hal menghadirkan
keputus-asaan, dia meyakini Tuhan saat semua hal
mencoba menjatuhkanya. Dia tetap berdiri dengan
kokoh di atas keyakinannya, hingga akhirnya keyakinan
itu berbuah. Ia berhasil mendirikan Honda Corporation
yang mendunia.
Abraham Lincoln juga serupa. Kegagalan demi
kegagalan terus menderanya. Kebangkrutan demi
kebangkrutan menghajarnya bahkan ia sampai masuk
penjara. Namun ia terus melangkah dalam
KEYAKINANNYA terhadap Tuhan dan dirinya. Alhasil,
ia adalah presiden Amerika paling populer sepanjang
masa.
Mahatma Gandhi tidak sedang bertengkar dengan
tetangga sebelah rumahnya, namun ia sedang berjuang
memerdekakan bangsanya dan berdiri menghadapi
Kerajaan Ingggris Raya (salah satu kekuatan terbesar
dunia di masa itu) sebagai musuhnya. (Seorang lelaki tua
yang hanya berbekal keyakinan terhadap dirinya dan
Tuhannya, berani berdiri menantang salah satu negara
terkuat dan paling ditakui!). Namun orang tua
sederhana ini begitu MEYAKINI apa yang dirinya
perjuangkan, dan ia juga berkata, ”seandainya aku tidak
70
67. Memasuki Rumah Cahaya
selalu meyakini Tuhan dan berdoa pada-Nya, mungkin
aku sudah menjadi gila”. Ia meyakini mimpinya yang
mulia, dan ia yakin Tuhan akan membantunya
mewujudkan mimpi itu. Lalu Tuhan menggerakan
selururuh masyarakat India dan dunia sebagai penolong
bagi Gandhi.
Mereka berakar begitu kuat ke dalam, dan mereka tetap
berdiri kokoh di tengah badai macam apa pun. Dan pada
akhirnya keyakinan mereka berbuah (berhasil mencapai
apa yang diinginkan).
Pohon yang berakar kuat ke dalam akan berdiri dengan
kokoh bahkan di tengah badai, sedangkan pohon yang
akarnya lemah dan rapuh akan mati bahkan di alam
yang tenang. Pohon yang tetap kokoh itupun lamakelamaan akan berbuah. Demikian pula dengan manusia
yang selalu melangkahkan kakinya dalam keyakinan
yang benar, maka suatu saat keyakinan tersebut pasti
berbuah.
Cukup dulu untuk membicarakan tentang akar. Silakan
anda renungi apa yang saya tulis itu (jika anda mau).
Anda juga boleh mencari referensi di mana pun, dan
anda akan melihat bahwa mereka yang mencapai
kesuksesan dalam hidup pasti adalah orang-orang yang
meyakini kemuliaan dalam dirinya dan meyakini
kemuliaan Tuhan.
71
68. Memasuki Rumah Cahaya
Setelah mengetahui akar yang membuat anda berdiri
kokoh dan berbuah, lalu seperti apakah sayap yang
dianugerahkan Tuhan untuk manusia?
Sebelum membahas mengenai hal itu, saya ingin sedikit
berbagi cerita untuk anda.
Saya memiliki seorang kenalan, sebut saja namanya
Made. Dia sedang dihadapkan pada realita kehidupan
yang sangat memilukan. Satu-satunya orang tua yang dia
miliki, ibu yang sangat ia cintai dan sayangi meninggal
karena kanker payudara. Anda pasti bisa merasakan
betapa sakit dan perih derita yang ia alami.
Berbagai emosi berkecamuk dalam diri Made. Sedih,
takut, marah dan sebagainya, bahkan Made hampir
depresi karena hal itu.
Namun beberapa waktu kemudian Made terlihat tidak
lagi seperti orang yang frustasi, malah dia tampak lebih
baik. Apa gerangan yang membuatnya kembali bangkit?
Saat pertanyaan ini diarahkan padanya, dia menjawab
”saya menerima dengan iklas bahwa ibu saya telah
meninggal dan tidak ada hal yang dapat saya lakukan
untuk merubah hal tersebut”.
Kata-kata tersebut memang sangat sederhana, bahkan
terdengar terlalu sederhana untuk bisa menjadi obat bagi
segala sakit hati dan kesedihan yang dia alami. Namun
dalam kata-kata yang diucapkan oleh Made tersebut, ada
72
69. Memasuki Rumah Cahaya
satu kekuatan yang berhasil dia gali untuk menghadapi
realitasnya yang menyedihkan, keikhlasan.
Keikhlasan berarti menerima dengan sepenuh hati segala
hal yang tidak dapat kita rubah lagi. Menerima tanpa
kompromi, protes atau semacamnya; menerima bahwa
hal itu terjadi dan tidak ada yang dapat kita lakukan
untuk merubahnya.
Namun ada perbedaan signifikan antara ikhlas dengan
malas. Orang yang ikhlas adalah orang yang menerima
hal yang tidak dapat dirubahnya, sedangkan orang
lemah yang pemalas adalah orang yang bahkan tidak
pernah mencoba merubah hal-hal yang masih bisa ia
rubah.
Keikhlasan, penerimaan terhadap realitas dan kenyataan
tanpa banyak mengeluhkanya, merupakan salah satu
sayap yang dimiliki manusia. Sayap berikutnya yaitu
kepasrahan, menyerahkan dan meyakinkan semua hal
pada Tuhan; karena Tuhan yang Maha Pengasih akan
menguatkan kita saat kita lemah, karena Tuhan akan
membangkitkan kita saat kita terjatuh, karena Tuhan
akan menghibur kita saat kita sedih, karena Tuhan akan
menuntun kita saat kita tersesat. Dengan berbekal
keyakinan tersebutlah, maka kita memasrahkan segala
hal pada Tuhan yang Maha Pengasih atas apa pun yang
kita alami dalam kehidupan.
73
70. Memasuki Rumah Cahaya
Kepercayaan pada diri adalah hal yang sangat penting,
seperti yang kita bahas di depan. Namun jika kita terlalu
percaya pada diri sendiri sehingga menganggap bahwa
segala hal dalam kehidupan kita dapat kita kendalikan
sendiri, maka itu disebut arogan. Manusia, dalam
batasan tubuhnya di dunia ini memiliki keterbatasanketerbatasan yang mau tidak mau harus kita akui.
Namun Tuhan tidak memiliki batasan apa pun, Beliau
demikian Sempurna, dan dengan menghubungkan diri
dengan Kesempurnaan inilah kita dapat mengisi
kekurangan dan keterbatasan manusiawi kita. Bagaikan
setetes air sungai yang menjadi lautan saat ia
menyatukan diri dengan lautan.
Wayne W. Dyer mengatakan bahwa satu-satunya
masalah yang kita hadapi sekarang adalah keterpisahan
kita dengan Tuhan, bukan terpisah dari sudut pandang
ruang dan waktu, namun keterpisahan dari sudut
pandang kesadaran. Saat kita tidak sadar dengan
keterhubungan kita dengan Tuhan maka kita seperti
sebongkah es yang memisahkan diri dari gunung esnya,
sehingga kita akhirnya hanya akan meleleh dan
menguap.
Tidak menyadari keterhubungan kita dengan Tuhan
membuat kita mengalami banyak masalah. Bukan
karena Tuhan menuntut kita untuk memuja-Nya dan
akan marah jika Dia tidak dipuja. Kita mengalami
74
71. Memasuki Rumah Cahaya
banyak masalah saat jauh dari Tuhan persis seperti saat
kita mengalami kegelapan saat kita menjauhi cahaya.
Masalahnya tidak terletak pada cahayanya, namun pada
kita.
Dalam keseharian, kita sering kali demikian arogan
sehingga menganggap segala keberhasilan yang kita
capai adalah hasil jerih payak kita semata. Namun
sebaliknya saat terjadi hal-hal buruk yang berada di luar
kendali kita, maka dengan mudahnya kita menyalahkan
Tuhan. Sungguh hubungan yang buruk dengan Pencipta
kita sendiri, bukan?
Keikhlasan dan kepasrahan adalah sepasang sayap yang
membawa kita terbang menuju kebahagiaan. Namun
keduanya harus digunakan dengan bijak. Perhatikan ego
dan pemikiran negatif dalam diri anda, yang sering kali
menyamarkan dirinya menjadi keikhlasan dan
kepasrahan, padahal itu hanya bentuk kemalasan,
ketidak bertanggung jawaban dan penghindaran
sementara atas realitas yang tak mampu kita hadapi.
Keikhlasan dan kepasrahan adalah tanda kekuatan dan
kebijakan yang datang dari hati, bukan bentuk
perlindungan pikiran untuk menghindarkan kita dari
kecemasan dan ketakutan (dalam istilah Psikologi
disebut ego defence mecanism).
75
72. Memasuki Rumah Cahaya
Dengan kedua sayap ini kita menjadi terbang sangat
tinggi dari berbagai permasalahan dan keruetan hidup di
dunia, seperti burung yang menikmati kehidupanya
diantara indahnya awan dan langit, meninggalkan polusi
dan kebisingan bumi.
Dalam penelitian mutakhir yang dilakukan oleh David
Hawkins, keikhlasan (acceptance) merupakan salah satu
tingkat kesadaran level tinggi yang memberikan manusia
kekuatan, bukan malah menjadi serangan. Dalam
penelitian spiritual-science ini dikatakan bahwa saat
manusia memiliki emosi seperti kemarahan, rasa
bersalah, keinginan, kesedihan dan sebagainya, maka
manusia sedang DISERANG oleh dirinya sendiri. Hal ini
bukan hanya melemahkan, namun juga merugikan.
Namun saat dalam diri kita tumbuh keikhlasan,
penerimaan, kenyamanan, dan emosi positif lain, maka
kita mendapatkan KEKUATAN.
Betapa lengkapnya anugerah yang dimiliki manusia.
Pertama, ia memiliki akar yang memungkinkanya yakin
untuk melakukan apapun dengan kekuatanya, kemudian
dia melakukan hal tersebut tanpa obsesi yang tidak
sehat, namun tetap ikhlas dengan segala hasilnya dan
menyerahkan semua itu secara pasrah pada Tuhan.
Sukses dan bahagia adalah akhir kisah manusia macam
ini. Dan meski pun tidak sukses, kita tetap bahagia,
tenteram dan nyaman dengan kehidupan kita.
76
74. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Elang yang Menganggap Diri Sebagai
Ayam karena Hidup di Lingkungan Ayam.
Semua manusia memiliki potensi; semua manusia
memiliki semacam kotak ajaib dalam hati mereka yang
berisi berbagai
macam
sumber daya yang
memungkinkan manusia mana pun mencapai segala
pencapaian luar biasa. Bahkan Helen Keler yang
legendaries adalah seorang yang buta dan tuli; namun
dia tetap menjadikan dirinya luar biasa dan dikenang
dunia.
Meski pun semua manusia memiliki suatu potensi untuk
menjadi luar biasa, namun toh tidak semua manusia
menjadi luar biasa.
Kenapa demikian?
Karena sesuatu tidak lagi luar biasa jika semua orang
mencapainya.
Namun, banyak orang menjadi terkekang potensinya
karena ia hidup di lingkungan orang-orang yang tidak
pernah mengaktualisasikan potensi-potensi yang mereka
miliki. Hanya karena anda hidup di lingkungan ayam,
bukan berarti anda juga adalah ayam; bisa jadi anda
adalah elang yang belum diijinkan menjadi elang. Anda
tentu tahu, ayam-ayam itu pasti tidak kuasa lagi
menghadapi anda jika mereka anda telah sadar akan
hakekat anda sebagai elang.
78
75. Memasuki Rumah Cahaya
Banyak orang akan berkata, “kamu tidak akan berhasil
melakukan pekerjaan itu! Kamu terlalu lemah untuk itu.
Aku sudah berkali-kali mencobanya namun tetap tidak
berhasil juga”. Lalu anda membeli label negative itu, dan
anda bahkan tidak pernah mencoba untuk melakukan
pekerjaan itu. Padahal, anda dan orang itu berbeda,
karena anda berniat melakukan pekerjaan itu dengan
segenap kekuatan yang anda miliki, dan orang itu tidak
maka wajarlah orang itu gagal (dan mungkin andalah
yang akan berhasil).
Dengan cara kerja dan gairah yang berbeda, maka sudah
pasti hasil yang diperoleh pun berbeda. Jangan pernah
mau menerima bujukan ayam-ayam macam tadi.
Sadarilah bahwa anda adalah elang, anda bisa
melakukan apa yang mereka tidak mampu lakukan.
Karena anda berbeda.
Pilihan ada di depan anda; tetap percaya bahwa anda
adalah ayam, ataukah anda akan mengepakan sayap dan
terbang tinggi sebagai elang? Anda memiliki potensi
yang sama dengan yang orang lain miliki, namun tidak
semua orang mau memakai seluruh potensi mereka.
Mereka terlalu nyaman berada di kandang ayam
sehingga enggan mengepakan sayap dan terbang sebagai
elang. Apakah anda ingin bernasib sama dengan orangorang macam demikian? Saya harap tidak. Orang lain
gagal bukan jaminan anda juga akan gagal; bisa saja
79
76. Memasuki Rumah Cahaya
orang lain gagal karena Tuhan sedang mempersiapkan
keberhasilan untuk anda. Dan syarat keberhasilan itu
hanya satu, anda berani mengepakan sayap dan terbang
tinggi sebagai elang. Cukup anda berada dalam
kenyamanan kandang ayam, itu bukanlah tempat yang
tepat untuk anda. Terbanglah tinggi!
Saat anda telah terbang tinggi, jangan lupa daratan.
Turunlah juga ke bumi. Banyak elang lain yang masih
percaya bahwa mereka adalah ayam, dan sudah menjadi
tugas untuk anda (elang yang telah tersadar) untuk
menyadarkan elang-elang lain. Terbanglah tinggi
bersama-sama. Anda, bersama mereka adalah raja-raja
langit.
Hidup akan menjadi demikian agung dan luhur, jika
anda berani mengepakan sayap untuk pertama kalinya
dan meninggalkan kandang ayam itu. Ayam-ayam lain,
yang takut dengan kebangkitan mereka, yang ingin
mengajak sebanyak mungkin elang menjadi elang, tentu
akan menentang anda, mereka akan mengatakan bahwa
anda hanya seorang pemimpi, anda hanya seorang yang
senang berhayal. Jangan hiraukan mereka, tetaplah
terbang.
Saat anda terbang untuk pertama kalinya, mungkin anda
akan terjatuh, kesakitan dan terluka, namun jangan
kemudian percaya bahwa anda memang ayam dan
berhenti mencoba terbang. Tetaplah terbang,
80
77. Memasuki Rumah Cahaya
melayanglah tinggi. Berani jatuh, berani berbeda, itulah
kuncinya. Dan yang paling penting, jangan samakan diri
anda dengan ayam, karena anda adalah elang.
81
78. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Samudera yang Menganggap Diri
Sebagai Embun
Banyak sekali diantara kita yang ketika dihadapkan pada
satu masalah, pada satu tantangan hidup, pada satu
keadaan yang menuntut kita untuk mengambilnya,
kemudian kita berkata “tidak mungkin aku bisa
menyelesaikan semua ini”, “aku terlalu lemah untuk
menghadapi semua ini”, “aku tidak bisa, tidak mampu,
tidak akan”. Lalu apa yang terjadi setelah semua proses
negative self-labeling itu? Ya, anda menjadi apa yang
anda yakini. Anda tak akan pernah menyelesaikan
pekerjaan atau menghadapi tantangan yang langsung
anda tolak karena anda mengira tidak akan mampu
menyelesaikanya.
Inilah salah satu cara manusia memperlemah dirinya. Ia
memberikan dirinya label negative dan akhirnya ia
menjadi seperti apa yang ia yakini itu.
Jadi, apakah Kita ini lemah atau kuat? Apakah kita
mampu atau tidak? Itu tergantung bagaimana kita
memberikan label untuk diri kita, bagaimana keyakinan
yang kita miliki; karena semua itu akan menjadi prinsip
yang kita yakini dan hidupi.
Lalu muncul sebuah tawaran, kenapa anda harus
menganggap diri anda sebagai embun, jika anda mampu
menenggelamkan dunia layaknya ombak tsunami?
82
79. Memasuki Rumah Cahaya
Kenapa anda harus mencap diri jelek jika anda bisa
mencap diri sebagai suatu keagungan? Kenapa anda
tidak serta merta mengatakan “saya mampu!” dan
mencoba semua hal, menghadapi semua tantangan dan
menyelesaikan semua pekerjaan.
Kita ini samudra, namun menganggap diri lemah
layaknya embun. Kini saatnya untuk sadar. Tony Buzan,
seorang pakar kecerdasan dan otak, mengatakan bahwa
hampir 90% kemampuan dan potensi kita belum kita
gunakan. Kenapa? Karena kita menganggap diri kita
hanya memiliki 10% potensi, dan akhirnya kita tidak
melakukan apa pun untuk mengembangkan 90% potensi
yang tersisa, akhirnya kita malah memperlemah diri
sendiri. Inilah keahlian kita yang paling mematikan.
Lalu, apakah setelah membaca tulisan ini anda akan
berlari keluar rumah dan mengatakan “saya mampu
melakukan semua hal!!!”? boleh juga, jika anda memang
sudah segila itu. Untuk mengatakan pada dunia bahwa
anda adalah samudra, anda tidak perlu berteriak dengan
berbagai omong kosong, anda menjadi orang besar saat
anda melakukan hal-hal besar.
Anda menjadi super hebat saat anda melakukan hal
yang tidak mampu orang hebat lakukan. Biarkan
perbuatan anda membuktikan siapa diri anda,
sebagaimana sedari dulu perbuatan anda telah
membuktikan siapa diri anda kini. Anda embun ataukah
83
80. Memasuki Rumah Cahaya
samudra? Pilihlah satu keyakinan, dan biarkan
perbuatan anda yang menjadi pembuktian! Itu saja.
Itulah hukum kehebatan.
Lalu apakah anda akan dengan serta merta berkata
“biarkan saya berperang melawan seluruh tentara di
dunia, karena saya mampu”? silakan jika anda memang
cukup bodoh untuk melakukan hal itu. Yang harus anda
lakukan untuk menadi seorang hebat adalah dengan
setiap hari menghebatkan diri anda. Persiapkan diri
anda untuk layak menerima semua keajaiban dan
anugerah. Anugerah datang pada mereka yang layak
menerimanya. Hadiah nobel tidak diberikan pada orang
biasa, tetapi pada mereka yang melakukan hal-hal luar
biasa. Jadi persipakan diri anda untuk layak menerima
semua anugerah di dunia in, dengan setiap hari
menghebatkan diri anda, dengan senantiasa melatih diri
anda.
Jangan buru-buru mengatakan “saya akan maju
berperang”. Pertama-tama, berlatihlah teknik perang,
kemudian milikilah senjata yang tajam, pelajari taktik
yang hebat, pelajari tiap kekalahan dan tiap
kemenangan, perkuatlah otot-otot anda, karena anda
tidak bisa hanya bergantung pada pedang. Setelah itu
baru anda boleh turun ke medan tempur.
Saat anda memiliki keyakinan bahwa anda adalah orang
hebat, maka anda harus selalu memperhebat diri anda,
84
81. Memasuki Rumah Cahaya
karena orang hebat yang puas dengan kehebatan yang
sedang dimilikinya segera akan menjadi orang biasa saat
kehebatan itu dimiliki semua orang. Jika sudah
demikian, maka angkatlah senjata anda dan teriakan
“saya akan berperang” (saya harap anda mengartikan
kalimat ini secara kiasan semata.
Anda adalah samudra. benar! Namun samudra yang luas
membutuhkan Bumi untuk menjadi penopangnya.
Samudra yang agung membutuhkan Ibu Pertiwi sebagai
pangkuannya. Berpangkulah pada Tuhan. Jangan karena
keyakinan, latihan dan karya yang anda lakukan
kemudian anda menjadi sombong dan takabur.
Tinggikan diri anda, namun rendahkan hati anda.
Hebatkan karya anda, tetapi sederhanakan sikap anda.
Diamlah dalam Tuhan, dalam sumber sejati dari
kehebatan. Embun yang menganggap diri lemah namun
berdiam dalam keyakinan akan Tuhan sebenarnya akan
segera menyadari dirinya sebagai samudera. Embun
yang meneteskan dirinya ke samudera akan menjadi
samudera. Jika anda telah menjadi samudra dan menjadi
lupa pada Tuhan, samudra itu segera akan kering dan
surut. Layaknya samudra yang tak dipangku bumi, maka
ia akan musnah, hancur di ruang kehampaan.
Yakini bahwa anda samudra, perlakukan diri anda
layaknya samudra dengan memperhebat diri anda selalu,
lalu terimalah segala tantangan yang ada di depan anda
85
82. Memasuki Rumah Cahaya
untuk membuktikan bahwa anda memang samudra.
Dan terakhir (dan saya ulang lagi), samudra pun
membutuhkan Bumi untuk menampungnya, jadi jangan
pernah menjadi idiot dengan melupakan Tuhan. Rendah
hatilah.
Anda Adalah Samudra, bukan embun!
86
83. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Burung Phoenix yang Terlahir
Kembali Dari Abunya
Phoenix adalah salah satu mahluk legenda yang unik
(dan mahluk legenda favorit saya). Phoenik dikatakan
dapat terlahir kembali dari abu mayatnya. Saat ia mati,
tubuh lamanya menjadi abu, lalu dari abu itu ia terlahir
kembali sebagai mahluk yang baru dan muda. Sungguh
ajaib!
Lalu apakah manusia dapat seperti itu? Secara fisik,
manusia tidak dapat berlaku seperti phoenix, namun
secara mental bisa. Kita mati, lalu menjadikan mayat kita
abu, dan dari abu itu kita terlahir kembali.
Sering kali kita dihadapkan pada persoalan-persoalan
pelik dan susah. Sering kali kita dihadapkan pada
permasalahan hidup yang tampak tak teratasi. Sering
kali pula kita tampak terjebak dalam bencana yang
membuat kita tak berdaya. Semua itu bagai kematian
untuk kita.
Namun kita tidak boleh berlama-lama tinggal dalam
“tubuh lama” kita, dalam bangkai. Bangkai itu ibarat
pola pikir lama kita; yang merasakan kesengsaraan
dalam menghadapi semua permasalahan itu. Kita harus
meninggalkan cara-cara lama dalam menghadapi
permasalahan itu. Kita bakar tubuh lama itu menjadi
abu. Hanya setelah itulah kita bisa terlahir kembali.
87
84. Memasuki Rumah Cahaya
Albert Einstein mengatakan bahwa kita tidak dapat
menyelesaikan masalah dalam kondisi atau level pikiran
yang sama dengan level pikiran saat kita menciptakan
permasalahan itu. Kita harus menaikan taraf berpikir
kita, cara berpikir kita. Jika cara pikir anda saat
menciptakan masalah mendapat nilai 10, maka anda
baru bisa menyelesaikan permasalahan anda dalam nilai
pikiran 10 keatas.
Bagaimana langkah awal untuk menciptakan level
pikiran baru? Kuncinya adalah KETENANGAN. Saat
anda tenang, maka kekuatan pikiran anda akan
bertambah. Saat anda tenang anda kemudian memiliki
satu kesempatan untuk mengumpulkan tenaga baru dan
kekuatan baru dalam menyelesaikan permasalahan anda.
Tony Buzan mengatakan bahwa saat kita tenang, maka
pikiran kita dapat memilah-milah suatu permasalahan
berdasarkan prioritasnya. Ketenangan merupakan satu
kunci untuk membuka kekuatan pikiran.
Ilmiahnya, anda memiliki masalah dalam level otak beta,
maka dengan memindahkan level pikiran ke alpha anda
memiliki perspektif dan kekuatan baru. Dan ketenangan
yang dalam adalah kondisi saat otak berada dalam
gelombang alpha..
88
85. Memasuki Rumah Cahaya
Namun justru ketenangan inilah yang sulit orang
dapatkan. Ketenangan bagai meng-abu-kan tubuh lama,
dan dari sana anda dapat terlahir kembali menjadi
phoenix yang baru. Dan saat anda telah menjadi phoenix
yang baru, yang lebih muda dan kuat, maka anda
kemudian dapat menyelesaikan permasalahan apa pun.
Menghadapi masalah orang justru makin gentar,
menghadapi suatu persoalan seseorang malah sering
menjadi tidak percaya pada kekuatanya; dan semua
emosi negative yang anda ciptakan dalam menghadapi
permasalahan anda justru menjadikan diri anda makin
lemah dalam menghadapi permasalahan. Dengan
pikiran yang sudah lemah, malah makin anda perlemah,
bahkan masalah kecil pun tidak akan dapat anda
selesaikan.
Jadilah orang baru, orang yang lebih kuat dan lebih
hebat setelah menghadapi suatu permasalahan. Caranya
yaitu miliki kekuatan pikiran yang baru, kekuatan yang
lebih besar yang akan mempersiapkan anda menghadapi
apa pun. Dan sumber kekuatan itu akan dapat diakses
dengan satu media sederhana yang disebut
KETENANGAN.
Sederhana, bukan?
Apakah hanya ketenangan saja yang dapat kita gunakan
untuk mengakses kekuatan baru dalam pikiran itu?
89
86. Memasuki Rumah Cahaya
Masih ada metode lain yang berhubungan; DOA. Doa
memiliki
satu
keistimewaan
khusus
untuk
menghubungkan anda dengan sumber kekuatan
terbesar; TUHAN. Guru Bijak dari India, Sai Baba,
mengatakan bahwa bersama Tuhan kita dapat bertahan
dalam permasalahan apa pun.
Namun lagi-lagi manusia menunjukan keanehanya,
manusia malah meninggalkan Tuhan di saat-saat kita
sangat membutuhkan Beliau. Entah apakah kita bodoh
atau sombong, namun kita memang sering kali berlaku
seperti itu. Apakah itu salah? Tidak, namun sebagai
konsekuensinya kita jadi lemah dalam menjalani
kehidupan. Kita tidak mampu terlahir kembali menjadi
orang baru, menjadi phoenix baru.
Untuk terlahir menjadi phoenix yang baru, anda harus
meninggalkan tubuh lama, pola pikir lama, dan masuki
pola pikir baru, kekuatan baru dalam pikiran melalui
Ketenangan atau Keheningan pikiran, dan dengan DOA!
Masukilah alam sederhana ini, dan dapatkanlah efeknya
yang tidak sederhana.
Tidak heran, kalau sangat sering terdengar cerita bahwa
orang yang sedang dalam kondisi terpuruk tiba-tiba
menjadi kuat dan mampu menyelesaikan masalahmasalahnya setelah melatih meditasi, rajin ber-zikir,
yoga, atau retret-retret. Hal itu karena, setelah mereka
menguasai
pikirannya,
menjadikannya
tenang,
90
88. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia Adalah Alchemist yang Mampu Mengubah
Logam Menjadi Emas
Mungkin anda pernah mendengar legenda mengenai
para alchemist yang mampu merubah logam apa pun
menjadi logam mulia yang mahal dan berharga, emas.
Melalui serangkaian prosesi, pencampuran dan
pengetahuan, para alchemist mampu menciptakan emas.
Sungguh luar biasa.
Apakah anda tertarik untuk menjadi satu dari para
Alchemist tersebut?
Sesungguhnya kita semua, manusia adalah para
alchemist itu sendiri. Kita dapat MEMILIH menjadikan
diri kita seorang alchemist, jika kita mau dan menguasai
metodenya. Namun alchemist yang dibahas di sini
bukanlah alchemist-alchemist yang mampu membuat
emas dalam arti sesungguhnya, namun kita mampu
membuat “emas-emas” dalam arti lainya, arti kiasan.
Kita mungkin mengalami berbagai permasalahan,
mengalami bencana dan berbagai macam duka cita.
Semua itu awalnya bagai logam-logam yang tak
berharga. Namun dalam tempaan seorang alchemist,
“logam” yang awalnya tak berharga itu kemudian dapat
menjadi “emas”.
Bagaimanakah menjadikan masalah dan kesedihan itu
menjadi emas? Anda hanya memerlukan satu sarana;
92
89. Memasuki Rumah Cahaya
kebijaksanaan! Kebijakan yang saya maksud tidaklah
menuntut anda menjadi seorang Plato, Aristoteles,
Rumi, Buddha, Confusius, Krishna atau para mercusuar
kebijakan lainya. Anda cukuplah menjadi diri anda
sendiri. Anda hanya cukup memiliki KEPEKAAN dalam
mengolah berbagai permasalahan itu menjadi untaian
HIKMAH dan PELAJARAN yang MEMPERKUAT diri
anda, yang anda jadikan modal untuk menjalani
kehidupan berikutnya, dan latihan bagi anda untuk
memperkuat jiwa anda. Saat anda telah mampu
mendayagunakan permasalahan dan duka cita itu untuk
kemajuan dan perkembangn pribadi anda, maka saya
mengucapkan selamat untuk anda, karena anda telah
menjadi seorang alchemist.
Sayangnya, jangankan menjadikan diri seorang
alchemist, kebanyakan orang malah menjadikan dirinya
korban dan bulan-bulanan atas berbagai permasalahan
yang kita alami. Namun semua itu adalah pilihan.
Pilihan yang sangat nista, melihat kita memiliki
kemungkinan untuk mengambil pilihan lain yang jauh
lebih mulia. Dan anda juga telah melihat konsekuensi
dari pilihan anda itu, anda melihat bahwa anda terjebak
dalam kesedihan dan duka cita yang lebih mendalam
saat anda memilih dijadikan korban oleh keadaan,
bukanya mengambil alih keadaan dan menempa
keadaan macam apapun menjadi emas yang demikian
berharga untuk jiwa anda.
93
90. Memasuki Rumah Cahaya
Pilihan anda adalah kehendak bebas anda, namun
ijinkan saya menyarankan, agar anda memilih pilihan
yang terbaik untuk diri anda; memilih menjadi seorang
alchemist. Saya yakin anda juga pasti bosan dan sengsara
terus menerus menjadi korban keadaan.
Oliver dan Wilbur Wright, penemu pesawat terbang
adalah para alchemist sejati. Saat mereka berencana
membuat alat yang mampu menerbangkan manusia ke
langit, para agamawan menentang mereka habishabisan, mengecam mereka menentang kodrat Tuhan.
Lalu dihadapkan pada logam macam itu, Wright
bersaudara alih-alih menyerah, mereka menempa
kecaman dan tentangan itu menjadi motivasi dan
cambuk yang membuat mereka berusaha lebih keras.
Mereka menempa logam itu menjadi emas. Dan sebagai
hasilnya, mereka menciptakan alat yang memungkinkan
manusia mengelilingi dunia dengan waktu yang
demikian singkat. Jika saja Wright bersaudara memilih
menjadi korban keadaan, menyerah pada kecaman para
agamawan, maka kita saat ini tentu tidak akan mengenal
pesawat terbang.
Satu hal yang perlu dicatat disini; para alchemist tidak
hanya menyimpan emas untuk diri mereka sendiri,
namun juga untuk dinikmati orang lain.
Sekarang renungkanlah diri anda, tanyakanlah pada diri
anda, apakah anda sedang mengalami satu situasi dan
94
91. Memasuki Rumah Cahaya
kondisi yang membuat anda kecewa dan sedih.
Bangkitlah dari kekecewaan dan kesedihan itu, lalu
rubahlah situasi atau kondisi itu menjadi semacam
fitamin untuk jiwa anda; yang menguatkan dan
memberdayakan anda. Lihatlah apa keuntungan yang
bisa anda ambil dari hal yang paling merugikan sekali
pun, lalu beranjaklah maju ke sana.
Orang yang membenci anda sedang melatih anda untuk
bersabar. Orang yang merugikan anda sedang
mempersiapkan anda menjadi orang yang lebih jeli dan
teliti. Kondisi atau situasi yang menekan sedang melatih
pikiran anda agar lebih kuat. Orang yang menipu ada
sedang menjadikan anda orang yang lebih berhati-hati.
Semua keadaan itu sedang menunggu untuk dijadikan
emas oleh sentuhan seorang alchemist sejati, seperti
anda.
Tapi jangan sampai kita jadi seorang alchemist yang
“gagal”, yang bukanya menempa logam menjadi emas,
namun malah menjadikanya tumpukan sampah. Salah
satu contoh nyatanya, saat anda dihadapkan dalam
situasi yang penuh tekanan, bukanya anda berlatih
menjadi makin kuat, anda malah frustasi, depresi lalu
bunuh diri (atau jika anda beruntung hanya akan masuk
RSJ). Saat ada seorang yang membenci anda, bukanya
anda menjadi lebih sabar dan penuh cinta, anda malah
menjadi makin kasar dan pemarah.
95
92. Memasuki Rumah Cahaya
Masukilah dunia para alchemist, dunia yang penuh
keajaiban dari para pencipta keajaiban. Hanya saja untuk
menjadi seorang mulia seperti alchemist anda
memerlukan latihan dan pembiasaan. Kita tak bisa bijak
seketika saja; perlu proses dan latihan yang harus kita
jalani. Namuan sesulit dan selama apapun proses yang
anda lalui, anda akhirnya pasti menjadi seorang
alchemist sejati. Sekarang, tepat di tempat anda duduk
membaca buku ini anda juga bisa berlatih menjadi
seorang alchemist, dengan mengekstrak sebaik mungkin
isi buku ini untuk anda jadikan sarana perkembangan
diri.
96
93. Memasuki Rumah Cahaya
Manusia adalah Mahluk yang suka membatasi
Keagungan Tuhan
Mungkin saat pertama membaca judul bab ini, anda
akan merasa agak “janggal” dengan kalimatnya. Tetapi
kalimat “membatasi” kehendak Tuhan hanya kalimat
kiasan. Anda tidak mungkin bisa melakukan hal
sekurang ajar itu. Hanya saja, anda sadari atau tidak,
kadang anda memang tidak membiarkan Tuhan benarbenar menunjukan kuasa-Nya atas kita.
Luar biasa bukan? Namun hal itu bukanlah hal yang
pantas dijadikan alasan untuk berbangga. Karena
dengan membatasi kehendak Tuhan atas diri anda, anda
telah menghilangkan kesempatan yang demikian
berharga untuk hidup dalam kebahagiaan yang
melimpah. Dan, mau tidak mau harus anda akui, ini
adalah salah anda sendiri.
Sudah menjadi kodrat bagi manusia TERLAHIR dengan
ego. Namun hidup dengan DIKUASAI ego bukanlah
kodrat bagi mansia. Anda punya kuasa untuk
menaklukan ego anda.
Apa Perlunya hal ini
dilakukan? Karena kekuasaan ego atas diri anda adalah
sebab utama kenapa anda bersedih dan sengsara. Kabut
tebal jiwa bernama ego adalah sebab utama anda tidak
dapat melihat betapa indahnya senyuman Tuhan dan
betapa indah kehendaknya atas diri anda. Ego membuat
anda berpikir bahwa anda tahu yang “terbaik” untuk
97
94. Memasuki Rumah Cahaya
hidup anda. Ego membuat anda merasa bahwa apa yang
anda minta dan apa yang anda inginkan adalah sesuatu
yang secara mutlak harus menjadi kenyataan. Anda
menutup diri atas segala kumungkinan dan segala hal
termasuk yang datang dari Tuhan.
Entah sudah menjadi kodrat atau bukan, entah ini
naluriah atau hasil pembelajaran, namun manusia
adalah mahluk yang senang mengklasifikasikan
segalanya, terkadang sesuai dengan keinginanya.
Manusia membagi sesamanya dalam klasifikasi baik dan
buruk, jahat dan bajik dan sebagainya.
Yang memperparah kemudian bukanlah klasifikasi ini,
namun bagaimana kita menyikapi klasifikasi ini. Saat
kita mengklasifikasikan sesama kita yang satu sebagai
baik dan satunya sebagai buruk, maka pikiran kita secara
otomatis akan menyukai orang yang kita anggap baik
dan kemudian menaruh kebencian pada orang yang kita
anggap buruk.
Lalu dalih kita yang terkenal adalah, “Tuhan menyukai
orang baik, dan membenci orang jahat!”. Dari kalimat
itu saja anda bisa melacak betapa tidak rasionalnya kita.
Pertama, kita seolah telah memahami Tuhan, dengan
pikiran mansia yang terbatas ini, dan menyaman Tuhan
dengan kita yang memiliki banyak tabiat buruk untuk
membenci apa yang tidak kita sukai. Kedua, melalui
keyakinan seperti itu, kita sedang membatasi kuasa
98