1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Uraian Materi
Setiap hari kita mengkonsumsi
makanan, paling tidak ada asupan kar-bohidrat.
Makanan tersebut membuat
kita kenyang dan memberikan energy
yang memadai untuk melaksanakan
kegiatan atau aktivitas sehari-hari.
Tentu Anda pernah merasakan
lapar. Saat itu konsentrasi Anda mulai
menurun, tubuh lemas, dan ingin ma-kan
tentunya. Mengapa demikian?
Tuliskan pendapat anda pada
kotak berikut:
Jika anda sudah selesai menu-liskan
jawannya, sekarang cocokkan
jawaban anda dengan uraian berikut
ini.
Karbohidrat merupakan kom-ponen
dalam makanan, sebagai sum-ber
energi utama bagi mahluk hidup.
Karbohidrat yang terdapat pada ma-kanan
yang kita makan dalam ben-tuk
polisakarida yang dibentuk den-gan
cara fotosintesis oleh tumbuhan.
Dalam tubuh hewan dan manusia ter-dapat
pula karbohidrat dalam bentuk
glikogen.
Karbohidrat mengalami ber-bagai
proses kimia di dalam sel-sel
tubuh. Reaksi-reaksi kimia yang ter-jadi
di dalam sel tidak berdiri-sendiri,
tetapi saling berhubungan dan saling
memengaruhi. Dalam hubungan antar
reaksi ini enzim-enzim berperan seba-gai
pengatur atau pengendali.
A. Pengertian karbohidrat
Anda tentu mengetahui, kar-bohidrat
yang kita makan berasal dari
berbagai sumber makanan. Caba Anda
jawab pertanyaan berikut ini.
Contoh karbohidrat yang dikonsumsi
manusia:
1.
2.
3.
4.
Bagus! Anda telah menjawab
pertanyaan di atas. Nah sekarang, co-cokkanlah
jawaban Anda dengan ura-ian
materi berikut ini.
Karbohidrat merupakan sen-yawa
karbonil (karbon) alami dengan
beberapa gugus hidroksil (hidrat/OH)
atau senyawa organik terdiri dari unsur
C, H, dan O dengan rumus umum: Cn
H2n On. Derivat (turunan) aldehid atau
keton dari alkohol polihidrat. Sumber
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 2
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
energi utama mahluk hidup 11 gram
KH = 4 Kkal.
B. Penggolongan karbohidrat
Berdasarkan daya cernanya
didalam tubuh, karbohidrat dapat dig-olongkan
menjadi glikemik dan non-glikemik
karbohidrat. Glikemik karbo-hidrat
dapat dicerna dan diserap usus
halus dengan cepat seperti monosa-karida
dan disakarida. Non- Glikemik
karbohidrat tidak dapat dicerna dan
diserap oleh usus halus seperti serat
makanan (dietary fiber).
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan kar-bohidrat
yang tidak dapat di-hidrolisis
menjadi karbohidrat
yang lebih sederhana. Ada tiga
jenis yang penting, yaitu (1)
Glukosa; (2) Fruktosa; dan (3)
Galaktosa. Perbedaannya terle-tak
pada cara penyusunan atom
H dan O di sekitar atom karbon
menyebabkan perbedaan sifat
setiap jenis monosakarida.
a. Glukosa
Glukosa disebut juga dek-strosa
atau gula anggur meru-pakan
hasil pencernaan pati,
sukrosa, maltosa dan laktosa.
Bentuk karbohidrat yang be-redar
dalam tubuh dan sel
merupakan sumber energi
utama tubuh, terutama sistem
saraf pusat dan otak. Terdapat
di alam dalam jumlah terbatas
pada sirup jagung, sayur, dan
madu. Tingkat kemanisan ada-lah
setengah dari sukrosa.
Glukosa merupakan karbohi-drat
terpenting, bahan bakar
universal bagi janin. Glukosa
juga sebagai prekusor untuk
sintesis semua karbohidrat lain
di tubuh, termasuk glikogen
untuk penyimpanan; ribose
dan deoksiribosa dalam asam
nukleat; galaktosa dalam lak-tat
susu, dalam glikolipid, dan
sebagai kombinasi dengan
protein dalam glikoprotein
dan proteoglikan.
b. Fruktosa
Fruktosa disebut juga levu-losa
atau gula buah (gula pal-ing
manis). Monosakarida ini
terutama terdapat pada madu
bersama glukosa dalam buah,
nektar bunga, juga sayur. Da-pat
diolah dari pati sebagai pe-manis
secara komersial. Fruk-tosa
dalam tubuh merupakan
hasil pencernaan sakarosa.
c. Galaktosa
Monosakarida ini tidak terda-pat
di alam secara bebas, han-ya
terdapat dalam tubuh seba-gai
hasil pencernaan glukosa.
d. Pentosa
Hampir semua sel tanaman
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 3
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
mengandung pentosa. Jum-lahnya
sangat kecil sehingga
tidak penting sebagai sumber
energi.
2. Disakarida
Disakarida terdiri-dari 2 ikatan
monosakarida, dengan rumus
kimia: C12(H2O)11. Karbohidrat
ini terdapat 4 jenis, yaitu (1) Suk-rosa
atau sakarosa; (2) Maltosa;
(3) Laktosa; dan (4) Trehalosa.
a. Sukrosa
Disakarida ini terdapat pada
gula tebu atau gula bit. Gula
pasir terdiri dari 99% sukrosa.
Sukrosa juga ada pada buah,
sayuran dan madu. Pada pem-buatan
sirup, sukrosa jadi glu-kosa
dan fruktosa disebut gula
invert. Rasa lebih manis dari
sukrosa.
Struktur disakarida
sumber:
http: //www.ot.co.id/image/research/disakarida.gif
b. Maltosa
Maltosa tidak terdapat bebas
di alam. Maltosa terbentuk
pada setiap pemecahan
pati. Pada pencernaan atau
hidrolisis, maltosa dipecah
menjadi 2 mol glukosa.
c. Laktosa
Laktosa disebut gula susu
(hanya ada pada susu). Terdiri
dari 1 unit galaktosa. Kadar
pada susu sapi sebanyak 6,8
gram per 100ml, ASI 4,8 gram
per 100 ml.
d. Trehalosa
Disakarida ini dikenal sebagai
gula jamur. Sebanyak 15%
bagian kering jamur terdiri
atas trehalosa, juga terdapat
dalam serangga.
3. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan
polisakarida nonpati yang terdiri
dari 2–10 monosakarida. Jenis
oligosakarida seperti rafinosa
dan stakiosa yang terdapat
pada biji tumbuhan. Karbohidrat
ini tidak dapat dipecah enzim
pencernaan. Dalam usus
besar terdapat oligosakarida
fermentasi.
4. Karbohidrat Kompleks
a. Pati
Pati terdiri-dari rantai panjang
unit glukosa. Pati mengandung
amilosa (11-35%) dan
amilopketin. Sumber pati pada
padi-padian, biji-bijian, dan
umbi-umbian.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 4
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Beras, jagung dan gandum men-gandung
70-80% pati, kacang-kacang
kering mengandung
30-60%, umbi-umbian 20-30%.
Semakin sedikit kandungan ami-losa
pada beras, membuat beras
tersebut semakin pulen (lekat).
b. Serat
Serat merupakan polisakarida
nonpati yang terdiri dari serat
larut (pektin, gum, glukan) dan
serat tidak larut (selulosa dan
hemiselulosa). Serat penting
bagi kesehatan.
C. Sumber karbohidrat.
Karbohidrat yang diproses di
dalam tubuh berasal dari:
1. Bahan makanan: padi-padian
atau serealia, umbi-umbian, ka-cang-
kacangan kering, dan gula.
2. Hasil olahan bahan makanan: bi-hun,
mie roti, tepung-tepungan,
selai dan sirup.
3. Sebagian besar sayur dan buah.
Sayur umbi-umbian seperti
wortel, bit serta sayur kacang-kacangan
relatif lebih ban-yak
mengandung karbohidrat
dibandingkan sayur daun-dau-nan.
D. Fungsi karbohidrat.
Di dalam tubuh karbohidrat ber-fungsi
sebagai: (1) sumber energi; (2)
pemberi rasa manis; (3) protein sparer;
(4) pengatur metabolisme lemak; serta
(5) membantu pengeluaran feses.
E. Pencernaan dan Penyerapan
Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat terja-di
di mulut dan lambung, sedangkan
penyerapannya terjadi di usus. Proses
pencernaan dan penyerapannya sep-erti
uraian berikut ini.
1. Mulut
Pencernaan karbohidrat dimu-lai
di mulut. Bola makanan yang
diperoleh setelah makanan diku-nyah
bercampur dengan ludah
yang mengandung enzim ami-lase
(sebelumnya dikenal sebagai
ptialin). Amilase menghidrolisis
pati atau amilum menjadi ben-tuk
karbohidrat lebih sederhana,
yaitu dekstrin. Bila berada di mu-lut
cukup lama, sebagian diubah
menjadi disakarida maltosa.
2. Lambung.
Proses yang sangat penting di
lambung adalah bercampurnya
makanan dengan getah lam-bung
yang bersifat asam. Di sini
juga terjadi proses pencampuran
makanan oleh gerakan kon-straksi
lambung menyebabkan
makanan menjadi lebih cair dan
hancur yang disebut chymus. Ka-lau
makanan hanya mengandung
karbohidrat saja, akan langsung
diteruskan ke dalam doudenum.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 5
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Karena itu, hidangan karbohidrat
akan lebih cepat menimbulkan
rasa lapar kembali.
3. Usus Halus
Di dalam usus halus chymus di-campur
dengan enzim amilase
yang disekresikan pankreas.
Enzim ini menghidrolisis pati
menjadi dekstrin dan maltosa.
Pencernaan karbohidrat dilaku-kan
oleh enzim-enzim disakarida
yang dikeluarkan oleh sel-sel mu-kosa
usus halus berupa maltase,
sukrase, dan laktase. Hidrolisis
disakarida oleh enzim-enzim ini
terjadi di dalam mikrovili dan
monosakarida yang dihasilkan
seperti glukosa, galaktosa, fruk-tosa.
Penyerapan karbohidrat ber-langsung
di sepanjang usus oleh
sel epitel usus halus, terutama di
bagian doudenum, kemudian di-angkut
oleh sistem sirkulasi da-rah
melalui vena porta. Bila kon-sentrasi
monosakarida di dalam
usus halus atau pada mukosa sel
cukup tinggi, absorpsi dilakukan
secara pasif atau fasilitatif. Akan
tetapi, bila konsentrasi turun, ab-sorpsi
dilakukan secara aktif (se-lektif)
dengan bantuan ATP dan
ion natrium.
4. Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah se-lesai
makan, pati nonkarbohidrat
atau serat makanan dan sebagi-an
kecil pati yang tidak dicerna-kan
masuk ke dalam usus besar.
Substrat potensial lain yang
difermentasi adalah fruktosa,
sorbitol, dan monomer lain yang
susah dicernakan, laktosa pada
mereka yang kekurangan lak-tase,
serta rafinosa, stakiosa,
verbaskosa, dan fruktan. Produk
utama fermentasi karbohidrat di
dalam usus besar adalah karbon-dioksida,
hidrogen, metan dan
asam-asam lemak rantai pendek
yang mudah menguap, seperti
asam asetat, asam propionat dan
asam butirat.
Fermentasi yang meningkat di
dalam kolon menghasilkan ban-yak
gas karbondiokasida yang
kemudian keluar sebagai flatus
(kentut). Sisa karbohidrat yang
masih ada dibuang sebagai tinja.
F. Metabolisme Karbohidrat
Proses kimia yang terjadi di
dalam sel disebut metabolisme. Lin-tasan
metabolisme dapat digolongkan
menjadi 3 kategori, yaitu anabolic, kat-abolic,
dan amfibolik.
1. Lintasan anabolik (penyatuan/
pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang di-gunakan
pada sintesis senyawa
pembentuk struktur dan mesin
tubuh.
Salah satu contoh dari kategori
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 6
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
ini adalah sintesis protein.
2. Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai
proses oksidasi yang melepaskan
energi bebas, biasanya dalam
bentuk fosfat energi tinggi atau
unsur ekuivalen pereduksi, sep-erti
rantai respirasi dan fosforila-si
oksidatif.
3. Lintasan amfibolik (persimpan-gan)
Lintasan ini memiliki lebih dari
satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme se-hingga
bekerja sebagai peng-hubung
antara lintasan anabolik
dan lintasan katabolik. Contoh
dari lintasan ini adalah siklus
asam sitrat (Siklus Kreb).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat dipen-garuhi
oleh asupan (intake) karbohidrat,
enzim-enzim yang berperan dalam me-tabolisme
karbohidrat, hormon-hor-mon
dalam metabolisme karbohidrat,
dan aktivitas (aerob atau anaerob).
Metabolisme karbohidrat
menghasilkan monosakarida, teruta-ma
glukosa. Hasil pencernaan tersebut
diproses melalui lintasan metaboliknya
menjadi Asetil KoA, yang kemudian
akan dioksidasi secara sempurna mel-alui
siklus asam sitrat dan dihasilkan
energi berupa adenosin trifosfat (ATP),
H2O, dengan produk buangan karbon-dioksida
(CO2).
Metabolisme glukosa pada
dasarnya dibagi dua, yaitu metabolisme
yang tidak menggunakan oksigen (an-aerob)
akan menghasilkan asam laktat
dan yang menggunakan oksigen (aer-ob)
akan menghasilkan asam piruvat.
Proses glikolisis
Proses ini merupakan tahap
1 katabolisme karbohidrat. Glikolisis
merupakan serangkaian reaksi oksida-si
glukosa menjadi piruvat atau laktat.
Reaksi tanpa menggunakan oksigen
(anaerob) mengubah glukosa menjadi
asam laktat, sedangkan reaksi yang
menggunakan oksigen mengubah glu-kosa
menjadi piruvat.
Reaksi ini berlangsung di dalam
sitoplasma semua sel. Tiap reaksi dalam
proses ini menggunakan enzim terten-tu.
Proses ini memerlukan : Glukosa, 2
ADP, 2 ATP, 2 NAD+, 2 PO4- = 10 enzim
berbeda. Keadaan aerob, maka piruvat
masuk mitokondria sehingga asetil-
KoA dioksidasi melalui siklus krebs. Jar-ingan
tubuh yang hipoksia cenderung
memproduksi laktat.
Berikut ini diuraikan tahapan
proses glikolisis secara lebih rinci men-urut
Poedjiadi dan Supriyanti (2009).
1. Glukosa mengalami fosforilasi
menjadi glukosa-6 fosfat den-gan
dikatalisir oleh enzim hek-sokinase
atau glukokinase pada
sel parenkim hati dan sel Pulau
Langerhans pancreas. Reaksi ini
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 7
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
dibantu oleh ion Mg++ sebagai
kofaktor. ATP diperlukan sebagai
donor fosfat dan bereaksi seba-gai
kompleks Mg-ATP. Satu fos-fat
berenergi tinggi digunakan,
menghasilkan ADP. (-1P)
Enzim heksokinase merupakan
katalisator pada reaksi peminda-han
gugus fosfat dari ATP pada
glukosa, fruktosa, manosa, dan
glukosamina.
2. Reaksi isomerasi yaitu men-gubah
glukosa-6-fosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat dengan bantu-an
enzim fosfoheksosaisomerase
atau fosfoglukoisomerase. Enzim
ini tidak membutuhkan kofaktor.
3. Fruktosa-6-fosfat diubah menja-di
Fruktosa-1,6-difosfat dengan
bantuan enzim fosfofruktokinase
dengan bantuan ion Mg++ se-bagai
kofaktor.
4. Fruktosa-1,6-difosfat dipecah
menjadi dua molekul triosa fos-fat
yaitu D-gliseraldehida-3-fos-fat
dan dihidroksi aseton fosfat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat
aldolase). Hasil reaksi pengu-raian
semua senyawa tersebut
adalah sama, yaitu dihidroksi
aseton fosfat.
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat
berubah menjadi dihidroksi ase-ton
fosfat dan sebaliknya (reaksi
interkonversi). Reaksi bolak-balik
ini mendapatkan katalisator en-zim
fosfotriosa isomerase.
6. Gliseraldehid 3-fosfat dioksi-dasi
menjadi asam 1,3-difosfog-liserat
dengan bantuan enzim
gliseraldehida-3-fosfat dehidro-genase.
Dihidroksi aseton fosfat
bisa diubah menjadi gliseralde-hid
3-fosfat maka juga dioksidasi
menjadi 1,3-bifosfogliserat.
7. Reaksi ini mengubah asam
1,3-difosfosgliserat menjadi
asam 3-fosfogleserat. Dalam
reaksi ini dihasilkan satu molekul
ATP dari ADP, dibantu oleh enzim
fosfogliserat kinase dan Mg++
sebagai kofaktor.
8. Fosfogliseril mutase bekerja se-bagai
katalis pada reaksi pen-gubahan
asam 3-fosfogliserat
menjadi asam 2-fosfogliserat.
Enzim ini berfungsi memindah-kan
gugus fosfat dari satu atom
C kepada atom C lain dalam satu
molekul.
9. Reaksi pembentukan asam fos-foenol-
piruvat (PEP) dari asam
2-fosfogliserat dengan bantuan
enzim enolase dan ion Mg++
sebagai kofaktor. Reaksi ini mer-upakan
reaksi dehidrasi. Enolase
dihambat oleh fluoride (ion F-).
10. Reaksi pemindahan gugus fosfat
dari asam fosfoenol piruvat (PEP)
kepada ADP sehingga terbentuk
ATP dan molekul asam piruvat
dengan bantuan enzim piru-vat
kinase dan ion Mg++ dan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 8
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
K+. Enol piruvat yang terbentuk
dikonversi spontan menjadi keto
piruvat.
11. Reaksi tahap akhir dari proses
glikolisis ini menggunakan en-zim
laktat dehydrogenase dan
dibantu NADH sebagai koen-zim.
Reaksinya berupa pemben-tukan
asam laktat dengan cara
reduksi asam piruvat. Jika tak
tersedia oksigen (anaerob), tak
terjadi reoksidasi NADH mela-lui
pemindahan unsur ekuivalen
pereduksi. Piruvat akan direduksi
oleh NADH menjadi laktat den-gan
bantuan enzim laktat dehi-drogenase.
Tinjauan energi proses glikolisis
Proses glikolisis dimulai dengan
molekul glukosa dan diakhiri dengan
terbentuknya asam laktat. Serangkaian
reaksi-reaksi tersebut disebut juga jalur
Embden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang
berlangsung pada proses glikolisis da-pat
dibagi dua fase, yaitu fase I dimulai
dari perubahan glukosa menjadi triosa-fosfat
dengan proses fosforilasi; fase II
dimulai dari reaksi oksidasi triosafosfat
hingga terbentuk asam laktat.
Satu mol glukosa dalam proses
glikolisis diubah menjadi dua mol asam
laktat. Dalam keadaan aerob, piruvat
masuk mitokondria, lalu dikonversi
menjadi asetil-KoA, selanjutnya diok-sidasi
dalam siklus asam sitrat men-jadi
CO2. Energi yang dihasilkan pada
glikolisis aerob sebanyak 8 mol ATP, se-dangkan
glikolisis anaerob menghasil-kan
energy sebanyak 2 mol ATP.
Glikogenolisis
Proses ini merupakan pengura-ian
glikogen menjadi glukosa. Sumber
utama glikogen di hepar, otot rangka
dan sedikit pada ginjal dan usus. Gliko-gen
otot tidak dapat dipakai untuk jar-ingan
lain karena tidak terdapat enzim
Glu-6-Fostase.
Glikogenesis
Tentu Anda masih ingat bahwa
glukosa merupakan sumber bahan bagi
proses glikolisis, karena glukosa terda-pat
dalam jumlah banyak bila diband-ingkan
dengan monosakarida lain. Bila
jumlah glukosa yang dikonsumsi mel-ebihi
kebutuhan tubuh, maka glukosa
akan diubah menjadi glikogen dan di-simpan
dalam hati dan jaringan otot.
Proses sintesis glikogen dari glucosa
disebut glikogenesis. Glikogen terda-pat
di dalam hati (sampai 6%) dan otot
jarang melampaui jumlah 1%.
Glikogen otot adalah sumber
heksosa untuk proses glikolisis di dalam
otot itu sendiri, sedangkan glikogen
hati adalah simpanan sumber heksosa
untuk dikirim keluar guna memperta-hankan
kadar glukosa darah, khususn-ya
di antara waktu makan. Setelah 12-
18 jam puasa, hampir semua simpanan
glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen
otot hanya terkuras setelah seseorang
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 9
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
melakukan olahraga yang berat dan
lama.
Pengaturan metabolisme gliko-gen
dikontrol oleh: hormon insulin
(mengaktivasi glikogen sintase dan in-hibisi
Glikogen Fosforilase) serta hor-mon
glukagon, epinefrin dan norepi-nefrine
(menghambat Glikogen Sintase
dan aktivasi Glikogen Fosforilase).
Reaksi pembentukan glikogen dapat
berlangsung karena adanya uridin di-fosfat
glukosa. Uridindifosfat glukosa
dapat dibentuk dari reaksi uridintrifos-fat
glukosa.
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis mengubah
unsur non-karbohidrat menjadi glu-kosa,
seperti Asam amino glukogenik,
laktat, gliserol dan propionat. Proses ini
penting sekali untuk menyediakan glu-kosa,
apabila di dalam diet tidak men-gandung
cukup karbohidrat. Glukosa
diperlukan oleh jaringan adiposa untuk
menjaga senyawa antara siklus asam si-trat.
Di dalam mammae, glukosa diper-lukan
untuk membuat laktosa. Di dalam
otot, glukosa merupakan satu-satunya
bahan untuk membentuk energi dalam
keadaan anaerobik.
Proses ini terutama terjadi pada
hepar dan ginjal. Ketika puasa dan ke-laparan,
glikogen hepar responnya
lebih lambat daripada glikogenolisis.
Untuk membersihkan darah dari asam
laktat yang selalu dibuat oleh sel darah
merah dan otot, dan juga gliserol yang
dilepas jaringan lemak, diperlukan sua-tu
proses atau jalur yang bisa meman-faatkannya.
Enzim piruvat karboksilase dan
enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase
sintesisnya meningkat dalam keadaan
puasa. Sintesis enzim ini juga dipen-garuhi
oleh hormon glukokortikoid.
Dalam keadaan puasa, oksidasi asam
lemak dalam hepar meningkat. Ini
membawa akibat yang menguntung-kan
untuk glukoneogenesis karena
akan menghasilkan ATP, NADH dan ok-saloasetat.
Asam lemak dan asetil-KoA akan
menghambat enzim-enzim fosfofruk-tokinase,
piruvat kinase dan piruvat
dehidrogenase, mengaktifkan enzim-enzim
piruvat karboksilase dan fruktosa
1,6-bifosfatase. Substrat untuk gluko-neogenesis
adalah :
1. asam laktat yang berasal dari
otot, sel darah merah, medulla
dari glandula supra-renalis, reti-na
dan sumsum tulang,
2. gliserol, yang berasal dari jarin-gan
lemak ,
3. asam propionat, yang dihasilkan
dalam proses pencernaan pada
hewan memamah biak,
4. asam amino glikogenik.
Berikut ini diuraikan tentang
proses pembentukan glukosa
1. Fosfoenol piruvat dibentuk dari
asam piruvat melalui pemben-tukan
asam oksalo asetat. Reaksi
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 10
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
ini dikatalis oleh enzim piruvat-karboksilase
dan fosfoenolpiru-vat
karboksilase.
2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari
fruktosa-1,6-difosfat dengan
cara hidrolisis oleh enzim frukto-sa-
1,6-difosfatase
3. Glukosa dibentuk dengan cara
hidrolisis glukosa-6-fosfat di-katalis
oleh enzim glukosa-
6-fosfatase
Siklus Asam Sitrat
Siklus asam sitrat adalah serang-kaian
reaksi kimia dalam sel yang ber-langsung
di mitokondria secara beru-rutan
dan berulang. Tujuannya adalah
mengubah asam piruvat menjadi CO2,
H2O, dan sejumlah energi. Siklus asam
sitrat disebut juga siklus Krebs meru-pakan
proses oksidasi dengan meng-gunakan
oksigen atau aerob. Reaksi ini
terjadi setelah proses glikolisis. Reaksi
lain pada lintasan katabolisme yang
sama, antara lain glikolisis, oksidasi
asam piruvat dan fosforilasi oksidatif.
Produk dari siklus asam sitrat
adalah prekursor bagi berbagai jenis
senyawa organik. Asam sitrat merupa-kan
prekursor dari kolesterol dan asam
lemak; asam ketoglutarat-alfa merupa-kan
prekursor dari asam glutamat; puri-na
dan beberapa asam amino, suksinil-
KoA merupakan prekursor dari heme
dan klorofil; asam oksaloasetat meru-pakan
prekursor dari asam aspartat,
purina, pirimidina dan beberapa asam
amino.
Siklus asam sitrat dimulai den-gan
satu molekul asetil-KoA bereaksi
dengan satu molekul H2O, melepaskan
gugus koenzim-A, dan mendonorkan
dua atom karbon yang tersisa dalam
bentuk gugus asetil kepada asam ok-saloasetat
yang memiliki molekul den-gan
empat atom karbon, hingga meng-hasilkan
asam sitrat dengan enam atom
karbon.
Asetil KoA dibentuk pada reaksi
antara asam piruvat dengan Koenzim A.
Di samping itu, asam lemak juga dapat
menghasilkan asetil KoA pada proses
oksidasi. Reaksi ini menggunakan kom-pleks
piruvat dehydrogenase sebagai
katalis yang terdiri-atas beberapa jenis
enzim. Koenzim yang terlibat dalam
reaksi ini adalah tiamin pirofosfat (TPP),
NAD+, asam lipoat dan ion Mg++ se-bagai
activator. Reaksi ini bersifat ir-reversible
dan asetil KoA yang terjadi
merupakan penghubung antara proses
glikolisis dengan siklus asam sitrat.
Lintasan akhir oksidasi lemak,
karbohidrat, Protein dalam mitokon-dria.
Amfibolik menjadi oksidasi dan
metabolik. Matriks mitokondria kead-aan
aerobik (dengan O2) katalisasi
asetil-KoA dengan aksaloasetat meng-hasilkan
sitrat dan CO2. Koenzim te-reduksi
3 NADH,1 FADH2 dan 1 GTP.
Reaksi dehidrogenasi dan dekarboksi-lasi
menjadi ekuivalen pereduksi dan
CO2. Masuk rantai respirasi menjadi
ATP.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 11
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Berikut ini diuraikan reaksi-reak-si
kimia yang berhubungan dengan
siklus asam sitrat.
1. Pembentukan asam sitrat (reaksi
I).
Asam sitrat dibentuk oleh asetil
KoA dengan asam oksaloasetat
dengan cara kondensasi. Enzim
yang bekerja adalah sitrat sin-tetase.
2. Pembentukan asam isositrat
(reaksi II) (Isomerasi menjadi
Isositrat)
Asam sitrat mengalami isomerasi
menjadi asam isositrat melalui
asam akonitat. Enzim yang bek-erja
adalah akonitase.
3. Pembentukan asam α ketoglu-tarat
(reaksi 3) merupakan reaksi
oksidasi Dekarboksilasi 1
Asam Isositrat diubah men-jadi
asam oksalosuksinat den-gan
bantuan enzim isositrat
dehydrogenase dan koenzim
NADP+; kemudian diubah leb-ih
lanjut dengan bantuan en-zim
karboksilase menjadi asam
α-ketoglutarat+CO2.
4. Pembentukan suksinil KoA
(reaksi 4) merupakan reaksi Ok-sidasi
Dekarboksilasi 2. Asam
α-ketoglutarat mengalami
dekarboksilasi menjadi suksinil-
KoA. NAD+ direduksi menjadi
NADH.
5. Pembentukan asam suksinat
(reaksi 5) (Hidrolisis).
Hidrolisis suksinil-KoA (melepas-kan
Koenzim A) menjadi suksinat
dan GTP. Reaksi ini dibantu oleh
enzim suksinil KoA sintetase,
bersifat reversibel. Gugus fosfat
yang terdapat pada molekul GTP
segera dipindahkan kepada ADP
dengan bantuan nukleosida di-fosfokinase.
6. Pembentukan asam fumarat
(reaksi 6) (Dehidrogenasi)
Asam suksinat diubah menjadi
asam fumarat melalui proses
oksidasi dengan menggunakan
enzim suksinat dehydrogenase
dan FAD sebagai koenzim. FDA
direduksi menjadi FADH2.
7. Pembentukan asam malat (reaksi
7) (Hidrasi Fumarat)
Asam fumarat mengalami hidrasi
(adisi molekul air) menjadi asam
malat. Reaksi ini dibantu oleh en-zim
fumarase.
8. Pembentukan asam oksaloasetat
(reaksi 8) (Dehidrogenasi)
Tahap akhir siklus krebs yaitu de-hidrogenasi
asam Malat untuk
membentuk asam oksaloasetat.
Malat dehydrogenase sebagai
katalis. NAD+ direduksi menjadi
NADH.
Asam oksaloasetat yang terben-tuk
bereaksi dengan asetil koen-zim
A. Asam sitrat yang dihasil-kan,
bereaksi lebih lanjut dalam
siklus asam sitrat. Demikian se-terusnya
berulang kali dan ber-
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 12
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
langsung terus menerus.
ATP terbentuk setiap satu puta-ran
siklus kreb’s sebanyak 12 mol. Vita-min
B kompleks memiliki peran penting
(riboflavin, niasin, tiamin atau B1, asam
pantotenat). Siklus krebs berperan sen-tral
dalam metabolisme tubuh (gluko-neogenesis,
transaminasi, deaminasi
dan sintesis asam lemak). Metabolisme
glukosa menjadi CO2 dan H2O serta
jumlah energi dalam bentuk ATP, mel-alui
glikolisis dan siklus asam sitrat
menghasilkan 36 mol ATP tiap mol glu-kosa.
G. Kelainan / penyakit yang ber
hubungan dengan metabol-isme
karbohidrat
1. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus (DM) adalah
kelainan metabolisme karbohi-drat,
di mana glukosa darah tidak
dapat digunakan dengan baik,
sehingga menyebabkan keadaan
hiperglikemia. Umumnya diabe-tes
melitus disebabkan oleh ru-saknya
sebagian kecil atau seba-gian
besar dari sel-sel betha dari
pulau-pulau Langerhans pada
pankreas yang berfungsi meng-hasilkan
insulin, akibatnya terjadi
kekurangan insulin.
Di samping itu diabetes melittus
juga dapat terjadi karena gang-guan
terhadap fungsi insulin
dalam memasukan glukosa ke
dalam sel.
2. Galaktosemia
Galaktosemia adalah suatu
kelainan metabolik yang ditu-runkan
secara autosomal resesif,
dimana terdapat defisiensi enzim
yang mempengaruhi metabo-lime
gula galaktosa. Galaktosem-ia
diturunkan oleh kedua orang
tua. Individu dengan galakto-semia
tidak dapat memecah
maupun menggunakan gula
galaktosa. Galaktosemia (kadar
galaktosa yang tinggi dalam da-rah)
biasanya disebabkan oleh
kekurangan enzim galaktose
1-fosfat uridil transferase.
Seorang wanita yang diketahui
membawa gen untuk penyakit ini
sebaiknya tidak mengkonsumsi
galaktosa selama kehamilan ka-rena
dapat melewati plasenta
dan sampai ke janin, menyebab-kan
katarak. Pada masa pubertas
dan masa dewasa, anak peremp-uan
seringkali mengalami kega-galan
ovulasi (pelepasan sel tel-ur)
dan hanya sedikit yang dapat
hamil secara alami.
3. Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbu-nan
glikogen) adalah sekumpu-lan
penyakit keturunan yang dis-ebabkan
oleh tidak adanya 1 atau
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 13
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
beberapa enzim yang diperlukan
untuk mengubah gula menjadi
glikogen atau mengubah gliko-gen
menjadi glukosa (untuk di-gunakan
sebagai energi).
Pada glikogenosis, sejenis atau
sejumlah glikogen yang abnor-mal
diendapkan di dalam jar-ingan
tubuh, terutama di hati.
Gejalanya timbul sebagai akibat
dari penimbunan glikogen atau
hasil pemecahan glikogen atau
akibat dari ketidakmampuan un-tuk
menghasilkan glukosa yang
diperlukan oleh tubuh.
4. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi fruktosa herediter
adalah suatu penyakit ketu-runan
dimana tubuh tidak dapat
menggunakan fruktosa karena
tidak memiliki enzim fosfof-ruktaldolase.
Akibatnya adalah
fruktose 1-fosfatase (yang mer-upakan
hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun di dalam tu-buh,
menghalangi pembentukan
glikogen dan menghalangi peru-bahan
glikogen menjadi glukosa
sebagai sumber energi.
5. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu
keadaan yang tidak berbahaya,
dimana fruktosa dibuang ke
dalam air kemih. Fruktosuria dis-ebabkan
oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya ditu-runkan.
6. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu kead-aan
yang tidak berbahaya, yang
ditandai dengan ditemukannya
gula xylulosa di dalam air kemih
karena tubuh tidak memiliki
enzim yang diperlukan untuk
mengolah xylulosa. Pentosuria
tidak menimbulkan masalah kes-ehatan,
tetapi adanya xylulosa
dalam air kemih bisa menyebab-kan
kekeliruan diagnosis dengan
diabetes mellitus.
7. Kekurangan kompleks piruvat
dehydrogenase
Kompleks piruvat dehidrogenase
adalah sekumpulan enzim yang
diperlukan untuk mengolah pi-ruvat.
Kekurangan kompleks pi-ruvat
dehidrogenase bisa me-nyebabkan
berkurangnya kadar
asetil koenzim A yang penting
untuk pembentukan energi. Ge-jala
utamanya adalah aksi otot
menjadi lambat, koordinasi bu-ruk,
gangguan keseimbangan
yang berat yang menyebabkan
penderita tidak dapat berjalan.
8. Tidak memiliki piruvat karboksi-lase
Tidak memiliki enzim piruvat kar-boksilase
akan mempengaruhi
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 14
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
atau menghalangi pembentu-kan
glukosa di dalam tubuh.
Akibatnya di dalam darah akan
tertimbun asam laktat dan keton
yang menyebabkan timbulnya
mual dan muntah. Penyakit ini
sering berakibat fatal.
Sintesa asam amino (komponen
pembentuk protein) juga ter-gantung
kepada piruvat kar-boksilase.
Jika enzim ini tidak
ada, maka pembentukan neuro-transmiter
(zat yang menghan-tarkan
gelombang saraf) akan
berkurang, menyebabkan se-jumlah
kelainan saraf, termasuk
keterbelakangan mental yang
berat.
H. Prosedur pemeriksaan
laboratorium sederhana gula
darah sewaktu dan reduksi
urine
Kelainan metabolisme yang pal-ing
banyak dialami masyarakat adalah
diabetes mellitus. Pemeriksaan labora-torium
dapat mendeteksi penyakit di-antaranya
adalah gula darah (sewaktu,
puasa, dua jam postprandial), dan urine
reduksi.
Berikut ini diuraikan standar
prosedur operasional pemeriksaan lab-oratorium
1. Gula darah sewaktu mengguna-kan
stik
Pengertian Pemeriksaan laborato-rium
sederhana yang
dirancang mengguna-kan
sampel darah ka-piler
menggunakan strip
katalisator spesifik un-tuk
pengukuran glukosa
dalam darah kapiler.
Ketika darah diteteskan
pada zona reaksi tes
strip, katalisator glukosa
akan mereduksi glukosa
dalam darah. Intensitas
dari elektron yang ter-bentuk
dalam alat strip
setara dengan konsen-trasi
glukosa dalam da-rah.
Indikasi Deteksi DM pada ke-hamilan
Petugas 1.Mahasiswa
2.Bidan
Tujuan Untuk mengetahui ka-dar
gula darah sewaktu.
Persiapan
Alat
1. Glukometer
2. Kapas alkohol
3. Stik gula darah
4. Blood lanset
5. Bengkok
Persiapan
Pemeriksa
1. Celemek
2. Sarung tangan
Persiapan
Lingkun-gan
Menjaga privacy klien.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 15
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Prosedur
Kerja
1. Menjelaskan prose-dur
pemeriksaan
yang akan dilakukan
kepada pasien.
2. Membuat persetu-juan
medic (informed
consent)
3. Memakai celemek
4. Mencuci tangan.
5. Memakai sarung tan-gan
6. Atur posisi pasien
senyaman mungkin.
7. Dekatkan alat di
samping pasien.
8. Pasang stik gula da-rah
pada alat glu-kometer.
9. Menusukkan blood
lanset di jari tangan
pasien.
10. Menghidupkan alat
glukometer yang su-dah
terpasang stik
gula darah.
11. Meletakkan stik gula
darah di jari tangan
pasien.
12. Menutup bekas tu-sukkan
lanset meng-gunakan
kapas alko-hol.
13. Alat glukometer akan
berbunyi dan hasil
sudah bisa dibaca.
14. Membereskan dan
mencuci alat.
15. Mencuci tangan.
Evaluasi
Sikap
1. Sabar
2. Teliti
3. Sopan
Nilai Rujukan Tes Glukosa
Tes Sample (mg/dL) (mmol/ L)
Gula
darah
sewaktu
(GDS)
Plasma
vena
Darah
kapiler
< 110
< 90
< 6,1
< 5,0
Gula da-rah
puasa
(GDP)
Plasma
vena
Darah
kapiler
< 100
< 90
< 5,6
< 5,0
Gula
darah 2
jam post-prandial
(GD2PP)
(setelah
meng-konsumsi
75 mg
karbohi-drat)
Plasma
vena
Darah
kapiler
< 140
< 120
< 7,8
< 6,7
Sumber:
http://www.artikelkedokteran.com/592/
pemeriksaan-diabetes-melitus.html
2. Pemeriksaan urine reduksi meng-gunakan
reagen fehling
Pengertian Glukosa mempunyai
sifat mereduksi. Zat per-eduksi
dalam urin da-pat
mereduksi ion-ion
logam tertentu dalam
larutan basa dalam test
benedict dan fehling.
Glukosa dan bahan-bahan
pereduksi dalam
urin akan mereduksi cu-pri
sulfat yang berwarna
hijau menjadi cupro ok-sida
yang berwarna me-rah
dalam suasana alkali.
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 16
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Indikasi Deteksi dini penyakit
DM pada kehamilan
Petugas 1.Mahasiswa
2.Bidan
Tujuan untuk mengetahui
adanya glukosa dalam
urine.
Persiapan
Bahan
Reagen: fehling A, Fe-hling
B,
kertas saring, larutan
klorin 0,5%
korek api
Persiapan
Alat
1. Tabung reaksi 1 buah
2. Lampu spiritus 1
buah
3. Rak tabung 1 buah
4. Corong penyaring 1
buah
5. Pemegang / penjepit
tabung 1 buah
6. Spuit 5 ml: 3 buah
7. Spiritus secuku-pnya
(untuk mengisi
lampu)
8. Bengkok 1 buah
9. pot urine 2 buah
Persiapan
Pemeriksa
1. Masker
2. Celemek
3. Sarung tangan
Persiapan
Lingkun-gan
Menjaga privacy klien.
Prosedur
Kerja
1. Jelaskan prosedur
pemeriksaan yang
akan dilakukan ke-pada
pasien.
2. Membuat persetu-juan
medic (informed
consent)
3. Memberikan pasien
pot urine dan me-nyilahkannya
buang
air kecil dan menam-pung
urine perten-gahan
pada pot yang
diterima.
4. Memakai celemek,
masker
5. Mencuci tangan.
6. Memakai sarung tan-gan
7. Menyaring urine.
8. Mengisap fehling A:
Fehling B: urine =
2:2:1
9. Menyalakan api lam-pu
spiritus.
10. Merebus/membakar
urine dalam tabung
sambil mengocok
perlahan sampai
mendidih.
11. Mendinginkan urine.
12. Membaca hasil
pemeriksaan.
13. Membereskan alat
dan merendamnya
dalam larutan klorin
0,5%.
14. Membuka sarung
tangan.
15. Mencuci tangan.
16. Mencatat hasil.
Evaluasi
Sikap
1. Sabar
2. Telit
3. Sopan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 17
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3. Pemeriksaan urine reduksi meng-gunakan
reagen benedict
Job sheet
• Mata Kuliah: Biologi dasar dan
Biologi Perkembangan
• Kode Mata Kuliah : Bd. 201
• Beban Studi : 4 SKS (T : 2, P : 2)
• Pokok Bahasan : Pemeriksaan
laboratorium sederhana
• Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan
reduksi urine menggunakan ben-edict
• Semester : 1 (satu)
• Waktu : 60 Menit
• Dosen :
• Referensi : Pusdiknakes, 2003,
Buku I Asuhan Antenatal
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan
alat untuk pemeriksaan reduksi
urin dengan benar.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan
pemeriksaan reduksi urin sesuai
dengan job sheet dengan benar.
Dasar Teori
Glukosa mempunyai sifat mer-eduksi.
Zat pereduksi dalam urin da-pat
mereduksi ion-ion logam tertentu
dalam larutan basa dalam test benedict
dan fehling.
Glukosa dan bahan-bahan per-eduksi
dalam urin akan mereduksi cu-pri
sulfat yang berwarna hijau menjadi
cupro oksida yang berwarna merah
dalam suasana alkali.
Petunjuk bagi Mahasiswa
1. Baca dan pelajari lembar kerja
2. Siapkan alat – alat yang di bu-tuhkan
dan sususnan secara er-gonomis
3. Ikuti petunjuk yang ada pada job
sheet.
Keselamatan kerja
1. Perhatikan teknik pencegahan
infeksi
2. Bertindak hati – hati pada saat
melakukan tindakan
3. Pusatkan perhatian pada peker-jaan
serta keselamatan
Bahan Kerja
1. Reagen: benedict
2. kertas saring, larutan klorin 0,5%
3. korek api
Peralatan Kerja
1. Tabung reaksi 2 buah
2. Lampu spiritus 1 buah
3. Rak tabung 1 buah
4. Corong penyaring 1 buah
5. Pemegang / penjepit tabung 1
buah
6. Spuit 5 ml 2 buah
7. Spiritus secukupnya (untuk
mengisi lampu)
8. Bengkok 1 buah
9. pot urine 2 buah
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 18
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Alat perlindungan diri
1. Masker
2. Celemek
3. Topi
4. Sarung tangan
Prosedur Kerja
No Langkah Kerja Gambar
1 Jelaskan prose-dur
pemeriksaan
yang akan di-lakukan
kepada
pasien dilan-jutkan
melaku-kan
informed
consent
Key point :
pastikan Anda
melakukan
dengan sopan,
menjaga privacy
pasien
2 Menyiapkan alat
dan bahan
Key point :
laksanakan
persiapan secara
maksimal.
3 Memberikan
pasien pot urine
dan menyilah-kannya
buang air
kecil serta me-nampung
urine
pada pot yang
telah diterima.
Key point :
beritahu pasien
untuk me-nampung
urin
pertengahan.
4 Mencuci tangan
Key point :
lakukan setelah
Anda menggu-nakan
celemek,
masker dan topi.
5 Menggunakan
alat perlindun-gan
diri
Key point :
pastikan sarung
tangan tidak
bocor
6 Menyaring urine
Key point :
dapatkan urine
yang jernih
7 Mengisap
benedict dan
memasukkannya
ke tabung reaksi
sebanyak 5 ml.
Isilah kedua
tabung reaksi
Key point :
satu tabung un-tuk
kontrol; satu
tabung untuk
direaksi dengan
urine
8 Masukkan 8
tetes urine ke
dalam tabung
reaksi.
Key point:
pastikan urine
tidak ada yang
menempel pada
dinding tabung
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 19
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9 Merebus/mem-bakar
urine
dalam tabung
dengan kemir-ingan
± 45o
sambil meng-goyangkan
perlahan sampai
mendidih.
Key point:
gunakan lidah
api saat merebus
urine
10 Membaca hasil
pemeriksaan
Key point :
bandingkan den-gan
kontrol dan
amati perubahan
warnanya
11 Membereskan
alat dan me-lepaskan
sarung
tangan
Key point:
pastikan alat
terendam dalam
larutan klorin
0,5%
12 Mencuci tangan
Key point:
pastikan mel-akukan
tujuh
gerakan cuci
tangan.
13 Mencatat hasil
pemeriksaan
Key point:
pastikan hasil
pemeriksaan
ditulis dengan
benar dan leng-kap.
Standar Prosedur Operasional
Pengertian Glukosa mempunyai
sifat mereduksi. Zat per-eduksi
dalam urin da-pat
mereduksi ion-ion
logam tertentu dalam
larutan basa dalam test
benedict dan fehling.
Glukosa dan bahan-bahan
pereduksi dalam
urin akan mereduksi cu-pri
sulfat yang berwarna
hijau menjadi cupro ok-sida
yang berwarna me-rah
dalam suasana alkali.
Indikasi Deteksi DM pada ke-hamilan
Petugas 1.Mahasiswa
2.Bidan
Tujuan untuk mengetahui
adanya glukosa dalam
urine.
Persiapan
Bahan
Reagen: benedict
kertas saring, larutan
klorin 0,5%
korek api
Persiapan
Alat
1. Tabung reaksi 2 buah
2. Lampu spiritus 1
buah
3. Rak tabung 1 buah
4. Corong penyaring 1
buah
5. Pemegang / penjepit
tabung 1 buah
6. Spuit 5 ml 2 buah
7. Spiritus secuku-pnya
(untuk mengisi
lampu)
8. Bengkok 1 buah
9. pot urine 2 buah
Persiapan
Pemeriksa
1. Masker
2. Celemek
3. Sarung tangan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 20
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Persiapan
Lingkun-gan
Menjaga privacy klien.
Prosedur
Kerja
1. Jelaskan prosedur
pemeriksaan yang
akan dilakukan ke-pada
pasien.
2. Membuat persetu-juan
medic (informed
consent)
3. Memberikan pasien
pot urine dan me-nyilahkannya
buang
air kecil dan menam-pung
urine perten-gahan
pada pot yang
diterima.
4. Memakai celemek,
masker, dan topi
5. Mencuci tangan.
6. Memakai sarung tan-gan
7. Menyaring urine.
8. Mengisap benedict
dan memasukkan-nya
ke tabung reaksi.
Masing-masing 5 ml
(satu tabung untuk
kontrol; satu tabung
untuk direaksi den-gan
urine).
9. Meneteskan urine
sebanyak 8 tetes
pada satu tabung
reaksi yang telah diisi
benedict
10. Menyalakan api lam-pu
spiritus.
11. Merebus/membakar
urine dalam tabung
sambil mengocok
perlahan sampai
mendidih.
12. Mendinginkan urine.
13. Membaca hasil
pemeriksaan.
14. Membereskan alat
dan merendamnya
dalam larutan klorin
0,5%.
15. Membuka sarung
tangan.
16. Mencuci tangan.
17. Mencatat hasil.
Evaluasi
Sikap
1. Sabar
2. Teliti
3. Sopan
Interpretasi hasil pemeriksaan reduksi
urine kualitatif
Warna Intepretasi
Biru Negatif
Hijau kekunin-gan
dan keruh
Positif + (1+)
Kuning keruh Positif ++ (2+)
Jingga / warna
lumpur keruh
Positif +++ (3+)
Merah keruh Positif ++++(4+)
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 21