SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
Setiap hari kita mengkonsumsi 
makanan, paling tidak ada asupan kar-bohidrat. 
Makanan tersebut membuat 
kita kenyang dan memberikan energy 
yang memadai untuk melaksanakan 
kegiatan atau aktivitas sehari-hari. 
Tentu Anda pernah merasakan 
lapar. Saat itu konsentrasi Anda mulai 
menurun, tubuh lemas, dan ingin ma-kan 
tentunya. Mengapa demikian? 
Tuliskan pendapat anda pada 
kotak berikut: 
Jika anda sudah selesai menu-liskan 
jawannya, sekarang cocokkan 
jawaban anda dengan uraian berikut 
ini. 
Karbohidrat merupakan kom-ponen 
dalam makanan, sebagai sum-ber 
energi utama bagi mahluk hidup. 
Karbohidrat yang terdapat pada ma-kanan 
yang kita makan dalam ben-tuk 
polisakarida yang dibentuk den-gan 
cara fotosintesis oleh tumbuhan. 
Dalam tubuh hewan dan manusia ter-dapat 
pula karbohidrat dalam bentuk 
glikogen. 
Karbohidrat mengalami ber-bagai 
proses kimia di dalam sel-sel 
tubuh. Reaksi-reaksi kimia yang ter-jadi 
di dalam sel tidak berdiri-sendiri, 
tetapi saling berhubungan dan saling 
memengaruhi. Dalam hubungan antar 
reaksi ini enzim-enzim berperan seba-gai 
pengatur atau pengendali. 
A. Pengertian karbohidrat 
Anda tentu mengetahui, kar-bohidrat 
yang kita makan berasal dari 
berbagai sumber makanan. Caba Anda 
jawab pertanyaan berikut ini. 
Contoh karbohidrat yang dikonsumsi 
manusia: 
1. 
2. 
3. 
4. 
Bagus! Anda telah menjawab 
pertanyaan di atas. Nah sekarang, co-cokkanlah 
jawaban Anda dengan ura-ian 
materi berikut ini. 
Karbohidrat merupakan sen-yawa 
karbonil (karbon) alami dengan 
beberapa gugus hidroksil (hidrat/OH) 
atau senyawa organik terdiri dari unsur 
C, H, dan O dengan rumus umum: Cn 
H2n On. Derivat (turunan) aldehid atau 
keton dari alkohol polihidrat. Sumber 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
energi utama mahluk hidup 11 gram 
KH = 4 Kkal. 
B. Penggolongan karbohidrat 
Berdasarkan daya cernanya 
didalam tubuh, karbohidrat dapat dig-olongkan 
menjadi glikemik dan non-glikemik 
karbohidrat. Glikemik karbo-hidrat 
dapat dicerna dan diserap usus 
halus dengan cepat seperti monosa-karida 
dan disakarida. Non- Glikemik 
karbohidrat tidak dapat dicerna dan 
diserap oleh usus halus seperti serat 
makanan (dietary fiber). 
1. Monosakarida 
Monosakarida merupakan kar-bohidrat 
yang tidak dapat di-hidrolisis 
menjadi karbohidrat 
yang lebih sederhana. Ada tiga 
jenis yang penting, yaitu (1) 
Glukosa; (2) Fruktosa; dan (3) 
Galaktosa. Perbedaannya terle-tak 
pada cara penyusunan atom 
H dan O di sekitar atom karbon 
menyebabkan perbedaan sifat 
setiap jenis monosakarida. 
a. Glukosa 
Glukosa disebut juga dek-strosa 
atau gula anggur meru-pakan 
hasil pencernaan pati, 
sukrosa, maltosa dan laktosa. 
Bentuk karbohidrat yang be-redar 
dalam tubuh dan sel 
merupakan sumber energi 
utama tubuh, terutama sistem 
saraf pusat dan otak. Terdapat 
di alam dalam jumlah terbatas 
pada sirup jagung, sayur, dan 
madu. Tingkat kemanisan ada-lah 
setengah dari sukrosa. 
Glukosa merupakan karbohi-drat 
terpenting, bahan bakar 
universal bagi janin. Glukosa 
juga sebagai prekusor untuk 
sintesis semua karbohidrat lain 
di tubuh, termasuk glikogen 
untuk penyimpanan; ribose 
dan deoksiribosa dalam asam 
nukleat; galaktosa dalam lak-tat 
susu, dalam glikolipid, dan 
sebagai kombinasi dengan 
protein dalam glikoprotein 
dan proteoglikan. 
b. Fruktosa 
Fruktosa disebut juga levu-losa 
atau gula buah (gula pal-ing 
manis). Monosakarida ini 
terutama terdapat pada madu 
bersama glukosa dalam buah, 
nektar bunga, juga sayur. Da-pat 
diolah dari pati sebagai pe-manis 
secara komersial. Fruk-tosa 
dalam tubuh merupakan 
hasil pencernaan sakarosa. 
c. Galaktosa 
Monosakarida ini tidak terda-pat 
di alam secara bebas, han-ya 
terdapat dalam tubuh seba-gai 
hasil pencernaan glukosa. 
d. Pentosa 
Hampir semua sel tanaman 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
mengandung pentosa. Jum-lahnya 
sangat kecil sehingga 
tidak penting sebagai sumber 
energi. 
2. Disakarida 
Disakarida terdiri-dari 2 ikatan 
monosakarida, dengan rumus 
kimia: C12(H2O)11. Karbohidrat 
ini terdapat 4 jenis, yaitu (1) Suk-rosa 
atau sakarosa; (2) Maltosa; 
(3) Laktosa; dan (4) Trehalosa. 
a. Sukrosa 
Disakarida ini terdapat pada 
gula tebu atau gula bit. Gula 
pasir terdiri dari 99% sukrosa. 
Sukrosa juga ada pada buah, 
sayuran dan madu. Pada pem-buatan 
sirup, sukrosa jadi glu-kosa 
dan fruktosa disebut gula 
invert. Rasa lebih manis dari 
sukrosa. 
Struktur disakarida 
sumber: 
http: //www.ot.co.id/image/research/disakarida.gif 
b. Maltosa 
Maltosa tidak terdapat bebas 
di alam. Maltosa terbentuk 
pada setiap pemecahan 
pati. Pada pencernaan atau 
hidrolisis, maltosa dipecah 
menjadi 2 mol glukosa. 
c. Laktosa 
Laktosa disebut gula susu 
(hanya ada pada susu). Terdiri 
dari 1 unit galaktosa. Kadar 
pada susu sapi sebanyak 6,8 
gram per 100ml, ASI 4,8 gram 
per 100 ml. 
d. Trehalosa 
Disakarida ini dikenal sebagai 
gula jamur. Sebanyak 15% 
bagian kering jamur terdiri 
atas trehalosa, juga terdapat 
dalam serangga. 
3. Oligosakarida 
Oligosakarida merupakan 
polisakarida nonpati yang terdiri 
dari 2–10 monosakarida. Jenis 
oligosakarida seperti rafinosa 
dan stakiosa yang terdapat 
pada biji tumbuhan. Karbohidrat 
ini tidak dapat dipecah enzim 
pencernaan. Dalam usus 
besar terdapat oligosakarida 
fermentasi. 
4. Karbohidrat Kompleks 
a. Pati 
Pati terdiri-dari rantai panjang 
unit glukosa. Pati mengandung 
amilosa (11-35%) dan 
amilopketin. Sumber pati pada 
padi-padian, biji-bijian, dan 
umbi-umbian. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Beras, jagung dan gandum men-gandung 
70-80% pati, kacang-kacang 
kering mengandung 
30-60%, umbi-umbian 20-30%. 
Semakin sedikit kandungan ami-losa 
pada beras, membuat beras 
tersebut semakin pulen (lekat). 
b. Serat 
Serat merupakan polisakarida 
nonpati yang terdiri dari serat 
larut (pektin, gum, glukan) dan 
serat tidak larut (selulosa dan 
hemiselulosa). Serat penting 
bagi kesehatan. 
C. Sumber karbohidrat. 
Karbohidrat yang diproses di 
dalam tubuh berasal dari: 
1. Bahan makanan: padi-padian 
atau serealia, umbi-umbian, ka-cang- 
kacangan kering, dan gula. 
2. Hasil olahan bahan makanan: bi-hun, 
mie roti, tepung-tepungan, 
selai dan sirup. 
3. Sebagian besar sayur dan buah. 
Sayur umbi-umbian seperti 
wortel, bit serta sayur kacang-kacangan 
relatif lebih ban-yak 
mengandung karbohidrat 
dibandingkan sayur daun-dau-nan. 
D. Fungsi karbohidrat. 
Di dalam tubuh karbohidrat ber-fungsi 
sebagai: (1) sumber energi; (2) 
pemberi rasa manis; (3) protein sparer; 
(4) pengatur metabolisme lemak; serta 
(5) membantu pengeluaran feses. 
E. Pencernaan dan Penyerapan 
Karbohidrat 
Pencernaan karbohidrat terja-di 
di mulut dan lambung, sedangkan 
penyerapannya terjadi di usus. Proses 
pencernaan dan penyerapannya sep-erti 
uraian berikut ini. 
1. Mulut 
Pencernaan karbohidrat dimu-lai 
di mulut. Bola makanan yang 
diperoleh setelah makanan diku-nyah 
bercampur dengan ludah 
yang mengandung enzim ami-lase 
(sebelumnya dikenal sebagai 
ptialin). Amilase menghidrolisis 
pati atau amilum menjadi ben-tuk 
karbohidrat lebih sederhana, 
yaitu dekstrin. Bila berada di mu-lut 
cukup lama, sebagian diubah 
menjadi disakarida maltosa. 
2. Lambung. 
Proses yang sangat penting di 
lambung adalah bercampurnya 
makanan dengan getah lam-bung 
yang bersifat asam. Di sini 
juga terjadi proses pencampuran 
makanan oleh gerakan kon-straksi 
lambung menyebabkan 
makanan menjadi lebih cair dan 
hancur yang disebut chymus. Ka-lau 
makanan hanya mengandung 
karbohidrat saja, akan langsung 
diteruskan ke dalam doudenum. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Karena itu, hidangan karbohidrat 
akan lebih cepat menimbulkan 
rasa lapar kembali. 
3. Usus Halus 
Di dalam usus halus chymus di-campur 
dengan enzim amilase 
yang disekresikan pankreas. 
Enzim ini menghidrolisis pati 
menjadi dekstrin dan maltosa. 
Pencernaan karbohidrat dilaku-kan 
oleh enzim-enzim disakarida 
yang dikeluarkan oleh sel-sel mu-kosa 
usus halus berupa maltase, 
sukrase, dan laktase. Hidrolisis 
disakarida oleh enzim-enzim ini 
terjadi di dalam mikrovili dan 
monosakarida yang dihasilkan 
seperti glukosa, galaktosa, fruk-tosa. 
Penyerapan karbohidrat ber-langsung 
di sepanjang usus oleh 
sel epitel usus halus, terutama di 
bagian doudenum, kemudian di-angkut 
oleh sistem sirkulasi da-rah 
melalui vena porta. Bila kon-sentrasi 
monosakarida di dalam 
usus halus atau pada mukosa sel 
cukup tinggi, absorpsi dilakukan 
secara pasif atau fasilitatif. Akan 
tetapi, bila konsentrasi turun, ab-sorpsi 
dilakukan secara aktif (se-lektif) 
dengan bantuan ATP dan 
ion natrium. 
4. Usus Besar 
Dalam waktu 1-4 jam setelah se-lesai 
makan, pati nonkarbohidrat 
atau serat makanan dan sebagi-an 
kecil pati yang tidak dicerna-kan 
masuk ke dalam usus besar. 
Substrat potensial lain yang 
difermentasi adalah fruktosa, 
sorbitol, dan monomer lain yang 
susah dicernakan, laktosa pada 
mereka yang kekurangan lak-tase, 
serta rafinosa, stakiosa, 
verbaskosa, dan fruktan. Produk 
utama fermentasi karbohidrat di 
dalam usus besar adalah karbon-dioksida, 
hidrogen, metan dan 
asam-asam lemak rantai pendek 
yang mudah menguap, seperti 
asam asetat, asam propionat dan 
asam butirat. 
Fermentasi yang meningkat di 
dalam kolon menghasilkan ban-yak 
gas karbondiokasida yang 
kemudian keluar sebagai flatus 
(kentut). Sisa karbohidrat yang 
masih ada dibuang sebagai tinja. 
F. Metabolisme Karbohidrat 
Proses kimia yang terjadi di 
dalam sel disebut metabolisme. Lin-tasan 
metabolisme dapat digolongkan 
menjadi 3 kategori, yaitu anabolic, kat-abolic, 
dan amfibolik. 
1. Lintasan anabolik (penyatuan/ 
pembentukan) 
Ini merupakan lintasan yang di-gunakan 
pada sintesis senyawa 
pembentuk struktur dan mesin 
tubuh. 
Salah satu contoh dari kategori 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
ini adalah sintesis protein. 
2. Lintasan katabolik (pemecahan) 
Lintasan ini meliputi berbagai 
proses oksidasi yang melepaskan 
energi bebas, biasanya dalam 
bentuk fosfat energi tinggi atau 
unsur ekuivalen pereduksi, sep-erti 
rantai respirasi dan fosforila-si 
oksidatif. 
3. Lintasan amfibolik (persimpan-gan) 
Lintasan ini memiliki lebih dari 
satu fungsi dan terdapat pada 
persimpangan metabolisme se-hingga 
bekerja sebagai peng-hubung 
antara lintasan anabolik 
dan lintasan katabolik. Contoh 
dari lintasan ini adalah siklus 
asam sitrat (Siklus Kreb). 
Faktor-faktor yang mempengaruhi 
metabolisme karbohidrat 
Metabolisme karbohidrat dipen-garuhi 
oleh asupan (intake) karbohidrat, 
enzim-enzim yang berperan dalam me-tabolisme 
karbohidrat, hormon-hor-mon 
dalam metabolisme karbohidrat, 
dan aktivitas (aerob atau anaerob). 
Metabolisme karbohidrat 
menghasilkan monosakarida, teruta-ma 
glukosa. Hasil pencernaan tersebut 
diproses melalui lintasan metaboliknya 
menjadi Asetil KoA, yang kemudian 
akan dioksidasi secara sempurna mel-alui 
siklus asam sitrat dan dihasilkan 
energi berupa adenosin trifosfat (ATP), 
H2O, dengan produk buangan karbon-dioksida 
(CO2). 
Metabolisme glukosa pada 
dasarnya dibagi dua, yaitu metabolisme 
yang tidak menggunakan oksigen (an-aerob) 
akan menghasilkan asam laktat 
dan yang menggunakan oksigen (aer-ob) 
akan menghasilkan asam piruvat. 
Proses glikolisis 
Proses ini merupakan tahap 
1 katabolisme karbohidrat. Glikolisis 
merupakan serangkaian reaksi oksida-si 
glukosa menjadi piruvat atau laktat. 
Reaksi tanpa menggunakan oksigen 
(anaerob) mengubah glukosa menjadi 
asam laktat, sedangkan reaksi yang 
menggunakan oksigen mengubah glu-kosa 
menjadi piruvat. 
Reaksi ini berlangsung di dalam 
sitoplasma semua sel. Tiap reaksi dalam 
proses ini menggunakan enzim terten-tu. 
Proses ini memerlukan : Glukosa, 2 
ADP, 2 ATP, 2 NAD+, 2 PO4- = 10 enzim 
berbeda. Keadaan aerob, maka piruvat 
masuk mitokondria sehingga asetil- 
KoA dioksidasi melalui siklus krebs. Jar-ingan 
tubuh yang hipoksia cenderung 
memproduksi laktat. 
Berikut ini diuraikan tahapan 
proses glikolisis secara lebih rinci men-urut 
Poedjiadi dan Supriyanti (2009). 
1. Glukosa mengalami fosforilasi 
menjadi glukosa-6 fosfat den-gan 
dikatalisir oleh enzim hek-sokinase 
atau glukokinase pada 
sel parenkim hati dan sel Pulau 
Langerhans pancreas. Reaksi ini 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
dibantu oleh ion Mg++ sebagai 
kofaktor. ATP diperlukan sebagai 
donor fosfat dan bereaksi seba-gai 
kompleks Mg-ATP. Satu fos-fat 
berenergi tinggi digunakan, 
menghasilkan ADP. (-1P) 
Enzim heksokinase merupakan 
katalisator pada reaksi peminda-han 
gugus fosfat dari ATP pada 
glukosa, fruktosa, manosa, dan 
glukosamina. 
2. Reaksi isomerasi yaitu men-gubah 
glukosa-6-fosfat menjadi 
fruktosa-6-fosfat dengan bantu-an 
enzim fosfoheksosaisomerase 
atau fosfoglukoisomerase. Enzim 
ini tidak membutuhkan kofaktor. 
3. Fruktosa-6-fosfat diubah menja-di 
Fruktosa-1,6-difosfat dengan 
bantuan enzim fosfofruktokinase 
dengan bantuan ion Mg++ se-bagai 
kofaktor. 
4. Fruktosa-1,6-difosfat dipecah 
menjadi dua molekul triosa fos-fat 
yaitu D-gliseraldehida-3-fos-fat 
dan dihidroksi aseton fosfat. 
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim 
aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat 
aldolase). Hasil reaksi pengu-raian 
semua senyawa tersebut 
adalah sama, yaitu dihidroksi 
aseton fosfat. 
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat 
berubah menjadi dihidroksi ase-ton 
fosfat dan sebaliknya (reaksi 
interkonversi). Reaksi bolak-balik 
ini mendapatkan katalisator en-zim 
fosfotriosa isomerase. 
6. Gliseraldehid 3-fosfat dioksi-dasi 
menjadi asam 1,3-difosfog-liserat 
dengan bantuan enzim 
gliseraldehida-3-fosfat dehidro-genase. 
Dihidroksi aseton fosfat 
bisa diubah menjadi gliseralde-hid 
3-fosfat maka juga dioksidasi 
menjadi 1,3-bifosfogliserat. 
7. Reaksi ini mengubah asam 
1,3-difosfosgliserat menjadi 
asam 3-fosfogleserat. Dalam 
reaksi ini dihasilkan satu molekul 
ATP dari ADP, dibantu oleh enzim 
fosfogliserat kinase dan Mg++ 
sebagai kofaktor. 
8. Fosfogliseril mutase bekerja se-bagai 
katalis pada reaksi pen-gubahan 
asam 3-fosfogliserat 
menjadi asam 2-fosfogliserat. 
Enzim ini berfungsi memindah-kan 
gugus fosfat dari satu atom 
C kepada atom C lain dalam satu 
molekul. 
9. Reaksi pembentukan asam fos-foenol- 
piruvat (PEP) dari asam 
2-fosfogliserat dengan bantuan 
enzim enolase dan ion Mg++ 
sebagai kofaktor. Reaksi ini mer-upakan 
reaksi dehidrasi. Enolase 
dihambat oleh fluoride (ion F-). 
10. Reaksi pemindahan gugus fosfat 
dari asam fosfoenol piruvat (PEP) 
kepada ADP sehingga terbentuk 
ATP dan molekul asam piruvat 
dengan bantuan enzim piru-vat 
kinase dan ion Mg++ dan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
K+. Enol piruvat yang terbentuk 
dikonversi spontan menjadi keto 
piruvat. 
11. Reaksi tahap akhir dari proses 
glikolisis ini menggunakan en-zim 
laktat dehydrogenase dan 
dibantu NADH sebagai koen-zim. 
Reaksinya berupa pemben-tukan 
asam laktat dengan cara 
reduksi asam piruvat. Jika tak 
tersedia oksigen (anaerob), tak 
terjadi reoksidasi NADH mela-lui 
pemindahan unsur ekuivalen 
pereduksi. Piruvat akan direduksi 
oleh NADH menjadi laktat den-gan 
bantuan enzim laktat dehi-drogenase. 
Tinjauan energi proses glikolisis 
Proses glikolisis dimulai dengan 
molekul glukosa dan diakhiri dengan 
terbentuknya asam laktat. Serangkaian 
reaksi-reaksi tersebut disebut juga jalur 
Embden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang 
berlangsung pada proses glikolisis da-pat 
dibagi dua fase, yaitu fase I dimulai 
dari perubahan glukosa menjadi triosa-fosfat 
dengan proses fosforilasi; fase II 
dimulai dari reaksi oksidasi triosafosfat 
hingga terbentuk asam laktat. 
Satu mol glukosa dalam proses 
glikolisis diubah menjadi dua mol asam 
laktat. Dalam keadaan aerob, piruvat 
masuk mitokondria, lalu dikonversi 
menjadi asetil-KoA, selanjutnya diok-sidasi 
dalam siklus asam sitrat men-jadi 
CO2. Energi yang dihasilkan pada 
glikolisis aerob sebanyak 8 mol ATP, se-dangkan 
glikolisis anaerob menghasil-kan 
energy sebanyak 2 mol ATP. 
Glikogenolisis 
Proses ini merupakan pengura-ian 
glikogen menjadi glukosa. Sumber 
utama glikogen di hepar, otot rangka 
dan sedikit pada ginjal dan usus. Gliko-gen 
otot tidak dapat dipakai untuk jar-ingan 
lain karena tidak terdapat enzim 
Glu-6-Fostase. 
Glikogenesis 
Tentu Anda masih ingat bahwa 
glukosa merupakan sumber bahan bagi 
proses glikolisis, karena glukosa terda-pat 
dalam jumlah banyak bila diband-ingkan 
dengan monosakarida lain. Bila 
jumlah glukosa yang dikonsumsi mel-ebihi 
kebutuhan tubuh, maka glukosa 
akan diubah menjadi glikogen dan di-simpan 
dalam hati dan jaringan otot. 
Proses sintesis glikogen dari glucosa 
disebut glikogenesis. Glikogen terda-pat 
di dalam hati (sampai 6%) dan otot 
jarang melampaui jumlah 1%. 
Glikogen otot adalah sumber 
heksosa untuk proses glikolisis di dalam 
otot itu sendiri, sedangkan glikogen 
hati adalah simpanan sumber heksosa 
untuk dikirim keluar guna memperta-hankan 
kadar glukosa darah, khususn-ya 
di antara waktu makan. Setelah 12- 
18 jam puasa, hampir semua simpanan 
glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen 
otot hanya terkuras setelah seseorang 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
melakukan olahraga yang berat dan 
lama. 
Pengaturan metabolisme gliko-gen 
dikontrol oleh: hormon insulin 
(mengaktivasi glikogen sintase dan in-hibisi 
Glikogen Fosforilase) serta hor-mon 
glukagon, epinefrin dan norepi-nefrine 
(menghambat Glikogen Sintase 
dan aktivasi Glikogen Fosforilase). 
Reaksi pembentukan glikogen dapat 
berlangsung karena adanya uridin di-fosfat 
glukosa. Uridindifosfat glukosa 
dapat dibentuk dari reaksi uridintrifos-fat 
glukosa. 
Glukoneogenesis 
Glukoneogenesis mengubah 
unsur non-karbohidrat menjadi glu-kosa, 
seperti Asam amino glukogenik, 
laktat, gliserol dan propionat. Proses ini 
penting sekali untuk menyediakan glu-kosa, 
apabila di dalam diet tidak men-gandung 
cukup karbohidrat. Glukosa 
diperlukan oleh jaringan adiposa untuk 
menjaga senyawa antara siklus asam si-trat. 
Di dalam mammae, glukosa diper-lukan 
untuk membuat laktosa. Di dalam 
otot, glukosa merupakan satu-satunya 
bahan untuk membentuk energi dalam 
keadaan anaerobik. 
Proses ini terutama terjadi pada 
hepar dan ginjal. Ketika puasa dan ke-laparan, 
glikogen hepar responnya 
lebih lambat daripada glikogenolisis. 
Untuk membersihkan darah dari asam 
laktat yang selalu dibuat oleh sel darah 
merah dan otot, dan juga gliserol yang 
dilepas jaringan lemak, diperlukan sua-tu 
proses atau jalur yang bisa meman-faatkannya. 
Enzim piruvat karboksilase dan 
enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase 
sintesisnya meningkat dalam keadaan 
puasa. Sintesis enzim ini juga dipen-garuhi 
oleh hormon glukokortikoid. 
Dalam keadaan puasa, oksidasi asam 
lemak dalam hepar meningkat. Ini 
membawa akibat yang menguntung-kan 
untuk glukoneogenesis karena 
akan menghasilkan ATP, NADH dan ok-saloasetat. 
Asam lemak dan asetil-KoA akan 
menghambat enzim-enzim fosfofruk-tokinase, 
piruvat kinase dan piruvat 
dehidrogenase, mengaktifkan enzim-enzim 
piruvat karboksilase dan fruktosa 
1,6-bifosfatase. Substrat untuk gluko-neogenesis 
adalah : 
1. asam laktat yang berasal dari 
otot, sel darah merah, medulla 
dari glandula supra-renalis, reti-na 
dan sumsum tulang, 
2. gliserol, yang berasal dari jarin-gan 
lemak , 
3. asam propionat, yang dihasilkan 
dalam proses pencernaan pada 
hewan memamah biak, 
4. asam amino glikogenik. 
Berikut ini diuraikan tentang 
proses pembentukan glukosa 
1. Fosfoenol piruvat dibentuk dari 
asam piruvat melalui pemben-tukan 
asam oksalo asetat. Reaksi 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
ini dikatalis oleh enzim piruvat-karboksilase 
dan fosfoenolpiru-vat 
karboksilase. 
2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari 
fruktosa-1,6-difosfat dengan 
cara hidrolisis oleh enzim frukto-sa- 
1,6-difosfatase 
3. Glukosa dibentuk dengan cara 
hidrolisis glukosa-6-fosfat di-katalis 
oleh enzim glukosa- 
6-fosfatase 
Siklus Asam Sitrat 
Siklus asam sitrat adalah serang-kaian 
reaksi kimia dalam sel yang ber-langsung 
di mitokondria secara beru-rutan 
dan berulang. Tujuannya adalah 
mengubah asam piruvat menjadi CO2, 
H2O, dan sejumlah energi. Siklus asam 
sitrat disebut juga siklus Krebs meru-pakan 
proses oksidasi dengan meng-gunakan 
oksigen atau aerob. Reaksi ini 
terjadi setelah proses glikolisis. Reaksi 
lain pada lintasan katabolisme yang 
sama, antara lain glikolisis, oksidasi 
asam piruvat dan fosforilasi oksidatif. 
Produk dari siklus asam sitrat 
adalah prekursor bagi berbagai jenis 
senyawa organik. Asam sitrat merupa-kan 
prekursor dari kolesterol dan asam 
lemak; asam ketoglutarat-alfa merupa-kan 
prekursor dari asam glutamat; puri-na 
dan beberapa asam amino, suksinil- 
KoA merupakan prekursor dari heme 
dan klorofil; asam oksaloasetat meru-pakan 
prekursor dari asam aspartat, 
purina, pirimidina dan beberapa asam 
amino. 
Siklus asam sitrat dimulai den-gan 
satu molekul asetil-KoA bereaksi 
dengan satu molekul H2O, melepaskan 
gugus koenzim-A, dan mendonorkan 
dua atom karbon yang tersisa dalam 
bentuk gugus asetil kepada asam ok-saloasetat 
yang memiliki molekul den-gan 
empat atom karbon, hingga meng-hasilkan 
asam sitrat dengan enam atom 
karbon. 
Asetil KoA dibentuk pada reaksi 
antara asam piruvat dengan Koenzim A. 
Di samping itu, asam lemak juga dapat 
menghasilkan asetil KoA pada proses 
oksidasi. Reaksi ini menggunakan kom-pleks 
piruvat dehydrogenase sebagai 
katalis yang terdiri-atas beberapa jenis 
enzim. Koenzim yang terlibat dalam 
reaksi ini adalah tiamin pirofosfat (TPP), 
NAD+, asam lipoat dan ion Mg++ se-bagai 
activator. Reaksi ini bersifat ir-reversible 
dan asetil KoA yang terjadi 
merupakan penghubung antara proses 
glikolisis dengan siklus asam sitrat. 
Lintasan akhir oksidasi lemak, 
karbohidrat, Protein dalam mitokon-dria. 
Amfibolik menjadi oksidasi dan 
metabolik. Matriks mitokondria kead-aan 
aerobik (dengan O2) katalisasi 
asetil-KoA dengan aksaloasetat meng-hasilkan 
sitrat dan CO2. Koenzim te-reduksi 
3 NADH,1 FADH2 dan 1 GTP. 
Reaksi dehidrogenasi dan dekarboksi-lasi 
menjadi ekuivalen pereduksi dan 
CO2. Masuk rantai respirasi menjadi 
ATP. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Berikut ini diuraikan reaksi-reak-si 
kimia yang berhubungan dengan 
siklus asam sitrat. 
1. Pembentukan asam sitrat (reaksi 
I). 
Asam sitrat dibentuk oleh asetil 
KoA dengan asam oksaloasetat 
dengan cara kondensasi. Enzim 
yang bekerja adalah sitrat sin-tetase. 
2. Pembentukan asam isositrat 
(reaksi II) (Isomerasi menjadi 
Isositrat) 
Asam sitrat mengalami isomerasi 
menjadi asam isositrat melalui 
asam akonitat. Enzim yang bek-erja 
adalah akonitase. 
3. Pembentukan asam α ketoglu-tarat 
(reaksi 3) merupakan reaksi 
oksidasi Dekarboksilasi 1 
Asam Isositrat diubah men-jadi 
asam oksalosuksinat den-gan 
bantuan enzim isositrat 
dehydrogenase dan koenzim 
NADP+; kemudian diubah leb-ih 
lanjut dengan bantuan en-zim 
karboksilase menjadi asam 
α-ketoglutarat+CO2. 
4. Pembentukan suksinil KoA 
(reaksi 4) merupakan reaksi Ok-sidasi 
Dekarboksilasi 2. Asam 
α-ketoglutarat mengalami 
dekarboksilasi menjadi suksinil- 
KoA. NAD+ direduksi menjadi 
NADH. 
5. Pembentukan asam suksinat 
(reaksi 5) (Hidrolisis). 
Hidrolisis suksinil-KoA (melepas-kan 
Koenzim A) menjadi suksinat 
dan GTP. Reaksi ini dibantu oleh 
enzim suksinil KoA sintetase, 
bersifat reversibel. Gugus fosfat 
yang terdapat pada molekul GTP 
segera dipindahkan kepada ADP 
dengan bantuan nukleosida di-fosfokinase. 
6. Pembentukan asam fumarat 
(reaksi 6) (Dehidrogenasi) 
Asam suksinat diubah menjadi 
asam fumarat melalui proses 
oksidasi dengan menggunakan 
enzim suksinat dehydrogenase 
dan FAD sebagai koenzim. FDA 
direduksi menjadi FADH2. 
7. Pembentukan asam malat (reaksi 
7) (Hidrasi Fumarat) 
Asam fumarat mengalami hidrasi 
(adisi molekul air) menjadi asam 
malat. Reaksi ini dibantu oleh en-zim 
fumarase. 
8. Pembentukan asam oksaloasetat 
(reaksi 8) (Dehidrogenasi) 
Tahap akhir siklus krebs yaitu de-hidrogenasi 
asam Malat untuk 
membentuk asam oksaloasetat. 
Malat dehydrogenase sebagai 
katalis. NAD+ direduksi menjadi 
NADH. 
Asam oksaloasetat yang terben-tuk 
bereaksi dengan asetil koen-zim 
A. Asam sitrat yang dihasil-kan, 
bereaksi lebih lanjut dalam 
siklus asam sitrat. Demikian se-terusnya 
berulang kali dan ber- 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
langsung terus menerus. 
ATP terbentuk setiap satu puta-ran 
siklus kreb’s sebanyak 12 mol. Vita-min 
B kompleks memiliki peran penting 
(riboflavin, niasin, tiamin atau B1, asam 
pantotenat). Siklus krebs berperan sen-tral 
dalam metabolisme tubuh (gluko-neogenesis, 
transaminasi, deaminasi 
dan sintesis asam lemak). Metabolisme 
glukosa menjadi CO2 dan H2O serta 
jumlah energi dalam bentuk ATP, mel-alui 
glikolisis dan siklus asam sitrat 
menghasilkan 36 mol ATP tiap mol glu-kosa. 
G. Kelainan / penyakit yang ber 
hubungan dengan metabol-isme 
karbohidrat 
1. Diabetes mellitus 
Diabetes Melitus (DM) adalah 
kelainan metabolisme karbohi-drat, 
di mana glukosa darah tidak 
dapat digunakan dengan baik, 
sehingga menyebabkan keadaan 
hiperglikemia. Umumnya diabe-tes 
melitus disebabkan oleh ru-saknya 
sebagian kecil atau seba-gian 
besar dari sel-sel betha dari 
pulau-pulau Langerhans pada 
pankreas yang berfungsi meng-hasilkan 
insulin, akibatnya terjadi 
kekurangan insulin. 
Di samping itu diabetes melittus 
juga dapat terjadi karena gang-guan 
terhadap fungsi insulin 
dalam memasukan glukosa ke 
dalam sel. 
2. Galaktosemia 
Galaktosemia adalah suatu 
kelainan metabolik yang ditu-runkan 
secara autosomal resesif, 
dimana terdapat defisiensi enzim 
yang mempengaruhi metabo-lime 
gula galaktosa. Galaktosem-ia 
diturunkan oleh kedua orang 
tua. Individu dengan galakto-semia 
tidak dapat memecah 
maupun menggunakan gula 
galaktosa. Galaktosemia (kadar 
galaktosa yang tinggi dalam da-rah) 
biasanya disebabkan oleh 
kekurangan enzim galaktose 
1-fosfat uridil transferase. 
Seorang wanita yang diketahui 
membawa gen untuk penyakit ini 
sebaiknya tidak mengkonsumsi 
galaktosa selama kehamilan ka-rena 
dapat melewati plasenta 
dan sampai ke janin, menyebab-kan 
katarak. Pada masa pubertas 
dan masa dewasa, anak peremp-uan 
seringkali mengalami kega-galan 
ovulasi (pelepasan sel tel-ur) 
dan hanya sedikit yang dapat 
hamil secara alami. 
3. Glikogenosis 
Glikogenosis (Penyakit penimbu-nan 
glikogen) adalah sekumpu-lan 
penyakit keturunan yang dis-ebabkan 
oleh tidak adanya 1 atau 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
beberapa enzim yang diperlukan 
untuk mengubah gula menjadi 
glikogen atau mengubah gliko-gen 
menjadi glukosa (untuk di-gunakan 
sebagai energi). 
Pada glikogenosis, sejenis atau 
sejumlah glikogen yang abnor-mal 
diendapkan di dalam jar-ingan 
tubuh, terutama di hati. 
Gejalanya timbul sebagai akibat 
dari penimbunan glikogen atau 
hasil pemecahan glikogen atau 
akibat dari ketidakmampuan un-tuk 
menghasilkan glukosa yang 
diperlukan oleh tubuh. 
4. Intoleransi Fruktosa Herediter 
Intoleransi fruktosa herediter 
adalah suatu penyakit ketu-runan 
dimana tubuh tidak dapat 
menggunakan fruktosa karena 
tidak memiliki enzim fosfof-ruktaldolase. 
Akibatnya adalah 
fruktose 1-fosfatase (yang mer-upakan 
hasil pemecahan dari 
fruktosa) tertimbun di dalam tu-buh, 
menghalangi pembentukan 
glikogen dan menghalangi peru-bahan 
glikogen menjadi glukosa 
sebagai sumber energi. 
5. Fruktosuria 
Fruktosuria merupakan suatu 
keadaan yang tidak berbahaya, 
dimana fruktosa dibuang ke 
dalam air kemih. Fruktosuria dis-ebabkan 
oleh kekurangan enzim 
fruktokinase yang sifatnya ditu-runkan. 
6. Pentosuria 
Pentosuria adalah suatu kead-aan 
yang tidak berbahaya, yang 
ditandai dengan ditemukannya 
gula xylulosa di dalam air kemih 
karena tubuh tidak memiliki 
enzim yang diperlukan untuk 
mengolah xylulosa. Pentosuria 
tidak menimbulkan masalah kes-ehatan, 
tetapi adanya xylulosa 
dalam air kemih bisa menyebab-kan 
kekeliruan diagnosis dengan 
diabetes mellitus. 
7. Kekurangan kompleks piruvat 
dehydrogenase 
Kompleks piruvat dehidrogenase 
adalah sekumpulan enzim yang 
diperlukan untuk mengolah pi-ruvat. 
Kekurangan kompleks pi-ruvat 
dehidrogenase bisa me-nyebabkan 
berkurangnya kadar 
asetil koenzim A yang penting 
untuk pembentukan energi. Ge-jala 
utamanya adalah aksi otot 
menjadi lambat, koordinasi bu-ruk, 
gangguan keseimbangan 
yang berat yang menyebabkan 
penderita tidak dapat berjalan. 
8. Tidak memiliki piruvat karboksi-lase 
Tidak memiliki enzim piruvat kar-boksilase 
akan mempengaruhi 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
atau menghalangi pembentu-kan 
glukosa di dalam tubuh. 
Akibatnya di dalam darah akan 
tertimbun asam laktat dan keton 
yang menyebabkan timbulnya 
mual dan muntah. Penyakit ini 
sering berakibat fatal. 
Sintesa asam amino (komponen 
pembentuk protein) juga ter-gantung 
kepada piruvat kar-boksilase. 
Jika enzim ini tidak 
ada, maka pembentukan neuro-transmiter 
(zat yang menghan-tarkan 
gelombang saraf) akan 
berkurang, menyebabkan se-jumlah 
kelainan saraf, termasuk 
keterbelakangan mental yang 
berat. 
H. Prosedur pemeriksaan 
laboratorium sederhana gula 
darah sewaktu dan reduksi 
urine 
Kelainan metabolisme yang pal-ing 
banyak dialami masyarakat adalah 
diabetes mellitus. Pemeriksaan labora-torium 
dapat mendeteksi penyakit di-antaranya 
adalah gula darah (sewaktu, 
puasa, dua jam postprandial), dan urine 
reduksi. 
Berikut ini diuraikan standar 
prosedur operasional pemeriksaan lab-oratorium 
1. Gula darah sewaktu mengguna-kan 
stik 
Pengertian Pemeriksaan laborato-rium 
sederhana yang 
dirancang mengguna-kan 
sampel darah ka-piler 
menggunakan strip 
katalisator spesifik un-tuk 
pengukuran glukosa 
dalam darah kapiler. 
Ketika darah diteteskan 
pada zona reaksi tes 
strip, katalisator glukosa 
akan mereduksi glukosa 
dalam darah. Intensitas 
dari elektron yang ter-bentuk 
dalam alat strip 
setara dengan konsen-trasi 
glukosa dalam da-rah. 
Indikasi Deteksi DM pada ke-hamilan 
Petugas 1.Mahasiswa 
2.Bidan 
Tujuan Untuk mengetahui ka-dar 
gula darah sewaktu. 
Persiapan 
Alat 
1. Glukometer 
2. Kapas alkohol 
3. Stik gula darah 
4. Blood lanset 
5. Bengkok 
Persiapan 
Pemeriksa 
1. Celemek 
2. Sarung tangan 
Persiapan 
Lingkun-gan 
Menjaga privacy klien. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Prosedur 
Kerja 
1. Menjelaskan prose-dur 
pemeriksaan 
yang akan dilakukan 
kepada pasien. 
2. Membuat persetu-juan 
medic (informed 
consent) 
3. Memakai celemek 
4. Mencuci tangan. 
5. Memakai sarung tan-gan 
6. Atur posisi pasien 
senyaman mungkin. 
7. Dekatkan alat di 
samping pasien. 
8. Pasang stik gula da-rah 
pada alat glu-kometer. 
9. Menusukkan blood 
lanset di jari tangan 
pasien. 
10. Menghidupkan alat 
glukometer yang su-dah 
terpasang stik 
gula darah. 
11. Meletakkan stik gula 
darah di jari tangan 
pasien. 
12. Menutup bekas tu-sukkan 
lanset meng-gunakan 
kapas alko-hol. 
13. Alat glukometer akan 
berbunyi dan hasil 
sudah bisa dibaca. 
14. Membereskan dan 
mencuci alat. 
15. Mencuci tangan. 
Evaluasi 
Sikap 
1. Sabar 
2. Teliti 
3. Sopan 
Nilai Rujukan Tes Glukosa 
Tes Sample (mg/dL) (mmol/ L) 
Gula 
darah 
sewaktu 
(GDS) 
Plasma 
vena 
Darah 
kapiler 
< 110 
< 90 
< 6,1 
< 5,0 
Gula da-rah 
puasa 
(GDP) 
Plasma 
vena 
Darah 
kapiler 
< 100 
< 90 
< 5,6 
< 5,0 
Gula 
darah 2 
jam post-prandial 
(GD2PP) 
(setelah 
meng-konsumsi 
75 mg 
karbohi-drat) 
Plasma 
vena 
Darah 
kapiler 
< 140 
< 120 
< 7,8 
< 6,7 
Sumber: 
http://www.artikelkedokteran.com/592/ 
pemeriksaan-diabetes-melitus.html 
2. Pemeriksaan urine reduksi meng-gunakan 
reagen fehling 
Pengertian Glukosa mempunyai 
sifat mereduksi. Zat per-eduksi 
dalam urin da-pat 
mereduksi ion-ion 
logam tertentu dalam 
larutan basa dalam test 
benedict dan fehling. 
Glukosa dan bahan-bahan 
pereduksi dalam 
urin akan mereduksi cu-pri 
sulfat yang berwarna 
hijau menjadi cupro ok-sida 
yang berwarna me-rah 
dalam suasana alkali. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Indikasi Deteksi dini penyakit 
DM pada kehamilan 
Petugas 1.Mahasiswa 
2.Bidan 
Tujuan untuk mengetahui 
adanya glukosa dalam 
urine. 
Persiapan 
Bahan 
Reagen: fehling A, Fe-hling 
B, 
kertas saring, larutan 
klorin 0,5% 
korek api 
Persiapan 
Alat 
1. Tabung reaksi 1 buah 
2. Lampu spiritus 1 
buah 
3. Rak tabung 1 buah 
4. Corong penyaring 1 
buah 
5. Pemegang / penjepit 
tabung 1 buah 
6. Spuit 5 ml: 3 buah 
7. Spiritus secuku-pnya 
(untuk mengisi 
lampu) 
8. Bengkok 1 buah 
9. pot urine 2 buah 
Persiapan 
Pemeriksa 
1. Masker 
2. Celemek 
3. Sarung tangan 
Persiapan 
Lingkun-gan 
Menjaga privacy klien. 
Prosedur 
Kerja 
1. Jelaskan prosedur 
pemeriksaan yang 
akan dilakukan ke-pada 
pasien. 
2. Membuat persetu-juan 
medic (informed 
consent) 
3. Memberikan pasien 
pot urine dan me-nyilahkannya 
buang 
air kecil dan menam-pung 
urine perten-gahan 
pada pot yang 
diterima. 
4. Memakai celemek, 
masker 
5. Mencuci tangan. 
6. Memakai sarung tan-gan 
7. Menyaring urine. 
8. Mengisap fehling A: 
Fehling B: urine = 
2:2:1 
9. Menyalakan api lam-pu 
spiritus. 
10. Merebus/membakar 
urine dalam tabung 
sambil mengocok 
perlahan sampai 
mendidih. 
11. Mendinginkan urine. 
12. Membaca hasil 
pemeriksaan. 
13. Membereskan alat 
dan merendamnya 
dalam larutan klorin 
0,5%. 
14. Membuka sarung 
tangan. 
15. Mencuci tangan. 
16. Mencatat hasil. 
Evaluasi 
Sikap 
1. Sabar 
2. Telit 
3. Sopan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
3. Pemeriksaan urine reduksi meng-gunakan 
reagen benedict 
Job sheet 
• Mata Kuliah: Biologi dasar dan 
Biologi Perkembangan 
• Kode Mata Kuliah : Bd. 201 
• Beban Studi : 4 SKS (T : 2, P : 2) 
• Pokok Bahasan : Pemeriksaan 
laboratorium sederhana 
• Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan 
reduksi urine menggunakan ben-edict 
• Semester : 1 (satu) 
• Waktu : 60 Menit 
• Dosen : 
• Referensi : Pusdiknakes, 2003, 
Buku I Asuhan Antenatal 
Tujuan Instruksional Khusus 
Setelah mengikuti perkuliahan : 
1. Mahasiswa dapat menyiapkan 
alat untuk pemeriksaan reduksi 
urin dengan benar. 
2. Mahasiswa dapat melaksanakan 
pemeriksaan reduksi urin sesuai 
dengan job sheet dengan benar. 
Dasar Teori 
Glukosa mempunyai sifat mer-eduksi. 
Zat pereduksi dalam urin da-pat 
mereduksi ion-ion logam tertentu 
dalam larutan basa dalam test benedict 
dan fehling. 
Glukosa dan bahan-bahan per-eduksi 
dalam urin akan mereduksi cu-pri 
sulfat yang berwarna hijau menjadi 
cupro oksida yang berwarna merah 
dalam suasana alkali. 
Petunjuk bagi Mahasiswa 
1. Baca dan pelajari lembar kerja 
2. Siapkan alat – alat yang di bu-tuhkan 
dan sususnan secara er-gonomis 
3. Ikuti petunjuk yang ada pada job 
sheet. 
Keselamatan kerja 
1. Perhatikan teknik pencegahan 
infeksi 
2. Bertindak hati – hati pada saat 
melakukan tindakan 
3. Pusatkan perhatian pada peker-jaan 
serta keselamatan 
Bahan Kerja 
1. Reagen: benedict 
2. kertas saring, larutan klorin 0,5% 
3. korek api 
Peralatan Kerja 
1. Tabung reaksi 2 buah 
2. Lampu spiritus 1 buah 
3. Rak tabung 1 buah 
4. Corong penyaring 1 buah 
5. Pemegang / penjepit tabung 1 
buah 
6. Spuit 5 ml 2 buah 
7. Spiritus secukupnya (untuk 
mengisi lampu) 
8. Bengkok 1 buah 
9. pot urine 2 buah 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Alat perlindungan diri 
1. Masker 
2. Celemek 
3. Topi 
4. Sarung tangan 
Prosedur Kerja 
No Langkah Kerja Gambar 
1 Jelaskan prose-dur 
pemeriksaan 
yang akan di-lakukan 
kepada 
pasien dilan-jutkan 
melaku-kan 
informed 
consent 
Key point : 
pastikan Anda 
melakukan 
dengan sopan, 
menjaga privacy 
pasien 
2 Menyiapkan alat 
dan bahan 
Key point : 
laksanakan 
persiapan secara 
maksimal. 
3 Memberikan 
pasien pot urine 
dan menyilah-kannya 
buang air 
kecil serta me-nampung 
urine 
pada pot yang 
telah diterima. 
Key point : 
beritahu pasien 
untuk me-nampung 
urin 
pertengahan. 
4 Mencuci tangan 
Key point : 
lakukan setelah 
Anda menggu-nakan 
celemek, 
masker dan topi. 
5 Menggunakan 
alat perlindun-gan 
diri 
Key point : 
pastikan sarung 
tangan tidak 
bocor 
6 Menyaring urine 
Key point : 
dapatkan urine 
yang jernih 
7 Mengisap 
benedict dan 
memasukkannya 
ke tabung reaksi 
sebanyak 5 ml. 
Isilah kedua 
tabung reaksi 
Key point : 
satu tabung un-tuk 
kontrol; satu 
tabung untuk 
direaksi dengan 
urine 
8 Masukkan 8 
tetes urine ke 
dalam tabung 
reaksi. 
Key point: 
pastikan urine 
tidak ada yang 
menempel pada 
dinding tabung 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
9 Merebus/mem-bakar 
urine 
dalam tabung 
dengan kemir-ingan 
± 45o 
sambil meng-goyangkan 
perlahan sampai 
mendidih. 
Key point: 
gunakan lidah 
api saat merebus 
urine 
10 Membaca hasil 
pemeriksaan 
Key point : 
bandingkan den-gan 
kontrol dan 
amati perubahan 
warnanya 
11 Membereskan 
alat dan me-lepaskan 
sarung 
tangan 
Key point: 
pastikan alat 
terendam dalam 
larutan klorin 
0,5% 
12 Mencuci tangan 
Key point: 
pastikan mel-akukan 
tujuh 
gerakan cuci 
tangan. 
13 Mencatat hasil 
pemeriksaan 
Key point: 
pastikan hasil 
pemeriksaan 
ditulis dengan 
benar dan leng-kap. 
Standar Prosedur Operasional 
Pengertian Glukosa mempunyai 
sifat mereduksi. Zat per-eduksi 
dalam urin da-pat 
mereduksi ion-ion 
logam tertentu dalam 
larutan basa dalam test 
benedict dan fehling. 
Glukosa dan bahan-bahan 
pereduksi dalam 
urin akan mereduksi cu-pri 
sulfat yang berwarna 
hijau menjadi cupro ok-sida 
yang berwarna me-rah 
dalam suasana alkali. 
Indikasi Deteksi DM pada ke-hamilan 
Petugas 1.Mahasiswa 
2.Bidan 
Tujuan untuk mengetahui 
adanya glukosa dalam 
urine. 
Persiapan 
Bahan 
Reagen: benedict 
kertas saring, larutan 
klorin 0,5% 
korek api 
Persiapan 
Alat 
1. Tabung reaksi 2 buah 
2. Lampu spiritus 1 
buah 
3. Rak tabung 1 buah 
4. Corong penyaring 1 
buah 
5. Pemegang / penjepit 
tabung 1 buah 
6. Spuit 5 ml 2 buah 
7. Spiritus secuku-pnya 
(untuk mengisi 
lampu) 
8. Bengkok 1 buah 
9. pot urine 2 buah 
Persiapan 
Pemeriksa 
1. Masker 
2. Celemek 
3. Sarung tangan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Persiapan 
Lingkun-gan 
Menjaga privacy klien. 
Prosedur 
Kerja 
1. Jelaskan prosedur 
pemeriksaan yang 
akan dilakukan ke-pada 
pasien. 
2. Membuat persetu-juan 
medic (informed 
consent) 
3. Memberikan pasien 
pot urine dan me-nyilahkannya 
buang 
air kecil dan menam-pung 
urine perten-gahan 
pada pot yang 
diterima. 
4. Memakai celemek, 
masker, dan topi 
5. Mencuci tangan. 
6. Memakai sarung tan-gan 
7. Menyaring urine. 
8. Mengisap benedict 
dan memasukkan-nya 
ke tabung reaksi. 
Masing-masing 5 ml 
(satu tabung untuk 
kontrol; satu tabung 
untuk direaksi den-gan 
urine). 
9. Meneteskan urine 
sebanyak 8 tetes 
pada satu tabung 
reaksi yang telah diisi 
benedict 
10. Menyalakan api lam-pu 
spiritus. 
11. Merebus/membakar 
urine dalam tabung 
sambil mengocok 
perlahan sampai 
mendidih. 
12. Mendinginkan urine. 
13. Membaca hasil 
pemeriksaan. 
14. Membereskan alat 
dan merendamnya 
dalam larutan klorin 
0,5%. 
15. Membuka sarung 
tangan. 
16. Mencuci tangan. 
17. Mencatat hasil. 
Evaluasi 
Sikap 
1. Sabar 
2. Teliti 
3. Sopan 
Interpretasi hasil pemeriksaan reduksi 
urine kualitatif 
Warna Intepretasi 
Biru Negatif 
Hijau kekunin-gan 
dan keruh 
Positif + (1+) 
Kuning keruh Positif ++ (2+) 
Jingga / warna 
lumpur keruh 
Positif +++ (3+) 
Merah keruh Positif ++++(4+) 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 21

More Related Content

What's hot

Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme KarbohidratProses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidratpjj_kemenkes
 
Bab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaanBab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaanahmadbuchori79
 
Assignment Piramid Makanan Karbohidrat
Assignment Piramid Makanan KarbohidratAssignment Piramid Makanan Karbohidrat
Assignment Piramid Makanan KarbohidratShamsul De Bagio
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisiPrinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisikristanto djuwahir
 
buku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAH
buku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAHbuku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAH
buku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAHEdo Gmh
 
Hubungan Antara Berbagai Jalur Metabolisme
Hubungan Antara Berbagai Jalur MetabolismeHubungan Antara Berbagai Jalur Metabolisme
Hubungan Antara Berbagai Jalur MetabolismeDedi Kun
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiAinur
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin  Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin pjj_kemenkes
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanFerdiana Agustin
 
Ppt s.pencernaan
Ppt s.pencernaanPpt s.pencernaan
Ppt s.pencernaanEdo Gmh
 
Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)
Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)
Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)Cetryn Tatiana
 
ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan sinupid
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairanpjj_kemenkes
 
Bab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaanBab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaanyanti rambing
 

What's hot (20)

Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme KarbohidratProses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
 
Bab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaanBab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaan
 
sistem pencernaan
sistem pencernaansistem pencernaan
sistem pencernaan
 
Assignment Piramid Makanan Karbohidrat
Assignment Piramid Makanan KarbohidratAssignment Piramid Makanan Karbohidrat
Assignment Piramid Makanan Karbohidrat
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisiPrinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
 
Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)
 
buku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAH
buku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAHbuku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAH
buku SISTEM PENCERNAAAN-NURHASANAH
 
Hubungan Antara Berbagai Jalur Metabolisme
Hubungan Antara Berbagai Jalur MetabolismeHubungan Antara Berbagai Jalur Metabolisme
Hubungan Antara Berbagai Jalur Metabolisme
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur Pujianti
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin  Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
 
Ppt s.pencernaan
Ppt s.pencernaanPpt s.pencernaan
Ppt s.pencernaan
 
Bab 4 Pemakanan Sukan
Bab 4   Pemakanan SukanBab 4   Pemakanan Sukan
Bab 4 Pemakanan Sukan
 
Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)
Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)
Bioneuropsikologi (perilaku makan dan bab)
 
ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
 
Gizi seimbang
Gizi seimbangGizi seimbang
Gizi seimbang
 
Bab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaanBab 6-sistem-pencernaan
Bab 6-sistem-pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 

Similar to KARBOHIDRAT

Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme KarbohidratProses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidratpjj_kemenkes
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZIJENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZIpjj_kemenkes
 
KARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxKARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxJoonJinKim
 
ZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptx
ZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptxZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptx
ZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptxImronReno
 
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxMetabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxyoe5oep
 
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKKARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKLinda Rosita
 
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.pptputinur1
 
PPT BIOKIMIAAAA.pptx
PPT BIOKIMIAAAA.pptxPPT BIOKIMIAAAA.pptx
PPT BIOKIMIAAAA.pptxLaisyhbni
 
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Metebolisme karbohidrat
Metebolisme karbohidratMetebolisme karbohidrat
Metebolisme karbohidrat1933joe
 
KELOMPOK 2.pptx
KELOMPOK 2.pptxKELOMPOK 2.pptx
KELOMPOK 2.pptxNikiZega1
 
Unsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuhUnsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuhTriana Septianti
 

Similar to KARBOHIDRAT (20)

Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme KarbohidratProses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
 
Gizi karbohidrat
Gizi karbohidratGizi karbohidrat
Gizi karbohidrat
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZIJENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
KARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxKARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptx
 
ZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptx
ZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptxZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptx
ZAT_GIZI_MAKRajehebwisixbwkorbwuwbO.pptx
 
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxMetabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
 
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKKARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
 
Chapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidratChapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidrat
 
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
 
PPT BIOKIMIAAAA.pptx
PPT BIOKIMIAAAA.pptxPPT BIOKIMIAAAA.pptx
PPT BIOKIMIAAAA.pptx
 
Tugas biokimia iii
Tugas biokimia iiiTugas biokimia iii
Tugas biokimia iii
 
Karbohidrat
Karbohidrat Karbohidrat
Karbohidrat
 
Karbohidrat p1
Karbohidrat p1Karbohidrat p1
Karbohidrat p1
 
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
 
Metebolisme karbohidrat
Metebolisme karbohidratMetebolisme karbohidrat
Metebolisme karbohidrat
 
KELOMPOK 2.pptx
KELOMPOK 2.pptxKELOMPOK 2.pptx
KELOMPOK 2.pptx
 
Karbohidrat (BIOKIMIA)
Karbohidrat (BIOKIMIA)Karbohidrat (BIOKIMIA)
Karbohidrat (BIOKIMIA)
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Unsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuhUnsur gizi yang diperlukan tubuh
Unsur gizi yang diperlukan tubuh
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

KARBOHIDRAT

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi Setiap hari kita mengkonsumsi makanan, paling tidak ada asupan kar-bohidrat. Makanan tersebut membuat kita kenyang dan memberikan energy yang memadai untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Tentu Anda pernah merasakan lapar. Saat itu konsentrasi Anda mulai menurun, tubuh lemas, dan ingin ma-kan tentunya. Mengapa demikian? Tuliskan pendapat anda pada kotak berikut: Jika anda sudah selesai menu-liskan jawannya, sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini. Karbohidrat merupakan kom-ponen dalam makanan, sebagai sum-ber energi utama bagi mahluk hidup. Karbohidrat yang terdapat pada ma-kanan yang kita makan dalam ben-tuk polisakarida yang dibentuk den-gan cara fotosintesis oleh tumbuhan. Dalam tubuh hewan dan manusia ter-dapat pula karbohidrat dalam bentuk glikogen. Karbohidrat mengalami ber-bagai proses kimia di dalam sel-sel tubuh. Reaksi-reaksi kimia yang ter-jadi di dalam sel tidak berdiri-sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling memengaruhi. Dalam hubungan antar reaksi ini enzim-enzim berperan seba-gai pengatur atau pengendali. A. Pengertian karbohidrat Anda tentu mengetahui, kar-bohidrat yang kita makan berasal dari berbagai sumber makanan. Caba Anda jawab pertanyaan berikut ini. Contoh karbohidrat yang dikonsumsi manusia: 1. 2. 3. 4. Bagus! Anda telah menjawab pertanyaan di atas. Nah sekarang, co-cokkanlah jawaban Anda dengan ura-ian materi berikut ini. Karbohidrat merupakan sen-yawa karbonil (karbon) alami dengan beberapa gugus hidroksil (hidrat/OH) atau senyawa organik terdiri dari unsur C, H, dan O dengan rumus umum: Cn H2n On. Derivat (turunan) aldehid atau keton dari alkohol polihidrat. Sumber Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 2
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan energi utama mahluk hidup 11 gram KH = 4 Kkal. B. Penggolongan karbohidrat Berdasarkan daya cernanya didalam tubuh, karbohidrat dapat dig-olongkan menjadi glikemik dan non-glikemik karbohidrat. Glikemik karbo-hidrat dapat dicerna dan diserap usus halus dengan cepat seperti monosa-karida dan disakarida. Non- Glikemik karbohidrat tidak dapat dicerna dan diserap oleh usus halus seperti serat makanan (dietary fiber). 1. Monosakarida Monosakarida merupakan kar-bohidrat yang tidak dapat di-hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Ada tiga jenis yang penting, yaitu (1) Glukosa; (2) Fruktosa; dan (3) Galaktosa. Perbedaannya terle-tak pada cara penyusunan atom H dan O di sekitar atom karbon menyebabkan perbedaan sifat setiap jenis monosakarida. a. Glukosa Glukosa disebut juga dek-strosa atau gula anggur meru-pakan hasil pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa. Bentuk karbohidrat yang be-redar dalam tubuh dan sel merupakan sumber energi utama tubuh, terutama sistem saraf pusat dan otak. Terdapat di alam dalam jumlah terbatas pada sirup jagung, sayur, dan madu. Tingkat kemanisan ada-lah setengah dari sukrosa. Glukosa merupakan karbohi-drat terpenting, bahan bakar universal bagi janin. Glukosa juga sebagai prekusor untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan; ribose dan deoksiribosa dalam asam nukleat; galaktosa dalam lak-tat susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan. b. Fruktosa Fruktosa disebut juga levu-losa atau gula buah (gula pal-ing manis). Monosakarida ini terutama terdapat pada madu bersama glukosa dalam buah, nektar bunga, juga sayur. Da-pat diolah dari pati sebagai pe-manis secara komersial. Fruk-tosa dalam tubuh merupakan hasil pencernaan sakarosa. c. Galaktosa Monosakarida ini tidak terda-pat di alam secara bebas, han-ya terdapat dalam tubuh seba-gai hasil pencernaan glukosa. d. Pentosa Hampir semua sel tanaman Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 3
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan mengandung pentosa. Jum-lahnya sangat kecil sehingga tidak penting sebagai sumber energi. 2. Disakarida Disakarida terdiri-dari 2 ikatan monosakarida, dengan rumus kimia: C12(H2O)11. Karbohidrat ini terdapat 4 jenis, yaitu (1) Suk-rosa atau sakarosa; (2) Maltosa; (3) Laktosa; dan (4) Trehalosa. a. Sukrosa Disakarida ini terdapat pada gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri dari 99% sukrosa. Sukrosa juga ada pada buah, sayuran dan madu. Pada pem-buatan sirup, sukrosa jadi glu-kosa dan fruktosa disebut gula invert. Rasa lebih manis dari sukrosa. Struktur disakarida sumber: http: //www.ot.co.id/image/research/disakarida.gif b. Maltosa Maltosa tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati. Pada pencernaan atau hidrolisis, maltosa dipecah menjadi 2 mol glukosa. c. Laktosa Laktosa disebut gula susu (hanya ada pada susu). Terdiri dari 1 unit galaktosa. Kadar pada susu sapi sebanyak 6,8 gram per 100ml, ASI 4,8 gram per 100 ml. d. Trehalosa Disakarida ini dikenal sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa, juga terdapat dalam serangga. 3. Oligosakarida Oligosakarida merupakan polisakarida nonpati yang terdiri dari 2–10 monosakarida. Jenis oligosakarida seperti rafinosa dan stakiosa yang terdapat pada biji tumbuhan. Karbohidrat ini tidak dapat dipecah enzim pencernaan. Dalam usus besar terdapat oligosakarida fermentasi. 4. Karbohidrat Kompleks a. Pati Pati terdiri-dari rantai panjang unit glukosa. Pati mengandung amilosa (11-35%) dan amilopketin. Sumber pati pada padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 4
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Beras, jagung dan gandum men-gandung 70-80% pati, kacang-kacang kering mengandung 30-60%, umbi-umbian 20-30%. Semakin sedikit kandungan ami-losa pada beras, membuat beras tersebut semakin pulen (lekat). b. Serat Serat merupakan polisakarida nonpati yang terdiri dari serat larut (pektin, gum, glukan) dan serat tidak larut (selulosa dan hemiselulosa). Serat penting bagi kesehatan. C. Sumber karbohidrat. Karbohidrat yang diproses di dalam tubuh berasal dari: 1. Bahan makanan: padi-padian atau serealia, umbi-umbian, ka-cang- kacangan kering, dan gula. 2. Hasil olahan bahan makanan: bi-hun, mie roti, tepung-tepungan, selai dan sirup. 3. Sebagian besar sayur dan buah. Sayur umbi-umbian seperti wortel, bit serta sayur kacang-kacangan relatif lebih ban-yak mengandung karbohidrat dibandingkan sayur daun-dau-nan. D. Fungsi karbohidrat. Di dalam tubuh karbohidrat ber-fungsi sebagai: (1) sumber energi; (2) pemberi rasa manis; (3) protein sparer; (4) pengatur metabolisme lemak; serta (5) membantu pengeluaran feses. E. Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat Pencernaan karbohidrat terja-di di mulut dan lambung, sedangkan penyerapannya terjadi di usus. Proses pencernaan dan penyerapannya sep-erti uraian berikut ini. 1. Mulut Pencernaan karbohidrat dimu-lai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan diku-nyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim ami-lase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi ben-tuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mu-lut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. 2. Lambung. Proses yang sangat penting di lambung adalah bercampurnya makanan dengan getah lam-bung yang bersifat asam. Di sini juga terjadi proses pencampuran makanan oleh gerakan kon-straksi lambung menyebabkan makanan menjadi lebih cair dan hancur yang disebut chymus. Ka-lau makanan hanya mengandung karbohidrat saja, akan langsung diteruskan ke dalam doudenum. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 5
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Karena itu, hidangan karbohidrat akan lebih cepat menimbulkan rasa lapar kembali. 3. Usus Halus Di dalam usus halus chymus di-campur dengan enzim amilase yang disekresikan pankreas. Enzim ini menghidrolisis pati menjadi dekstrin dan maltosa. Pencernaan karbohidrat dilaku-kan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleh sel-sel mu-kosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan seperti glukosa, galaktosa, fruk-tosa. Penyerapan karbohidrat ber-langsung di sepanjang usus oleh sel epitel usus halus, terutama di bagian doudenum, kemudian di-angkut oleh sistem sirkulasi da-rah melalui vena porta. Bila kon-sentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Akan tetapi, bila konsentrasi turun, ab-sorpsi dilakukan secara aktif (se-lektif) dengan bantuan ATP dan ion natrium. 4. Usus Besar Dalam waktu 1-4 jam setelah se-lesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan sebagi-an kecil pati yang tidak dicerna-kan masuk ke dalam usus besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan lak-tase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan. Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbon-dioksida, hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat, asam propionat dan asam butirat. Fermentasi yang meningkat di dalam kolon menghasilkan ban-yak gas karbondiokasida yang kemudian keluar sebagai flatus (kentut). Sisa karbohidrat yang masih ada dibuang sebagai tinja. F. Metabolisme Karbohidrat Proses kimia yang terjadi di dalam sel disebut metabolisme. Lin-tasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu anabolic, kat-abolic, dan amfibolik. 1. Lintasan anabolik (penyatuan/ pembentukan) Ini merupakan lintasan yang di-gunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 6
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan ini adalah sintesis protein. 2. Lintasan katabolik (pemecahan) Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, sep-erti rantai respirasi dan fosforila-si oksidatif. 3. Lintasan amfibolik (persimpan-gan) Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme se-hingga bekerja sebagai peng-hubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus Kreb). Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat dipen-garuhi oleh asupan (intake) karbohidrat, enzim-enzim yang berperan dalam me-tabolisme karbohidrat, hormon-hor-mon dalam metabolisme karbohidrat, dan aktivitas (aerob atau anaerob). Metabolisme karbohidrat menghasilkan monosakarida, teruta-ma glukosa. Hasil pencernaan tersebut diproses melalui lintasan metaboliknya menjadi Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna mel-alui siklus asam sitrat dan dihasilkan energi berupa adenosin trifosfat (ATP), H2O, dengan produk buangan karbon-dioksida (CO2). Metabolisme glukosa pada dasarnya dibagi dua, yaitu metabolisme yang tidak menggunakan oksigen (an-aerob) akan menghasilkan asam laktat dan yang menggunakan oksigen (aer-ob) akan menghasilkan asam piruvat. Proses glikolisis Proses ini merupakan tahap 1 katabolisme karbohidrat. Glikolisis merupakan serangkaian reaksi oksida-si glukosa menjadi piruvat atau laktat. Reaksi tanpa menggunakan oksigen (anaerob) mengubah glukosa menjadi asam laktat, sedangkan reaksi yang menggunakan oksigen mengubah glu-kosa menjadi piruvat. Reaksi ini berlangsung di dalam sitoplasma semua sel. Tiap reaksi dalam proses ini menggunakan enzim terten-tu. Proses ini memerlukan : Glukosa, 2 ADP, 2 ATP, 2 NAD+, 2 PO4- = 10 enzim berbeda. Keadaan aerob, maka piruvat masuk mitokondria sehingga asetil- KoA dioksidasi melalui siklus krebs. Jar-ingan tubuh yang hipoksia cenderung memproduksi laktat. Berikut ini diuraikan tahapan proses glikolisis secara lebih rinci men-urut Poedjiadi dan Supriyanti (2009). 1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat den-gan dikatalisir oleh enzim hek-sokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau Langerhans pancreas. Reaksi ini Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 7
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. ATP diperlukan sebagai donor fosfat dan bereaksi seba-gai kompleks Mg-ATP. Satu fos-fat berenergi tinggi digunakan, menghasilkan ADP. (-1P) Enzim heksokinase merupakan katalisator pada reaksi peminda-han gugus fosfat dari ATP pada glukosa, fruktosa, manosa, dan glukosamina. 2. Reaksi isomerasi yaitu men-gubah glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat dengan bantu-an enzim fosfoheksosaisomerase atau fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak membutuhkan kofaktor. 3. Fruktosa-6-fosfat diubah menja-di Fruktosa-1,6-difosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase dengan bantuan ion Mg++ se-bagai kofaktor. 4. Fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi dua molekul triosa fos-fat yaitu D-gliseraldehida-3-fos-fat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase). Hasil reaksi pengu-raian semua senyawa tersebut adalah sama, yaitu dihidroksi aseton fosfat. 5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi ase-ton fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator en-zim fosfotriosa isomerase. 6. Gliseraldehid 3-fosfat dioksi-dasi menjadi asam 1,3-difosfog-liserat dengan bantuan enzim gliseraldehida-3-fosfat dehidro-genase. Dihidroksi aseton fosfat bisa diubah menjadi gliseralde-hid 3-fosfat maka juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat. 7. Reaksi ini mengubah asam 1,3-difosfosgliserat menjadi asam 3-fosfogleserat. Dalam reaksi ini dihasilkan satu molekul ATP dari ADP, dibantu oleh enzim fosfogliserat kinase dan Mg++ sebagai kofaktor. 8. Fosfogliseril mutase bekerja se-bagai katalis pada reaksi pen-gubahan asam 3-fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat. Enzim ini berfungsi memindah-kan gugus fosfat dari satu atom C kepada atom C lain dalam satu molekul. 9. Reaksi pembentukan asam fos-foenol- piruvat (PEP) dari asam 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim enolase dan ion Mg++ sebagai kofaktor. Reaksi ini mer-upakan reaksi dehidrasi. Enolase dihambat oleh fluoride (ion F-). 10. Reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam fosfoenol piruvat (PEP) kepada ADP sehingga terbentuk ATP dan molekul asam piruvat dengan bantuan enzim piru-vat kinase dan ion Mg++ dan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 8
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan K+. Enol piruvat yang terbentuk dikonversi spontan menjadi keto piruvat. 11. Reaksi tahap akhir dari proses glikolisis ini menggunakan en-zim laktat dehydrogenase dan dibantu NADH sebagai koen-zim. Reaksinya berupa pemben-tukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat. Jika tak tersedia oksigen (anaerob), tak terjadi reoksidasi NADH mela-lui pemindahan unsur ekuivalen pereduksi. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat den-gan bantuan enzim laktat dehi-drogenase. Tinjauan energi proses glikolisis Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi tersebut disebut juga jalur Embden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis da-pat dibagi dua fase, yaitu fase I dimulai dari perubahan glukosa menjadi triosa-fosfat dengan proses fosforilasi; fase II dimulai dari reaksi oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam laktat. Satu mol glukosa dalam proses glikolisis diubah menjadi dua mol asam laktat. Dalam keadaan aerob, piruvat masuk mitokondria, lalu dikonversi menjadi asetil-KoA, selanjutnya diok-sidasi dalam siklus asam sitrat men-jadi CO2. Energi yang dihasilkan pada glikolisis aerob sebanyak 8 mol ATP, se-dangkan glikolisis anaerob menghasil-kan energy sebanyak 2 mol ATP. Glikogenolisis Proses ini merupakan pengura-ian glikogen menjadi glukosa. Sumber utama glikogen di hepar, otot rangka dan sedikit pada ginjal dan usus. Gliko-gen otot tidak dapat dipakai untuk jar-ingan lain karena tidak terdapat enzim Glu-6-Fostase. Glikogenesis Tentu Anda masih ingat bahwa glukosa merupakan sumber bahan bagi proses glikolisis, karena glukosa terda-pat dalam jumlah banyak bila diband-ingkan dengan monosakarida lain. Bila jumlah glukosa yang dikonsumsi mel-ebihi kebutuhan tubuh, maka glukosa akan diubah menjadi glikogen dan di-simpan dalam hati dan jaringan otot. Proses sintesis glikogen dari glucosa disebut glikogenesis. Glikogen terda-pat di dalam hati (sampai 6%) dan otot jarang melampaui jumlah 1%. Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri, sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim keluar guna memperta-hankan kadar glukosa darah, khususn-ya di antara waktu makan. Setelah 12- 18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen otot hanya terkuras setelah seseorang Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 9
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan melakukan olahraga yang berat dan lama. Pengaturan metabolisme gliko-gen dikontrol oleh: hormon insulin (mengaktivasi glikogen sintase dan in-hibisi Glikogen Fosforilase) serta hor-mon glukagon, epinefrin dan norepi-nefrine (menghambat Glikogen Sintase dan aktivasi Glikogen Fosforilase). Reaksi pembentukan glikogen dapat berlangsung karena adanya uridin di-fosfat glukosa. Uridindifosfat glukosa dapat dibentuk dari reaksi uridintrifos-fat glukosa. Glukoneogenesis Glukoneogenesis mengubah unsur non-karbohidrat menjadi glu-kosa, seperti Asam amino glukogenik, laktat, gliserol dan propionat. Proses ini penting sekali untuk menyediakan glu-kosa, apabila di dalam diet tidak men-gandung cukup karbohidrat. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam si-trat. Di dalam mammae, glukosa diper-lukan untuk membuat laktosa. Di dalam otot, glukosa merupakan satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik. Proses ini terutama terjadi pada hepar dan ginjal. Ketika puasa dan ke-laparan, glikogen hepar responnya lebih lambat daripada glikogenolisis. Untuk membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan otot, dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak, diperlukan sua-tu proses atau jalur yang bisa meman-faatkannya. Enzim piruvat karboksilase dan enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase sintesisnya meningkat dalam keadaan puasa. Sintesis enzim ini juga dipen-garuhi oleh hormon glukokortikoid. Dalam keadaan puasa, oksidasi asam lemak dalam hepar meningkat. Ini membawa akibat yang menguntung-kan untuk glukoneogenesis karena akan menghasilkan ATP, NADH dan ok-saloasetat. Asam lemak dan asetil-KoA akan menghambat enzim-enzim fosfofruk-tokinase, piruvat kinase dan piruvat dehidrogenase, mengaktifkan enzim-enzim piruvat karboksilase dan fruktosa 1,6-bifosfatase. Substrat untuk gluko-neogenesis adalah : 1. asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula supra-renalis, reti-na dan sumsum tulang, 2. gliserol, yang berasal dari jarin-gan lemak , 3. asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak, 4. asam amino glikogenik. Berikut ini diuraikan tentang proses pembentukan glukosa 1. Fosfoenol piruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pemben-tukan asam oksalo asetat. Reaksi Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 10
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan ini dikatalis oleh enzim piruvat-karboksilase dan fosfoenolpiru-vat karboksilase. 2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim frukto-sa- 1,6-difosfatase 3. Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfat di-katalis oleh enzim glukosa- 6-fosfatase Siklus Asam Sitrat Siklus asam sitrat adalah serang-kaian reaksi kimia dalam sel yang ber-langsung di mitokondria secara beru-rutan dan berulang. Tujuannya adalah mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O, dan sejumlah energi. Siklus asam sitrat disebut juga siklus Krebs meru-pakan proses oksidasi dengan meng-gunakan oksigen atau aerob. Reaksi ini terjadi setelah proses glikolisis. Reaksi lain pada lintasan katabolisme yang sama, antara lain glikolisis, oksidasi asam piruvat dan fosforilasi oksidatif. Produk dari siklus asam sitrat adalah prekursor bagi berbagai jenis senyawa organik. Asam sitrat merupa-kan prekursor dari kolesterol dan asam lemak; asam ketoglutarat-alfa merupa-kan prekursor dari asam glutamat; puri-na dan beberapa asam amino, suksinil- KoA merupakan prekursor dari heme dan klorofil; asam oksaloasetat meru-pakan prekursor dari asam aspartat, purina, pirimidina dan beberapa asam amino. Siklus asam sitrat dimulai den-gan satu molekul asetil-KoA bereaksi dengan satu molekul H2O, melepaskan gugus koenzim-A, dan mendonorkan dua atom karbon yang tersisa dalam bentuk gugus asetil kepada asam ok-saloasetat yang memiliki molekul den-gan empat atom karbon, hingga meng-hasilkan asam sitrat dengan enam atom karbon. Asetil KoA dibentuk pada reaksi antara asam piruvat dengan Koenzim A. Di samping itu, asam lemak juga dapat menghasilkan asetil KoA pada proses oksidasi. Reaksi ini menggunakan kom-pleks piruvat dehydrogenase sebagai katalis yang terdiri-atas beberapa jenis enzim. Koenzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah tiamin pirofosfat (TPP), NAD+, asam lipoat dan ion Mg++ se-bagai activator. Reaksi ini bersifat ir-reversible dan asetil KoA yang terjadi merupakan penghubung antara proses glikolisis dengan siklus asam sitrat. Lintasan akhir oksidasi lemak, karbohidrat, Protein dalam mitokon-dria. Amfibolik menjadi oksidasi dan metabolik. Matriks mitokondria kead-aan aerobik (dengan O2) katalisasi asetil-KoA dengan aksaloasetat meng-hasilkan sitrat dan CO2. Koenzim te-reduksi 3 NADH,1 FADH2 dan 1 GTP. Reaksi dehidrogenasi dan dekarboksi-lasi menjadi ekuivalen pereduksi dan CO2. Masuk rantai respirasi menjadi ATP. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 11
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Berikut ini diuraikan reaksi-reak-si kimia yang berhubungan dengan siklus asam sitrat. 1. Pembentukan asam sitrat (reaksi I). Asam sitrat dibentuk oleh asetil KoA dengan asam oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang bekerja adalah sitrat sin-tetase. 2. Pembentukan asam isositrat (reaksi II) (Isomerasi menjadi Isositrat) Asam sitrat mengalami isomerasi menjadi asam isositrat melalui asam akonitat. Enzim yang bek-erja adalah akonitase. 3. Pembentukan asam α ketoglu-tarat (reaksi 3) merupakan reaksi oksidasi Dekarboksilasi 1 Asam Isositrat diubah men-jadi asam oksalosuksinat den-gan bantuan enzim isositrat dehydrogenase dan koenzim NADP+; kemudian diubah leb-ih lanjut dengan bantuan en-zim karboksilase menjadi asam α-ketoglutarat+CO2. 4. Pembentukan suksinil KoA (reaksi 4) merupakan reaksi Ok-sidasi Dekarboksilasi 2. Asam α-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi menjadi suksinil- KoA. NAD+ direduksi menjadi NADH. 5. Pembentukan asam suksinat (reaksi 5) (Hidrolisis). Hidrolisis suksinil-KoA (melepas-kan Koenzim A) menjadi suksinat dan GTP. Reaksi ini dibantu oleh enzim suksinil KoA sintetase, bersifat reversibel. Gugus fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan kepada ADP dengan bantuan nukleosida di-fosfokinase. 6. Pembentukan asam fumarat (reaksi 6) (Dehidrogenasi) Asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehydrogenase dan FAD sebagai koenzim. FDA direduksi menjadi FADH2. 7. Pembentukan asam malat (reaksi 7) (Hidrasi Fumarat) Asam fumarat mengalami hidrasi (adisi molekul air) menjadi asam malat. Reaksi ini dibantu oleh en-zim fumarase. 8. Pembentukan asam oksaloasetat (reaksi 8) (Dehidrogenasi) Tahap akhir siklus krebs yaitu de-hidrogenasi asam Malat untuk membentuk asam oksaloasetat. Malat dehydrogenase sebagai katalis. NAD+ direduksi menjadi NADH. Asam oksaloasetat yang terben-tuk bereaksi dengan asetil koen-zim A. Asam sitrat yang dihasil-kan, bereaksi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian se-terusnya berulang kali dan ber- Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 12
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan langsung terus menerus. ATP terbentuk setiap satu puta-ran siklus kreb’s sebanyak 12 mol. Vita-min B kompleks memiliki peran penting (riboflavin, niasin, tiamin atau B1, asam pantotenat). Siklus krebs berperan sen-tral dalam metabolisme tubuh (gluko-neogenesis, transaminasi, deaminasi dan sintesis asam lemak). Metabolisme glukosa menjadi CO2 dan H2O serta jumlah energi dalam bentuk ATP, mel-alui glikolisis dan siklus asam sitrat menghasilkan 36 mol ATP tiap mol glu-kosa. G. Kelainan / penyakit yang ber hubungan dengan metabol-isme karbohidrat 1. Diabetes mellitus Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohi-drat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. Umumnya diabe-tes melitus disebabkan oleh ru-saknya sebagian kecil atau seba-gian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi meng-hasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Di samping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gang-guan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa ke dalam sel. 2. Galaktosemia Galaktosemia adalah suatu kelainan metabolik yang ditu-runkan secara autosomal resesif, dimana terdapat defisiensi enzim yang mempengaruhi metabo-lime gula galaktosa. Galaktosem-ia diturunkan oleh kedua orang tua. Individu dengan galakto-semia tidak dapat memecah maupun menggunakan gula galaktosa. Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam da-rah) biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Seorang wanita yang diketahui membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan ka-rena dapat melewati plasenta dan sampai ke janin, menyebab-kan katarak. Pada masa pubertas dan masa dewasa, anak peremp-uan seringkali mengalami kega-galan ovulasi (pelepasan sel tel-ur) dan hanya sedikit yang dapat hamil secara alami. 3. Glikogenosis Glikogenosis (Penyakit penimbu-nan glikogen) adalah sekumpu-lan penyakit keturunan yang dis-ebabkan oleh tidak adanya 1 atau Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 13
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah gliko-gen menjadi glukosa (untuk di-gunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnor-mal diendapkan di dalam jar-ingan tubuh, terutama di hati. Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan un-tuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. 4. Intoleransi Fruktosa Herediter Intoleransi fruktosa herediter adalah suatu penyakit ketu-runan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfof-ruktaldolase. Akibatnya adalah fruktose 1-fosfatase (yang mer-upakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tu-buh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi peru-bahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. 5. Fruktosuria Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria dis-ebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase yang sifatnya ditu-runkan. 6. Pentosuria Pentosuria adalah suatu kead-aan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kes-ehatan, tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebab-kan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus. 7. Kekurangan kompleks piruvat dehydrogenase Kompleks piruvat dehidrogenase adalah sekumpulan enzim yang diperlukan untuk mengolah pi-ruvat. Kekurangan kompleks pi-ruvat dehidrogenase bisa me-nyebabkan berkurangnya kadar asetil koenzim A yang penting untuk pembentukan energi. Ge-jala utamanya adalah aksi otot menjadi lambat, koordinasi bu-ruk, gangguan keseimbangan yang berat yang menyebabkan penderita tidak dapat berjalan. 8. Tidak memiliki piruvat karboksi-lase Tidak memiliki enzim piruvat kar-boksilase akan mempengaruhi Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 14
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan atau menghalangi pembentu-kan glukosa di dalam tubuh. Akibatnya di dalam darah akan tertimbun asam laktat dan keton yang menyebabkan timbulnya mual dan muntah. Penyakit ini sering berakibat fatal. Sintesa asam amino (komponen pembentuk protein) juga ter-gantung kepada piruvat kar-boksilase. Jika enzim ini tidak ada, maka pembentukan neuro-transmiter (zat yang menghan-tarkan gelombang saraf) akan berkurang, menyebabkan se-jumlah kelainan saraf, termasuk keterbelakangan mental yang berat. H. Prosedur pemeriksaan laboratorium sederhana gula darah sewaktu dan reduksi urine Kelainan metabolisme yang pal-ing banyak dialami masyarakat adalah diabetes mellitus. Pemeriksaan labora-torium dapat mendeteksi penyakit di-antaranya adalah gula darah (sewaktu, puasa, dua jam postprandial), dan urine reduksi. Berikut ini diuraikan standar prosedur operasional pemeriksaan lab-oratorium 1. Gula darah sewaktu mengguna-kan stik Pengertian Pemeriksaan laborato-rium sederhana yang dirancang mengguna-kan sampel darah ka-piler menggunakan strip katalisator spesifik un-tuk pengukuran glukosa dalam darah kapiler. Ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari elektron yang ter-bentuk dalam alat strip setara dengan konsen-trasi glukosa dalam da-rah. Indikasi Deteksi DM pada ke-hamilan Petugas 1.Mahasiswa 2.Bidan Tujuan Untuk mengetahui ka-dar gula darah sewaktu. Persiapan Alat 1. Glukometer 2. Kapas alkohol 3. Stik gula darah 4. Blood lanset 5. Bengkok Persiapan Pemeriksa 1. Celemek 2. Sarung tangan Persiapan Lingkun-gan Menjaga privacy klien. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 15
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prosedur Kerja 1. Menjelaskan prose-dur pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien. 2. Membuat persetu-juan medic (informed consent) 3. Memakai celemek 4. Mencuci tangan. 5. Memakai sarung tan-gan 6. Atur posisi pasien senyaman mungkin. 7. Dekatkan alat di samping pasien. 8. Pasang stik gula da-rah pada alat glu-kometer. 9. Menusukkan blood lanset di jari tangan pasien. 10. Menghidupkan alat glukometer yang su-dah terpasang stik gula darah. 11. Meletakkan stik gula darah di jari tangan pasien. 12. Menutup bekas tu-sukkan lanset meng-gunakan kapas alko-hol. 13. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca. 14. Membereskan dan mencuci alat. 15. Mencuci tangan. Evaluasi Sikap 1. Sabar 2. Teliti 3. Sopan Nilai Rujukan Tes Glukosa Tes Sample (mg/dL) (mmol/ L) Gula darah sewaktu (GDS) Plasma vena Darah kapiler < 110 < 90 < 6,1 < 5,0 Gula da-rah puasa (GDP) Plasma vena Darah kapiler < 100 < 90 < 5,6 < 5,0 Gula darah 2 jam post-prandial (GD2PP) (setelah meng-konsumsi 75 mg karbohi-drat) Plasma vena Darah kapiler < 140 < 120 < 7,8 < 6,7 Sumber: http://www.artikelkedokteran.com/592/ pemeriksaan-diabetes-melitus.html 2. Pemeriksaan urine reduksi meng-gunakan reagen fehling Pengertian Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Zat per-eduksi dalam urin da-pat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan basa dalam test benedict dan fehling. Glukosa dan bahan-bahan pereduksi dalam urin akan mereduksi cu-pri sulfat yang berwarna hijau menjadi cupro ok-sida yang berwarna me-rah dalam suasana alkali. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 16
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Indikasi Deteksi dini penyakit DM pada kehamilan Petugas 1.Mahasiswa 2.Bidan Tujuan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine. Persiapan Bahan Reagen: fehling A, Fe-hling B, kertas saring, larutan klorin 0,5% korek api Persiapan Alat 1. Tabung reaksi 1 buah 2. Lampu spiritus 1 buah 3. Rak tabung 1 buah 4. Corong penyaring 1 buah 5. Pemegang / penjepit tabung 1 buah 6. Spuit 5 ml: 3 buah 7. Spiritus secuku-pnya (untuk mengisi lampu) 8. Bengkok 1 buah 9. pot urine 2 buah Persiapan Pemeriksa 1. Masker 2. Celemek 3. Sarung tangan Persiapan Lingkun-gan Menjaga privacy klien. Prosedur Kerja 1. Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan ke-pada pasien. 2. Membuat persetu-juan medic (informed consent) 3. Memberikan pasien pot urine dan me-nyilahkannya buang air kecil dan menam-pung urine perten-gahan pada pot yang diterima. 4. Memakai celemek, masker 5. Mencuci tangan. 6. Memakai sarung tan-gan 7. Menyaring urine. 8. Mengisap fehling A: Fehling B: urine = 2:2:1 9. Menyalakan api lam-pu spiritus. 10. Merebus/membakar urine dalam tabung sambil mengocok perlahan sampai mendidih. 11. Mendinginkan urine. 12. Membaca hasil pemeriksaan. 13. Membereskan alat dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%. 14. Membuka sarung tangan. 15. Mencuci tangan. 16. Mencatat hasil. Evaluasi Sikap 1. Sabar 2. Telit 3. Sopan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 17
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3. Pemeriksaan urine reduksi meng-gunakan reagen benedict Job sheet • Mata Kuliah: Biologi dasar dan Biologi Perkembangan • Kode Mata Kuliah : Bd. 201 • Beban Studi : 4 SKS (T : 2, P : 2) • Pokok Bahasan : Pemeriksaan laboratorium sederhana • Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan reduksi urine menggunakan ben-edict • Semester : 1 (satu) • Waktu : 60 Menit • Dosen : • Referensi : Pusdiknakes, 2003, Buku I Asuhan Antenatal Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti perkuliahan : 1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemeriksaan reduksi urin dengan benar. 2. Mahasiswa dapat melaksanakan pemeriksaan reduksi urin sesuai dengan job sheet dengan benar. Dasar Teori Glukosa mempunyai sifat mer-eduksi. Zat pereduksi dalam urin da-pat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan basa dalam test benedict dan fehling. Glukosa dan bahan-bahan per-eduksi dalam urin akan mereduksi cu-pri sulfat yang berwarna hijau menjadi cupro oksida yang berwarna merah dalam suasana alkali. Petunjuk bagi Mahasiswa 1. Baca dan pelajari lembar kerja 2. Siapkan alat – alat yang di bu-tuhkan dan sususnan secara er-gonomis 3. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet. Keselamatan kerja 1. Perhatikan teknik pencegahan infeksi 2. Bertindak hati – hati pada saat melakukan tindakan 3. Pusatkan perhatian pada peker-jaan serta keselamatan Bahan Kerja 1. Reagen: benedict 2. kertas saring, larutan klorin 0,5% 3. korek api Peralatan Kerja 1. Tabung reaksi 2 buah 2. Lampu spiritus 1 buah 3. Rak tabung 1 buah 4. Corong penyaring 1 buah 5. Pemegang / penjepit tabung 1 buah 6. Spuit 5 ml 2 buah 7. Spiritus secukupnya (untuk mengisi lampu) 8. Bengkok 1 buah 9. pot urine 2 buah Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 18
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Alat perlindungan diri 1. Masker 2. Celemek 3. Topi 4. Sarung tangan Prosedur Kerja No Langkah Kerja Gambar 1 Jelaskan prose-dur pemeriksaan yang akan di-lakukan kepada pasien dilan-jutkan melaku-kan informed consent Key point : pastikan Anda melakukan dengan sopan, menjaga privacy pasien 2 Menyiapkan alat dan bahan Key point : laksanakan persiapan secara maksimal. 3 Memberikan pasien pot urine dan menyilah-kannya buang air kecil serta me-nampung urine pada pot yang telah diterima. Key point : beritahu pasien untuk me-nampung urin pertengahan. 4 Mencuci tangan Key point : lakukan setelah Anda menggu-nakan celemek, masker dan topi. 5 Menggunakan alat perlindun-gan diri Key point : pastikan sarung tangan tidak bocor 6 Menyaring urine Key point : dapatkan urine yang jernih 7 Mengisap benedict dan memasukkannya ke tabung reaksi sebanyak 5 ml. Isilah kedua tabung reaksi Key point : satu tabung un-tuk kontrol; satu tabung untuk direaksi dengan urine 8 Masukkan 8 tetes urine ke dalam tabung reaksi. Key point: pastikan urine tidak ada yang menempel pada dinding tabung Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 19
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 Merebus/mem-bakar urine dalam tabung dengan kemir-ingan ± 45o sambil meng-goyangkan perlahan sampai mendidih. Key point: gunakan lidah api saat merebus urine 10 Membaca hasil pemeriksaan Key point : bandingkan den-gan kontrol dan amati perubahan warnanya 11 Membereskan alat dan me-lepaskan sarung tangan Key point: pastikan alat terendam dalam larutan klorin 0,5% 12 Mencuci tangan Key point: pastikan mel-akukan tujuh gerakan cuci tangan. 13 Mencatat hasil pemeriksaan Key point: pastikan hasil pemeriksaan ditulis dengan benar dan leng-kap. Standar Prosedur Operasional Pengertian Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Zat per-eduksi dalam urin da-pat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan basa dalam test benedict dan fehling. Glukosa dan bahan-bahan pereduksi dalam urin akan mereduksi cu-pri sulfat yang berwarna hijau menjadi cupro ok-sida yang berwarna me-rah dalam suasana alkali. Indikasi Deteksi DM pada ke-hamilan Petugas 1.Mahasiswa 2.Bidan Tujuan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine. Persiapan Bahan Reagen: benedict kertas saring, larutan klorin 0,5% korek api Persiapan Alat 1. Tabung reaksi 2 buah 2. Lampu spiritus 1 buah 3. Rak tabung 1 buah 4. Corong penyaring 1 buah 5. Pemegang / penjepit tabung 1 buah 6. Spuit 5 ml 2 buah 7. Spiritus secuku-pnya (untuk mengisi lampu) 8. Bengkok 1 buah 9. pot urine 2 buah Persiapan Pemeriksa 1. Masker 2. Celemek 3. Sarung tangan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 20
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Persiapan Lingkun-gan Menjaga privacy klien. Prosedur Kerja 1. Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan ke-pada pasien. 2. Membuat persetu-juan medic (informed consent) 3. Memberikan pasien pot urine dan me-nyilahkannya buang air kecil dan menam-pung urine perten-gahan pada pot yang diterima. 4. Memakai celemek, masker, dan topi 5. Mencuci tangan. 6. Memakai sarung tan-gan 7. Menyaring urine. 8. Mengisap benedict dan memasukkan-nya ke tabung reaksi. Masing-masing 5 ml (satu tabung untuk kontrol; satu tabung untuk direaksi den-gan urine). 9. Meneteskan urine sebanyak 8 tetes pada satu tabung reaksi yang telah diisi benedict 10. Menyalakan api lam-pu spiritus. 11. Merebus/membakar urine dalam tabung sambil mengocok perlahan sampai mendidih. 12. Mendinginkan urine. 13. Membaca hasil pemeriksaan. 14. Membereskan alat dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%. 15. Membuka sarung tangan. 16. Mencuci tangan. 17. Mencatat hasil. Evaluasi Sikap 1. Sabar 2. Teliti 3. Sopan Interpretasi hasil pemeriksaan reduksi urine kualitatif Warna Intepretasi Biru Negatif Hijau kekunin-gan dan keruh Positif + (1+) Kuning keruh Positif ++ (2+) Jingga / warna lumpur keruh Positif +++ (3+) Merah keruh Positif ++++(4+) Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 21