SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE


1. Dx. 1: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
   serta intake terbatas (mual).
   Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda
   dehidrasi.
   Intervensi :
   1) Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi. (R/: Sebagai
      upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses).
   2) Pantau intake dan output. (R/: Memberikan informasi status keseimbangan cairan
      untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti).
   3) Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium. (R/:
      Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa).
   4) Kolaborasi pelaksanaan terapi definitive dengan pemberian edukasi yang jelas sangat
      penting sebagai langkah pencegahan antara lain higiene perorangan, sanitasi
      lingkungan dan imunisasi melalui vakinasi.. (R/: Pemberian obat-obatan secara kausal
      penting setelah penyebab diare diketahui).
      a. Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol.
      b. V. parahaemolyticus,
      c. E. coli, tidak memerluka terapi spesifik.
      d. C. perfringens, spesifik.
      e. A. aureus : Kloramfenikol
      f. Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon
         sepertiSiprofloksasin
      g. Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol
      h. Helicobacter: Eritromisin
      i. Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazo
      j. Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol
      k. Balantidiasis: Tetrasiklin
      l. Candidiasis: Mycostatin
      m. Virus: simtomatik dan suportif


2. Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
   peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan.
    Intervensi:
    1) Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut. (R/: Menurunkan
       kebutuhan metabolic).
    2) Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai
       pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan. (R/: Pembatasan diet
       per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga
       terjadi kekurangan nutrisi).
    3) Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien
       memungkinkan. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet.
       (R/: Memenuhi kebutuhan nutrisi klien).
    4) Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi. (R/: Mengistirahatkan kerja
       gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut).


3. Dx.3 : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
    Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal
    Intervensi:
    1) Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi. (R/: Menurunkan
       tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri).
    2) Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase
       punggung dan kompres hangat abdomen. (R/: Meningkatkan relaksasi, mengalihkan
       fokus perhatian klien dan meningkatkan kemampuan koping).
    3) Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan
       perawatan kulit. (R/: Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi).
    4) Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi. (R/:
       Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme
       traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis). Berikan obat Spasmolitik, yakni zat-
       zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri
       perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.
    5) Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik
       nyeri, petunjuk verbal dan non verbal. (R/: Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk
       menetapkan intervensi selanjutnya).
4. Dx. 3 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
   berlebihan.
   Tujuan : Gangguan kulit teratasi.
   Kriteria Hasil: Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak
   ada.
   Intervensi:
   1) Ganti popok anak jika basah.
   2) Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun non alkohol.
   3) Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
   4) Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
   5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungi sesuai indikasi


5. Dx.4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.
   Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.
   Intervensi :
   1) Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik
      tentang mekanisme koping yang tepat. (R/: Membantu mengidentifikasi penyebab
      kecemasan dan alternatif pemecahan masalah).
   2) Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien
      yang anaknya mengalami masalah yang sama. (R/: Membantu menurunkan stres
      dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah
      yang demikian).
   3) Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam
      membantu klien. (R/: Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan
      kecemasan).


6. Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
   pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
   Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta
   mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
   Intervensi :
   1) Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang
      penyakit dan perawatan anaknya. (R/: Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh
      kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya).
2) Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan
      pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari. (R/: Pemahaman tentang
      masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam
      proses perawatan klien).
   3) Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta
      efek samping yang mungkin timbul. (R/: Meningkatkan pemahaman dan partisipasi
      keluarga klien dalam pengobatan).
   4) Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi. (R/: Meningkatkan
      kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya).




7. Dx. 6 : Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru.
   Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda
   kenyamanan.
   Intervensi :
   1) Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam
      perawatn yang dilakukan. (R/: Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan).
   2) Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin. (R/: Memberikan rasa
      nyaman dan mengurangi stress).
   3) Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan
      klien. (R/: Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimal).
RENCANA TERAPI C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat.
Ikuti tanda panah, jika jawaban ‘ya’ lanjutkan ke kanan, jika jawaban ‘tidak’, lanjutkan
ke bawah.
                                   Beri cairan intarvena secepatnya. Jika anak bias minum, beri oralit
       MULAI                       melalui mulut, sementara infuse disiapkan. Beri 100ml/kgBB cairan
                                   Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tidak tersediaa, gunakan
                                   larutan NaCl) yang dibagi sbegai berikut.
                                                             Pemberian pertama Pemberian selanjutnya
                                          Umur
                                                               30ml/kg selama            70ml/kg selama
   Dapatkah saudara
                                    Bayi (< 12 bulan)              1 jam*                     5 jam
 segera member cairan
                           YA   Anak (12 bulan – 5 tahun)        30 menit*                   2 ½ jam
      intravena?
                                   *Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidka teraba.
                                - Periksa kembali anak setiap 15 – 30 menit. Jika status hidrasi belum
                                  membaik, beri tetesan intravena lebih cepat.
        TIDAK                     Juga beri oralit ( kira-kira 5 ml/kg/jam segera setelah anak mau
                                  minum. Biasanya sesudah 3 – 4 jam (bayi) atau 1 – 2 jam (anak) dan
                                  beri anak tablet zinc sesuai dosis dna jadwal yang dianjurkan.
                                - Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.
                                  Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A,
   Apakah ada fasilitas           B, atau C). untuk melanjutkan penanganan.
     pemberian cairan             Rujuk SEGERA unutk pengobatan intravena.
 intravena yang terdekat   YA     Jika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara
    (dalam 30 menit)?
                                  meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selama dalam pejalanan.

        TIDAK
                                  Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik
                                  atau mulut. Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg).
 Apakah saudara telah
                                - Periksa kembali anak setiap 1 -2 jam.
  dilatih menggunakan
 pipa nasogastrik untuk             Jika anak muntah terus-menerus atau perut makin kembung, beri
        rehidrasi?                     cairan lebih lanjut.
                                    Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidka membaik, rujuk anak
       TIDAK               YA          untuk pengobatan intravena.
                                  Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi.
 Apakah anak masih bisa           Kemudian tentukan rencana terpai yang sesuai (A, B, atau C) untuk
        minum?                    melanjutkan pengoabatan.

        TIDAK
                                CATATAN:
                                  Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi
 Rujuk SEGERA ke rumah            untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan
 sakit untuk pengobatan           pemberian cairan oralit per oral.
    i.v atau NGT/OGT.
RENCANA TERAPI B : Penanganan Dehidrasi Sedang.Ringan dengan Oralit.
Beri oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.
- Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama.
   Umur             Sampai 4 bulan     4 – 12 bulan     12 – 24 bulan       2 – 5 tahun
   Berat badan           < 6 kg          6 – 10 kg       10 – 12 kg          12 – 19 kg
   Jumlah cairan       200 - 400         400 -700         700 - 900         900 – 1400
  Jumlah cairan yang diperlukan = 75 ml/kg berat badan.
      Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman di atas, berikan sesuai
      dengan kehilangan cairan yang sedang berlangsung.
      Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusui, beri juga 100 – 200 ml
      air matang selama periode ini.
      Mulailah member makan segera setelah anak ingin makan.
      Lanjutkan pemberian ASI.
- Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit.
      Minumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari gelas/cangkir.
      Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan pemberian oralit dengan lebih
      lambat.
      Lanjutkan ASI selama anak mau.
- Berikan tablet zinc selama 10 hari.
- Setelah 3 jam.
- Jika ibu memaksa pulang sbeelum pengobatan selesai:
      Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah.
      Tunjukkan berpa banyak larutan oralit yang haru sdiberikan di rumah untuk
      menyelesaikan 3 jam pengobatan.
      Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus lagi sesuai
      yang dianjurkan dalam Rencana Terapi A.
      Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah : beri cairan tambhan, lanjutkan pemberian
      makan, beri tablet zinc, dan kapan harus kembali.


RENCANA TERAPI A: Penanganan Diare Di Rumah.
Jelaskan kepada ibu tentang empat aturan perawatan di rumah: beri cairan tambahan, beri
tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan kapan harus kembali.
1. Beri cairan tambahan.
  -   Jelaskan kepada ibu:
Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang
        utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
        Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan.
        Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini: oralit,
        cairan makanan (kuah sayur, air tajin), atau air matang.
      Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:
        Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ke klinik.
        Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.
  -   Ajari Ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri Ibu 6 bungkus oralit (200 ml)
      untuk digunakan di rumah.
  -   Tunjukkan kepada Ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan
      sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari.
      Untuk usia < 2 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali BAB.
      Untuk usia > 2 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kal BAB.
      Katakan kepada Ibu:
        Agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari gelas/cangkir.
        Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan pemberian oralit dengan
        lebih lambat.
        Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare terhenti.
2. Beri tablet zinc.
  Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet Zinc selama 10 hari dengan dosis:
  -   Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari.
  -   Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari.
3. Lanjutkan pemberian makan/ASI.
4. Kapan harus kembali.

More Related Content

Similar to Variabel dan cara baca tabel

Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxudjkw
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxrida90
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptximas78
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017intanwida
 
Kb 3 melakukan tindakan pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk dan ...
Kb 3 melakukan tindakan pengobatan  untuk anak  yang tidak perlu dirujuk dan ...Kb 3 melakukan tindakan pengobatan  untuk anak  yang tidak perlu dirujuk dan ...
Kb 3 melakukan tindakan pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk dan ...pjj_kemenkes
 
Diare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiDiare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiMalika Jamal
 
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanpjj_kemenkes
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampungyeti2023207209068
 
Kb 1 asuhan asfiksia neonatrum dan pernafasan
Kb 1 asuhan  asfiksia neonatrum dan pernafasanKb 1 asuhan  asfiksia neonatrum dan pernafasan
Kb 1 asuhan asfiksia neonatrum dan pernafasanpjj_kemenkes
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 

Similar to Variabel dan cara baca tabel (20)

Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 
DIARE.pptx
DIARE.pptxDIARE.pptx
DIARE.pptx
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docx
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017
 
Kb 3 melakukan tindakan pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk dan ...
Kb 3 melakukan tindakan pengobatan  untuk anak  yang tidak perlu dirujuk dan ...Kb 3 melakukan tindakan pengobatan  untuk anak  yang tidak perlu dirujuk dan ...
Kb 3 melakukan tindakan pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk dan ...
 
DIARE
DIAREDIARE
DIARE
 
Diare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasiDiare akut dehidrasi
Diare akut dehidrasi
 
Konsep dasar peki
Konsep dasar pekiKonsep dasar peki
Konsep dasar peki
 
B K M 5lamp456
B K M 5lamp456B K M 5lamp456
B K M 5lamp456
 
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
 
Materi iii jan-2013
Materi iii jan-2013Materi iii jan-2013
Materi iii jan-2013
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
 
Askep tbc pada anak
Askep tbc pada anakAskep tbc pada anak
Askep tbc pada anak
 
Penanganan dehidrasi
Penanganan dehidrasiPenanganan dehidrasi
Penanganan dehidrasi
 
Kb 1 asuhan asfiksia neonatrum dan pernafasan
Kb 1 asuhan  asfiksia neonatrum dan pernafasanKb 1 asuhan  asfiksia neonatrum dan pernafasan
Kb 1 asuhan asfiksia neonatrum dan pernafasan
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 

Variabel dan cara baca tabel

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE 1. Dx. 1: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual). Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Intervensi : 1) Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi. (R/: Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses). 2) Pantau intake dan output. (R/: Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti). 3) Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium. (R/: Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa). 4) Kolaborasi pelaksanaan terapi definitive dengan pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan antara lain higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vakinasi.. (R/: Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui). a. Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol. b. V. parahaemolyticus, c. E. coli, tidak memerluka terapi spesifik. d. C. perfringens, spesifik. e. A. aureus : Kloramfenikol f. Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon sepertiSiprofloksasin g. Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol h. Helicobacter: Eritromisin i. Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazo j. Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol k. Balantidiasis: Tetrasiklin l. Candidiasis: Mycostatin m. Virus: simtomatik dan suportif 2. Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
  • 2. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan. Intervensi: 1) Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut. (R/: Menurunkan kebutuhan metabolic). 2) Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan. (R/: Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi). 3) Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet. (R/: Memenuhi kebutuhan nutrisi klien). 4) Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi. (R/: Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut). 3. Dx.3 : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal. Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal Intervensi: 1) Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi. (R/: Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri). 2) Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen. (R/: Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian klien dan meningkatkan kemampuan koping). 3) Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan perawatan kulit. (R/: Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi). 4) Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi. (R/: Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis). Berikan obat Spasmolitik, yakni zat- zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium. 5) Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal. (R/: Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya).
  • 3. 4. Dx. 3 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan. Tujuan : Gangguan kulit teratasi. Kriteria Hasil: Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada. Intervensi: 1) Ganti popok anak jika basah. 2) Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun non alkohol. 3) Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit. 4) Observasi bokong dan perineum dari infeksi. 5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungi sesuai indikasi 5. Dx.4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya. Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang. Intervensi : 1) Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat. (R/: Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah). 2) Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama. (R/: Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian). 3) Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien. (R/: Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan). 6. Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif. Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah. Intervensi : 1) Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya. (R/: Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya).
  • 4. 2) Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari. (R/: Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien). 3) Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul. (R/: Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan). 4) Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi. (R/: Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya). 7. Dx. 6 : Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru. Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda kenyamanan. Intervensi : 1) Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perawatn yang dilakukan. (R/: Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan). 2) Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin. (R/: Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress). 3) Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan klien. (R/: Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimal).
  • 5. RENCANA TERAPI C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat. Ikuti tanda panah, jika jawaban ‘ya’ lanjutkan ke kanan, jika jawaban ‘tidak’, lanjutkan ke bawah. Beri cairan intarvena secepatnya. Jika anak bias minum, beri oralit MULAI melalui mulut, sementara infuse disiapkan. Beri 100ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tidak tersediaa, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sbegai berikut. Pemberian pertama Pemberian selanjutnya Umur 30ml/kg selama 70ml/kg selama Dapatkah saudara Bayi (< 12 bulan) 1 jam* 5 jam segera member cairan YA Anak (12 bulan – 5 tahun) 30 menit* 2 ½ jam intravena? *Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidka teraba. - Periksa kembali anak setiap 15 – 30 menit. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan intravena lebih cepat. TIDAK Juga beri oralit ( kira-kira 5 ml/kg/jam segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah 3 – 4 jam (bayi) atau 1 – 2 jam (anak) dan beri anak tablet zinc sesuai dosis dna jadwal yang dianjurkan. - Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, Apakah ada fasilitas B, atau C). untuk melanjutkan penanganan. pemberian cairan Rujuk SEGERA unutk pengobatan intravena. intravena yang terdekat YA Jika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara (dalam 30 menit)? meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selama dalam pejalanan. TIDAK Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau mulut. Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg). Apakah saudara telah - Periksa kembali anak setiap 1 -2 jam. dilatih menggunakan pipa nasogastrik untuk  Jika anak muntah terus-menerus atau perut makin kembung, beri rehidrasi? cairan lebih lanjut.  Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidka membaik, rujuk anak TIDAK YA untuk pengobatan intravena. Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Apakah anak masih bisa Kemudian tentukan rencana terpai yang sesuai (A, B, atau C) untuk minum? melanjutkan pengoabatan. TIDAK CATATAN: Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi Rujuk SEGERA ke rumah untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan sakit untuk pengobatan pemberian cairan oralit per oral. i.v atau NGT/OGT.
  • 6. RENCANA TERAPI B : Penanganan Dehidrasi Sedang.Ringan dengan Oralit. Beri oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. - Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama. Umur Sampai 4 bulan 4 – 12 bulan 12 – 24 bulan 2 – 5 tahun Berat badan < 6 kg 6 – 10 kg 10 – 12 kg 12 – 19 kg Jumlah cairan 200 - 400 400 -700 700 - 900 900 – 1400 Jumlah cairan yang diperlukan = 75 ml/kg berat badan. Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman di atas, berikan sesuai dengan kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusui, beri juga 100 – 200 ml air matang selama periode ini. Mulailah member makan segera setelah anak ingin makan. Lanjutkan pemberian ASI. - Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit. Minumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari gelas/cangkir. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan pemberian oralit dengan lebih lambat. Lanjutkan ASI selama anak mau. - Berikan tablet zinc selama 10 hari. - Setelah 3 jam. - Jika ibu memaksa pulang sbeelum pengobatan selesai: Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah. Tunjukkan berpa banyak larutan oralit yang haru sdiberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan. Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam Rencana Terapi A. Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah : beri cairan tambhan, lanjutkan pemberian makan, beri tablet zinc, dan kapan harus kembali. RENCANA TERAPI A: Penanganan Diare Di Rumah. Jelaskan kepada ibu tentang empat aturan perawatan di rumah: beri cairan tambahan, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan kapan harus kembali. 1. Beri cairan tambahan. - Jelaskan kepada ibu:
  • 7. Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian. Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan. Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini: oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin), atau air matang. Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika: Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ke klinik. Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah. - Ajari Ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri Ibu 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah. - Tunjukkan kepada Ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari. Untuk usia < 2 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali BAB. Untuk usia > 2 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kal BAB. Katakan kepada Ibu: Agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari gelas/cangkir. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan pemberian oralit dengan lebih lambat. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare terhenti. 2. Beri tablet zinc. Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet Zinc selama 10 hari dengan dosis: - Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari. - Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari. 3. Lanjutkan pemberian makan/ASI. 4. Kapan harus kembali.