3. Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara
komponen-komponen di dalam ekosistem berlangsung secara harmonis
dan seimbang.
Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila semua komponen biotik
maupun abiotik tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah
maupun perananya dalam lingkungan. Sehingga dapat dikatakan tidak
seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak.
4. Ada 3 penyebab terjadinya pergeseran ekosistem:
1. Alamiah
2. Ulah manusia
3. Pengaruh Bahan kimia
5. Peristiwa-peristiwa bencana alam dapat menyebabkan terjadinya pergeseran
ekosistem ataupun perubahan ekosistem.
Salah satu contoh peristiwa alam yang dapat merusak keseimbangan ekosistem
adalah kebakaran hutan. Baik disengaja maupun tidak disengaja kebakaran
hutan mengakibatkan kerusakan ekosistem yang ada didalamnya dan juga
dapat memusnahkan mahluk hidup didalamnya.
6. Dampak dari kebakaran hutan diantaranya sebagai berikut.
Menghasilkan gas emisi garbon dioksida penyebab utama global warming.
Mematikan berbagai jenis flora dan fauna yang ada didalam hutan tersebut.
Dapat menyebabkan banjir (musim hujan) dan kekeringan (musim kemarau).
7. Manusia juga berperan dalam pergeseran ekosistem, dalam batas waktu tertentu
kegiatan manusia yang tidak benar dapat menyebabkan
terganggunya keseimbangan ekosistem yang berujung pada sistem kehidupan
organisme termasuk manusia yang juga akan ikut terganggu.
8. Berikut contoh kegiatan manusia yg merusak ekosistem:
Kegiatan penambangan pohon juga pembakaran hutan.
Perburuan hewan yang tak terkendali.
Kegiatan pemakaian pupuk yang berlebihan.
Kegiatan pembuangan sampah juga limbah.
Kegiatan yang mencemari lingkungan
9. Penggunaan bahan kimia di lingkungan sekitar kita, tanpa kita sadari juga
dapat merusak lingkungan dan ekosistemnya.Misalnya, penggunaan pupuk
buatan yang tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya. Petani biasanya
menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanaman.
10.
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14
Tahun 2011
PEDOMAN PERUMUSAN MATERI MUATAN
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 4 Tahun 2006
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86
Tahun 2002
PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
13.
14. Isu lokal merupakan efek dari kegiatan yang ada di permukaan bumi baik
yang alami maupun akibat perbuatan manusia. Dalam isu lingkungan lokal
biasanya terkait dengan masalah pencemaran udara, pencemaran air, tanah
dan pencemaran suara.
15. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung
limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan.
Dampak: ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat,
penurunan produktifitas pangan, dll.
16. Isu nasional merupakan permasalahan lingkungan yang akibatnya dapat
dirasakan cukup luas. Permasalahan lingkungan yang merupakan isu
nasional dapat berasal dari kegiatan manusia atau dapat juga berasal dari
aktivitas alam.
17. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker
ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan oleh
sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebabkan lepasnya
minyak ke perairan.
Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut.
Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut
yang menyebabkan penetrasi matahari berkurang menyebabkan fotosintesis terganggu,
pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.
18. Permasalahan lingkungan yang dapat dikategorikan sebagai isu global
merupakan permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
manusia dan alam yang dapat mempengaruhi lingkungan secara
keseluruhan.
19. Pemanasan Global : fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke
tahun karena terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh
meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana, dinitrooksida, sehingga
energi matahari tertangkap dalam atmosfer bumi.
Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air
laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim,
punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.
Dampak bagi aktifitas sosial ekonomi masyarakat: ganggungan produktifitas
pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit
20. Alih fungsi lahan pertanian di Lampung
Di Lampung lahan pertanian semakin menyempit,
diakibatkan oleh lajunya berbagai pembangunan fisik
perumahan, pertokoan, perkantoran dan perbelanjaan
maka tiga persen lahan pertanian hilang setiap tahun.
Akibat kian menyusutnya lahan pertanian tersebut maka
diprediksi sepuluh tahun kedepan lahan sawah di kota
lampung ini hampir tak ada lagi, karena lahan sawah
yang ada sekarang tinggal 1500 hektare.
21. Pencemaran air sungai Ciliwung
Pencemaran Sungai Ciliwung diakibatkan oleh limbah yang berasal dari
pabrik dan tempat usaha di sekitar sungai di Kota Depok, Jawa Barat.
Sungai Ciliwung tidak hanya dicemari tumpukan sampah, tapi juga
limbah sisa pabrik dan juga limbah dari warga. Limbah yang ditemukan
terdiri dari limbah sisa pabrik tahu, meubel (furniture) hingga limbah
rumah tangga. Ditemukan pula urukan tanah hingga mendekati bibir
sungai di sebuah perumahan elit. Kondisi itu membuat bibir sungai rawan
longsor dan membahayakan masyarakat.
22. Kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan Tengah
Kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan Tengah
merupakan pembukaan lahan dengan pembakaran secara besar-
besaran untuk kebutuhan hutan tanaman industri, perkebunan
sawit dan proyek lahan gambut sejuta hektar yang
mengakibatkan kerusakan parah menjadi penyebab utama tak
terkendalinya kebakaran hutan di Kalteng.