SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
RASA SAYANG DIBALIK PENGORBANAN
“Ciiitttttt!!!” suara rem mobil tua yang kami tumpangi berdecit kencang. Pertanda
kami telah tiba di tujuan kami. Sebuah gubuk tua rapuh serta ringkih yang berada di
pinggiran Kota kembang Bandung, menyambut kedatangan kami. Terlihat cat dinding yang
sudah mulai mengelupas dimakan usia.
“Ma, beneran yang ini rumahnya?” tanyaku tidak percaya.
“Iya, ini rumah baru kita.” Jawab Mama.
Kepindahan kami menuju gubuk tua yang tak bertuan ini bukannya tanpa alasan.
Namun semenjak Ayahku yang bekerja sebagai Jenderal TNI AU terbukti bersalah atas
dugaan kasus korupsi. Rasa marah, sedih, serta malu, belum juga terhapuskan. Ditambah
dengan rasa kekecawaanku terhadap Ayah, semua terasa menggumpal dan amat sulit untuk
dilupakan.
“Yudha! Jangan bengong saja. Cepat masuk dan bantu Mama, sayang!” teriak Mama
dari dalam rumah.
Sesampainya didalam rumah, mataku tak henti - hentinya menjelajah seisi rumah.
Keadaan didalam rumah tak kalah mirisnya dengan keadaan diluar rumah. Dinding – dinding
penuh dengan coretan, serta beberapa bagian atap memiliki lubang yang besar.
“Loh, kok masih bengong aja sih? Itu, barang – barang milikmu. Cepat kamu bawa ke
kamar barumu.” Ucap Mama sambil menunjuk kardus tempat barang – barangku.
Setibanya dikamar yang kotor dan pengap, aku mulai membuka kardus kecil yang
ditunjuk oleh Mama tadi. Didalamnya terdapat beberapa potong baju dan beberapa barang
yang tidak berharga lainnya. Namun betapa kagetnya aku, ketika menemukan album foto
lama yang sudah usang didalamnya.
“Ini album apa ya? Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat album ini.” Tanyaku
keheranan.
Perlahan, mulai kubuka lembaran – lembaran foto didalamnya. Didalam lembaran –
lembaran foto itu, tergambar jelas raut kegembiraan keluargaku. Didalamfoto itu pula,
kuingat jelas memori indah tentang Ayah. Terlukis indah didalamnya hubungan antara Ayah
dan anaknya. Saat – saat kami begitu akrab, dalam suka maupun duka. Yang tak kusangka
akan membuat air mataku mulai mencair.
“Yudha! Jangan cengeng, lagi pula itukan hanya masa lalu.” Ucapku dalam hati
sambil mengusap-usap air mata yang hampir menetes.
Setelah meletakkan buku album kenangan tersebut, aku lalu kembali untuk
memerika isi kardus yang tersisa. Dan kutemukan sepucuk surat didalamnya. Rasa heran
kembali mengisi ruang fikiranku.
“Surat apa ya?” hatiku bertanya-tanya.
Untuk Anakku tersayang,
Yudha
Ketika engkau membaca surat ini, mungkin semuanya telah sia – sia nak. Mungkin
sekarang Ayah sudah tidak dapat lagi bersamamu. Tidak dapat lagi menemani
keseharianmu. Bukan karena Ayah tidak mau, namun waktulah yang membatasi kita. Nak,
meskipun kini Ayahmu telah merasakan dinginnya tembok penjara. Atau panasnya siksa
kubur. Dan seberapa bencinya dirimu kepada Ayah, aku ingin kau tahu bahwa sebenarnya
segala yang kulakukan itu demi kamu. Maafkan Ayah, karena telah memilih jalan yang
salah.
Dari Ayahmu,
Sonny Widjaja
Air mata tak dapat kubendung lagi. Rasa kekecewaanku terhadap Ayah hilang
seketika, ketika kutahu bahwa beliau melakukannya demi aku.
“Ayah, aku minta maaf kepadamu. Aku berjanji Ayah, akan menjadi anak yang baik.
Tapi kapan kau akan kembali Ayah?”
“Ayaaaaahhhh!!!”
Air mata penyesalan terus mengucur, bahkan kedatangan Ibu yang coba
menenangkanku tiada sedikitpun berarti. Namun tetap saja, yang namanya penyesalan akan
tetap sia - sia.
---THE END---
Nama : Sugeng Dwi Setiawan
Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 05 Oktober 1997
Alamat : Jl. Cengger Ayam 1/5 Malang
Email : sugengsetiawan97@gmail.com

More Related Content

Viewers also liked

Cyber ID Sleuth Data Security Forensics
Cyber ID Sleuth Data Security ForensicsCyber ID Sleuth Data Security Forensics
Cyber ID Sleuth Data Security Forensicsbtr-security
 
Salesforce Training in Chennai
Salesforce Training in ChennaiSalesforce Training in Chennai
Salesforce Training in ChennaiRohit Sharma
 
M. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigente
M. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigenteM. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigente
M. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigenteGreen Bat 2014
 
Diccionario Mejorado
Diccionario MejoradoDiccionario Mejorado
Diccionario Mejorado4lex4ndr4
 
Establecimiento de la estructura publicitaria
Establecimiento de la estructura publicitariaEstablecimiento de la estructura publicitaria
Establecimiento de la estructura publicitariaamalia roca
 
Evolution2014 desert mouse talk
Evolution2014 desert mouse talkEvolution2014 desert mouse talk
Evolution2014 desert mouse talkMatthew MacManes
 

Viewers also liked (9)

Cyber ID Sleuth Data Security Forensics
Cyber ID Sleuth Data Security ForensicsCyber ID Sleuth Data Security Forensics
Cyber ID Sleuth Data Security Forensics
 
Salesforce Training in Chennai
Salesforce Training in ChennaiSalesforce Training in Chennai
Salesforce Training in Chennai
 
M. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigente
M. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigenteM. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigente
M. Schirone - Il disturbo da rumore nell'ordinamento tecnico-normativo vigente
 
01 e
01 e01 e
01 e
 
Jan 2557
Jan 2557Jan 2557
Jan 2557
 
Diccionario Mejorado
Diccionario MejoradoDiccionario Mejorado
Diccionario Mejorado
 
งานคอม2
งานคอม2งานคอม2
งานคอม2
 
Establecimiento de la estructura publicitaria
Establecimiento de la estructura publicitariaEstablecimiento de la estructura publicitaria
Establecimiento de la estructura publicitaria
 
Evolution2014 desert mouse talk
Evolution2014 desert mouse talkEvolution2014 desert mouse talk
Evolution2014 desert mouse talk
 

Similar to Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)

Similar to Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri) (20)

Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Garwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docxGarwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docx
 
Garwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docxGarwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docx
 
Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)
 
Di Seberang jembatan tua
Di Seberang jembatan tuaDi Seberang jembatan tua
Di Seberang jembatan tua
 
Cerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantianCerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantian
 
Part 2 luka luka hidup yang telah berlalu
Part 2 luka luka hidup yang telah berlaluPart 2 luka luka hidup yang telah berlalu
Part 2 luka luka hidup yang telah berlalu
 
Dia adalah masa lalu
Dia adalah masa laluDia adalah masa lalu
Dia adalah masa lalu
 
Cerpen rumah dari tangan ayah
Cerpen rumah dari tangan ayahCerpen rumah dari tangan ayah
Cerpen rumah dari tangan ayah
 
Ghost Mother.docx
Ghost Mother.docxGhost Mother.docx
Ghost Mother.docx
 
211_azkue 2009.doc
211_azkue 2009.doc211_azkue 2009.doc
211_azkue 2009.doc
 
HaPPy16rd
HaPPy16rdHaPPy16rd
HaPPy16rd
 
Doa emak untuk asa
Doa emak untuk asaDoa emak untuk asa
Doa emak untuk asa
 
Tentang aku
Tentang akuTentang aku
Tentang aku
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
 
Paman Don.docx
Paman Don.docxPaman Don.docx
Paman Don.docx
 
Fifty Shades Darker (indonesia)
Fifty Shades Darker (indonesia)Fifty Shades Darker (indonesia)
Fifty Shades Darker (indonesia)
 
Kata kata gombal
Kata kata gombalKata kata gombal
Kata kata gombal
 
kuis ptm.docx
kuis ptm.docxkuis ptm.docx
kuis ptm.docx
 

Rasa sayang dibalik pengorbanan(sendiri)

  • 1. RASA SAYANG DIBALIK PENGORBANAN “Ciiitttttt!!!” suara rem mobil tua yang kami tumpangi berdecit kencang. Pertanda kami telah tiba di tujuan kami. Sebuah gubuk tua rapuh serta ringkih yang berada di pinggiran Kota kembang Bandung, menyambut kedatangan kami. Terlihat cat dinding yang sudah mulai mengelupas dimakan usia. “Ma, beneran yang ini rumahnya?” tanyaku tidak percaya. “Iya, ini rumah baru kita.” Jawab Mama. Kepindahan kami menuju gubuk tua yang tak bertuan ini bukannya tanpa alasan. Namun semenjak Ayahku yang bekerja sebagai Jenderal TNI AU terbukti bersalah atas dugaan kasus korupsi. Rasa marah, sedih, serta malu, belum juga terhapuskan. Ditambah dengan rasa kekecawaanku terhadap Ayah, semua terasa menggumpal dan amat sulit untuk dilupakan. “Yudha! Jangan bengong saja. Cepat masuk dan bantu Mama, sayang!” teriak Mama dari dalam rumah. Sesampainya didalam rumah, mataku tak henti - hentinya menjelajah seisi rumah. Keadaan didalam rumah tak kalah mirisnya dengan keadaan diluar rumah. Dinding – dinding penuh dengan coretan, serta beberapa bagian atap memiliki lubang yang besar. “Loh, kok masih bengong aja sih? Itu, barang – barang milikmu. Cepat kamu bawa ke kamar barumu.” Ucap Mama sambil menunjuk kardus tempat barang – barangku. Setibanya dikamar yang kotor dan pengap, aku mulai membuka kardus kecil yang ditunjuk oleh Mama tadi. Didalamnya terdapat beberapa potong baju dan beberapa barang yang tidak berharga lainnya. Namun betapa kagetnya aku, ketika menemukan album foto lama yang sudah usang didalamnya. “Ini album apa ya? Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat album ini.” Tanyaku keheranan. Perlahan, mulai kubuka lembaran – lembaran foto didalamnya. Didalam lembaran – lembaran foto itu, tergambar jelas raut kegembiraan keluargaku. Didalamfoto itu pula, kuingat jelas memori indah tentang Ayah. Terlukis indah didalamnya hubungan antara Ayah
  • 2. dan anaknya. Saat – saat kami begitu akrab, dalam suka maupun duka. Yang tak kusangka akan membuat air mataku mulai mencair. “Yudha! Jangan cengeng, lagi pula itukan hanya masa lalu.” Ucapku dalam hati sambil mengusap-usap air mata yang hampir menetes. Setelah meletakkan buku album kenangan tersebut, aku lalu kembali untuk memerika isi kardus yang tersisa. Dan kutemukan sepucuk surat didalamnya. Rasa heran kembali mengisi ruang fikiranku. “Surat apa ya?” hatiku bertanya-tanya. Untuk Anakku tersayang, Yudha Ketika engkau membaca surat ini, mungkin semuanya telah sia – sia nak. Mungkin sekarang Ayah sudah tidak dapat lagi bersamamu. Tidak dapat lagi menemani keseharianmu. Bukan karena Ayah tidak mau, namun waktulah yang membatasi kita. Nak, meskipun kini Ayahmu telah merasakan dinginnya tembok penjara. Atau panasnya siksa kubur. Dan seberapa bencinya dirimu kepada Ayah, aku ingin kau tahu bahwa sebenarnya segala yang kulakukan itu demi kamu. Maafkan Ayah, karena telah memilih jalan yang salah. Dari Ayahmu, Sonny Widjaja Air mata tak dapat kubendung lagi. Rasa kekecewaanku terhadap Ayah hilang seketika, ketika kutahu bahwa beliau melakukannya demi aku. “Ayah, aku minta maaf kepadamu. Aku berjanji Ayah, akan menjadi anak yang baik. Tapi kapan kau akan kembali Ayah?” “Ayaaaaahhhh!!!”
  • 3. Air mata penyesalan terus mengucur, bahkan kedatangan Ibu yang coba menenangkanku tiada sedikitpun berarti. Namun tetap saja, yang namanya penyesalan akan tetap sia - sia. ---THE END--- Nama : Sugeng Dwi Setiawan Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 05 Oktober 1997 Alamat : Jl. Cengger Ayam 1/5 Malang Email : sugengsetiawan97@gmail.com