SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
Hukum Perburuhan dan
tenaga kerja
FAKULTAS HUKUM MUHAMMADIYAH
BUKITTINGGI ( UMSB )
Hukum Perburuhan
 Hukum Perburuhan diulas agar kita memahami posisi
buruh dan majikan dalam suatu hubungan kerja, karena
hubungan kerja pada dasarnya akan memuat hak dan
kewajiban kedua belah pihak.
 Hak dan kewajiban kedua belah pihak termuat dalam
syarat-syarat kerja. Syarat-syarat kerja adalah petunjuk
yang harus ditata / diatur oleh pihak buruh maupun
majikan dalam suatu hubungan kerja serta dituangkan
dalam PERJANJIAN KERJA
Syarat Kerja
 Syarat kerja yang akan kita bahas meliputi:
- Upah
- Jam Kerja & Lembur
- Cuti
- Waktu Istirahat
- Pekerja Perempuan
- Perlindungan
- Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Upah
 [DEFINISI]
Upah adalah hak pekerja / buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan. (Pasal 1 angka 30 UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan)
Upah
 [DASAR HUKUM]
- Pasal 27 UUD 1945
- UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
[KOMPONEN UPAH]
• Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan
kepada buruh menurut tingkat atau jenis pekerjaan
yang besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian
Upah
 Tunjangan tetap adalah pembayaran teratur
berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan
secara tetap untuk buruh dan keluarganya, yang
dibayarkan bersamaan dengan upah pokok
(contoh: tunjangan anak, tunjangan kesehatan,
tunjangan perumahan)
 Tunjangan tidak tetap adalah pembayaran yang
secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan buruh diberikan secara tidak tetap,
dibayarkan tidak bersamaan dengan pembayaran
upah pokok (contoh: insentif kehadiran)
Upah
 [BUKAN KOMPONEN UPAH]
 Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata
/ natur karena hal yang bersifat khusus atau
untuk meningkatkan kesejahteraan buruh
(contoh: fasilitas antar jemput, pemberian
makan secara cuma-cuma, sarana kantin)
 Bonus adalah pembayaran yang diterima buruh
dari hasil keuntungan perusahaan atau karena
prestasi
Upah
 Tunjangan Hari Raya (THR),
adalah pendapatan yang wajib dibayarkan oleh
pengusaha kepada pekerja menjelang hari raya
keagamaan
 THR diberikan kepada pekerja yang telah
mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan lebih
dengan jumlah proporsional ( masa kerja / 12 X
upah sebulan)
 Masa kerja di atas 12 (dua belas) bulan atau lebih
menerima THR 1 (satu) bulan gaji
 [UPAH MINIMUM REGIONAL]
 YAITU upah terendah yang terdiri dari upah pokok,
termasuk tunjangan tetap yang diterima oleh pekerja di
wilayah tertentu dalam satu propinsi.
Upah
 [UNSUR YANG MEMPENGARUHI
PEMBAYARAN UPAH]
buruh sakit
- 4 (empat) bulan pertama dibayar 100%
- 4 (empat) bulan kedua dibayar 75%
- 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50%
- bulan selanjutnya dibayar 25% sebelum
pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh
pengusaha
Upah
 Kedudukan upah, apabila pengusaha pailit, upah buruh
merupakan hutang yang didahulukan pembayarannya
 bentuk upah, pada dasarnya diberikan dalam bentuk
uang, namun dalam bentuk lain diperbolehkan namun
nilainya tidak melebihi 25 % nilai upah.
Jam Kerja & Upah Lembur
 JAM KERJA DAN UPAH LEMBUR
 Pasal 77 UU 13/2003 , Waktu Kerja:
 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu
 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu
 Lembur adalah selebihnya dari jam kerja yang diatur
dalam point di atas
Jam Kerja & Upah Lembur
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi
waktu kerja harus memenuhi syarat:
1. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan
2. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat
belas) jam dalam 1 (satu) minggu
Upah Per Jam
Status Pekerja Rumus
Bulanan 1 / 173 X upah / bulan
Harian 3 / 20 x upah / hari
Borongan / dasar satuan 1 / 7 X rata-rata kerja
sehari
Upah Lembur
 Hari Kerja Biasa:
- Jam I  1,5 X upah per jam
- Setiap jam berikutnya (Jam II)  2 X upah per jam
Hari istirahat mingguan / hari raya:
- Setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam apabila hari
raya jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari
dalam 6 hari kerja semingu  2 X upah per jam
- Jam I  3 X upah per jam
- Setiap jam berikutnya (Jam II)  4 X upah per jam
Istirahat Kerja & Cuti
Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan
cuti kepada pekerja/buruhmeliputi :
 istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya
setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat)
jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut
tidak termasuk jam kerja
 istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
 cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas)
hari kerja setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas)
bulan secara terus menerus
Istirahat Kerja & Cuti
 cuti besar / istirahat panjang , bagi buruh yang
telah bekerja selama 6 tahun terus-menerus pada
seorang majikan atau beerapa majikan yang
tergabung dalam satu organisasi berhak istirahat
selama 3 bulan lamanya
 cuti haid, tidak diwajibkan bekerja pada hari
pertama dan kedua waktu haid
 cuti hamil / bersalin / keguguran, buruh
perempuan diberi istirahat 1 ½ sebelum dan 1 ½
setelah melahirkan, atau 1 ½ bulan setelah gugur
kandungan
 cuti menunaikan ibadah agama, diberikan waktu
cuti secukupnya tanpa mengurangi hak cuti
lainnya
Cuti karena alasan penting
pekerja/buruh menikah 3 (tiga) hari
menikahkan anaknya 2 (dua) hari
mengkhitankan anaknya 2 (dua) hari
membaptiskan anaknya 2 (dua) hari
isteri melahirkan atau keguguran
kandungan
2 (dua) hari
suami/isteri, orang tua/mertua atau anak
atau menantu meninggal dunia
2 (dua) hari
anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia
1 (satu) hari
PEKERJA PEREMPUAN
 Pekerja perempuan dilarang dipekerjakan pada malam
hari dan pada tempat yang tidak sesuai kodrat dan
martabat
 Pekerja perempuan tidak diwajibkan bekerja padahari
pertama dan kedua waktu haid
 Pekerja perempuan yang masih menyusui harus diberi
kesempatan sepatutnya menyusui bayinya pada jam
kerja
Pekerja Anak
 Laki-laki / perempuan yang berumur kurang dari 15
tahun
 Pengusaha dilarang mempekerjakan anak
 Pengusaha yang mempekerjakan anak karena alasan
tertentu wajib memberikan perlindungan:
a. Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari
b. Tidak mempekerjakan dari pk. 18.00 – 06.00
c. Tidak mempekerjakan dalam tambang bawah tanah,
lubang bawah tanah, di terowongan
d. Tidak mempekerjakan pada tempat yang
membahayakan kesusilaan, keselamatan, dan
kesehatan kerja
Pekerja Anak
e. Tidak mempekerjakan anak pada pekerjaan kontruksi
jalan, jembatan, bangunan air, dan bangunan gedung
f. Tidak mempekerjakan di pabrik di dalam ruangan ayng
tertutup yang menggunakan alat mesin
g. Tidak mempekerjakan anak pada pembuatan,
pembongkaran dan pemindahan barang di pelabuhan,
dermaga, galangan kapal, stasiun, tempat
pemberhentian dan pembongkaran muatan serta tempat
penyimpanan barangs
Perlindungan Kerja
 Tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan, kesehatan serta
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja sesuai
martabat manusia
 Tenaga kerja berhak atas jaminan social
tenaga kerja yang terdiri dari jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan
hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan
Perjanjian Kerja
 Hubungan kerja adalah hubungan perdata yang
didasarkan pada kesepakatan antara pekerja dengan
pemberi pekerjaan atau pengusaha.
 Perjanjian kerja berisikan hak dan kewajiban masing-
masing pihak baik pengusaha maupun pekerja
 Perjanjian kerja lisan  diperbolehkan akan tetapi wajib
membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang
bersangkutan, yang memuat: nama dan alamat pekerja,
tanggal mulai bekerja, jenis pekerjaan, besarnya upah.
 Perjanjian untuk waktu tertentu tidak boleh lisan
Perjanjian Kerja
 Perjanjian kerja tertulis harus memuat:
a. Nama, alamat perusahaan serta jenis usaha
b. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, alamat pekerja
c. Jabatan atau Jenis pekerjaan
d. Tempat pekerjaan
e. Upah yang diterima dan cara pembayaran
f. Hak dan kewajiban para pihak
g. Kategori perjanjian (PKWT, atau PKWTT)
h. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
i. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat
Perjanjian Kerja
• Perjanjian kerja didasarkan pada:
a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan
hubungan kerja
b. Kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian
c. Ada pekerjaan yang diperjanjikan
d. Perkerjaan yang dijanjikan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Perjanjian Kerja
 Macam-macam perjanjian kerja:
1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu  jangka waktunya
tertentu
2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu / karyawan tetap
3. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Pemborong
Pekerjaan
4. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja
Perjanjian Kerja
 Perjanjian kerja bersama atau peraturan perusahaan
wajib dibuat secara tertulis oleh pengusaha, memuat
syarat kerja dan tata tertib perusahaan, harus disahkan
oleh menteri atau petugas yang ditunjuk
 Hal yang diatur  hak dan kewajiban pengusaha, hak
dan kewajiban pekerja, syarat kerja, tata tertib
perusahaan, jangka waktu berlakunya peraturan
perusahaan paling lama 2 tahun
 Perusahaan yang memiliki karyawan di atas 50 orang
wajib mempuat Perjanjian Kerja Persama
P erjanjian Kerja Waktu Tertentu
(KKWT)
 KKWT adalah hubungan kerja yang waktunya
terbatas
 KKWT tidak dapat mensyaratkan adanya
masa percobaan kerja
 KKWT hanya diperbolehkan untuk:
- pekerjaan yang sekali selesai / sementara,
- pekerjaan yang diperkirakan akan selesai dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun,
P erjanjian Kerja Waktu Tertentu
(KKWT)
 pekerjaan yang bersifat musiman,
 pekerjaan yang berhubungan dengan produk,atau
kegiatan baru yang masih dalam tahap
penjajakan
 KKWT didasarkan atas jangka waktu tertentu
dapat tiadakan untuk paling lama 2 (dua)
tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu)
kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)
tahun
Pemutusan Hubungan Kerja
(BAB XII)
 pekerja/buruh masih dalam masa percobaan
kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara
tertulis sebelumnya
 pekerja/buruh mengajukan permintaan
pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan
sendiri tanpa ada indikasi adanya
tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya
hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja
waktu tertentu untuk pertama kali
 pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai
dengan ketetapan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama,
atau peraturan perundang-undangan; atau
 pekerja/buruh meninggal dunia.
Penghitungan uang pesangon
 masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan
upah;
 masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2
(dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
 masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3
(tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
 masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4
(empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;
 masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari
5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
 masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari
6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
 masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari
7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
 masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari
8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
 masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan)
bulan upah.
Perhitungan uang penghargaan
masa kerja
 masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6
(enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;
 masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9
(sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
 masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;
 masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah;
 masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;
 masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan
upah;
 masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan)
bulan upah;masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau
lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.
Uang penggantian hak yang
seharusnya diterima
 cuti tahunan yang belum diambil dan belum
gugur;
 biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh
dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh
diterima bekerja;
 penggantian perumahan serta pengobatan dan
perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus)
dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
 hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.
Pengawasan ( BAB XIV )
 Pengawasan ketenaga kerjaan
dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenaga kerjaan yang mempunyai
kompetensi dan independen guna
menjamin pelaksanaan peraturan
perundang undangan ketenaga kerjaan
‘yang ditetapkan oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
Hubungan industrial
BAB XI
 Dalam melaksanakan hubungan
industrial ,pemerintah mempunyai fungsi
menetapkan kebijakan ,memeberi kan
pelayanan , melaksanakan pengawasan
dan melakukan penindakan terhadap
pelanggaran peraturan perundang
undangan ketenaga kerjaan .

Hubungan industrial
dilaksanakan melalui sarana;
 A. Serikat pekerja/serikat buruh.
 B. Organisasi pengusaha
 C. Lembaga kerjasama bipartit
 D. Lembaga kerja sama tripartit
 E. Peraturan perusahaan
 F. Perjanjian kerja bersama
 G. Peraturan perundang undangan
ketenaga kerjaan
 H. Lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.
Ketentuan pidana dan sanksi
administratif (BAB XVI)
 Pelanggaran terhadap pasal dan ayat
tertentu dalam undang undang
ketenagaan kerjaan ini , dapat diberikan
sangsi pidana penjara atau sanksi
adminbistratif sesuai dengan bunyi pasal
pasal yang dinyatakan dalam BAB XVI
ini .
Konvensi dasar International
Labour Organization ( ILO )
 Kebebasan berserikat ( konvensi ILO
Nomor 87 dan Nomor 98)
 Diskriminasi ( Konvensi ILO Nomor 100
dan Nomor 111)
 Kerja paksa ( Konvensi ILO Nomor 29
dan Nomor 105)
 Perlindungan anak ( Konvensi ILO
Nomor 138 dan Nomor 182.

More Related Content

What's hot

Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Hari Prasetyo
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khususNasria Ika
 
hubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcing
hubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcinghubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcing
hubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcingWahyu Saputro
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)AmirahPFardhan
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiNasria Ika
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawabanNakano
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Muhammad Rafi Kambara
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademikasmadibeny
 
Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerjaPemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerjaFardalaw Labor
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Zainal Abidin
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 

What's hot (20)

Perjanjian Kerja
Perjanjian KerjaPerjanjian Kerja
Perjanjian Kerja
 
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
 
hubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcing
hubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcinghubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcing
hubungan kerja, pk, pkwt, pkwtt & outsourcing
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademik
 
Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerjaPemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja
 
Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Macam Macam Delik
Macam Macam DelikMacam Macam Delik
Macam Macam Delik
 

Viewers also liked

Hukum Perburuhan
Hukum PerburuhanHukum Perburuhan
Hukum PerburuhanDiarta
 
Uuno13tahun2003tentang Ketenagakerjaa
Uuno13tahun2003tentang KetenagakerjaaUuno13tahun2003tentang Ketenagakerjaa
Uuno13tahun2003tentang Ketenagakerjaasyiah kuala
 
Memahami Serikat Pekerja
Memahami Serikat PekerjaMemahami Serikat Pekerja
Memahami Serikat PekerjaHeri Susanto
 
5 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-2003
5 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-20035 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-2003
5 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-2003Yelmi Arya
 
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja BersamaResume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja BersamaRachardy Andriyanto
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanMuhamad Yogi
 
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki PerempuanTata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuanyayak
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanBagoes Prasetya
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanRizki Gumilar
 

Viewers also liked (12)

Hukum Perburuhan
Hukum PerburuhanHukum Perburuhan
Hukum Perburuhan
 
Uuno13tahun2003tentang Ketenagakerjaa
Uuno13tahun2003tentang KetenagakerjaaUuno13tahun2003tentang Ketenagakerjaa
Uuno13tahun2003tentang Ketenagakerjaa
 
8 hak pekerja
8 hak pekerja8 hak pekerja
8 hak pekerja
 
Hak pekerja
Hak pekerjaHak pekerja
Hak pekerja
 
Memahami Serikat Pekerja
Memahami Serikat PekerjaMemahami Serikat Pekerja
Memahami Serikat Pekerja
 
5 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-2003
5 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-20035 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-2003
5 hak-pekerja-dalam-uud-1945-uu-13-2003
 
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja BersamaResume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
 
Sholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhabSholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhab
 
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki PerempuanTata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
 

Similar to HUKUM PERBURUHAN DAN TENAGA KERJA

Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)Dyah Via
 
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01Ammar Akmal
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburJulis Marinaldi
 
Pengupahan hrm 2
Pengupahan hrm 2Pengupahan hrm 2
Pengupahan hrm 2Agtov F
 
Hukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.pptHukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.pptAdityaKurniawan95
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docMeneerGultom
 
HUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptxHUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptxssuser26622a
 
Cara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.com
Cara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.comCara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.com
Cara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.comRendi Adetia Sapoetra
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxPengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxssuserd30037
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxssuserd30037
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxssuserd30037
 
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan KondisiHubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisiguest200b003b
 
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017
Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017Pt.Mipacko Farrela
 
kasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal duniakasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal duniaKartika Febriyanti
 

Similar to HUKUM PERBURUHAN DAN TENAGA KERJA (20)

hukum perburuhan
hukum perburuhanhukum perburuhan
hukum perburuhan
 
Hak hak pekerja
Hak hak pekerjaHak hak pekerja
Hak hak pekerja
 
Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Perlindungan Kerja (Idik Saeful Bahri)
 
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
 
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
 
Pengupahan hrm 2
Pengupahan hrm 2Pengupahan hrm 2
Pengupahan hrm 2
 
Hukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.pptHukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
 
HUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptxHUBUNGAN KERJA.pptx
HUBUNGAN KERJA.pptx
 
Cara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.com
Cara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.comCara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.com
Cara Hitung Uang Lembur UMK 2023 - Kilaskerja.com
 
PP Nomor 78 Tahun 2015
PP Nomor 78 Tahun 2015PP Nomor 78 Tahun 2015
PP Nomor 78 Tahun 2015
 
PP-nomor-78-tahun-2015
PP-nomor-78-tahun-2015PP-nomor-78-tahun-2015
PP-nomor-78-tahun-2015
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxPengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
 
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan KondisiHubungan Kerja, Syarat  Syarat Dan Kondisi
Hubungan Kerja, Syarat Syarat Dan Kondisi
 
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017
Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017
 
kasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal duniakasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal dunia
 

HUKUM PERBURUHAN DAN TENAGA KERJA

  • 1. Hukum Perburuhan dan tenaga kerja FAKULTAS HUKUM MUHAMMADIYAH BUKITTINGGI ( UMSB )
  • 2. Hukum Perburuhan  Hukum Perburuhan diulas agar kita memahami posisi buruh dan majikan dalam suatu hubungan kerja, karena hubungan kerja pada dasarnya akan memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak.  Hak dan kewajiban kedua belah pihak termuat dalam syarat-syarat kerja. Syarat-syarat kerja adalah petunjuk yang harus ditata / diatur oleh pihak buruh maupun majikan dalam suatu hubungan kerja serta dituangkan dalam PERJANJIAN KERJA
  • 3. Syarat Kerja  Syarat kerja yang akan kita bahas meliputi: - Upah - Jam Kerja & Lembur - Cuti - Waktu Istirahat - Pekerja Perempuan - Perlindungan - Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
  • 4. Upah  [DEFINISI] Upah adalah hak pekerja / buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. (Pasal 1 angka 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan)
  • 5. Upah  [DASAR HUKUM] - Pasal 27 UUD 1945 - UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [KOMPONEN UPAH] • Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada buruh menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian
  • 6. Upah  Tunjangan tetap adalah pembayaran teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk buruh dan keluarganya, yang dibayarkan bersamaan dengan upah pokok (contoh: tunjangan anak, tunjangan kesehatan, tunjangan perumahan)  Tunjangan tidak tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan buruh diberikan secara tidak tetap, dibayarkan tidak bersamaan dengan pembayaran upah pokok (contoh: insentif kehadiran)
  • 7. Upah  [BUKAN KOMPONEN UPAH]  Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata / natur karena hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan buruh (contoh: fasilitas antar jemput, pemberian makan secara cuma-cuma, sarana kantin)  Bonus adalah pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan perusahaan atau karena prestasi
  • 8. Upah  Tunjangan Hari Raya (THR), adalah pendapatan yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja menjelang hari raya keagamaan  THR diberikan kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan lebih dengan jumlah proporsional ( masa kerja / 12 X upah sebulan)  Masa kerja di atas 12 (dua belas) bulan atau lebih menerima THR 1 (satu) bulan gaji
  • 9.  [UPAH MINIMUM REGIONAL]  YAITU upah terendah yang terdiri dari upah pokok, termasuk tunjangan tetap yang diterima oleh pekerja di wilayah tertentu dalam satu propinsi.
  • 10. Upah  [UNSUR YANG MEMPENGARUHI PEMBAYARAN UPAH] buruh sakit - 4 (empat) bulan pertama dibayar 100% - 4 (empat) bulan kedua dibayar 75% - 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50% - bulan selanjutnya dibayar 25% sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha
  • 11. Upah  Kedudukan upah, apabila pengusaha pailit, upah buruh merupakan hutang yang didahulukan pembayarannya  bentuk upah, pada dasarnya diberikan dalam bentuk uang, namun dalam bentuk lain diperbolehkan namun nilainya tidak melebihi 25 % nilai upah.
  • 12. Jam Kerja & Upah Lembur  JAM KERJA DAN UPAH LEMBUR  Pasal 77 UU 13/2003 , Waktu Kerja:  7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu  8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu  Lembur adalah selebihnya dari jam kerja yang diatur dalam point di atas
  • 13. Jam Kerja & Upah Lembur Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja harus memenuhi syarat: 1. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan 2. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu
  • 14. Upah Per Jam Status Pekerja Rumus Bulanan 1 / 173 X upah / bulan Harian 3 / 20 x upah / hari Borongan / dasar satuan 1 / 7 X rata-rata kerja sehari
  • 15. Upah Lembur  Hari Kerja Biasa: - Jam I  1,5 X upah per jam - Setiap jam berikutnya (Jam II)  2 X upah per jam Hari istirahat mingguan / hari raya: - Setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam apabila hari raya jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja semingu  2 X upah per jam - Jam I  3 X upah per jam - Setiap jam berikutnya (Jam II)  4 X upah per jam
  • 16. Istirahat Kerja & Cuti Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruhmeliputi :  istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja  istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;  cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus
  • 17. Istirahat Kerja & Cuti  cuti besar / istirahat panjang , bagi buruh yang telah bekerja selama 6 tahun terus-menerus pada seorang majikan atau beerapa majikan yang tergabung dalam satu organisasi berhak istirahat selama 3 bulan lamanya  cuti haid, tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid  cuti hamil / bersalin / keguguran, buruh perempuan diberi istirahat 1 ½ sebelum dan 1 ½ setelah melahirkan, atau 1 ½ bulan setelah gugur kandungan  cuti menunaikan ibadah agama, diberikan waktu cuti secukupnya tanpa mengurangi hak cuti lainnya
  • 18. Cuti karena alasan penting pekerja/buruh menikah 3 (tiga) hari menikahkan anaknya 2 (dua) hari mengkhitankan anaknya 2 (dua) hari membaptiskan anaknya 2 (dua) hari isteri melahirkan atau keguguran kandungan 2 (dua) hari suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia 2 (dua) hari anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 (satu) hari
  • 19. PEKERJA PEREMPUAN  Pekerja perempuan dilarang dipekerjakan pada malam hari dan pada tempat yang tidak sesuai kodrat dan martabat  Pekerja perempuan tidak diwajibkan bekerja padahari pertama dan kedua waktu haid  Pekerja perempuan yang masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya menyusui bayinya pada jam kerja
  • 20. Pekerja Anak  Laki-laki / perempuan yang berumur kurang dari 15 tahun  Pengusaha dilarang mempekerjakan anak  Pengusaha yang mempekerjakan anak karena alasan tertentu wajib memberikan perlindungan: a. Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari b. Tidak mempekerjakan dari pk. 18.00 – 06.00 c. Tidak mempekerjakan dalam tambang bawah tanah, lubang bawah tanah, di terowongan d. Tidak mempekerjakan pada tempat yang membahayakan kesusilaan, keselamatan, dan kesehatan kerja
  • 21. Pekerja Anak e. Tidak mempekerjakan anak pada pekerjaan kontruksi jalan, jembatan, bangunan air, dan bangunan gedung f. Tidak mempekerjakan di pabrik di dalam ruangan ayng tertutup yang menggunakan alat mesin g. Tidak mempekerjakan anak pada pembuatan, pembongkaran dan pemindahan barang di pelabuhan, dermaga, galangan kapal, stasiun, tempat pemberhentian dan pembongkaran muatan serta tempat penyimpanan barangs
  • 22. Perlindungan Kerja  Tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta kesusilaan, pemeliharaan moril kerja sesuai martabat manusia  Tenaga kerja berhak atas jaminan social tenaga kerja yang terdiri dari jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan
  • 23. Perjanjian Kerja  Hubungan kerja adalah hubungan perdata yang didasarkan pada kesepakatan antara pekerja dengan pemberi pekerjaan atau pengusaha.  Perjanjian kerja berisikan hak dan kewajiban masing- masing pihak baik pengusaha maupun pekerja  Perjanjian kerja lisan  diperbolehkan akan tetapi wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang bersangkutan, yang memuat: nama dan alamat pekerja, tanggal mulai bekerja, jenis pekerjaan, besarnya upah.  Perjanjian untuk waktu tertentu tidak boleh lisan
  • 24. Perjanjian Kerja  Perjanjian kerja tertulis harus memuat: a. Nama, alamat perusahaan serta jenis usaha b. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, alamat pekerja c. Jabatan atau Jenis pekerjaan d. Tempat pekerjaan e. Upah yang diterima dan cara pembayaran f. Hak dan kewajiban para pihak g. Kategori perjanjian (PKWT, atau PKWTT) h. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja i. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat
  • 25. Perjanjian Kerja • Perjanjian kerja didasarkan pada: a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan hubungan kerja b. Kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian c. Ada pekerjaan yang diperjanjikan d. Perkerjaan yang dijanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang- undangan yang berlaku
  • 26. Perjanjian Kerja  Macam-macam perjanjian kerja: 1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu  jangka waktunya tertentu 2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu / karyawan tetap 3. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Pemborong Pekerjaan 4. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
  • 27. Perjanjian Kerja  Perjanjian kerja bersama atau peraturan perusahaan wajib dibuat secara tertulis oleh pengusaha, memuat syarat kerja dan tata tertib perusahaan, harus disahkan oleh menteri atau petugas yang ditunjuk  Hal yang diatur  hak dan kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban pekerja, syarat kerja, tata tertib perusahaan, jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan paling lama 2 tahun  Perusahaan yang memiliki karyawan di atas 50 orang wajib mempuat Perjanjian Kerja Persama
  • 28. P erjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)  KKWT adalah hubungan kerja yang waktunya terbatas  KKWT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja  KKWT hanya diperbolehkan untuk: - pekerjaan yang sekali selesai / sementara, - pekerjaan yang diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun,
  • 29. P erjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)  pekerjaan yang bersifat musiman,  pekerjaan yang berhubungan dengan produk,atau kegiatan baru yang masih dalam tahap penjajakan  KKWT didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat tiadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
  • 30. Pemutusan Hubungan Kerja (BAB XII)  pekerja/buruh masih dalam masa percobaan kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya  pekerja/buruh mengajukan permintaan pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali  pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan; atau  pekerja/buruh meninggal dunia.
  • 31. Penghitungan uang pesangon  masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;  masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;  masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;  masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;  masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;  masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;  masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;  masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;  masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
  • 32. Perhitungan uang penghargaan masa kerja  masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;  masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;  masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;  masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah;  masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;  masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;  masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.
  • 33. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima  cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;  biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;  penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;  hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
  • 34. Pengawasan ( BAB XIV )  Pengawasan ketenaga kerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas ketenaga kerjaan yang mempunyai kompetensi dan independen guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang undangan ketenaga kerjaan ‘yang ditetapkan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk.
  • 35. Hubungan industrial BAB XI  Dalam melaksanakan hubungan industrial ,pemerintah mempunyai fungsi menetapkan kebijakan ,memeberi kan pelayanan , melaksanakan pengawasan dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang undangan ketenaga kerjaan . 
  • 36. Hubungan industrial dilaksanakan melalui sarana;  A. Serikat pekerja/serikat buruh.  B. Organisasi pengusaha  C. Lembaga kerjasama bipartit  D. Lembaga kerja sama tripartit  E. Peraturan perusahaan  F. Perjanjian kerja bersama  G. Peraturan perundang undangan ketenaga kerjaan  H. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
  • 37. Ketentuan pidana dan sanksi administratif (BAB XVI)  Pelanggaran terhadap pasal dan ayat tertentu dalam undang undang ketenagaan kerjaan ini , dapat diberikan sangsi pidana penjara atau sanksi adminbistratif sesuai dengan bunyi pasal pasal yang dinyatakan dalam BAB XVI ini .
  • 38. Konvensi dasar International Labour Organization ( ILO )  Kebebasan berserikat ( konvensi ILO Nomor 87 dan Nomor 98)  Diskriminasi ( Konvensi ILO Nomor 100 dan Nomor 111)  Kerja paksa ( Konvensi ILO Nomor 29 dan Nomor 105)  Perlindungan anak ( Konvensi ILO Nomor 138 dan Nomor 182.