SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
MAKALAH KELOMPOK 
GEOMETRI NETRAL 
Disusun guna memenuhi Tugas Mid Semester 
Mata Kuliah Geometri Non Euclid 
oleh : 
Muhamad Husni Mubaraq 4101410001 
Reni Windri Triani 4101410045 
Hermi Yunita 4101410096 
Pradhita Renoningtyas 4101412033 
Dika Handayani 4101412072 
JURUSAN MATEMATIKA 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 
2014
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
2 
Geometri Netral 
A. Pendahuluan 
Euclides dari Alexandria hidup kira-kira 300 tahun sebelum Masehi. Euclides mengeluarkan lima buah aksioma, yaitu aksioma insidensi dan ekstensi, aksioma urutan/keantaraan, aksioma kongruensi, aksioma kesejajaran, dan aksioma kekontinuan dan kelengkapan. Kelima buah aksioma ini membangun geometri Euclides yang dipelajari di SD, SMP, SMA. 
Kelemahan geometri Euclides yaitu: 
 Euclides berusaha mendefinisikan semuanya dalam geometri, sampai titik, garis, dan bidang. 
 Aksioma keempat dari Euclides yang terkenal dengan nama Aksioma Kesejajaran, terlalu panjang sehingga merisaukan matematikawan. 
 Terdapat dalil dalam geometri Euclides yang berbunyi: ”Pada suatu ruas garis dapat dilukis suatu segitiga samasisi”. Sementara untuk mendapatkan dalil ini masih perlu menggunakan pertolongan prinsip kekontinuan. 
 Aksioma kesejajaran Euclides berbunyi ”Jika dua garis dipotong oleh sebuah garis transversal sedemikian hingga membuat jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 180, maka kedua garis itu berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari 180. Aksioma ini diubah oleh Playfair dalam kalimat yang berbeda tetapi bermakna sama yaitu: ”Hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui yang melalui sebuah titikdi luar garis yang tidak diketahui.” 
Dari kelima aksioma Euclides, jika aksioma kesejajaran dihilangkan maka geometri ini dinamakan Geometri Netral (The Neutral Geometry). 
B. Pengertian Pangkal, Postulat, Definisi pada Geometri Netral 
Dalam geometri netral tidak diperhatikan pastulat kesejajaran dari Euclides, maka geometri ini disebut geometri absolut atau gemoetri netral. Geometri absolut ini termuat dalam geometri terurut, jadi pengertian pangkal geometri terurut juga menjadi pengertian pangkal geometri absolut. Selain itu
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
3 
diperkenalkan pengertian pangkal ketiga yaitu kongruensi, suatu relasi untuk pasangan titik, segmen dan interval. 
Pengertian pangkal geometri absolut, menurut Pasch ialah: 
 Titik-titik A, B, C, D, ... 
 Keantaraan. 
 Kongruensi 
Jadi titik dipandang sebagai unsur yang tidak didefinisikan dan keantaraan dan kongruensi sebagai relasi-relasi yang tidak didefinisikan. 
C. Definisi-definisi pada Geometri Netral 
Definisi 1 
Dua ruas garis adalah kongruen jika dan hanya jika ukurannya adalah sama. 
Definisi 2 
Dua sudut adalah kongruen jika dan hanya jika ukuran keduanya adalah sama. 
Definisi 3 
Dua poligon adalah kongruen jika dan hanya jika terdapat suatu korespondensi satu-satu antar titik-titiknya sedemikian sehingga semua sisi-sisi yang berkorespondensi adalah kongruen dan semua sudut-sudut yang berkorespondensi adalah kongruen. Contoh poligon : segiempat, segitiga, segi-n 
Definisi 4 
Setiap sudut yang berpelurus dan bersisian dengan suatu sudut dari suatusegitiga dinamakan sudut eksterior dari segitiga. 
D. Teorema-Teorema pada Geometri Netral 
TEOREMA 1 
Kekongruenan ruas garis, sudut, dan poligon adalah relasi ekuivalen.
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
4 
Bukti: 
Untuk membuktikan Teorema 1, perhatikan definisi-definisi berikut! 
Definisi 1 
Dua ruas garis adalah kongruen jika dan hanya jika ukurannya adalah sama. 
Definisi 2 
Dua sudut adalah kongruen jika dan hanya jika ukuran keduanya adalah sama. 
Definisi 3 
Dua poligon adalah kongruen jika dan hanya jika terdapat suatu korespondensi satu-satu antar titik-titiknya sedemikian sehingga untuk setiap sisi-sisi yang berkorespondensi adalah kongruen dan semua sudut-sudut yang berkorespondensi adalah kongruen. 
Jelas terbukti 
TEOREMA 2 
i. Setiap ruas garis memiliki tepat satu titik tengah. 
ii. Setiap sudut tepat memiliki satu bisector 
Bukti: 
i. Setiap ruas garis memiliki tepat satu titik tengah 
Misalkan C titik tengah AB 
menurut definisi AC = BC 
karena AC = BC maka dan 
Andaikan D titik tengah AB, 
menurut definisi AD = BC 
karena AD = BD maka dan 
dari (i) dan (ii), diperoleh AC = AD dan BC = BD 
mengakibatkan C = D 
hal ini kontradiksi dengan pengandaian , yang benar C = D 
dengan kata lain C merupakan satu-satunya titik tengah AB. Terbukti. 
ii. Setiap sudut tepat memiliki satu bisector 
Misalkan l bisektor
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
5 
D titik interior 
Maka 
Andai 
E titik interior 
Dengan cara yang sama pada titik D diperoleh 
Dari (i) dan (ii), diperoleh 
Berarti pengandaian salah, yang benar . Terbukti. 
TEOREMA 3 
Suplemen (dan komplemen) dari sudut-sudut yang kongruen atau samaadalah kongruen. 
Bukti: 
Misalkan 
, ,, dan 
dan 
dan 
Akan dibuktikan , dan 
Jelas 
dan 
dan 
Diperoleh dan berakibat dan . Terbukti.
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
6 
TEOREMA 4 
Setiap pasang sudut-sudut vertikal adalah kongruen. 
Bukti: 
Akan dibuktikan 
dan 
Jelas 
diperoleh sehingga 
dengan analog maka juga akan diperoleh . Terbukti. 
TEOREMA 5 (Aksioma Pasch’s) 
Jika sebuah garis l memotong Δ PQR di titik S sedemikian sehingga P-S-Q, 
maka l memotong atau . 
Bukti: 
Andaikan garis l tidak memotong dan . 
Karenanya, Titik P dan R, begitu pula dengan titik Q 
dan R terletak pada sisi yang sama dari garis l. 
Akibatnya, titik P dan Q harus terletak pada sisi yang sama dari garis l. Hal 
tersebut kontradiksi dengan yang ada bahwa P dan Q terletak pada sisi yang 
berbeda dari garis l. Terbukti. 
TEOREMA 6 (Crossbar) 
Jika X adalah titik pada interior Δ UVW, maka UX memotong WV di 
suatu titik Y sedemikiansehingga W-Y-V. 
1 
2 4 
3
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
7 
Bukti: 
Misal ruas garis diperpanjang menjadi sinar . 
Sinar tidak mungkin memotong di titik V dan W menurut Aksioma 1. 
Jadi, memotong di suatu titik Y sedemikian sehingga W-Y-V. 
TEOREMA 7 (Segitiga Sama Kaki) 
Jika dua sisi dari suatu segitiga adalah kongruen, maka sudut-sudut 
yangberlawanan dengan sisi-sisi tersebut adalah kongruen. 
Bukti: 
Terdapat titik D pada sisi BC (Teorema Crossbar) 
Misalkan bisektor dari 
Akibatnya 
(Postulat SAS) 
TEOREMA 8 
Sebuah titik yang terletak pada bisektor yang tegak lurus dari suatu 
ruasgaris jika dan hanya jika titik tersebut berjarak sama dengan titik-titik 
ujungdari ruas garis tersebut. 
Bukti: 
Diketahui .
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
8 
Akan ditunjukan bahwa . 
Jelas = 
= 
Menurut postulat SAS, 
Akibatnya . 
Akan ditunjukkan bahwa titp P terletak pada bisektor dan tegak lurus . 
Misalkan garis l adalah bisektor 
Terdapat titik D pada yang dilalui l (Teorema Crossbar) 
Menurut postulat SAS, 
Akibatnya, (P bisektor ) 
berpelurus 
(tegak lurus).
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
9 
TEOREMA 9 (Sudut Eksterior) 
Sudut eksterior dari suatu sudut lebih besar daripada sudut-sudut interior 
lain yang tidak bersisian. 
Bukti: 
Pikirkan sebuah dengan D pada B-C-D. Akan ditunjukkan 
dan . Tentukan E titik tengah dan 
posisikan titik F pada B-E-F. Sekarang kita lukis , mudah ditunjukkan 
dengan postulat SAS bahwa Sebagai dampaknya 
. Karena F interior , maka . Dengan subtitusi kita 
peroleh . Dengan cara yang sama diperoleh 
. Terbukti. 
Lemma 3.5.2 
Jumlah dari ukuran dua sudut segitiga kurang dari 180 
Bukti: 
Pada gambar Teorema 9, diperoleh , dan dengan 
kata lain dan . Sehingga 
. Akibatnya , 
, dan . Terbukti. 
Lemma 3.5.3 
Jika diberikan segitiga ABC dan sudut A. Maka ada segitiga A1B1C1 
sedemikian hingga segitiga A1B1C1 mempunyai jumlah sudut yang sama dengan 
segitiga ABC, dan 
A F 
B C D 
E
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
10 
Bukti: 
Misalkan E titik tengah BC, dan F dipilih 
pada AE sedemikian hingga AE = EF dan A-E- 
F. Maka dan sudut-sudut 
yang bersesuaian sama. 
Kita tujukkan A1B1C1 yang 
kita cari. Dengan memberikan nama sudut-sudutnya 
seperti pada gambar, kita tahu 
bahwa: 
dan 
Untuk melengkapi bukti, perhatikan yang berakibat 
. Pada persamaan tersebut, salah satu dari ruas kanan, atau harus kuran 
atau sama dengan setengah dari suku di ruas kiri yaitu Jika 
namakan A sebagai , jika tidak namakan F sebagai kemudian namakan dua 
titik yang lain dari segitiga AFC dengan dan . Terbukti. 
SACCHERI – LEGENDRE 
Teorema 3.5.4 
Jumlah sudut sebarang segitiga kurang atau sama dengan . 
Bukti: 
Andaikan ada dengan jumlah sudut = 180 + p, p bilangan positif. Menurut 
lemma, ada A1B1C1 dengan jumlah sudut = 180 + p sedemikian sehingga 
Dengan menggunakan lemma lagi, berarti ada A2B2C2 dengan 
jumlah sudut = 180 + p sedemikian sehingga dan 
seterusnya dengan cara yang sama diperoleh barisan segitiga-segitiga A1B1C1, 
A2B2C2 , ... yang masing-masing jumlah sudutnya 180 + p, sedemikian sehingga 
untuk sebarang bilangan bulat positif n.
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
11 
Jelas kita dapat memilih n yang cukup besar sehingga sekecil mungkin. 
Karena , yang berarti Terjadi 
kontradiksi, sehingga pengandaian salah. Teorema 3.5.4 benar. Terbukti. 
Teorema Akibat (corollary) 
Jumlah sudut sebarang segiempat kurang atau sama dengan 360 
Teorema akibat ini sejalan dengan kesimpulan Saccheri bahwa hipotesis 
sudut tumpul adalah salah. Demikian juga, teorema ini menyangkal bahwa jumlah 
sudut suatu segitiga dapat melebihi 180. Tetapi kemungkinan bahwa jumlah sudut 
dalam segitiga kurang dari 180, yang bersesuaian dengan hipotesis Saccheri 
tentang sudut lancip menarik perhatian kita sendiri. 
Penyelidikan pada persegi panjang 
Teorema 3.6.1 
Diagonal dari segiempat Saccheri adalah kongruen. 
Bukti: 
Akan dibuktikan panjang diagonal DE = CE 
Lihat ΔAED dan ΔBEC 
AE ≅ BE (diketahui) 
∠A ≅ ∠B (Saccheri = 90o) 
AD ≅ BC (Saccheri) 
Jadi menurut sifat S-Sd-S, ΔAED ≅ ΔBEC
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
12 
Akibatnya, 
DE = CE 
Jadi, diagonal dari segiempat Saccheri adalah kongruen.(Terbukti) 
Teorema 3.6.2 
Sudut puncak segiempat Saccheri adalah kongruen. 
Bukti: 
Strategi: 
1. Gunakan segitiga-segitiga kongruen 
Lihat ΔAED dan ΔBEC 
AE ≅ BE (diketahui) 
∠A ≅ ∠B (Saccheri = 900) 
AD ≅ BC (Saccheri) 
Jadi menurut sifat S-Sd-S, ΔAED ≅ ΔBEC 
Akibatnya, 
DE = CE 
2. Lihat ΔDEF dan ΔCEF 
DE ≅ CE (akibat) 
EF ≅ EF (diketahui) 
(i)
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
13 
FD ≅ FC (diketahui) 
Jadi menurut sifat S-S-S, ΔDFE ≅ ΔCFE 
Akibatnya, 
∠9 = ∠10 atau ∠DFE = ∠CFE 
∠2 = ∠8 
∠4 = ∠6 
3. Dari (i) dan (ii) diperoleh 
a. ∠3 + ∠4 = ∠5 + ∠6 berarti ∠AEF = ∠BEF atau ∠AEF ≅ ∠BEF 
∠AEF + ∠BEF = 180o (berpelurus) 
Karena ∠AEF ≅ ∠BEF maka ∠BEF = ∠AEF = 90o 
b. ∠1 + ∠2 = ∠7 + ∠8 berarti ∠ADF = ∠BCF 
Jadi, Sudut puncak segiempat Saccheri adalah kongruen (Terbukti) 
Teorema 3.6.3 
Sudut puncak segiempat Saccheri tidak tumpul melainkan keduanya lancip 
atau siku-siku. 
Bukti: 
Berdasarkan Teorema Akibat (corollary) 
Jumlah sudut sebarang segiempat kurang atau sama dengan 360 , dan jumlah 
sudut alas dalam segiempat saccheri adalah 180 , maka andaikan besar sudut 
puncak segiempat saccheri tumpul, padahal dari teorema sebelumnya dikatakan 
bahwa sudutpuncaksegiempatSaccheriadalahkongruen, maka jumlah besar sudut 
puncak segiempat saccheri lebih dari 180, maka akan terjadi kontradiksi. 
Terbukti. 
Teorema 3.6.4 
Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi alas 
segiempat Saccheri adalah tegak lurus terhadap keduanya. 
Bukti: 
Akan dibuktikan bahwa Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari sisi atas 
dan sisi alas segiempat Saccheri adalah tegak lurus terhadap keduanya. 
(ii)
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
14 
Misalkan F titik tengah CD dan E titik tengah AB 
Karena F dan E titik tengah maka DF=FC, AE=EB, AD=BC. 
1. Lihat ADE dan BEC 
( E titik tengah) 
(Saccheri) 
DAE EBC (Saccheri) 
Jadi ADE BEC (sisi, sudut, sisi) akibatnya 
1 7 
3 5 
2. Lihat DEF dan CEF 
(sudah dibuktikan) 
(F titik tengah DC) 
Jadi DEF CEF (sisi, sisi, sisi), akibatnya 
4 6 
2 8 
9 10 
Dari 1 dan 2 diperoleh 
Jadi atau 
karena (berpelurus) dan maka
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
15 
Jadi, EF AB (EF adalah Garis yang menghubung kan titik-titik tengah dari sisi 
atas dan sisi alas segiempat Saccheri) 
Dari 2 diperoleh 9 10 atau 
Karena (berpelurus) dan maka 
m 
Jadi, EF CD (EF adalah Garis yang menghubung kan titik-titik tengah dari sisi 
atas dan sisi alas segiempat Saccheri) 
(terbukti) 
Teorema Akibat 3.6.5 
Sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri sejajar. 
Bukti: 
Dari Teorema 3.6.4, diketahui bahwa garis yang menghubungkan titik-titik tengah 
dari sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri adalah tegak lurus terhadap 
keduanya. Menurut teorema akibat menyatakan bahwa dua garis yang tegak lurus 
pada satu garis yang sama adalah sejajar. Maka terbukti sisi atas dan sisi alas 
segiempat Saccheri sejajar. 
Teorema Akibat 3.6.6 
Sisi atas segiempat Saccheri lebih besar dari atau sama dengan sisi 
alasnya. 
Bukti: 
Segiempat ABCD persegi panjang Sacheri 
dimana 
Akan ditunjukkan 
Lukis 
Kasus 1 
Kasus 2 
A B 
D C 
1 
2 
3
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
16 
Kasus 3 
sedangkan maka berakibat 
Hal ini berlawanan dengan Teorema Sacheri-Legendre. Dengan kata lain kasus 3 
tidak memenuhi. Sehingga haruslah . Terbukti. 
Teorema 3.6.7 
Sudut keempat segiempat Lambert tidak tumpul melainkan lancip atau 
siku-siku. 
Bukti: 
Misalkan tumpul 
Karena besar masing-masing adalah 90 , jika tumpul maka 
jumlah besar keempat sudutnya lebih dari 360 . 
Terjadi suatu kontradiksi dengan Teorema Akibat 3.5.4 
Jadi, benar bahwa udut keempat segiempat Lambert tidak tumpul melainkan 
lancip atau siku-siku (Teorema 3.6.7 terbukti). 
Teorema 3.6.8 
Ukuran sisi diantara dua sudut siku-siku segiempat Lambert kurang dari 
atau sama dengan ukuran sisi yang berlawanan itu. 
Bukti: 
Diberikan segiempat PQRS adalah segiempat Lambert. 
Kemudian = 90 dan 
Jelas PQ ≤ SR dan QR ≤ PS 
Asumsikan PQ> SR dan pilih P 'sedemikian sehingga P'Q = SR. 
P Q 
S R
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
17 
P'QRS adalah sebuah Segiempat Saccheri. 
Jadi 1 ≡ 2 dan m 1 = m 2 ≤ 90 
Terjadi kontradiksi dengan teorema sudut eksterior ΔPP'S 
Jadi PQ ≤ SR 
Demikian pula QR ≤ PS 
Teorema 3.6.8 terbukti. 
Teorema 3.6.9 
Ukuran garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi 
alas segiempat Saccheri kurang dari atau sama dengan ukuran sisi-sisinya. 
Bukti: 
Mempertimbangkan segiempat Saccheri, segiempat ABCD dengan 
, , , dan M dan N beturut-turut merupakan titik 
tengah dari alas AB dan puncak DC. 
Menurut teorema sebelumnya (Teorema 3.6.4), MN tegak lurus terhadap kedua 
dan . 
Menurut definisi, segiempat AMND dan segiempat CBMN keduanya segiempat 
Lambert. 
Berdasarkan Teorema 3.6.8, MN AD Dan MN CB. Terbukti. 
Teorema 3.6.10 
Jika ada sebuah persegi panjang, maka akan ada juga sebuah persegi 
panjang dengan salah satu sisinya lebih panjang dari pda ruas garis tertentu. 
Bukti. 
Andaikan adalah sebuah persegipanjang dan adalah salah sebarang 
garis.kita akan buktkan dengan membentuk sebuah persegipanjang dengan 
panjang salah satu sisinya lebih besar daripada PQ. Dengan membentuk garis, ada 
sebuah titik pada sedemikian sehingga D-C- dan (gambar 
3.6.5). dengan cara yang sama sebuah titik pada sedemikian sehingga A-B- 
dan . Menurut eorema 3.3.5 (SASAS), kongruen 
terhadap , oleh karena itu dan merupakan sudut siku-
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
18 
siku. Berdasarkan definisi adalah sebuah persegipanjang dan 
Kemudian kita ulang lagi dengan membentuk, kita dapatkan sebuah 
persegipanjang sedemiian higga . Berdasarkan sifat 
archimedean dari bilangan realjika dipilih n cukup besar sehingga 
Terbukti. 
Teorema akibat 3.6.11 
Jika ada sebuah persegi panjang, maka ada sebuah persegi panjang dengan 
dua sisinya yang berdekatan panjangnya masing-masing lebih panjang dari dua 
segmen tertentu. 
Bukti: 
Dengan kata lain. Jika ada persegipanjang ABCD dan segmen garis XY dan ZW 
diberikan. Maka ada persegipanjang PQRS sedemikian hingga PQ > XY dan PS > 
ZW. 
Sesuai dengan Teorema 3.6.10. Ada persegipanjang ABEF dengan AF > XY. 
Dengan melukis persegipanjang yang kongruen dengan persegipanjang ABEF 
berulang-ulang dan menempatkan di atasnya, kita dapat melukis AFHG dengan 
AG > ZW. Karena AF > XY, maka AFHG merupakan persegipanjang PQRS yang 
dimaksudkan. 
Teorema 3.6.12 
Jika ada sebuah persegi panjang maka ada persegi panjang dengan panjang 
dua sisi yang berdekatan kongruen dengan diberikan segmen garis PQ dan RS. 
A 
D C 
B B2 
C 2 Cn 
Bn
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
19 
Bukti: 
Cara kita membuktikan seperti apa yang dilakukan penjahit. Dengan 
menggunakan teorema akibat terdahulu, maka kita memiliki persegipanjang 
PQRS dengan PQ > XY dan PS > ZW; kemudian kita potongnya sedemikian 
hingga panjang PQ = XY dan PS = ZW. Jadi ada titk Q’ pada PQ sedemikian 
hingga PQ’ = XY. Dari titik Q’ ditarik garis yang tegak lurus RS dengan kaki R’. 
kita tunjukkan bahwa PQ’R’S’ adalah persegipanjang. 
Sudut P, R’ dan S adalah siku-siku. Kita tunjukkan pula bahwa PQ’R’ juga 
siku-siku. Andaikan PQ’R’S’ > 360, kontradiksi dengan akibat dari teorema 
sebelumnya. Andaikan PQ’R’ < 90, maka QQ’R > 90 dan jumlah sudut segi 
empat PQ’R’S > 360, kontradiksi dengan akibat dari teorema sebelumnya. 
Andaikan PQ’R’ < 90, maka QQ’R > 90 jumlah sudut segiempat QQ’R’R > 
360 (kontradiksi). Jadi satu-satunya kemungkinan adalah PQ’R’ = 90, dan 
PQ’R’S adalah persegipanjang. Dengan cara yang sama, ada titik S’ pada PS 
sedemikian hingga PS’ = ZW. Tarik garis S’ tegak lurus Q’R’ dengan kaki R*. 
maka, sebagaimana di atas, PQ’R*S’ adalah persegipanjang. Sisi-sisinya yang 
berdekatan PQ’ dan PS’ masing-masing sama dengan XY dan ZW, dan teorema 
terbukti. 
Teorema 3.6.13 
Jika ada sebuah persegi panjang, maka setiap segitiga siku-siku memiliki 
jumlah sudut 180 °.
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
20 
Bukti: 
Misalkan ABC adalah sebuah segitiga siku-siku, siku-siku di C. Berdasarkan 
teorema 3.6.12 kita dapat mengkontruksi PQRS dimana dan 
. Jika kita menarik diagonal 
Lihat ABC dan PRQ sehingga ABC dan PRQ mempunyai jumlah sudut 
yang sama. 
Misalkan jumlah sudut dalam dan jumlah sudut dalam . Karena 
PQRS persegi panjang maka . Kita tahu dari teorema saccheri 
legendre bahwa masing-masing kurang dari 180 . 
Andaikan , maka . Terjadilah kontadiksi. Sehingga jumlah 
sudut dalam segitiga siku-siku yaitu harus 180 . 
Teorema 3.6.14 
Jika ada sebuah persegi panjang, maka setiap segitiga memiliki jumlah 
sudut 180 °. 
Bukti: 
B’ C’ 
A’ D’ 
’ 
p 
q 
A 
B C
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
21 
A B 
C 
D 
p q 
B D 
E A 
1 
2 
1 
2 
Prosedur pembuktiannya adalah dengan cara menunjukkan bahwa : 
1) Setiap segitiga siku-siku adalah tiruan dari sebuah segitiga yang dibentuk 
dengan cara membelah persegipanjang pada diagonalnya. 
2) Segitiga tersebut mempunyai jumlah sudut 180. 
Misalkan ABC siku-siku di B. Menurut Teorema sebelumnya, ada 
persegipanjang A’B’C’D’ dengan A’B’ = AB dan B’C’ = BC. Hubungkan A’ dan 
C’. Maka ABC A’B’C’, dengan demikian ABC dan A’B’C’ mempunyai 
jumlah sudut yang sama. Misalkan : p adalah jumlah sudut A’B’C’dan q adalah 
jumlah sudut A’D’C 
Maka : p + q = 4.90 = 360, ………………………... (1) 
Kita tunjukkan bahwa p = 180. Menurut Teorema sebelumnya, p = 180 atau p < 
180. Andaikan p < 180. Dari persamaan (1) diperoleh q > 180 (bertentangan 
dengan teorema 1). Jadi p = 180. 
Teorema 3.6.15 
Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 180 ° maka akan ada 
sebuah persegi panjang. 
Bukti: 
Misalkan mempunyai jumlah sudut 180. 
Akan ditunjukkan siku-siku dengan jumlah sudut 180 
Tarik garis tinggi AB siku-siku di D dan 
siku-siku si D. 
Misal jumlah sudut adalah p dan jumlah sudut adalah q 
Maka p + q = 2. 90 + 180 = 360 
Akan ditunjukkan p = 180 
; p < 180 maka q > 180 
Hal ini kontradiksi bahwa jumlah sudut sebarang segitiga kurang atau sama 
dengan 180. Jadi siku-siku, misal 
yang mempunyai jumlah sudut 180.
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
22 
Dengan mengambil dua segitiga siku-siku, kemudian kedua segitiga tersebut 
ditempelkan membentuk persegi panjang. 
Lukis dengan E berlainan pihak dengan D dari sisi AB dan BE 
bersesuaian dengan AD. Karena jumlah sudut adalah 180 maka 
dan karena maka dan 
. 
Perhatikan bahwa 
dan 
Jadi, . Terbukti. 
Teorema akibat 3.6.16 
Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 180 °, maka setiap segitiga 
memiliki jumlah sudut 180 °. 
Bukti: 
Diketahui sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 1800. Akan ditunjukkan 
bahwa setiap segitiga mempunyai jumlah sudut 1800. Misalkan ada sebuah 
segitiga yang mempunyai jumlah sudut 1800, maka menurut teorema 3.6.15 akan 
ada sebuah persegi panjang. Sedangkan menurut teorema 3.6.14, jika ada sebuah 
persegi panjang maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 1800. Terbukti. 
Teorema akibat 3.6.17 
Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut kurang dari 180 °, maka 
setiap segitiga memiliki jumlah sudut kurang dari 180 °. 
Bukti: 
Misalkan segitiga ABC dengan jumlah sudut < 1800, perhatikan sebarang segitiga 
PQR. 
Menurut teorema 1, jumlah sudut p ≤ 1800. 
Misalkan p = 1800, maka menurut akibat 1 dari teorema 6 di atas, sehingga 
segitiga ABC mempunyai jumlah sudut 1800. 
Hai ini bertentangan dengan pemisalan di atas. 
Jadi, yang benar adalah p < 1800.
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
23 
Teorema 3.6.18 
Paralel mendalilkan Euclidean setara dengan pernyataan berikut: Jumlah 
sudut dari setiap segitiga adalah 180 °. 
Bukti: 
Kita asumsikan Jumlah sudut dari setiap segitiga adalah 180 ° dan menggunakan 
kebenaran pembuktian Paralel mendalilkan Euclidean. Ingat garis l dan titik P 
tidak terletak digaris l, misalkan m sebuah garis parallel melalui P tegak lurus 
dengan l.(sehingga ada garis seperti hasil dari teorema akibat 3.4.2 ). Jika kita 
misalkan n sebuah garis lain yang melalui P, kita akan tunjukkan n memotong l. 
Menggunakan pendekaan tak langsung, kita akan anggap n parallel terhadap l. 
Karena n tidak sama m, ingat berada diantara dan ( ). 
Menurut sifat archimedean dari 
Karena dan kongruen, maka dapat disimpulkan 
bahwa .
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
24 
Contoh Soal dan Pembahasan 
1. Sebuah garis yang memuat titik dari sebuah sudut dan sebuah titik di dalam 
sudut, memotong setiap segmen garis yang bergerak sepanjang sisi-sisi sudut 
tersebut. 
Penyelesaian: 
Teorema bahwa sudut alas segitiga samakaki adalah sama, dapat dibuktikan 
secara valid dengan menggunakan perbedaan dan pendekatan yang lebih 
sederhana. Bukti berikut yang dilengkapi Papus (300 m) didasarkan pada 
validitas prinsip s sd s (sisi sudut sisi) ketika diaplikasikan pada suatu segitiga 
dan segitiga itu sendiri. 
Diketahui: ABC, AC = BC 
Adb ABC BAC 
Bukti: Pandang ACB dan BCA 
sebagai segitiga dengan 
titik sudut A, C, B 
bersesuaian dengan titik 
sudut B, C, A, maka: 
Sehingga unsur-unsur AC, BC, ACB dari ACB adalah sama 
dengan unsur-unsur yang bersesuaian BC, AC, BCA dari BCA.
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
25 
2. Buktikan Dua Segitiga adalah kongruen jika dua sudut dan sisi di hadapan 
salah satu sudut dari dua segitiga yang bersesuaian adalah sama. 
Diketahui: Lihat gambar di samping berikut. 
Buktikan: Δ ABC ΔPQR 
Bukti: 
Teorema kongruensi yang ada ádalah proposisi 8 (s,sd,s), (sd,s,sd), (s,s,s) 
.tidak ada yang cocok. Terpaksa menggunakan Postulat V sebagai 
berikut:’Bentuk geometri dapat dipindah tanpa mengubah ukuran dan 
bentuknya.’ 
Langkahnya ΔPQR diimpitkan ke ΔABC 
Alternatif yang mungkin, P terletak di: 
a) antara A dan B, 
b) pada perpanjangan BA dan 
c) berimpit dengan A. (mengapa ?) 
Lihat Δ ACP’ berarti A < ACP’(mengapa?)...... 1) 
Padahal CP’B adalah sudut luar ΔACP1 berarti A < CP’B (teorema 
sudut luar) ........ 2) 
Dari 1) dan 2) terjadi kontradiksi. 
b) kontradiksi juga 
c) A = P’’’ maka AB = P’’’ Q’ sehingga ΔABC ΔPQR. 
P 
R 
A Q 
C 
B 
A=P’’’ 
C=R’ 
P’’ P’ B=Q’
Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 
26 
3. Pada segiempat ABCD, diketahui , buktikan bahwa 
jika dan hanya jika . 
Penyelesaian: 
1. Akan dibuktikan . 
Pilih titik E pada AB sedemikian hingga BE = CD, maka EBCD segiempat 
Saccheri (definisi), berarti ................. (i) 
Pehatikan ADE, (teorema sudut luar) ............ (ii) 
....................... (iii) 
Dari (i), (ii), (iii) diperoleh (sifat 
transitif) 
Alternatif yang mungkin 
b. 
(i) (bukti a) kontradiksi dengan 
(ii) maka (mengapa dengan yang 
mungkin 
Terbukti bahwa . 
2 2

More Related Content

What's hot

BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema PythagorasRahma Siska Utari
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1Rahma Siska Utari
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 

What's hot (20)

BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Geometri ruang
Geometri ruangGeometri ruang
Geometri ruang
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 

Similar to Geometri netral (Neutral Geometry)

Geometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptxGeometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptxResaAditya2
 
Irna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circles
Irna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circlesIrna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circles
Irna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circlesIrna Nuraeni
 
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdfgeo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdfMuhammad Iqbal
 
Geometri bidang kelompok 9
Geometri bidang kelompok 9Geometri bidang kelompok 9
Geometri bidang kelompok 9grizkif
 
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Mujahid Abdurrahim
 
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning trianglesCatatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning trianglesIrna Nuraeni
 
Irna nuraeni 3.6 the search for a rectangle
Irna nuraeni 3.6 the search for a rectangleIrna nuraeni 3.6 the search for a rectangle
Irna nuraeni 3.6 the search for a rectangleIrna Nuraeni
 
Geometri netral bag.2 pada Geometri Euclid
Geometri netral bag.2 pada Geometri EuclidGeometri netral bag.2 pada Geometri Euclid
Geometri netral bag.2 pada Geometri EuclidNailul Hasibuan
 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iiiRirin Skn
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11HelvyEffendi
 
Geometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri EulidGeometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri EulidNailul Hasibuan
 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometryokto feriana
 
Proclus dan Wallis pada geometri Euclid
Proclus dan Wallis pada geometri EuclidProclus dan Wallis pada geometri Euclid
Proclus dan Wallis pada geometri EuclidNailul Hasibuan
 
20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometriNilna Ma'Rifah
 

Similar to Geometri netral (Neutral Geometry) (20)

Geometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptxGeometri Netral dan Hiperbolik.pptx
Geometri Netral dan Hiperbolik.pptx
 
Ppt bab 2
Ppt bab 2Ppt bab 2
Ppt bab 2
 
Irna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circles
Irna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circlesIrna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circles
Irna nuraeni 4.5 euclidean result concerning circles
 
Segitiga
SegitigaSegitiga
Segitiga
 
1-12.docx
1-12.docx1-12.docx
1-12.docx
 
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdfgeo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
 
Geometri bidang kelompok 9
Geometri bidang kelompok 9Geometri bidang kelompok 9
Geometri bidang kelompok 9
 
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
Remedial Ulangan Harian Geometri Matematika Peminatan
 
My netral
My netralMy netral
My netral
 
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning trianglesCatatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
Catatan irna nuraeni 4.7 some euclidean results concerning triangles
 
Materi 1-geo
Materi 1-geoMateri 1-geo
Materi 1-geo
 
Irna nuraeni 3.6 the search for a rectangle
Irna nuraeni 3.6 the search for a rectangleIrna nuraeni 3.6 the search for a rectangle
Irna nuraeni 3.6 the search for a rectangle
 
Geometri netral bag.2 pada Geometri Euclid
Geometri netral bag.2 pada Geometri EuclidGeometri netral bag.2 pada Geometri Euclid
Geometri netral bag.2 pada Geometri Euclid
 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iii
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
 
Geometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri EulidGeometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometry
 
Proclus dan Wallis pada geometri Euclid
Proclus dan Wallis pada geometri EuclidProclus dan Wallis pada geometri Euclid
Proclus dan Wallis pada geometri Euclid
 
20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri
 
TRIGONOMETRI
TRIGONOMETRITRIGONOMETRI
TRIGONOMETRI
 

More from Muhamad Husni Mubaraq

More from Muhamad Husni Mubaraq (17)

Media Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
Media Sosial dalam Perspektif Budaya KomunikasiMedia Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
Media Sosial dalam Perspektif Budaya Komunikasi
 
Perkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk AljabarPerkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk Aljabar
 
Titik Potong 2 Garis
Titik Potong 2 GarisTitik Potong 2 Garis
Titik Potong 2 Garis
 
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien mPersamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
Persamaan Garis Lurus yang Melalui Satu Titik dan Bergradien m
 
Kalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
Kalimat Terbuka dan Kalimat TertutupKalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
Kalimat Terbuka dan Kalimat Tertutup
 
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk AljabarPenjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
 
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan LimasGeometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
Geometri Ruang-Irisan Bidang Alpha Pada Kubus dan Limas
 
Wilcoxon
WilcoxonWilcoxon
Wilcoxon
 
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
Lingkaran luar segitiga (circumcircle)
 
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitigaPanjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
Panjang Jari-Jari lingkaran dalam segitiga
 
panduan pemgembangan bahan ajar
panduan pemgembangan bahan ajarpanduan pemgembangan bahan ajar
panduan pemgembangan bahan ajar
 
Uji normalitas
Uji normalitasUji normalitas
Uji normalitas
 
Uji lavene
Uji laveneUji lavene
Uji lavene
 
Pend. karakter terintegrasi sugiarto
Pend. karakter terintegrasi sugiartoPend. karakter terintegrasi sugiarto
Pend. karakter terintegrasi sugiarto
 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
 
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika EkonomiAnalisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
Analisis Kelayakan Proyek-Matematika Ekonomi
 
Evabel analisis
Evabel analisisEvabel analisis
Evabel analisis
 

Recently uploaded

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Recently uploaded (20)

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

Geometri netral (Neutral Geometry)

  • 1. MAKALAH KELOMPOK GEOMETRI NETRAL Disusun guna memenuhi Tugas Mid Semester Mata Kuliah Geometri Non Euclid oleh : Muhamad Husni Mubaraq 4101410001 Reni Windri Triani 4101410045 Hermi Yunita 4101410096 Pradhita Renoningtyas 4101412033 Dika Handayani 4101412072 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
  • 2. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 2 Geometri Netral A. Pendahuluan Euclides dari Alexandria hidup kira-kira 300 tahun sebelum Masehi. Euclides mengeluarkan lima buah aksioma, yaitu aksioma insidensi dan ekstensi, aksioma urutan/keantaraan, aksioma kongruensi, aksioma kesejajaran, dan aksioma kekontinuan dan kelengkapan. Kelima buah aksioma ini membangun geometri Euclides yang dipelajari di SD, SMP, SMA. Kelemahan geometri Euclides yaitu:  Euclides berusaha mendefinisikan semuanya dalam geometri, sampai titik, garis, dan bidang.  Aksioma keempat dari Euclides yang terkenal dengan nama Aksioma Kesejajaran, terlalu panjang sehingga merisaukan matematikawan.  Terdapat dalil dalam geometri Euclides yang berbunyi: ”Pada suatu ruas garis dapat dilukis suatu segitiga samasisi”. Sementara untuk mendapatkan dalil ini masih perlu menggunakan pertolongan prinsip kekontinuan.  Aksioma kesejajaran Euclides berbunyi ”Jika dua garis dipotong oleh sebuah garis transversal sedemikian hingga membuat jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 180, maka kedua garis itu berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari 180. Aksioma ini diubah oleh Playfair dalam kalimat yang berbeda tetapi bermakna sama yaitu: ”Hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui yang melalui sebuah titikdi luar garis yang tidak diketahui.” Dari kelima aksioma Euclides, jika aksioma kesejajaran dihilangkan maka geometri ini dinamakan Geometri Netral (The Neutral Geometry). B. Pengertian Pangkal, Postulat, Definisi pada Geometri Netral Dalam geometri netral tidak diperhatikan pastulat kesejajaran dari Euclides, maka geometri ini disebut geometri absolut atau gemoetri netral. Geometri absolut ini termuat dalam geometri terurut, jadi pengertian pangkal geometri terurut juga menjadi pengertian pangkal geometri absolut. Selain itu
  • 3. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 3 diperkenalkan pengertian pangkal ketiga yaitu kongruensi, suatu relasi untuk pasangan titik, segmen dan interval. Pengertian pangkal geometri absolut, menurut Pasch ialah:  Titik-titik A, B, C, D, ...  Keantaraan.  Kongruensi Jadi titik dipandang sebagai unsur yang tidak didefinisikan dan keantaraan dan kongruensi sebagai relasi-relasi yang tidak didefinisikan. C. Definisi-definisi pada Geometri Netral Definisi 1 Dua ruas garis adalah kongruen jika dan hanya jika ukurannya adalah sama. Definisi 2 Dua sudut adalah kongruen jika dan hanya jika ukuran keduanya adalah sama. Definisi 3 Dua poligon adalah kongruen jika dan hanya jika terdapat suatu korespondensi satu-satu antar titik-titiknya sedemikian sehingga semua sisi-sisi yang berkorespondensi adalah kongruen dan semua sudut-sudut yang berkorespondensi adalah kongruen. Contoh poligon : segiempat, segitiga, segi-n Definisi 4 Setiap sudut yang berpelurus dan bersisian dengan suatu sudut dari suatusegitiga dinamakan sudut eksterior dari segitiga. D. Teorema-Teorema pada Geometri Netral TEOREMA 1 Kekongruenan ruas garis, sudut, dan poligon adalah relasi ekuivalen.
  • 4. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 4 Bukti: Untuk membuktikan Teorema 1, perhatikan definisi-definisi berikut! Definisi 1 Dua ruas garis adalah kongruen jika dan hanya jika ukurannya adalah sama. Definisi 2 Dua sudut adalah kongruen jika dan hanya jika ukuran keduanya adalah sama. Definisi 3 Dua poligon adalah kongruen jika dan hanya jika terdapat suatu korespondensi satu-satu antar titik-titiknya sedemikian sehingga untuk setiap sisi-sisi yang berkorespondensi adalah kongruen dan semua sudut-sudut yang berkorespondensi adalah kongruen. Jelas terbukti TEOREMA 2 i. Setiap ruas garis memiliki tepat satu titik tengah. ii. Setiap sudut tepat memiliki satu bisector Bukti: i. Setiap ruas garis memiliki tepat satu titik tengah Misalkan C titik tengah AB menurut definisi AC = BC karena AC = BC maka dan Andaikan D titik tengah AB, menurut definisi AD = BC karena AD = BD maka dan dari (i) dan (ii), diperoleh AC = AD dan BC = BD mengakibatkan C = D hal ini kontradiksi dengan pengandaian , yang benar C = D dengan kata lain C merupakan satu-satunya titik tengah AB. Terbukti. ii. Setiap sudut tepat memiliki satu bisector Misalkan l bisektor
  • 5. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 5 D titik interior Maka Andai E titik interior Dengan cara yang sama pada titik D diperoleh Dari (i) dan (ii), diperoleh Berarti pengandaian salah, yang benar . Terbukti. TEOREMA 3 Suplemen (dan komplemen) dari sudut-sudut yang kongruen atau samaadalah kongruen. Bukti: Misalkan , ,, dan dan dan Akan dibuktikan , dan Jelas dan dan Diperoleh dan berakibat dan . Terbukti.
  • 6. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 6 TEOREMA 4 Setiap pasang sudut-sudut vertikal adalah kongruen. Bukti: Akan dibuktikan dan Jelas diperoleh sehingga dengan analog maka juga akan diperoleh . Terbukti. TEOREMA 5 (Aksioma Pasch’s) Jika sebuah garis l memotong Δ PQR di titik S sedemikian sehingga P-S-Q, maka l memotong atau . Bukti: Andaikan garis l tidak memotong dan . Karenanya, Titik P dan R, begitu pula dengan titik Q dan R terletak pada sisi yang sama dari garis l. Akibatnya, titik P dan Q harus terletak pada sisi yang sama dari garis l. Hal tersebut kontradiksi dengan yang ada bahwa P dan Q terletak pada sisi yang berbeda dari garis l. Terbukti. TEOREMA 6 (Crossbar) Jika X adalah titik pada interior Δ UVW, maka UX memotong WV di suatu titik Y sedemikiansehingga W-Y-V. 1 2 4 3
  • 7. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 7 Bukti: Misal ruas garis diperpanjang menjadi sinar . Sinar tidak mungkin memotong di titik V dan W menurut Aksioma 1. Jadi, memotong di suatu titik Y sedemikian sehingga W-Y-V. TEOREMA 7 (Segitiga Sama Kaki) Jika dua sisi dari suatu segitiga adalah kongruen, maka sudut-sudut yangberlawanan dengan sisi-sisi tersebut adalah kongruen. Bukti: Terdapat titik D pada sisi BC (Teorema Crossbar) Misalkan bisektor dari Akibatnya (Postulat SAS) TEOREMA 8 Sebuah titik yang terletak pada bisektor yang tegak lurus dari suatu ruasgaris jika dan hanya jika titik tersebut berjarak sama dengan titik-titik ujungdari ruas garis tersebut. Bukti: Diketahui .
  • 8. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 8 Akan ditunjukan bahwa . Jelas = = Menurut postulat SAS, Akibatnya . Akan ditunjukkan bahwa titp P terletak pada bisektor dan tegak lurus . Misalkan garis l adalah bisektor Terdapat titik D pada yang dilalui l (Teorema Crossbar) Menurut postulat SAS, Akibatnya, (P bisektor ) berpelurus (tegak lurus).
  • 9. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 9 TEOREMA 9 (Sudut Eksterior) Sudut eksterior dari suatu sudut lebih besar daripada sudut-sudut interior lain yang tidak bersisian. Bukti: Pikirkan sebuah dengan D pada B-C-D. Akan ditunjukkan dan . Tentukan E titik tengah dan posisikan titik F pada B-E-F. Sekarang kita lukis , mudah ditunjukkan dengan postulat SAS bahwa Sebagai dampaknya . Karena F interior , maka . Dengan subtitusi kita peroleh . Dengan cara yang sama diperoleh . Terbukti. Lemma 3.5.2 Jumlah dari ukuran dua sudut segitiga kurang dari 180 Bukti: Pada gambar Teorema 9, diperoleh , dan dengan kata lain dan . Sehingga . Akibatnya , , dan . Terbukti. Lemma 3.5.3 Jika diberikan segitiga ABC dan sudut A. Maka ada segitiga A1B1C1 sedemikian hingga segitiga A1B1C1 mempunyai jumlah sudut yang sama dengan segitiga ABC, dan A F B C D E
  • 10. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 10 Bukti: Misalkan E titik tengah BC, dan F dipilih pada AE sedemikian hingga AE = EF dan A-E- F. Maka dan sudut-sudut yang bersesuaian sama. Kita tujukkan A1B1C1 yang kita cari. Dengan memberikan nama sudut-sudutnya seperti pada gambar, kita tahu bahwa: dan Untuk melengkapi bukti, perhatikan yang berakibat . Pada persamaan tersebut, salah satu dari ruas kanan, atau harus kuran atau sama dengan setengah dari suku di ruas kiri yaitu Jika namakan A sebagai , jika tidak namakan F sebagai kemudian namakan dua titik yang lain dari segitiga AFC dengan dan . Terbukti. SACCHERI – LEGENDRE Teorema 3.5.4 Jumlah sudut sebarang segitiga kurang atau sama dengan . Bukti: Andaikan ada dengan jumlah sudut = 180 + p, p bilangan positif. Menurut lemma, ada A1B1C1 dengan jumlah sudut = 180 + p sedemikian sehingga Dengan menggunakan lemma lagi, berarti ada A2B2C2 dengan jumlah sudut = 180 + p sedemikian sehingga dan seterusnya dengan cara yang sama diperoleh barisan segitiga-segitiga A1B1C1, A2B2C2 , ... yang masing-masing jumlah sudutnya 180 + p, sedemikian sehingga untuk sebarang bilangan bulat positif n.
  • 11. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 11 Jelas kita dapat memilih n yang cukup besar sehingga sekecil mungkin. Karena , yang berarti Terjadi kontradiksi, sehingga pengandaian salah. Teorema 3.5.4 benar. Terbukti. Teorema Akibat (corollary) Jumlah sudut sebarang segiempat kurang atau sama dengan 360 Teorema akibat ini sejalan dengan kesimpulan Saccheri bahwa hipotesis sudut tumpul adalah salah. Demikian juga, teorema ini menyangkal bahwa jumlah sudut suatu segitiga dapat melebihi 180. Tetapi kemungkinan bahwa jumlah sudut dalam segitiga kurang dari 180, yang bersesuaian dengan hipotesis Saccheri tentang sudut lancip menarik perhatian kita sendiri. Penyelidikan pada persegi panjang Teorema 3.6.1 Diagonal dari segiempat Saccheri adalah kongruen. Bukti: Akan dibuktikan panjang diagonal DE = CE Lihat ΔAED dan ΔBEC AE ≅ BE (diketahui) ∠A ≅ ∠B (Saccheri = 90o) AD ≅ BC (Saccheri) Jadi menurut sifat S-Sd-S, ΔAED ≅ ΔBEC
  • 12. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 12 Akibatnya, DE = CE Jadi, diagonal dari segiempat Saccheri adalah kongruen.(Terbukti) Teorema 3.6.2 Sudut puncak segiempat Saccheri adalah kongruen. Bukti: Strategi: 1. Gunakan segitiga-segitiga kongruen Lihat ΔAED dan ΔBEC AE ≅ BE (diketahui) ∠A ≅ ∠B (Saccheri = 900) AD ≅ BC (Saccheri) Jadi menurut sifat S-Sd-S, ΔAED ≅ ΔBEC Akibatnya, DE = CE 2. Lihat ΔDEF dan ΔCEF DE ≅ CE (akibat) EF ≅ EF (diketahui) (i)
  • 13. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 13 FD ≅ FC (diketahui) Jadi menurut sifat S-S-S, ΔDFE ≅ ΔCFE Akibatnya, ∠9 = ∠10 atau ∠DFE = ∠CFE ∠2 = ∠8 ∠4 = ∠6 3. Dari (i) dan (ii) diperoleh a. ∠3 + ∠4 = ∠5 + ∠6 berarti ∠AEF = ∠BEF atau ∠AEF ≅ ∠BEF ∠AEF + ∠BEF = 180o (berpelurus) Karena ∠AEF ≅ ∠BEF maka ∠BEF = ∠AEF = 90o b. ∠1 + ∠2 = ∠7 + ∠8 berarti ∠ADF = ∠BCF Jadi, Sudut puncak segiempat Saccheri adalah kongruen (Terbukti) Teorema 3.6.3 Sudut puncak segiempat Saccheri tidak tumpul melainkan keduanya lancip atau siku-siku. Bukti: Berdasarkan Teorema Akibat (corollary) Jumlah sudut sebarang segiempat kurang atau sama dengan 360 , dan jumlah sudut alas dalam segiempat saccheri adalah 180 , maka andaikan besar sudut puncak segiempat saccheri tumpul, padahal dari teorema sebelumnya dikatakan bahwa sudutpuncaksegiempatSaccheriadalahkongruen, maka jumlah besar sudut puncak segiempat saccheri lebih dari 180, maka akan terjadi kontradiksi. Terbukti. Teorema 3.6.4 Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri adalah tegak lurus terhadap keduanya. Bukti: Akan dibuktikan bahwa Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri adalah tegak lurus terhadap keduanya. (ii)
  • 14. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 14 Misalkan F titik tengah CD dan E titik tengah AB Karena F dan E titik tengah maka DF=FC, AE=EB, AD=BC. 1. Lihat ADE dan BEC ( E titik tengah) (Saccheri) DAE EBC (Saccheri) Jadi ADE BEC (sisi, sudut, sisi) akibatnya 1 7 3 5 2. Lihat DEF dan CEF (sudah dibuktikan) (F titik tengah DC) Jadi DEF CEF (sisi, sisi, sisi), akibatnya 4 6 2 8 9 10 Dari 1 dan 2 diperoleh Jadi atau karena (berpelurus) dan maka
  • 15. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 15 Jadi, EF AB (EF adalah Garis yang menghubung kan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri) Dari 2 diperoleh 9 10 atau Karena (berpelurus) dan maka m Jadi, EF CD (EF adalah Garis yang menghubung kan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri) (terbukti) Teorema Akibat 3.6.5 Sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri sejajar. Bukti: Dari Teorema 3.6.4, diketahui bahwa garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri adalah tegak lurus terhadap keduanya. Menurut teorema akibat menyatakan bahwa dua garis yang tegak lurus pada satu garis yang sama adalah sejajar. Maka terbukti sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri sejajar. Teorema Akibat 3.6.6 Sisi atas segiempat Saccheri lebih besar dari atau sama dengan sisi alasnya. Bukti: Segiempat ABCD persegi panjang Sacheri dimana Akan ditunjukkan Lukis Kasus 1 Kasus 2 A B D C 1 2 3
  • 16. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 16 Kasus 3 sedangkan maka berakibat Hal ini berlawanan dengan Teorema Sacheri-Legendre. Dengan kata lain kasus 3 tidak memenuhi. Sehingga haruslah . Terbukti. Teorema 3.6.7 Sudut keempat segiempat Lambert tidak tumpul melainkan lancip atau siku-siku. Bukti: Misalkan tumpul Karena besar masing-masing adalah 90 , jika tumpul maka jumlah besar keempat sudutnya lebih dari 360 . Terjadi suatu kontradiksi dengan Teorema Akibat 3.5.4 Jadi, benar bahwa udut keempat segiempat Lambert tidak tumpul melainkan lancip atau siku-siku (Teorema 3.6.7 terbukti). Teorema 3.6.8 Ukuran sisi diantara dua sudut siku-siku segiempat Lambert kurang dari atau sama dengan ukuran sisi yang berlawanan itu. Bukti: Diberikan segiempat PQRS adalah segiempat Lambert. Kemudian = 90 dan Jelas PQ ≤ SR dan QR ≤ PS Asumsikan PQ> SR dan pilih P 'sedemikian sehingga P'Q = SR. P Q S R
  • 17. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 17 P'QRS adalah sebuah Segiempat Saccheri. Jadi 1 ≡ 2 dan m 1 = m 2 ≤ 90 Terjadi kontradiksi dengan teorema sudut eksterior ΔPP'S Jadi PQ ≤ SR Demikian pula QR ≤ PS Teorema 3.6.8 terbukti. Teorema 3.6.9 Ukuran garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari sisi atas dan sisi alas segiempat Saccheri kurang dari atau sama dengan ukuran sisi-sisinya. Bukti: Mempertimbangkan segiempat Saccheri, segiempat ABCD dengan , , , dan M dan N beturut-turut merupakan titik tengah dari alas AB dan puncak DC. Menurut teorema sebelumnya (Teorema 3.6.4), MN tegak lurus terhadap kedua dan . Menurut definisi, segiempat AMND dan segiempat CBMN keduanya segiempat Lambert. Berdasarkan Teorema 3.6.8, MN AD Dan MN CB. Terbukti. Teorema 3.6.10 Jika ada sebuah persegi panjang, maka akan ada juga sebuah persegi panjang dengan salah satu sisinya lebih panjang dari pda ruas garis tertentu. Bukti. Andaikan adalah sebuah persegipanjang dan adalah salah sebarang garis.kita akan buktkan dengan membentuk sebuah persegipanjang dengan panjang salah satu sisinya lebih besar daripada PQ. Dengan membentuk garis, ada sebuah titik pada sedemikian sehingga D-C- dan (gambar 3.6.5). dengan cara yang sama sebuah titik pada sedemikian sehingga A-B- dan . Menurut eorema 3.3.5 (SASAS), kongruen terhadap , oleh karena itu dan merupakan sudut siku-
  • 18. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 18 siku. Berdasarkan definisi adalah sebuah persegipanjang dan Kemudian kita ulang lagi dengan membentuk, kita dapatkan sebuah persegipanjang sedemiian higga . Berdasarkan sifat archimedean dari bilangan realjika dipilih n cukup besar sehingga Terbukti. Teorema akibat 3.6.11 Jika ada sebuah persegi panjang, maka ada sebuah persegi panjang dengan dua sisinya yang berdekatan panjangnya masing-masing lebih panjang dari dua segmen tertentu. Bukti: Dengan kata lain. Jika ada persegipanjang ABCD dan segmen garis XY dan ZW diberikan. Maka ada persegipanjang PQRS sedemikian hingga PQ > XY dan PS > ZW. Sesuai dengan Teorema 3.6.10. Ada persegipanjang ABEF dengan AF > XY. Dengan melukis persegipanjang yang kongruen dengan persegipanjang ABEF berulang-ulang dan menempatkan di atasnya, kita dapat melukis AFHG dengan AG > ZW. Karena AF > XY, maka AFHG merupakan persegipanjang PQRS yang dimaksudkan. Teorema 3.6.12 Jika ada sebuah persegi panjang maka ada persegi panjang dengan panjang dua sisi yang berdekatan kongruen dengan diberikan segmen garis PQ dan RS. A D C B B2 C 2 Cn Bn
  • 19. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 19 Bukti: Cara kita membuktikan seperti apa yang dilakukan penjahit. Dengan menggunakan teorema akibat terdahulu, maka kita memiliki persegipanjang PQRS dengan PQ > XY dan PS > ZW; kemudian kita potongnya sedemikian hingga panjang PQ = XY dan PS = ZW. Jadi ada titk Q’ pada PQ sedemikian hingga PQ’ = XY. Dari titik Q’ ditarik garis yang tegak lurus RS dengan kaki R’. kita tunjukkan bahwa PQ’R’S’ adalah persegipanjang. Sudut P, R’ dan S adalah siku-siku. Kita tunjukkan pula bahwa PQ’R’ juga siku-siku. Andaikan PQ’R’S’ > 360, kontradiksi dengan akibat dari teorema sebelumnya. Andaikan PQ’R’ < 90, maka QQ’R > 90 dan jumlah sudut segi empat PQ’R’S > 360, kontradiksi dengan akibat dari teorema sebelumnya. Andaikan PQ’R’ < 90, maka QQ’R > 90 jumlah sudut segiempat QQ’R’R > 360 (kontradiksi). Jadi satu-satunya kemungkinan adalah PQ’R’ = 90, dan PQ’R’S adalah persegipanjang. Dengan cara yang sama, ada titik S’ pada PS sedemikian hingga PS’ = ZW. Tarik garis S’ tegak lurus Q’R’ dengan kaki R*. maka, sebagaimana di atas, PQ’R*S’ adalah persegipanjang. Sisi-sisinya yang berdekatan PQ’ dan PS’ masing-masing sama dengan XY dan ZW, dan teorema terbukti. Teorema 3.6.13 Jika ada sebuah persegi panjang, maka setiap segitiga siku-siku memiliki jumlah sudut 180 °.
  • 20. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 20 Bukti: Misalkan ABC adalah sebuah segitiga siku-siku, siku-siku di C. Berdasarkan teorema 3.6.12 kita dapat mengkontruksi PQRS dimana dan . Jika kita menarik diagonal Lihat ABC dan PRQ sehingga ABC dan PRQ mempunyai jumlah sudut yang sama. Misalkan jumlah sudut dalam dan jumlah sudut dalam . Karena PQRS persegi panjang maka . Kita tahu dari teorema saccheri legendre bahwa masing-masing kurang dari 180 . Andaikan , maka . Terjadilah kontadiksi. Sehingga jumlah sudut dalam segitiga siku-siku yaitu harus 180 . Teorema 3.6.14 Jika ada sebuah persegi panjang, maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 180 °. Bukti: B’ C’ A’ D’ ’ p q A B C
  • 21. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 21 A B C D p q B D E A 1 2 1 2 Prosedur pembuktiannya adalah dengan cara menunjukkan bahwa : 1) Setiap segitiga siku-siku adalah tiruan dari sebuah segitiga yang dibentuk dengan cara membelah persegipanjang pada diagonalnya. 2) Segitiga tersebut mempunyai jumlah sudut 180. Misalkan ABC siku-siku di B. Menurut Teorema sebelumnya, ada persegipanjang A’B’C’D’ dengan A’B’ = AB dan B’C’ = BC. Hubungkan A’ dan C’. Maka ABC A’B’C’, dengan demikian ABC dan A’B’C’ mempunyai jumlah sudut yang sama. Misalkan : p adalah jumlah sudut A’B’C’dan q adalah jumlah sudut A’D’C Maka : p + q = 4.90 = 360, ………………………... (1) Kita tunjukkan bahwa p = 180. Menurut Teorema sebelumnya, p = 180 atau p < 180. Andaikan p < 180. Dari persamaan (1) diperoleh q > 180 (bertentangan dengan teorema 1). Jadi p = 180. Teorema 3.6.15 Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 180 ° maka akan ada sebuah persegi panjang. Bukti: Misalkan mempunyai jumlah sudut 180. Akan ditunjukkan siku-siku dengan jumlah sudut 180 Tarik garis tinggi AB siku-siku di D dan siku-siku si D. Misal jumlah sudut adalah p dan jumlah sudut adalah q Maka p + q = 2. 90 + 180 = 360 Akan ditunjukkan p = 180 ; p < 180 maka q > 180 Hal ini kontradiksi bahwa jumlah sudut sebarang segitiga kurang atau sama dengan 180. Jadi siku-siku, misal yang mempunyai jumlah sudut 180.
  • 22. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 22 Dengan mengambil dua segitiga siku-siku, kemudian kedua segitiga tersebut ditempelkan membentuk persegi panjang. Lukis dengan E berlainan pihak dengan D dari sisi AB dan BE bersesuaian dengan AD. Karena jumlah sudut adalah 180 maka dan karena maka dan . Perhatikan bahwa dan Jadi, . Terbukti. Teorema akibat 3.6.16 Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 180 °, maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 180 °. Bukti: Diketahui sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 1800. Akan ditunjukkan bahwa setiap segitiga mempunyai jumlah sudut 1800. Misalkan ada sebuah segitiga yang mempunyai jumlah sudut 1800, maka menurut teorema 3.6.15 akan ada sebuah persegi panjang. Sedangkan menurut teorema 3.6.14, jika ada sebuah persegi panjang maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 1800. Terbukti. Teorema akibat 3.6.17 Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut kurang dari 180 °, maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut kurang dari 180 °. Bukti: Misalkan segitiga ABC dengan jumlah sudut < 1800, perhatikan sebarang segitiga PQR. Menurut teorema 1, jumlah sudut p ≤ 1800. Misalkan p = 1800, maka menurut akibat 1 dari teorema 6 di atas, sehingga segitiga ABC mempunyai jumlah sudut 1800. Hai ini bertentangan dengan pemisalan di atas. Jadi, yang benar adalah p < 1800.
  • 23. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 23 Teorema 3.6.18 Paralel mendalilkan Euclidean setara dengan pernyataan berikut: Jumlah sudut dari setiap segitiga adalah 180 °. Bukti: Kita asumsikan Jumlah sudut dari setiap segitiga adalah 180 ° dan menggunakan kebenaran pembuktian Paralel mendalilkan Euclidean. Ingat garis l dan titik P tidak terletak digaris l, misalkan m sebuah garis parallel melalui P tegak lurus dengan l.(sehingga ada garis seperti hasil dari teorema akibat 3.4.2 ). Jika kita misalkan n sebuah garis lain yang melalui P, kita akan tunjukkan n memotong l. Menggunakan pendekaan tak langsung, kita akan anggap n parallel terhadap l. Karena n tidak sama m, ingat berada diantara dan ( ). Menurut sifat archimedean dari Karena dan kongruen, maka dapat disimpulkan bahwa .
  • 24. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 24 Contoh Soal dan Pembahasan 1. Sebuah garis yang memuat titik dari sebuah sudut dan sebuah titik di dalam sudut, memotong setiap segmen garis yang bergerak sepanjang sisi-sisi sudut tersebut. Penyelesaian: Teorema bahwa sudut alas segitiga samakaki adalah sama, dapat dibuktikan secara valid dengan menggunakan perbedaan dan pendekatan yang lebih sederhana. Bukti berikut yang dilengkapi Papus (300 m) didasarkan pada validitas prinsip s sd s (sisi sudut sisi) ketika diaplikasikan pada suatu segitiga dan segitiga itu sendiri. Diketahui: ABC, AC = BC Adb ABC BAC Bukti: Pandang ACB dan BCA sebagai segitiga dengan titik sudut A, C, B bersesuaian dengan titik sudut B, C, A, maka: Sehingga unsur-unsur AC, BC, ACB dari ACB adalah sama dengan unsur-unsur yang bersesuaian BC, AC, BCA dari BCA.
  • 25. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 25 2. Buktikan Dua Segitiga adalah kongruen jika dua sudut dan sisi di hadapan salah satu sudut dari dua segitiga yang bersesuaian adalah sama. Diketahui: Lihat gambar di samping berikut. Buktikan: Δ ABC ΔPQR Bukti: Teorema kongruensi yang ada ádalah proposisi 8 (s,sd,s), (sd,s,sd), (s,s,s) .tidak ada yang cocok. Terpaksa menggunakan Postulat V sebagai berikut:’Bentuk geometri dapat dipindah tanpa mengubah ukuran dan bentuknya.’ Langkahnya ΔPQR diimpitkan ke ΔABC Alternatif yang mungkin, P terletak di: a) antara A dan B, b) pada perpanjangan BA dan c) berimpit dengan A. (mengapa ?) Lihat Δ ACP’ berarti A < ACP’(mengapa?)...... 1) Padahal CP’B adalah sudut luar ΔACP1 berarti A < CP’B (teorema sudut luar) ........ 2) Dari 1) dan 2) terjadi kontradiksi. b) kontradiksi juga c) A = P’’’ maka AB = P’’’ Q’ sehingga ΔABC ΔPQR. P R A Q C B A=P’’’ C=R’ P’’ P’ B=Q’
  • 26. Kelompok 2-Rombel Geo-Non Rabu Pukul 10 26 3. Pada segiempat ABCD, diketahui , buktikan bahwa jika dan hanya jika . Penyelesaian: 1. Akan dibuktikan . Pilih titik E pada AB sedemikian hingga BE = CD, maka EBCD segiempat Saccheri (definisi), berarti ................. (i) Pehatikan ADE, (teorema sudut luar) ............ (ii) ....................... (iii) Dari (i), (ii), (iii) diperoleh (sifat transitif) Alternatif yang mungkin b. (i) (bukti a) kontradiksi dengan (ii) maka (mengapa dengan yang mungkin Terbukti bahwa . 2 2