SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
 Studi penalaran
 Penalaran (KBBI)  cara berpikir dengan
mengembangkan sesuatu berdasarkan akal budi dan
bukan dengan perasaan atau pengalaman
 Semua pengendara kendaraan bermotor mempunyai
SIM
 Setiap orang yang mempunyai SIM adalah mahasiswa
 Jadi, semua pengendara kendaraan bermotor adalah
mahasiswa
 Logika tidak membantu menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah
 Adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true)
atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus
keduanya
 Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut
nilai kebenaran
a. 8 adalah bilangan positif
b. 3 x 5 = 15
c. 2 > 9
d. Logika matematika adalah salah satu mata kuliah
pada jurusan Teknik Informatika
e. Ibukota Kalimantan Tengah adalah Banjarmasin
f. Kemarin tidak hujan
g. Untuk sembarang bilangan bulat n >= 0, maka 2n
adalah bilangan genap
 Ambilkan air minum untukku !
 Kapan acara ulang tahunnya dimulai ?
 X + 3 = 8
 X > 3
 Bidang logika yang membahas proposisi
 Lambang proposisi (simbolik)  huruf kecil (p, r, s,
dll)
 Mis :
p : 8 adalah bilangan positif
 Menggunakan operator Logika
 Operator Logika  and, or, not
 and, or  biner
 not  uner
 Proposisi majemuk  proposisi baru yang diperoleh
dari pengkombinasian
 Proposisi atomik  proposisi yang bukan merupakan
kombinasi proposisi lain
 Ada 3 macam :
 Konjungsi (conjunction) p dan q  p ᴧ q 
p dan q
 Disjungsi (disjunction) p dan q  p ᴠ q  p atau q
 Ingkaran (negation) dari p  ~p  not q  tidak q
 Kata “tidak” dapat ditulis ditengah pernyataan
 Jika diberikan di awal maka biasanya disambungkan
dengan kata “benar” menjadi “tidak benar”
 Kata “tidak” dapat diganti dengan kata “bukan”
tergantung pada makna kata
 Diketahui proposisi-proposisi berikut ini :
 p : Hari ini matrikulasi
 q : mahasiswa baru diwajibkan mengikuti matrikulasi
 Maka :
 p ᴧ q : Hari ini matrikulasi dan mahasiswa baru diwajibkan
mengikuti matrikulasi
 p ᴠ q : Hari ini matrikulasi atau mahasiswa baru
diwajibkan mengikuti matrikulasi
 ~p : Tidak benar hari ini matrikulasi (atau hari ini tidak
matrikulasi)
 Diketahui proposisi-proposisi berikut :
 p : Kipas angin itu mati total
 q : Kipas angin itu rusak
 Maka :
 ~p ᴧ ~q : Kipas angin itu tidak mati total dan kipas angin
itu tidak rusak
atau dengan kata lain, “Kipas angin itu tidak mati total
maupun rusak”
 q ᴠ ~p : Kipas angin itu rusak atau tidak mati total
atau dengan kata lain, “Kipas angin itu rusak atau tidak
mati total”
 ~(~p) : Tidak benar kipas angin itu tidak mati total
atau dengan kata lain, “Salah bahwa kipas angin itu tidak
mati total”
 Diketahui proposisi-proposisi berikut :
 p : Desi mahasiswi semester 1
 q : Desi mahasiswa universitas X
 Nyatakan kedalah ekspresi Logika :
 Desi bukan mahasiswa semester 1
 Desi bukan mahasiswi semester 1 maupun universitas
X
 Desi mahasiswi semester 1 atau universitas X
 Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan
oleh nilai kebenaran dari proposisi atomiknya dan cara
mereka dihubungkan oleh operator logika
 Mis p dan q adalah proposisi
 Konjungsi : p ^ q bernilai benar jika p dan q keduanya
benar, selain itu nilainya salah
 Disjungsi : p v q bernilai salah jika p v q keduanya salah,
selain itu nilainya benar
 Negasi : p, yaitu ~p, bernilai benar jika p salah,
sebaliknya bernilai salah jika p benar
 Misalkan
 p : 17 adalah bilangan prima
 q : bilangan prima selalu ganjil
 Jelas bahwa p bernilai benar dan q bernilai salah
sehingga konjungsi
p ^ q : 17 adalah bilangan prima dan bilangan prima selalu
ganjil adalah salah
 Hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi
atomik
p q P ^ q
T T T
T F F
F T F
F F F
p q P v q
T T T
T F T
F T T
F F F
p ~q
T F
F T
 Jika p, q, r adalah proposisi. Bentuklah tabel
kebenaran dari ekpresi logika (p^q) v (~q ^ r)
p q r p^q ~q ~q ^ r (p^q) v
(~q ^ r)
T T T T F F T
T T F T F F T
T F T F T T T
T F F F T F F
F T T F F F F
F T F F F F F
F F T F T T T
F F F F T F F
 Sebuah proposisi majemuk jika benar untuk semua
kasus
p q p^q ~(p^q) Pv~(p^q)
T T T F T
T F F T T
F T F T T
F F F T T
 Jika salah untuk semua kasus
 (p^q) ^ ~(pvq)
p q p^q pvq ~(pvq) (p^q) ^
~(pvq)
T T T T F F
T F F T F F
F T F T F F
F F F F T F
 Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan
dalam dua cara :
1. Kata “atau” digunakan secara inklusif
(inclusive or)
Pernyataan “p v q” bisa mempunyai arti p atau
q atau keduanya
2. Kata “atau” digunakan secara eksklusif
(exclusive or)
Dilain pihak pernyataan “p V q” bisa
mempunyai arti p atau q, atau bukan keduanya
 Kata “atau” pada cara ini digambarkan dalam bentuk
“p atau q atau keduanya”.
 Artinya, disjungsi dengan operator “atau” bernilai
benar jika salah satu dari proposisi atomiknya benar
atau keduanya benar.
 Contoh :
Tenaga IT yang dibutuhkan harus menguasai bahasa
pemrograman delphi atau java.
Artinya : tenaga IT yang diterima harus mempunyai
kemampuan penguasaan salah satu dari bahasa
pemrograman delphi atau java atau keduanya.
 p : 7 merupakan bilangan prima
 q : 7 merupakan bilangan ganjil
 p V q : 7 merupakan bilangan prima atau
 ganjil.
Pada contoh di atas, kedua pernyataan tersebut benar
 Kata “atau” pada cara ini digambarkan dalam bentuk
“p atau q tetapi bukan keduanya”.
Artinya : disjungsi p dengan q bernilai benar HANYA
jika salah satu dari proposisi atomiknya benar (tetapi
bukan keduanya).
 Contoh : Pada sebuah perlombaan pemenang
dijanjikan mendapat hadiah sebuah TV 20 inchi. Jika
pemenang tidak menginginkan TV, panitia
menggantinya dengan senilai uang.
Proposisinya : “Pemenang lomba mendapat hadiah
beruba TV atau uang”.
 p : Kamera adalah alat visual
 q : Kamera adalah alat audial
 p V q : Kamera adalah alat visual atau audial.
Pada contoh di atas, Kamera termasuk alat visual, tetapi
tidak termasuk alat audial. Jadi yang benar hanyalah
satu dari kedua pernyataan pembentuknya, dan tidak
keduanya.
 KHUSUS untuk disjungsi eksklusif, menggunakan
operator logika xor.
 Misal p dan q adalah proposisi. Eksklusif or dari p dan
q dinyatakan dengan notasi p q.
artinya : proposisi yang bernilai benar bila HANYA
satu dari p dan q benar, selain itu nilainya salah.
Tabel Kebenaran
Disjungsi
Eksklusif
 Hukum – hukum logika bermanfaat untuk
membuktikan keekivalenan dua buah proposisi,
khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai
banyak proposisi atomik.
 Bila suatu proposisi majemuk mempunyai n buah
proposisi atomik, maka tabel kebenarannya terdiri
dari 2n baris.  biasanya untuk n yang tidak terlalu
besar.
1. Tunjukkan bahwa p v ~ (p v q) dan p v ~ q keduanya ekivalen
dengan menggunakan hukum logika.
Penyelesaian:
p v ~ (p v q) p v (~p ^ ~ q) (De Morgan)
(p v ~ p) ^ (p v ~ q) (Distributif)
T ^ (p v ~ q) (Negasi)
p v ~ q (Identitas)
2. Buktikan hukum penyerapan : p ^ (p v q) p
Penyelesaian :
p ^ (p v q) (p v F) ^ (p v q) Hk. Identitas
p v (F ^ q) Hk. Distributif
p v F Hk. Null
p Hk. Identitas
 Selain bentuk konjungsi, disjungsi, negasi, proposisi
majemuk dapat juga muncul dengan bentuk “jika p
maka q”.
 Contoh :
a. Jika Budi lulus ujian, maka ia mendapat hadiah dari
ayahnya.
b. Jika suhu mencapai 80o C, maka alarm berbunyi.
c. Jika mahasiswa tidak mengisi KRS, maka dianggap
tidak aktif kuliah.
Proposisi Bersyarat (Implikasi/Kondisional)
 Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi
majemuk “jika p, maka q” disebut proposisi
bersyarat (implikasi), dilambangkan dengan :
p  q
 Proposisi p disebut hipotesis atau anteseden
atau premis atau kondisi.
 Proposisi q disebut konklusi atau konsekuen.
 Implikasi p  q hanya salah jika p benar tetapi q
salah, selain itu implikasi bernilai benar.
 Jika Paris adalah ibukota Perancis, maka 1 + 1 = 2
Implikasi di atas valid secara matematis meskipun
tidak ada kaitannya antara Paris sebagai ibukota
Perancis dengan 1 + 1 = 2.
Implikasi tersebut bernilai benar karena hipotesis
benar (Paris adalah ibukota Perancis adalah benar),
dan konklusi juga benar (1 + 1 =2).
lihat tabel kebenaran untuk implikasi.
 Implikasi p  q selain diekspresikan dalam
pernyataan standard “jika p, maka q”, dapat juga
diekspresikan dalam berbagai cara, antara lain :
a. Jika p, maka q = if p, then q
b. Jika p, q = if p, q
c. p mengakibatkan q = p implies q
d. q jika p = q if p
e. p hanya jika q = p only if q
f. p syarat cukup agar q = p is sufficient for q
g. q syarat perlu bagi q = q is necessary for p
h. q bilamana p = q whenever p
 Proposisi-proposisi berikut adalah implikasi dalam
berbagai bentuk.
a. Es yang mencair di kutub mengakibatkan
permukaan air laut naik.
b. Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan.
c. Syarat cukup agar mahasiswa bisa mengambil skripsi
adalah jumlah total sks minimal 138 sks.
d. Kabut asap terjadi bilamana hutan dibakar besar-
besaran.
 ubahlah ke dalam bentuk proposisi “jika p, maka q”.
Penyelesaian:
a. Jika es mencair di kutub, maka permukaan air
laut naik.
b. Jika orang itu diberi ongkos jalan, maka ia mau
berangkat.
c. Jika total sks minimal adalah 138 sks, maka
mahasiswa dapat mengambil skripsi.
d. Jika hutan dibakar secara besar-besaran, maka
kabut asap akan terjadi.
 Tunjukkan bahwa p  q ekivalen secara logika
dengan ~ p v q.
Penyelesaian : (dengan tabel kebenaran)
p q ~p p  q ~p v q
T T F T T
T F F F F
F T T T T
F F T T T
 Pernyataan biimplikasi adalah pernyataan yang
berbentuk “jika dan hanya jika”, yang disingkat dengan
“jhj” dan ditulis dengan lambang “⇔”. Pernyataan “p
jhj q” ditulis dengan notasi “p ⇔ q”
 Nilai kebenaran p ⇔ q adalah benar jika nilai
kebenaran p dan q sama, dan salah jika nilai
kebenaran p dan q tidak sama
 Perhatikan pernyataan berikut ;
 (a) x2 ≥ 0 jhj 20 = 1
 (b) x2 ≥ 0 jhj 20 = 0
 (c) x2 < 0 jhj 20 = 1
 (d) x2 < 0 jhj 20 = 0
 Pernyataan (a) dan (d) merupakan pernyataan yang
benar, sebab kedua pernyataan tersebut mempunyai
nilai kebenaran yang sama. Sedangkan pernyataan (c)
dan (d) merupakan pernyataan yang salah, sebab
kedua pernyataan tersebut mempunyai nilai
kebenaran yang berbeda
45

More Related Content

What's hot

Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrithaqiemisme
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianEman Mendrofa
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaDidik Sadianto
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & TautologiHuzairi Zairi
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Mapahmad haidaroh
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Heni Widayani
 
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Nerossi Jonathan
 
Proposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaProposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaDeviGayatri
 

What's hot (20)

Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Bab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar booleanBab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar boolean
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematika
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & Tautologi
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
 
Proposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaProposisi Logika Informatika
Proposisi Logika Informatika
 

Similar to Logika matematika (20)

Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
2. logika
2. logika 2. logika
2. logika
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Mtk diskrit
Mtk diskritMtk diskrit
Mtk diskrit
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika dasr
Logika dasrLogika dasr
Logika dasr
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
Matematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisiMatematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisi
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
logika.pdf
logika.pdflogika.pdf
logika.pdf
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptxTUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
TUWEB 1 MATEMATIKA.pptx
 

Logika matematika

  • 1.
  • 2.  Studi penalaran  Penalaran (KBBI)  cara berpikir dengan mengembangkan sesuatu berdasarkan akal budi dan bukan dengan perasaan atau pengalaman
  • 3.  Semua pengendara kendaraan bermotor mempunyai SIM  Setiap orang yang mempunyai SIM adalah mahasiswa  Jadi, semua pengendara kendaraan bermotor adalah mahasiswa  Logika tidak membantu menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah
  • 4.  Adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya  Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenaran
  • 5. a. 8 adalah bilangan positif b. 3 x 5 = 15 c. 2 > 9 d. Logika matematika adalah salah satu mata kuliah pada jurusan Teknik Informatika e. Ibukota Kalimantan Tengah adalah Banjarmasin f. Kemarin tidak hujan g. Untuk sembarang bilangan bulat n >= 0, maka 2n adalah bilangan genap
  • 6.  Ambilkan air minum untukku !  Kapan acara ulang tahunnya dimulai ?  X + 3 = 8  X > 3
  • 7.  Bidang logika yang membahas proposisi  Lambang proposisi (simbolik)  huruf kecil (p, r, s, dll)  Mis : p : 8 adalah bilangan positif
  • 8.  Menggunakan operator Logika  Operator Logika  and, or, not  and, or  biner  not  uner  Proposisi majemuk  proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian  Proposisi atomik  proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain
  • 9.  Ada 3 macam :  Konjungsi (conjunction) p dan q  p ᴧ q  p dan q  Disjungsi (disjunction) p dan q  p ᴠ q  p atau q  Ingkaran (negation) dari p  ~p  not q  tidak q  Kata “tidak” dapat ditulis ditengah pernyataan  Jika diberikan di awal maka biasanya disambungkan dengan kata “benar” menjadi “tidak benar”  Kata “tidak” dapat diganti dengan kata “bukan” tergantung pada makna kata
  • 10.  Diketahui proposisi-proposisi berikut ini :  p : Hari ini matrikulasi  q : mahasiswa baru diwajibkan mengikuti matrikulasi  Maka :  p ᴧ q : Hari ini matrikulasi dan mahasiswa baru diwajibkan mengikuti matrikulasi  p ᴠ q : Hari ini matrikulasi atau mahasiswa baru diwajibkan mengikuti matrikulasi  ~p : Tidak benar hari ini matrikulasi (atau hari ini tidak matrikulasi)
  • 11.  Diketahui proposisi-proposisi berikut :  p : Kipas angin itu mati total  q : Kipas angin itu rusak  Maka :  ~p ᴧ ~q : Kipas angin itu tidak mati total dan kipas angin itu tidak rusak atau dengan kata lain, “Kipas angin itu tidak mati total maupun rusak”  q ᴠ ~p : Kipas angin itu rusak atau tidak mati total atau dengan kata lain, “Kipas angin itu rusak atau tidak mati total”  ~(~p) : Tidak benar kipas angin itu tidak mati total atau dengan kata lain, “Salah bahwa kipas angin itu tidak mati total”
  • 12.  Diketahui proposisi-proposisi berikut :  p : Desi mahasiswi semester 1  q : Desi mahasiswa universitas X  Nyatakan kedalah ekspresi Logika :  Desi bukan mahasiswa semester 1  Desi bukan mahasiswi semester 1 maupun universitas X  Desi mahasiswi semester 1 atau universitas X
  • 13.  Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran dari proposisi atomiknya dan cara mereka dihubungkan oleh operator logika  Mis p dan q adalah proposisi  Konjungsi : p ^ q bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu nilainya salah  Disjungsi : p v q bernilai salah jika p v q keduanya salah, selain itu nilainya benar  Negasi : p, yaitu ~p, bernilai benar jika p salah, sebaliknya bernilai salah jika p benar
  • 14.  Misalkan  p : 17 adalah bilangan prima  q : bilangan prima selalu ganjil  Jelas bahwa p bernilai benar dan q bernilai salah sehingga konjungsi p ^ q : 17 adalah bilangan prima dan bilangan prima selalu ganjil adalah salah
  • 15.  Hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomik p q P ^ q T T T T F F F T F F F F
  • 16. p q P v q T T T T F T F T T F F F
  • 18.  Jika p, q, r adalah proposisi. Bentuklah tabel kebenaran dari ekpresi logika (p^q) v (~q ^ r) p q r p^q ~q ~q ^ r (p^q) v (~q ^ r) T T T T F F T T T F T F F T T F T F T T T T F F F T F F F T T F F F F F T F F F F F F F T F T T T F F F F T F F
  • 19.  Sebuah proposisi majemuk jika benar untuk semua kasus
  • 20. p q p^q ~(p^q) Pv~(p^q) T T T F T T F F T T F T F T T F F F T T
  • 21.  Jika salah untuk semua kasus
  • 22.  (p^q) ^ ~(pvq) p q p^q pvq ~(pvq) (p^q) ^ ~(pvq) T T T T F F T F F T F F F T F T F F F F F F T F
  • 23.  Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam dua cara : 1. Kata “atau” digunakan secara inklusif (inclusive or) Pernyataan “p v q” bisa mempunyai arti p atau q atau keduanya 2. Kata “atau” digunakan secara eksklusif (exclusive or) Dilain pihak pernyataan “p V q” bisa mempunyai arti p atau q, atau bukan keduanya
  • 24.  Kata “atau” pada cara ini digambarkan dalam bentuk “p atau q atau keduanya”.  Artinya, disjungsi dengan operator “atau” bernilai benar jika salah satu dari proposisi atomiknya benar atau keduanya benar.  Contoh : Tenaga IT yang dibutuhkan harus menguasai bahasa pemrograman delphi atau java. Artinya : tenaga IT yang diterima harus mempunyai kemampuan penguasaan salah satu dari bahasa pemrograman delphi atau java atau keduanya.
  • 25.  p : 7 merupakan bilangan prima  q : 7 merupakan bilangan ganjil  p V q : 7 merupakan bilangan prima atau  ganjil. Pada contoh di atas, kedua pernyataan tersebut benar
  • 26.  Kata “atau” pada cara ini digambarkan dalam bentuk “p atau q tetapi bukan keduanya”. Artinya : disjungsi p dengan q bernilai benar HANYA jika salah satu dari proposisi atomiknya benar (tetapi bukan keduanya).  Contoh : Pada sebuah perlombaan pemenang dijanjikan mendapat hadiah sebuah TV 20 inchi. Jika pemenang tidak menginginkan TV, panitia menggantinya dengan senilai uang. Proposisinya : “Pemenang lomba mendapat hadiah beruba TV atau uang”.
  • 27.  p : Kamera adalah alat visual  q : Kamera adalah alat audial  p V q : Kamera adalah alat visual atau audial. Pada contoh di atas, Kamera termasuk alat visual, tetapi tidak termasuk alat audial. Jadi yang benar hanyalah satu dari kedua pernyataan pembentuknya, dan tidak keduanya.
  • 28.  KHUSUS untuk disjungsi eksklusif, menggunakan operator logika xor.  Misal p dan q adalah proposisi. Eksklusif or dari p dan q dinyatakan dengan notasi p q. artinya : proposisi yang bernilai benar bila HANYA satu dari p dan q benar, selain itu nilainya salah. Tabel Kebenaran Disjungsi Eksklusif
  • 29.
  • 30.  Hukum – hukum logika bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah proposisi, khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi atomik.  Bila suatu proposisi majemuk mempunyai n buah proposisi atomik, maka tabel kebenarannya terdiri dari 2n baris.  biasanya untuk n yang tidak terlalu besar.
  • 31.
  • 32. 1. Tunjukkan bahwa p v ~ (p v q) dan p v ~ q keduanya ekivalen dengan menggunakan hukum logika. Penyelesaian: p v ~ (p v q) p v (~p ^ ~ q) (De Morgan) (p v ~ p) ^ (p v ~ q) (Distributif) T ^ (p v ~ q) (Negasi) p v ~ q (Identitas)
  • 33. 2. Buktikan hukum penyerapan : p ^ (p v q) p Penyelesaian : p ^ (p v q) (p v F) ^ (p v q) Hk. Identitas p v (F ^ q) Hk. Distributif p v F Hk. Null p Hk. Identitas
  • 34.
  • 35.  Selain bentuk konjungsi, disjungsi, negasi, proposisi majemuk dapat juga muncul dengan bentuk “jika p maka q”.  Contoh : a. Jika Budi lulus ujian, maka ia mendapat hadiah dari ayahnya. b. Jika suhu mencapai 80o C, maka alarm berbunyi. c. Jika mahasiswa tidak mengisi KRS, maka dianggap tidak aktif kuliah. Proposisi Bersyarat (Implikasi/Kondisional)
  • 36.  Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p, maka q” disebut proposisi bersyarat (implikasi), dilambangkan dengan : p  q  Proposisi p disebut hipotesis atau anteseden atau premis atau kondisi.  Proposisi q disebut konklusi atau konsekuen.
  • 37.  Implikasi p  q hanya salah jika p benar tetapi q salah, selain itu implikasi bernilai benar.
  • 38.  Jika Paris adalah ibukota Perancis, maka 1 + 1 = 2 Implikasi di atas valid secara matematis meskipun tidak ada kaitannya antara Paris sebagai ibukota Perancis dengan 1 + 1 = 2. Implikasi tersebut bernilai benar karena hipotesis benar (Paris adalah ibukota Perancis adalah benar), dan konklusi juga benar (1 + 1 =2). lihat tabel kebenaran untuk implikasi.
  • 39.  Implikasi p  q selain diekspresikan dalam pernyataan standard “jika p, maka q”, dapat juga diekspresikan dalam berbagai cara, antara lain : a. Jika p, maka q = if p, then q b. Jika p, q = if p, q c. p mengakibatkan q = p implies q d. q jika p = q if p e. p hanya jika q = p only if q f. p syarat cukup agar q = p is sufficient for q g. q syarat perlu bagi q = q is necessary for p h. q bilamana p = q whenever p
  • 40.  Proposisi-proposisi berikut adalah implikasi dalam berbagai bentuk. a. Es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan air laut naik. b. Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan. c. Syarat cukup agar mahasiswa bisa mengambil skripsi adalah jumlah total sks minimal 138 sks. d. Kabut asap terjadi bilamana hutan dibakar besar- besaran.
  • 41.  ubahlah ke dalam bentuk proposisi “jika p, maka q”. Penyelesaian: a. Jika es mencair di kutub, maka permukaan air laut naik. b. Jika orang itu diberi ongkos jalan, maka ia mau berangkat. c. Jika total sks minimal adalah 138 sks, maka mahasiswa dapat mengambil skripsi. d. Jika hutan dibakar secara besar-besaran, maka kabut asap akan terjadi.
  • 42.  Tunjukkan bahwa p  q ekivalen secara logika dengan ~ p v q. Penyelesaian : (dengan tabel kebenaran) p q ~p p  q ~p v q T T F T T T F F F F F T T T T F F T T T
  • 43.  Pernyataan biimplikasi adalah pernyataan yang berbentuk “jika dan hanya jika”, yang disingkat dengan “jhj” dan ditulis dengan lambang “⇔”. Pernyataan “p jhj q” ditulis dengan notasi “p ⇔ q”  Nilai kebenaran p ⇔ q adalah benar jika nilai kebenaran p dan q sama, dan salah jika nilai kebenaran p dan q tidak sama
  • 44.  Perhatikan pernyataan berikut ;  (a) x2 ≥ 0 jhj 20 = 1  (b) x2 ≥ 0 jhj 20 = 0  (c) x2 < 0 jhj 20 = 1  (d) x2 < 0 jhj 20 = 0  Pernyataan (a) dan (d) merupakan pernyataan yang benar, sebab kedua pernyataan tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama. Sedangkan pernyataan (c) dan (d) merupakan pernyataan yang salah, sebab kedua pernyataan tersebut mempunyai nilai kebenaran yang berbeda
  • 45. 45