SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
KESIAPAN IDI DALAM IMPLEMENTASI JKN

Oleh
ZAENAL ABIDIN
Ketua Umum PB IDI
Disampaikan pada acara PIT VI IDI Kota Bogor
9 Nopember 2013
HAK
&
KEBEBASAN
BERUSAHA

SETIAP
WARGA
NEGARA

FASILITASI

PEMERINTA
H
INTERVENSI

JAMINAN
SOSIAL
(JKN)

HIDUP
SEHAT &
SEJAHTERA
Peran IDI dalam SJSN (UU Pradok)
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

Pembinaan etik bersama Konsil Kedokteran Indonesia (KKI);
Melaporkan dokter yang melanggar etika ke KKI (untuk dicatat
oleh KKI);
Memberi masukan (koordinasi) dalam penyusunan standar
pendidikan dokter/dokter spesialis;
Menyelenggarakan pendidikan kedokteran berkelanjutan
(PKB/CPD) dan mengakreditasi lembaga penyelenggara PKB;
Metetapkan standar PKB;
Menerbitkan rekomendasi izin praktik;
Pembinaan dan pengawasan terselenggaranya kendali mutu dan
kendali biaya dokter yang berpraktik;
Membuat standar profesi (Muktamar IDI 2006, std: etika,
kompetensi, pendidikan, pelayanan)
Menerima terusan pengaduan dari Majelis Kehormatan Disipilin
Kedokteran (MKDKI) yang menyangkut soal pelanggaran etika.
Faktor penentu keberhasilan JKN al:
1. Ketersediaan Point of care (POC) pelayanan primer yang
merata di seluruh wilayah NKRI
2. Ketersediaan Dokter Pelayanan Primer (DPP) yang handal
dan tersebar merata di seluruh wilayah NKRI
3. Rayonisasi/Regionalisasi Fasilitas Kesehatan
4. Premi yang memenuhi azas keekonomian
Siapa Providernya?
Layanan Sekunder:
 RS pemerintah/Swasta
Layanan primer:
1. Puskesmas (pemerintah) : 9.419 (2012)
2. Praktik dokter mandiri/Klinik swasta
Untuk 240 juta penduduk dibutuhkan:
+ 80.000 Dokter Pelayanan Primer
+ 40.000 faskes primer
Premi/iuran yang pantas
Syarat premi/iuran yang pantas, al:
1. Tidak mengganggu subsidi silang antar peserta
2. Dapat mendorong pertumbuhan dan persebaran provider
(sisi suplai)
3. Mempertimbangkan siapa yang dijamin, manfaat apa saja
yang dijamin dan proporsi biaya yang dijamin (akses, mutu
dan berkeadilan)
Rekomendasi IDI kepada DPR/Pemerintah
REKOMENDASI IDI

1. Political will Pemerintah untuk menggunakan
BEST-PRACTICE PT ASKES selama puluhan tahun
PESERTA JKN

Biaya
per orang
per bulan

PNS (III-IV)

53.526

PNS (I-II)

38.231

Sektor informal

???

Pemberi kerja/
Pekerja

28.000

PBI (DJSN)

27.000

PBI (KemKes)

22.201

PBI (KemKeu)

15.483

Kepantasan premi PBI
• Atraktif untuk mendorong
pertumbuhan dan persebaran layanan
primer dengan pendekatan PublicPrivate Partnership.
• PBI sebagai porsi terbesar kas BPJS
(70%), tidak disubsidi peserta lain

Bila dana tidak cukup  kurangi jenis manfaat, kurangi jumlah
peserta (sesuai logical framework WHO). Bukan mengurangi mutu
layanan medis.
REKOMENDASI IDI
2. Menata ulang sistem pelayanan kesehatan
agar sejalan dengan JKN
TOP REFERRAL
NATIONAL

Tipe I
Tipe II

Tipe III
Tipe IV

Beyond
district

REGIONAL REFERRAL
(20 -40 LOCAL REFERRAL)

District
SubDistrict

POINT OF CARE
(2500 people)

LOCAL REFERRAL
(6 -8 POLYCLINICS)

POLYCLINIC

(10 -20 BASIC UNITS)

POINT OF CARE
(2500 people)

POINT OF CARE
(2500 people)

Center of exellence
Tertiary care
Secondary care

• Primary care services
• Education & training
• Research
POINT OF CARE
(2500 people)

1 people served by 1 basic unit
REKOMENDASI IDI

3. Mengembangkan pelayanan primer dengan
mewajibkan BPJS mengalokasikan 40-50%
dana untuk pelayanan primer
KEBIJAKAN PUBLIK
ALOKASI SUMBER DAYA
40-50% UNTUK
PELAYANAN PRIMER
PROVIDER

BPJS

PAYOR
• Pemerintah (PBI)  Premi

premi, manfaat,

III

Kontrak, pembayaran,
lingkup,risiko, otonomi

• Pemberi Kerja  % income

II

• Pekerja  % income
• Informal  Nilai nominal
Eligibilitas

• Info produk
• Kartu

POINT OF CARE

Biaya tidak langsung

Peserta
Opp cost

Individu

I

PRIMER
40-50%

Transport

Makan

Akomodasi

Pasien

Biaya
langsung

Biaya
yanmed
Obat2an
Retribusi
Copayment
REKOMENDASI IDI

4. Mendorong persebaran DPP ke seluruh wilayah
NKRI dengan pendekatan Public-Private Partnership
• Menghemat dana Pemerintah
• Menciptakan lapangan kerja. Dokter adalah self-employed job.
Bila kontrak BPJS cukup atraktif, 1 dokter dapat menciptakan 5-6
lapangan kerja bagi nakes di wilayah yang dibutuhkan BPJS
N
O

KETERANGAN

MEMBANGUN
PUSKESMAS

MEMBANGUN PRAKTIK MANDIRI

1

Jumlah POC yang
dibutuhkann JKN

40.000

40.000

2

Peran

Pemerintah

Masyarakat/Swasta (SKN 2004, 2009)

3

Sumber Pembiayaan

Pemerintah

Public-Private Partnership

4

Biaya investasi

+ 80 triliun,
@2M per puskesmas

Investasi beban POC yang dikontrak
JKN. Dana 80 triliun dapat digunakan
untuk UKM

5

Waktu penganggaran
sp operasional

????/tidak pasti, karena
skala prioritas tiap
pemda/pemkot berbeda

Tingkat kepastian tinggi, 3-5 tahun
dapat terlaksana karena terikat kontrak
dengan BPJS

6

Biaya operasional per
tahun

+ 24 triliun plus biaya
kapitasi JKN

Sudah tercakup dalam biaya kapitasi.
Dana + 24 triliun dapat digunakan
untuk peningkatan program UKM
Mempersiapkan Konsep Pelayanan IDI: Kerja
Kolektif dan Berjejaring dengan Layanan Primer
sebagai Garda Terdepan
Usul: Sekali-sekali
piramida ini dimiringkan

“Dokter ”,

“Doter Gigi”,
“Bidan”,
“Perawat”,
“Apoteker”
“Administrasi/
Keuangan”
“dll.

GATE KEEPER
Kolektifitas Kesejawatan: Sebagai Kekuatan Utama
Definisi Sejawat
Peer,
Sepekerjaan; sejabatan;
teman,
Teman, sahabat, kawan.

 Kode etik profesi
kesehatan (IDI, PDGI,
IAI, PPNI, IBI, IAKMI):
menghormati kesejawatan
 Kesejawatan dalam suatu
profesi merupakan suatu
yang sangat esensi
Contoh: Kolektifitas Kesejawatan Dokter - Apoteker
Interaksi timbal balik
 Anamnes
Dokter
a
 Pemeriksa
an Fisik
 Pemeriksa
an
Penunjan
g
 Diagnosis
 Terapi

Resep
Concelling

Obat

Pasien

Concelling

Apoteker
 Interpreta
si resep
 Meracik
obat
 KIE

Pengobatan yang
komprehensif
Contoh: Kolektifitas Jejaring dan Kepemilikan
Fasiltitas
Contoh: Kolektifitas Jejaring dan Kepemilikan
Fasiltitas dalam Satu Kota
1.
2.
3.
4.

Prof Dr. Zubairi D, Sp.PD(K)
Prof Dr. Ilham OM, Sp.OG(K)
Prof Dr. Hasbullah T, MPH, DR(PH)
Prof Dr. Amal CS, MPH, DR(PH)

5. Prof Dr. Errol UH, Sp.B.SP.OT (K)
6. DR.Dr. Fachmi Idris, M.Kes
7. Dr. Pranawa, Sp.PD, KGH
8. Dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dr. Gatot Soetono, MPH
Dr. Abraham AP. Patarai, Mkes
Dr. Andi Alfian Z., M.KM
Dr. E. Sutarto, SKM
Dr. Darwis Hartono, MHA
Dr. Dya A. Waluyo
Dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD
Dr. Daeng M. Faqih, MH
Dr. Djoni Darmadjaja, Sp.B

10. Dr. Zulkifli Amin, Sp.PD
11. Dr. Moh Adib K., Sp.OT
12. Dr. H.N. Nazar, Sp.B. MH Kes
13. Dr. Kadarsyah, MS
14. Dr. Mahesa Paranadipa, MH
15. Dr. Yuyun Grahnawati
16. Dr. Dien Kurtanty, M.KM
17. Dr. Abdul Halik Malik
18. Dr. Suyuti Syamsul
ROAD MAP MENUJU SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
BERBASIS PELAYANAN PRIMER
TERSIE
R

Population

Regulasi untuk menata ulang sistem
pelayanan kesehatan nasional

SEKUNDER

2012

2013

SEKUND
ER

PRIMER
Defined population

2014

2015

2016

2017

2018

2019

INTERNAL

1.
2.
3.
4.

Booklet FAQ tentang BPJS/SJSN
Pemetaan dan formasi DPP dan DSP
Model entitas pelayanan primer
Panduan Kompensasi DPP (sistem
campuran)
5. Panduan Praktik DPP

6.Kredensialing DPP
7. Menyusun Indeks Geografi Praktek (IGP)
8. Menyusun INA- CPT (Current Procedure
Terminology)
9. Program peningkatan kompetensi DPP

1. Profil dokter Indonesia
2. Panduan menerbitkan Surat Rekomendasi
Praktik Dokter

3. Pedoman pengawasan dan audit
pelayanan kedokteran
4. Panduan Kompensasi DSP (RBRVS)
5. Pedoman pelayanan medik
6. Pedoman praktik kedokteran

MENGUBAH IDI MENJADI ORGANISASI MODERN
ROAD MAP MENUJU SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
BERBASIS PELAYANAN PRIMER
TERSIE
R

Population

Regulasi untuk menata ulang sistem
pelayanan kesehatan nasional

SEKUNDER

2012

2013

SEKUND
ER

PRIMER
Defined population

2014

2015

2016

EKSTERNAL

1. Advokasi sistem pelayanan kesehatan berbasis
pelayanan primer
2. Advokasi RUU Pendidikan Dokter
3. Advokasi rayonisasi persebaran & pemerataan dokter
4. Advokasi mutu pelayanan kedokteran
5. Advokasi dokter sebagai profesi strategis
1. Ujicoba model KJS di 1 kecamatan DKI
2. Pemetaan 4000 DPP di DKI

2017

2018

2019
Buku IDI
INTEGRASI MODEL PDM DENGAN UKP
STRATA SEKUNDER (RS)
IMPLEMENTASI KJS
“self-employed job”

Telah dibentuk Sekber (IDI +
Dinkes+Askes+Kemkes
/BUK+FKUI+PERSI)
Kolektifitas dalam Gerakan Koperasi
Koperasi Dokter: Soko Guru Pelayanan Kesehatan
• Di Indonesia: Pelaku ekonomi  (Pemerintah; BMUN; dan
swasta)
• Pelaku usaha fasilitas kesehatan  (Pemerintah, TNI/Polri,
BUMN, dan Swasta)
• Kita berharap Praktik Dokter Mandiri di Layanan Primer / RS
(swasta) itu digerakkan oleh semangat Koperasi IDI.
• Kolaborasi dokter dalam jejaring pelayanan (Primer –
Sekunder – Tertier) dalam gerakan koperasi  Upaya keluar
dari HIMPITAN RAKSASA (Pemodal Industri Faskes)
Jajaring sebagai Kekuatan
• Dengan jejaring Praktik Dokter Mandiri di Layanan Primer
dan RS, tidak akan terjadi persaingan tidak sehat, bahkan
saling mendukung
Harapan IDI terhadap JKN
Bila JKN berjalan ideal
• JKN adalah salah program negara untuk menjanin kesehatan rakyat
• JKN diharapkan dapat menjamin terjaganya keluhuran profesi kesehatan
 penataan praktik profesi.
• Menjamin terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkeadikan 
distribusi profesional medis lebih adil dan merata.
• Terimplementasinya sistem rujukan dalam sistem pelayanan terpadu

More Related Content

What's hot

Md 2. kebijakan puskesmas
Md 2. kebijakan  puskesmasMd 2. kebijakan  puskesmas
Md 2. kebijakan puskesmasJoni Susanto
 
16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmas
16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmas16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmas
16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmaseni apriyanti
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmashumanisme
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Segarnis Dhiasy
 
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasPermenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasIka Kusumawati
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasFikri Jafar
 
Sistem rujukan di kota depok
Sistem rujukan di kota depokSistem rujukan di kota depok
Sistem rujukan di kota depokZakiah dr
 

What's hot (13)

Md 2. kebijakan puskesmas
Md 2. kebijakan  puskesmasMd 2. kebijakan  puskesmas
Md 2. kebijakan puskesmas
 
Pemanfaatan jkn bok
Pemanfaatan jkn bokPemanfaatan jkn bok
Pemanfaatan jkn bok
 
Puskesmas lengkap
Puskesmas lengkapPuskesmas lengkap
Puskesmas lengkap
 
16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmas
16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmas16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmas
16a. permenkes no 75 lampiran ttg puskesmas
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
 
Ar puskesmas 07
Ar puskesmas 07Ar puskesmas 07
Ar puskesmas 07
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
 
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasPermenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
 
Kebijakan akreditasi fktp nst
Kebijakan akreditasi fktp nstKebijakan akreditasi fktp nst
Kebijakan akreditasi fktp nst
 
Pmk no.-9-ttg-puskesmas
Pmk no.-9-ttg-puskesmasPmk no.-9-ttg-puskesmas
Pmk no.-9-ttg-puskesmas
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
Sistem rujukan di kota depok
Sistem rujukan di kota depokSistem rujukan di kota depok
Sistem rujukan di kota depok
 

Similar to kesiapan idi dalam implementasi jkn

4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...Eva Va
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana Suharti Wairagya
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)KarinaSyafarini
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Tini Wartini
 
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptxMulyonoKengkeng
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfSyarifahRahma2
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangantitisdwina
 
MateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdfMateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdfyosefkomar
 
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdfPEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdfRiaKenangasari
 
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...ovaldokurniawan
 
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6muhammadyusuf738052
 
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSArah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSditjenyankes
 
Dlp untuk apa 3012017
Dlp untuk apa  3012017Dlp untuk apa  3012017
Dlp untuk apa 3012017pije01
 
LAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARULAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARUsawitrieka
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfNajwa852066
 
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidanKepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidansri emilda
 

Similar to kesiapan idi dalam implementasi jkn (20)

4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
4 illah kebijakan_rumah_sakit_pendidikan_dalam_pendidikan_kedokteran_illah_sa...
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
 
PIDI.pptx
PIDI.pptxPIDI.pptx
PIDI.pptx
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
 
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
7. Kebijakan_Praktik_Keperawatan_2024_ok.pptx
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
 
MateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdfMateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdf
 
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
 
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdfPEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
 
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...
 
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
 
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSArah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
 
Dlp untuk apa 3012017
Dlp untuk apa  3012017Dlp untuk apa  3012017
Dlp untuk apa 3012017
 
LAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARULAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARU
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
 
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidanKepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 

More from mataharitimoer MT

Disinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internet
Disinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internetDisinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internet
Disinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internetmataharitimoer MT
 
Igf 2013 daily news edititon 5
Igf 2013 daily news   edititon 5Igf 2013 daily news   edititon 5
Igf 2013 daily news edititon 5mataharitimoer MT
 
Igf 2013 daily news edition 6
Igf 2013 daily news   edition 6Igf 2013 daily news   edition 6
Igf 2013 daily news edition 6mataharitimoer MT
 
Igf 2013 daily news edition 4
Igf 2013 daily news   edition 4Igf 2013 daily news   edition 4
Igf 2013 daily news edition 4mataharitimoer MT
 
Igf 2013 daily news edition 3
Igf 2013 daily news   edition 3Igf 2013 daily news   edition 3
Igf 2013 daily news edition 3mataharitimoer MT
 
Igf 2013 daily news edition 2
Igf 2013 daily news   edition 2Igf 2013 daily news   edition 2
Igf 2013 daily news edition 2mataharitimoer MT
 
Igf 2013 daily news edition 1
Igf 2013 daily news   edition 1Igf 2013 daily news   edition 1
Igf 2013 daily news edition 1mataharitimoer MT
 
Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)
Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)
Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)mataharitimoer MT
 
membaca media online melalui media sosial
membaca media online melalui media sosialmembaca media online melalui media sosial
membaca media online melalui media sosialmataharitimoer MT
 
Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogor
Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam BogorMedia Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogor
Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogormataharitimoer MT
 
Pemanfaatan Internet untuk Pendidikan
Pemanfaatan Internet untuk PendidikanPemanfaatan Internet untuk Pendidikan
Pemanfaatan Internet untuk Pendidikanmataharitimoer MT
 
Menjaring informasi dengan feedly
Menjaring informasi dengan feedlyMenjaring informasi dengan feedly
Menjaring informasi dengan feedlymataharitimoer MT
 
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSPENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSmataharitimoer MT
 
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 finalDr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 finalmataharitimoer MT
 

More from mataharitimoer MT (20)

Smartphone videograph mt
Smartphone videograph mtSmartphone videograph mt
Smartphone videograph mt
 
Menakar media sosial
Menakar media sosialMenakar media sosial
Menakar media sosial
 
Disinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internet
Disinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internetDisinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internet
Disinformasi, diskriminasi, dan radikalisme di internet
 
Igf 2013 daily news edititon 5
Igf 2013 daily news   edititon 5Igf 2013 daily news   edititon 5
Igf 2013 daily news edititon 5
 
Igf 2013 daily news edition 6
Igf 2013 daily news   edition 6Igf 2013 daily news   edition 6
Igf 2013 daily news edition 6
 
Igf 2013 daily news edition 4
Igf 2013 daily news   edition 4Igf 2013 daily news   edition 4
Igf 2013 daily news edition 4
 
Igf 2013 daily news edition 3
Igf 2013 daily news   edition 3Igf 2013 daily news   edition 3
Igf 2013 daily news edition 3
 
Igf 2013 daily news edition 2
Igf 2013 daily news   edition 2Igf 2013 daily news   edition 2
Igf 2013 daily news edition 2
 
Igf 2013 daily news edition 1
Igf 2013 daily news   edition 1Igf 2013 daily news   edition 1
Igf 2013 daily news edition 1
 
Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)
Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)
Internet sehat mengawal generasi digital (update april 2015)
 
membaca media online melalui media sosial
membaca media online melalui media sosialmembaca media online melalui media sosial
membaca media online melalui media sosial
 
Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogor
Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam BogorMedia Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogor
Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogor
 
Pemanfaatan Internet untuk Pendidikan
Pemanfaatan Internet untuk PendidikanPemanfaatan Internet untuk Pendidikan
Pemanfaatan Internet untuk Pendidikan
 
Tweetbinder
TweetbinderTweetbinder
Tweetbinder
 
Menjaring informasi dengan feedly
Menjaring informasi dengan feedlyMenjaring informasi dengan feedly
Menjaring informasi dengan feedly
 
Ngetwit efektif
Ngetwit efektifNgetwit efektif
Ngetwit efektif
 
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSPENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
 
KEGAWAT-DARURATAN NAPZA
KEGAWAT-DARURATAN NAPZAKEGAWAT-DARURATAN NAPZA
KEGAWAT-DARURATAN NAPZA
 
Emergency psichiatri
Emergency psichiatriEmergency psichiatri
Emergency psichiatri
 
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 finalDr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
Dr kanadi s penanganan nyeri dismenorea (pit idi bogor) 2013 final
 

kesiapan idi dalam implementasi jkn

  • 1. KESIAPAN IDI DALAM IMPLEMENTASI JKN Oleh ZAENAL ABIDIN Ketua Umum PB IDI Disampaikan pada acara PIT VI IDI Kota Bogor 9 Nopember 2013
  • 3. Peran IDI dalam SJSN (UU Pradok) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pembinaan etik bersama Konsil Kedokteran Indonesia (KKI); Melaporkan dokter yang melanggar etika ke KKI (untuk dicatat oleh KKI); Memberi masukan (koordinasi) dalam penyusunan standar pendidikan dokter/dokter spesialis; Menyelenggarakan pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB/CPD) dan mengakreditasi lembaga penyelenggara PKB; Metetapkan standar PKB; Menerbitkan rekomendasi izin praktik; Pembinaan dan pengawasan terselenggaranya kendali mutu dan kendali biaya dokter yang berpraktik; Membuat standar profesi (Muktamar IDI 2006, std: etika, kompetensi, pendidikan, pelayanan) Menerima terusan pengaduan dari Majelis Kehormatan Disipilin Kedokteran (MKDKI) yang menyangkut soal pelanggaran etika.
  • 4. Faktor penentu keberhasilan JKN al: 1. Ketersediaan Point of care (POC) pelayanan primer yang merata di seluruh wilayah NKRI 2. Ketersediaan Dokter Pelayanan Primer (DPP) yang handal dan tersebar merata di seluruh wilayah NKRI 3. Rayonisasi/Regionalisasi Fasilitas Kesehatan 4. Premi yang memenuhi azas keekonomian
  • 5. Siapa Providernya? Layanan Sekunder:  RS pemerintah/Swasta Layanan primer: 1. Puskesmas (pemerintah) : 9.419 (2012) 2. Praktik dokter mandiri/Klinik swasta Untuk 240 juta penduduk dibutuhkan: + 80.000 Dokter Pelayanan Primer + 40.000 faskes primer
  • 6. Premi/iuran yang pantas Syarat premi/iuran yang pantas, al: 1. Tidak mengganggu subsidi silang antar peserta 2. Dapat mendorong pertumbuhan dan persebaran provider (sisi suplai) 3. Mempertimbangkan siapa yang dijamin, manfaat apa saja yang dijamin dan proporsi biaya yang dijamin (akses, mutu dan berkeadilan)
  • 7. Rekomendasi IDI kepada DPR/Pemerintah
  • 8. REKOMENDASI IDI 1. Political will Pemerintah untuk menggunakan BEST-PRACTICE PT ASKES selama puluhan tahun PESERTA JKN Biaya per orang per bulan PNS (III-IV) 53.526 PNS (I-II) 38.231 Sektor informal ??? Pemberi kerja/ Pekerja 28.000 PBI (DJSN) 27.000 PBI (KemKes) 22.201 PBI (KemKeu) 15.483 Kepantasan premi PBI • Atraktif untuk mendorong pertumbuhan dan persebaran layanan primer dengan pendekatan PublicPrivate Partnership. • PBI sebagai porsi terbesar kas BPJS (70%), tidak disubsidi peserta lain Bila dana tidak cukup  kurangi jenis manfaat, kurangi jumlah peserta (sesuai logical framework WHO). Bukan mengurangi mutu layanan medis.
  • 9. REKOMENDASI IDI 2. Menata ulang sistem pelayanan kesehatan agar sejalan dengan JKN TOP REFERRAL NATIONAL Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Beyond district REGIONAL REFERRAL (20 -40 LOCAL REFERRAL) District SubDistrict POINT OF CARE (2500 people) LOCAL REFERRAL (6 -8 POLYCLINICS) POLYCLINIC (10 -20 BASIC UNITS) POINT OF CARE (2500 people) POINT OF CARE (2500 people) Center of exellence Tertiary care Secondary care • Primary care services • Education & training • Research POINT OF CARE (2500 people) 1 people served by 1 basic unit
  • 10. REKOMENDASI IDI 3. Mengembangkan pelayanan primer dengan mewajibkan BPJS mengalokasikan 40-50% dana untuk pelayanan primer KEBIJAKAN PUBLIK ALOKASI SUMBER DAYA 40-50% UNTUK PELAYANAN PRIMER PROVIDER BPJS PAYOR • Pemerintah (PBI)  Premi premi, manfaat, III Kontrak, pembayaran, lingkup,risiko, otonomi • Pemberi Kerja  % income II • Pekerja  % income • Informal  Nilai nominal Eligibilitas • Info produk • Kartu POINT OF CARE Biaya tidak langsung Peserta Opp cost Individu I PRIMER 40-50% Transport Makan Akomodasi Pasien Biaya langsung Biaya yanmed Obat2an Retribusi Copayment
  • 11. REKOMENDASI IDI 4. Mendorong persebaran DPP ke seluruh wilayah NKRI dengan pendekatan Public-Private Partnership • Menghemat dana Pemerintah • Menciptakan lapangan kerja. Dokter adalah self-employed job. Bila kontrak BPJS cukup atraktif, 1 dokter dapat menciptakan 5-6 lapangan kerja bagi nakes di wilayah yang dibutuhkan BPJS N O KETERANGAN MEMBANGUN PUSKESMAS MEMBANGUN PRAKTIK MANDIRI 1 Jumlah POC yang dibutuhkann JKN 40.000 40.000 2 Peran Pemerintah Masyarakat/Swasta (SKN 2004, 2009) 3 Sumber Pembiayaan Pemerintah Public-Private Partnership 4 Biaya investasi + 80 triliun, @2M per puskesmas Investasi beban POC yang dikontrak JKN. Dana 80 triliun dapat digunakan untuk UKM 5 Waktu penganggaran sp operasional ????/tidak pasti, karena skala prioritas tiap pemda/pemkot berbeda Tingkat kepastian tinggi, 3-5 tahun dapat terlaksana karena terikat kontrak dengan BPJS 6 Biaya operasional per tahun + 24 triliun plus biaya kapitasi JKN Sudah tercakup dalam biaya kapitasi. Dana + 24 triliun dapat digunakan untuk peningkatan program UKM
  • 12. Mempersiapkan Konsep Pelayanan IDI: Kerja Kolektif dan Berjejaring dengan Layanan Primer sebagai Garda Terdepan
  • 13. Usul: Sekali-sekali piramida ini dimiringkan “Dokter ”, “Doter Gigi”, “Bidan”, “Perawat”, “Apoteker” “Administrasi/ Keuangan” “dll. GATE KEEPER
  • 14. Kolektifitas Kesejawatan: Sebagai Kekuatan Utama Definisi Sejawat Peer, Sepekerjaan; sejabatan; teman, Teman, sahabat, kawan.  Kode etik profesi kesehatan (IDI, PDGI, IAI, PPNI, IBI, IAKMI): menghormati kesejawatan  Kesejawatan dalam suatu profesi merupakan suatu yang sangat esensi
  • 15. Contoh: Kolektifitas Kesejawatan Dokter - Apoteker Interaksi timbal balik  Anamnes Dokter a  Pemeriksa an Fisik  Pemeriksa an Penunjan g  Diagnosis  Terapi Resep Concelling Obat Pasien Concelling Apoteker  Interpreta si resep  Meracik obat  KIE Pengobatan yang komprehensif
  • 16. Contoh: Kolektifitas Jejaring dan Kepemilikan Fasiltitas
  • 17. Contoh: Kolektifitas Jejaring dan Kepemilikan Fasiltitas dalam Satu Kota
  • 18.
  • 19. 1. 2. 3. 4. Prof Dr. Zubairi D, Sp.PD(K) Prof Dr. Ilham OM, Sp.OG(K) Prof Dr. Hasbullah T, MPH, DR(PH) Prof Dr. Amal CS, MPH, DR(PH) 5. Prof Dr. Errol UH, Sp.B.SP.OT (K) 6. DR.Dr. Fachmi Idris, M.Kes 7. Dr. Pranawa, Sp.PD, KGH 8. Dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Dr. Gatot Soetono, MPH Dr. Abraham AP. Patarai, Mkes Dr. Andi Alfian Z., M.KM Dr. E. Sutarto, SKM Dr. Darwis Hartono, MHA Dr. Dya A. Waluyo Dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD Dr. Daeng M. Faqih, MH Dr. Djoni Darmadjaja, Sp.B 10. Dr. Zulkifli Amin, Sp.PD 11. Dr. Moh Adib K., Sp.OT 12. Dr. H.N. Nazar, Sp.B. MH Kes 13. Dr. Kadarsyah, MS 14. Dr. Mahesa Paranadipa, MH 15. Dr. Yuyun Grahnawati 16. Dr. Dien Kurtanty, M.KM 17. Dr. Abdul Halik Malik 18. Dr. Suyuti Syamsul
  • 20. ROAD MAP MENUJU SISTEM PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS PELAYANAN PRIMER TERSIE R Population Regulasi untuk menata ulang sistem pelayanan kesehatan nasional SEKUNDER 2012 2013 SEKUND ER PRIMER Defined population 2014 2015 2016 2017 2018 2019 INTERNAL 1. 2. 3. 4. Booklet FAQ tentang BPJS/SJSN Pemetaan dan formasi DPP dan DSP Model entitas pelayanan primer Panduan Kompensasi DPP (sistem campuran) 5. Panduan Praktik DPP 6.Kredensialing DPP 7. Menyusun Indeks Geografi Praktek (IGP) 8. Menyusun INA- CPT (Current Procedure Terminology) 9. Program peningkatan kompetensi DPP 1. Profil dokter Indonesia 2. Panduan menerbitkan Surat Rekomendasi Praktik Dokter 3. Pedoman pengawasan dan audit pelayanan kedokteran 4. Panduan Kompensasi DSP (RBRVS) 5. Pedoman pelayanan medik 6. Pedoman praktik kedokteran MENGUBAH IDI MENJADI ORGANISASI MODERN
  • 21. ROAD MAP MENUJU SISTEM PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS PELAYANAN PRIMER TERSIE R Population Regulasi untuk menata ulang sistem pelayanan kesehatan nasional SEKUNDER 2012 2013 SEKUND ER PRIMER Defined population 2014 2015 2016 EKSTERNAL 1. Advokasi sistem pelayanan kesehatan berbasis pelayanan primer 2. Advokasi RUU Pendidikan Dokter 3. Advokasi rayonisasi persebaran & pemerataan dokter 4. Advokasi mutu pelayanan kedokteran 5. Advokasi dokter sebagai profesi strategis 1. Ujicoba model KJS di 1 kecamatan DKI 2. Pemetaan 4000 DPP di DKI 2017 2018 2019
  • 23. INTEGRASI MODEL PDM DENGAN UKP STRATA SEKUNDER (RS) IMPLEMENTASI KJS “self-employed job” Telah dibentuk Sekber (IDI + Dinkes+Askes+Kemkes /BUK+FKUI+PERSI)
  • 25. Koperasi Dokter: Soko Guru Pelayanan Kesehatan • Di Indonesia: Pelaku ekonomi  (Pemerintah; BMUN; dan swasta) • Pelaku usaha fasilitas kesehatan  (Pemerintah, TNI/Polri, BUMN, dan Swasta) • Kita berharap Praktik Dokter Mandiri di Layanan Primer / RS (swasta) itu digerakkan oleh semangat Koperasi IDI. • Kolaborasi dokter dalam jejaring pelayanan (Primer – Sekunder – Tertier) dalam gerakan koperasi  Upaya keluar dari HIMPITAN RAKSASA (Pemodal Industri Faskes)
  • 26. Jajaring sebagai Kekuatan • Dengan jejaring Praktik Dokter Mandiri di Layanan Primer dan RS, tidak akan terjadi persaingan tidak sehat, bahkan saling mendukung
  • 27. Harapan IDI terhadap JKN Bila JKN berjalan ideal • JKN adalah salah program negara untuk menjanin kesehatan rakyat • JKN diharapkan dapat menjamin terjaganya keluhuran profesi kesehatan  penataan praktik profesi. • Menjamin terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkeadikan  distribusi profesional medis lebih adil dan merata. • Terimplementasinya sistem rujukan dalam sistem pelayanan terpadu

Editor's Notes

  1. Dalam era JAMKESNAS, perluintegrasi horizontal danvertikal agar berbagaifasilitaskesehatan yang tumpangtindihdantidakterstruktursepertisaatmembentukstruktur yang sejalandenganJamkesnasDalamsistem yang terstrukturini, tatacaramasyarakatmengunakanpelayanankesehatandiatur agar setiapwargadapatmemilih 1 basik unit yang dekatdengantempattinggalnya.Setiapbasik unit dirancanguntukmampumengatasisebagianbesarmasalahkesehatansehari-hari yang dibutuhkanindividu/keluarga, danpelayanankesehatanolehtimmultidisiplin (dokter, doktergigi, bidan, perawat, apoteker, dll) sesuaikondisisetempat.Sistemrujukandiawalidengankeharusansetiapwargamemilih 1 basic unit yang akandikunjungimanakalaiamembutuhkanpelayanankesehatanPerluklasifikasibarufasilitaskesehatanberdasarkanfungsidankompetensinya. Satuklasifikasiuntukfasilitasrawatjalandanrawatinap.