1. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan anugerahNya kepada kita semua. Terima kasih kita
sampaikan kepada Bapak/Ibu Guru, teman-teman, dan semua pihak yang telah
membantu melancarkan pembuatan makalah prasyarat praktikum Fisika Dasar II
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul tentang
Resistansi.
Pembuatan makalah merupakan salah satu prasyarat sebelum
melaksanakan praktikum Fisika Dasar II untuk pertama kalinya. Dibutuhkan
kerjasama untuk menyusun makalah ini. Kerjasama juga agar makalah Resistansi
ini dapat terselesaikan dengan cepat. Oleh karena itu kami berusaha menggalang
kerjasama dengan semua pihak untuk kelancaran dan keberhasilan pembuatan
makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
yang dapat kami jadikan koreksi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik mungkin sehingga akan
menghasilkan hasil yang memuaskan dan sesuai keinginan.
Cilegon , 8 Maret 2014
Penyusun
i
2. DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.4 Batasan Masalah............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Resistansi............................................................................ 3
2.2 Pengertian Resistansi....................................................................... 4
2.3 Fungsi Resistansi............................................................................. 5
2.4 Hambatan Kawat Penghantar .......................................................... 5
2.5 Resistor............................................................................................ 7
2.6 Rangkaian Hambatan ...................................................................... 14
2.7 Hukum Ohm .................................................................................... 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
3. DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Georg Simon Ohm pencetus Hukum Ohm ..................................... 3
Gambar 2 Resistor dalam suatu rangkaian....................................................... 3
Gambar 3 Resistor tetap................................................................................... 7
Gambar 4 Resistor Kawat ................................................................................ 8
Gambar 5 Resistor Batang Karbon .................................................................. 8
Gambar 6 Resistor Film Karbon ...................................................................... 9
Gambar 7 Resistor Keramik............................................................................. 9
Gambar 8 Resistor Film Metal......................................................................... 10
Gambar 9 Rangkaian Parallel Resistor ............................................................ 11
Gambar 10Potensiomer.................................................................................... 11
Gambar 11 Trimpot.......................................................................................... 12
Gambar 12 PTC ............................................................................................... 12
Gambar 13 NTC............................................................................................... 13
Gamabr 14 LDR............................................................................................... 13
Gambar 15 VDR .............................................................................................. 14
Gambar 16 Rangkaian Seri .............................................................................. 15
Gambar 17 Rangkaian Parallel......................................................................... 16
Gambar 18 Rangkaian Hukum Ohm................................................................ 17
iii
4. DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Hambatan jenis beberapa bahan.......................................................... 6
iv
5. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik seperti diketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling
praktis digunakan oleh manusia, pada dasarnya listrik dihasilkan dari proses
konversi dari bahan baku seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi,
potensial air dan angin. Sistem pembangkitan listrik, umumnya digunakan
adalah mesin generator tegangan AC, yang digerakan oleh mesin-mesin
utama, seperti: mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling.
Dalam suatu penghantar terdapat sebuah materi untuk menghambat aliran
listrik pada sebuah lintasan yang digunakan untuk mengatur nilai tegangan
atau arus dalam sebuah rangkaian listrik yang di sebut resistansi.
Pada dasarnya konstanta resistansi adalah menentukan nilai hambatan
pada suatu bahan. Konstanti resistansi dipengaruhi oleh beberapa unsur, yaitu
panjang penghantar, jenis penghantar, dan besar kecilnya penghantar
penerapannya konstanta resistansi sangat berpengaruh dan di aplikasikan
dalam bidang fisika, karena kita dapat mengetahui besarnya hambatan pada
suatu bahan penghantar yang dialiri arus listrik maupun dari tegangan sumber
AC atau DC.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi syarat memasuki Lab. Fisika Dasar Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2. Menambah wawasan bagi penulis mengenai Resistansi dan fungsinya
3. Mengetahui hubungan resistansi dengan hambatan kawat penghantar
4. Mengetahui hubungan resistor terhadap resitansi
5.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah awal diketahuinya resistansi?
2. Apa pengertian dari resistansi?
6. 3. Apa saja fungsi dari resistansi?
4. Bagaimana hubungan resistansi dengan hambatan kawat penghantar?
5. Apakah hubungan resistor terhadap resistansi?
1.4 Batasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya
maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada :
1. Pengertian resistansi beserta fungsinya
2. Hubungan resistansi dengan hambatan kawat penghantar
3. Hubungan resistor dengan resistansi
2
7. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Resistansi
Salah satu hubungan penting dalam teori rangkaian listrik dalah hubungan
antara tegangan, arus, dan resistansi. Hubunan resistansi ini ditemukan oleh
seorang ahli fisika bernama Georg Simon Ohm (1787 – 1854)
Gambar 1 Georg Simon Ohm
pencetus Hukum Ohm
dengan menggunakan rangkaian seperti pada gambar berikut:
Gambar 2 Resistor dalam suatu rangkaian
8. Komponen yang bernama resistor dibuat khusus untuk menghasilkan
proses menghambat (melawan gerakan muatan) dan bayak dipakai pada
rangkai listrik dan elektronika. Walaupun resistor merupakan komponen
paling sederhana dalam rangkaian listrik, namun pengaruhnya sangat penting
dalam pengoperasian dalam suatu rangkaian.
Resistansi dilambangkan dengan huruf R (gambar 1) dan diukur dalam
ohm (karena ditemukan oleh Georg Simon Ohm). Simbol ohm dalam huruf
Yunani adalah omega (Ω).
Bekerja bersama Volta berhasil menemukan baterai dan kawat yang
terbuat dari berbagai macam material, panjang, dan ketebalan, Ohm
menemukan bahwa nilai arus dipengaruhi oleh tegangan dan
resistansi. Misalkan, untuk nilai resistansi yang tetap, dia menemukan bahwa
dengan menambah dua kali lipat nilai tegangan, maka nilai arusnya juga
bertambah dua kali lipat, nilai tegangan dinaikkan tiga kali lipat, maka
arusnya juga naik tiga kali lipat, dan seterusnya. Juga, untuk nilai tegangan
yang tetap, Ohm menemukan bahwa nilai arus berbanding terbalik dengan
panjang kawat (semakin panjang kawatnya, semakin kecil nilai arusnya).
Nilai arus juga berbanding lurus dengan luas penampang dari kawat (semakin
luas penampang kawat, semakin besar nilai arusnya). Dari sini, dia dapat
menentukan nilai resistansi dari kawat dan menunjukkan bahwa arus
berbanding terbalik dengan resistansi. Ketika dia membuat nilai resistansi
menjadi dua kali lipat, maka nilai arusnya berkurang setengah dari nilai
awalnya (berbanding terbalik). Kedua penemuan ini dikombinasikan dan
menghasilkan Hukum ohm.
2.2 Pengertian Resistansi
Hambatan atau Resistensi adalah kemampuan suatu benda untuk menahan
aliran arus listrik. Dalam suatu sirkuit, arus listrik dari power suplay tidak
sepenuhnya dapat digunakan secara bebas.Pengertian lain dari resistansi
adalah Resistansi adalah tahanan pada transistor. Resistansi atau juga sering
disebut dengan tahanan adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain
4
9. untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara
kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus
yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm. Sehingga resistansi adalah
perlawanan yang dilakukansuatu bahan terhadap aliran arus searah yang
besarnya sama dengan penurunan tegangan pada bahan dibagi arus yang
melaluinya.
2.3 Fungsi Resistansi
A. Sebagai Filter
B. Pembagi Tegangan
C. Pemikul beban (dummy load)
D. Pengatur Nada
2.4 Hambatan Kawat Penghantar
Seperti halnya dalam arus lalulintas terkadang bisa terhambat macet karena
jalannya yang memang sempit atau jumlah kendaraan yang begitu banyak,
arus listrik yang mengalir pada suatu kawat penghantar atau kabel juga
mengalami suatu hambatan yang dimiliki oleh kawat yang dialiri arus.
Walaupun biasanya hambatannya sangat kecil.
Besarnya hambatan yang dimiliki oleh kawat penghantar berbeda-beda
pada tiap kawat yang di gunakan pada kabel. Perbedaan ini disebabkan oleh
kawat penghantar yang memiliki hambatan yang berbeda. Besarnya hambatan
dipengaruhi oleh hambatan jenis, panjang, dan luas penampang yang
hubungannya yaitu sebagai berikut:
1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang
penghantar, makin besar hambatannya,
2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis
kawat),
5
10. Tabel 1 Hambatan jenis beberapa bahan
Berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas
penampang, makin besar hambatannya.
Jika panjang kawat dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas
penampang kawat A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat ditulis :
..................... (1)
Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda
potensialnya. Beda potensialnya hanya dapat mengubah kuat arus yang
melalui penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui sangat panjang , kuat
arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena di perlukan energi yang sangat
besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan
seperti itu dikatakan teganagan listrik turun. Makin panjang penghantar,
makin besar pula penurunan tegangan listrik.
6
11. 2.5 Resistor
Resisitor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif
dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resisitor
memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai
besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω. Resistor
disimbulkan dengan huruf R. dan mempunyai satuan ohm, resistor ditemukan
pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari bangsa
jerman.
Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika, misalnya :
1. Sebagai penghambat arus listrik
2. Sebagai pembagi tegangan
3. Sebagai pengaman arus berlebih
4. Sebagai pembagi arus
5. Dll tergantung disain komponen
Jenis-jenis resistor
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :
2.5.1 Resistor Tetap
Gambar 3 Resistor Tetap
Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan
tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor
tetap nilai Resistansi biasanya ditentukan dengan kode warna.
Yang termasuk resistor jenis ini adalah :
7
12. a. Resistor kawat
Gambar 4 Resistor Kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat
rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube).
Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat
ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki
resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang
masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang
dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating
daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt,
5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di
samping.
b. Resistor batang karbon (arang)
Gambar 5 Resistor Batang Karbon
8
13. Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi
lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang
dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga
merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat.
Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika.
Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.
c. Resistor keramik atau porselin
Gambar 6 Resistor keramik
Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis
resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini
karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk
dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
d. Reistor Film karbon
Gambar 7 Reistor Film karbon
9
14. Resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang
berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya
dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak
digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil
dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik,
resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor
ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk
dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
e. Resistor film Metal
Gambar 8 Resistor film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film
karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum
pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. resistor film
metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang
warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna.
Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian
yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk
dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
10
15. 2.5.2 Resistor Variabel
Gambar 9 Rangkaian Parallel Resistor
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai
tahanannya dapat berubah atau dapat diubah.
Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :
a. Potensiometer
Gambar 10 Potensiometer
Adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan
cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio
jenis putar) tuasnya.
11
16. b. Trimpot
Gambar 11 Trimpot
Adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara
mentrim dengan menggunakan obeng trim.
c. PTC (Positif Temperature Control)
Gambar 12 PTC
PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya
dipengaruhi oleh suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah,
tetapi saat suhu PTC naik maka nilai hambatannya juga ikut naik.
12
17. d. NTC (Negative Temperature Control)
Gambar 13 NTC
NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya
dipengaruhi oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan
NTC saat dingin sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai
tahanannya akan semakin mengecil bahkan nol.
e. LDR (Light Depending Resistor)
Gambar 14 LDR
LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan
fotoresistor, dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan
intensitas cahaya yang mengenainya.
13
18. f. VDR (Voltage Dependent Resistor)
Gambar 15 VDR
VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah
resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari
tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan
yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus
yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka
VDR akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen
transistor.
2.6 Rangkaian Hambatan
Secara umum rangkaian hambatan dikelompokkan menjadi rangkaian
hambatan seri, hambatan paralel, maupun gabungan keduanya. Untuk
membuat rangkaian hambatan seri maupun paralel minimal diperlukan dua
hambatan. Adapun, untuk membuat rangkaian hambatan kombinasi seri-
paralel minimal diperlukan tiga hambatan. Jenis-jenis rangkaian hambatan
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu,
jenis rangkaian hambatan yang dipilih bergantung pada tujuannya.
2.6.1 Hambatan Seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut
hambatan seri. Hambatan yang disusun seri akan membentuk rangkaian listrik
tak bercabang. Kuat arus yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Tujuan
rangkaian hambatan seri untuk memperbesar nilai hambatan listrik dan
14
19. membagi beda potensial dari sumber tegangan. Rangkaian hambatan seri
dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti seri
(Rs).
Gambar 16 Rangkaian Seri
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun
seri dihubungkan dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan arus
listrik yang mengalir I. Tegangan sebesar V dibagikan ke tiga hambatan
masing-masing V1, V2, dan V3, sehingga berlaku:
V = V1 + V2 + V3 ............................... (2)
Berdasarkan Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang)
berlaku:
I = I1 = I2 = I3..................................... (3)
2.6.2 Hambatan Parallel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut
hambatan paralel. Hambatan yang disusun paralel akan membentuk rangkaian
listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik. Susunan
hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut
hambatan pengganti paralel (Rp).
15
20. Gambar 17 Rangkaian Parallel
Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik. Tiga
buah lampu masing masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun paralel
dihubungkan dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik
yang mengalir I. Besar kuat arus I1, I2, dan I3 yang mengalir pada
masingmasing lampu yang hambatannya masing-masing R1, R2, dan R3.
sesuai Hukum Ohm dirumuskan:
I1 = V/R1 I2 = V/R2 I3 = V/R3 .................................... (4)
Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu
pada satu titik percabangan. Besar beda potensial (tegangan) seluruhnya
sama, sehingga berlaku:
V = V1 = V2 = V3 .......................................................................................... (5)
Besar kuat arus I dihitung dengan rumus:
I = V/Rp .................................................................................. (6)
rumus hambatan pengganti paralel:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ................................................... (7)
16
21. 2.7 Hukum Ohm
Hukum OHM dikemukakan oleh seorang fisikawan dari
Jerman, Georage Simon Ohm pada tahun 1825. Kemudian Hukum Ohm
dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper yang berjudul “The
Galvanic Circuit Investigated Mathematically.”
Hukum OHM merupakan hukum yang menentukan hubungan antara
beda potensial dengan arus listrik. George Simon Ohm menemukan bahwa
perbandingan antara beda potensial di suatu beban listrik dengan arus listrik
yang mengalir pada beban listrik tersebut menghasilkan angka yang konstan.
Konstanta ini kemudian dinamakan dengan hambatan listrik atau Resistansi
(R). Untuk menghargai jasanya maka satuan hambatan dinamakan dengan
OHM (Ω).
Bunyi Hukum Ohm
Hukum Ohm Berbunyi : “Kuatnya arus listrik yang mengalir pada
sauatu beban listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan
berbanding terbalik dengan hambatan.”
Berikut contoh rangkaian Hukum Ohm:
Gambar 18 Rangkaian Hukum Ohm
V = Tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar
dalam satuan volt (V).
I = Arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
Ampere (A).
17
22. R = nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan Ohm (Ω)
Penjelasan:
Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan
yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar
1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt. Oleh karena itu, kita dapat
mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda
potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka
semakin besar arus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya hambatan
listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi
dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis
bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan
jenis bahan. Hambatan berbading lurus dengan panjang benda,
semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu benda.
Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda,
semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah
alasan mengapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar,
tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa
mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis
benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka
semakin besar hambatan benda itu.
Misalkan kita punya sebatang kawat, maka didalam kawat itu
sebenarnya punya jutaan elektron yang bergerak secara acak dengan
kelajuan 10 pangkat 5 m/s. Ketika kawat ini tidak kita hubungkan
dengan sumber tegangan maka elektron akan bergerak disekitar tempat
nya saja, dia tidak akan bisa jauh-jauh dari tempatnya semula. Hal ini
disebabkan karena disekitarnya berdesak – desakan dengan elektron
lain dan juga ada pengaruh gaya ikat inti.
Bagaimana jika kawat tersebut kita hubungkan dengan sumber
tegangan maka elektron mulai mengalir dengan kelajuan 1 mm/s.
Menurut para ahli energi yang diperoleh dari sumber tegangan
digunakan elektron untuk berpindah, dan saat berpindah elektron juga
mengeluarkan energi. Dalam perjalanannya elektron juga mendapat
18
23. halangan elektron – elektron yang lain. Besarnya halangan yang
dialami elektron inilah yang disebut dengan hambatan listrik suatu
benda.
2.5Seperti penjelasan awal tadi hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor
yaitu panjang, luas dan jenis bahan. Hambatan berbading lurus dengan
panjang benda, semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu
benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang
benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil
hambatannya.. Inilah alasan mengapa kabel tiang listrik dibuat besar-
besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga
tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding
lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan
jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu. Secara matematika
dapat dituliskan :
.......................... (8)
Dimana ρ adalah hambatan jenis (ohm/m), L adalah panjang benda
(m) dan A adalah luas penampang (m kuadrat) biasanya luas
penampang bentuknya lingkaran
19
24. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Resistansi adalah perlawanan yang dilakukansuatu bahan terhadap aliran arus
searah yang besarnya sama dengan penurunan tegangan pada bahan dibagi
arus yang melaluinya.
Fungsi dari resitansi adalah sebagai filter,pembagi tegangan,pemikul beban,
dan pengatur nada
Hubungan resistansi terhadap hambatan kawat penghantar adalah sebanding
dengan hambatan jenis dan panjang kawat, namaun berbanding terbalik
dengan luas penampang
Hubungan resistor terhadap resistansi adalah kesamaan fungsinya
25. DAFTAR PUSTAKA
http://sdmuhcc.net:212/rumahbelajar/SMP/index.php?display=view&mod=sc
ript&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/SMP/view&id=30&uniq=43
7# Di akses Pada 8 Maret 2014 Pukul 17:00
http://ekoharitiarto.blogspot.com/2012/11/hambatan-pada-suatu-kawat-
penghantar.html Di akses Pada 8 Maret 2014 Pukul 17:00
http://fisikanesia.blogspot.com/2013/05/menghitung-hambatan-kawat-
penghantar.html Di akses Pada 8 Maret 2014 Pukul 17:05
http://pustakafisika.wordpress.com/2011/09/26/rangkaian-hambatan-listrik/
Di akses Pada 8 Maret 2014 Pukul 17:08
http://adtysinggi.blogspot.com/2012/02/e-rangkaian-hambatan-listrik.html Di
akses Pada 8 Maret 2014 Pukul 17:12