SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, adalah pedoman inti dalam
memahami dan mempelajari Islam itu sendiri. Selaku umat Islam yang baik,
penting untuk memperbanyak wawasan pengetahuan tentang seluk-beluk yang
berhubungan dengan al-Qur’an.
Al-Qur’an yang secara harfiyah berarti ‘bacaan sempurna’ merupakan
suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak
manusia mengenal sejak mengenal lima ribu tahun lalu yang dapat menandingi al-
Qur’a>n al-Kari>m, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada bacaan semacam al-
Qur’a>n yang dibaca ratusan juta orang di seluruh dunia yang tidak mengerti
artinya atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi
huruf oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak.1
Dengan adanya jaminan dalam surah al-H{ijr ayat 9, tidak berarti umat
Islam terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara
kemurniannya dari tangan-tangan jahil dan musuh Islam yang tidak henti-hentinya
berusaha mengotori dan memalsukan ayat-ayat al-Qur’an. Oleh sebab itu, umat
Islam pada dasarnya tetap berkewajiban memeliharannya.
Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan kemurnian al-Qur’an
adalah dengan menghafal dan menulisnya. Pada masa permulaan Islam, setiap kali
Nabi Muhammad saw. menerima wahyu, beliau menyampaikannya kepada para
Sahabat dan memerintahkan mereka untuk menghafal dan menuliskannya.
Hampir semua Sahabat yang menerimanya mampu menguasai dan menghafal isi
1Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Cet. XII; Bandung: Mizan, 2001), h. 3.
2
wahyu yang diturunkan kepada Nabi saw. Tradisi menghafal al-Qur’an
dilanjutkan setelah Nabi Muhammad saw. wafat, bahkan sampai saat ini umat
Islam senantiasa melakukan tradisi tersebut sebagai amaliah ibadah dan dalam
rangka memelihara keotentikan ayat-ayat al-Qur’an.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Menyimak latar belakang masalah di atas maka penulis menarik suatu
rumusan dan batasan masalah pada pembahasan makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa pengertian Jam‘ al-Qur’a>n?
2. Bagaimana Jam’ al-Qur’a>n pada masa al-Khulafa’ al-Ra>syidu>n?
3. Bagaimana usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur’an pasca al-Khulafa> al-
Ra>syidu>n?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jam’ al-Qur’a>n
Ditinjau dari segi bahasa, al-Jam’u berasal dari kata ‫-يخمع‬ ‫جمع‬ yang artinya
mengumpulkan. Sedangkan pengertian al-Jam’u secara terminologi, para ulama
berbeda pendapat. Menurut Az-Zarqani, Jam’ul Qur’an mengandung dua
pengertian. Pertama mengandung makna menghafal al-Qur’an dalam hati, dan
kedua yaitu menuliskan huruf demi huruf dan ayat demi ayat yang telah
diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut al-Qurtubi
dan Ibnu Katsir maksud dari Jam’ul Qur’an adalah menghimpun al-Qur’an dalam
hati atau menghafal al-Qur’an.2
Menurut Ahmad von Denffer, istilah pengumpulan al-Qur’an (jam’ al-
qur’ân) dalam literatur klasik itu mempunyai berbagai makna3, antara lain:
1. Al-Qur’an dicerna oleh hati.
2. Menulis kembali tiap pewahyuan.
3. Menghadirkan materi al-Qur’an untuk ditulis.
4. Menghadirkan laporan (tulisan) para penulis wahyu yang telah menghafal
al-Qur’an.
5. Menghadirkan seluruh sumber, baik lisan maupun tulisan.
Di kalangan ulama, jam’ al-Qur’a>n memiliki dua makna yaitu hifz}uh}u
kulluh fi> al-s}udu>r dan kita>batuhu kulluh fi> al-sut}u>r.4
2 Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis, Idea Pustaka Utama, Bogor, 2003, h. 82.
3 Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis, ... , h. 82.
4Ibra>hi>m ‘Abd al-Rahma>n Khali>fah, Al-Mausu>’ah al-Qur’a>niyyah al-
Mutakhas}s}is}ah. h. 135.
4
1. Jam’ al-Qur’a>n dalam arti Hifz}uhu
Periode ini dimulai dari awal turunnya al-Qur’an. Oleh karena itu,
Rasulullah saw. adalah orang yang pertama yang menghapalnya. Allah swt.
menjamin akan mengumpulkannya di dada Nabi. Allah berfirman:





“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai
membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah penjelasannya”.5
Ibnu ‘Abba>s mengatakan; “Rasulullah sangat ingin segera menguasai al-
Qur’an yang diturunkan. Ia menggerakkan lidah dan bibirnya, karena takut apa
yang turun itu akan terlewatkan. Ia ingin segera mengahafalnya, maka Allah
menurunkan ayat di atas, dengan maksud bahwa Kamilah Allah yang
mengumpulkannya di dadamu, kemudian Kami membacakannya”. Dalam
ungkapan yang lain dikatakan, “Atas tanggungan Kamilah membacakannya”.
Maka setelah ayat di atas turun, apabila Jibril datang, Rasulullah diam. Dalam
lafaz lain dikatakan, “Ia mendengarkan”. Bila Jibril telah pergi, barulah ia
membacanya sebagaimana diperintahkan oleh Allah.6
2. Jam’ al-Qur’a>n dalam arti Kita>batuhu
Ini dimaksudkan adalah baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan
surah-surahnya, atau pun dengan menertibkan ayat-ayatnya semata, baik setiap
5Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,1989.
6Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh (Jakarta:
Pustaka MAPAN, 2009), h.64.
5
surah ditulis dalam satu lembaran secara terpisah, ataupun menertibkan ayat-ayat
dan surah-surahnya dalam lembaran-lembaran yang terkumpul, yang menghimpun
semua surah, yang sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain.7
Kitabat al-Qur’a>n (pengkodifikasian al-Qur’an) terjadi pada tiga masa.
Pertama, pada masa Nabi saw. Kedua, pada masa Abu> Bakar al-S}iddi>q.
Ketiga, pada masa ‘Usma>n bin ‘Affa>n. Ini akan penulis uraikan pada
pembahasan selanjutnya.
B. Jam’ Al-Qur’an Pada Masa Al-Khulafa> Al-Ra>Syidu>N
1. Pengumpulan al-Qur’an pada masa Abu> Bakar al-S}iddi>q
Abu Bakar menjalankan urusan umat Islam seseudah Rasulullah wafat. Ia
dihadapkan kepada peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan
sebagian orang Arab. Karena itu, ia segerah menyiapkan pasukan dan
mengirimkannya untuk memerangi orang-orang murtad itu. Peperangan
Yamamah yang terjadi pada tahun ke-12 hijriah melibatkan sejumlah besar
sahabat yang hafal al-qur’an.
Dalam peperangan Yamamah, 70 Qurra’ dari kalangan sahabat gugur.
Umar bin al-Khattab merasa khawatir melihat kenyataan ini, lalu ia mengajukan
usul kepada Abu bakar agar mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an karena
dikhawatirkan akan musnah. Pada awalnya, Abu Bakar menolak usulan ini dan
keberatan melakukan apa yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.
Akan tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga Allah membuka hati Abu Bakar
untuk menerima usulan tersebut.8
Ada suatu riwayat yang tersebut luas, karena itu muncul dalam berbagai
versi yang mengisahkan pengumpulan al-Qur’an pada masa kekhalifaan Abu>
7Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh .h.66.
8 Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar (Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010), h.84.
6
Bakar. Menurut riwayat ini, ‘Umar bin al-Khat}t}>ab merasa khawatir bahwa
dalam pertempuran Yama>mah, banyak qa>ri> al-Qur’an yang telah tewas.
Orang-orang ini merupakan penghafal al-Qur’an, ‘Umar cemas jika bertambah
lagi angka kematian itu, maka beberapa bagian dari al-Qur’an yang akan musnah.
Karena itu, ia menasehati Abu> Bakar agar mengumpulkan al-Qur’an. Pada
mulanya Abu> Bakar agak ragu untuk melakukan tugas demikian karena ia tidak
menerima otoritas dari Nabi, tetapi kemudian ia memberikan persetujuannya dan
menugaskan Zai>d bin S|a>bit.9
Zaid binTsabit adalah orang yang ditunjuk Abu Bakar untuk
mengumpulkan al-Qur’a<n dalam satu mushaf. Adapun alasan penunjukan Zaid
oleh karena beliau berusia muda, intelegensi tinggi dan pekerjaannya di masa
Nabi sebagai penulis wahyu10.
Meskipun pada awalnya Zaid bin Tsabit juga ragu namun pada akhirnya ia
bersedia melaksanakan hal tersebut. Atas kesediaan Zaid bin Tsabit, dibuatlah
sebuah panitia yang diketuainya, sedang anggotanya adalah Ubay bin Ka’ab, Ali
bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan.11
Dalam menjalankan tugasnya, berbagai metode dilakukan untuk
mengumpulkan al-Qur’a<n. Diantaranya mengumpulkan tulisan-tulisan al-
Qur’a<n dari para sahabat, mencocokkan dengan hafalan para sahabat, atau pun
9Watt, W. Montgomery. Bell’s Introduction to the Qur’an, terj. Taufik Adnan Amal,
Richard Bell Pengantar Studi al-Qur’an (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 61.
10Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi sejarah al-Qur’a>n (Cet.I; Jakarta: Forum kajian
Budaya dan Agama,2001), h.145.
11H}asybi al-S}iddieqi>, Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’a>n/Tafsir, h. 100.
7
menghadirkan dua orang saksi yang menyaksikan bahwa pembawa al-Qur’a<n itu
telah mendengarnya dari lisan Rasulullah saw.12
Dalam rentang waktu kerja tim, Zaid kesulitan terberat dialaminya pada
saat tidak menemukan naskah mengenai ayat 128 dari Surat at-Taubah. Ayat
tersebut dihafal oleh banyak sahabat termasuk Zaid, namun tidak ditemukan
dalam bentuk tulisan. Kesulitan itu nanti berakhir ketika naskah dari ayat tersebut
ditemukan ditangan Abu Khuzaimah al-Anshari.13
Dengan cara seperti inilah Zaid mengumpulkan ayat-ayat dan surah-surah
al-Qur’a<n dan mengumpulkannya yang sebelumnya terpisah-pisah. Setelah
selesainya pengumpulan dan penulisan al-Qur’a<n ini, kemudian diserahkan
kepada Abu Bakar dan beliau menyimpannya sampai wafat.
Masa pengumpulan al-Qur’a<n ini terlihat sangat singkat. Sebagai mana
diketahui, Abu Bakar hanya memerintah kekhalifaan Islam ketika itu selama
kurang lebih dua tahun mulai Rabi’ul Awwal 11 H sampai Jumadil Tsa>ni 13 H..
Sementara Zaid melalui tugasnya setelah peperangan Yamamah (bulan ketiga
tahun 12 H). Hal ini berarti bahwa waktu yang tersisa bagi Zaid hanya 15 bulan.14
12Muhammad Hadi Ma’rifat, Sejarah Al-Qur’a>n, terj.Thoha Musawa , h.136.
13Manna’ al-Qattan, Maba>h}is fi>‘Ulu>m Al-Qur’a>n, h. 126.
14Taufik Adnan Amal, sejarah al-Qur’a>n (Cet.I; Jakarta: Forum kajian Budaya dan
Agama,2001., h. 148.
8
Al-Zarqani mengemukakan bahwa mushaf yang disusun pada masa Abu
Bakar hanyalah penulisan urutan-urutan ayat-ayatnya saja tanpa mengurut surah-
surahnya.15
S}uh}uf yang telah dikumpulkan itu berada di tangan Abu> bakar sampai
wafatnya, lalu dipegang ‘Umar semasa hidupnya, kemudian disimpan oleh
H}afs}ah binti ‘Umar.16
Dalam penyalinan kembali al-Qur’an, Abu> Bakar menetapkan dua
pedoman. Pertama, penulisan berdasarkankan kepada sumber tulisan al-Qur’an
yang pernah ditulis pada masa Rasulullah saw. yang tersimpan di kediamannya.
Kedua, penulisan berdasarkan kepada sumber hafalan para Sahabat penghafal al-
Qur’an. Hal ini menunjukkan ketelitian beliau dalam menuliskan al-Qur’an
sehingga ia tidak menerima ayat yang akan dituliskannya sehingga disaksikan
oleh dua orang saksi. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun
yaitu pada tahun ke-13 Hijriah di bawah pengawasan Khalifah Abu> Bakar,
‘Umar bin Khat}t}a>b dan para tokoh Sahabat lainnya. Setelah sempurna,
kemudian berdasarkan hasil musyawarah maka tulisan al-Qur’an itu dinamakan
Mus}h}af .17
2. Pengumpulan al-Qur’an pada masa ‘Usman bin Affa>n
15al-Zarqani, Manahal al-Irfan fi Ulumu al-Qur’an, Juz I(t.t:Dar al-Fikr, 1996), h. 182.
16HR al-Bukha>ri>, al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}, kitab tentang Fad}a>il Alqura>n, bab jam’
al-Qur’a>n.
17Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’i, Ulum al-Qur’an (Cet.II; Bandung: Pustaka Setia,
2000), h. 78-79.
9
Penyebaran Islam bertambah luas dan para Qurra>’ pun tersebar di
pelbagai wilayah, dan penduduk di setiap wilayah itu mempelajari bacaan dari
para Qurra>’ yang telah dikirim kepada mereka. Cara-cara pembacaan al-Qur’an
yang mereka bawakan berbeda sejalan dengan perbedaan huruf yang dengannya
al-Qur’an diturunkan. Apabila mereka berkumpul pada suatu pertemuan, atau di
suatu medan pertempuran, sebagian mereka merasa heran akan adanya perbedaan
qira>at itu.18
Penjelasan tradisional tentang alasan yang menyebabkan diambil langkah
selanjutnya dalam menetapkan bentuk al-Qur’an menyiratkan bahwa perbedaan-
perbedaan serius dalam bacaan (qira>at) terdapat dalam salinan-salinan al-Qur’an
yang pada ‘Usma>n di berbagai wilayah.19 Tidak berbeda dari kisah
pengumpulan pertama Zai>d bin S|a>bit, terdapat sejumlah riwayat tentang
pengumpulan kedua al-Qur’an yang dilakukan Zai>d pada masa Khalifah
‘Usman bin ‘Affa>n.20
Dari Anas dikemukakan bahwa Khuzaifah bin Al-Yaman datang kepada
Usman bin Affan dan mengemukakan bahwa ketika ia mengikuti peperangan di
Armenian dan Azarbaijan bersama dengan penduduk Irak, ia amat terkejut dengan
adanya perbedaan mereka dalam bacaan. Lalu, ia berkata kepada Usman,
“Selamatkanlah umat ini sebelum mereka terlibat dalam perselisihan (dalam
masalah kitab) , sebagaimana perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani.21
Al-Ima>m al-Bukha>ri> mentakhri>j di dalam kitab s}ah}i>h} dari hadis
Ibnu Syiha>b al-Zuhri> bahwa Anas bin Ma>lik menceritakan kepadanya: Bahwa
Huzaifah bin al-Yama>m menghadap Usman. Ia tengah memimpin penduduk
18Mardan, AL-QUR’AN:Sebuah Pengantar, h. 69-70.
19Richard Bell, h. 64.
20Taufik Adnan Amal, Rekosntruksi Sejarah Alqura>n., h. 196.
21Mardan.AL-QUR’AN:Sebuah Pengantar.h.86.
10
Syam dan Iraq dalam ekspedisi militer (fath}) ke Armenia dan Azerbaijan.
Huzai>fah merasa cemas dengan pertengkaran mereka (Ahl Syam dan Iraq)
tentang qira>at. Maka berkatalah Huzai>fah kepada ‘Usma>n: “Wahai Ami>r
al-Mu’mini>n, selamatkanlah umat ini sebelum mereka bertikai tentang Kitab,
sebagaimana yang telah terjadi pada umat Yahudi dan Nasrani pada masa lalu.”
Kemudian ‘Usma>n mengirim utusan kepada H}afs}ah dengan pesan:
“Kirimkanlah kepada kami s}uh}uf yang ada di tanganmu, sehingga bisa
diperbanyak serta disalin ke dalam mushaf-mushaf kemudian akan kami
kembalikan kepadamu.” Lalu H}afs{ah mengirim s}uhu}fnya kepada ‘Usma>n,
yang kemudian memanggil Zai>d bin S|a>bit, ‘Abdullah bin al-Zubai>r, Sa’i>d
bin ‘A<s} dan Abd al-Rah{ma>n bin al-H{a>ris bin Hisya>m, lalu
memerintahkan mereka untuk menyalinnya menjadi beberapa mus}h}af.
‘Usma>n berkata kepada tiga orang Quraisy (yang ada dalam tim) : “Apabila
kalian berbeda pendapat dengan Zai>d mengenai al-Qur’an, maka tulislah dengan
dialek Quraisy, karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa mereka.” Mereka
mengikuti perintah tersebut, dan setelah berhasil menyalin s}uh}uf itu menjadi
beberapa mus}h}af, ‘Usma>n mengembalikannya kepada H{afs}ah. Lalu ia
mengirim mus}h}af salinan yang ada ke setiap propinsi dengan perintah agar
seluruh rekaman al-Qur’an yang ada, dibakar.22
Sebagaimana diberitakan dalam riwayat di atas, pengumpulan al-Qur’an di
masa ‘Usma>n dilakukan oleh suatu komisi yang terdiri dari empat orang, yakni:
Zai>d bin S|a>bit, ‘Abdullah bin al-Zubai>r, Sa’i>d bin al-‘A<s} dan ‘Abd al-
Rah}ma>n. Zai>d yang merupakan ketua komisi pengumpulan adalah seorang
Ans}a>r yang sewaktu mudanya aktif sebagai sekretaris Nabi dan mencatat
22HR al-Bukha>ri>, al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}, kitab tentang Fad}a>il Al-Qur’a>n, bab
Jam’ Al-Qur’a>n.
11
wahyu-wahyu al-Qur’an. Di samping itu, seperti telah dikemukakan sebelumnya,
ia juga terlibat dalam pengumpulan al-Qur’an yang dilakukan pada masa Khalifah
Abu> Bakar. Riwayat di atas menyebutkan bahwa s}uh}uf yang dikumpulkan
pertama kali oleh Zai>d di masa Abu> Bakar kini dijadikan basis kodifikasi
Usman.23
Mushaf yang disusun pada masa khalifah Usman bin Affan ini lebih
lengkap jika dibandingkan dengan mushaf pada masa khalifah Abu Bakar. Al-
Zarqani menjelaskan bahwa mushaf Usmani telah dilengkapi penulisannya selain
tertib urutan ayat, juga sudah ada urutan-urutan surah.24
Telah dikemukakan bahwa setelah selesai melakukan kodifikasi al-Qur’an,
sejumlah salinan mus}h}af ‘usm>ani> dikirim ke berbagai kota metropolitan
Islam. Riwayat-riwayat tentang jumlah mus}h}af yang berhasil diselesaikan
penulisannya dan kota-kota mana saja ia dikirim sangat beragam. Menurut
pandangan yang diterima secara luas, satu mus}h}af al-Qur’an disimpan di
Madinah, dan tiga salinan lainnya dikirim ke Kufah, Bas}rah dan Damaskus.25
Pendapat populer lainnya, yang dipegang penulis al-Itqa>n, menyebut ada lima
eksemplar dan menambahkan kota Makkah ke jajaran empat kota di atas.26 Ibnu
Abi> Da>u>d menuturkan pandangan Abu> Ha>tim al-Sajasta>ni> mengatakan
23Taufik Adnan Amal. h. 197.
24al-Zarqani, , Manahal al-Irfan fi Ulumu al-Qur’an., h. 73.
25Taufik Adnan Amal, h. 202.
26Al-Sayu>t}i>, h. 167.
12
ada tujuh mus}h}af selain kelima kota di atas, dikirim juga ke Bahrain dan
Yaman.27
C. Usaha Lanjutan Pemeliharaan al-Qur’an Pasca al-Khulafa> al-
Ra>syidu>n
Berbeda dengan nasib kitab-kitab suci terdahulu (yang keaslian dan
keorisinilannya tidak terjaga), al-Qur’an diakui oleh banyak sarjana sebagai kitab
suci yang keasliannya terjaga dengan sempurna. Bakat menghafal yang luar biasa
pada bangsa Arab, kesungguhan generasi Sahabat Nabi dan generasi-generasi
berikutnya menghafal al-Qur’an di luar kepala, adanya pencatatan dan
pendekumentasian ayat-ayat al-Qur’an setiap kali turun, setengah tahun setelah
wafatnya Nabi, Abu> Bakar memerintahkan panitia yang dipimpin oleh Zai>d bin
S|a>bit untuk menghimpun dan membukukan al-Qur’an, kemudian diperbanyak
naskahnya pada masa Khalifah ‘Usma>n bin ‘Affa>n. Semua itu telah
membuahkan prestasi yang unik dalam sejarah tentang pemeliharaannya dengan
sempurna keaslian al-Qur’an. kendati telah terjadi perpecahan dan peperangan
sesama umat Islam, al-Qur’an mereka tetap satu, tidak berbeda, dari dulu sampai
sekarang, dan insya Allah sampai akhir zaman.28
Setelah periode Khalifah ‘Usma>n, pemeliharaan al-Qur’an di kalangan
umat Islam semakin diperketat dengan sangat teliti dan hati-hati. Naskah-naskah
al-Qur’an yang dikirim ke negara-negara Islam pada masa pemerintahannya,
disalin kembali oleh umat Islam dengan penuh kehati-hatian dengan tulisan yang
lebih indah dan rapi sesuai dengan perkembangan khat} Arab.29
28Mardan,AL-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh , h. 72-73.
29Mardan,AL-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh , h. 74
13
Dari beberapa naskah yang dikirim ‘Usma>n bin ‘Affa>n, umat Islam
menyalin al-Qur’an untuk mereka masing-masing dengan teliti dan cermat. Suatu
contoh, ‘Abd al-‘Azi>z bin Marwa>n, Gubernur Mesir setelah menulis mus}h}af,
menjanjikan memberikan seekor kuda dan uang sebanyak 30 dinar kepada siapa
yang bisa menunjukkan sesuatu kesalahan dalam tulisannya. Di antara pemeriksa
itu ada seorang qa>ri> yang dapat menunjukkan suatu kesalahan, yaitu kata
‘na’jah’ padahal sebenarnya ‘naj’ah’.30
Penyalinan terhadap mus}h}af ‘usma>ni> dilakukan sangat pesat sekali.
Suatu riwayat mengatakan bahwa ketika peperangan antara ‘Ali> dan
Mu’a>wiyah, jumlah mus}h}af yang diangkat di atas tombak ada 300 buah,
meskipun pada waktu itu penyalinan dilakukan dengan tulisan tangan saja. Ini
menunjukkan betapa pesat perkembangan jumlah mus}h}af.
Allah swt. berkehendak untuk menyiarkan Kitab-Nya di seluruh penjuru
dunia dengan perantara percetakan. Seperti halnya penulisan al-Qur’an,
percetakan al-Qur’an itu juga mengalami fase-fase perbaikan. Al-Qur’an pertama
kali dicetak di Venesia (Bunduqiyah) pada tahun 1530 M. Tetapi ketika cetakan
al-Qur’an penguasaan gereja mengeluarkan perintah untuk memusnahkan al-
Qur’an itu. Kemudian Hinkelmenn melakukan percetakan al-Qur’an di kota
Hamburg tahun 1694 M. Kemudian diiringi oleh Marrocci dengan mencetaknya
di Padone pada tahun 1698 M. kemudian muncul cetakan pertama secara Islam
dilaksnakan oleh Maulaya ‘Usma>n di St. Petersbaurg, Rusia pada tahun 1873
M, seperti itu juga dilakukan di Qazan. Di Iran terjadi percetakan dua kali, tahun
1928 M di Taheran dan pada tahun 1833 M Tibriz Flugel mencetak al-Qur’an di
Leipzig pada tahun 1834 M.31
30Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’I, Ulum al-Qur’an h. 87.
31Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’I, Ulum al-Qur’an , h. 87-88.
14
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan beberapa poin:
1. Di kalangan Ulama, terminologi pengumpulan al-Qur’an (jam’ al-
Qur’a>n) memiliki dua konotasi, yaitu konotasi penghafalan al-
Qur’an dan konotasi penulisannya secara keseluruhan.
2. Pada masa Abu Bakar, penulisan al-Qur’an dilakukan karena
kekhawatiran sirnanya al-Qur’an dari syahidnya beberapa penghafal
al-Qur’an pada perang Yama>mah. Sedangkan pada masa Usman bin
Affan, penulisan al-Qur’an dilakukan karena terjadinya banyak
perselisihan di dalam cara membaca al-Qur’an (qira>at).
16
DAFTAR PUSTAKA
Syihab, Quraish. Membumikan al-Qur’an. Cet. XII; Bandung: Mizan, 2001.
al-Zarqa>ni>, Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}i>m. Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m
al-Qur’a>n. t.t, Da>r al-Kita>b al-’Arabi>, t.th.
Abdurrahman, Hafidz. Ulumul Qur’an Praktis, Idea Pustaka Utama, Bogor, 2003.
Khali>fah, Ibra>hi>m ‘Abd al-Rahma>n. Al-Mausu>’ah al-Qur’a>niyyah al-
Mutakhas}s}is}ah. Kairo: Al-Majlis al-A’la> li al-Syuu>n al-
Isla>miyyah. 2006.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Ed. Revisi. Surabaya:
Mahkota, 1989.
Mardan. Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami Alqura>n Secara Utuh.
Jakarta: Pustaka MAPAN, 2009.
Watt, W. Montgomery. Bell’s Introduction to the Qura’n. Terj. Taufik Adnan
Amal. Richard Bell Pengantar Studi al-Qur’an. Ed. 1, Cet. II; Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada, 1995.
Amal, Taufik Adnan. Rekosntruksi Sejarah Alqura>n. Yogyakarta: Forum Kajian
Budaya dan Agama, 2001
Ma’rifat, Muhammad Hadi,Sejarah Al-Qur’a<n, terj.ThohaMusawa.Cet. II,
Jakarta: Al-Huda, 2007.
Al-Qattan, Manna’, Mabahis fi Ulum Al-Qur’a<n,t.t Mansyuriah al Haditsah
Syadali, Ahmad. Rafi’I, Ahmad. ‘Ulum Alqura>n. Cet.II, Bandung: Pustaka
Setia, 2000.

More Related Content

What's hot

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Maghfur Amien
 
muhkam dan mutasyabih
muhkam dan mutasyabihmuhkam dan mutasyabih
muhkam dan mutasyabihfajriatus sny
 
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAHMATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAHMahrum Assyafa'ah
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaAlvie Mencarie Cahaya
 
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'IPPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'Iaralailiyah
 
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1vuah vava
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranIlliyin Studio
 

What's hot (20)

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
muhkam dan mutasyabih
muhkam dan mutasyabihmuhkam dan mutasyabih
muhkam dan mutasyabih
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Ppt al qur'an
Ppt al qur'anPpt al qur'an
Ppt al qur'an
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islamTugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
 
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAHMATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
 
Makalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquran
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
 
Tafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantarTafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantar
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'IPPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
 
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Al jurumiyah terjemah
Al jurumiyah terjemah Al jurumiyah terjemah
Al jurumiyah terjemah
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-Quran
 

Viewers also liked

Makalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anMakalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anYulan Afriani
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemahjuniska efendi
 
Bahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'anBahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'anMohamad Athar
 
Resume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdf
Resume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdfResume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdf
Resume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdfRulHas SulTra
 
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udaraMakalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udaraZainal Abidin
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...infosanitasi
 

Viewers also liked (10)

Makalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anMakalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'an
 
Makalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'anMakalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'an
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemah
 
Bahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'anBahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'an
 
Resume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdf
Resume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdfResume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdf
Resume Kajian Mushaf al-Quran Indonesia pdf
 
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udaraMakalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
Makalah hukum lingkungan asap kendaraan sebagai pencemaran udara
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Ulum al quran
Ulum  al quranUlum  al quran
Ulum al quran
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
 
Asbabun Nuzul
Asbabun NuzulAsbabun Nuzul
Asbabun Nuzul
 

Similar to Jam' ul quran

iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an fajar ramadhan alfarisi
 
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anjuniska efendi
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanRiyan Smart
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanRiyan Smart
 
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4   pokok bahasan ulumul qur'anTm4   pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'anAji Hehe Rezpector
 
Resume ulumul qur'an
Resume ulumul qur'anResume ulumul qur'an
Resume ulumul qur'anMaz Say
 
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah Bandung
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah BandungKunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah Bandung
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah BandungRidlo Abelian
 
Usuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quranUsuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quranAliahNadhirah1
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-anAsr Ajah
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2ikbar ghifari
 
Sejarah Penulisan Al-Qur'an.pdf
Sejarah Penulisan Al-Qur'an.pdfSejarah Penulisan Al-Qur'an.pdf
Sejarah Penulisan Al-Qur'an.pdfZukét Printing
 

Similar to Jam' ul quran (20)

iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
 
Ma rifatul qur an
Ma rifatul qur anMa rifatul qur an
Ma rifatul qur an
 
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
 
Makalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'anMakalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'an
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4   pokok bahasan ulumul qur'anTm4   pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
Resume ulumul qur'an
Resume ulumul qur'anResume ulumul qur'an
Resume ulumul qur'an
 
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah Bandung
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah BandungKunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah Bandung
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur'an - Wahdah Islamiyah Bandung
 
Usuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quranUsuluddin metod pendokumentasian al quran
Usuluddin metod pendokumentasian al quran
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
 
Makalah q
Makalah qMakalah q
Makalah q
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
 
ULUM AL- QUR'AN
ULUM AL- QUR'ANULUM AL- QUR'AN
ULUM AL- QUR'AN
 
Al quran
Al quranAl quran
Al quran
 
Sejarah Penulisan Al-Qur'an.pdf
Sejarah Penulisan Al-Qur'an.pdfSejarah Penulisan Al-Qur'an.pdf
Sejarah Penulisan Al-Qur'an.pdf
 
AL - QUR'AN.pptx
AL - QUR'AN.pptxAL - QUR'AN.pptx
AL - QUR'AN.pptx
 

Recently uploaded

MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...RobertusLolok1
 
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptxIkhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptxsigit135
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANGilbertFibriyantAdan
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxWahyuSolehudin1
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3Adam Hiola
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Adam Hiola
 

Recently uploaded (6)

MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
 
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptxIkhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
 

Jam' ul quran

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, adalah pedoman inti dalam memahami dan mempelajari Islam itu sendiri. Selaku umat Islam yang baik, penting untuk memperbanyak wawasan pengetahuan tentang seluk-beluk yang berhubungan dengan al-Qur’an. Al-Qur’an yang secara harfiyah berarti ‘bacaan sempurna’ merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal sejak mengenal lima ribu tahun lalu yang dapat menandingi al- Qur’a>n al-Kari>m, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada bacaan semacam al- Qur’a>n yang dibaca ratusan juta orang di seluruh dunia yang tidak mengerti artinya atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak.1 Dengan adanya jaminan dalam surah al-H{ijr ayat 9, tidak berarti umat Islam terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya dari tangan-tangan jahil dan musuh Islam yang tidak henti-hentinya berusaha mengotori dan memalsukan ayat-ayat al-Qur’an. Oleh sebab itu, umat Islam pada dasarnya tetap berkewajiban memeliharannya. Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan kemurnian al-Qur’an adalah dengan menghafal dan menulisnya. Pada masa permulaan Islam, setiap kali Nabi Muhammad saw. menerima wahyu, beliau menyampaikannya kepada para Sahabat dan memerintahkan mereka untuk menghafal dan menuliskannya. Hampir semua Sahabat yang menerimanya mampu menguasai dan menghafal isi 1Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Cet. XII; Bandung: Mizan, 2001), h. 3.
  • 2. 2 wahyu yang diturunkan kepada Nabi saw. Tradisi menghafal al-Qur’an dilanjutkan setelah Nabi Muhammad saw. wafat, bahkan sampai saat ini umat Islam senantiasa melakukan tradisi tersebut sebagai amaliah ibadah dan dalam rangka memelihara keotentikan ayat-ayat al-Qur’an. B. Rumusan dan Batasan Masalah Menyimak latar belakang masalah di atas maka penulis menarik suatu rumusan dan batasan masalah pada pembahasan makalah ini, sebagai berikut: 1. Apa pengertian Jam‘ al-Qur’a>n? 2. Bagaimana Jam’ al-Qur’a>n pada masa al-Khulafa’ al-Ra>syidu>n? 3. Bagaimana usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur’an pasca al-Khulafa> al- Ra>syidu>n?
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Jam’ al-Qur’a>n Ditinjau dari segi bahasa, al-Jam’u berasal dari kata ‫-يخمع‬ ‫جمع‬ yang artinya mengumpulkan. Sedangkan pengertian al-Jam’u secara terminologi, para ulama berbeda pendapat. Menurut Az-Zarqani, Jam’ul Qur’an mengandung dua pengertian. Pertama mengandung makna menghafal al-Qur’an dalam hati, dan kedua yaitu menuliskan huruf demi huruf dan ayat demi ayat yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut al-Qurtubi dan Ibnu Katsir maksud dari Jam’ul Qur’an adalah menghimpun al-Qur’an dalam hati atau menghafal al-Qur’an.2 Menurut Ahmad von Denffer, istilah pengumpulan al-Qur’an (jam’ al- qur’ân) dalam literatur klasik itu mempunyai berbagai makna3, antara lain: 1. Al-Qur’an dicerna oleh hati. 2. Menulis kembali tiap pewahyuan. 3. Menghadirkan materi al-Qur’an untuk ditulis. 4. Menghadirkan laporan (tulisan) para penulis wahyu yang telah menghafal al-Qur’an. 5. Menghadirkan seluruh sumber, baik lisan maupun tulisan. Di kalangan ulama, jam’ al-Qur’a>n memiliki dua makna yaitu hifz}uh}u kulluh fi> al-s}udu>r dan kita>batuhu kulluh fi> al-sut}u>r.4 2 Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis, Idea Pustaka Utama, Bogor, 2003, h. 82. 3 Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis, ... , h. 82. 4Ibra>hi>m ‘Abd al-Rahma>n Khali>fah, Al-Mausu>’ah al-Qur’a>niyyah al- Mutakhas}s}is}ah. h. 135.
  • 4. 4 1. Jam’ al-Qur’a>n dalam arti Hifz}uhu Periode ini dimulai dari awal turunnya al-Qur’an. Oleh karena itu, Rasulullah saw. adalah orang yang pertama yang menghapalnya. Allah swt. menjamin akan mengumpulkannya di dada Nabi. Allah berfirman:      “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya”.5 Ibnu ‘Abba>s mengatakan; “Rasulullah sangat ingin segera menguasai al- Qur’an yang diturunkan. Ia menggerakkan lidah dan bibirnya, karena takut apa yang turun itu akan terlewatkan. Ia ingin segera mengahafalnya, maka Allah menurunkan ayat di atas, dengan maksud bahwa Kamilah Allah yang mengumpulkannya di dadamu, kemudian Kami membacakannya”. Dalam ungkapan yang lain dikatakan, “Atas tanggungan Kamilah membacakannya”. Maka setelah ayat di atas turun, apabila Jibril datang, Rasulullah diam. Dalam lafaz lain dikatakan, “Ia mendengarkan”. Bila Jibril telah pergi, barulah ia membacanya sebagaimana diperintahkan oleh Allah.6 2. Jam’ al-Qur’a>n dalam arti Kita>batuhu Ini dimaksudkan adalah baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau pun dengan menertibkan ayat-ayatnya semata, baik setiap 5Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,1989. 6Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh (Jakarta: Pustaka MAPAN, 2009), h.64.
  • 5. 5 surah ditulis dalam satu lembaran secara terpisah, ataupun menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya dalam lembaran-lembaran yang terkumpul, yang menghimpun semua surah, yang sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain.7 Kitabat al-Qur’a>n (pengkodifikasian al-Qur’an) terjadi pada tiga masa. Pertama, pada masa Nabi saw. Kedua, pada masa Abu> Bakar al-S}iddi>q. Ketiga, pada masa ‘Usma>n bin ‘Affa>n. Ini akan penulis uraikan pada pembahasan selanjutnya. B. Jam’ Al-Qur’an Pada Masa Al-Khulafa> Al-Ra>Syidu>N 1. Pengumpulan al-Qur’an pada masa Abu> Bakar al-S}iddi>q Abu Bakar menjalankan urusan umat Islam seseudah Rasulullah wafat. Ia dihadapkan kepada peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan sebagian orang Arab. Karena itu, ia segerah menyiapkan pasukan dan mengirimkannya untuk memerangi orang-orang murtad itu. Peperangan Yamamah yang terjadi pada tahun ke-12 hijriah melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal al-qur’an. Dalam peperangan Yamamah, 70 Qurra’ dari kalangan sahabat gugur. Umar bin al-Khattab merasa khawatir melihat kenyataan ini, lalu ia mengajukan usul kepada Abu bakar agar mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an karena dikhawatirkan akan musnah. Pada awalnya, Abu Bakar menolak usulan ini dan keberatan melakukan apa yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah saw. Akan tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga Allah membuka hati Abu Bakar untuk menerima usulan tersebut.8 Ada suatu riwayat yang tersebut luas, karena itu muncul dalam berbagai versi yang mengisahkan pengumpulan al-Qur’an pada masa kekhalifaan Abu> 7Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh .h.66. 8 Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar (Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010), h.84.
  • 6. 6 Bakar. Menurut riwayat ini, ‘Umar bin al-Khat}t}>ab merasa khawatir bahwa dalam pertempuran Yama>mah, banyak qa>ri> al-Qur’an yang telah tewas. Orang-orang ini merupakan penghafal al-Qur’an, ‘Umar cemas jika bertambah lagi angka kematian itu, maka beberapa bagian dari al-Qur’an yang akan musnah. Karena itu, ia menasehati Abu> Bakar agar mengumpulkan al-Qur’an. Pada mulanya Abu> Bakar agak ragu untuk melakukan tugas demikian karena ia tidak menerima otoritas dari Nabi, tetapi kemudian ia memberikan persetujuannya dan menugaskan Zai>d bin S|a>bit.9 Zaid binTsabit adalah orang yang ditunjuk Abu Bakar untuk mengumpulkan al-Qur’a<n dalam satu mushaf. Adapun alasan penunjukan Zaid oleh karena beliau berusia muda, intelegensi tinggi dan pekerjaannya di masa Nabi sebagai penulis wahyu10. Meskipun pada awalnya Zaid bin Tsabit juga ragu namun pada akhirnya ia bersedia melaksanakan hal tersebut. Atas kesediaan Zaid bin Tsabit, dibuatlah sebuah panitia yang diketuainya, sedang anggotanya adalah Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan.11 Dalam menjalankan tugasnya, berbagai metode dilakukan untuk mengumpulkan al-Qur’a<n. Diantaranya mengumpulkan tulisan-tulisan al- Qur’a<n dari para sahabat, mencocokkan dengan hafalan para sahabat, atau pun 9Watt, W. Montgomery. Bell’s Introduction to the Qur’an, terj. Taufik Adnan Amal, Richard Bell Pengantar Studi al-Qur’an (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 61. 10Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi sejarah al-Qur’a>n (Cet.I; Jakarta: Forum kajian Budaya dan Agama,2001), h.145. 11H}asybi al-S}iddieqi>, Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’a>n/Tafsir, h. 100.
  • 7. 7 menghadirkan dua orang saksi yang menyaksikan bahwa pembawa al-Qur’a<n itu telah mendengarnya dari lisan Rasulullah saw.12 Dalam rentang waktu kerja tim, Zaid kesulitan terberat dialaminya pada saat tidak menemukan naskah mengenai ayat 128 dari Surat at-Taubah. Ayat tersebut dihafal oleh banyak sahabat termasuk Zaid, namun tidak ditemukan dalam bentuk tulisan. Kesulitan itu nanti berakhir ketika naskah dari ayat tersebut ditemukan ditangan Abu Khuzaimah al-Anshari.13 Dengan cara seperti inilah Zaid mengumpulkan ayat-ayat dan surah-surah al-Qur’a<n dan mengumpulkannya yang sebelumnya terpisah-pisah. Setelah selesainya pengumpulan dan penulisan al-Qur’a<n ini, kemudian diserahkan kepada Abu Bakar dan beliau menyimpannya sampai wafat. Masa pengumpulan al-Qur’a<n ini terlihat sangat singkat. Sebagai mana diketahui, Abu Bakar hanya memerintah kekhalifaan Islam ketika itu selama kurang lebih dua tahun mulai Rabi’ul Awwal 11 H sampai Jumadil Tsa>ni 13 H.. Sementara Zaid melalui tugasnya setelah peperangan Yamamah (bulan ketiga tahun 12 H). Hal ini berarti bahwa waktu yang tersisa bagi Zaid hanya 15 bulan.14 12Muhammad Hadi Ma’rifat, Sejarah Al-Qur’a>n, terj.Thoha Musawa , h.136. 13Manna’ al-Qattan, Maba>h}is fi>‘Ulu>m Al-Qur’a>n, h. 126. 14Taufik Adnan Amal, sejarah al-Qur’a>n (Cet.I; Jakarta: Forum kajian Budaya dan Agama,2001., h. 148.
  • 8. 8 Al-Zarqani mengemukakan bahwa mushaf yang disusun pada masa Abu Bakar hanyalah penulisan urutan-urutan ayat-ayatnya saja tanpa mengurut surah- surahnya.15 S}uh}uf yang telah dikumpulkan itu berada di tangan Abu> bakar sampai wafatnya, lalu dipegang ‘Umar semasa hidupnya, kemudian disimpan oleh H}afs}ah binti ‘Umar.16 Dalam penyalinan kembali al-Qur’an, Abu> Bakar menetapkan dua pedoman. Pertama, penulisan berdasarkankan kepada sumber tulisan al-Qur’an yang pernah ditulis pada masa Rasulullah saw. yang tersimpan di kediamannya. Kedua, penulisan berdasarkan kepada sumber hafalan para Sahabat penghafal al- Qur’an. Hal ini menunjukkan ketelitian beliau dalam menuliskan al-Qur’an sehingga ia tidak menerima ayat yang akan dituliskannya sehingga disaksikan oleh dua orang saksi. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun yaitu pada tahun ke-13 Hijriah di bawah pengawasan Khalifah Abu> Bakar, ‘Umar bin Khat}t}a>b dan para tokoh Sahabat lainnya. Setelah sempurna, kemudian berdasarkan hasil musyawarah maka tulisan al-Qur’an itu dinamakan Mus}h}af .17 2. Pengumpulan al-Qur’an pada masa ‘Usman bin Affa>n 15al-Zarqani, Manahal al-Irfan fi Ulumu al-Qur’an, Juz I(t.t:Dar al-Fikr, 1996), h. 182. 16HR al-Bukha>ri>, al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}, kitab tentang Fad}a>il Alqura>n, bab jam’ al-Qur’a>n. 17Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’i, Ulum al-Qur’an (Cet.II; Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 78-79.
  • 9. 9 Penyebaran Islam bertambah luas dan para Qurra>’ pun tersebar di pelbagai wilayah, dan penduduk di setiap wilayah itu mempelajari bacaan dari para Qurra>’ yang telah dikirim kepada mereka. Cara-cara pembacaan al-Qur’an yang mereka bawakan berbeda sejalan dengan perbedaan huruf yang dengannya al-Qur’an diturunkan. Apabila mereka berkumpul pada suatu pertemuan, atau di suatu medan pertempuran, sebagian mereka merasa heran akan adanya perbedaan qira>at itu.18 Penjelasan tradisional tentang alasan yang menyebabkan diambil langkah selanjutnya dalam menetapkan bentuk al-Qur’an menyiratkan bahwa perbedaan- perbedaan serius dalam bacaan (qira>at) terdapat dalam salinan-salinan al-Qur’an yang pada ‘Usma>n di berbagai wilayah.19 Tidak berbeda dari kisah pengumpulan pertama Zai>d bin S|a>bit, terdapat sejumlah riwayat tentang pengumpulan kedua al-Qur’an yang dilakukan Zai>d pada masa Khalifah ‘Usman bin ‘Affa>n.20 Dari Anas dikemukakan bahwa Khuzaifah bin Al-Yaman datang kepada Usman bin Affan dan mengemukakan bahwa ketika ia mengikuti peperangan di Armenian dan Azarbaijan bersama dengan penduduk Irak, ia amat terkejut dengan adanya perbedaan mereka dalam bacaan. Lalu, ia berkata kepada Usman, “Selamatkanlah umat ini sebelum mereka terlibat dalam perselisihan (dalam masalah kitab) , sebagaimana perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani.21 Al-Ima>m al-Bukha>ri> mentakhri>j di dalam kitab s}ah}i>h} dari hadis Ibnu Syiha>b al-Zuhri> bahwa Anas bin Ma>lik menceritakan kepadanya: Bahwa Huzaifah bin al-Yama>m menghadap Usman. Ia tengah memimpin penduduk 18Mardan, AL-QUR’AN:Sebuah Pengantar, h. 69-70. 19Richard Bell, h. 64. 20Taufik Adnan Amal, Rekosntruksi Sejarah Alqura>n., h. 196. 21Mardan.AL-QUR’AN:Sebuah Pengantar.h.86.
  • 10. 10 Syam dan Iraq dalam ekspedisi militer (fath}) ke Armenia dan Azerbaijan. Huzai>fah merasa cemas dengan pertengkaran mereka (Ahl Syam dan Iraq) tentang qira>at. Maka berkatalah Huzai>fah kepada ‘Usma>n: “Wahai Ami>r al-Mu’mini>n, selamatkanlah umat ini sebelum mereka bertikai tentang Kitab, sebagaimana yang telah terjadi pada umat Yahudi dan Nasrani pada masa lalu.” Kemudian ‘Usma>n mengirim utusan kepada H}afs}ah dengan pesan: “Kirimkanlah kepada kami s}uh}uf yang ada di tanganmu, sehingga bisa diperbanyak serta disalin ke dalam mushaf-mushaf kemudian akan kami kembalikan kepadamu.” Lalu H}afs{ah mengirim s}uhu}fnya kepada ‘Usma>n, yang kemudian memanggil Zai>d bin S|a>bit, ‘Abdullah bin al-Zubai>r, Sa’i>d bin ‘A<s} dan Abd al-Rah{ma>n bin al-H{a>ris bin Hisya>m, lalu memerintahkan mereka untuk menyalinnya menjadi beberapa mus}h}af. ‘Usma>n berkata kepada tiga orang Quraisy (yang ada dalam tim) : “Apabila kalian berbeda pendapat dengan Zai>d mengenai al-Qur’an, maka tulislah dengan dialek Quraisy, karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa mereka.” Mereka mengikuti perintah tersebut, dan setelah berhasil menyalin s}uh}uf itu menjadi beberapa mus}h}af, ‘Usma>n mengembalikannya kepada H{afs}ah. Lalu ia mengirim mus}h}af salinan yang ada ke setiap propinsi dengan perintah agar seluruh rekaman al-Qur’an yang ada, dibakar.22 Sebagaimana diberitakan dalam riwayat di atas, pengumpulan al-Qur’an di masa ‘Usma>n dilakukan oleh suatu komisi yang terdiri dari empat orang, yakni: Zai>d bin S|a>bit, ‘Abdullah bin al-Zubai>r, Sa’i>d bin al-‘A<s} dan ‘Abd al- Rah}ma>n. Zai>d yang merupakan ketua komisi pengumpulan adalah seorang Ans}a>r yang sewaktu mudanya aktif sebagai sekretaris Nabi dan mencatat 22HR al-Bukha>ri>, al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}, kitab tentang Fad}a>il Al-Qur’a>n, bab Jam’ Al-Qur’a>n.
  • 11. 11 wahyu-wahyu al-Qur’an. Di samping itu, seperti telah dikemukakan sebelumnya, ia juga terlibat dalam pengumpulan al-Qur’an yang dilakukan pada masa Khalifah Abu> Bakar. Riwayat di atas menyebutkan bahwa s}uh}uf yang dikumpulkan pertama kali oleh Zai>d di masa Abu> Bakar kini dijadikan basis kodifikasi Usman.23 Mushaf yang disusun pada masa khalifah Usman bin Affan ini lebih lengkap jika dibandingkan dengan mushaf pada masa khalifah Abu Bakar. Al- Zarqani menjelaskan bahwa mushaf Usmani telah dilengkapi penulisannya selain tertib urutan ayat, juga sudah ada urutan-urutan surah.24 Telah dikemukakan bahwa setelah selesai melakukan kodifikasi al-Qur’an, sejumlah salinan mus}h}af ‘usm>ani> dikirim ke berbagai kota metropolitan Islam. Riwayat-riwayat tentang jumlah mus}h}af yang berhasil diselesaikan penulisannya dan kota-kota mana saja ia dikirim sangat beragam. Menurut pandangan yang diterima secara luas, satu mus}h}af al-Qur’an disimpan di Madinah, dan tiga salinan lainnya dikirim ke Kufah, Bas}rah dan Damaskus.25 Pendapat populer lainnya, yang dipegang penulis al-Itqa>n, menyebut ada lima eksemplar dan menambahkan kota Makkah ke jajaran empat kota di atas.26 Ibnu Abi> Da>u>d menuturkan pandangan Abu> Ha>tim al-Sajasta>ni> mengatakan 23Taufik Adnan Amal. h. 197. 24al-Zarqani, , Manahal al-Irfan fi Ulumu al-Qur’an., h. 73. 25Taufik Adnan Amal, h. 202. 26Al-Sayu>t}i>, h. 167.
  • 12. 12 ada tujuh mus}h}af selain kelima kota di atas, dikirim juga ke Bahrain dan Yaman.27 C. Usaha Lanjutan Pemeliharaan al-Qur’an Pasca al-Khulafa> al- Ra>syidu>n Berbeda dengan nasib kitab-kitab suci terdahulu (yang keaslian dan keorisinilannya tidak terjaga), al-Qur’an diakui oleh banyak sarjana sebagai kitab suci yang keasliannya terjaga dengan sempurna. Bakat menghafal yang luar biasa pada bangsa Arab, kesungguhan generasi Sahabat Nabi dan generasi-generasi berikutnya menghafal al-Qur’an di luar kepala, adanya pencatatan dan pendekumentasian ayat-ayat al-Qur’an setiap kali turun, setengah tahun setelah wafatnya Nabi, Abu> Bakar memerintahkan panitia yang dipimpin oleh Zai>d bin S|a>bit untuk menghimpun dan membukukan al-Qur’an, kemudian diperbanyak naskahnya pada masa Khalifah ‘Usma>n bin ‘Affa>n. Semua itu telah membuahkan prestasi yang unik dalam sejarah tentang pemeliharaannya dengan sempurna keaslian al-Qur’an. kendati telah terjadi perpecahan dan peperangan sesama umat Islam, al-Qur’an mereka tetap satu, tidak berbeda, dari dulu sampai sekarang, dan insya Allah sampai akhir zaman.28 Setelah periode Khalifah ‘Usma>n, pemeliharaan al-Qur’an di kalangan umat Islam semakin diperketat dengan sangat teliti dan hati-hati. Naskah-naskah al-Qur’an yang dikirim ke negara-negara Islam pada masa pemerintahannya, disalin kembali oleh umat Islam dengan penuh kehati-hatian dengan tulisan yang lebih indah dan rapi sesuai dengan perkembangan khat} Arab.29 28Mardan,AL-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh , h. 72-73. 29Mardan,AL-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh , h. 74
  • 13. 13 Dari beberapa naskah yang dikirim ‘Usma>n bin ‘Affa>n, umat Islam menyalin al-Qur’an untuk mereka masing-masing dengan teliti dan cermat. Suatu contoh, ‘Abd al-‘Azi>z bin Marwa>n, Gubernur Mesir setelah menulis mus}h}af, menjanjikan memberikan seekor kuda dan uang sebanyak 30 dinar kepada siapa yang bisa menunjukkan sesuatu kesalahan dalam tulisannya. Di antara pemeriksa itu ada seorang qa>ri> yang dapat menunjukkan suatu kesalahan, yaitu kata ‘na’jah’ padahal sebenarnya ‘naj’ah’.30 Penyalinan terhadap mus}h}af ‘usma>ni> dilakukan sangat pesat sekali. Suatu riwayat mengatakan bahwa ketika peperangan antara ‘Ali> dan Mu’a>wiyah, jumlah mus}h}af yang diangkat di atas tombak ada 300 buah, meskipun pada waktu itu penyalinan dilakukan dengan tulisan tangan saja. Ini menunjukkan betapa pesat perkembangan jumlah mus}h}af. Allah swt. berkehendak untuk menyiarkan Kitab-Nya di seluruh penjuru dunia dengan perantara percetakan. Seperti halnya penulisan al-Qur’an, percetakan al-Qur’an itu juga mengalami fase-fase perbaikan. Al-Qur’an pertama kali dicetak di Venesia (Bunduqiyah) pada tahun 1530 M. Tetapi ketika cetakan al-Qur’an penguasaan gereja mengeluarkan perintah untuk memusnahkan al- Qur’an itu. Kemudian Hinkelmenn melakukan percetakan al-Qur’an di kota Hamburg tahun 1694 M. Kemudian diiringi oleh Marrocci dengan mencetaknya di Padone pada tahun 1698 M. kemudian muncul cetakan pertama secara Islam dilaksnakan oleh Maulaya ‘Usma>n di St. Petersbaurg, Rusia pada tahun 1873 M, seperti itu juga dilakukan di Qazan. Di Iran terjadi percetakan dua kali, tahun 1928 M di Taheran dan pada tahun 1833 M Tibriz Flugel mencetak al-Qur’an di Leipzig pada tahun 1834 M.31 30Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’I, Ulum al-Qur’an h. 87. 31Ahmad Syadali, Ahmad Rafi’I, Ulum al-Qur’an , h. 87-88.
  • 14. 14
  • 15. 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan beberapa poin: 1. Di kalangan Ulama, terminologi pengumpulan al-Qur’an (jam’ al- Qur’a>n) memiliki dua konotasi, yaitu konotasi penghafalan al- Qur’an dan konotasi penulisannya secara keseluruhan. 2. Pada masa Abu Bakar, penulisan al-Qur’an dilakukan karena kekhawatiran sirnanya al-Qur’an dari syahidnya beberapa penghafal al-Qur’an pada perang Yama>mah. Sedangkan pada masa Usman bin Affan, penulisan al-Qur’an dilakukan karena terjadinya banyak perselisihan di dalam cara membaca al-Qur’an (qira>at).
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Syihab, Quraish. Membumikan al-Qur’an. Cet. XII; Bandung: Mizan, 2001. al-Zarqa>ni>, Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}i>m. Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. t.t, Da>r al-Kita>b al-’Arabi>, t.th. Abdurrahman, Hafidz. Ulumul Qur’an Praktis, Idea Pustaka Utama, Bogor, 2003. Khali>fah, Ibra>hi>m ‘Abd al-Rahma>n. Al-Mausu>’ah al-Qur’a>niyyah al- Mutakhas}s}is}ah. Kairo: Al-Majlis al-A’la> li al-Syuu>n al- Isla>miyyah. 2006. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Ed. Revisi. Surabaya: Mahkota, 1989. Mardan. Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami Alqura>n Secara Utuh. Jakarta: Pustaka MAPAN, 2009. Watt, W. Montgomery. Bell’s Introduction to the Qura’n. Terj. Taufik Adnan Amal. Richard Bell Pengantar Studi al-Qur’an. Ed. 1, Cet. II; Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1995. Amal, Taufik Adnan. Rekosntruksi Sejarah Alqura>n. Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama, 2001 Ma’rifat, Muhammad Hadi,Sejarah Al-Qur’a<n, terj.ThohaMusawa.Cet. II, Jakarta: Al-Huda, 2007. Al-Qattan, Manna’, Mabahis fi Ulum Al-Qur’a<n,t.t Mansyuriah al Haditsah Syadali, Ahmad. Rafi’I, Ahmad. ‘Ulum Alqura>n. Cet.II, Bandung: Pustaka Setia, 2000.