SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Pesta tengah malam




        Purwokerto sangat panas hari ini. Oliv Cuma
pake’ baju singlet di kamarnya yang sumpek. Rene, adik
kelas sekaligus teman sekamar Oliv dari tadi nyalain
kipas angin sambil baca komik. Kiki menggedor tembok
disamping ranjangnya. Oliv yang lagi baca novel “Laskar
Pelangi” udah apal dengan bunyi ini. Dia segera
membalas menggedor tembok. “Liv, keluar yuk” Kiki
melemparkan surat pendek melalui lubang kecil di
samping kasurnya. Oliv menjawab
“Aku takut sama bu Encin” sambil menyodorkan
kembali kertas Kiki.
“Gerah banget nih, ke lantai atas yuk! Ke ruang jemur
pakaian” Kiki memaksa lipatan kertas kecil itu masuk
kembali ke kamar Oliv.

         Oliv tak kuasa menolak, di bawanya novel yang
belum kelar dibaca keluar kamar. Oliv sedikit mengintip
dari pintu kamarnya, barangkali bu Encin masih keliling
kamar. “Ki, ayo!” bisik Oliv di depan pintu kamar Kiki.
Kiki keluar kamar, dia mengenakan kaos tank top warna
shocked pink dan sandal boneka piggy. “ Bawa apaan
lu?” Tanya Kiki. “Novel” jawab Oliv singkat. “Bentar, gue
mau bawa sesuatu…” jawab Kiki sambil masuk kembali
ke kamarnya. “ Taraaaaa!” Kiki membawa termos, dua



                           1
buah cangkir, dan satu keripik kentang kemasan jumbo.
“Let’s get party!” seru Kiki gembira.
         Oliv dan Kiki naik ke lantai atas gedung asrama
putri. Langit cerah dan bintang bertebaran di angkasa.
Bulan tampak sempurna. Sinarnya terang menyapa dua
gadis manis yang sedang asyik memakan keripik
kentang sambil cekakak cekikik. “Ki…, lihat tuh! Ada
bintang jatuh! Ya Tuhan! Balikin Aldo padakuuuuu!” Oliv
teriak sekeras-kerasnya sambil menengadahkan
tangannya. “Lu make a wish gak Ki?” Tanya Oliv. “Ya Iya
lah…, gue make a wish supaya menang lomba basket
antar sekolah besok” “Wuiiiih, cieeeeeee”
“biasa aja lagi! Lebay banget sih!” Kiki risih sama
tingkah laku Oliv yang too much. “Kira-kira do’a gue
terkabul gak ya ki?”
“Kayaknya enggak, orang yang teraniaya itu yang
do’anya banyak dikabulkan!” jawab Kiki singkat sambil
menggelitik perut Oliv. Oliv kegelian sambil guling-
guling di lantai. “STOP! Jangan aniaya gue dong!” Oliv
terengah engah. “Udah berdo’a belum?” Tanya Kiki
mencibir. Seringai dari mulutnya membuat hati Oliv
tertekan.
         Kiki menjawil keripik kentangnya. “Lu tahu gak
gue seneng banget lihat langit” kata Kiki, mulutnya
penuh mengunyah sejumput keripik. “Enggak!” jawab
Oliv singkat. “Yeee!” Kiki menusuk pinggang Oliv. “hi hi
hi…. Sewot nih ye” Oliv meledek.
“langit itu indah! Ada tujuh lapisan di atasnya! Kita bisa
melihat bintang, bulan, matahari, awan waah,
indahnya!” seru Kiki.
“Subhanallah!” jawab Oliv.




                            2
“yang lebih penting lagi liv, gue bisa memandang wajah
bapak di sana!” kata Kiki serius.
“dimana?” Oliv penasaran.
“Tuh! Bintang yang paling terang! Itu bapak gue!”
“mana sih? kagak ada bokap lu!” Oliv mendongak lebih
ke atas lagi.
“bego banget sih! ituuuuu loh! Yang kerlipnya paling
menawan! Seolah bapakku sedang tersenyum dan
matanya berkedip padaku!” Kiki menunjuk satu bintang
yang paling terang.
“Ooooo, itu ya!” jawab Oliv.
“Waktu gue kecil, bapak selalu mengajakku keluar
rumah jika langit terang dan tidak hujan. Beliau bilang,
ada satu bintang yang paling terang, itu bintang bapak.
Yang kecil di sebelahnya, itu bintang gue. Sampai
sekarang kalau gue kangen bapak, gue selalu pandangi
bintang itu”
“Bapak sudah pergi menembus langit ke tujuh bertemu
sang penciptanya”
“gue jadi terharu nih” Oliv meneguk secangkir kopi.
“Bapak gue udah meninggal sejak gue masih SMP. Gue
kangen Liv” Kiki menyeka air matanya yang sudah
tumpah.
“Ah, udah deh, jangan inget yang sedih-sedih…., gue
jadi kangen ayah juga nih”
“Kita nyanyi-nyanyi aja yuuuuk” Kiki memberi ide.
“Di malam yang sesunyi ini…., ku sendiri…, tiada yang
menemani….” Oliv langsung bernyanyi, di barengi Kiki,
Oliv pake’ suara satu, Kiki pake’ suara kucing, he he he

        “Tolooooong! Toloooong!” tiba-tiba terdengar
teriakan dari lantai satu. Oliv dan Kiki yang tengah


                           3
konser dadakan di lantai atas langsung terlonjak kaget.
Oliv meneguk kopinya sekali lagi. “Ada apaan tuh?” Oliv
bertanya pada Kiki. “mene ketehe!” sahut Kiki. Oliv dan
Kiki langsung ngibrit ke bawah. Oliv nabrak jemuran
kayu dan ada BH nyangkut di wajahnya. Oliv lalu
membuangnya sembarangan.
Sampai di lantai dua, Oliv keheranan karena kamarnya
sudah sesak dipenuhi anak-anak. “Ada apaan nih?”
Tanya Oliv penasaran. Meskipun belum ada yang
menjawab Oliv lalu menerobos masuk kamar. Ya
Ampun! Rene kesurupan! Dia menendang segala barang
dalam ruangan itu. Oliv mendekap radio transistor milik
pak Jaya yang sering dipinjemnya, lalu meletakkannya di
pinggir ranjang.
Mata Rene mendelik sambil berteriak-teriak. “Kemana
saja kamu Oliv!” Bu Encin mendelik juga. Oliv ketakutan.
“sa.. saya di lantai atas?” “Ngapain? Bukannya tidur
malah keluyuran! Point 20! Melanggar aturan asrama!”
Bu Encin berteriak sampai urat lehernya mau putus. Oliv
merinding ketakutan. “Aaaaaaaaaaaaa!” Rene masih
terus menendang seperti anak kecil yang tidak dibelikan
permen. “minta makan! Saya minta makan!” suara Rene
seperti suara ibu-ibu setengah baya. Semua anak duduk
dan membaca do’a. Oliv dan Kiki memegang tangan dan
kaki Rene.
         Sudah 2 jam Rene tak sadarkan diri. Bu Encin
mendatangkan “orang pintar” untuk membantu
kesadaran Rene. Rupanya, pas ditinggal Oliv tadi, Rene
pengen ke kantin beli minum, sebelum melewati kantin,
pas di bawah pohon mangga, Rene seperti dipanggil
seorang ibu yang minta makan, karena merasa gak
punya makanan Rene menolak dengan halus. Sepulang


                           4
dari kantin Rene langsung kesurupan. Rene pun diberi
ayam ingkung dan bunga mawar. Dia makan bunga
mawar seperti makan keripik kentang punya Kiki.
Sepertinya enaaaak sekali.
        Oliv jadi merinding, inget kelakuannya kabur
lewat pintu belakang asrama dan ngumpet di bawah
pohon mangga. Rupanya cerita tentang anak yang
gantung diri itu memang benar adanya. Soal percaya
atau tidak, Wallahu alam. Gak tahu deh. Yang jelas, itu
Rene udah kesurupan, jadinya Oliv udah gak mau main-
main lagi dengan pintu belakang asrama.
        Besoknya berita tentang kesurupannya Rene
langsung menyebar luas. Konon kabarnya, kesurupan
sampai menular ke beberapa teman perempuan sekelas
Rene. Wak! Kayak flu burung aja tuh, sehari udah ada 3
korbannya, UKS penuh sesak, tim palang merah nyampe
kewalahan, karena korban terus bertambah. Oliv gak
tahu lagi mesti ngomong apa. Kiki juga manyun doang
melihat keadaan ini. Engel ngomel gak abis-abis. Dia
nyalahin Kiki dan Oliv, melanggar aturan itu hukumnya
haram buatnya. Erly wajahnya pucat pasi. Dia takut
ketularan juga.
        Sekolah dibubarkan. Anak-anak senang bukan
kepalang. Artinya pulang lebih awal. Ada yang udah
rencana mau ngabur ke mall, ada yang mau nge date,
ada yang mau nge game di rental PS. Kiki dan Oliv
belum ada rencana pulang ke asrama, mereka masih
syok masuk ke kamar. Engel niatan mau mencari “orang
yang lebih pintar” dari “orang pintar” yang disewa bu
Encin. Erly dengan senang hati ingin mendadak jadi
ingin ngebantuin mamanya jualan kue apem. “Jangan
keluyuran! Diam di rumah dan berdoa, kita pulang lebih


                          5
wal bukan untuk main. Tapi belajar di rumah. Sebab
suasana sekolah sedang tidak mendukung KBM. Barang
siapa yang tidak langsung pulang ke rumah, niscaya
akan ikut kesurupan juga!” Pak Hadi memberi
peringatan, setengah mengancam, setengah menuduh.
Seolah dia tahu rencana anak-anak. Anak-anak pun
bergidik,ngeper juga sama ancemannya Pak Hadi, sang
asisten guru. Belum jadi guru aja gualaknya minta
ampun. Gimana entar kalo’ dah jadi kepala sekolah. Hi
hi hi….
         Akhirnya “orang pintar yang lebih pintar”
datang ke sekolah atas panggilan Engel. “Ibu, bapak,
apakah di asrama ini sering diadakan perkumpulan
pengajian, atau doa bersama?” Tanya orang pintar,
yang ternyata bernama pak Kushendi. “Beberapa waktu
memang kami adakan pak, namun, lambat laun,
pesertanya terus berkurang” Bu Encin member
penjelasan. “Ibu, ada baiknya kegiatan itu diadakan lagi,
supaya tidak ada siswa yang pikirannya kosong, lalu
dimasuki setan” kata pak Kushendi dengan nada bicara
yang santun. “Mari kita kumpulkan anak-anak, lalu kita
membaca ayat suci bersama, kita berdoa supaya selalu
dilindungi Allah, dan dihindarkan dari godaan setan”,
pak Kushendi memberikan saran, yang langsung diikuti
oleh semua penghuni asrama. Mereka membawa
AlQurannya masing-masing, kemudian membaca surat
Yasin bersama. Setelah itu pak Kushendi me rukyat para
siswa yang kesurupan. Dan Alhamdulillah, semua
langsung sadar. Ternyata pak Kushendi memang orang
pintar, sebab setelah seharian me rukyat para siswa, dia
lalu minum jamu tolak angin. Hi hi hihi…




                           6
Seminggu berlalu, peristiwa kesurupan cukup
jadi pengalaman Rene dan korban lainnya saja. Oliv
sama sekali tak tertarik. Dia cukup sebagai saksi, bahwa
ada makhluk di dunia ini yang sering nyasar masuk ke
jiwa manusia, terutama jiwa yang kosong. Hhhhh…,
untung semua udah kembali normal, tapi, semua
peristiwa itu memberikan pengalaman baru buat Oliv.
Pengalaman mistik. Boleh mengangguk atau mendelik.
Perkara klenik memang sulit ditelisik. Apalagi kalau kita
belum punya trik, buat kau klik. Bukan soal magic, tapi
asyik……hihihi




                           7

More Related Content

What's hot (19)

Alvin dan telepon ajaib edit pashya
Alvin dan telepon ajaib edit pashyaAlvin dan telepon ajaib edit pashya
Alvin dan telepon ajaib edit pashya
 
Tragedi di Hari Sabtu
Tragedi di Hari SabtuTragedi di Hari Sabtu
Tragedi di Hari Sabtu
 
CERPEN (H-2 UJIAN NASIONAL)
CERPEN (H-2 UJIAN NASIONAL)CERPEN (H-2 UJIAN NASIONAL)
CERPEN (H-2 UJIAN NASIONAL)
 
Karma
KarmaKarma
Karma
 
Karangan cerpen sendiri
Karangan cerpen sendiriKarangan cerpen sendiri
Karangan cerpen sendiri
 
Tika hujan turun
Tika hujan turunTika hujan turun
Tika hujan turun
 
Aulia
AuliaAulia
Aulia
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Little story in D.S.I
Little story in D.S.ILittle story in D.S.I
Little story in D.S.I
 
Bawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merahBawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merah
 
Tiba tiba
Tiba tibaTiba tiba
Tiba tiba
 
Buku Kumpulan Cerpen: Bening Senja
Buku Kumpulan Cerpen: Bening SenjaBuku Kumpulan Cerpen: Bening Senja
Buku Kumpulan Cerpen: Bening Senja
 
Melakukan petunjuk bi
Melakukan petunjuk biMelakukan petunjuk bi
Melakukan petunjuk bi
 
Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
 
Lost One Love
Lost One LoveLost One Love
Lost One Love
 
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainalAnalisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
 
Cerpen Sixth sense
Cerpen Sixth senseCerpen Sixth sense
Cerpen Sixth sense
 
Ika r (po)
Ika r (po)Ika r (po)
Ika r (po)
 
Robohnya Surau Kami
Robohnya Surau KamiRobohnya Surau Kami
Robohnya Surau Kami
 

Similar to Pesta tengah malam di atap asrama

Serial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bis
Serial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bisSerial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bis
Serial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bisTenia Wahyuningrum
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat raka
Serial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat rakaSerial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat raka
Serial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat rakaTenia Wahyuningrum
 
Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10Wibowo Kusuma
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentineSerial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentineTenia Wahyuningrum
 
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)Arvinoor Siregar SH MH
 
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat IstrikuCerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istrikuchristineong2212
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkusela apriyani
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay
Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubaySerial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay
Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubayTenia Wahyuningrum
 

Similar to Pesta tengah malam di atap asrama (13)

Puisi untuk tuhan
Puisi untuk tuhanPuisi untuk tuhan
Puisi untuk tuhan
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bis
Serial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bisSerial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bis
Serial Oliv Buku 3 Bab 1 :Gadis manis dalam bis
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat raka
Serial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat rakaSerial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat raka
Serial Oliv Buku 3 Bab 2 : Secercah harapan buat raka
 
Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10
 
Kenangan
KenanganKenangan
Kenangan
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentineSerial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine
 
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
 
Lifeline
LifelineLifeline
Lifeline
 
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat IstrikuCerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahku
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay
Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubaySerial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay
Serial Oliv Buku 3 Bab 3: Selai ubay
 
Cerpen niana
Cerpen nianaCerpen niana
Cerpen niana
 

More from Tenia Wahyuningrum (20)

Measuring User Experience
Measuring User ExperienceMeasuring User Experience
Measuring User Experience
 
Populasi dan sampel dalam penelitian HCI
Populasi dan sampel dalam penelitian HCIPopulasi dan sampel dalam penelitian HCI
Populasi dan sampel dalam penelitian HCI
 
10th heuristic evaluation
10th heuristic evaluation10th heuristic evaluation
10th heuristic evaluation
 
Good vs bad design
Good vs bad designGood vs bad design
Good vs bad design
 
Media sosial untuk pembelajaran
Media sosial untuk pembelajaranMedia sosial untuk pembelajaran
Media sosial untuk pembelajaran
 
4th human factors (2)
4th human factors (2)4th human factors (2)
4th human factors (2)
 
Human factors
Human factorsHuman factors
Human factors
 
Historical Context of HCI
Historical Context of HCIHistorical Context of HCI
Historical Context of HCI
 
Trends in Human Computer Interaction
Trends in Human Computer InteractionTrends in Human Computer Interaction
Trends in Human Computer Interaction
 
Good data, for better life
Good data, for better lifeGood data, for better life
Good data, for better life
 
Teori pnp
Teori pnpTeori pnp
Teori pnp
 
Plagiarisme
PlagiarismePlagiarisme
Plagiarisme
 
Struktur data & computer trends 2015 2016
Struktur data & computer trends 2015 2016Struktur data & computer trends 2015 2016
Struktur data & computer trends 2015 2016
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Research method
Research methodResearch method
Research method
 
Basic research
Basic researchBasic research
Basic research
 
Pengenalan android
Pengenalan androidPengenalan android
Pengenalan android
 
Mobile programming pendahuluan
Mobile programming pendahuluanMobile programming pendahuluan
Mobile programming pendahuluan
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
 

Pesta tengah malam di atap asrama

  • 1. Pesta tengah malam Purwokerto sangat panas hari ini. Oliv Cuma pake’ baju singlet di kamarnya yang sumpek. Rene, adik kelas sekaligus teman sekamar Oliv dari tadi nyalain kipas angin sambil baca komik. Kiki menggedor tembok disamping ranjangnya. Oliv yang lagi baca novel “Laskar Pelangi” udah apal dengan bunyi ini. Dia segera membalas menggedor tembok. “Liv, keluar yuk” Kiki melemparkan surat pendek melalui lubang kecil di samping kasurnya. Oliv menjawab “Aku takut sama bu Encin” sambil menyodorkan kembali kertas Kiki. “Gerah banget nih, ke lantai atas yuk! Ke ruang jemur pakaian” Kiki memaksa lipatan kertas kecil itu masuk kembali ke kamar Oliv. Oliv tak kuasa menolak, di bawanya novel yang belum kelar dibaca keluar kamar. Oliv sedikit mengintip dari pintu kamarnya, barangkali bu Encin masih keliling kamar. “Ki, ayo!” bisik Oliv di depan pintu kamar Kiki. Kiki keluar kamar, dia mengenakan kaos tank top warna shocked pink dan sandal boneka piggy. “ Bawa apaan lu?” Tanya Kiki. “Novel” jawab Oliv singkat. “Bentar, gue mau bawa sesuatu…” jawab Kiki sambil masuk kembali ke kamarnya. “ Taraaaaa!” Kiki membawa termos, dua 1
  • 2. buah cangkir, dan satu keripik kentang kemasan jumbo. “Let’s get party!” seru Kiki gembira. Oliv dan Kiki naik ke lantai atas gedung asrama putri. Langit cerah dan bintang bertebaran di angkasa. Bulan tampak sempurna. Sinarnya terang menyapa dua gadis manis yang sedang asyik memakan keripik kentang sambil cekakak cekikik. “Ki…, lihat tuh! Ada bintang jatuh! Ya Tuhan! Balikin Aldo padakuuuuu!” Oliv teriak sekeras-kerasnya sambil menengadahkan tangannya. “Lu make a wish gak Ki?” Tanya Oliv. “Ya Iya lah…, gue make a wish supaya menang lomba basket antar sekolah besok” “Wuiiiih, cieeeeeee” “biasa aja lagi! Lebay banget sih!” Kiki risih sama tingkah laku Oliv yang too much. “Kira-kira do’a gue terkabul gak ya ki?” “Kayaknya enggak, orang yang teraniaya itu yang do’anya banyak dikabulkan!” jawab Kiki singkat sambil menggelitik perut Oliv. Oliv kegelian sambil guling- guling di lantai. “STOP! Jangan aniaya gue dong!” Oliv terengah engah. “Udah berdo’a belum?” Tanya Kiki mencibir. Seringai dari mulutnya membuat hati Oliv tertekan. Kiki menjawil keripik kentangnya. “Lu tahu gak gue seneng banget lihat langit” kata Kiki, mulutnya penuh mengunyah sejumput keripik. “Enggak!” jawab Oliv singkat. “Yeee!” Kiki menusuk pinggang Oliv. “hi hi hi…. Sewot nih ye” Oliv meledek. “langit itu indah! Ada tujuh lapisan di atasnya! Kita bisa melihat bintang, bulan, matahari, awan waah, indahnya!” seru Kiki. “Subhanallah!” jawab Oliv. 2
  • 3. “yang lebih penting lagi liv, gue bisa memandang wajah bapak di sana!” kata Kiki serius. “dimana?” Oliv penasaran. “Tuh! Bintang yang paling terang! Itu bapak gue!” “mana sih? kagak ada bokap lu!” Oliv mendongak lebih ke atas lagi. “bego banget sih! ituuuuu loh! Yang kerlipnya paling menawan! Seolah bapakku sedang tersenyum dan matanya berkedip padaku!” Kiki menunjuk satu bintang yang paling terang. “Ooooo, itu ya!” jawab Oliv. “Waktu gue kecil, bapak selalu mengajakku keluar rumah jika langit terang dan tidak hujan. Beliau bilang, ada satu bintang yang paling terang, itu bintang bapak. Yang kecil di sebelahnya, itu bintang gue. Sampai sekarang kalau gue kangen bapak, gue selalu pandangi bintang itu” “Bapak sudah pergi menembus langit ke tujuh bertemu sang penciptanya” “gue jadi terharu nih” Oliv meneguk secangkir kopi. “Bapak gue udah meninggal sejak gue masih SMP. Gue kangen Liv” Kiki menyeka air matanya yang sudah tumpah. “Ah, udah deh, jangan inget yang sedih-sedih…., gue jadi kangen ayah juga nih” “Kita nyanyi-nyanyi aja yuuuuk” Kiki memberi ide. “Di malam yang sesunyi ini…., ku sendiri…, tiada yang menemani….” Oliv langsung bernyanyi, di barengi Kiki, Oliv pake’ suara satu, Kiki pake’ suara kucing, he he he “Tolooooong! Toloooong!” tiba-tiba terdengar teriakan dari lantai satu. Oliv dan Kiki yang tengah 3
  • 4. konser dadakan di lantai atas langsung terlonjak kaget. Oliv meneguk kopinya sekali lagi. “Ada apaan tuh?” Oliv bertanya pada Kiki. “mene ketehe!” sahut Kiki. Oliv dan Kiki langsung ngibrit ke bawah. Oliv nabrak jemuran kayu dan ada BH nyangkut di wajahnya. Oliv lalu membuangnya sembarangan. Sampai di lantai dua, Oliv keheranan karena kamarnya sudah sesak dipenuhi anak-anak. “Ada apaan nih?” Tanya Oliv penasaran. Meskipun belum ada yang menjawab Oliv lalu menerobos masuk kamar. Ya Ampun! Rene kesurupan! Dia menendang segala barang dalam ruangan itu. Oliv mendekap radio transistor milik pak Jaya yang sering dipinjemnya, lalu meletakkannya di pinggir ranjang. Mata Rene mendelik sambil berteriak-teriak. “Kemana saja kamu Oliv!” Bu Encin mendelik juga. Oliv ketakutan. “sa.. saya di lantai atas?” “Ngapain? Bukannya tidur malah keluyuran! Point 20! Melanggar aturan asrama!” Bu Encin berteriak sampai urat lehernya mau putus. Oliv merinding ketakutan. “Aaaaaaaaaaaaa!” Rene masih terus menendang seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen. “minta makan! Saya minta makan!” suara Rene seperti suara ibu-ibu setengah baya. Semua anak duduk dan membaca do’a. Oliv dan Kiki memegang tangan dan kaki Rene. Sudah 2 jam Rene tak sadarkan diri. Bu Encin mendatangkan “orang pintar” untuk membantu kesadaran Rene. Rupanya, pas ditinggal Oliv tadi, Rene pengen ke kantin beli minum, sebelum melewati kantin, pas di bawah pohon mangga, Rene seperti dipanggil seorang ibu yang minta makan, karena merasa gak punya makanan Rene menolak dengan halus. Sepulang 4
  • 5. dari kantin Rene langsung kesurupan. Rene pun diberi ayam ingkung dan bunga mawar. Dia makan bunga mawar seperti makan keripik kentang punya Kiki. Sepertinya enaaaak sekali. Oliv jadi merinding, inget kelakuannya kabur lewat pintu belakang asrama dan ngumpet di bawah pohon mangga. Rupanya cerita tentang anak yang gantung diri itu memang benar adanya. Soal percaya atau tidak, Wallahu alam. Gak tahu deh. Yang jelas, itu Rene udah kesurupan, jadinya Oliv udah gak mau main- main lagi dengan pintu belakang asrama. Besoknya berita tentang kesurupannya Rene langsung menyebar luas. Konon kabarnya, kesurupan sampai menular ke beberapa teman perempuan sekelas Rene. Wak! Kayak flu burung aja tuh, sehari udah ada 3 korbannya, UKS penuh sesak, tim palang merah nyampe kewalahan, karena korban terus bertambah. Oliv gak tahu lagi mesti ngomong apa. Kiki juga manyun doang melihat keadaan ini. Engel ngomel gak abis-abis. Dia nyalahin Kiki dan Oliv, melanggar aturan itu hukumnya haram buatnya. Erly wajahnya pucat pasi. Dia takut ketularan juga. Sekolah dibubarkan. Anak-anak senang bukan kepalang. Artinya pulang lebih awal. Ada yang udah rencana mau ngabur ke mall, ada yang mau nge date, ada yang mau nge game di rental PS. Kiki dan Oliv belum ada rencana pulang ke asrama, mereka masih syok masuk ke kamar. Engel niatan mau mencari “orang yang lebih pintar” dari “orang pintar” yang disewa bu Encin. Erly dengan senang hati ingin mendadak jadi ingin ngebantuin mamanya jualan kue apem. “Jangan keluyuran! Diam di rumah dan berdoa, kita pulang lebih 5
  • 6. wal bukan untuk main. Tapi belajar di rumah. Sebab suasana sekolah sedang tidak mendukung KBM. Barang siapa yang tidak langsung pulang ke rumah, niscaya akan ikut kesurupan juga!” Pak Hadi memberi peringatan, setengah mengancam, setengah menuduh. Seolah dia tahu rencana anak-anak. Anak-anak pun bergidik,ngeper juga sama ancemannya Pak Hadi, sang asisten guru. Belum jadi guru aja gualaknya minta ampun. Gimana entar kalo’ dah jadi kepala sekolah. Hi hi hi…. Akhirnya “orang pintar yang lebih pintar” datang ke sekolah atas panggilan Engel. “Ibu, bapak, apakah di asrama ini sering diadakan perkumpulan pengajian, atau doa bersama?” Tanya orang pintar, yang ternyata bernama pak Kushendi. “Beberapa waktu memang kami adakan pak, namun, lambat laun, pesertanya terus berkurang” Bu Encin member penjelasan. “Ibu, ada baiknya kegiatan itu diadakan lagi, supaya tidak ada siswa yang pikirannya kosong, lalu dimasuki setan” kata pak Kushendi dengan nada bicara yang santun. “Mari kita kumpulkan anak-anak, lalu kita membaca ayat suci bersama, kita berdoa supaya selalu dilindungi Allah, dan dihindarkan dari godaan setan”, pak Kushendi memberikan saran, yang langsung diikuti oleh semua penghuni asrama. Mereka membawa AlQurannya masing-masing, kemudian membaca surat Yasin bersama. Setelah itu pak Kushendi me rukyat para siswa yang kesurupan. Dan Alhamdulillah, semua langsung sadar. Ternyata pak Kushendi memang orang pintar, sebab setelah seharian me rukyat para siswa, dia lalu minum jamu tolak angin. Hi hi hihi… 6
  • 7. Seminggu berlalu, peristiwa kesurupan cukup jadi pengalaman Rene dan korban lainnya saja. Oliv sama sekali tak tertarik. Dia cukup sebagai saksi, bahwa ada makhluk di dunia ini yang sering nyasar masuk ke jiwa manusia, terutama jiwa yang kosong. Hhhhh…, untung semua udah kembali normal, tapi, semua peristiwa itu memberikan pengalaman baru buat Oliv. Pengalaman mistik. Boleh mengangguk atau mendelik. Perkara klenik memang sulit ditelisik. Apalagi kalau kita belum punya trik, buat kau klik. Bukan soal magic, tapi asyik……hihihi 7